• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF PSIKOANALISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF PSIKOANALISIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF

PSIKOANALISIS

JURNAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah

Oleh

AHMAD BAWAFI

NIM. E1C 112 003

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA

(2)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Mataram 83125

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERAHU KERTAS

KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF PSIKOANALISIS

Oleh

AHMAD BAWAFI NIM. E1C112003

Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal,…..Juli 2016

Dosen Pembimbing I,

Drs. H. Sapiin, M.Si. NIP. 19610101 198803 1 003

Dosen Pembimbing II,

Murahim, M.Pd.

(3)

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PERAHU KERTAS

KARYA DEWI LESTARI:PERSPEKTIF PSIKOANALISIS Ahmad Bawafi, H. Sapiin, Murahim

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Ahmad.bawafi27@yahoo.com

ABSTRAK

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah konflik batin tokoh utama

dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari perspektif psikoanalisis. Dalam

penelitian ini difokuskan pada konflik batin tokoh utama Kugy dan tokoh utama

Keenan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik batin tokoh utama

dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Perahu Kertas karya

Dewi Lestari yang diterbitkan tahun 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan

metode baca dan catat. Data dianalisis dengan pendekatan Psikoanalisis Sigmund

Freud yakni struktur kepribadian yang terdiri atas id, ego, superego dan dinamika

kepribadian yang terdiri dari kecemasan dan mekanisme pertahanan.

Hasil analisis menyatakan bahwa tokoh utama Kugy mengalami konflik

batin disebabkan oleh dorongan energi Id yang begitu besar pada diri Kugy,

Tetapi kuatnya dorongan Id juga dapat diimbangi oleh kuatnya respon dari Ego

untuk meredam segala dorongan Id agar tidak menyebabkan ketidaknyamanan

pada diri Kugy. Sedangkan tokoh utama Keenan mengalami konflik batin

disebabkan oleh dorongan energi Id yang begitu kuat, Namun kuatnya dorongan

Id juga dapat diimbangi oleh kuatnya respon dari Ego untuk meredam segala

dorongan Id. Dinamika kepribadian pada diri tokoh utama di dominasi oleh

kecemasan realitas dan memiliki kecenderungan mekanisme pertahanan represi,

sublimasi dan pengalihan.

(4)

INTERNAL CONFLICT OF THE FIRST CHARACTER IN THE NOVEL TITLED: PERAHU KERTAS BY DEWI LESTARI: PSYCHOANALYSIS

PERSPECTIVE

ABSTRACT

The problem studied in this research is the inner conflict of the main

character in the novel Paper Boat Dewi Lestari works psychoanalytic perspective.

In this study focused on the inner conflict of the main character and the main

character Kugy Keenan. This study aimed to describe the inner conflict of the

main character in the novel Paper Boat works Dewi Lestari. This research is a

qualitative research. The data source of this research is the novel Paper Boat Dewi

Lestari works published in 2009. The data was collected by the method of reading

and note. Data were analyzed by Sigmund Freud Psychoanalysis approach the

personality structure consisting of id, ego, superego and personality dynamics

consisting of anxiety and defense mechanisms.

The results of the analysis states that the main character Kugy

experiencing inner conflict caused by an energy boost Id so big on self Kugy, but

strong encouragement Id can also be offset by the strong response of the Ego to

quell any impulse Id so as not to cause discomfort to yourself Kugy. While the

main character Keenan experiencing inner conflict caused by an energy boost Id is

so strong, however strong the urge Id can also be offset by the strong response of

the Ego to quell any impulse Id. Personality dynamics in themselves the main

character is dominated by anxiety reality and have a tendency defense mechanism

of repression, sublimation and diversion.

(5)

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Novel Perahu Kertas

merupakan salah satu karya dari

penulis ternama Indonesia yakni

Dewi Lestari. Dewi Lestari salah

satu novelis yang memperkaya

kesusastraan Indonesia modern

dengan karya-karya besarnya seperti

Supernova Ksatria, Putri dan

Bintang Jatuh, Supernova Akar,

Supernova Petir, Perahu Kertas,

Rectoverso Dan Madre. Dalam

karya-karyanya Dewi Lestari

menceritakan kisah tentang

percintaan, persahabatan, cita-cita

dan konflik-konflik yang kerap

terjadi pada tokoh utamanya. Salah

satunya adalah novel Perahu Kertas.

Perahu kertas ini sebuah novel yang

jalan ceritanya mudah dimengerti

oleh pembaca dan novel tersebut

terkesan mengalir apa adanya ini

menceritakan harapan-harapan tokoh

utama dalam kehidupannya. Dalam

novel Perahu Kertas tersebut

terdapat konflik batin yang dialami

oleh tokoh utama dalam meraih

impiannya yakni tokoh Kuggy dan

Keenan. Kuggy yang sejak kecil

bercita-cita ingin menjadi seorang

penulis dongeng yang hebat, namun

cita-citanya itu tidak mendapat

dukungan dari keluarganya yang

berpendapat bahwa menjadi seorang

penulis dongeng tidak bisa dikatakan

sebagai cita-cita, karena pada zaman

modern seperti saat ini banyak orang

yang menginginkan pekerjaan yang

menghasilkan banyak uang bukan

menjadi pendongeng yang tidak

menghasilkan apa-apa. Akhirnya

efek dari kurangnya dukungan dari

keluarga atas cita-citanya itu

menimbulkan konflik batin dalam

diri Kuggy yakni apakah dirinya

harus melupakan cita-citanya untuk

menjadi penulis dongeng atau dirinya

harus tetap melanjutkan cita-citanya

untuk menjadi seorang penulis

dongeng meskipun keluarganya tidak

mendukung cita-citanya itu.

Tokoh selanjutnya yang

mengalami konflik batin dalam novel

Perahu Kertas adalah tokoh Keenan,

Keenan yang sejak kecil bercita-cita

ingin menjadi seorang penulis

dongeng namun cita-citanya itu tidak

disukai oleh papanya. Papanya lebih

menginginkan Keenan untuk menjadi

seorang pembisnis yang hebat,

karena papanya beranggapan bahwa

otak Keenan terlalu pintar untuk

(6)

Akibat dari tidak disukainya

keinginan Keenan untuk menjadi

seorang pelukis, menyebabkan

timbulnya konflik batin dalam diri

Keenan, yakni apakah dirinya harus

tetap melanjutkan cita-citanya

menjadi pelukis atau dirinya harus

mengalah dan melupakan cita-

citanya demi menuruti keinginan

papanya. Oleh sebab itu untuk

menganalisis sebuah karya sastra

yang berkaitan dengan psikis atau

kejiwaan dari tokoh tentunya tidak

bisa terlepas dari aspek psikologi.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan kajian psikologi sastra

yang dicetuskan oleh Sigmund Freud

yakni teori psikoanalisis. Dalam teori

psikoanalisis Freud memberikan

pandangannya tentang struktur

kepribadian manusia yang terdiri dari

Id, Ego, Superego, kemudian

dinamika kepribadian yang terdiri

dari naluri, kecemasan dan

mekanisme pertahanan. Dari struktur

kepribadian dan dinamika

kepribadian inilah peneliti

mengambil landasan untuk

menganalisis konflik batin tokoh

utama dalam novel Perahu Kertas.

Berdasarkan pemaparan di

atas, akhirnya peniliti tertarik untuk

mengkaji novel dengan judul

“Konflik Batin Tokoh Utama Dalam

Novel Perahu Kertas Karya Dewi

Lestari: Perspektif Psikoanalisis”.

b. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah konflik batin tokoh

utama dalam novel Perahu Kertas

karya Dewi Lestari: perspektif

psikoanalisis?”.

c. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah

“Mendeskripsikan konflik batin

tokoh utama dalam novel Perahu

Adapun pengertian konflik

batin menurut Hardjana adalah

terganggunya hubungan antara dua

orang atau dua kelompok, perbuatan

yang satu berlawanan dengan

perbuatan yang lain sehingga salah

satu atau keduanya saling terganggu.

b. Tokoh dan Penokohan

Peristiwa dalam karya fiksi

seperti halnya peristiwa dalam

(7)

diemban oleh tokoh atau pelaku-

pelaku tertentu. Pelaku yang

mengemban peristiwa dalam cerita

fiksi sehinga peristiwa itu mampu

menjalin suatu cerita disebut tokoh.

Sedangkan cara pengarang

menampilkan tokoh atau pelaku itu

disebut penokohan (Aminuddin,

2011:79).

c. Novel

Novel adalah karangan prosa

yang panjang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan

orang-orang disekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap

pelakunya (KBBI, 2008:969).

d. Teori Psikoanalisis

Psikoanalisis merupakan

sebuah teori psikologi yang paling

dominan dalam analisis karya sastra.

Psikoanalisis Sigmund Freud

merupakan suatu sistem dinamis dari

psikologi yang mencari akar-akar

tingkah laku manusia di dalam

motivasi dan konflik yang tidak

disadari (Naisiban dalam Mulyadi,

2007).

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, yaitu penelitian

yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

dan lain-lain secara holistic dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada konteks

khusus yang alamiah dengan

memanfaatkan beberapa metode

ilmiah (Moleong, 2010:6). Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini

berupa kata-kata, kalimat, dialog

yang mengandung konflik batin

tokoh utama dalam novel Perahu

Kertas. Sumber data dalam

penelitian ini berupa novel yaitu

novel Perahu Kertas karya Dewi

Lestari cetakan pertama dengan

ketebalan 444 halaman yang dicetak

pada Agustus 2009 dan diterbitkan

oleh Bentang Pustaka. Metode

pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan metode baca dan

catat, sedangkan Metode Analisis

data penelitian ini menggunakan

pendekatan psikoanalisis Sigmund

Freud yang meliputi Struktur

Kepribadian, Dinamika Kepribadian

(8)

IV. PEMBAHASAN

Konflik Batin Tokoh Kugy

Berdasarkan Struktur Kepribadia

a. Konflik Batin Ketika Kugy Bercita-cita Ingin Menjadi Seorang Penulis Dongeng

Menjadi seorang penulis

dongeng merupakan cita-cita yang

paling di idam-idamkan oleh Kugy,

sejak kecil ia sudah mulai menulis

dongeng dengan beberapa karya-

karyanya yang masih ia koleksi

sampai sekarang. Namun menurut

orang di sekeliling Kugy menjadi

seorang penulis dongeng bukanlah

sesuatu yang bisa dikatakan sebagai

cita-cita. Orang-orang di sekeliling

Kugy lebih menginginkan Kugy

menjadi seorang juara menulis

cerpen di majalah dewasa, atau juara

lomba novel Dewan Kesenian

Jakarta, dan itu menjadi pembuktian

yang dianggap sah. Konflik batin besar begini, penulis dongeng

terdengar konyol dan nggak

realistis. Orang-orang di

lingkunganku kepingin aku jadi juara menulis cerpen di majalah dewasa, atau juara lomba novel Dewan Kesenian Jakarta, dan itu menjadi pembuktian yang dianggap sah Sementara isi kepalaku cuma Pangeran Lobak, Peri Seledri,

Penyihir Nyi Kunyit, dan banyak lagi tokoh-tokoh sejenis, semua hal ini membuatku bimbang apakah aku harus melupakan cita-citaku ini atau harus melakukan pembuktian yang harus aku raih atas isi kepala ini (Lestari, 2009:37).

Kutipan tentang punya cita-

cita ingin menjadi penulis dongeng

di atas memperlihatkan energi Id dari

seorang Kugy berupa kesenangannya

dalam menulis, kemudian rasa

senang itu mendorongnya untuk

ingin menjadi seorang penulis

dongeng. Namun energi Id itu tidak

dapat terpenuhi oleh Ego karena

keinginan itu tertahan dan terhalang

oleh realitas kehidupan yang

dihadapi oleh Kugy, sehingga

menyebabkan kebimbangan terjadi

pada batin Kugy.

b. Konflik Batin Ketika

Kugy Mengetahui Proyek

Percomblangan Keenan

Dengan Wanda oleh Noni

Hari-hari Kugy terasa begitu

indah setelah sosok Keenan muncul

dalam kehidupannya. Ia merasa

kedamaian selalu bersamanya ketika

ia berada di dekat Keenan. Kugy pun

menyadari bahwa sosok Keenan lah

yang selama ini membuatnya

termotivasi untuk selalu menulis

dongeng. Seiring dengan berjalannya

waktu benih cinta mulai tumbuh

(9)

Kugy pun tidak bisa

menyembunyikan perasaannya

bahwa ia telah jatuh hati kepada

Keenan meskipun ia tahu bahwa ia

masih berstatus pacarnya Ojos, laki-

laki yang menjadi pacarnya waktu

SMA sampai saat ini. Namun

perasaan Kugy mulai mengalami

konflik batin ketika Noni

mengajaknya untuk ikut dalam

proyek percomblangan Keenan

dengan Wanda. Dengan alasan ada

ketimpangan dalam geng mereka

karena cuma Keenan yang belum

memiliki pacar. Konflik batin itu

tampak pada kutipan berikut.

Memangnya Keenan mau

dicomblangin gitu? Kok gua nggak yakin,” kata Kugy. Ia sungguh tidak bisa memaksakan diri untuk tampak antusias

Noni, memperlihatkan energi Id

dalam diri Kugy yaitu berupa rasa

cinta, yang kemudian rasa cinta itu

mendorong keinginannya untuk

memiliki Keenan. Ego yang

memiliki peran untuk memuaskan

dorongan Id itu terhalang oleh

realitas yaitu ketika Noni mencoba

mengajaknya untuk

mencomblangkan Keenan dengan

Wanda. Cara kerja Id yang

berhubungan dengan prinsip

kesenangan, yakni selalu mencari

kenikmatan dan sangat menghindari

ketidaknyamanan membuat Ego

merespon dorongan energi Id itu

dengan memilih untuk tidak ikut

dalam proyek percomblangan itu

untuk menghindari rasa sakit dan

ketidaknyamanan dengan segala

sesuatu hal yang mungkin akan

terjadi.

Konflik Batin Tokoh Keenan Berdasarkan StrukturKepribadian

a. Konflik Batin Keenan Ketika Papanya Tidak Menyukai Keinginannya Menjadi Pelukis

Sama seperti Kugy, Keenan

juga memiliki cita-cita yang sangat ia

idam-idamkan semasa kecil yaitu

menjadi seorang pelukis. Darah

seniman yang turun dari sang mama

yang sejak muda adalah seorang

pelukis. Namun cita-cita Keenan itu

tidak disukai olah papanya. Keenan

harus menerima kenyataan ketika ia

harus di pulangkan ke Indonesia

karena papanya khawatir Amsterdam

(10)

dalam dirinya. Seperti yang terlihat

pada kutipan berikut.

Bagaimana mungkin orangtuaku, sumber dari bakat melukis yang mengalir dalam darahku, justru ingin memadamkan apa yang

mereka wariskan? (Lestari,

2009:2).

Kutipan tentang bagaimana

mungkin orangtuanya, sumber dari

bakat melukis yang mengalir dalam

darahnya, justru ingin memadamkan

apa yang mereka wariskan,

memperlihatkan bagaimana papanya

Keenan berusaha untuk

memadamkan bakat yang tersimpan

pada diri Keenan. Energi Id dari

Keenan berupa kesenangannya

dalam melukis yang mendorong

dirinya untuk ingin menjadi seorang

pelukis. Namun energi Id itu tidak

dapat terpenuhi oleh Ego karena

keinginan itu tertahan dan terhalang

oleh realitas kehidupan yang

dihadapi oleh Keenan karena

papanya tidak menginginkan dirinya

untuk menjadi seorang pelukis,

sehingga menyebabkan kebimbangan

terjadi pada batin Keenan.

b. Konflik Batin Yang Dialami

Keenan Ketika Dirinya

Memutuskan untuk

Berhenti Kuliah

Setelah mengetahui

lukisannya laku terjual, pemikiran

Keenan pun benar-benar telah

berubah. Keenan semakin yakin

untuk mengambil jalan yang ia pilih,

ia benar-benar sudah mantap ingin

hidup mandiri dan memutuskan

setelah selesai semester ini ia akan

berhenti kuliah. Apalagi setelah

mendengar Wanda akan membuat

sebuah pameran dan akan

memamerkan lukisan-lukisan

karyanya disana membuat adrenalin

Keenan semakin terpacu,

semangatnya semakin memuncak

untuk melukis dan tekadnya pun

semakin bulat untuk berhenti kuliah.

Namun konflik batin kembali

dirasakan oleh Keenan ketika ia

membicarakan keinginannya untuk

berhenti kuliah kepada papanya.

Papanya sangat marah dan sangat

menentang keinginan Keenan untuk

berhenti kuliah gara-gara lukisannya

laku terjual segelintir. Seperti yang

terlihat pada kutipan berikut.

(11)

Sementara hati saya ada di tempat lain (Lestari, 2009:156).

Kutipan tentang saya benar-

benar nggak kuat lagi untuk pura-

pura betah kuliah. Saya nggak kuat

meneruskan sesuatu yang saya nggak

suka, di atas menggambarkan energi

Id dari Keenan yang berupa

kecintaannya terhadap melukis, yang

mendorong keinginannya selama ini

untuk menjadi seorang pelukis.

Namun hal itu tertahan oleh otoritas

papanya yang menginginkan Keenan

untuk kuliah di Fakultas Ekonomi,

sehingga Ego muncul dalam bentuk

tindakan melawan otoritas papanya

itu dengan jalan memilih untuk

berhenti kuliah dan memilih untuk

melukis karena Keenan sudah merasa

tidak nyaman dan lelah berpura-pura

menyukai dunia yang bukan menjadi

jalan hidup yang ia inginkan.

Dinamika Kepribadian

a. Kecemasan Realitas

Kecemasan realitas yang

pertama dialami oleh Kugy ketika

orang disekelilingnya menganggap

konyol keinginannya untuk menjadi

penulis dongeng. Orang-orang

disekeliling Kugy lebih

menginginkan Kugy menjadi seorang

penulis cerpen dan penulis majalah

dewasa, sedangkan dalam pikiran

Kugy hanya berisi kisah-kisah

tentang dongeng. Situasi tersebut

akhirnya menimbulkan konflik batin

dalam diri Kugy yakni apakah

dirinya harus melupakan

keinginannya menjadi seorang

penulis dongeng dan beralih untuk

menjadi penulis cerpen seperti yang

diinginkan oleh orang-orang

disekelilingnya atau tetap pada

keinginannya untuk menjadi penulis

dongeng. Seperti yang terlihat pada

kutipan berikut.

semua hal ini membuatku

bimbang apakah aku harus mulai melupakan cita-citaku ini

atau harus melakukan pembuktian yang harus aku raih atas isi kepala ini (Lestari, 2009:37).

Kutipan di atas

memperlihatkan situasi batin dari

Kugy yang mengalami kebimbangan

akibat kecemasan yang menekan

batinnya. Situasi tersebut membuat

dirinya merasa tidak nyaman apakah

dirinya harus melupakan semua

keinginannya untuk menjadi penulis

dongeng atau melakukan pembuktian

bahwa dirinya suatu saat bisa sukses

melalui menulis dongeng.

(12)

Mekanisme pertahanan

a. Represi

Represi adalah mekanisme

yang dilakukan oleh ego untuk

meredakan kecemasan dengan jalan

menekan dorongan-dorongan atau

keinginan-keinginan yang menjadi

penyebab kecemasan tersebut

kedalam tak sadar. Dengan kata lain

mekanisme untuk meredakan

kecemasan dengan cara menekan

tekanan-tekanan kealam tak sadar.

Dalam mekanisme pertahanan ini,

tokoh Kugy berusaha melupakan

ingatan-ingatan yang menyakitkan

pada dirinya. Represi yang dilakukan

oleh tokoh Kugy terlihat pada

kutipan berikut.

Kugy mulai menulis seperti orang kesetanan. Malam itu ia berniat

menumpahkan semua

kesedihannya dalam lembaran- lembaran kertas kosong (Lestari, 2009:190).

Kutipan di atas

menggambarkan bentuk mekanisme

Represi yang dilakukan oleh tokoh

Kugy untuk meredakan

kecemasannya, dengan menulis

Kugy bisa sejenak melupakan segala

permasalahan-permasalahan yang

dihadapi dalam hidupnya.

b. Sublimasi

Sublimasi terjadi bila

tindakan-tindakan yang bermanfaat

secara sosial menggantikan perasaan

tidak nyaman. Sublimasi

sesungguhnya suatu bentuk

pengalihan. Bentuk mekanisme

sublimasi yang digunakan oleh tokoh

utama Kugy untuk mempertahankan

dirinya dari kecemasan terlihat pada

kutipan berikut. itu selesai, Kugy mengembuskan napas lega (Lestari, 2009:87).

Kutipan di atas

menggambarkan bentuk mekanisme

Sublimasi yang dilakukan oleh tokoh

Kugy. Sublimasi yang dilakukan

oleh tokoh Kugy ialah dengan

menerima tawaran Ami untuk

mengajar di Sakola Alit, Kugy

mengambil jalan itu supaya ia bisa

melupakan semua permasalahan

yang terjadi pada dirinya dan dengan

mengajar di Sakola Alit ia dapat

melupakan permasalahannya itu.

c. Pengalihan (Displacement)

Pengalihan adalah pengalihan

perasaan tidak senang terhadap suatu

(13)

memungkinkan. Misal, adanya

impuls-impuls agresif yang dapat

digantikan, sebagai kambing hitam,

terhadap orang (atau objek lainnya)

yang mana objek-objek tersebut

bukan sebagai sumber frustasi namun

lebih aman dijadikan sebagai

sasaran. Pengalihan yang dilakukan

oleh tokoh Kugy terlihat pada

kutipan berikut.

Kugy memutuskan mengambil semester pendek bulan ini.

Terkadang, ia merasa

keputusannya itu adalah usaha pelarian dari suasana tidak enak yang mengungkungnya ketimbang

melulu keputusan akademis

(Lestari, 2009:160).

Kutipan di atas

memperlihatkan bentuk Pengalihan

yang dilakukan oleh tokoh Kugy.

Bentuk dari Pengalihan itu terlihat

ketika Kugy merasa tidak nyaman

terhadap Noni yang mulai menjaga

jarak dengannya. Akhirnya Kugy

mencari objek lain yang menurutnya

aman dijadikan sasaran, yaitu dengan

mengambil semester pendek pada

kuliahnya dan membenamkan

dirinya dalam pelajaran.

V. PENUTUP

a. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis

terhadap tokoh utama dapat diambil

simpulan bahwa konflik batin yang

dialami oleh tokoh utama didominasi

oleh kecemasan realitas. Seperti yang

terjadi pada tokoh Kugy ketika orang

disekelilingnya menganggap konyol

keinginannya untuk menjadi penulis

dongeng. Orang-orang disekeliling

Kugy lebih menginginkan Kugy

menjadi seorang penulis cerpen dan

penulis majalah dewasa, sedangkan

dalam pikiran Kugy hanya berisi

kisah-kisah tentang dongeng. Situasi

tersebut akhirnya menimbulkan

konflik batin dalam diri Kugy yakni

apakah dirinya harus melupakan

keinginannya menjadi seorang

penulis dongeng dan beralih untuk

menjadi penulis cerpen seperti yang

diinginkan oleh orang-orang

disekelilingnya.

banyak hal menarik yang dapat dikaji

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2010. Psikologi

Keperibadian. Malang:

University Muhammadiyah Malang Pres.

Aminuddin. 2012. Pengantar

Apresiasi Karya Sastra.

Bandung: Sinar Baru Algesindo Bandung.

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Endraswara, Suwardi. 2013.

Metodologi Penelitian

Psikologi Sastra. Yogyakarta: Media Persindo.

Farmiatun. 2009. Kajian Psikologi

tokoh utama Atma dalam

cerpen Paku dan Palu karya

Utuy Tatang Sontani.

Mataram: FKIP Universitas Mataram.

http://fahreziadi.blogspot.co.id/2014/ 05/teori-kepribadian-sigmund- freud.html. (dikutip 07/01/2016. 22:53).

Isnaini, Wahyu. 2011. Tinjauan

Psikologi Roman Layar

Terkembang Karya Sutan

Takdir Alisyahbana Dan

Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Apresiasi Sastra

di SMA. Mataram: FKIP

Universitas Mataram.

Lestari, Dewi. 2009. Perahu Kertas.

Jakarta: Bentang Pustaka.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode,

Teori dan contoh Kasus.

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Moleong, Lexi J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Siswantoro. 2010. Metodelogi Penelitian Sastra: Analisis

Psikologi. Surakarta:

Muhammadiyah University Press.

Suryabrata, Sumadi. 2014. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Qadariah. 2005. Kajian Psikologi Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami Dengan Menggunakan Teori Psikologi Kepribadian Sigmund Freud.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui istilah apa saja yang digunakan dalam novel “Perahu Kertas”. karya

Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Penggunaan diksi yang menonjol dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari adalah Pemanfaatan kata bahasa asing yaitu bahasa

Berdasarkan analisis psikologi sastra, konflik batin tokoh utama dalam novel Pusparatri karya Nurul Ibad meliputi: (1) konflik mendekat-menjauh, yaitu konflik batin

Berdasarkan analisis psikologi sastra, konflik batin tokoh utama dalam novel Pusparatri karya Nurul Ibad meliputi: (1) konflik mendekat-menjauh, yaitu konflik batin

Sama halnya dengan Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, dalam film Perahu Kertas ini juga terdapat fakta cerita.Fakta cerita tersebut terdiri dari karakter, alur, dan

Hasil dari analisis struktur terhadap novel Perahu Kertas adalah terdapat tujuh tokoh yang terbagi dalam satu tokoh utama, satu tokoh utama tambahan dan lima sebagai tokoh

Dalam novel Saman karya Ayu Utami, konflik batin dialami oleh beberapa tokoh.. yang mendukung cerita, termasuk konflik batin yang dialami

Hasil dari analisis struktur terhadap novel Perahu Kertas adalah terdapat tujuh tokoh yang terbagi dalam satu tokoh utama, satu tokoh utama tambahan dan lima sebagai tokoh