• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah : studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah : studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

Studi Kasus Pada Siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

LELY SULESTARI NIM: 051334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

Studi Kasus Pada Siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

LELY SULESTARI NIM: 051334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

SURAT AL BAQORAH, AYAT 255

Menyebutkan

Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hiduo kekal lagi terus-menerus

(makhluk-Nya); tidak meng-antuk dan tidak tidur. Kepunnyaan-Nya apa

yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi

Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka

dan dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu

Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kekuasaan Allah meliputi

langat dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanyanya,

dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Allah SWT

Bapak dan ibuku tercinta, Selar Irawan

dan Suparti yang memberikan kasih

sayang tak terhingga, Kakakku Didik

Sulistiawan, Ipong Harjito dan Helen

Meilia yang selalu memberikan dukungan

dan doa, dan pacarku Mas Bakti

Nugroho, atas segala cinta, perhatian

(6)

MOTTO

Jagalah dan lindungilah orang-orang yang kau sayangi karena tampa

mereka kau tidak akan berarti apa-apa dalam menjalani hidup ini.

Jangan menilai orang dari fisiknya apakah dia tampan atau cantik tapi

lihatlah perilakunya dan isi hatinya apak dia baik dan penyayang kerena

hal itulah yang membuat suatu hubungan kekal abadi.

Jangan putus asa dalam menjali hidup ini karena Allah tidak akan

memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya untuk itu tetaplah

berusaha dan berdoa Allah akan meberikan kebahagian yang luar biasa

kepadamu.

Tebarkanlah kebaikan sehingga nanti engkau akan menuai hasil yang

membahagiakan dan janganlah engkau menebarkan keburukan karena

(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan hidayahnya yang

besar, serta tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Hubungan

Lingkungan Belajar Di Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dengan Kedisiplinan

Siswa Di sekolah”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah

mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus

dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

5. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan

bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dan wawasan dalam proses perkulihan.

7. Staf Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi: Mbak Aris dan Pak

Wawiek atas segala bantuannya.

8. Bapak Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya

Pakem yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

(10)

10.Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak Selar Irawan dan Ibu Suparti yang

selalu memberikan doa, perhatian, kasih sayang serta semangat. Terima kasih

Lely sayang sekali sama Bapak dan Ibu. Lely akan selalu menjaga dan

membahagiakan kalian berdua.

11.Kakak-kakak saya yang tersayang, Kak Didik, Mbak Puput, Kak Ipong, Ayuk

Helen, Mas Suroyo atas perhatian, doa dan bantuan yang telah diberikan.

12.Keluarga besar di Baturaja, Embah Selamet walau sudah tua tetap kuat, Alm

Embah Putri, Bik Walijah, Mang Mat, Mang Sam, Bik Umi, Mang Suroso,

dan semua sepupuku yang telah memberikan dukungan dan semangat, oh ya

kapan kita kumpul rame-rame lagi dan jalan-jalannya aku kangen kalian.

13.Keluarga besar di Surabaya, Alm Embah Joyo, untuk Embah Putri, Lely

doakan sehat selalu ya, Mang Talip, Bik Junah, Bik Pat, Bik Kasti terima

kasih dan maafkan Lely ya kalau selama di Surabaya selalu merepotkan

kalian.

14.Pacarku tersayang Mas Nug yang selalu memberikan bantuan, dukungan,

semangat serta doa. Maaf ya mas kalau adek suka merepotkan dan cerewet

sama mas hehe...

15.Keluarga besar Mas Nug mulai dari Bapak Suwarno, Alm Ibu Suharni, Embah

Muji, Mas Andri, Diana serta keluarga di Godean terima kasih atas doa,

perhatian dan bantuannya.

16.Tidak lupa juga untuk Bang Be, Bang Chen terima kasih atas segala bantuan

yang telah diberikan.

17.Teman saya angkatan 2005, Kak Metilda, Dencia, Siska, Agnes Kartika,

Yudha, dan yang lainya yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, terima kasih untuk kebersamaannya selama kurang lebih emapt tahun

setengan di kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma.

18.Kakak tingkat saya Mbak Fitri, Mbak Tanti, Mas Dion, Mas Wawan, Mas

Pandhu dan adik tingkat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

(11)
(12)

ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

Studi Kasus Pada Siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem

Lely Sulestari Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah; (2) ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah; (3) ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem. Responden penelitian berjumlah 223 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan pengujian statistik non parametrik (Chi Square/Chi Kuadrat)

(13)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING ENVIRONMENT IN FAMILY, SCHOOL AND SOCIAL COMMUNITY AND STUDENT’S DISCIPLINE

IN THE SCHOOL

A Case Study on the Students of Sanjaya Vocational High School in Pakem, Sleman Yogyakarta

Lely Sulestari Sanata Dharma University

2010

This research aims to find out: (1) the relation between learning environment in the family and student’s discipline in the school; (2) the relation between learning environment at school and student’s discipline; (3) the relation between learning environment in the social community and student’s discipline in the school.

It is a case study and conducted at Sanjaya Vocational High School, Pakem. Respondents of research were 223 students. The method of collecting data was questionnaire, while technique of data analysis was statistic test of non parametric (Chi Square).

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORETIK A. Kedisiplinan ... 7

B. Lingkungan Belajar Siswa 1. Lingkungan Keluarga... 10

2. Lingkungan Sekolah ... 12

3. Lingkungan Masyarakat... 14

C. Kerangka Berpikir... 15

(15)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 19

D. Populasi Penelitian... 20

E. Teknik Pengumpulan Data... 20

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 21

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 25

H. Teknik Analisi Data ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 34

B. Visi dan Misi... 36

C. Sumber Daya Manusia ... 37

D. Siswa SMK Sanjaya Pakem... 42

E. Kondisi Fisik dan Lingkungan... 43

F. Fasilitas dan Peralatan Sekolah... 45

G. Hubungan SMK Sanjaya Dengan Instansi Lain ... 46

H. Usaha-usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya ... 47

I. Kurikulum ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 51

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis... 54

a. Uji Normalitas... 54

b. Uji Linieritas ... 55

2. Pengujian Hipotesis ... 56

(16)

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian... 70

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA... 73

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kedisiplinan ... 21

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Keluarga ... 22

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Sekolah ... 23

Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Masyarakat ... 24

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kedisiplinan ... 26

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar Di Keluarga ... 26

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar Di Sekolah... 27

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar Di Masyarakat ... 27

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 28

Tabel 4.1 Nama Kaprodi dan Sekretaris SMK Sanjaya Pakem ... 38

Tabel 4.2 Daftar Guru Tetap SMK Sanjaya Pakem... 39

Tabel 4.3 Daftar Guru Tidak Tetap SMK Sanjaya Pakem ... 39

Tabel 4.4 Daftar Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem ... 39

Tabel 4.5 Daftar Guru Piket ... 40

Tabel 4.6 Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem... 43

Tabel 4.7 Daftar Sarana dan Prasarana SMK Sanjaya Pakem ... 44

Tabel 4.8 Daftar Inventaris Kelas ... 45

Tabel 4.9 Daftar Inventaris Sekolah ... 45

Tabel 5.1 Lingkungan Belajar di Keluarga ... 51

Tabel 5.2 Lingkungan Belajar di Sekolah... 52

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar di Masyarakat ... 53

(18)

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 55

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Linieritas... 56

Tabel 5.7 Tabel Kontingensi Kedisiplinan Siswa di Sekolah Berdasarkan

Lingkungan Keluarga... 57

Tabel 5.8 Tabel Kontingensi Kedisiplinan Siswa di Sekolah Berdasarkan

Lingkungan Sekolah ... 60

Tabel 5.9 Tabel Kontingensi Kedisiplinan Siswa di Sekolah Berdasarkan

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 75

Lampiran 2. Data Induk Penelitian... 82

Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 96

Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi... 103

Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan Tipe II ... 116

Lampiran 6. Data Mentah... 120

Lampiran 7. Pengujian Normalitas dan Linieritas... 124

Lampiran 8. Chi Kuadrat ... 127

Lampiran 9. Tabel Nilai r, F, Chi Kuadrat, dan Interpolasi F ... 134

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin merupakan sikap mental yang dikuasai oleh kesadaran

manusia untuk patuh dan taat terhadap berbagai peraturan atau tata tertib yang

telah ditetapkan. Kedisiplinan dalam pendidikan, terutama dalam proses

pembelajaran, penting untuk ditegakkan agar proses pembelajaran dapat

berhasil dan berdaya guna secara efektif. Dengan kata lain, penegakan

kedisiplinan akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Setiap sekolah harus membekali para siswanya dengan

kedisiplinan yang tinggi misalnya siswa datang ke sekolah tepat waktu tidak

boleh terlambat, memakai seragam sekolah dengan lengkap, rapi dan sopan,

menjaga kebersihan sekolah, mengikuti pembelajaran dengan tertib dan

masih banyak lainnya. Tujuannya agar siswa bisa bertanggung jawab atas

segala kegiatan yang telah dilakukannya. Meskipun sekolah telah berusaha

menegakkan kedisiplinan di sekolah, namun dalam kenyataannya masih

banyak siswa melakukan pelanggaran kedisiplinan tersebut. Sebagai contoh

kasus dalam hal ini adalah siswa-siswi di SMK Sanjaya.

Kedisiplinan di SMK Sanjaya Pakem belum dapat dikatakan baik.

Hal ini tampak dari pelanggaran-pelanggaran terhadap tata tertib sekolah

masih sering dilakukan oleh siswa. Pelanggaran-pelanggaran tersebut antara

(21)

membolos, dan lain-lain. Penanganan untuk masalah tersebut telah dilakukan

oleh para guru setiap hari akan tetapi belum memberikan hasil yang

memuaskan. Penegakan kedisiplinan siswa di sekolah memang tidak mudah,

terutama bagi siswa yang memiliki sikap dan tingkah laku sulit untuk diatur

walaupun sudah diberikan hukuman berulang kali atas pelanggaran yang telah

dia lakukannya. Untuk membina disiplin, siswa perlu memahami apa-apa yang

boleh dan tidak boleh dilakukan serta konsekuensi apa yang akan diterima bila

melakukan pelanggaran. Siswa akan paham dan menghayati peraturan atau

tata tertib bila mereka memperoleh informasi yang cukup serta melihat contoh.

Kurangnya kedisiplinan siswa apabila dibiarkan akan membawa

dampak kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap

mental para siswa. Ketidakdisiplinan para siswa akan mengganggu proses

pembelajaran dan selanjutnya berdampak pada kurang berkembangnya

prestasi belajar siswa. Di samping itu ketidakdisiplinan para siswa akan

menyebabkan pihak sekolah kesulitan membentuk pribadi yang mampu

menjadi masyarakat yang baik.

Perkembangan jiwa siswa terutama mengenai kedisiplinan pada

dasarnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam yang berupa

pembawaan dan faktor dari luar yang berupa lingkungan (Dewantara,

1977:439). Seorang siswa yang berpembawaan positif dan hidup di

lingkungan positif, maka perkembangan jiwa dan prilakunya akan baik.

Sebaliknya seorang siswa yang pembawaannya negatif dan hidup di

(22)

Adapun yang disebut dengan faktor lingkungan dalam hal ini terdiri

dari tiga jenis yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Lingkungan keluarga (orang tua) memegang peranan penting

dalam membentuk watak anak, terutama dalam perkembangan tahap pertama.

Orang tua harus melakukan fungsi dan peranannya sebagai pendidik utama

dalam menentukan dasar-dasar kepribadian dengan mendidik bagaimana

bersopan santun, menjaga kebersihan, berkesusilaan dan berdisiplin. Apabila

orang tua gagal dalam mendidik anak maka akan mempengaruhi tingkah laku

keseharian anak yang selalu tidak patuh dan taat terhadap apa yang

diperintahkan oleh orang tuanya. Hal ini tentu saja akan berakibat negatif

dalam pembelajaran anak di sekolah.

Sekolah sebagai suatu lembaga formal dalam kehidupan

bermasyarakat mempunyai kedudukan sentral. Di sekolah siswa tidak hanya

diajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga ditanamkan sikap

dan watak yang ideal dalam kerangka pembentukan kepribadian melalui satu

keutuhan sistem nilai yaitu disiplin. Kinerja personal sekolah yang rendah

seperti misalnya tampak dari ketidakpahaman dan ketegasan guru mengenai

peraturan menyebabkan sulitnya mengaplikasikan peraturan kepada siswa.

Ketidaktegasan terhadap penegakan peraturan juga sering berdampak pada

ketidakkonsistenan kepala sekolah dan para guru dalam menerapkan sanksi

kepada siswa yang melanggar kedisiplinan.

Siswa merupakan bagian dari warga masyarakat. Sebagian besar

(23)

dan sikap positif maupun negatif yang diperoleh siswa selama dalam berada di

lingkungan masyarakat akan melekat dan terpola dalam kehidupan sehari-hari

dan mempengaruhi kedisiplinan siswa. Keberadaan seorang anak pada

lingkungan masyarakat yang kumuh dengan kemampuan ekonomi masyarakat

di bawah rata-rata dan tanpa adanya fasilitas umum seperti sekolah menjadi

tempat subur anak-anak kurang terdidik. Dampaknya anak melakukan

pelanggaran disiplin dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan menyelidiki

hubungan lingkungan belajar di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat

terhadap kedisiplinan siswa di sekolah. Penelitian ini selanjutnya mengambil

judul “Hubungan Lingkungan Belajar di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dengan Kedisiplinan Siswa di Sekolah”. Penelitian merupakan studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor-faktor yang berhubungan dengan kedisiplinan siswa di

sekolah antara lain yaitu: faktor dari dalam yang berupa pembawaan dan

faktor dari luar yang berupa lingkungan. Diantara faktor-faktor tersebut, dalam

penelitian ini difokuskan pada faktor lingkungan belajar. Lingkungan belajar

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar di keluarga,

(24)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan

siswa di sekolah?

2. Apakah ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan

siswa di sekolah?

3. Apakah ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan

kedisiplinan siswa di sekolah?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lingkungan belajar di keluarga

dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lingkungan belajar di sekolah

dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat

dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam menangani masalah yang

(25)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis dan dapat menambah

perbendaharaan bacaan khusunya mengenai kedisiplinan siswa di sekolah.

3. Bagi Penulis

(26)

BAB II

TINJAUAN TEORETIK

A. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Dalam melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, dimanapun

dan kapanpun kita tidak bisa menghindar dari berbagai norma dan

peraturan yang berlaku. Norma dan peraturan tersebut harus kita taati baik

secara paksa maupun atas kerelaan sendiri. Tujuan ditetapkannya suatu

norma dan peraturan adalah untuk memelihara ketertiban serta keteraturan

di antara orang-orang yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda

sehingga kita dapat saling menghormati antara satu dengan yang lainnya.

Menurut J. Ravianto sebagaimana yang dikutip Sare (1998:20),

disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang yang senantiasa berkehendak

untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan.

Kehendak untuk mengikuti atau mematuhi peraturan bertujuan untuk

mencegah seseorang agar tidak melanggar peraturan dan tata tertib yang

telah ditetapkan. Dengan disiplin akan terbentuk kesadaran diri untuk

mentaati nilai norma dan aturan yang berlaku di lingkungannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:268) disiplin berarti

tata tertib dan ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan (tata tertib).

Menurut Depdikbud (1984:47) yang dikutip Nugroho (2003:12),

(27)

mematuhi semua ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dalam

menunaikan tugas dan tanggung jawab.

Menurut Soekoer dan Poerbakawatja yang dikutip oleh Triyantoko

(1999:3) arti disiplin yaitu pertama, proses pengarahan, kedua penguasaan

langsung terhadap tingkah laku bawahan yang menggunakan sistem

hukuman/hadiah, ketiga patuh kepada perintah ataupun melaksanakan

semua perintah, keempat suatu tingkat tata tertib tertentu dalam sekolah

untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.

Pengertian disiplin menurut Alex Sobut (1987:75) seperti dikutip

Kurniawan (2007:13-14) adalah bimbingan, pengajaran, atau dorongan

yang dilakukan oleh orang dewasa yang dimaksudkan untuk membantu

anak-anak agar dapat belajar hidup sebagai makhluk sosial serta untuk

mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Menurut

Prijodarminto, Soegeng (1994:23) disiplin adalah suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan

atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam

kehidupanya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga,

pendidikan yaitu sekolah dan pengalaman dalam masyarakat.

Dari berbagai pengertian disiplin di atas dapat disimpulkan bahwa

disiplin merupakan sikap kejiwaan seseorang yang muncul dan akan

membentuk kesadaran diri untuk mematuhi tata tertib dan peraturan yang

(28)

2. Jenis-Jenis Kedisiplinan

Menurut Sahertian, Piet.A (1994:127) terdapat dua jenis disiplin yaitu:

1) Disiplin di rumah a. Disiplin belajar

b. Disiplin membantu orang tua c. Disiplin beribadah

d. Bila meninggalkan rumah harus pamit kepada orang tua 2) Disiplin di sekolah

a. Masuk sekolah tepat waktu

b. Memakai pakaian seragam sekolah c. Mentaati tata tertib sekolah

d. Menghormati ibu bapak guru

3. Manfaat Disiplin

Menurut Havinghurst yang dikutip oleh Nugroho (2003:15) ada beberapa

fungsi disiplin yang bermanfaat bagi anak, yaitu:

1) Untuk menyadarkan kepada anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

2) Untuk menyadarkan kepada anak suatu tingkatan penyelesaian yang wajar, tanpa menuntut komformitas yang berlebihan.

3) Untuk membantu anak dalam mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka.

B. Lingkungan Belajar Siswa

Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang

melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh

pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Dalam proses pembentukan

disiplin akan ditentukan oleh lingkungan belajar yang ada baik di lingkungan

(29)

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan media yang paling efektif dalam

membudayakan disiplin, karena ditinjau dari segi waktu keluarga

memperoleh lebih banyak jam tatap muka bersama anak dibandingkan

dengan situasi sekolah, sehingga kebersamaan dengan orang tua

memungkinkan penanaman sikap dan perilaku disiplin secara insentif.

Kebersamaan lebih lama memungkinkan orang tua mengadakan

pengawasan dan memberikan teladan atas sikap dan perilaku secara

berkesinambungan (Nugroho, 2003:2). Menurut Ngalim Purwanto

(1995:79), pendidikan dalam keluarga adalah dasar dari pendidikan anak

selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga

menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di

masyarakat. Keluarga merupakan institusi pendidikan pertama yang

diberikan pada anak dalam pembentukan pribadinya. Keluarga merupakan

dasar pembentukan kepribadian anak. Di lingkungan keluarga proses

sosialisasi, pengenalan terhadap lingkungan serta kesadaran diri anak

pertama kali terbentuk.

Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan

anak dalam belajar yang nantinya akan membentuk kedisiplinan siswa di

lingkungan keluarga (Abu Ahmat, 1982:86-87) yang dikutip Kurniawan

(2007:18) sebagai berikut:

1) Status sosial ekonomi keluarga

(30)

menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja mencari uang agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga tidak dapat memantau anaknya. Dampaknya anak bisa melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kedisiplinan. Mulai dari kedisiplinan belajar sampai kedisiplinan dalam melakukan tugas-tugas rumah.

2) Faktor keutuhan keluarga

Dalam keluarga yang utuh dari ayah, ibu, dan anak yang lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan mudah antara orang tua dan anak. Sehingga orang tua dapat memantau dan memperhatikan anaknya sehingga anaknya tersebut dapat bertingkah laku disiplin dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dalam keluarga.

3) Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan sikap-sikap yang dapat membentuk pribadi anak seperti tidak bersikap otoriter dan tidak memaksa anaknya untuk mengikuti perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak dalam segala tindakannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang

berpengaruh terhadap prestasi yang nantinya dapat berdampak pada

kedisiplinan siswa dalam lingkungan keluarga (Roestiyah, 1982:159)

adalah sebagai berikut:

1) Cara mendidik

Orang tua yang selalu memanjakan anaknya akan menjadikan anak tersebut tidak memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang nantinya dapat membentuk kepribadian yang kurang disiplin.

2) Suasana keluarga

Hubungan antara keluarga yang kurang harmonis menimbulkan suasana kaku, kurang komunikatif di dalam keluarga. Hal ini akan menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar dan cenderung kurang disiplin. Untuk itu dalam keluarga yang menyenangkan, akrab, dan penuh kasih sayang akan memotivasi siswa menjadi lebih disiplin dalam hal pelajaran.

3) Pengertian orang tua

(31)

4) Keadaan sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan untuk memberikan apa yang dibutuhkan anak membuat anak menjadi tidak disiplin dalam belajarnya di sekolah karena ingin membantu orang tuanya dalam mencari uang sehingga anak suka membolos sekolah dengan alasan kerja membantu orang tua.

5) Latar belakang kebudayaan

Yang dimaksud dalam hal ini adalah tingkat pendidikan orang tua. Seorang anak yang memiliki orang tua berpendidikan biasanya anaknya memiliki cukup perilaku disiplin karena secara teratur orang tua menerapkan disiplin terhadap peraturan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak memiliki perilaku yang baik yang dapat diterapkanya dalam lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

2. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Dikatakan

formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan

terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar di

dalam kelas (Winkel, 1996:25). Kelas merupakan komunitas inti dari

sekolah. Untuk menumbuhkan kedisiplinan siswa di kelas maka

diperlukan suasana yang kondusif.

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan

pentingnya pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja

melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan.

Sekolah merupakan tempat anak belajar, mempelajari sejumlah materi

pelajaran dan pembentukan perilaku yang disiplin. Oleh karena itu harus

diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak

(32)

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa yang secara berlahan-lahan membentuk

kebiasaan disiplin dalam belajar yang datang dari sekolah yaitu:

a. Interaksi guru dan murid

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim akan membuat proses belajar-mengajar tidak lancar karena pengaruh bosan yang nantinya membuat siswa beralasan untuk tidak ikut pelajaran dan membolos dari jam pelajaran tersebut disebabkan bosan dengan pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.

b. Cara penyajian

Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja hal ini lah yang dapat dijadikan siswa sebagai alasan dalam pelanggaran kedisiplinan dalam pembelajaran karena siswa tersebut tidak mau mengikuti pelajaran yang gaya mengajarnya itu-itu saja. c. Hubungan antara murid

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing yang nantinya bisa berujung pada perselisihan dan bahkan bisa sampai pada perkelahian antara siswa tersebut.

d. Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawahnya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada gurunya tersebut. Untuk menutupinya banyak siswa akan mencontek pada saat ujian. Agar hasil nilainya menjadi bagus.

e. Media pendidikan

Sekolah menyediakan fasilitas buku bacaan di perpustakaan namun kadang kala siswa tersebut tidak mau merawat dengan baik buku-buku yang telah dipinjamnya dari perpustakaan, karena pada saat dipulangkan kembali buku-buku tersebut sudah dalam keadaan yang kurang terawat dipenuhi oleh coret-coretan dan ada saja bagian lembar buku yang robek.

f. Kurikulum

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual dan tidak ada lagi siswa yang melanggar kedisiplinan di sekolah.

g. Keadaan gedung

(33)

h. Waktu sekolah

Akibat banyaknya jumlah siswa membuat sekolah harus membangun lagi gedung sekolah sehingga memaksa sebagian siswa untuk belajar pada sore hari yang suasananya kurang bagus untuk belajar karena siang hari merupakan jam istirahat siswa, semua siswa menjadi mengantuk dan bermalas-malasan dalam belajar.

i. Pelaksanaan disiplin

Masih banyak sekolah yang kedisiplinannya kurang yang menyebabkan siswa jadi kurang bertanggung jawab karena tidak adanya sanksi yang tegas dari sekolah bagi pelanggar kedisiplinan j. Metode belajar

Guru harus membuat metode belajar yang baik bagi siswa agar siswa menjadi memiliki keinginan untuk mengikuti proses belajar dan tidak akan melanggar ketertiban siswa

k. Tugas rumah

Guru jangan terlalu banyak memberikan pekerjaan rumah agar siswa dapat melakukan kewajiban yang lainnya sehinga pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tidak menjadi alasan untuk melanggar pelaksanaan kewajibanya yang lain.

3. Lingkungan masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal ini berarti siswa adalah bagian dari

warga masyarakat. Oleh karena itu siswa harus menjalin hubungan dan

berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya. Hubungan tersebut

terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan yang

lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan

anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan

sampai mendapat teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik

mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa saja

mereka bergaulnya.

Keberadaan media massa dan televisi dapat membuat siswa tidak

belajar dan hanya asik membaca buku yang bukan merupakan buku

(34)

negatif bagi anak karena disiplin dalam belajar pun menurun. Selain itu

juga komunikasi dengan anggota masyarakat lainya, dapat memberikan

pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa.

Menurut Syah, M (1995:138), kondisi sebuah kelompok

masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan

ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti sekolah

dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi

pertumbuhan anak-anak nakal. Ditambah lagi orang tua yang tidak

berpendidikan, hal ini sangat berpeluang untuk mempengaruhi sikap

kedisiplinan anak. Anak dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang

dapat merusak dirinya.

Berbeda halnya dengan lingkungan masyarakat yang anak-anaknya

rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa lain untuk disiplin

dalam belajar dan beraktivitas lainya. Roestiyah (1982:163) mengatakan

bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar

akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh dan menjadi disiplin.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di

sekolah

Disiplin merupakan sikap yang dapat terbentuk dengan malalui

kebiasaan mentaati peraturan baik dalam keluarga, sekolah maupun dalam

(35)

diberikan pada anak dalam pembentukan pribadinya. Di lingkungan

keluarga proses sosialisasi, pengenalan terhadap lingkungan serta

kesadaran diri anak pertama kali dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan

yang dilakukan oleh anak seperti bangun tidur tepat waktu, melakukan

pekerjaan rumah dengan teratur, membantu ayah dan ibu, dan sebagainya.

Keluarga merupakan media yang efektif dalam membudayakan disiplin,

karena ditinjau dari segi waktu, keluarga memiliki lebih banyak jam tatap

muka bersama anak dibandingkan dengan situasi sekolah, sehingga

kebersamaan yang banyak dengan orang tua memungkinkan penanaman

sikap dan perilaku disiplin dapat dilakukan secara insentif (Nugroho,

2003:2). Kebersamaan lebih lama memungkinkan orang tua mengadakan

pengawasan dan memberikan teladan atas sikap dan perilaku yang baik.

Hal ini menunjukkan ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan

kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di

sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal karena di

sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi

(Winkel, 1996:25). Dalam proses pembelajaran, keberhasilannya tidak

terlepas dari cara guru mengajar, bagaimana sikap dan kepribadian guru,

dan pengetahuan yang dimiliki guru. Dengan sikap, pengetahuan, dan cara

guru mengajar yang baik akan dapat mendidik tingkah laku siswanya ke

(36)

guna tercapainya proses belajar mengajar yang tertib dan teratur. Guru

melakukan tindakan pengelolaan yang memelihara dan membetulkan

tingkah laku seorang anak agar sesuai dengan standart aturan yang telah

ditetapkan pihak sekolah dan akhirnya lama-kelamaan dalam diri anak

akan muncul tindakan yang mendorong agar sadar mentaati aturan dan

berdisiplin. Jadi ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan

kedisiplinan siswa di sekolah.

3. Hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di

sekolah

Siswa hidup di masyarakat, sehingga siswa menjadi bagian dari

warga masyarakat. Siswa menjalin hubungan baik dengan anggota

masyarakat baik teman sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun yang

lebih muda sekali pun. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul

dengan anak lain, untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu

dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk karena

perbuatan buruk mudah menular pada orang lain, maka perlu dikontrol

dengan baik melalui tetap berpegang teguh pada peraturan yang berlaku

dalam masyarakat sehingga kita tidak terpengaruh. Pergaulan yang salah

dapat mengakibatkan siswa melupakan atas tanggungjawabnya sendiri

sebagai seorang pelajar dan dia akan melakukan perbuatan-perbuatan yang

melanggar peraturan dan tata tertib yang telah dibuat. Ini menunjukkan

(37)

disekolah. Jadi ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan

kedisiplinan siswa di sekolah

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa

di sekolah.

2. Ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di

sekolah.

3. Ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah

suatu penyelidikan intensif tentang seseorang individu atau suatu unit sosial

secara mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menyelidiki

hubungan lingkungan belajar di keluarga, sekolah, dan masyarakat dengan

kedisiplinan siswa di sekolah. Kesimpulan yang ditarik dari penelitian ini

hanya berlaku pada obyek yang diselidiki dari penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SMK Sanjaya Pakem, Jalan Kaliurang

Km 17 Pakem, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa jurusan akuntansi, administrasi

(39)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah suatu yang menjadi pokok pembicaraan

penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah lingkungan

belajar siswa di keluarga, sekolah, masyarakat, dan kedisiplinan siswa di

sekolah.

D. Populasi Penelitian

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMK

Sanjaya Pakem yang berjumlah 276 siswa. Dengan rincian sebagai berikut:

siswa kelas X untuk jurusan akuntansi 34 siswa, jurusan administrasi

perkantoran 33 siswa, jurusan penjualan ada 26 siswa. Siswa kelas XI untuk

jurusan akuntansi ada dua kelas yang jumlah seluruhnya 53 siswa, jurusan

administrasi perkantoran 32 siswa, jurusan penjualan 29 siswa. Sedangkan

siswa kelas XII untuk jurusan akuntansi 26 siswa, jurusan administrasi

perkantoran 23 siswa dan jurusan penjualan 20 siswa. Sehingga seluruhnya

berjumlah 276 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dalam pengumpulan data menggunakan metode kuesioner.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

(40)

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Kedisiplinan siswa di sekolah

Kedisiplinan siswa adalah sikap mental yang dimiliki oleh seorang

siswa yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan

norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

Dengan kata lain kedisiplinan siswa di sekolah adalah ketaatan

(kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah

yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Berikut ini disajikan

tabel operasionalisasi variabel penelitian.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Kedisiplinan

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Kedisiplinan

siswa

1. Sikap taat dan patuh pada norma dan peraturan yang berlaku

(Nugroho, 2003:12) 2. Melakukan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan guru

3. Mentaati tata tertib sekolah 4. Melaksanakan pekerjaan

rumah secara teratur

5. disiplin dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah

(Sahertian, Piet.A 1994:127)

1,2

3

5,6,7

10,11

4

8,9

Skala pengukuran variabel kedisiplinan menggunakan skala Likert. Setiap

pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan

(41)

a) Pernyataan positif : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu

(skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

b) Pernyataan negatif : sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu

(skor 3), tidak setuju (skor 4), dan sangat tidak setuju (skor 5).

2. Lingkungan belajar di keluarga

Lingkungan belajar di keluarga merupakan ligkungan dimana anak

dididik dan memperoleh pengetahuan pertama yang diberikan dalam

pembentukan pribadinya yang disiplin sesuai dengan peraturan dan tata

tertib. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitiannya.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Lingkungan

keluarga

1. Status sosial ekonomi orang tua

2. Keutuhan keluarga 3. Sikap dan kebiasaan

orang tua

(Kurniawan, 2007:18) 4. Cara mendidik 5. Suasana keluarga 6. Pengertian orang tua 7. Latar belakang

kebudayaan (Roestiyah, 1982:159)

1

2

3

5 7 8

9

4 6

Pengukuran variabel lingkungan keluarga menggunakan skala Likert.

Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot

yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah:

a) Pernyataan positif : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu

(42)

b) Pernyataan negatif : sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu

(skor 3), tidak setuju (skor 4), dan sangat tidak setuju (skor 5).

3. Lingkungan belajar di sekolah

Lingkungan belajar di sekolah merupakan tempat dimana anak bisa

belajar dan mempelajari sejumlah materi pelajaran dan pembentukan

perilaku yang disiplin. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel

penelitian.

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Lingkungan

sekolah

1. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas

2. Interaksi guru dan murid 3. Cara guru dalam

mengajar

4. Hubungan antara murid 5. Media pendidikan yang

digunakan

6. Melaksanakan tugas rumah

7. Kurikulum yang digunakan

(Roestiyah, 1982:159-161)

2 3,4

6,7

8

9

1

5

Pengukuran variabel lingkungan sekolah menggunakan skala Likert.

Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot

yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah:

a) Pernyataan positif : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu

(skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

b) Pernyataan negatif : sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu

(43)

4. Lingkungan belajar di masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan dimana siswa

menjalin hubungan atau interaksi dengan anggota masyarakat lainnya.

Selain itu juga dengan lingkungan masyarakat ini siswa dapat bergaul

dengan banyak teman yang beranekaragam suku bangsa dan dapat

bersosialisasi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel

penelitian.

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Lingkungan

masyarakat

1. Pergaulan

2. Hubungan dengan teman sebaya 3. Kegiatan yang

diadakan dalam masyarakat

(Roestiyah, 1982:162)

1,2 3

5

4

6

Pengukuran variabel lingkungan masyarakat menggunakan skala Likert.

Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot

yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah:

a) Pernyataan positif : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu

(skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

b) Pernyataan negatif : sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu

(44)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sah apabila suatu alat

pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat

atau teliti. Pengujian validitas dilakukan berdasarkan rumus korelasi

Product Moment dari Karl Pearson pada taraf signifikan (alpha) 0,05 atau

5% (Arikunto, Suharsimi. 1989:206). Adapun rumus korelasinya adalah

sebagai berikut:

xy

r =

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan: xy

r = koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dan skor konstruk pertanyaan

N = banyaknya sampel yang diuji

X

∑ = jumlah skor butir pertanyaan

Y

∑ = jumlah skor konstruk pertanyaan

2

X

∑ = jumlah skor butir yang dikuadratkan

2

Y

∑ = jumlah skor konstruk yang dikuadratkan

XY

∑ = jumlah perkalian hasil kali skor butir pertanyaan dengan skor konstruk pertanyaan

Butir pertanyaan dikatakan valid apabila koefisien korelasi r hitung

lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian juga

sebaliknya butir pertanyaan dikatakan tidak valid apabila koefisien

korelasi r hitung lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%.

Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner

yang dipakai dalam penelitian layak atau tidak layak dipakai. Kuesioner

(45)

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Semakin tinggi tingkat validitas suatu alat ukur maka semakin

tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah

validitas suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur mengenai

sasaran. Uji validitas dalam penelitian ini di laksanakan di SMK BOPKRI

1 dengan respondennya yaitu siswa-siswi kelas X jurusan akuntansi

dengan jumlah 32 orang. Uji validitas ini menggunakan responden

berukuran N = 32, sehingga didapat r tabel = 0,349. Rangkuman dari hasil

pengujian validitas tampak dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kedisiplinan No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,571 0,349 Valid 2 0,567 0,349 Valid 3 0,483 0,349 Valid 4 0,468 0,349 Valid 5 0,453 0,349 Valid 6 0,448 0,349 Valid 7 0,461 0,349 Valid 8 0,552 0,349 Valid 9 0,461 0,349 Valid 10 0,472 0,349 Valid 11 0,637 0,349 Valid

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga No. Item rhitung rtabel Keterangan

(46)

5 0,547 0,349 Valid 6 0,474 0,349 Valid 7 0,442 0,349 Valid 8 0,594 0,349 Valid 9 0,421 0,349 Valid

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,506 0,349 Valid 2 0,458 0,349 Valid 3 0,456 0,349 Valid 4 0,444 0,349 Valid 5 0,472 0,349 Valid 6 0,639 0,349 Valid 7 0,631 0,349 Valid 8 0,464 0,349 Valid 9 0,482 0,349 Valid

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,468 0,349 Valid 2 0,482 0,349 Valid 3 0,560 0,349 Valid 4 0,485 0,349 Valid 5 0,458 0,349 Valid 6 0,474 0,349 Valid

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas kuesioner adalah sejauh mana alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner

(47)

signifikan 5% (Arikunto, Suharsimi. 1990:236). Rumusnya sebagai berikut:

(

)

⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

=

2

1 2 1 1 11 σ σb K K r Keterangan:

r 11 = Reliabilitas

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = Jumlah varian butir

2 1

σ = Varian total

Jika nilai koefisien alpha cronbach lebih besar dari pada 0,60 maka

kuesioner dapat dikatakan reliabel, begitu juga sebaliknya jika nilai alpha

cronbach lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner dikatakan tidak reliabel

(Ghozali, 2001:42). Hasil pengujian reliabilitas yang diperoleh sebagai

berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai alpha

cronbach

Keterangan

Kedisiplinan 0,827 Reliabel Lingkungan Belajar di

Keluarga

0,801 Reliabel

Lingkungan Belajar di Sekolah

0,801 Reliabel

Lingkungan Belajar di Masyarakat

0,736 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

(48)

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono,

2005:21). Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yang disusun berdasar PAP tipe II dan dilengkapi dengan

perhitungan mean, median, modus, dan standar deviasi.

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran

data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau

tidak. Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample

Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

D = maksimum Fo

( )

xSn

( )

X

Keterangan:

D : deviasi maksimum

Fo : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X

Sn : distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov hitung > nilai taraf

signifikansi 5% maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya,

jika nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov hitung < nilai taraf

signifikansi 5% maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan

(49)

persamaan regresi dengan menguji signifikan nilai F (Sudjana,

1996:332). Rumus yang digunakan yaitu:

e S

TC S

F 2

2

=

Dimana:

( )

2

2

− =

k TC JK TC S

( )

k n

E JK e S

− =

2

Keterangan:

F : harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2 : varian tuna cocok

e

S2 : varian kekeliruan

JK(TC) : jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) : jumlah kuadrat kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi

linier akan ditolak jika F hitung > F tabel dengan dk pembilang adalah

(k-2) dan dk penyebut adalah (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi

akan diterima jika F hitung < F tabel dengan dk pembilang adalah

(k-2) dan dk penyebut adalah (n-k).

3. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis I

Ho : Tidak ada hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga

dengan dengan kedisiplinan siswa di sekolah

Ha : Ada hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga dengan

(50)

b. Pengujian Hipotesis II

Ho : Tidak ada hubungan lingkunagan belajar siswa di sekolah

dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Ha : Ada hubungan lingkungan belajar siswa di sekolah dengan

kedisiplinan siswa di sekolah.

c. Pengujian Hipotesis III

Ho : Tidak ada hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat

dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Ha : Ada hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan

kedisiplinan siswa di sekolah.

Untuk pengujian hipotesis I sampai III digunakan uji statistik

Chi-Square

( )

χ2 . Langkah-langkah pengujian Chi-Square adalah sebagai

berikut:

1. Memasukkan data yang diperoleh dalam tabel kontigensi.

2. Menghitung nilai Chi-Square

( )

χ2 . dengan langkah sebagai berikut:

a. Mencari nilai Chi-Square

( )

χ2 .

(

)

=

h h F

F F0 2

2

χ

Keterangan:

( )

χ2

= chi-Square

0

F = frekuensi yang diperoleh

h

F = frekuensi yang diharapkan

b. Mencari nilai frekuensi yang diharapkan dengan rumus sebagai

(51)

h

F = jumlah kolom x jumlah baris Jumlah seluruh

c. Menyusun Hipotesis

Ho = Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

Ha = Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

d. Memilih level signifikansi yaitu 5% dengan derajat kebebasan (db)

yang dicari dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996:273):

db = (b – 1)(k – 1)

Keterangan: b = baris k = kolom

Ho ditolak apabila

( )

χ2 hitung >

( )

χ2 tabel

Ho diterima apabila

( )

χ2 hitung <

( )

χ2 tabel

3. Menghitung Koefisien Kontingensi (C)

Untuk mengetahui kuatnya hubungan antar faktor yang satu dengan

lainnya digunakan koefisien kontingensi (C) dengan rumusnya adalah

sebagai berikut (Sudjana, 1996:282):

n C

+

= 2 2

χ χ

Keterangan:

C = koefisien kontingensi

( )

χ2

= chi-square

n = jumlah item

Agar harga koefisien (C) yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai

(52)

dengan koefisien kontingensi maksimum (Cmaks) yang bisa terjadi.

Harga C maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

m m

Cmaks = −1

Keterangan:

m = Jumlah baris atau kolom yang paling sedikit.

Setelah C maksimun diperoleh maka selanjutnya dibandingkan dengan

harga C dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

maks C

C r =

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap keeratan suatu hubungan

antar variabel maka dapat berpedoman pada kriteria r yang tertera

dalam tabel di bawah ini (Syafaruddin Siregar, 2004:187):

Interval nilai Kekuatan hubungan r = 1 Sempurna 0,80 < r < 1 Sangat tinggi 0,60 < r ≤ 0,79 Tinggi 0,40 < r ≤ 0,59 Sedang 0,20 < r ≤ 0,39 Rendah 0,00 < r ≤ 0,19 Sangat rendah

(53)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah SMK Sanjaya Pakem

SMK Sanjaya Pakem berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem,

Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Sanjaya

Pakem didirikan pada tanggal 1 Januari 1966 dengan nama Sekolah

Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem

belum memiliki gedung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung

di gedung SMP Kanisius Pakem pada waktu sore hari.

SMK Sanjaya Pakem didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan

Agung Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh bapak

FX. Dirjo Widarsono yang beranggotakan:

a. Bpk. Drs. Ramidjo Sutanto

b. Bpk. Drs. Y. Sukidjo

c. Bpk. Y. Sismadi, BA

Sekolah Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto yang didirikan

oleh Yayasan Sanjaya kemudian berganti nama sesuai dengan pendirinya

yakni SMK Sanjaya Pakem hingga saat ini. SMK Sanjaya Pakem didirikan

dengan akte notaris Nomor 43 tahun 1979 dengan notarisnya adalah Bpk.

(54)

2. Latar Belakang Pendirian Sekolah

Yang menjadi latar belakang didirikannya Sekolah Menengah

Kejuruan Ekonomi di daerah Pakem ini adalah :

a. Pada saat itu di daerah Pakem sudah ada SMA dan SPG

b. Keadaan ekonomi masyarakat di Pakem banyak terlihat anak-anak

berumur kurang lebih 20 tahun sudah dituntut untuk bekerja

Dari keadaan itulah maka dirasa tepat apabila didirikan Sekolah

Menengah Kejuruan. Sebagai bukti bahwa keberadaan sekolah ini

diperlukan adalah bahwa pada tahun 1986 SMEA Sanjaya Pakem

mendapat status DISAMAKAN oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dengan Surat Keputusan No. 0292/ H/ 1986, yang kemudian

disahkan tanggal 8 Mei 1986.

3. Perkembangan SMK Sanjaya Pakem

Sejak tahun 1966 sampai dengan 1970 dalam melaksanakan ujian

SMK Sanjaya Pakem wajib mengikuti Ujian Negara. Tahun 1971 setelah

SMK Sanjaya Pakem diijinkan untuk melaksanaka ujian sendiri dengan

tingkat kelulusan berkisar 80% sampai dengan 90%, SMK Sanjaya Pakem

di dalam daftar Direktorat Jendral Swasta dengan nomor : DNS 214202

(Nomor Daftar Sekolah) sedangkan di Departemen Kebudayaan terdaftar

nomor : 344021007 (Nomor Statistik Sekolah).

Pada tahun 1983 SMK Sanjaya Pakem mulai menempati gedung

(55)

B. Visi dan Misi

1. Visi SMK Sanjaya Pakem

Menyiapkan siswa yang cerdas, terampil, mandiri yang berkepribadian

cinta kasih.

2. Misi SMK Sanjaya Pakem

a. Disiplin dalam belajar dan bekerja

b. Tertib dalam belajar dan bekerja

c. Jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

d. Menumbuhkan sikap dan semangat kekeluargaan, kebersamaan serta

aktif dan kreatif.

e. Menumbuhkan rasa kepedulian/rasa memiliki terhadap seluruh warga

sekolah sesuai dengan ciri khas sekolah

f. Melayani dalam segala aspek kehidupan sekolah dengan rasa cinta

kasih

g. Mendorong siswa untuk belajar keterampilan yang sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya.

Selain itu, SMK Sanjaya Pakem dalam upaya mengembangkan

bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan

menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan :

1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat

mengembangkan sikap profesionalisme dalam bidang bisnis dan

(56)

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu

berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri dalam bidang bisnis

dan manajemen.

3. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat yang mandiri

(bekerja untuk dirinya sendiri) dan atau mengisi kebutuhan dunia kerja

bidang bisnis dan manajemen.

4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,

adaptif dan kreatif, khususnya di bidang bisnis dan manajemen.

C. Sumber Daya Manusia

1. Personalia

a. Kepala Sekolah

Sejak berdiri hingga sekarang, tercatat lima orang yang sudah

menjabat sebagai kepala sekolah di SMK Sanjaya.

1) Periode 1966-1969 : Drs. Y. Sukidjo

2) Periode 1969-1975 : St. Teguh Setiadi, B.A.

3) Periode 1976-1977 : Drs. V. Sumarno

4) Periode 1977-1999 : F. Sutoyo, B. A.

5) Periode 1999-2001 : Drs. Ig. Suryadi S. W, S.E.

(57)

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala sekolah dibantu langsung

oleh empat wakil kepala sekolah, yaitu:

1) Bidang Kurikulum : Dra. F.Heny Prihasworo

2) Bidang Kesiswaan : A. Ibud Sudarmanto, B.A

3) Bidang Sarana dan Prasarana : Y.C.Agus Budiyanto, S.Pd

4) Bidang Administrasi dan Keuangan : Dra. Z. Sri Utami

5) Bidang Humas : Marsia Peniati, S.Pd

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, Kepala Sekolah

juga mengangkat beberapa guru menjadi Ketua Program Studi, yaitu:

Tabel 4.1

Nama Kaprodi dan Sekretaris SMK Sanjaya Pakem

NO KAPRODI NAMA/NIP 1 Akuntansi

Sekretaris

B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. NIP. 19710510 200604 2 015 Marsia Peniati, S.Pd

2 Adm. Perkantoran Sekretaris

Dra. Suwarti/ NIP. 131689001

Dra. L. Suci Puji Astuti/ NIP 131842777 3 Penjualan

Sekretaris

Budi Rahayu, B.A. / NIP. 130931829 Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd

Selain dibantu oleh tiga orang wakil kepala sekolah dan kepala

program studi tersebut, kepala sekolah juga dibantu oleh para guru dan

karyawan.

b. Para Guru

SMK Sanjaya Pakem mempunyai 30 guru, yang terdiri dari:

1) Guru Tetap

(58)

Tabel 4.2

Daftar Guru Tetap SMK Sanjaya Pakem

Guru Tetap Yayasan Guru Tetap (DPK) a) Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd.

b) A. Ibud Sudarmanto, B.A. c) M. Murniyati, S.E

d) Ch. Dwi Sabtiningsih, S.Pd. e) Dra. Z. Sri Utami

a) Budi Rahayu, B.A. b) Dra. F. Heny Prihasworo c) Dra. Suwarti

d) YB. Anjar Sugiyanto, S. Pd e) Dra. L. Suci Puji Astuti

f) B. Endah Wahyuningsih, S.Pd.

2) Guru Tidak Tetap : 20 orang

Tabel 4.3

Daftar Guru Tidak Tetap SMK Sanjaya Pakem

Guru Tidak Tetap a) G. Sarwitri, S.Pd.

b) Dra. Rini Kusparwati c) Yc. Agus Budiyanto, S.Pd. d) E. Triswinarti, S.Pd. e) M. Peniati, S.Pd. f) Tri Wahyu

g) Bambang Murwanto, S.Pd h) Drs. FX Widarto

i) V. Yenny Indrayati, S.Pd j) Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd. k) Y. Rini Kusuma Indrawati,

S.Pd.

l) Drs. Harsono m) M. Priwantoro

n) Dra. Rosalia Endang Widiastuti o) P. Pensies Anggoro

p) MM. Susilowati

q) Lucia Endang Ratnawati, S.Pd. r) Fransiska Anita Herviana, S. Pd s) AN. Ati Istiyati, S. Si

t) Bani Gartantyo

Dilihat dari fungsinya, guru SMK Sanjaya Pakem dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu: guru kelas biasa, guru kelas merangkap guru

bimbingan, dan guru wali kelas. Adapun guru yang menjadi wali kelas

di SMK Sanjaya Pakem adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Daftar Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem

No Kelas Nama Wali Kelas

(59)

3 X PJ .M. Murniyati, S.E

4 XI AK I Yc. Agus Budiyanto, S.Pd. 5 XI AK II M. Peniati, S.Pd.

6 XI AP Dra. F. Heny Prihasworo 7 XI PJ Budi Rahayu, B.A.

8 XII AK B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. 9 XII AP Dra. S. Sri Utami

10 XII PJ Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd

Adapun tugas dan tanggung jawab seorang wali kelas adalah sebagai

berikut:

a. Melakukan pengawasan yang lebih mendalam dan terperinci

kepada anak didik dimana menjadi wali kelas.

b. Menjadi petunjuk dan konselor bagi anak-anak dalam menghadapi

kesulitan pribadi dan bekerjasama dengan guru BP.

c. Selalu meneliti dan memeriksa keadaan kelas dan mengambil

tindakan preventif dan regresif saat diperlukan.

Sedangkan daftar guru yang mengajar di SMK Sanjaya Pakem

serta mata pelajaran yang diajarkan, terlampir. Selain mengajar para

guru juga mendapatkan tugas untuk piket harian. Jadwal piket tersebut

nampak seperti dibawah ini :

Tabel 4.5 Daftar Guru Piket

No Hari Nama Guru Piket Y. Rini Kusuma I, S.Pd 1

Senin

Dra. Z. Sri Utami M. Peniati, S.Pd 2

Selasa

Budi Rahayu, B.A E. Triswinarti, S.Pd 3

Rabu

M. Murniyati, S.Pd Ch. Dwi Sabtiningsih 4

Kamis

(60)

Dra. L. Suci Puji Astuti 5

Jumat

Endah Wahyuningsih, S.Pd A. Ibud Sudarmanto, B.A 6

Sabtu

Dra. Suwarti

c. Karyawan

Karyawan SMK Sanjaya Pakem dapat digolongkan menjadi:

1) Bagian Tata Usaha : 2 orang

2) Bagian Perpustakaan : 1 orang

3) Bagian Kebersihan : 2 orang

4) Jaga Malam : 2 orang

Tugas umum dari pegawai tata usaha adalah memberi pelayanan

kepada guru, pegawai lain, dan siswa-siswi yang berhubungan dengan

tulis-menulis dan surat-menyurat. Sedangkan secara lebih khusus,

dapat diperinci sebagai berikut:

1) Mengurus daftar gaji

2) Mengurus uang sekolah

3) Mengurus subsidi

4) Mengurus stensil

5) Mengurus kenaikan pangkat

6) Mengurus perpustakaan

7) Mengurus kenaikan berkala

8) Mengurus belanja barang

SMK Sanjaya juga mempunyai perpustakaan yang menyediakan

(61)

bacaan yang lain yang dapat menambah pengetahuan siswa. Jangka

waktu peminjaman buku, untuk buku perpustakaan non paket adalah

dua minggu. SMK Sanjaya juga memiliki ruang UKS beserta

perlengkapannya yang berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi siswa

yang sedang sakit.

2. Perekrutan Guru

Proses perekrutan guru yang dilakukan di SMK Sanjaya Pakem adalah

sebagai berikut:

a. Membuka lowongan berdasarkan bidang studi yang dibutuhkan

b. Mengadakan tes tertulis

c. Mengadakan tes wawancara

3. Pengembangan Guru

Sejauh ini usaha yang ditempuh sebagi upaya pengembangan guru untuk

meningkatkan keprofesinalismenya, antara lain:

a. Memberikan kesempatan kepada guru yang belum menempuh S1

untuk melanjutkan studinya.

b. Melalui penataran.

c. Melalui lokakarya

d. Melalui seminar

D. Siswa SMK Sanjaya Pakem

Siswa adalah warganegara yang terdidik, oleh sebab itu harus dapat

(62)

bertanggung jawab, kebersamaan dan menghargai. untuk itu perlu peraturan

tata tertib siswa.

Jumlah siswa SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 2008/ 2009 menurut

data terakhir dengan rincian sebagai berikut :

a. Putra : 18 siswa

b. Putri : 258 siswi

Perincian menurut masing-masing kelas sebagi berikut:

Tabel 4.6

Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem

Kelas Putra Putri Jumlah

X AK 1 33 34

X AP - 33 33

X PJ 6 20 26

XI AK I 3 23 26

XI AK II 1 26 27

XI AP - 32 32

XI PJ 1 28 29

XII AK 1 25 26

XII AP - 23 23

XII PJ 5 15 20

Jumlah 18 258 276

E. Kondisi Fisik dan Lingkungan

1. Gedung

SMK Sanjaya Pakem, terletak di jalan Kaliurang Km. 17, Sukunan,

Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Pada tahun 1983, SMK

Sanjaya Pakem mengadakan pembangunan gedung sekolah di atas tanah

(63)

hasil tabungan sekolah sejak berdiri. Areal seluas ini tidak hanya terdiri

dari bangunan semua, tetapi ada halaman sekolah yang digunakan untuk

upacara dan untuk sarana olahraga, yaitu berupa lapangan basket dan

lapangan volly. Seluruh gedung yang ada di SMK Sanjaya Pakem

merupakan bangunan yang bersifat permanen. Lingkungan sekolah SMK

Sanjaya Pakem, bersih dan teratur.

Saat ini SMK Sanjaya Pakem memiliki total luas lahan 5000 m2yang

terdiri dari 1.178 m2luas bangunan dan 4.722 m2luas lahan tanpa

bangunan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah saat ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Daftar Sarana dan Prasarana SMK Sanjaya Pakem

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Unit Produksi 1 Ruang Guru 1 Ruang UKS

1 Ruang Yayasan 1 Ruang BP 1 Ruang Kaprodi 1 Ruang OSIS 1 Ruang Pelayanan Administrasi/TU 1 Ruang Rapat/Aula 1 Ruang Praktek Komputer 3 Kantin Sekolah 1 Ruang Praktek Kewirausahaan 10 Kelas

1 Ruang Praktek Mengetik 1 Ruang Gudang

1 Ruang Perpustakaan 1 Tempat Parkir Guru dan 1 Tempat Parkir Siswa

2. Halaman Sekolah dan Pekarangan

Halaman sekolah terdiri dari dua bagian, yaitu halaman yang letaknya di

depan gedung sekolah yang berfungsi sebagai lapangan olahraga dan

(64)

F. Fasilitas dan Peralatan Sekolah

Invetarisasi peralatan yang ada dalam ruangan kelas untuk

masing-masing kelas antara lain:

Tabel 4.8

Daftar Inventaris Kelas

Meja dan kursi, baik untuk guru maupun untuk siswa

Kalender akademik

Papan tulis Sapu

Papan absensi Serok sampah

Salib Taplak meja Gambar lambang negara Alat pel

Gambar presiden dan wakil presiden

Ember

Papan informasi kelas Mading Kelas Gambar-gambar pahlawan Tanaman Jadwal mata pelajaran Jam

Selain inventaris kelas, ada juga inventaris sekolah yang dipergunakan oleh

Gambar

Tabel 5.8 Tabel Kontingensi Kedisiplinan Siswa di Sekolah Berdasarkan
Tabel Nilai r, F, Chi Kuadrat, dan Interpolasi F ...................  134
tabel operasionalisasi variabel penelitian.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti dari membuat hipotesis dan implikasi secara

Survei dilapangan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsep diri dengan perilaku seksual pada siswa SMA Negeri 5 Kendari, karena siswa yang memiliki

The debate between the usefulness of deliberate and emerging strategies is an extensively discussed topic in the strategic management literature (see e.g.. However, involvement

Dengan ditariknya rumusan masalah di atas,dapat dituliskan juga bahwa tujuan dari melakukan penelitian ini adalah untuk menghasilkan lintasan belajar yang dapat

Obzirom na sve navedeno, odnosno utjecaj prometne infrastrukture u odvijanju gospodarske aktivnosti razvijenih zemalja, ali i zemalja u razvoju, predmet istraživanja ovog rada

Guru dapat memancing siswa untuk menyebutkan beberapa peristiwa penting dalam keluarga yang mereka ketahui.. Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga, dan bercerita

Dapat diambil kesimpulan dari pengerjaan penelitian ini berdasarkan hasil proses pengembangan dan pengimplementasian, yaitu dari hasil pengujian yang telah dilakukan baik itu

Gen penentu kelamin jantan pada Melandrium terletak pada kromosom Y, sedangkan gen-gen penentu kelamin betina terletak pada kromosom X maupun pada autosom.. Tumbuhan Melandrium