KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL
PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF
PSIKOANALISIS
JURNAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Daerah
Oleh
AHMAD BAWAFI
NIM. E1C 112 003
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Mataram 83125
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERAHU KERTAS
KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF PSIKOANALISIS
Oleh
AHMAD BAWAFI NIM. E1C112003
Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal,…..Juli 2016
Dosen Pembimbing I,
Drs. H. Sapiin, M.Si. NIP. 19610101 198803 1 003
Dosen Pembimbing II,
Murahim, M.Pd.
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERAHU KERTAS
KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF PSIKOANALISIS Ahmad Bawafi, H. Sapiin, Murahim
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FKIP UNIVERSITAS MATARAM
Ahmad.bawafi27@yahoo.com
ABSTRAK
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah konflik batin tokoh utama
dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari perspektif psikoanalisis. Dalam
penelitian ini difokuskan pada konflik batin tokoh utama Kugy dan tokoh utama
Keenan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik batin tokoh utama
dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Perahu Kertas karya
Dewi Lestari yang diterbitkan tahun 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode baca dan catat. Data dianalisis dengan pendekatan Psikoanalisis Sigmund
Freud yakni struktur kepribadian yang terdiri atas id, ego, superego dan dinamika
kepribadian yang terdiri dari kecemasan dan mekanisme pertahanan.
Hasil analisis menyatakan bahwa tokoh utama Kugy mengalami konflik
batin disebabkan oleh dorongan energi Id yang begitu besar pada diri Kugy,
Tetapi kuatnya dorongan Id juga dapat diimbangi oleh kuatnya respon dari Ego
untuk meredam segala dorongan Id agar tidak menyebabkan ketidaknyamanan
pada diri Kugy. Sedangkan tokoh utama Keenan mengalami konflik batin
disebabkan oleh dorongan energi Id yang begitu kuat, Namun kuatnya dorongan
Id juga dapat diimbangi oleh kuatnya respon dari Ego untuk meredam segala
dorongan Id. Dinamika kepribadian pada diri tokoh utama di dominasi oleh
kecemasan realitas dan memiliki kecenderungan mekanisme pertahanan represi,
sublimasi dan pengalihan.
INTERNAL CONFLICT OF THE FIRST CHARACTER IN THE NOVEL TITLED: PERAHU KERTAS BY DEWI LESTARI: PSYCHOANALYSIS
PERSPECTIVE
ABSTRACT
The problem studied in this research is the inner conflict of the main
character in the novel Paper Boat Dewi Lestari works psychoanalytic perspective.
In this study focused on the inner conflict of the main character and the main
character Kugy Keenan. This study aimed to describe the inner conflict of the
main character in the novel Paper Boat works Dewi Lestari. This research is a
qualitative research. The data source of this research is the novel Paper Boat Dewi
Lestari works published in 2009. The data was collected by the method of reading
and note. Data were analyzed by Sigmund Freud Psychoanalysis approach the
personality structure consisting of id, ego, superego and personality dynamics
consisting of anxiety and defense mechanisms.
The results of the analysis states that the main character Kugy
experiencing inner conflict caused by an energy boost Id so big on self Kugy, but
strong encouragement Id can also be offset by the strong response of the Ego to
quell any impulse Id so as not to cause discomfort to yourself Kugy. While the
main character Keenan experiencing inner conflict caused by an energy boost Id is
so strong, however strong the urge Id can also be offset by the strong response of
the Ego to quell any impulse Id. Personality dynamics in themselves the main
character is dominated by anxiety reality and have a tendency defense mechanism
of repression, sublimation and diversion.
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Novel Perahu Kertas
merupakan salah satu karya dari
penulis ternama Indonesia yakni
Dewi Lestari. Dewi Lestari salah
satu novelis yang memperkaya
kesusastraan Indonesia modern
dengan karya-karya besarnya seperti
Supernova Ksatria, Putri dan
Bintang Jatuh, Supernova Akar,
Supernova Petir, Perahu Kertas,
Rectoverso Dan Madre. Dalam
karya-karyanya Dewi Lestari
menceritakan kisah tentang
percintaan, persahabatan, cita-cita
dan konflik-konflik yang kerap
terjadi pada tokoh utamanya. Salah
satunya adalah novel Perahu Kertas.
Perahu kertas ini sebuah novel yang
jalan ceritanya mudah dimengerti
oleh pembaca dan novel tersebut
terkesan mengalir apa adanya ini
menceritakan harapan-harapan tokoh
utama dalam kehidupannya. Dalam
novel Perahu Kertas tersebut
terdapat konflik batin yang dialami
oleh tokoh utama dalam meraih
impiannya yakni tokoh Kuggy dan
Keenan. Kuggy yang sejak kecil
bercita-cita ingin menjadi seorang
penulis dongeng yang hebat, namun
cita-citanya itu tidak mendapat
dukungan dari keluarganya yang
berpendapat bahwa menjadi seorang
penulis dongeng tidak bisa dikatakan
sebagai cita-cita, karena pada zaman
modern seperti saat ini banyak orang
yang menginginkan pekerjaan yang
menghasilkan banyak uang bukan
menjadi pendongeng yang tidak
menghasilkan apa-apa. Akhirnya
efek dari kurangnya dukungan dari
keluarga atas cita-citanya itu
menimbulkan konflik batin dalam
diri Kuggy yakni apakah dirinya
harus melupakan cita-citanya untuk
menjadi penulis dongeng atau dirinya
harus tetap melanjutkan cita-citanya
untuk menjadi seorang penulis
dongeng meskipun keluarganya tidak
mendukung cita-citanya itu.
Tokoh selanjutnya yang
mengalami konflik batin dalam novel
Perahu Kertas adalah tokoh Keenan,
Keenan yang sejak kecil bercita-cita
ingin menjadi seorang penulis
dongeng namun cita-citanya itu tidak
disukai oleh papanya. Papanya lebih
menginginkan Keenan untuk menjadi
seorang pembisnis yang hebat,
karena papanya beranggapan bahwa
otak Keenan terlalu pintar untuk
Akibat dari tidak disukainya
keinginan Keenan untuk menjadi
seorang pelukis, menyebabkan
timbulnya konflik batin dalam diri
Keenan, yakni apakah dirinya harus
tetap melanjutkan cita-citanya
menjadi pelukis atau dirinya harus
mengalah dan melupakan cita-
citanya demi menuruti keinginan
papanya. Oleh sebab itu untuk
menganalisis sebuah karya sastra
yang berkaitan dengan psikis atau
kejiwaan dari tokoh tentunya tidak
bisa terlepas dari aspek psikologi.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kajian psikologi sastra
yang dicetuskan oleh Sigmund Freud
yakni teori psikoanalisis. Dalam teori
psikoanalisis Freud memberikan
pandangannya tentang struktur
kepribadian manusia yang terdiri dari
Id, Ego, Superego, kemudian
dinamika kepribadian yang terdiri
dari naluri, kecemasan dan
mekanisme pertahanan. Dari struktur
kepribadian dan dinamika
kepribadian inilah peneliti
mengambil landasan untuk
menganalisis konflik batin tokoh
utama dalam novel Perahu Kertas.
Berdasarkan pemaparan di
atas, akhirnya peniliti tertarik untuk
mengkaji novel dengan judul
“Konflik Batin Tokoh Utama Dalam
Novel Perahu Kertas Karya Dewi
Lestari: Perspektif Psikoanalisis”.
b. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah konflik batin tokoh
utama dalam novel Perahu Kertas
karya Dewi Lestari: perspektif
psikoanalisis?”.
c. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah
“Mendeskripsikan konflik batin
tokoh utama dalam novel Perahu
Adapun pengertian konflik
batin menurut Hardjana adalah
terganggunya hubungan antara dua
orang atau dua kelompok, perbuatan
yang satu berlawanan dengan
perbuatan yang lain sehingga salah
satu atau keduanya saling terganggu.
b. Tokoh dan Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi
seperti halnya peristiwa dalam
diemban oleh tokoh atau pelaku-
pelaku tertentu. Pelaku yang
mengemban peristiwa dalam cerita
fiksi sehinga peristiwa itu mampu
menjalin suatu cerita disebut tokoh.
Sedangkan cara pengarang
menampilkan tokoh atau pelaku itu
disebut penokohan (Aminuddin,
2011:79).
c. Novel
Novel adalah karangan prosa
yang panjang mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan
orang-orang disekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap
pelakunya (KBBI, 2008:969).
d. Teori Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan
sebuah teori psikologi yang paling
dominan dalam analisis karya sastra.
Psikoanalisis Sigmund Freud
merupakan suatu sistem dinamis dari
psikologi yang mencari akar-akar
tingkah laku manusia di dalam
motivasi dan konflik yang tidak
disadari (Naisiban dalam Mulyadi,
2007).
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistic dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada konteks
khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan beberapa metode
ilmiah (Moleong, 2010:6). Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini
berupa kata-kata, kalimat, dialog
yang mengandung konflik batin
tokoh utama dalam novel Perahu
Kertas. Sumber data dalam
penelitian ini berupa novel yaitu
novel Perahu Kertas karya Dewi
Lestari cetakan pertama dengan
ketebalan 444 halaman yang dicetak
pada Agustus 2009 dan diterbitkan
oleh Bentang Pustaka. Metode
pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan metode baca dan
catat, sedangkan Metode Analisis
data penelitian ini menggunakan
pendekatan psikoanalisis Sigmund
Freud yang meliputi Struktur
Kepribadian, Dinamika Kepribadian
IV. PEMBAHASAN
Konflik Batin Tokoh Kugy
Berdasarkan Struktur Kepribadia
a. Konflik Batin Ketika Kugy Bercita-cita Ingin Menjadi Seorang Penulis Dongeng
Menjadi seorang penulis
dongeng merupakan cita-cita yang
paling di idam-idamkan oleh Kugy,
sejak kecil ia sudah mulai menulis
dongeng dengan beberapa karya-
karyanya yang masih ia koleksi
sampai sekarang. Namun menurut
orang di sekeliling Kugy menjadi
seorang penulis dongeng bukanlah
sesuatu yang bisa dikatakan sebagai
cita-cita. Orang-orang di sekeliling
Kugy lebih menginginkan Kugy
menjadi seorang juara menulis
cerpen di majalah dewasa, atau juara
lomba novel Dewan Kesenian
Jakarta, dan itu menjadi pembuktian
yang dianggap sah. Konflik batin besar begini, penulis dongeng
terdengar konyol dan nggak
realistis. Orang-orang di
lingkunganku kepingin aku jadi juara menulis cerpen di majalah dewasa, atau juara lomba novel Dewan Kesenian Jakarta, dan itu menjadi pembuktian yang dianggap sah Sementara isi kepalaku cuma Pangeran Lobak, Peri Seledri,
Penyihir Nyi Kunyit, dan banyak lagi tokoh-tokoh sejenis, semua hal ini membuatku bimbang apakah aku harus melupakan cita-citaku ini atau harus melakukan pembuktian yang harus aku raih atas isi kepala ini (Lestari, 2009:37).
Kutipan tentang punya cita-
cita ingin menjadi penulis dongeng
di atas memperlihatkan energi Id dari
seorang Kugy berupa kesenangannya
dalam menulis, kemudian rasa
senang itu mendorongnya untuk
ingin menjadi seorang penulis
dongeng. Namun energi Id itu tidak
dapat terpenuhi oleh Ego karena
keinginan itu tertahan dan terhalang
oleh realitas kehidupan yang
dihadapi oleh Kugy, sehingga
menyebabkan kebimbangan terjadi
pada batin Kugy.
b. Konflik Batin Ketika
Kugy Mengetahui Proyek
Percomblangan Keenan
Dengan Wanda oleh Noni
Hari-hari Kugy terasa begitu
indah setelah sosok Keenan muncul
dalam kehidupannya. Ia merasa
kedamaian selalu bersamanya ketika
ia berada di dekat Keenan. Kugy pun
menyadari bahwa sosok Keenan lah
yang selama ini membuatnya
termotivasi untuk selalu menulis
dongeng. Seiring dengan berjalannya
waktu benih cinta mulai tumbuh
Kugy pun tidak bisa
menyembunyikan perasaannya
bahwa ia telah jatuh hati kepada
Keenan meskipun ia tahu bahwa ia
masih berstatus pacarnya Ojos, laki-
laki yang menjadi pacarnya waktu
SMA sampai saat ini. Namun
perasaan Kugy mulai mengalami
konflik batin ketika Noni
mengajaknya untuk ikut dalam
proyek percomblangan Keenan
dengan Wanda. Dengan alasan ada
ketimpangan dalam geng mereka
karena cuma Keenan yang belum
memiliki pacar. Konflik batin itu
tampak pada kutipan berikut.
Memangnya Keenan mau
dicomblangin gitu? Kok gua nggak yakin,” kata Kugy. Ia sungguh tidak bisa memaksakan diri untuk tampak antusias
Noni, memperlihatkan energi Id
dalam diri Kugy yaitu berupa rasa
cinta, yang kemudian rasa cinta itu
mendorong keinginannya untuk
memiliki Keenan. Ego yang
memiliki peran untuk memuaskan
dorongan Id itu terhalang oleh
realitas yaitu ketika Noni mencoba
mengajaknya untuk
mencomblangkan Keenan dengan
Wanda. Cara kerja Id yang
berhubungan dengan prinsip
kesenangan, yakni selalu mencari
kenikmatan dan sangat menghindari
ketidaknyamanan membuat Ego
merespon dorongan energi Id itu
dengan memilih untuk tidak ikut
dalam proyek percomblangan itu
untuk menghindari rasa sakit dan
ketidaknyamanan dengan segala
sesuatu hal yang mungkin akan
terjadi.
Konflik Batin Tokoh Keenan Berdasarkan StrukturKepribadian
a. Konflik Batin Keenan Ketika Papanya Tidak Menyukai Keinginannya Menjadi Pelukis
Sama seperti Kugy, Keenan
juga memiliki cita-cita yang sangat ia
idam-idamkan semasa kecil yaitu
menjadi seorang pelukis. Darah
seniman yang turun dari sang mama
yang sejak muda adalah seorang
pelukis. Namun cita-cita Keenan itu
tidak disukai olah papanya. Keenan
harus menerima kenyataan ketika ia
harus di pulangkan ke Indonesia
karena papanya khawatir Amsterdam
dalam dirinya. Seperti yang terlihat
pada kutipan berikut.
Bagaimana mungkin orangtuaku, sumber dari bakat melukis yang mengalir dalam darahku, justru ingin memadamkan apa yang
mereka wariskan? (Lestari,
2009:2).
Kutipan tentang bagaimana
mungkin orangtuanya, sumber dari
bakat melukis yang mengalir dalam
darahnya, justru ingin memadamkan
apa yang mereka wariskan,
memperlihatkan bagaimana papanya
Keenan berusaha untuk
memadamkan bakat yang tersimpan
pada diri Keenan. Energi Id dari
Keenan berupa kesenangannya
dalam melukis yang mendorong
dirinya untuk ingin menjadi seorang
pelukis. Namun energi Id itu tidak
dapat terpenuhi oleh Ego karena
keinginan itu tertahan dan terhalang
oleh realitas kehidupan yang
dihadapi oleh Keenan karena
papanya tidak menginginkan dirinya
untuk menjadi seorang pelukis,
sehingga menyebabkan kebimbangan
terjadi pada batin Keenan.
b. Konflik Batin Yang Dialami
Keenan Ketika Dirinya
Memutuskan untuk
Berhenti Kuliah
Setelah mengetahui
lukisannya laku terjual, pemikiran
Keenan pun benar-benar telah
berubah. Keenan semakin yakin
untuk mengambil jalan yang ia pilih,
ia benar-benar sudah mantap ingin
hidup mandiri dan memutuskan
setelah selesai semester ini ia akan
berhenti kuliah. Apalagi setelah
mendengar Wanda akan membuat
sebuah pameran dan akan
memamerkan lukisan-lukisan
karyanya disana membuat adrenalin
Keenan semakin terpacu,
semangatnya semakin memuncak
untuk melukis dan tekadnya pun
semakin bulat untuk berhenti kuliah.
Namun konflik batin kembali
dirasakan oleh Keenan ketika ia
membicarakan keinginannya untuk
berhenti kuliah kepada papanya.
Papanya sangat marah dan sangat
menentang keinginan Keenan untuk
berhenti kuliah gara-gara lukisannya
laku terjual segelintir. Seperti yang
terlihat pada kutipan berikut.
Sementara hati saya ada di tempat lain (Lestari, 2009:156).
Kutipan tentang saya benar-
benar nggak kuat lagi untuk pura-
pura betah kuliah. Saya nggak kuat
meneruskan sesuatu yang saya nggak
suka, di atas menggambarkan energi
Id dari Keenan yang berupa
kecintaannya terhadap melukis, yang
mendorong keinginannya selama ini
untuk menjadi seorang pelukis.
Namun hal itu tertahan oleh otoritas
papanya yang menginginkan Keenan
untuk kuliah di Fakultas Ekonomi,
sehingga Ego muncul dalam bentuk
tindakan melawan otoritas papanya
itu dengan jalan memilih untuk
berhenti kuliah dan memilih untuk
melukis karena Keenan sudah merasa
tidak nyaman dan lelah berpura-pura
menyukai dunia yang bukan menjadi
jalan hidup yang ia inginkan.
Dinamika Kepribadian
a. Kecemasan Realitas
Kecemasan realitas yang
pertama dialami oleh Kugy ketika
orang disekelilingnya menganggap
konyol keinginannya untuk menjadi
penulis dongeng. Orang-orang
disekeliling Kugy lebih
menginginkan Kugy menjadi seorang
penulis cerpen dan penulis majalah
dewasa, sedangkan dalam pikiran
Kugy hanya berisi kisah-kisah
tentang dongeng. Situasi tersebut
akhirnya menimbulkan konflik batin
dalam diri Kugy yakni apakah
dirinya harus melupakan
keinginannya menjadi seorang
penulis dongeng dan beralih untuk
menjadi penulis cerpen seperti yang
diinginkan oleh orang-orang
disekelilingnya atau tetap pada
keinginannya untuk menjadi penulis
dongeng. Seperti yang terlihat pada
kutipan berikut.
semua hal ini membuatku
bimbang apakah aku harus mulai melupakan cita-citaku ini
atau harus melakukan pembuktian yang harus aku raih atas isi kepala ini (Lestari, 2009:37).
Kutipan di atas
memperlihatkan situasi batin dari
Kugy yang mengalami kebimbangan
akibat kecemasan yang menekan
batinnya. Situasi tersebut membuat
dirinya merasa tidak nyaman apakah
dirinya harus melupakan semua
keinginannya untuk menjadi penulis
dongeng atau melakukan pembuktian
bahwa dirinya suatu saat bisa sukses
melalui menulis dongeng.
Mekanisme pertahanan
a. Represi
Represi adalah mekanisme
yang dilakukan oleh ego untuk
meredakan kecemasan dengan jalan
menekan dorongan-dorongan atau
keinginan-keinginan yang menjadi
penyebab kecemasan tersebut
kedalam tak sadar. Dengan kata lain
mekanisme untuk meredakan
kecemasan dengan cara menekan
tekanan-tekanan kealam tak sadar.
Dalam mekanisme pertahanan ini,
tokoh Kugy berusaha melupakan
ingatan-ingatan yang menyakitkan
pada dirinya. Represi yang dilakukan
oleh tokoh Kugy terlihat pada
kutipan berikut.
Kugy mulai menulis seperti orang kesetanan. Malam itu ia berniat
menumpahkan semua
kesedihannya dalam lembaran- lembaran kertas kosong (Lestari, 2009:190).
Kutipan di atas
menggambarkan bentuk mekanisme
Represi yang dilakukan oleh tokoh
Kugy untuk meredakan
kecemasannya, dengan menulis
Kugy bisa sejenak melupakan segala
permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam hidupnya.
b. Sublimasi
Sublimasi terjadi bila
tindakan-tindakan yang bermanfaat
secara sosial menggantikan perasaan
tidak nyaman. Sublimasi
sesungguhnya suatu bentuk
pengalihan. Bentuk mekanisme
sublimasi yang digunakan oleh tokoh
utama Kugy untuk mempertahankan
dirinya dari kecemasan terlihat pada
kutipan berikut. itu selesai, Kugy mengembuskan napas lega (Lestari, 2009:87).
Kutipan di atas
menggambarkan bentuk mekanisme
Sublimasi yang dilakukan oleh tokoh
Kugy. Sublimasi yang dilakukan
oleh tokoh Kugy ialah dengan
menerima tawaran Ami untuk
mengajar di Sakola Alit, Kugy
mengambil jalan itu supaya ia bisa
melupakan semua permasalahan
yang terjadi pada dirinya dan dengan
mengajar di Sakola Alit ia dapat
melupakan permasalahannya itu.
c. Pengalihan (Displacement)
Pengalihan adalah pengalihan
perasaan tidak senang terhadap suatu
memungkinkan. Misal, adanya
impuls-impuls agresif yang dapat
digantikan, sebagai kambing hitam,
terhadap orang (atau objek lainnya)
yang mana objek-objek tersebut
bukan sebagai sumber frustasi namun
lebih aman dijadikan sebagai
sasaran. Pengalihan yang dilakukan
oleh tokoh Kugy terlihat pada
kutipan berikut.
Kugy memutuskan mengambil semester pendek bulan ini.
Terkadang, ia merasa
keputusannya itu adalah usaha pelarian dari suasana tidak enak yang mengungkungnya ketimbang
melulu keputusan akademis
(Lestari, 2009:160).
Kutipan di atas
memperlihatkan bentuk Pengalihan
yang dilakukan oleh tokoh Kugy.
Bentuk dari Pengalihan itu terlihat
ketika Kugy merasa tidak nyaman
terhadap Noni yang mulai menjaga
jarak dengannya. Akhirnya Kugy
mencari objek lain yang menurutnya
aman dijadikan sasaran, yaitu dengan
mengambil semester pendek pada
kuliahnya dan membenamkan
dirinya dalam pelajaran.
V. PENUTUP
a. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis
terhadap tokoh utama dapat diambil
simpulan bahwa konflik batin yang
dialami oleh tokoh utama didominasi
oleh kecemasan realitas. Seperti yang
terjadi pada tokoh Kugy ketika orang
disekelilingnya menganggap konyol
keinginannya untuk menjadi penulis
dongeng. Orang-orang disekeliling
Kugy lebih menginginkan Kugy
menjadi seorang penulis cerpen dan
penulis majalah dewasa, sedangkan
dalam pikiran Kugy hanya berisi
kisah-kisah tentang dongeng. Situasi
tersebut akhirnya menimbulkan
konflik batin dalam diri Kugy yakni
apakah dirinya harus melupakan
keinginannya menjadi seorang
penulis dongeng dan beralih untuk
menjadi penulis cerpen seperti yang
diinginkan oleh orang-orang
disekelilingnya.
banyak hal menarik yang dapat dikaji
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2010. Psikologi
Keperibadian. Malang:
University Muhammadiyah Malang Pres.
Aminuddin. 2012. Pengantar
Apresiasi Karya Sastra.
Bandung: Sinar Baru Algesindo Bandung.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Endraswara, Suwardi. 2013.
Metodologi Penelitian
Psikologi Sastra. Yogyakarta: Media Persindo.
Farmiatun. 2009. Kajian Psikologi
tokoh utama Atma dalam
cerpen Paku dan Palu karya
Utuy Tatang Sontani.
Mataram: FKIP Universitas Mataram.
http://fahreziadi.blogspot.co.id/2014/ 05/teori-kepribadian-sigmund- freud.html. (dikutip 07/01/2016. 22:53).
Isnaini, Wahyu. 2011. Tinjauan
Psikologi Roman Layar
Terkembang Karya Sutan
Takdir Alisyahbana Dan
Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Apresiasi Sastra
di SMA. Mataram: FKIP
Universitas Mataram.
Lestari, Dewi. 2009. Perahu Kertas.
Jakarta: Bentang Pustaka.
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode,
Teori dan contoh Kasus.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Moleong, Lexi J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Metode dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Siswantoro. 2010. Metodelogi Penelitian Sastra: Analisis
Psikologi. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Suryabrata, Sumadi. 2014. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Qadariah. 2005. Kajian Psikologi Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami Dengan Menggunakan Teori Psikologi Kepribadian Sigmund Freud.