• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DI DESA SUKARARA KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DI DESA SUKARARA KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH JURNAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PENDAPATAN

DI DESA SUKARARA KECAMATAN JONGGAT

KABUPATEN LOMBOK TENGAH

JURNAL

OLEH

LALE NITI YUSTITIN

C1G 010 079

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

PERAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

KEPALA KELUARGA (PEKKA) TERHADAP

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

Penerapan program PEKKA di Nusa Tenggara Barat baru dilakukan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah. Dari dua kabupaten tersebut ada 4 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan: Lingsar, Labuapi, Gerung dan Jonggat. Dari 4 kecamatan tersebut terbentuk 33 kelompok PEKKA. Penelitian bertujuan untuk : (1), Untuk mengetahui apa saja program yang diterapkan oleh PEKKA; (2), Untuk mengetahui peran program PEKKA terhadap peningkatan pendapatan Keluarga Perempuan; (3), Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan program PEKKA.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara “purposive sampling” atas dasar pertimbangan bahwa dari hasil survey awal dan wawancara, hanya di dua dusun terdapat peserta PEKKA. Penentuan jumlah responden dilakukan secara

quota sampling yaitu ditetapkan sebanyak 60 responden. Penentuan sampel

masing- masing kelompok dilakukan secara stratifed random sampling yang terdiri dari 30 peserta PEKKA yang distrata berdasarkan lamanya menjadi anggota PEKKA dan 30 non PEKKA yang distrata berdasarkan pengalaman menjadi Kepala Keluarga Perempuan. Analisis data yang digunakan yaitu (1), Analisis biaya dan pendapatan; (2), Uji z (z- test) untuk mengetahui peran program PEKKA terhadap peningkatan pendapatan peserta PEKKA.

Hasil menunjukkan bahwa: (1). Program yang diikuti oleh para peserta PEKKA ada empat yaitu : (a), Pelatihan kerajinan; (b), Pelatihan pengembangan usaha; (c), Pelatihan keterampilan; (d), Pendidikan. (2). Peran program PEKKA terhadap peserta PEKKA : a). Pinjaman modal usaha mandiri sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerajinan tenun; b). Bantuan modal usaha kelompok sehingga dapat menambah pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani yang melakukan usahatani secara berkelompok. (3). Program PEKKA dapat meningkatkan pendapatan peserta PEKKA sebanyak 18% (Rp 721,632/Tahun). Yaitu dari Rp 4.077.203/Tahun menjadi sebesar Rp 5.538.835/Tahun. (4). Kendala-kendala utama yang dihadapi oleh responden peserta PEKKA dalam mengikuti program PEKKA meliputi peran reproduktif, komunikasi.

Disarankan penyelenggara PEKKA untuk lebih memperluas wilayah binanaan PEKKA yaitu menambah jumlah anggota dengan mengajak perempuan kepala keluarga yang belum mengikuti program PEKKA sehingga mereka mau ikut serta dalam program PEKKA.

(3)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

ROLE OF WOMEN EMPOWERMENT PROGRAM HEAD OF FAMILY (PEKKA) THE IMPROVEMENT OF REVENUE

IN THE VILLAGE SUKARARA CENTRAL DISTRICT JONGGAT LOMBOK

ABSTRACT

PEKKA program implementation in West Nusa Tenggara The new conducted in two districts of West Lombok and Central Lombok. From these two districts there are four districts namely Sub: Lingsar, Labuapi, Gerung and Jonggat. From 4 districts are formed 33 groups of Pekka. The research aims to: (1) To find out what programs implemented by Pekka; (2) To determine the role of Pekka program to increase family income women; (3) To know the constraints in the implementation of the PEKKA program.

Determination conducted research area "purposive sampling" based on the consideration that the results of the initial survey and interviews, only two hamlets are Pekka participants. Determination of the number of respondents conducted by quota sampling is defined as 60 respondents. The samples of each group performed stratifed random sampling consisted of 30 participants PEKKA distrata be based on the length of PEKKA members and 30 non PEKKA distrata based on the experience of being head of the family Women. Analysis of the data used were (1), the analysis of costs and revenues; (2) Test z (z-test) to determine the role of Pekka program to increase revenue Pekka participants.

Results showed that: (1). The program followed by the participants Pekka there are four, namely: (a) Training crafts; (b) business development training; (c) skills training; (d) Education. (2). The role of the participants PEKKA PEKKA program: a). An independent venture capital loans in order to increase the productivity of weaving craft; b). Venture capital assistance so that the group can add a side job that farmers who do farming in groups. (3). PEKKA program could increase revenues by 18% of participants Pekka (Rp 721.632 / year). From Rp 4,077,203 / year to Rp 5,538,835 / year. (4). The major constraints faced by respondents participants in the program Pekka Pekka include reproductive roles, communication.

Pekka advised organizers to further expand binanaan region Pekka which adds to the number of members to encourage women heads of households who have not followed the PEKKA program so that they would participate in Pekka program.

Keywords: Role Pekka Program Against Income

PENDAHULUAN

(4)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

Keluarga mulai diterapkan pada tahun 2005 dengan daerah binaan sebanyak 19 provinsi, salah satunya adalah provinsi Nusa Tenggara Barat dengan pertimbangan bahwa di daerah NTB memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu sebesar (2.385.581 jiwa) dari penduduk laki-laki sebesar (2.244.721 jiwa) (Badan Pusat Statistik NTB. 2014). Penerapan program PEKKA di Nusa Tenggara Barat baru dilakukan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah. Dari dua kabupaten tersebut ada 4 wilayah kecamatan yang mendapat binaan yaitu Kecamatan Lingsar, Kecamatan Labuapi dan Kecamatan Gerung dan Kecamatan Jonggat. Sehingga dari 4 kecamatan tersebut terbentuk 33 kelompok PEKKA. (

http://www.antarantb.comdeputi-kemeneg-pp-pantau-kondisi-PEKKA-di-ntb). Melalui program PEKKA

perempuan kepala keluarga dibekali dengan pengetahuan, keterampilan serta berbagai jenis pelatihan-palatihan. Adapun kegiatan pelatihan yang dilakukan tentang pengembngan kreatifitas, pelatihan kerajinan serta pelatihan pembukua usaha yang dianggap sesuai dengan kondisi anggota PEKKA.

Penelitian bertujuan untuk : (1), Untuk mengetahui apa saja program yang diterapkan oleh PEKKA; (2), Untuk mengetahui peran program PEKKA terhadap peningkatan pendapatan Keluarga Perempuan; (3), Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan program PEKKA.

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan metode diskriptif, jenis data yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif, sumber data yang digunakan data sekunder dan data primer, tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik survei dan wawancara langsung yang berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan (Nazir, 2011). Penelitian ini dilakukan di

Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah secra “purposive

sampling”. Responden dalam penelitian ini adalah 60 ditetapkan secara “quota

sampling”. Penetuan responden untuk masing-masing kelompok dilakukan

secara “stratified random sampling”. Analisis data yang digunakan yaitu (1), Analisis biaya dan pendapatan; (2), Uji z (z- test) untuk mengetahui peran program PEKKA terhadap peningkatan pendapatan peserta PEKKA.

Jenis Kegiatan Yang Diikuti Peserta PEKKA

(5)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

upaya peningkatan pendapatan peserta PEKKA. Untuk lebih jelasnya jenis kegiatan yang diikuti oleh peserta PEKKA dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3.1. Uraian kegiatan yang diikuti oleh peserta PEKKA.

No Program PEKKA Yang Diikuti Jumlah Responden

Persentase (%)

1. Pelatihan Kerajinan Tenun 9 30,00

2. Pelatihan Pengembangan Usaha 8 26,67

3. Pelatihan Keterampilan 8 26,67

4. Pendidikan 5 16,67

Jumlah 30 100

Data primer diolah tahun 2015. (Lampiran 2)

Program pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga yang diikuti oleh peserta PEKKA adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan Kerajinan Tenun

Pelatihan kerajianan tenun merupakan pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana pengembangan usaha kerajinan tenun yang merupakan pekerjaan utama responden peserta PEKKA sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan nilai jual kerajinan tenun. Adapun jenis kegiatan pelatihan kerajinan tenun adalah sebagai berikut : (a). pencelupan benang; (b). pembuatan motif; (c). pemasaran hasil kerajinan. Dari hasil penelitian menunjukan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan kerajinan tenun adalah 9 orang (30,00%).

2. Pelatihan Pengembangan Usaha

Pelatihan pengembangan usaha bertujuan untuk mempermudah para peserta PEKKA dalam melakukan usaha sehingga dapat meningkatkan keuntungan dari kegiatan usahanya. Adapun kegiatan usaha yang mencakup pengembangan usaha adalah : a). Pembukuan usaha; b). Pinjaman modal mandiri dari koperasi; c). Bantuan modal usaha kelompok. Hasil penelitian menunjukan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan Pengembangan usaha adalah sebanyak 8 orang (26,67%).

3. Pelatihan Pengembangan Kreatifitas.

Pelatihan pengembangan kreatifitas merupakan pelatihan tentang pengembangan kreatifitas responden peserta PEKKA sehingga para peserta bisa memanfaatkan bahan baku yang tersedia dilingkungan sekitarnya. Adapun kegiatan dari pengembangan kreatifitas ini berupa pelatiahan pembuatan tas dari limbah plastik, pemanfaatan sampah rumah tangga sebagai kompos serta pengembangan krestifitas lainnya. Hasil penelitian menunjukan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan Pengembangan kreatifitas adalah sebanyak 8 orang (26,67%).

4. Pendidikan

(6)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

program penyertaan pendidikan diberikan kepada para peserta PEKKA yang tidak sekolah untuk bisa membaca dan menulis sehingga bisa meningkatkan pengetahuannya. Dengan bisa membaca dan menulis setidaknya para peserta lebih mudah dalam melakukan kegiatan usaha setta kegiatan lainnya. Hasil penelitian menunjukan jumlah peserta yang program pendidikan adalah sebanyak 5 orang (16,67%).

Peran Program PEKKA Terhadap Peserta PEKKA.

Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) yang diikuti oleh para Perempuan Kepala Keluarga yang ada di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah memberikan peran yang sangat positif baik itu dari segi pendapatan yaitu peningkatan produktifitas karajinan tenun serta penambahan pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh para peserta PEKKA. Dari hasil penelitian menunjukkan peran proram PEKKA terhadap peserta PEKKA adalah sebagai berikut:

1. Pinjaman Modal Mandiri dari Koperasi

Melalui koperasi PEKKA responden peserta PEKKA mendapatkan pinjaman modal usaha mandiri. Pemberian pinjaman modal mandiri dari koperasi maksimal sebesar Rp 1.500.000 dengan bunga sebesar 2%. Untuk pengembalian modal dilakukan sesuai kesepakantan dan kemampuan para peserta PEKKA yaitu dengan kredit maupun pembayaran sekaligus. Modal tersebut digunakan para peserta PEKKA sendiri untuk menambah pembelian bahan baku pada kegiatan usaha kerajinan tenun sehingga dapat meningkatkan produktiftas kerajirinan tenun.

2. Bantuan Modal Usaha Kelompok.

Melalui program PEKKA para peserta PEKKA mendapatkan bantuan modal usaha kelompok sebesar Rp 40.000.000 dengan bunga modal sebesar 2%. bantuan modal usaha kelompok tersebut digunakan peserta PEKKA untuk menyewa lahan dan melakukan kegiatan usahatani secara berkelompok dengan penerapan pola tanam padi-padi-palawija. Dengan adanya kegiatan usahatani tersebut pekerjaan sampingan peserta PEKKA menjadi bertambah sehingga hasil dari usahatani

tersebut diharapakan dapat meningkatkan pendapatan peserta PEKKA. Analisis Pendapatan Peserta PEKKA dan Non PEKKA

Pendapatan Usaha Kerajinan Tenun

(7)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

Tabel 4.4.1.1. Rata-rata biaya produksi dan pendapatan Perserta PEKKA dan

a. Biaya Tetap (penyusutn alat) 344.142 320.621

b. Biaya Bahan Baku 1.668.720 1.439.680

c. Total Biaya Produksi 2.012.862 1.750.301 2. Produksi

a. Jumlah produksi (lembar) 40.8 35.2

b. Total Harga (Rp/Lembar) 169.056 168.395 c. Nilai produksi 6.897.485 5.924.504 3. Pendapatan

Total Pendapatan 4.358.622 4.177.203

Sumber : Data Primer Diolah, 2015.(Lampiran 5 dan 19)

Berdasarkan Tabel 4.4.2.1. tersebut dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut: Biaya Produksi

Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perempuan peserta PEKKA dan non PEKKA yaitu berupa biaya tetap dan biaya variabel yang dijumlah kan menjadi biaya total produksi. Biaya total produksi yang dikeluarkan oleh peserta PEKKA pada usaha kerajinan tenun adalah sebesar Rp 2.012.862/Tahun. Sedangkan biaya total produksi yang dikeluarkan oleh non PEKKA pada usaha kerajinan tenun adalah sebesar Rp 1.750.301/Tahun. Perbedaan biaya produksi disebabkan karena perbedaan penggunaan bahan baku dan modal yang dimiliki oleh responden Non PEKKA untuk membeli bahan baku.

1. Produksi kain tenun

Jumlah produksi kain tenun songket pada usaha kerajinan tenun untuk peserta

PEKKA adalah sebanyak 40.8 lembar/Tahun dengan total harga sebesar Rp 169.056/Tahun. Dengan nilai produksi sebesar Rp 6.897.485/Thn.

Sedangkan produksi tenun untuk Non PEKKA adalah sebanyak 35.2 lembar/Tahun dengan harga sebesar Rp 168.395/lembar dengan total harga sebesar Rp 5.924.504/Tahun. Perbedaan produksi dan harga kain tenun pada nilai produksi disebabkan karena keterbatasan modal yang dialami oleh responden non PEKKA dan kurangnya keterampilan dalam pembuatan motif serta kecepatan dan ketepatan untuk memproduksi kain tenun.

2. Pendapatan

Jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi kain tenun untuk peserta PEKKA adalah sebesar Rp 2.329.616/Tahun. sedangkan pendapatan untuk yang non PEKKA adalah sebesar Rp 708.079/Tahun.

(8)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

Usahatani merupakan usaha sampingan yang dilakukan oleh Perempuan Kepala Keluarga yang tergabung dalam kelompok PEKKA atau peserta PEKKA. Perempuan Kepala Keluarga yang mengikuti program PEKKA mendapatkan bantuan modal usaha kelompok yang diberikan oleh penyelengara PEKKA. Sehingga dari bantuan modal usaha kelompok dimanfaatkan oleh peserta PEKKA untuk melakukan kegiatan usahatani yang dilakukan secara berkelompok. Dalam usahatani ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya variabel meliputi biaya sarana produksi yang terdiri dari pembelian bibit, pupuk,obat-obatan dan biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah untuk kegiatan persiapan untuk pembibitan, pengolahan lahan, pemupukan, penyemprotan, pengairan, pemanenan. Sedangkan biaya tetap meliputi biaya penyusutan alat-alat, sewa lahan, dan pajak tanah. Adapun jumlah pendapatan diperoleh dari usahatani padi kelompok Mawar adalah sebesar Rp 52.595.999 Ha/Tahun. Pendapatan tersebut setelah dikurangi pinjaman modal Rp 40.000.000 dan bunga modal sebesar 2% menjadi sebesar Rp 11.795.999 dengan pendapatan rata-rata kelompok Mawar sebesar Rp 368.625 Ha/Tahun. Sedangkan jumlah pendapatan kelompok PEKKA Harum manis yaitu sebesar Rp 52.207.331 Ha/Tahun. Pendapatan tersebut setelah dikurangi pinjaman modal Rp 40.000.000 dan bunga modal sebesar 2% menjadi sebesar Rp 11,407,331 dengan pendapatan rata-rata kelompok PEKKA Mawar sebesar Rp 316,870 Ha/Tahun. Angka tersebut didapat dari pendapatan kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok.

Pendapatan lainnya A. Buruh tani

Buruh tani merupakan pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh para responden peserta PEKKA dan responden Non PEKKA di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat. Pekerjaan sebagai buruh tani berupa buruh tanam dan buruh panen. Rata-rata pendapatan peserta PEKKA yang bekerja sebagai buruh tanam sebesar Rp 287.333/Tahun. Pendapatan buruh panen adalah sebesar Rp 450.133/TahunSedangkan responden Non PEKKA rata-rata pendapatan sebagai buruh tanam sebesar Rp 289.333/Tahun dan buruh panen adalah sebesar Rp 442.000/Thn.

B. Pendapatan Koperasi

(9)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

ini hanya diperuntukkan untuk para anggota PEKKA karena bungan yang dibebankan yaitu sebesar 2% dari jumlah yang dipinjam. Pendapatan peserta PEKKA dari kopearasi adalah sebesar Rp 100.000/Thn (Lampiran 22).

Pendapatan Total Peserta PEKKA dan Non PEKKA

Pendapatan total responden adalah seluruh pendapatan peserta PEKKA dan non PEKKA dari seluruh hasil bekerja bekerja baik itu bekerja sebagai pengerajin tenun, petani, buruh tani. Untuk lebih jelasnya pendapatan perempuan Peserta PEKKA dan Non PEKKA dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4.2. Rata-rata Pendapatan Total Peserta PEKKA dan Non PEKKA dari seluruh pekerjaan yang dilakukan di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombk Tengah Tahun 2015.

No Uraian Pekerjaan Peserta PEKKA Non PEKKA

(Rp/Thn) (Rp/Thn)

1. Kerajinan Tenun 4.358.622 4.077.203

1. Usaha Tani 342.747 -

2. Buruh Tanam 287.333 289.000

3. Buruh Panen 450.133 442.000

5. Pend Koperasi 100.000 -

Jumlah 5.538.835 4.817.203

Sumber : Data primer diolah tahun 2015. (Lampiran 14 dan 23)

Dari Tabel 4.4.2. menunjukkan rata-rata perempuan peserta PEKKA yang paling besar adalah pendapatan kerajinan tenun yaitu sebesar Rp 4.358.622/Thn. Pendapatan paling rendah adalah koperasi yaitu sebesar Rp 100.000/Thn. Sedangkan untuk rata-rata pendapatan Non PEKKA yang paling besar adalah pendapatan kerajinan tenun yaitu sebesar Rp 4.077.203/Thn dan pendapatn terendah adalah pendapatan buruh tanam yaitu sebesar Rp 289.000/Thn. Perbedaan pendapatan disebabkan banyaknya sumber pendapatan lain dari responden peserta PEKKA sehingga jumlah pendapatanya lebih banyak dibandingkan dengan responden yang non PEKKA.

Untuk menghitung jumlah pendapatan Perempuan kepala keluarga dilakukan dengan mengurangi nilai produksi yang dihasilkan oleh responden dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan baik usahatani maupun kerajinan tenun. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program PEKKA terhadap peningkatan pendapatan yang diperoleh responden peserta PEKKA melalui uji analisis statistik yaitu z-test. Dari hasil Uji Statistik z-Test : Two Paired Two Sample for Means menunjukkan bahwa program PEKKA dapat meningkatkan pendapatan Peserta PEKKA. Dalam perhitungan pendapatan didapat z-hitung (2.191) lebih besar dari z-tabel (1.967) maka H1

(10)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

masyarakat Desa Sukarara cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan Perempuan Kepala Keluarga.

Kendala-kendala responden peserta PEKKA dalam mengikuti program PEKKA.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan Perempuan Kepala Keluarga peserta PEKKA akan menghadapi berbagai kendala dalam mengikuti program PEKKA. Sangat perlu untuk diketahui apa saja kendala yang dihadapi selama mengikuti program PEKKA. Kendala-kendala yang dihadapi para peserta PEKKA dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5. Kendala-kendala responden peserta PEKKA di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat, Tahun 2015.

No Kendala Peserta PEKKA

(%)

1. Peran Reproduktif 10 (33,33%)

2. Komunikasi 10 (33,33%)

Sumber : Data Primer Diolah, 2015.(Lampiran 15)

Berdasarkan Tabel 4.5. Menunjukan bahwa kendala-kendala yang dihadapi para peserta PEKKA dalam mengikuti program PEKKA adalah sebagai berikut :

1. Peran reproduktif

Kesibukan yang dilakukan oleh peserta PEKKA baik itu sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah bagi kelangsungn hidup keluarganya.

Lebih lanjut “Sajogyo (1983) mengatakan bahwa, perempuan di pedesaan

memiliki dua peranan baik sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan sebagai pencari nafkah di bidang produksi yang menghasilkan

pendapatan.” Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang mengalami kendala kesibukan sebagai kendala unutk mengikuti program PEKKA adalah sebanyak 10 orang atau (33,33%).

2. Komunikasi

Komunikasi yang terjalin antara peserta PEKKA dengan kader PEKKA trutama dalam penyampain materi kurang baik. Para peserta PEKKA sulit memahami bahasa dalam penyampain materi karena kurangnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh para peserta. Adapun jumlah responden yang kendalanya adalah komunikasi adalah sebanyak 10 orang (33,33%).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(11)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah

1. Program yang diikuti oleh para peserta PEKKA ada empat yaitu : (1). Pelatihan kerajinan; (2). Pelatihan pengembangan usaha; (3). Pelatihan keterampilan; (4). Pendidikan.

2. Peran program PEKKA terhadap peserta PEKKA : (1). Penyediaan pinjaman modal usaha mandiri sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerajinan tenun; (2). Bantuan modal usaha kelompok sehingga dapat menambah pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani yang melakukan usahatani secara berkelompok.

3. Program PEKKA dapat meningkatkan pendapatan peserta PEKKA sebanyak 18% (Rp 721,632/Tahun), yaitu dari Rp 4.077.203/Tahun menjadi sebesar Rp 5.538.835/Tahun.

4. Kendala-kendala utama yang dihadapi oleh responden peserta PEKKA dalam mengikuti program PEKKA meliputi peran reproduktif dan komunikasi.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Disaran kepada para peserta PEKKA untuk lebih aktif mengikuti program

sehingga dapat meningkatkan kapasitas diri dalam menerapkan apa yang sudah didapat dalam mengikuti program PEKKA.

2. Disarankan untuk penyelenggara PEKKA untuk lebih memperluas wilayah binanaan PEKKA yaitu menambah jumlah anggota dengan mengajak perempuan kepala keluarga yang belum mengikuti program PEKKA sehingga mereka mau ikut serta dalam program PEKKA.

3. Disarankan unutk penyelenggara PEKKA agar lebih meningkatkan sosialisasi tentang program PEKKA sehingga para perempuan kepala keluarga yang awalnya tidak tahu dan tidak mau mengikuti program PEKKA menjadi tertarik unutk mengikuti program PEKKA.

4. Disarankan kepada pemerintah agar mau membantu mensukseskan program PEKKA agar lebih berkembangan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan kepala keluarga terutama dalam hal permodalan sehingga modal yang diberikan melalui program PEKKA tercukupi.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwinata Wiyatna, 2010. Partipasi Perempuan Terhadap Program Pemberdayaan Perempuan Dalam Pemeberdayaan Perempuan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (P3EL) di Desa Pohgading Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Anonim, 2014. Menguak Keberadaan dan Kehidupan Perempuan Kepala

(12)

Peran Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Terhadap Peningkatan Pendapatan di Desa Sukarara Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah _______, 2014. Panduan Pengesahan Perkawinan. Australian AID: Jakarta

Timur.

Anonim, 2012. Laporan Tahun PEKKA. Pdf. Diakses pada Wita 12.30 11/07/14

Gambar

Tabel 4.3.1. Uraian kegiatan yang diikuti oleh peserta PEKKA.
Tabel 4.4.1.1. Rata-rata biaya  produksi dan pendapatan Perserta PEKKA dan Non PEKKA dari Kerajinan Tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2015
Tabel 4.4.2. Rata-rata Pendapatan Total Peserta PEKKA dan Non PEKKA dari
Tabel 4.5. Kendala-kendala responden peserta PEKKA di Desa Sukarara

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Puskesmas Kalik Informasi bagi pengembangan program kesehatan ibu hamil sampai nifas atau asuhan komprehensif agar lebih banyak lagi memberikan penyuluhan yang lebih

Puskesmas tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kegiatan pencarian data yang dibutuhkan, atau belum tersedia penyimpanan data pada database serta belum

dengan adanya Mahkamah Konstitusi yang memiliki kewenangan pengujian undang-undang baik secara materil dan formil dapat memberikan suatu upaya kontrol atau pengendalian dari

(1) perancangan campuran beton cara SNI untuk kadar pasir tinggi yaitu lebih besar daripada 50% dalam agregat gabungan untuk ukuran maksimum agregat 20 mm dan 40 mm dapat

Universitas

A structured process will achieve better overall performance by defining and tracking both functional and non-functional requirements together.. Meeting both objectives can

Media pembelajaran video animasi yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagaimana uraian di atas, apabila memenuhi syarat media yang baik. Berikut

Dalam hal ini Penulis meneliti strategi yang dilancarkan Humas LKP Batik Siger Yayasan Sari Teladan dalam melakukan sosialisasi Batik Siger dalam mempromosikan