• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH STUDI KOMPARASI PEMURNIAN LANGSUNG BIOGAS DARI BIODIGESTER DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN BAHAN PEMURNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH STUDI KOMPARASI PEMURNIAN LANGSUNG BIOGAS DARI BIODIGESTER DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN BAHAN PEMURNI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ARTI KEL I LMI AH

STUDI KOMPARASI PEMURNI AN LANGSUNG BI OGAS DARI BI ODI GESTER DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN BAHAN PEMURNI

OLEH DI AN ASYRI NI

C1J 011 016

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROI NDUSTRI UNI VERSI TAS MATARAM

(2)
(3)

Studi Komparasi Pemurnian Langsung Biogas Dari Biodigester Dengan Berbagai Perlakuan Bahan Pemurni

Oleh:

Dian Asyrini(1), Sukmawaty(2), dan Asih Priyati(2)

(1)Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri

Universitas Mataram

(2)Dosen Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri

Universitas Mataram

ABSTRAK

Biogas adalah campuran gas metana (CH4) yang mengandung gas pengotor berupa

karbondioksida (CO2) dan amonia (NH3). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

perbandingan bahan pemurni yang tepat dalam proses pemurnian langsung biogas dan untuk mengetahui kapasitas pemurnian pada berbagai perlakuan bahan pemurni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan 6 perlakuan bahan pemurni, yaitu 1 kg, 2 kg, 3 kg, dan 4 kg karbon aktif, serta campuran bahan pemurni, yaitu 4

kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif, dan 4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif. Parameter dalam

penelitian ini adalah debit biogas yang diukur dengan menggunakan alat flowmeter, tekanan biogas yang diukur menggunakan manometer U, nilai kalor dengan mengukur waktu kenaikan

suhu air sebesar 40oC dengan percobaan menggunakan air sebanyak 1 Liter dan volume biogas

yang digunakan untuk menaikan suhu. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas pemurnian

tertinggi ada pada perlakuan 2 kg karbon aktif dengan nilai sebesar 0,19699 m3 dan tekanan

tertinggi ada pada perlakuan 4 kg karbon aktif dengan nilai sebesar 725 N/ m2. Gas dengan nilai kalor tertinggi ada pada perlakuan 4 kg zeolite+ 0,5 kg karbon aktif dengan waktu perubahan suhu selama 5 menit 38 detik. Sedangkan nilai tertinggi pada banyaknya biogas yang digunakan untuk kenaikan suhu ada pada perlakuan 4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif. Setelah diuji dengan pendekatan statistika menggunakan program ternyata memberikan hasil yang berbeda nyata pada proses pemurnian.

Kata kunci : biogas, karbon aktif, pemurnian, zeolite.

(4)

Comparative Study on Direct Purification of Biogas from Biodigester using Various Purifying Materials

Dian Asrini (1), Sukmawaty (2), and Asih Priyati (2)

(1)

Student at Studies Program of Agriculture Engineering, Faculty of Food Technology and Agro-industry, University of Mataram

(2)

Lecturer at Studies Program of Agriculture Engineering, Faculty of Food Technology and Agro-industry, University of Mataram

ABSTRACT

Biogas is mixture of methane (CH4) gas containing impurities in the form of carbon dioxide

(CO2) and ammonia (NH3). This research aimed to determine proper ratio of purifying materials and to determine materials capacity on biogas direct purification process. Method used in this study was experimental method using 6 treatments, i.e. variation of activated carbon (1kg, 2kg, 3kg, and 4kg) and combination of purifying material, i.e. 4kg zeolite + 0.5kg activated carbon and 4kg zeolite + 1kg activated carbon. Observed parameters in this study were biogas flowrate which was measured using flowmeter, biogas pressure which was measured using U-tube manometer, calor value which was determined by heating 1 Liter water with 40° C temperature change, and biogas quantity to heating the water. Result showed that 2kg activated carbon yield the highest purifying capacity, i.e. 0.19699 m3 and 4kg activated carbon yield the highest pressure, i.e. 725 N/ m2. I n addition, the highest calor value was showed by 4kg zeolite + 0.5kg activated carbon with 5 minutes 38 seconds heating period. Whereas the highest value of biogas quantity to heating the water showed by 4kg zeolite + 1kg activated carbon. Furthermore, significant result on direct purifying process was showed after both purifying materials were tested using statistical approach.

Keywords: biogas, activated carbon, purification, zeolite.

(5)

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan penggunaan energi semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi energi oleh masyarakat akibat penggunaan berbagai macam peralatan untuk menunjang kenyamanan dalam kehidupan. Sumber energi yang selama ini digunakan sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, gas alam dan lain-lain. Bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang proses terbentuknya memerlukan waktu jutaan tahun dan dapat dikatakan merupakan energi tak terbarukan. Selain merupakan energi tak terbarukan. Penggunaan energi fosil mengakibatkan meningkatnya gas rumah kaca. Sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa peningkatan konsentrasi gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global oleh karena itu, untuk mengganti penggunaan energi tak terbarukan diperlukan sumber energi alternatif yang mampu mengurangi laju pemakaian energi fosil (Waskito, 2011).

Biogas, campuran gas metan

(CH4), karbondioksida (CO2), ammonia

(NH3), uap air dan impuritas lain,

merupakan salah satu sumber energi

terbarukan yang pada saat ini

mendapatkan perhatian secara serius oleh banyak kalangan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa biogas dapat diproduksi dengan sederhana dari bahan organik kotoran hewan ternak, sampah perkotaan, limbah pertanian dan limbah-limbah yang mengandung biomasa. Penggunaan biogas mempunyai keuntungan ganda menyelesaikan permasalahan lingkungan oleh limbah padat dan keterbatatasan energi fosil yang harganya terus meningkat. Dengan demikian penggunaan biogas berarti menjalankan konsep pembangunan berkelanjutan yang menjadi ciri utama

teknologi hijau (Green Technology).

Keuntungan lain yang diperoleh dari penggunaan biogas meliputi: (i) dapat

mengurangi pemanasan global dan

perubahan iklim, (ii) dapat menurunkan polusi yang disebabkan oleh bahan bakar fosil, (iii) mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan (iv) biogas dapat diproduksi dengan mudah dan

banyak masyarakat I ndonesia secara

tradisional telah dapat memproduksinya.

Namun demikian, sampai saat ini

penggunaan biogas belum maksimal dan secara umum hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor (Susanto, dkk, 2013).

Produk biogas terdiri dari metana (50-70% ). Karbondioksida (25-45% ) dan sejumlah kecil hidrogen, nitrogen, hidrogen

sulfida. Kemurnian metana (CH4) dari

produk biogas tersebut menjadi penting karena memepengaruhi nilai kalor yang dihasilkan. Dalam hal ini impuritas yang berpengaruh terhadap nilai kalor adalah

karbondioksida (CO2). Keberadaan CO2

dalam CH4 maka semakin menurunkan nilai

kalor CH4 ditunjukkan dengan warna merah kekuningan pada api yang dihasilkan (Nadliriyah dan Triwikantoro, 2014).

Salah satu cara untuk menghilangkan zat pengotor yang terkandung pada biogas adalah pemurnian yaitu dengan cara menyerap zat pengotor dengan menggunakan bahan pemurni yang memungkinkan dapat menyerap zat pengotor tersebut. Dimana proses penyerapan (adsoprsi) dalam penelitian ini menggunakan bahan pemurni karbon aktif dan zeolite sebagai adsorben.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kotoran sapi, Air, Zeolit, Karbon aktif., sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu Flowmeter, Alat penampung pemurnian, Timbangan analitik, Oven hock, Kompor biogas Selang bening, Ember, Data loger, Termocouple, Camera digital.

Tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 november s/ d 05 desember 2015 di dusun Rean Kecamatan Gerung Barat Kabupaten Lombok Barat Mataram. .Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan dimulai dari persiapan sampel pemurni menggunakan karbon aktif dan campuran antara karbon aktif dan zeolite

zeolite. Sampel yang digunakan

menggunakan 4 perlakuan yaitu 1 kg karbon aktif, 2 kg karbon aktif, 3 kg karbon aktif, 4 kg karbon aktif. untuk campuran yaitu 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif dan

(6)

4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif . kemudian dilakukan aktivasi kedua bahan tersebut dengan menggunakan oven pada suhu 100oC Selama 1 jam. Setelah itu, dilakukan

pengambilan data tiap-tiap parameter

setiap 30 menit selama 1 jam 30 menit.

Perhitungan Parameter

Parameter yang digunakan pada penelitian pemurnian biogas yaitu:

1. Kapasitas pemurnian biogas

Dengan mengukur debit biogas dan ketinggian kolom air pada manometer U. Tekanan biogas dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

P=ρ.g.h...(1) Dimana :

P = Tekanan (N/ m2)

ρ = Densitas zat cair (kg/m3) = 1000 kg/ m3

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/ s2)

h = Perbedaan ketinggian kolom zat cair yang digunakan (m) (Anggito, 2014)

2. I ndikator nilai kalor biogas

Waktu perubahan suhu dan banyaknya biogas yang dibutuhkan untuk memanaskan air.

HASI L DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah kotoran sapi dan air dengan perlakuan terbaik dari penelitian sebelumnya yang menggunakan perbandingan 1: 1 (kotoran sapi 25 kg : air 25 kg) dengan waktu fermentasi selama 48 jam, perlakuan tersebut digunakan, karena pada penelitian sebelumnya hasil terbaik yang didapatkan adalah perbandingan 1: 1 dari proses fermentasi biogas dalam biodigester, sehingga pada penelitian ini digunakan perlakuan tersebut sebagai . 6 perlakuan, dalam penelitian ada dua perlakuan yang menggunakan campuran zeolite sebanyak 4 kg karena pada penelitian sebelumnya perlakuan zeolite saja sebanyak 4 kg adalah perlakuan yang paling baik, sehingga pada penelitian ini digunakan perlakuan tersebut sebagai perlakuan campuran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel :

Tabel 6. Perlakuan Berbagai Macam Massa Bahan Pemurnian

Perlakuan Massa bahan (kg)

1 1 karbon aktif

4.1. Kapasitas Pemurnian Biogas

Kapasitas pemurnian adalah megetahui berapa banyak daya tampung bahan pemurni dalam menyerap gas pengotor yang ada pada biogas. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui nilai kapasitas pemurnian biogas perlu dilakukan pengambilan data debit biogas sebelum pemurnian dengan tujuan untuk mengetahui berapa banyak biogas yang mengalir sebelum dimurnikan, dan pengambilan data debit biogas setelah pemurnian dengan tujuan untuk mengetahui berapa banyak biogas yang mengalir setelah pemurnian biogas, dengan proses pemurnian menggunakan 2 bahan pemurni yaitu karbon aktif dari arang cangkang kelapa dan zeolite. Adapun dalam penelitian ini ada sebanyak 6 perlakuan yang digunakan antara lain 1 kg karbon aktif, 2 kg karbon aktif, 3 kg karbon aktif, 4 kg karbon aktif, 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif dan 4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif.

4.1.1. Debit biogas

Debit biogas adalah besaran yang menyatakan banyaknya biogas yang mengalir yang melewati pipa tempat biogas

mengalir. Debit biogas diukur

menggunakan flowmeter yang berfungsi untuk mengukur berapa jumlah biogas yang dihasilkan dengan mengalirkan biogas ke flowmeter. Flowmeter dipasang di dua titik yaitu pada titik sebelum pemurnian dan setelah pemurnian dengan tujuan agar

dapat diketahui berapa kapasitas

pemurnian biogas. Dari proses pemurnian dapat diketahui jumlah kapasitas pemurnian biogas yang dimurnikan, kemudian diamati setiap 30 menit dari waktu kenaikan suhu pada uji kalor selama 1 jam 30 menit (3 kali ulangan). Hasil debit gas dapat dilihat pada Tabel dan Gambar 6.

(7)

Tabel 7. Pengaruh perubahan Debit Biogas pada Berbagai perlakuan Bahan Pemurni

0,14477 0,12400

2 karbon aktif

0,14322 0,13133

3 karbon aktif

0,13744 0,12577

4 karbon aktif

0,15066 0,12988

4 zeolite + 0,5 kg karbon aktif

0,12722 0,12211

4 zeolite + 1 karbon aktif

0,13111 0,11800

Gambar 7. Pengaruh perubahan Debit Biogas pada Berbagai perlakuan Bahan

Pemurni

Pada Gambar 7 perubahan debit yang terjadi pada proses pemurnian salah satunya adalah karena penyerapan zat pengotor yang ada pada biogas terhadap

bahan pemurni yaitu CO2. Dalam pendapat

Hamidi,dkk (2011), Gas CO2 yang terserap tersebut akan diurai menjadi satu atom C dan dua atom O. Atom C akan tetap terperangkap di rongga-rongga zeolite sedangkan atom O akan diteruskan sehingga menyebabkan kandungan O2 meningkat. penyebab terjadinya

penguraian gas CO2 ada 3 macam, yaitu

akibat reaksi termal, elektrolisis, dan katalis. Zeolite memiliki sifat yaitu sebagai

katalis sehingga proses penguraian CO2 dapat terjadi. Berikut ini adalah contoh reaksi kimia penguraian :

2CO2 2CO + O2

Struktur zeolite juga dapat

melakukan adsorpsi terhadap senyawa H2O, CO2, SO2, H2S Weitkamp dan Puppe (1999), dengan kemampuan penyerapan zeolite terhadap gas – gas tersebut sampai 25 % Sutarti dan Rachmawati (1994). Sehingga, karena pada proses penyerapan gas pengotor terhadap zeolite cukup tinggi

dapat menyebabkan laju debitnya

berkurang setelah pemurnian, yang pada awalnya 0,15066 m3 menjadi 0,12988 m3. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi aliran debit biogas adalah laju alir zat

pengotor CO2, dimana dalam pendapat

Apriyanti (2012) yang menyatakan bahwa

laju alir CO2 sangat berpengaruh di dalam

proses adsorbsi. Dengan adanya peningkatan jumlah umpan yang masuk,

maka jumlah CO2 yang teradsorpsi akan

semakin meningkat, karena dengan semakin besar laju alir, memperbanyak

kontak gas CO2 dengan partikel bahan

pemurni semakin merata sehingga kapasitas CO2 yang teradsorpsi lebih besar.

Untuk perlakuan campuran yaitu karbon aktif + zeolite, nilai perubahan debit paling besar yaitu ada pada perlakuan 4kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif. Untuk nilai debit biogas setelah pemurnian bisa dilihat bahwa dari setiap perlakuan volumenya

menurun. Pemurnian terbaik yang

disebabkan oleh banyaknya bahan

pemurnian sehingga daya serap CO2 dan

H2S semakin tinggi, yang menyebabkan

nilai volume hasilnya semakin rendah. Sehingga untuk mengetahui lebih kapasitas pemurnian biogas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Pengaruh Kapasitas Pemurnian pada Berbagai Perlakuan Bahan Pemurni

Massa m (kg) Kapasitas Pemurnian

Biogas (m3/ jam)

1 Karbon aktif 0,186

2 Karbon aktif 0,19699

3 Karbon aktif 0,18865

4 Karbon aktif 0,12988

(8)

Gambar 8. Pengaruh Kapasitas Pemurnian pada Berbagai Perlakuan Bahan Pemurni

Berdasarkan Grafik pada Gambar 9. Dapat diketahui hasil dari kapasitas pemurnian biogas dari setiap perlakuan. Nilai kapasitas tertinggi ada pada perlakuan 2 kg karbon aktif dengan nilai kapasitas

sebesar 0,19699 m3/ jam 0yang artinya

kapasitas gas pengotor yang terserap tinggi, sesuai dengan nilai debit biogas setelah pemurnian yang teringgi ada perlakuan 2 kg karbon aktif karena pada pendapat Wahyudi (2012) proses penghilangan pengotor dalam biogas dapat dilakukan dengan menggunakan arang aktif

sebagai absorber gas CO2 dengan karbon

aktif, biogas yang dihasilkan mempunyai komposisi CH4 = 76.32% , CO2 = 18.42 % , NH3 = 1.63% dan H2S = 0.28% . Hal ini

menunjukkan penurunan kadar CO2 atau

kadar lain dalam komposisi biogas dapat

meningkatkan kadar CH4. Dengan demikian

karbondioksida dan nitrogen dalam kandungan biogas merupakan penghambat

atau menurunkan kadar CH4, sedangkan

pada perlakuan lainnya yaitu pada perlakuan 3 kg karbon aktif memiliki kapasitas pemurnian sebesar 0,18865

m3/ jam, perlakuan 1 kg karbon aktif

memiliki nilai kapasitas pemurnian sebesar 0,186 m3/ jam, pada perlakuan 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif memiliki nilai kapasitas pemurnian sebesar 0,18316,

m3/ jam. perlakuan 4 kg zeolite + 1 kg

karbon aktif memiliki nilai kapasitas

pemurnian sebesar 0,177 m3/ jam,

perlakuan 4 kg karbon aktif memiliki nilai kapasitas pemurnian sebesar 0,12988 m3/ jam.

Tabel 9. Hasil Uji Lanjut Kapasitas

Pemurnian Biogas Dengan Costat

No Perlakuan (kg) Rata-rata *

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari ke semua perlakuan yang menggunakan bahan pemurni karbon aktif dan campuran zeolite dengan karbon aktif sama-sama tidak ada yang berbeda nyata dan pengaruh dari semuanya sama, tapi yang nilai meannya tinggi adalah yang paling baik dari perlakuan lainnya. Dapat dilihat bahwa nilai mean paling tinggi ada pada perlakuan 2 kg karbon aktif. nilai tersebut sesuai dengan grafik dan tabel kapasitas pemurnian biogas yang menunjukkan bahwa kapasitas tertinggi ada pada perlakuan 4 kg karbon aktif.

4.2. Tekanan Biogas

Untuk mengukur tekanan biogas dalam penelitian menggunakan manometer U, di mana ujung salah satu selang dihubungkan dengan selang saluran biogas dan ujung yang lain untuk udara luar, tekanan biogas yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan cm. Tekanan dalam penelitian diatur dengan tekanan 20 cm, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkonstankan nilai tekanan biogas sehingga untuk semua perlakuan memiliki nilai tekanan yang sama pada awal pengambilan data, sehingga dengan tekanan 20 cm berapa debit yang mengalir pada flowmeter dari setiap perlakuan dan juga dilihat dari nilai penurunan tekanan dari setiap perlakuan dengan nilai tekanan awal yang sudah diatur. Pengambilan data dilakukan pada awal pengukuran dan setiap 30 menit selama 1 jam 30 menit.

(9)

tertentu akan mempercepat proses fermentasi secara anaerob, proses fermentasi sangat peka terhadap pengaruh perubahan temperatur. Dari hasil tersebut, temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses produksi biogas. Penurunan tekanan gas disebabkan bakteri metanogen mati karena sudah tidak tersedia makanan bagi bakteri sebagai kebutuhan hidup organisme. Dan juga pada pendapat Fikri (2015) kandungan air yang berbeda-beda dapat mempengaruhi laju penguraian atau produksi bakteri dan juga subtrat dan homogenitas sistem mempengaruhi proses kerja mikroorganisme, karena kandungan air yang tinggi akan memudahkan proses penguraian, sedangkan homogenitas sistem membuat kontak antar mikroorganisme dengan subtrat menjadi lebih intim yang menyebabkan hasil akhir produksi biogas yang optimal. Untuk nilai tekanan biogas dapat dilihat pada tabel 10 dan Gambar 9. Tabel 10. Pengaruh Perubahan Tekanan

Biogas pada Berbagai Bahan Pemurni

Massa m (kg) Tekanan Biogas

(N/ m2)

Gambar 9. Pengaruh Perubahan Tekanan Biogas pada Berbagai Bahan

Pemurni

Berdasarkan Grafik pada Gambar 9, menunjukkan bahwa nilai dari tekanan biogas pada setiap perlakuan, diketahui bahwa nilai kapasitas tertinggi ada pada perlakuan 4 kg karbon aktif dengan nilai

tekanan biogas sebesar 725,9 N/ m2,

sedangkan pada perlakuan lainnya yaitu pada perlakuan 3 kg karbon aktif dengan

nilai tekanan biogas sebesar 647,4 N/ m2,

perlakuan 1 kg karbon aktif memiliki nilai

tekanan biogas sebesar 588,6 N/ m2,

perlakuan 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif memiliki nilai tekanan biogas sebesar 568,9 N/ m2, perlakuan 4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif dan perlakuan 2 kg karbon aktif memiliki nilai tekanan biogas yang sama sebesar 529,7 N/ m2.

4.3. Nilai Kalor

Nilai kalor pada penelitian ini dilakukan dengan mengukur kecepatan

perubahan suhu hingga 40oC dengan jeda

30 menit selama 1 jam 30 menit, yaitu dengan memanaskan air sebanyak 1 liter yang diukur menggunakan gelas ukur. Untuk nilai perubahan suhu dapat dilihat pada Tabel 11 dan Gambar 10.

(10)

Gambar 10. Pengaruh Perubahan Suhu pada Berbagai perlakuan Bahan Pemurni

Berdasarkan Grafik pada Gambar 10 dapat ketahui untuk nilai waktu perubahan suhu paling tinggi ada pada perlakuan kontrol (tanpa bahan pemurni) yaitu dengan nilai waktu perubahan suhu sebesar 7,26, sedangkan pada perlakuan lainnya yaitu pada 4 kg karbon aktif yaitu dengan nilai waktu perubahan suhu sebesar 6,29, perlakuan 3 kg karbon aktif memiliki nilai perubahan suhu sebesar 6,00 perlakuan 1 kg karbon aktif memiliki nilai perubahan suhu sebesar 5,86, perlakuan 2 kg karbon aktif memilii nilai perubahan suhu sebesar 5,71, perlakuan 4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif memiliki nilai perubahan suhu sebesar 5,29 dan perlakuan 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif meimiliki nilai perubahan suhu sebesar 5,38. Dapat diketahui bahwa nilai perubahan suhu paling rendah ada pada perlakuan 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon karbon aktif, ini menunjukkan bahwa nilai kalor paling tinggi ada pada nilai perubahan suhu paling rendah. Dimana air yang dipanaskan dengan perlakuan penambahan 4 kg zeolite + 500 gram karbon aktif adalah yang paling cepat dibandingkan dengan perlakuan yang lain dalam waktu perubahan suhu. Hal ini dikarenakan gas yang ditambahkan dengan 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif karena kandungan gas metana yang tinggi, ini disebabkan oleh menurunnya kandungan

CO2 dan H2S dalam gas. Kandungan CH4

tinggi pada penambahan zeolite.

I ni juga sesuai dengan pendapat Harihastuti (2014), yang menyatakan bahwa karbon aktif memiliki daya adsorpsi

yang baik untuk menyisihkan H2S,

sedangkan dalam menyisihkan CO2,

efisiensi penyisihannya kecil. Sebaliknya, zeolite baik dalam menyisihkan CO2, tetapi

dalam menyisihkan H2S kurang baik.

Sehingga, untuk dapat menyisihkan CO2

dan H2S dengan efisiensi yang tinggi,

diperlukan adsorpsi secara terintegrasi dengan karbon aktif dan zeolit dalam satu proses.

Hal ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya di mana, bila kadar CH4 tinggi

maka biogas tersebut akan memiliki kandungan kalor yang tinggi. Sebaliknya

jika kadar CO2 yang tinggi maka akan

mengakibatkan kandungan kalor biogas tersebut rendah. Maka dari itu untuk meningkatkan kandungan kalor biogas,

maka kadar gas CO2 harus rendah (Hamidi,

2011).

Tabel 12. Hasil Uji Lanjut Data Waktu Perubahan Suhu nyata sedangkan notasi yang tidak sama berbeda nyata.

Berdasarkan Tabel 12 diatas bahwa waktu perubahan suhu dengan menggunakan bahan pemurni karbon aktif dan campuran zeolite dengan karbon aktif ternyata memiliki notasi signifikan yang berbeda-beda seperti pada perlakuan kontrol (tanpa bahan pemurni) berbeda nyata dengan perlakuan 1 kg karbon aktif, 2 kg karbon aktif, 3 kg karbon aktif, dan 4 kg karbon aktif, pada pemurnian dengan menggunakan 1 kg karbon aktif tidak berbeda nyata dengan pemurnian menggunakan 2 kg karbon aktif, 3 kg karbon aktif dan 4 kg karbon aktif. Namun pemurnian dengan menggunakan karbon aktif berbeda nyata dengan pemurnian yang menggunakan bahan campuran yaitu karbon aktif dan zeolite.

(11)

zeolite + 0,5 kg karbon aktif tidak berbeda nyata dengan pemurnian yang menggunakan 4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif. sehingga untuk proses pemurnian biogas dapat menggunakan bahan campuran antara karbon aktif dan zeolite, karena jika kedua bahan tersebut dicampur maka proses penyerapan gas pengotor akan tinggi, sehingga akan menghasilkan gas methan yang bagus, selain itu penambahan karbon aktif dan zeolite tidak terlalu mahal dan tidak terlalu bahaya untuk pengguna biogas, namun tetap dapat menghasilkan biogas murni yang dapat diaplikasikan sebagai energi altenatif. Untuk nilai banyaknya biogas yang digunakan untuk memanaskan air dapat dilihat pada Tabel 13 dan Gambar 10.

Tabel 13. Pengaruh Banyaknya Biogas Yang Digunakan Untuk Menaikan Suhu pada Berbagai Perlakuan Bahan Pemurni

1 karbon aktif 0,01094

2 karbon aktif 0,01145

3 kg karbon aktif 0,01093

4 karbon aktif 0,01171

4 zeolite + 0,5

karbon aktif 0,00946

4 zeolite + 1

karbon aktif 0,01492

Gambar 11. Pengaruh Banyaknya Biogas Yang Digunakan Untuk Menaikan Suhu pada Berbagai Perlakuan Bahan Pemurni

Berdasarkan Grafik pada Gambar 11 dapat diketahui banyaknya biogas yang digunakan untuk memanaskan air pada

setiap perlakuan bisa dilihat bahwa nilai tertinggi ada pada perlakuan 4 kg zeolite + 1 kg karbon aktif dengan nilai sebesar

0,01492 m3/ jam, sedangkan untuk

perlakuan lainnya yaitu 4 kg kg karbon aktif

dengan nilai sebesar 0,01171 m3/ jam,

perlakuan 2 kg karbon aktif memiliki nilai

sebesar 0,01145 m3/ jam, perlakuan 1 kg

karbon aktif memiliki nilai sebesar 0,01094

m3/ jam, perlakuan 3 kg karbon aktif

memiliki nilai sebesar 0,01103 m3/ jam, dan perlakuan 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif dengan nilai sebesar 0,00946 m3/ jam, dan . Dari data tersebut dapat kita ketahui berapa volume yang digunakan untuk memanaskan air pada setiap perlakuan yang telah ditentukan waktu yang telah di catat pada proses penelitian.

KESI MPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini untuk nilai kapasitas pemurnian tertinggi ada pada perlakuan 2 kg karbon aktif dengan nilai sebesar 0,19699m3 .

2. Faktor yang mempengaruhi nilai debit biogas adalah, kandungan gas pengotor pada biogas dan laju alir gas pengotor. 3. Pada nilai kalor didapatkan data bahwa

bahan campuran zeolite dan karbon aktif dengan perlakuan 4 kg zeolite + 0,5 kg karbon aktif.

4. Setelah diuji dengan pendekatan statistika ternyata memberikan hasil yang signifikan pada berbagai perlakuan bahan pemurnian.

5. Karbon aktif dan zeolite adalah pilihan yang baik sebagai bahan pemurni biogas, karena harga bahan tersebut yang murah, selain itu kedua bahan tersebut dapat regenerasi kembali sebagai bahan pemurni.

SARAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiany, dkk. 2013. Kajian Penggunaan Arang Aktif Tongkol Jagung Sebagai Adsorben Logam Pb Dengan Beberapa Aktivator Asam.

Diakses Melalui http:/ / download.portalgaruda.org

/ article.php?. [ Pada Hari jum’at, 20 november 2015] .

Anggito, Ageng T. 2014. Studi Pembangkitan Energi Listrik Berbasis Biogas. Diakses melalui http:/ / repository.upi.edu/ 13141/ 4 / S_FPTK_1106543_Chapter% 20(1 ).pdf.

[ Pada hari kamis 21 Januari 2016] .

Anonim. 2011. BAB I I Tinjauan Pustaka

Biogas. Diakses melalui

http:/ / repository.usu.ac.id/ bitstre am/ 123456789/ 17642/ 4/ Chapter % 20I I .pdf. [ Pada Hari jum’at, 20 november 2015] .

Apriyanti, Eny. 2011, Adsorpsi Co2 Menggunakan Zeolit : Aplikasi Pada Pemurnian Biogas. Diakses melalui

http:/ / jurnal.unpand.ac.id/ index.p hp/ dinsain/ article/ download/ 104/ 101. [ Pada Hari Kamis, 15 Januari 2015] .

Aysia1, D.A.Y, Togar Wiliater S. Panjaitan dan Y. Ryan Adiputra H.S. 2012. Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi dengan Metode Taguchi.

Diakses melalui http:/ / repository.petra.ac.id/ 1587

5/ 1/ publikasi1_05006_97.pdf. [ Pada Hari Rabu, 13 januari 2016] .

Fikri, Rozan. 2015. Optimalisasi Pembuatan Biogas Pada Digester Fixed Dome Sbagai Energi Alternatif Alat Pengering Hasil Pertanian. Mataram. Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri Universitas Mataram.

Ginting, Ferdinan D. 2008. Pengujian Alat Pendingin Sistem Adsorpsi Dua

Adsorben Dengan Menngunakan Metanol 1000 Ml Sebagai

Refrigeran. Diakses melalui

http:/ / lib.ui.ac.id/ file?file= digital/ 1

25655-R020868-Pengujian% 20alat-HA.pdf. (Pada hari selasa, 26 januari 2016] .

Hamidi Nurkholis, I NG. Wardana, Denny

Widhiyanuriyawan. 2011. Peningkatan Kualitas Bahan Bakar

Biogas Melalui Proses Pemurnian Dengan Zeolit Alam. Diakses melalui

http:/ / rekayasamesin.ub.ac.id/ ind ex.php/ rm/ article/ download/ 136/ 1 35. [ Pada Hari Rabu, 06 januari 2016] .

Harihastuti Nani, Purwanto, dan I stadi.

2014. Kajian Penggunaan Karbon

Aktif Dan Zeolit Secara Terintegrasi Dalam Pembuatan Biomethane Berbasis Biogas. http:/ / download.portalgaruda.org/ article.php?. [ Pada Hari Senin 7 Desember 2015] .

I zzati dkk, 2015, Biogas Dari Kotoran Sapi.

Diakses melalui http:/ / www.scribd.com/ doc/ 8203

4394/ Biogas-Dari-Kotoran-Sapi-JURNAL. [ Pada Jum’at, 23 Januari 2015] .

Mara, 2012, Analisis Penyerapan Gas

Karbondioksida (CO2) Dengan

Larutan NaOH Terhadap Kualitas Biogas Kotoran Sapi. Diakses melalui

http:/ / ejournal.ftunram.ac.id/ FullP aper/ Made% 20Mara% 20Jurnal% 2 0Pengurangan% 20Gas% 20CO2% 20dari% 20Biogas% 20dengan% 20 Larutan% 20NaOH.pdf. [ Pada Selasa, 20 Januari 2015] .

Miranti Siti. 2012. Pembuatan Karbon Aktif Dari Bambu Dengan Metode Aktivasi Terkontrol Menggunakan Activating Agent H3PO4. Diakes melalui

http:/ / lib.ui.ac.id/ file?file= digital/ 2

(13)

Pembuatan% 20karbon.pdf. [ Pada Hari Rabu, 06 januari 2016] .

Mulyono, Daru. 2000. Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi Alternatif Dan Peningkatan

Sanitasi Lingkungan. Diakses

melalui

http:/ / download.portalgaruda.org/ article.php?article= 62065&val= 45 61. [ Pada hari kamis, 25 juni 2015] .

Nadliriyah. 2014, Pemurnian Produk Biogas dengan Metode Absorbsi MenggunakanLarutan Ca(OH)2.

Diakses melalui http:/ / ejurnal.its.ac.id/ index.php/ s

ains_seni/ article/ viewFile/ 6881/ 19 24 [ Pada Sabtu, 17 Januari 2015] .

Ni Wayan Aprilia Swantini. 2014. Analisis tingkat kemurnian biogas dengan beberapa variasi zat pemurni. Mataram. Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri Universitas Mataram.

Ramdja, dkk. 2008. Pembuatan Karbon Aktif Dari Pelepah Kelapa (Cocus

Nucifera). Diakses melalui

http:/ / jtk.unsri.ac.id/ index.php/ jtk / article/ viewFile/ 47/ 48. [ Pada Hari jum’at, 20 november 2015] .

Negara, dkk, 2012. Pemurnian Biogas Dari Gas Pengotor Hidrogen Sulfida (H2s) Dengan Memanfaatkan Limbah Geram Besi Proses

Pembubutan. Diakses melalui

http:/ / download.portalgaruda.org/ article.php?article= 14906&val= 98

2. [ Pada Hari jum’at, 20

november 2015] .

Sunaryo, 2014. Uji Eksperimen Pemurnian Biogas Sebagai Pengganti Bahan bakar motor bensin. Diakses melalui

http:/ / abcd.unsiq.ac.id/ source/ LP 3MPB/ Jurnal/ Mei/ 7.% 20PPKM.V1. 2% % 20Sunaryo%

20-% 20Uji20-% 20Eksperimen.pdf. [ Pada senin 14 desember 2015).

Susanto, dkk. 2013. Modifikasi Karbon Aktif Sebagai Adsorben Untuk

Pemurnian Biogas. Diakses

melalui

https:/ / www.mysciencework.com/ publication/ read/ 9888786/ modifik

asi-karbon-aktif-sebagai- adsorben-untuk-pemurnian-biogas. [ Pada Hari jum’at, 20 november 2015] .

Wahyudi M. Amiin, dan Denny Widhiyanuriyawan, Nurkholis

Hamidi. Pengaruh Kondisi

Temperatur Meshophilic Dan Thermophilic Anaerob Digester Terhadap Parameter Karakteristik Biogas. Diakses melalui http:/ / mesin.ub.ac.id/ jurnal/ jurnal / download.php?id= 6. [ Pada Hari Sabtu 12 Desember 2015] .

Wahyudi, Dkk. 2012. Pengaruh Kadar

Karbondioksida (CO2) dan Nitrogen (N2) Pada Karakteristik Pembakaran Gas Metana. Diakses melalui

http:/ / rekayasamesin.ub.ac.id/ ind ex.php/ rm/ article/ download/ 145/ 1 40. [ Pada Hari Sabtu, 2 Januari 2016] .

Waskito, Didit. 2011, Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Dengan Pemanfaatan Kotoran Sapi Dikawasan Usaha Peternakan

Sapi. Diakses melalui

http:/ / lib.ui.ac.id/ file?file= digital/ 2

0297650-T29708-Didit% 20Waskito.pdf. [ Pada Hari Rabu, 14 Januari 2015] .

Widhiyanuriyawan, denny, dan hamidi.

2000. Variasi Temperatur

Pemanasan Zeolite Alam-Naoh Untuk Pemurnian Biogas. Diakses melalui

http:/ / download.portalgaruda.org/ article.php?article= 145218&val= 9 82&title= Variasi% 20Temperatur % 20Pemanasan% 20Zeolite% 20al

am-NaOH% 20Untuk% 20Pemurnian% 20Biogas. [ Pada Hari jum’at, 20 november 2015] .

(14)

Zulfa, Aditya. 2011. Uji Adsorpsi Gas Karbon Monoksida (CO) Menggunakan Zeolite Alam Malang Dan Lampung. Diakses melalui

http:/ / lib.ui.ac.id/ file?file= digital/ 2

0284677-S1151-Aditya% 20Zulfa.pdf. [ Pada hari senin 14 desember 2015] .

Gambar

Tabel 6. Perlakuan Berbagai Macam Massa Bahan Pemurnian
Gambar  7. Pengaruh perubahan Debit
Gambar 8. Pengaruh Kapasitas Pemurnian pada Berbagai Perlakuan Bahan Pemurni
Gambar 9. Pengaruh Perubahan Tekanan Biogas pada Berbagai Bahan Pemurni
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.1. Pagu Realisasi APBD Lingkup Provinsi Banten s.d.. Realisasi penerimaan PAD tumbuh 16,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018, sedangkan dari

Guru digalakkan merancang aktiviti yang dapat melibatkan murid secara aktif bagi menjana pemikiran secara analitis, kritis, inovatif dan kreatif di samping menggunakan

Faktor risiko timbulnya gejata depresi pada lansia selain karena faktor usia, adalah wanita (tak menikah dan janda),lebih banyak disabilitas fisik (adanya penyakit

Adapun tahapan-tahapan dari pengembangan perangkat lunak menggunakan RAD ini adalah perencanaan syarat-syarat (requirements planning), RAD design Workshop (workshop

Merupakan bentuk struktur kabel yang terdiri dari dua buah tiang penumpu yang dihubungkan oleh kabel sehingga tercipta sebuah rentangan kabel yang disususn secara sejajar

Berdasarkan Peraturan Bupati Banyumas Nomor 27 Tahun 2010 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas maka BPMPP

Hasil pembobotan pada penelitian usaha perdagangan telur eceran di pasar tradisional Bandar Lampung sejalan dengan penelitian Mas (2013) mengenai prospek pengembangan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam hubungan keluarga atau pun orang tua masing- masing pasangan sangat lah kurang harmonis. Sebab faktor usia yang