• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Sentra Industri Kecil Sektor Pangan Tahun 2005-2010 Di Kabupaten Bantul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Sentra Industri Kecil Sektor Pangan Tahun 2005-2010 Di Kabupaten Bantul"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

401

Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Sentra Industri Kecil Sektor Pangan Tahun 2005-2010 di Kabupaten Bantul

Christian Yogyana Paramatattwa cparamatattwa@gmail.com

Sri Rahayu Budiani ani_srirahayu@ugm.ac.id

Abstract

Analysis in this reseach done between 2005 and 2010. Purpose of this study: 1). To determine the level of labour productivity growth, 2). determine the comparative levels of labour productivity growth from small food industry sector when compared with other industrial sectors,3). to know which the food industry sub-sector become basis sector in terms of production value and number workers absorbed in the district. Calculation of productivity labour done by comparing output value produced with number of workers who work in the industry. Whereas search excellence the industrial sector used the LQ formula. The results showed the value of labour productivity in the food industry sector always grow up. The average value of labour productivity from small food industry sector comes at second best. Food industrial is consistentexcellence in produce Productivity value and worker absorb are krecek industryin the District Pleret, tofu industryin the District Banguntapan.

Keywords : labour produktivity, basis sector, production value, worked absorbed

Abstrak

Analisis dalam penelitian ini dilakukan tahun 2005-2010. Tujuan penelitian ini adalah 1). Mengetahui perkembangan produktivitas tenaga kerja,2).Mengetahui perbandingan tingkat perkembangan produktivitas tenaga kerja sentra industri kecil sektor pangan dengan sentra industri sektor lainnya, 3). Mengetahui subsektor industri pangan yang unggul dalam menghasilkan nilai produksi dan menyerap tenaga kerja. Perhitungan produktivitas tenaga kerja adalah dengan membandingan nilai produksi yang dihasilkan dengan jumlah TK yang berkerja. Rumus LQ digunakan untuk mencari sektor industri yang unggul dalam menyerap tenaga kerja dan menghasilkan nilai produksi. Hasil penelitian menunjukkan nilai produktivitas tenaga kerja sentra industri sektor pangan di Kabupaten Bantul grafiknya selalu meningkat, dengan rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja masih dibawah sentra industri kecil sektor logam dan elektronika. Subsektor industri

(2)

402

yang konsisten unggul dalam menghasilkan nilai produksi dan menyerap tenaga kerja adalah subsektor industri krecek di Pleret dan tahu di Banguntapan.

Kata Kunci : produktivitas tenaga kerja, sektor unggulan, nilai produksi, penyerapan tenaga kerja

PENDAHULUAN

Mengembangkan industri kecil setidaknya merupakan cara yang efektif untuk memperluas lapangan pekerjaan dan mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia baik di daerah pedesaan maupun daerah perkotaan. Industri merupakan salah satu contoh aktivitas atau interaksi antara aspek fisik (sumberdaya alam) dan non fisik (sumberdaya manusia). Keberadaan industri disuatu daerah dapat dipengaruhi oleh faktor keberadaan sumberdaya alam dan faktor sumberdaya manusia di daerah tersebut. Sumberdaya alam adalah sebagai penyedia bahan baku ataupun

bahan pelengkap (input operasional).Sumberdaya manusia berperan dalam proses operasional industri tersebut, tanpa adanya sumberdaya manusia yang memadai, maka suatu industri akan sulit berkembang. Peran serta tenaga kerja didalam menghasilkan sesuatu dari kerja yang dilakukan disebut dengan produktivitas tenaga kerja.

Bantul merupakan salah satu Kabupaten dengan jumlah unit usaha industri kecil yang relatif banyak dan setiap tahun jumlahnya selalu bertambah. Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Bantul yang membantu perkembangan dari sektor-sektor industri kecil adalah

pembentukan spesialisasi (sentralisasi) industri pada daerah-daerah tertentu.

  Sentra industri kecil sektor

pangan Kabupaten Bantul merupakan sentra industri yang jumlahnya paling banyak bila dibandingkan dengan sentra industri kecil sektor lainnya dan keadaan tersebut berbanding lurus dengan angka nilai investasi dan nilai produksi yang juga relatif tinggi.

Keseluruhan jenis sektor industri pangan yang terdapat pada sentra industri di Kabupaten Bantul tersebut terbagi dalam dua jenis, yaitu sektor industri basis atau sektor industri pangan yang menjadi unggulan dan sektor industri non basis atau non unggulan.

Selama ini yang menjadi kendala dari kinerja tenaga kerja industri kecil di Indonesia secara keseluruhan adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia dari tenaga kerja itu sendiri, seperti dalam hal manajemen, berorganisasi, dan penguasaan tekonologi. Adanya hubungan yang berkesinambungan antara perkembangan suatu sektor industri dengan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia atau tenaga kerja menjadi dasar perhitungan produktivitas tenaga kerja. Tenaga kerja sangat berperan dalam proses operasional suatu industri dalam menghasilkan suatu produk. Jika produktivitas tenaga kerja di suatu industri itu tinggi, maka keluaran hasil produksi di industri tersebut juga akan

(3)

403

tinggi, sehingga hal tersebut sangat menunjang perkembangan industri itu sendiri. Fakta inilah yang menunjukkan bagaimana menariknya mengamati tingkat produktivitas tenaga kerja pada sentra industri kecil yang berada di Kabupaten Bantul khususnya sektor pangan.

Masih banyak industri kecil di Indonesia yang belum optimal dalam menghasilkan nilai produksi dan menyerap tenaga kerja. Hal tersebut yang menjadi dasar perhitungan sektor unggulan dan non unggulan dari setiap jenis unit industri sektor pangan yang berada pada setiap sentra industri kecil di Kabupaten Bantul dalam menghasilkan nilai produksi atau menyerap tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui tingkat

perkembangan produktivitas tenaga kerja pada sentra industri kecil sektor pangan di Kabupaten Bantul dari tahun 2005 sampai tahun 2010.

2. Untuk mengetahui perbandingan

perkembangan produktivitas tenaga kerja sentra industri kecil sektor pangan dan non-pangan di Kabupaten Bantul dari tahun 2005 sampai tahun 2010.

3. Untuk dapat mengetahui

subsektor industri pangan apa saja yang menjadi sektor basis atau unggul dalam menghasilkan nilai produksi dan menyerap tenaga kerja.

Industri dalam arti sempit adalah manufaktur atau pembuatan barang-barang yang disebut dengan

produk (Utari,2009). menurut UU No.5 tahun 1984, industri didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang melingkupi pengolahan bahan mentah yang meliputi raw material, barang setengah jadi, atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, serta termasuk rancang bangun dan perekayasaan

industri didalamnya.Aktivitas industri

berbeda dengan aktivitas perdagangan, didalam aktivitas perdagangan tidak terjadi adanya kegiatan mengolah suatu bahan menjadi sebuah produk. Didalam perdagangan hanya terjadi proses jual beli suatu produk antara penjual dan pembeli. Didalam aktivitas perdagangan, penjual atau pedagang hanya berlaku sebagai perantara antara produsen dan konsumen. (Deliarnov, 2007).

DepartemenPerindustrian RI menjelaskan bahwa, sentra industri adalah kelompok perusahaan atau unit industri sejenis yang berada dalam suatu wilayah tertentu berdasarkan produk yang dihasilkan, bahan baku yang digunakan atau jenis dari proses pengerjaannya yang sama. Sedangkan menurut BPS, Industri kecil adalah industri yang melibatkan tenaga kerja yang berjumlah 5 sampai dengan 19 orang.Industri kecil sendiri menurutDepartemen Perindustrian RI adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk nilai

tanah dan bangunan tempat usaha.

Tenaga kerja adalah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan suatu industri, dimana tenaga kerja mempengaruhi besarnya

(4)

bi m in ya be B da da da te m sa pe pe ad da ke K m (b se ba m su ke tin ad ku te pe ke pa di M D in di D di m se iaya input (b mempengaruhi ndustri kecil ang dihasilk ekerja pada Besarnya fakt alam mengha alam suatu alam perhi enaga kerja merupakan a angat pent erusahaan, sa engukuran pro dalah digunak an mendorong Dari s ecil sektor p Kabupaten merupakan se

basis) dan ada ektor industr asis). Sektor b menjadi poko uatu daerah euntungan k nggi. Sedang dalah sektor urang berper etapi dapat enunjang perk egiatan sekto ada perkemba idaerah terseb METODE PE

Data yang digu ni adalah idapatkan dar Disperindagkop igunakan d meliputi data emua secto biaya tenaga i pendapata melaluihasil kan oleh ten industri keci tor dari ten asilkan sebua industri dap itungan pro a. Penguku alat manajem ting dalam alah satunya oduktivitas te kan untuk m g efisiensi pro seluruh sentr pangan yang Bantul ad ktor industri a pula yang m ri non ungg basis adalah s ok perekonom karena m kompetitif ya gkan sektor r-sektor lain ran bagi sua

berfungsi kembangan se r non basis b angan dari se but (Syafrizal, ENELITIAN unakan dalam data sekund ri instansi te p. Data seku dalam penel sentra indu or.Dari da 40 kerja) dan an suatu l produksi naga yang il tersebut. naga kerja ah produk at terukur oduktivitas uran ini men yang m suatu peran dari enaga kerja menganalisa oduksi. ra industri berada di da yang unggulan merupakan gulan (non sektor yang mian dari mempunyai ang cukup non basis nnya yang atu daerah sebagai ektor basis, bergantung ektor basis , 2008). m penelitian der yang rkait yaitu under yang litian ini ustri kecil ata yang 04 diperoleh, digunakan perhitungan kerja. Dua data jumlah produksi d yang digun Unsur nila tolak ukur dihasilkan Teknik p penelitian tenaga kerj Sedangkan untuk mene dari seluru pangan yan adalah vari tenaga k industridari sektor indu dengan rum Ana pada pene deskriptif Analisis d menjelaska dari obye ditentukan. digunakan hasil peng penelitian penelitian l Produktivitas Tenaga Kerj

diambil dua untuk mela n produktiv a variabel te h tenaga kerja dari setiap s nakan dalam o ai produksi r dari hasil p oleh tenaga k pengolahan analisis a ini menggun n variabel yan entukan subse uh sentra in ng ada di Kab iabel nilai pro erja, dan i setiap jenis ustri pangan mus LQ. alisis data ya elitian ini ad dan analisi deskriptif dig an hasil pen ek penelitian . Dan analis untuk m golahan data yang satu d lainnya. ja= variabel yan akukan prose vitas tenag ersebut adala a dan data nila sektor industr obyek pelitian disini sebaga produksi yan kerja. data dalam produktivita nakan rumus: ng dibutuhka ektor unggula ndustri sekto bupaten Bantu oduksi, jumla jumlah un subsektor da yang dihitun ang dilakuka dalah analisi s komparati gunakan untu ngolahan dat n yang tela sis komparati embandingka a dari obye dengan obye = Rp/ ng es ga ah ai ri n, ai ng m as an an or ul ah nit an ng an is f. uk ta ah if an ek ek /orang/minggu

(5)

405 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kondisi perkembangan sentra industri kecil sektor pangan di Kabupaten Bantul dari Tahun 2005 sampai tahun 2010 dari segi produktivitas tenaga kerjanya. Selain itu, juga akan dibahas mengenai subsektor-subsektor pangan yang menjadi sektor unggulan dari segi nilai produksi dan jumlah tenaga kerja yang terserap pada setiap sentraindustri yang berada pada kecamatan di Kabupaten Bantul. Sentra industri kecil yang berada di Kabupaten Bantul kondisi jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja, dan jumlah nilai produksinya mengalami peningkatan dari tahun ketahun dan meningkat secara drastis di tahun 2007 dan mencapai puncak ditahun 2008. Hanya saja pada tahun 2006 kondisi jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja, dan jumlah nilai

produksisentra industri kecildiKabupatenBantulmenurun

dikarenakanterjadinya bencanagempa yang berdampak cukup buruk bagi perekonomian di Kabupaten Bantul.

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi Sentra Industri Kecil di Kabupaten Bantul Tahun 2010

Sumber: Daftar Sentra Industri Kecil Kabupaten Bantul Tahun 2010

Satu-satunya sentra industri kecil yang konsisten mengalami peningkatan jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja, dan jumlah nilai produksi adalah sektor sandang dan

kulit. Sedangkan sektor yang pertahunnya menghasilkan nilai produksi terbesar adalah sentra industri kecil sektor pangan. Sedangkan sektor industri yang menghasilkan perbandingan nilai produksi tertinggi adalah sektor logam dan elektornika.

Analisa mengenaiproduktivitas tenaga kerja sentra industri kecil sektor pangan ini diterapkan pada jenjang waktu 6 tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai tahun 2010. Dalam jenjang waktu 6 tahun tersebut dapat terlihat bagaimana kondisipeningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pangan yang berada di Kabupaten bantul dengan asumsi nilai satuan

harga suatu produk tetap.Secara

keseluruhan dari tahun 2005 sampai tahun

2010 nilai produktivitas tenaga kerja sentra industri kecil sektor pangan di Kabupaten Bantul selalu mengalami peningkatan. Peningkatan nilai produktivitas tenaga kerja yang terjadi setiap tahun ini dapat dipengaruhi oleh

berkembangnya teknologi yangmempengaruhi proses produksi

dari setiap industri di Kabupaten Bantul. Subsektor industri yang memiliki rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja tertinggi di Kabupaten Bantul adalah subsektor industri tahu di Kecamatan Bantul dengan nilai rata-rata dari tahun 2005 sampai tahun 2010 sebesar Rp.1.733.641,- perminggu. Sedangkan Subsektor industri yang memiliki rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja terendah di Kabupaten Bantul adalah subsektor industri pati ubi kayu di Kecamatan Pundong dengan nilai rata-rata dari tahun 2005 sampai tahun 2010 hanya sebesar Rp. 24.765,- perminggu. Nilai Produksi

Unit Usaha Tenaga Kerja x Rp. 1000.‐

Pangan       658        1.718    52.884.500 Sandang dan Kulit       570        1.142    10.147.100 Kimia dan Bahan Bangunan        2.407        5.764    27.143.960 Logam dan Elektronika       43       155      6.129.500 Kerajinan        1.786        3.765    22.729.300 Jumlah        5.464      12.544 119.034.360 

Jumlah

(6)

pa m ta K in pe ke 20 di in se K S hi ya te in ke se pa 20 lo ra ya R ra se R ke pa Sentra angan adalah memiliki nilai ahun 2005 h Kabupaten Ba ndustri pangan eningkatan ni erja dari tahu 010. Dengan iatas, menun ndustri kecil ektor indust Kabupaten Ban Grafik Produktivitas Di Kabupate

Sumber: Data Sentr T ecara keselur ingga tahun ang memilik enaga kerja di ndustri lainny ecil sektor l erta sentra angan. Pada t 010 sentra ogam dan ele ata nilai prod

ang paling t Rp.724.672,- p

ata nilai prod entra industri Rata-rata nila erja sentra angan sendiri industri ke h sektor indu produksi terti hingga tahun antul, selain n juga selalu m ilai produktiv un 2005 sam n adanya ked njukkan bahw sektor panga tri yang u ntul. Grafik 5.7 s Tenaga Kerja Sentra I

en Bantul Tahun

2005-ra Industri Kecil Kabup Tahun 2005-2010 ruhan dari ta 2010, sekto ki nilai pro atas rata-rata ya adalah sent logam dan e industri kec ahun 2005 hin industri kec ektronika mem duktivitas ten tinggi yakni perminggu d duktivitas ten i kecil sekto ai produktivit industri kec i berada diuru 40 ecil sektor ustri yang inggi sejak n 2010 di itu sektor mengalami itas tenaga mpai tahun dua faktor wa sentra an menjadi unggul di Industri Kecil -2010 paten Bantul ahun 2005 or industri oduktivitas dari sektor tra industri elektronika cil sektor ngga tahun cil sektor miliki rata-naga kerja mencapai diatas rata-naga kerja or pangan. tas tenaga cil sektor utan kedua 06 dengan ni perminggu saja sentra memiliki kerja yang dengan se lainnya. S tercatat m produktivit dari tahun adalah sen sandang da rata nilai hanya perminggu Tin tenaga ke sektor lo menunjukk tenaga ker industri ini hanya mem yang se menghasilk tinggi. Sed yang peningkata kerja ad Peningkata kerja yang dapat berkemban mempenga setiap indu yang s mempermu dilakukan menghasilk kualitasnya Den LQ akan subsektorpa menyerapte ilai sebesar . Hanya pad industri kecil nilai produk paling tinggi entra industri Sentra industr memiliki ra tas tenaga k 2005 hingg ntra industri an kulit yang produktivitas sebesar . ngginya nilai erja sentra ogam dan kan kualitas

rja yang bek i cukup baik, miliki jumlah edikit, teta kan nilai p dangkan sentra konsisten an nilai produk dalah sekt an nilai produ g terjadi set dipengaruh ngnya tekn aruhi proses ustri di Kabu edikit ban udah proses p oleh tenaga kan sebuah a ataupun kuan ngan menggu dapat dilih angan yang enaga kerja Rp.503.695 da tahun 200 l sektor panga ktivitas tenag i dibandingka i kecil sekto ri kecil yan ata-rata nila kerja terenda ga tahun 201 kecil sekto memiliki rata s tenaga kerj Rp.102.484 produktivita industri kec elektronik SDM dar kerja disekto jadi meskipu h tenaga kerj api mamp roduksi yan a industri kec mengalam ktivitas tenag tor pangan uktivitas tenag iap tahun in hi ole nologi yan produksi dar upaten Bantu nyak aka produksi yan a kerja dalam produk bai ntitasnya. unakan analis hat subsektor unggul dalam dan tingka ,- 08 an ga an or ng ai ah 0 or a-ja ,- as il ka ri or un ja pu ng il mi ga n. ga ni eh ng ri ul an ng m ik sa r-m at

(7)

407

perkembangannya dalam kurun waktu dari tahun 2005 hingga tahun 2010.

Dari analisa LQ tenaga kerja terserap yang dilakukan dari tahun 2005 hingga tahun 2010 secara keseluruhan yang meliliki nilai rata-rata LQ tenaga kerja terserap paling tinggi adalah sentra industri kecilsubsektor tahu diKecamatan Banguntapan yang memiliki rata-rata nilai LQ sebesar 2,143. Sedangkan subsektor industri yang meliliki nilai rata-rata LQ tenaga kerja terserap paling rendah adalah subsektor industri tempe di Kecamatan Piyungan dengan rata-rata nilai LQ sebesar 0,469. Komoditi geplak dan yangko adalah komoditi khas yang berasal dari Kabupaten Bantul, maka dari itu subsektor industri yang menghasilkan kedua komoditi ini adalah industri yang telah berdiri sejak lama dan berkembang di Kabupaten Bantul sehingga dapat unggul dalam menyerap tenaga kerja.

Faktor yang mempengaruhi besarnya nilai LQ tenaga kerja terserap subsektor tahu di Kecamatan Banguntapan adalah tingginya volume

produksi yang dihasilkan oleh subsektor tahu ini disetiap unit usahanya yang konsisten dari tahun 2005-2010. Tingginya perbandingan antara volume produksi dan jumlah unit usaha subsektor tahu di Kecamatan Banguntapan dari tahun 2005-2010 tidak lepas dari peran banyaknya tenaga kerja yang berkerja di subsektor ini. Banyaknya jumlah tenaga kerja yang mencapai tiga kali lipat dari jumlah unit usaha pada subsektor industri tahu di Kecamatan Banguntapan ini membuat subsektor ini paling unggul dalam menyerap tenaga kerja bila dibandingkan sektor lainnya.

Analisa yang kedua, Dengan menggunakan analisa LQ akan dapat dilihat subsektor-subsektor pangan yang unggul dalam menghasilkan nilai produksi dan tingkatperkembangannya dalam kurun waktu dari tahun 2005 hingga tahun 2010.

Nilai LQ dari nilai produksi yang dihasilkan oleh sentra industri kecil sektor pangan yang tertinggi berada pada tahun 2005 yakni sebesar 1,161. Dari tahun 2005 hingga tahun

(8)

408

2010 subsektor industri yang paling unggul dalam menghasilkan nilai produksi adalah subsektor industri tahu di Kecamatan Banguntapan dengan rata-rata nilai LQ nilai produksinya sebesar 3,294. Sedangkan subsektor industri yang paling kecil dalam menghasilkan nilai produksi adalah subsektor industri pati ubi kayu di Kecamatan Pundong dengan rata-rata nilai LQ sebesar 0,0486.

Terkadang besarnya nilai LQ tenaga kerja yang terserap akan berbanding terbalik dengan nilai produktivitas tenaga kerja yang bekerja pada suatu industri, banyaknya tenaga kerja yang bekerja disuatu industri jika tidak diimbangi dengan output berupa nilai produksi yang juga tinggi akan membuat nilai produktivitas tenaga kerja dari industri tersebut rendah. Hubungan antara nilai produktivitas tenaga kerja dan LQ nilai produksi adalah hubungan yang selaras, semua sub sektor sentra industri kecil yang memiliki nilai produktivitas tenaga kerja tinggi pasti juga memiliki LQ nilai produksi yang tinggi atau unggul dalammenghasilkan nilai produksi. Hubungan keselarasan dua nilai ini dikarenakan adanya variabel yang sama yang mempengaruhi kedua nilai ini yakni variabel nilai produksi. Besar kecilnya nilai produksi akan mempengaruhi besar kecilnya nilai produktivitas tenaga kerja dan LQ nilai produksi dari setiap subsektor industri

Antara nilai LQ tenaga terserap dan LQ nilai produksi tidak ada variabel yang mempengaruhi secara langsung. Suatu sub sektor industri yang menghasilkan nilai produksi tinggi secara tidak langsung

lazimnya juga memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak jika dilihat dari volume produksi yang dihasilkan oleh tenaga kerja.

KESIMPULAN

Dalam analisis produktivitas tenaga kerja dan sektor unggulan dari sentra industri kecil sektor pangan tahun 2005 sampai tahun 2010 di Kabupaten Bantul ini dihasilkan beberapa kesimpulan, yakni:

1. Nilai produktivitas tenaga kerja

sentra industri sektor pangan di Kabupaten Bantul dari tahun 2005 sampai tahun 2010 selalu mengalami peningkatan dengan asumsi harga satuan produk dari tahun 2005 hingga tahun 2010 adalah tetap. Dari tahun 2005 hingga 2010, subsektor industri tahu di Kecamatan Bantul memiliki rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja sentra industri kecil sektor pangan tertinggi yakni sebesar Rp.1.733.641,-perminggunya.

Sedangkan subsektor industri pati ubi kayu di Kecamatan Pundong merupakan subsektor industri yang memiliki rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja terendah di Kabupaten Bantul dengan rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja dari tahun 2005-2010 sebesar

Rp.24.765,- perminggu. 

2. Sentra industri kecil sektor

industri logam dan elektronika dan sektor industri pangan adalah sektor industri yang memiliki rata-rata nilai produktivitas tenaga

(9)

409

kerja diatas rata-rata dari sentra industri kecil sektor industri lainnya. Sentra industri kecil sektor logam dan elektronika memiliki rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja dari tahun 2005 sampai tahun 2010 yang paling tinggi yakni sebesar Rp.724.672,- perminggu. Dan sentra industri kecil sektor sandang dan kulit memiliki rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja terkecil yakni sebesar Rp.102.484,- perminggu. Rata-rata nilai produktivitas tenaga kerja sentra industri kecil sektor pangan sendiri dari tahun 2005 sampai tahun 2010 berada diurutan kedua yakni sebesar Rp.503.695,- perminggu.

3. Subsektor pangan yang dari tahun

2005 hingga tahun 2010 secara konsisten unggul dalam menyerap tenaga kerja adalah subsektor industri krecek di Kecamatan Pleret, subsektor industri tahu di

Kecamatan Banguntapan, subsektor industri krupuk di Kecamatan Pundong, dan subsektor industri geplak di Kecamatan Bantul. Subsektor industri tahu di Kecamatan Banguntapan meliliki nilai rata-rata LQ tenaga kerja terserap paling tinggi dari tahun 2005 hingga tahun 2010 yakni sebesar 2,143. Sedangkan subsektor industri tempe di Kecamatan Piyungan meliliki nilai rata-rata LQ tenaga kerja terserap paling rendah sebesar 0,469. Untuk nilai produksi, subsektor pangan yang dari tahun 2005 hingga tahun 2010 secara konsisten unggul

dalam menghasilkan nilai produksi adalah subsektor industri krecek di Kecamatan Pleret, subsektor industri tahu di Kecamatan Banguntapan, subsektor industri tahu di Kecamatan Bantul, subsektor industri tahu di Kecamatan Kasihan, subsektor industri mlinjo di Kecamatan Pajangan, dan subsektor industri mlinjo di Kecamatan Bantul. Subsektor industri tahu di Kecamatan Banguntapan meliliki nilai rata-rata LQ nilai produksi paling tinggi dari tahun 2005 hingga tahun 2010 yakni sebesar 3,294. Subsektor pati ubi kayu di Kecamatan Pundong meliliki nilai rata-rata LQ nilai produksi paling rendah yakni sebesar 0,0486.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (1984). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011, dari www.bnn.go.id/portal/upload/perunda ngan/perindustrian/UU No.5 tahun 1984.

Deliarnov (2007). Ekonomi Jilid-1.

Ciracas, Jakarta Timur. Penerbit: Erlangga.

Syafrizal. 2008. Modul Ajar Ekonomi

regional, Teori dan Aplikasi. Padang, Sumatra Barat. Penerbit: Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas.

(10)

410

Utari, Betti (2009). Aktivitas IndustriBambu di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

Skripsi, Yogyakarta. Penerbit: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Referensi

Dokumen terkait

Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.Tujuan asuhan komprehensif yang

[r]

Object: dalam scene terdapat dua orang yang berbeda kebudayaan sedang duduk bersama yang ditandai dari cara makan seorang wanita berkulit putih dan bermata

Penyalahgunaan narkotika adalah kejahatan yang secara kriminologis dikategorikan sebagai kejahatan tanpa korban (crime without victim) kejahatan ini tidak diartikan

Kedua, bentuk penerapan program PPK berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan yang dilakukan antara lain memberikan sosialisasi tentang PPK melalui kepala

Siswa dengan kategori kecerdasan rendah belum dapat menentukan nilai pecahan dengan benar, belum mampu menerapkan konsep-konsep pecahan dalam bentuk soal cerita, dan

sehingga mampu melindungi tanaman lebih lama 4). Penggunaan bahan aktif untuk membasmi hama tanaman tersebut secara berlebihan dapat membahayakan lingkungan dan tanaman

Sideband gearmesh adalah salah satu karateristik getaran yang dapat digunakan untuk menganalisa ciri dan tingkat kerusakan roda gigi dengan melihat banyaknya sideband yang