SISTEM SARAF
FK 2102 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM KENDALI
Sistem saraf adalah
pemula kegiatan otot
tubuh & pengatur
fungsi mental dan
fisik
Sistem saraf bekerja
berdasarkan impuls
elektrokimia
2 Lia Amalia / SF ITB
SISTEM SARAF
Termasuk sistem pengendali
Merupakan rangkaian organ yang kompleks yg membentuk
sistem, terdiri dr : jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh
Sistem informasi yang terintegrasi, berfungsi menerima data,
mengolahnya, menentukan respon dan memberi perintah ke setiap organ tubuh untuk melakukan tindakan yang penting demi keadaan homeostasis
Tanpa sistem saraf manusia tidak mampu
berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (internal & eksternal)
• Stimulus
Setiap perubahan yang terjadi di luar dan di dalam tubuh yang memicu pengiriman pesan ke sistem saraf
Mis: huruf mata
4 Lia Amalia / SF ITB
3 FUNGSI SISTEM SARAF
• Fungsi kewaspadaan
Membantu mengetahui perubahan2 yang terjadi di sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera terdapat saraf
sensorik yg berfungsi khusus sebagai penginput data
• Fungsi integrasi
Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar,
interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan
SISTEM SARAF
• Sistem saraf sebagai jalur utama informasi biologis,
bertanggung jawab mengendalikan seluruh proses biologi dan gerakan tubuh dan dapat menerima informasi dan
menginterpretasinya melalui sinyal elektrik di dalam sistem
• Terdiri atas sistem saraf pusat (CNS) dan sistem saraf perifer (PNS).
• CNS merupakan tempat proses berlangsung dan PNS bekerja mendeteksi dan mengirimkan impuls elektrokimia yang
digunakan pada sistem saraf
• PNS terdiri dari saraf2 yang membawa impuls antara CNS dengan otot, kelenjar, kulit dan organ2 lain
6 Lia Amalia / SF ITB
• CNS merupakan pusat sistem saraf, dimana bagiannya memproses informasi yang diterima oleh PNS
• CNS terdiri atas otak dan tulang belakang. Bertanggung jawab menerima dan menginterpretasi sinyal dari PNS dan dan
mengirimkan sinyal itu kembali, baik sadar maupun tidak sadar. • Otak dan sumsum tlg belakang merupakan CNS, sedangkan
saraf sensorik dan saraf motorik membentuk PNS
• PNS terdiri dari organ indera (mata, telinga, saraf peraba, perasa, penciuman)
NERVOUS SYSTEM
Central NS Peripheral NS
Brain Spinal cord
Forebrain Midbrain Hindbrain Cerebrum Limbic system Thalamus Hypothalamus Reticular Formation (extend to midbrain) Somatic NS Autonomic NS Afferent nerves Parasymphahetic Symphathetic Efferent nerves Cerebelum Pons Medulla 8 Lia Amalia / SF ITB
• Sistem saraf somatik dan otonomik merupakan bagian dari saraf motorik
• Sistem saraf berperan seperti sistem telepon. Informasi
ditransmisikan dari dan ke otak, otak menerima informasi dari saraf sensorik dan dikirimkan ke saraf motorik.
• Informasi dari lingkungan sekeliling diterima oleh saraf sensorik lalu dikirimkan ke otak. Pada waktu yang sama
informasi ttg tubuh kita (mis.lapar) diterima oleh saraf motorik dan dikirimkan ke otak
10 Lia Amalia / SF ITB
OTAK & SUMSUM TL BELAKANG
OTAK
Merupakan pusat kendali tubuh
Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg)
Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum
Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter)
Gray Matter - White Matter
• Gray Matter – bagian SSP yang mengandung serabut saraf yang tidak bermyelin – sel saraf korteks
serebral, bag dalam sumsum tlg belakang
• White Matter – bagian SSP yang mengandung
serabut saraf (akson) yang bermyelin (warna putih)
-lapisan dalam serebrum
12 Lia Amalia / SF ITB
• Tengkorak dan sumsum tulang belakang
• Dilindungi oleh 3 lapisan : meninges
1. Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan penghubung, pembuluh darah, dan saraf
2. Lapisan arachnoid (lap. tengah): elastis
3. Piamater (lap.dalam): mengandung saraf & pembuluh darah
14 Lia Amalia / SF ITB
CAIRAN SEREBROSPINAL
Disekresi oleh pleksus khoroid ke ventrikel2 di otak
Cairan bening/seperti air
Sebagai penahan goncangan
Tempat pertukaran nutrien antara darah dan sistem saraf
Digunakan untuk deteksi penyakit meningitis
16 Lia Amalia / SF ITB
Pons Pituitary gland Hypothalamus Cerebrum Cerebellum Pineal gland Thalamus Section 35-3
SEREBRUM (1)
Merupakan bagian terbesar otak
Fungsi : mengendalikan mental, tingkah laku,
pikiran, kesadaran, kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa
Terdiri dari 2 hemisfer : kiri dan kanan
Mengandung substansi/jaringan kelabu dan putih Hemisfer dipisahkan suatu celah yang dalam dan
dihubungkan kembali oleh corpus callosum
18 Lia Amalia / SF ITB
Sebelah kiri mengendalikan bagian sebelah kanan tubuh,
begitu sebaliknya
Bagian luar substansi kelabu : korteks
Korteks serebri bergulung2/berlipat tidak teratur luas permukaan >>
Lekukan diantaranya : sulkus
Sulkus yang terdalam membentuk fisura longitudinalis dan
lateralis
Terbagi menjadi bagian2 : LOBUS 1. Lobus frontalis
2. Lobus parietalis 3. Lobus oksipitalis 4. Lobus temporalis
Substansi putih terletak lebih dalam
Korteks serebri juga terbagi bagian yang memiliki fungsi sensorik dan sebagian fungsi sensorik
SEREBRUM (3)
20 Lia Amalia / SF ITB
SEREBELUM
Bagian otak terbesar kedua bag otak belakang
Berada di bawah serebrum, pada belakang tengkorak Berperan dalam koordinasi otot & menjaga
keseimbangan sikap tubuh
Susunan substansi kelabu & putih = serebelum
Hemisfer serebeli mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri >< korteks serebrum
22 Lia Amalia / SF ITB
BATANG OTAK
Menghubungkan otak dengan sumsum tulang
belakang
Terdiri dari 2 daerah :
• Medulla Oblongata – bag bawah batang otak, menghubungkan pons dg sumsum tlg blkg,
mengendalikan denyut jantung , kecepatan bernafas dan aliran darah dalam pembuluh
Bagian lain dalam otak
• Thalamus
– menerima impuls dari reseptor sensorik
menyampaikan informasinya ke bagian yang tepat di serebrum
• Hypothalamus
– mengatur suhu tubuh rasa lapar, haus, marah, lelah,dll
– Mengendalikan kelenjar pituitari untuk fungsi endokrin
• Keduanya berada di otak bagian depan
24 Lia Amalia / SF ITB
26 Lia Amalia / SF ITB
Otak mengendalikan bagaimana tubuh manusia bekerja.
Gerakan sadar : Otak SS somatik (mengendalikan bisep, trisep dan otot2 sadar lainnya
Gerakan tidak sadar : mis detak jantung. Jika olah raga otak bekerja SS otonom meningkatkan detak jantung lebih cepat.
OTAK
28 Lia Amalia / SF ITB
•
= berarti : perbatasan
•
Fungsi : mengatur perilaku, emosi, memori,
motivasi, homeostasis
•
Struktur limbik : hipotalamus, epithalamus,
area paraolfaktoria, septum, nuklei anterior
thalamus, ganglia basalis, hipokampus,
amigdala
30 Lia Amalia / SF ITB
SUMSUM TULANG BELAKANG
• = Medula spinalis
• Berawal dari medula oblongata ke arah kaudal mll foramen magnum, berakhir diantara vertebra L1 dan L2
• Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer (PNS)
• Serviks • Thoraks • Lumbal • Sakral • Koksigeal • Penebalan serviks + lumbal • Kauda equina • Konus medullaris • Filum terminale
Lengkung refleks
Refleks
• Cepat, otonom, respon yang tidak disadari
SUMSUM TULANG BELAKANG
34 Lia Amalia / SF ITB
Susunan sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari neuron/sel saraf & sel glia
• Sel saraf berfungsi menghantarkan impuls, dari lingkungan atau dalam tubuh, diolah & respon akan disampaikan ke sel saraf atau organ lainnya. Tidak dapat membelah
• Sel2 glia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang belakang, mengisi ruangan di antara sel2 saraf, tidak mengkonduksi impuls listrik.
NEURON/SEL SARAF
• Merupakan satuan dasar sistem saraf
• Mempunyai ciri struktur tertentu yang membedakan dengan sel tubuh lainnya
• Pada bagian tengah neuron ada serabut tipis menjulur :
Akson melalui serabut inilah neuron melaksanakan fungsinya
• Fungsi serabut/akson : menyampaikan isyarat ke & dari otak, serta sumsum tlg belakang
• Isyarat disampaikan dari neuron ke neuron lain disebelahnya melalui sinapsis
• Pasokan energi untuk neuron berasal dari penguraian oksidatif glukosa dan benda2 keton
36 Lia Amalia / SF ITB
Akson
• Serabut panjang pada sel saraf/neuron yang bekerja membawa keluar pesan (efferent)
• Neuron2 mengirim impuls listrik dari dalam sel melalui akson ke sel sasaran/target
• Setiap sel saraf memiliki 1 akson, panjang + 20 cm
Selaput myelin
• Lapisan lemak berwarna putih melapisi akson
• Sebagai isolator elektrik
• Tidak semua sel
mengandung myelin
• Fungsi : meningkatkan kecepatan sinyal saraf akson
Jenis neuron
Sensorik/ aferen Motorik/ eferen InterneuronNEURON
NEURON
• Interneuron/neuron penyambung – neuron yang berada di dalam CNS – menggerakkan isyarat antar neuron
• Neuron aferen = neuron sensorik, mengirim impuls dari sistem perifer ke dalam CNS
• Neuron eferen = neuron motorik - sel saraf yang membawa sinyal dari CNS ke sel-sel dalam sistem perifer (otot, kelenjar)
40 Lia Amalia / SF ITB
NEURON
Jenis neuron
1. Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma
berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki
2. Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di retina,
mukosa penciuman, telinga dalam & alat pengecap)
3. Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang dan
banyak kaki pendek. Somanya terdapat di bagian tengan zat abu2 sistem saraf tulang belakang
42 Lia Amalia / SF ITB
4 jenis serabut saraf
• Sensorik somatik – “body senses”
– sentuhan, tekanan, suhu, keseimbangan
• Sensorik viseral – “organ senses”
– Rasa sakit, suhu di dalam organ
– C/ mual, lapar, kram
• Motorik somatik – “body movement”
– Kontraksi tidak sadar otot rangka
• Motorik viseral – “organ movement”
– Kontraksi otot2 polos, kelenjar
– = sistem saraf otonom
44 Lia Amalia / SF ITB
Substansi abu2/gray matter (1)
• Gray Matter
– Bentuk huruf “H” di lapisan dalam
– Kanal tengah = pada gray commissure
– Tanduk posterior/dorsal – Tanduk anterior/ventral • Terdiri atas
• Tanduk posterior = mengandung interneuron, menghantarkan informasi dari badan sel di luar sumsum tulang ke sumsum tulang
– Akar dorsal mengandung serabut sensorik
• Sensorik somatik
• Sensorik viseral
– Ganglia akar dorsal - mengembang di akar dorsal, tempat interneuron melewatinya
• Tanduk anterior = mengandung badan sel saraf motorik yang mengirimkan impuls dari akson sumsum tulang ke otot dan kelenjar
– Akar ventral mengandung • Motorik viseral
• Motorik somatik
Substansi abu2/gray matter (2)
46 Lia Amalia / SF ITB
– Mengelilingi substansi kelabu/gray matter – Membentuk kolom putih » Funiculus posterior » Funiculus anterior » Funiculus lateral – Terdiri atas
• Fungsi : memungkinkan komunikasi diantara sumsum tulang dan antara otak + sumsum tulang
• 2 tipe utama serabut saraf :
– Serabut saraf menaik/ascending : membawa informasi sensorik dari tubuh ke otak
• c/ sentuhan, tekanan, rasa sakit dan suhu
– Serabut saraf menurun/descending: membawa informasi motorik dari otak ke sumsum tulang
• c/ mengendalikan ketelitian, gerakan terlatih =
menulis, menjaga keseimbangan, melakukan gerakan
Substansi putih/white matter (2)
48 Lia Amalia / SF ITB
SISTEM SARAF PERIFER
• 31 pasang saraf spinal (serabut motorik, sensorik menyebar pada ekstremitas & dinding tubuh)
• 12 pasang saraf kranial (serabut motorik saja,
sensorik saja, atau campuran keduanya menyebar di daerah leher & kepala)
Saraf Spinal
• Tiap pasang saraf terletak pada segmen tertentu (serviks, toraks, lumbar, dll.)
• Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang belakang di atasnya :
– 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
– 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
– 5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
– 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5
– 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
50 Lia Amalia / SF ITB
31 pasang saraf spinal (2)
52 Lia Amalia / SF ITB
Saraf kranial (1)
• Saraf kranial I: olfaktorius • Saraf kranial II: optikus
• Saraf kranial III: okulomotorius • Saraf kranial IV : trokhlearis • Saraf kranial V: trigeminalis • Saraf kranial VI: abdusens • Saraf kranial VII: fasialis
• Saraf kranial VIII: vestibulokohlear • Saraf kranial IX: glosofaringeal
• I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima & menghantar impuls pada sensasi penciuman
• II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata
• III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) = serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.
• III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot siliaris intrinsik & otot sfingter iris
• V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran
• VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal
Saraf kranial (2)
54 Lia Amalia / SF ITB
• VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di telinga dalam dan mempersarafi pendengaran & keseimbangan
• IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi lidah & farings
• X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas, mensuplai farings, larings, organ dalaman di rongga leher, dada & abdomen
• XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut
Distribusi saraf2 kranial
56 Lia Amalia / SF ITB
Penghantaran impuls
• Sinyal kimia neurotransmiter
Adrenalin, noradrenalin, dopamin, asetilkolin
• Sinyal listrik
Potensial aksi sel saraf untuk menghantarkan impuls sepanjang akson
Spinal Cord Brain Sensory Neuron
Neuron sensorik/aferen
• Input : Dari organ sensorik ke otak dan sumsum tl belakang
• Saraf penglihatan , pendengaran, rasa, bau adalah kranial, bukan spinal
Spinal Cord Brain Sensory Neuron
Neuron motorik/eferen
• Output : dari otak dan sumsum tulang belakang ke otot dan kelenjar
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (1)
• Neuron2 berkomunikasi melalui sinyal : potensial aksi
Potensial aksi : muatan listrik yang dihasilkan o/ perubahan keseimbangan kimia dari cairan di dalam & sekeliling neuron bergantung pada pergerakan ion2 bag luar dan bag dalam sel
• Jika potensial aksi terjadi pada neuron pesan molekular dikirimkan ke neuron di sebelahnya
60 Lia Amalia / SF ITB
• Terjadi jika impuls yang masuk adalah depolarisasi yang mencapai ambang tertentu pada pangkal akson timbul potensial aksi sel terstimulasi
• Potensial diteruskan ujung neuron membebas-kan neurotransmiter
• Neuron membawa informasi ke neuron lain atau ke
otot
• Terjadinya komunikasi antara sel-sel saraf dengan sel
efektor diperantarai oleh sinaps (-is) Sinaps terdiri atas:
• Ujung saraf
• Membran pasca-sinaptik sel yang kontak
• Celah sinapsis yang terletak di antara keduanya
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (3)
62 Lia Amalia / SF ITB
Membran sel semipermeabel
Cell Membrane at rest
Na+ Cl-K+ Na+ Cl-K+ A-Outside of Cell Inside of Cell Potassium (K+) can pass through to equalize its concentration Sodium and Chloride cannot pass through Result - inside is negative relative to outside - 70 mV 64 Lia Amalia / SF ITB
Potensial istirahat
Depolarisasi mengawali PA
• Jika terjadi stimulasi, PA membuka pintu aksonmembran ion muatan + (Na+) masuk ke akson depolarisasi
• Bagian dalam sel dg cepat berubah menjadi lebih positif dibandingkan bag. luar
Hiperpolarisasi
• Repolarisasi mengakibatkan tegangan di bawah potensial istirahat
• Sel saraf pada saat ini tidak menghasilkan potensial aksi lagi
• Impuls mencapai akson akhir/terminal prasinapsis akhir
• Potensial aksi mencapai terminal
• Neurotransmiter dilepaskan ke celah sinaps
• Neurotransmiter berikatan dengan membran pascasinaps
Apakah neurotransmiter ? (1)
• Suatu senyawa kimia endogen yang
menyampaikan, memperkuat, memodulasi sinyal antara neuron dengan sel lainnya
• Berada pada vesikel sinaps yang berkelompok di bawah membran presinaps dari sinaps &
dilepaskan ke celah sinaps yang berikatan dg reseptor di bagian pascasinaps
• Pelepasannya biasanya diikuti dg sampainya potensial aksi pada sinaps
70 Lia Amalia / SF ITB
• Ujung saraf mensintesis neurotransmiter khas u/
neuron ybs disimpan dalam vesikel
• Pada saat potensial aksi terjadi, ion Ca2+ ekstrasel ke akson neurotransmiter dibebaskan ke celah
sinapsis
• Neurotransmiter berdifusi mengaktifkan reseptor neurotransmiter pd membran pascasinaps sel yang
Transmisi melalui celah sinapsis
• Potensial aksi neuron prasinapsis mencapai ujung terminal vesikel bergerak ke ujung aksi (bantuan dari gerakan ion Ca2+) transmiter dibebaskan,
kontak dengan membran pascasinapsis
permeabilitas berubah
Jika permeabilitas thdp ion Na+ meningkat, potensial istirahat menjadi kurang –
• Jika nilai ambang tercapai terjadi potensial aksi pada neuron pascasinapsis impuls ditransmisikan
72 Lia Amalia / SF ITB
Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik
• Neuron kolinergik
– Asetilkolin
– Berperan pada pengendalian sistem motorik
• Neuron dopaminergik
– Dopamin
– Berperan pada gerakan dan kerja obat antipsikotik
• Neuron nor adrenergik
– Nor adrenalin
– Berperan pada regulasi TD dan kerja obat antidepresan
• Neuron adrenergik
– Adrenalin
– Berperan = nor adrenergik
74 Lia Amalia / SF ITB
Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik
• Neuron gabaergik
– GABA (asam –aminobutirat)
– Ada pada CNS, sebagai neuron inhibitorik
– Berperan pada regulasi motorik
• Neuron serotoninergik
– Serotonin
– Tidak banyak terdapat di CNS
– Serotonin dibentuk dari asam amino triptofan
Penerusan impuls melalui saraf efferen
• Mengatur hubungan antara bagian dalam tubuh (tegangan otot, TD) dengan lingkungan (gerakan tertentu) melalui serabut motorik dan viseral
• Yang berperan:
– Serabut eferen kolinergik
• Motoneuron mempersarafi otot skelet ( kontraksi) & mrp serabut kolinergik
• Neuron pasca-ganglion parasimpatis Mrp serabut kolinergik yang mempersarafi berbagai organ
• Neuron praganglion simpatis & parasimpatis
– Neuron eferen nor adrenergik merupakan serabut kolinergik. Reseptor asetilkolin merupakan reseptor nikotinik
76 Lia Amalia / SF ITB
Sinaps tereksitasi dan terinhibisi
Neurotransmiter pengeksitasi menyebabkan sel pascasinapsis membangkitkan potensial aksi
Neurotransmiter penginhibisi mencegah sel pascasinapsis membangkitkan potensial aksi
Neurotransmiter pengeksitasi (c/ asetilkolin, glutamin) bekerja pada reseptor kanal ion selektif Na+ and Ca2+
• Neurotransmiter berikatan dengan reseptor kanal akan terbuka Na+ masuk depolarisasi membran pascasinaps nilai
ambang potensial aksi
Neurotransmiter penginhibisi (c/ asam -aminobutirat - GABA) bekerja pada kanal Cl
-• Neurotransmiter berikatan dengan reseptor kanal akan terbuka Cl- masuk mencegah depolarisasi membran pascasinapsis
tidak ada potensial aksi
78 Lia Amalia / SF ITB
Fast excitatory transmission
Na+ Na+ Ca2+ Na+ Na+ -70mVFast inhibitory transmission
Na+ Na+ Ca2+ Ca2+ Cl -Cl --70mV Inhibitory postsynaptic potential (IPSP) 80 Lia Amalia / SF ITBSlow inhibitory transmission
Na+ Na+ Ca2+ -70mV K+ K+Slow excitatory transmission
Na+ Na+ Ca2+ Ca2+ -70mV Slow EPSP x x 82 Lia Amalia / SF ITBSISTEM SARAF OTONOM
• Memegang peran penting dalam pengaturan keadaan konstan dalam tubuh, memberikan perubahan dalam tubuh yang sesuai
• Kerja tidak sadar (berbeda dengan SS somatik)
• Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk menstimulasi efektor.
– Neuron preganglionik muncul dari CNS ke ganglion tubuh, bersinapsis dengan
SISTEM SARAF OTONOM
• Mengendalikan fungsi motorik viseral
• Tidak dengan mudah dikendalikan dg kehendak
• Terdiri dari sistem saraf simpatis & parasimpatis berbeda anatomi maupun fungsinya
84 Lia Amalia / SF ITB
• Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral dipersarafi oleh kedua sistem saraf tsb.
• Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan efek berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis.
• Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem lain justru menstimulasinya
• Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil, bronkhus
• Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi & pada pembaruan suplai energi
• Sistem simpatis = sistem adrenergik
Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang
meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif & perlu energi)
• Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin
Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan energi • Ada keseimbangan antara keduanya
SISTEM SARAF OTONOM
86 Lia Amalia / SF ITB
CNS jalur efferen SS otonom pleksus otonom organ efektor
Berperan 2 neuron :
• Neuron preganglionik : pada CNS
• Neuron pascaganglionik : di luar CNS (pada ganglion otonom)
Sistem saraf simpatis
• Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf
• Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
– 3 psg ganglion servikal
– 11 psg ganglion torakal
– 4 psg ganglion lumbal
– 4 psg ganglion sakral
– 1 psg ganglion koksigen
• Sering disebut sistem saraf torakolumbar
• Fungsi :
– Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh darah, organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik otot tak sadar pada kulit
– Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar
88 Lia Amalia / SF ITB
Sistem saraf parasimpatis
•
Disebut
sistem saraf kraniosakral
•
Terbagi menjadi 2 bagian
– Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
– Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4 membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS
simpatis membentuk pleksus yang mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih
• Sistem asetilkolin
• Rest, digest or repose
• Saat tubuh tidak aktif
• Mis. Digesti, ekskresi, urinasi
• Menyimpan energi
• Segmen spinal kraniosakral (CN III, VII, IX, X & S2-4)
• Sistem adrenergik
• Fight, Flight or Fright
• Saat tubuh aktif
• Mis. Berkeringat, nafas dalam , peningkatan denyut jantung
• Menggunakan energi
• Segmen spinal torakolumbal (T1-L2)
SISTEM SARAF OTONOM
Parasimpatis
Simpatis
90 Lia Amalia / SF ITB
• Serabut preganglionik panjang/pascaganglionik pendek
• “D” division : Digestion, defecation & diuresis
• Serabut praganglionik pendek/ pasca ganglionik panjang
• “E” division : Exercise, excitement, emergency & embarrassment
SISTEM SARAF OTONOM
Neurotransmiter pada SS Otonom
• Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik : asetilkolin (Ach) menstimulasi potensial aksi neuron pascaganglionik • Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik
pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin
• Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik dan sebagian besar neuron pascaganglionik parasimpatik asetilkolin (ACh)
92 Lia Amalia / SF ITB
94 Lia Amalia / SF ITB
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Eye (Iris) Stimulates constrictor muscles. Pupil
constriction
Stimulates dilator muscles. Pupil dilates. Eye (Ciliary muscle) Stimulates. Lens
accommodates – allows for close vision
No innervation.
Salivary Glands Watery secretion Mucous secretion
Sweat Glands No innervation Stimulates sweating in large amounts
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Cardiac Muscle Decreases HR Increases HR and force of contraction
Coronary Blood Vessels Constricts Dilates
Urinary Bladder; Urethra Contracts bladder
smooth muscle; relaxes urethral sphincter
Relaxes bladder smooth muscle; contracts
urethral sphincter
Lungs Contracts bronchiole
(small air passage) smooth muscle
Dilates bronchioles
Digestive Organs Increases peristalsis and enzyme/mucus secretion
Decreases glandular and muscular activity
Liver No innervation No innervation (indirect
effect)
96 Lia Amalia / SF ITB
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Kidney No innervation Releases the enzyme
renin which acts to increase BP
Penis Vasodilates penile
arteries. Erection
Smooth muscle
contraction. Ejaculation. Vagina; Clitoris Vasodilation. Erection Vaginal reverse peristalsis Blood Coagulation No effect Increases coagulation
rate
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
Mental Activity No innervation Increases alertness
Blood Vessels Little effect Constricts most blood vessels and increases BP. Exception – dilates blood vessels serving skeletal muscle fibers
(cholinergic)
Uterus Depends on stage of the
cycle
Depends on stage of the cycle
Endocrine Pancreas Stimulates insulin secretion
Inhibits insulin secretion
98 Lia Amalia / SF ITB
100 Lia Amalia / SF ITB
Quiz
Pilih 10 soal untuk dijawab
1. Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat? Sebutkan fungsinya 2. Apakah yang dimaksud dengan mielin?
3. Apakah fungsi hipotalamus?
4. Berapakah jumlah saraf spinal? Saraf kranial?
5. Apakah neurotransmiter ? Apakah peran/fungsinya? 6. Apa yang dimaksud sistem saraf otonom?
7. Apa peran sistem saraf otonom