i
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN WIROBRAJAN, KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2012 TERKAIT
PENYAKIT HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm. )
Program Studi Farmasi
Oleh :
Christiani Oki Moron
NIM : 088114155
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Jangan kamu kawatir tentang apapun juga.
Tetapi nyatakanlah keinginanmu kepada Tuhan dalam doa dan permohonan ( Filipi 4:6 )
Hal pertama yang perlu diingat untuk menjadi sukses:
“lakukan segala sesuatu dari hati”
Dengan bangga kupersembahkan karya kecilku ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Papa Petrus Peratan Moron dan Mama Yuliana Katnesi,
ade Giovanni Nino Moron dan ade Axtrishania Lucia Lomi Moron,
Angel, Lery, Opa, Oma, To’o, Ti’i, dan basudara semua
vii
PRAKATA
Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta, berkat, kesempatan dan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat
Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta pada tahun 2012 terkait penyakit
hipertensi”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu hal yang
mudah. Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
2. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt dan bapak Yoseph Wijoyo, M.Si., Apt
selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik.
3. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Bapak Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. yang telah memperlancar jalannya penelitian.
viii
5. Bapak Lurah Pakuncen, Bapak Lurah Wirobrajan, Ibu Lurah Patangpuluhan yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kecamatan
Wirobrajan serta Bapak/ Ibu ketua RT dan RW yang telah membantu penulis
selama penelitian di Kecamatan Wirobrajan.
6. Walikota D.I Yogyakarta c.q BAPPEDA Kota Yogyakarta serta Bapak Camat
Wirobrajan yang telah memberikan ijin dan membantu penulis selama penelitian
dilaksanakan.
7. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan
informasi-informasi terkait penyakit hipertensi yang sangat bermanfaat untuk penelitian ini.
8. Dokter rumah Sakit Panti Rapih, dr. FX. Purnama, Sp.PD dan dokter jaga
poliklinik Universitas Sanata Dharma Paingan sebagai konsultan kuisioner yang
telah banyak memberikan saran pada penyusunan kuisioner.
9. Papa Petrus, mama Yuli, ade Gany, ade Shania, Angel Dopo, Lery Tona dan
semua keluarga di Kupang yang tak henti-hentinya mengirimkan doa, semangat,
kata-kata penguatan, dorongan dan bantuan sampai skripsi ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
10. Teman-teman seperjuangan, Johana Maria Phinansia Waso Rato, Gita Thessa
Lonika, Singgih Janu, yang selalu saling menyemangati, saling mendukung dalam
kebersamaan selama proses penelitian.
11. Sahabat-sahabat dalam suka dan duka di kontrakan: Densy lombok, Ida cenuu dan
ix
12. Kakak Ivon Duhan, kakak Nani, bapak dan ibu kost serta teman-teman di kost
PELANGI yang selalu memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
13. Sahabat-sahabat: Ivon, Ermen, Nitha, Itin yang dengan cara mereka sendiri telah
banyak membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Acik, Lina,
teman-teman kelas C 2008 dan teman-teman FKK B 2008 yang telah
menyemangati penulis selama penyelesaian skripsi ini.
14. Saudara-saudari terkasih Komunitas Sant’Egidio Jogjakarta yang selalu mendukung penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut ambil
bagian dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk pengabdian pada masyarakat terutama mengenai penyakit hipertensi.
Yogyakarta,1 Juli 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. v
PRAKATA .……… vi
2. Keaslian penelitian ……….. 5
3. Manfaat penelitian ……….. 6
B. Tujuan Penelitian……….. 7
1. Tujuan Umum ………. 7
2. Tujuan Khusus ……… 7
BAB II. PENELAAHANPUSTAKA ……….8
A. Pengetahuan……… 8
B. Sikap ……… 11
C. Tindakan ……….. 13
D. Hipertensi ………. 15
1. Pengertian ……….. 15
2. Klasifikasi TekananDarah………. 15
3. Etiologi ……….. 16
4. FaktorResiko ……….19
5. Patofisiologi ………... 21
xi
7. Penanganan ……… 23
E. Keterangan Empiris ………. 23 BAB III. METODE PENELITIAN ………... 24 A. Jenis dan RancanganPenelitian ……….. 24
B. Variabel Penelitian ……….. 24
C. Definisi Operasional ……… 25 D. Subyek Penelitiandan Sampling ……….27
E. Instrument Penelitian ………... 29
F. Tata Cara Penelitian ………34
1. Penentuanlokasi ……… 34
2. Pengurusan ijin ……….. 34
3. Pembuatan instrumen penelitian……….35
4. Sampling ……… 37 5. Penyebaran kuisioner ……… 37
6. Pengolahandata ……….38
G. Analisis Hasil Penelitian ……….. 40
H. Kelemahan Penelitian ………. 42
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 43
A. Karakteristik Demografi Responden ………...43
B. Pengetahuan Responden TerkaitPenyakit Hipertensi ………. 50
C. Sikap Responden Terhadap Penyakit Hipertensi ……….59
D. Tindakan Responden Terkait Penyakit Hipertensi ………..68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………80
A. Kesimpulan ………. 80
B. Saran ………81
DAFTAR PUSTAKA ………82
LAMPIRAN……….. 86
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I . Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII ……….. 16
Tabel II. Obat-obat antihipertensi ………. 25
Tabel III. Kategori item pernyataan pada tingkat pengetahuan responden dengan jenis pernyataanfavorabledanunfavorable…………... 32
Tabel IV. Kategori item pernyataan pada bagian sikap responden dengan jenis pernyataanfavorabledanunfavorable…………32
Tabel V. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan usia……….44
Tabel VI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan jenis kelamin
………..45
Tabel VII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kelurahan sebagai lokasi penelitian………...……… 45 Tabel VIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan status pernikahan
………..46
Tabel IX. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat
pendidikan……… 47
Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan status pekerjaan
……….. 47
Tabel XI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan penderita hipertensi
dan non hipertensi……….48
Tabel XII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan latar belakang informasi tentang penyakit hipertensi ………..49
Tabel XIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan sumber informasi tentang penyakit hipertensi ………..50
Tabel XIV. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan terkait penyakit hipertensi ………50
Tabel XV. Distribusi jumlah responden (%) pada kategori pernyataan
xiii
Tabel XVI. Hasil uji normalitas pada tingkat pengetahuan responden di
Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta ……….. 53
Tabel XVII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan kategori usia ………..54
Tabel XVIII Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan asal kelurahan sebagai lokasi penelitian………...55
Tabel XIX. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan status pernikahan ………56
Tabel XX. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan ……….57
Tabel XXI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan status pekerjaan ……….58
Tabel XXII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan dan latar belakang informasi ………59
Tabel XXIII Distribusi sikap responden terkaitpenyakit hipertensi …………60
Tabel XXIV. Distribusi jumlah responden (%) yang mempunyai sikap positif dan sikap negatif ………..61
Tabel XXV. Hasil uji normalitas pada sikap responden ………... 62
Tabel XXVI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kategori sikap dan
rentang usia………...63
Tabel XXVII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kategori sikap dan asal kelurahan sebagai lokasi penelitian ………. 64
Tabel XXVIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kategori sikap dan
status pernikahan ……….65
Tabel XXIX. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kategori sikap dan
tingkat pendidikan……….. 66
Tabel XXX. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kategori sikap dan
tingkat pekerjaan……….67
xiv
Tabel XXXII. Distribusi tindakan responden berdasarkan tempat membeli
obat………...69
Tabel XXXIII. Distribusi tindakan responden berdasarkan intensitas mengontrol
tekanan darah……….. 70
Tabel XXXIV. Distribusi tindakan responden untuk menjaga kesehatan ………71
Tabel XXXV. Distribusi tindakan respondenapabila lupa meminum obat……. 72
Tabel XXXVI. Distribusi tindakan responden berdasarkan makanan yang
dikonsumsi……… 73
Tabel XXXVII. Distribusi tindakan responden ketika memeriksakan diri ke
dokter………74
Tabel XXXVIII. Distribusi tindakan responden saat merasakan gejala hipertensi
………... 76
Tabel XXXIX. Distribusi tindakan responden untuk menghindari resiko timbulnya
hipertensi ………. 77
Tabel XL. Distribusi tindakan responden untuk menjaga tekanan darah dalam
batas normal………. 78
Tabel XLI. Distribusi tindakan terhadap durasi mengkonsumsi obat
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah …………..19
Gambar 2. Mekanisme patofisiologi dari penyakit hipertensi ………. 22
Gambar 3. Distribusi jumlah responden (%) pada kategori pernyataan
pengetahuan………... 52
Gambar 4. Distribusi jumlah repsonden (%) pada kategori pernyataan
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner penelitian………....89
Lampiran 2. Surat ijinBAPPEDA ………...90
Lampiran 3. Surat ijin konsultasi kuisioner dengan dokter jaga poliklinik kampus III USD……… 93
Lampiran 4. Surat ijin konsultasi kuisioner dengan dokter Rumah Sakit Panti Rapih……….. 94
Lampiran 5. Surat ijin penelitian di Kelurahan Pakuncen yang pertama ………. 95
Lampiran 6. Surat ijin penelitian di Kelurahan Pakuncen yang kedua……97
Lampiran 7. Data monografiKelurahan Pakuncen ………100
Lampiran 8. Surat ijin penelitian diKelurahan Patangpuluhan ……… 103
Lampiran 9. Data monografi Kelurahan Patangpuluhan ………106
Lampiran 10. Surat ijin penelitian di Kelurahan Wirobrajan yang pertama ………109
Lampiran 11. Surat ijin penelitian di Kelurahan Wirobrajan yang kedua ………111
Lampiran 12. Data monografiKelurahan Wirobrajan ……….114
Lampiran 13. Data angka kejadian penyakit hipertensi di Kota Yogyakarta, DIY ………117
Lampiran 14. Data rawat inap pasien penyakit hipertensi esensial (primer) ………118
Lampiran 15. Data rawat inap pasien hipertensi portal tahun 2009-2011 dari Dinas KesehatanProvinsi DIY ……….. 121
Lampiran 16. Data rawat inap pasien hipertensi lainnya tahun 2007-2011 dari Dinas KesehatanProvinsi DIY ………126
Lampiran 17. Uji reliabilitasvariabel pengetahuan ………123
Lampiran 18. Uji reliabilitas variabel sikap………124
xvi
Lampiran 20. Uji normalitas skor pengetahuan ……….. 129
Lampiran 21. Hasil uji Mann-Whitney pada tingkat pengetahuan variabel jenis
kelamin ………. 130
Lampiran 22. Uji Mann-Whitney terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel
status pekerjaan………131
Lampiran 23. Uji Mann-Whitney pada tingkat pengetahuan dengan variabel status pernikahan responden………132
Lampiran 24. Uji Mann-Whitney terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel penderita hipertensi atau bukan penderita hipertensi…………133
Lampiran 25. Uji Mann-Whitney terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel
informasi………134
Lampiran 26. Uji Kruskal Wallis terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel tingkat pendidikan………. 135
Lampiran 27. Uji Kruskal Wallis terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel
asal kelurahan………136
Lampiran 28. Uji Kruskal Wallis terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel
sumber informasi………..137
Lampiran 29. Uji Kruskal Wallis terhadap tingkat pengetahuan dengan variabel
kategori usia………..138
Lampiran 30. Uji normalitas skor sikap ………...139
Lampiran 31. Hasil ujiMann-Whitneyterhadap sikap responden ………….140
Lampiran 32. Hasil ujiKruskal Wallisterhadap sikap responden…………142
Lampiran 33. Frekuensi tindakan responden……….144
Lampiran 34. Data tingkat pengetahuan responden ……… 148
xviii
INTISARI
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal dalam waktu yang lama yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg. Kurangnya informasi tentang penyakit hipertensi menyebabkan masyarakat kurang tanggap akan bahaya dari penyakit ini, sehingga diperlukan pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya modifikasi gaya hidup sehingga terhindar dari hipertensi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan terkait penyakit hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasional, dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian mengenai data demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden sedang (68%), sikap responden terkait penyakit hipertensi sudah baik (65%) dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Wirobrajan untuk pemeliharaan kesehatan mengenai penyakit hipertensi sudah tepat. Faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, asal kelurahan dan latar belakang informasi terkait penyakit hipertensi tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan, sedangkan sikap masyarakat di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh usia responden. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan terutama tentang pencegahan penyakit hipertensi.
xix ABSTRACT
Hypertension is a condition where a person experiences an increase in blood pressure above normal for a long time that blood pressure ≥140/90 mmHg. Lack of information about hypertension causes people less responsive to the dangers of this disease, so it requires the measurement of knowledge, attitudes and actions as well as public awareness of the importance of lifestyle modifications to avoid hypertension.
This study aims to measure the level of knowledge, attitudes and actions related to hypertension in the community in District Wirobrajan, the city of Yogyakarta. Research carried out an observational type of study, with purposive sampling technique using questionnaire as an instrument sampling research on demographic data, knowledge, attitudes and actions related to the hypertension disease.
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah ukuran kekuatan terhadap dinding arteri saat jantung memompa darah dalam tubuh. Menurut The Seventh of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure,seseorang yang menderita hipertensi apabila tekanan darah≥140/90 mmHg. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu masalah yang umum, karena banyak orang sekurang-kurangnya pernah mendengar dan bahkan menderita penyakit ini. Namun, jauh lebih banyak lagi orang yang tidak mengetahui jika dirinya menderita hipertensi. Penyakit ini seringkali diketahui ketika seseorang melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan dan diketahui setelah mendapatkan hasil pemeriksaan (Tambayong, 2000).
Data Global Burden of Disease (GBD) menyebutkan bahwa pada tahun 2000 sebanyak 50 % penyakit kardiovaskular disebabkan oleh hipertensi. Hipertensi telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.
tekanan darah tinggi dan 40% dari semua kematian di Australia disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Angka serupa juga nampak di negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru dan Eropa Barat. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), tahun 1999-2000 menunjukkan hasil insiden hipertensi pada orang dewasa sekitar 29-31 % yang berarti ada sekitar 58-65 juta penderita hipertensi di Amerika.
Prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi kardiovaskular. Data penelitian Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat. Hipertensi juga merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2007.
Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia, sekitar 80 % terjadi kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang pada tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Bahaya dari penyakit hipertensi ini jika tidak ditangani dengan baik maka akan menyebabkan terjadinya penurunan usia harapan hidup. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Kesadaran dan sikap acuh tak acuh dari masyarakat terhadap hipertensi saat ini semakin tinggi, sehingga perlu dilakukan peningkatan perilaku sehat terkait hipertensi (Martha, 2011).
Angka kejadian yang masih tinggi disebabkan kurangnya informasi mengenai penyakit hipertensi sehingga banyak masyarakat kurang tanggap terhadap bahaya hipertensi. Oleh karena itu diperlukan pengukuran terhadap tingkat pengetahuan, sikap serta tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi, sehingga diharapkan dapat menjadi acuan dalam pemilihan metode untuk keefektifan dalam melakukan edukasi serta akhirnya dapat menurunkan resiko penyakit hipertensi.
berdasarkan pemilihan secara acak karena penelitian yang dilakukan adalah penelitian tim yang dilakukan oleh empat peneliti.
Berdasarkan dari fenomena tersebut peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta pada tahun 2012 terkait penyakit hipertensi”.
1. Permasalahan
Dari uraian latar belakang tersebut maka timbul permasalahan sebagai berikut : a. Seperti apakah karakteristik demografi dari masyarakat di Kecamatan Wirobrajan,
Kota Yogyakarta?
b. Seberapa tinggi pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta?
c. Seberapa baik sikap masyarakat terhadap penyakit hipertensi di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta?
d. Seperti apakah tindakan masyarakat terhadap penyakit hipertensi di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta?
e. Informasi terkait penyakit hipertensi apa saja yang belum dipahami oleh masyarakat Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian
Sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul “Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta pada tahun 2012
terkait penyakit hipertensi” belum pernah dilakukan dan dipublikasikan oleh para peneliti sebelumnya.
Penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan dan dipublikasikan, diantaranya adalah:
a. Penelitian Saputro, (2009) dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan sikap kepatuhan dalm menjalankan diit hipertensi di Wilayah Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan tingkat sikap kepatuhan pasien hipertensi tanpa mengidentifikasi tindakan dari pasien. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian dilakukan dengan tujuan tidak hanya mengukur tingkat pengetahuan dan sikap, tetapi juga mengidentifikasi tindakan masyarakat.
penelitian ini yaitu tidak ada faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap, akan tetapi tingkat pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap tindakan
yang dilakukan oleh masyarakat.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan sebagai acuan metode untuk pengukuran pengetahuan, sikap serta tindakan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Manfaat praktis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan program edukasi bagi masyarakat mengenai penyakit hipertensi sehingga edukasi akan berjalan lebih efektif.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan terkait penyakit hipertensi bagi masyarakat di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta pada tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum maka penelitian ini secara khusus ditujukan untuk:
a. Mengidentifikasi karakteristik demografi masyarakat di Kecamatan Wirobrajan. b. Mengukur tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Wirobrajan tentang
c. Mengukur sikap masyarakat Kecamatan Wirobrajan terhadap penyakit hipertensi.
d. Mengidentifikasi tindakan dari masyarakat di Kecamatan Wirobrajan terkait penyakit hipertensi.
e. Mengidentifikasi informasi terkait penyakit hipertensi yang masih perlu ditingkatkan pemahamannya.
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk sikap dan tindakan seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang meliputi pendidikan dimana pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan (Cahyani, 2006).
Pengalaman/lama kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dimana pengalaman belajar yang dikembangkan selama bekerja memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta kemampuan untuk mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik (Cahyani, 2006).
Selain faktor-faktor diatas, yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut penelitian yang dilakukan Oktarina (2008) adalah jenis kelamin. Seseorang yang berjenis kelamin laki-laki umumnya mempunyai tingkat pengetahuan lebih tinggi karena memiliki akses yang lebih besar untuk mendapatkan sumber informasi kesehatan dari manapun.
dengan bertambahnya usia khususnya pada beberapa jenis kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyataIQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia, sehingga sulit untuk mengajarkan pengetahuan baru terhadap seseorang yang sudah tua (Cahyani, 2006).
Pada penelitian, pengetahuan dilakukan dengan skala diktomi (dichotomous scale), yang merupakan sebuah instrumen (pertanyaan) untuk mengukur pengetahuan responden terhadap sesuatu, dimana jawaban atas pertanyaan telah disediakan. Sesuai dengan namanya, kepada responden atau subyek peneliti disediakan 2 (dua) alternatif jawaban yang harus dipilih salah satu. Apabila alternatif jawaban yang tersedia lebih dari dua, maka bukan lagi skala diktomi. Pada skala diktomi, alternatif jawaban yang disediakan pada dasarnya menggunakan pendekatan logika “benar (true)” dan “salah
(false)” atau “ya (yes)” dan “tidak (no)”. Hasil dari skala diktomi ini, bisa data yang
berskala nominal ataupun data yang berskala ordinal (Mustafa, 2009).
Cara mengukur tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan penilaian yaitu nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah pada tiap-tiap pertanyaan yang diajukan (Nursalam, 2008).
skoring yaitu tingkat pengetahuan tinggi dengan skor 19-24, tingkat pengetahuan sedang dengan skor 14-18 dan tingkat pengetahuan rendah dengan skor < 14.
B. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2003).
Sikap merupakan kumpulan dari berpikir, keyakinan dan pengetahuan, serta sikap mengandung tiga komponen terkait yaitu : kognitif, afektif dan perilaku terhadap suatu obyek. Komponen kognitif berisikan informasi yang dimiliki seseorang tentang suatu obyek, berisikan perasaan-perasaan baik negatif maupun positif pada seseorang terhadap obyeknya. Komponen perilaku merupakan cara seseorang untuk bertindak atau berperilaku terhadap obyeknya sebagai pengaruh dari komponen kognitif dan afektif (Hutagalung, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek), merespons adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan, menghargai merupakan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah, bertanggung jawab adalah sikap yang paling tinggi dimana seseorang harus bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah dipilihnya.
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional, pengaruh orang lain yang dianggap penting juga akan membentuk sikap dimana individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi sikap, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman setiap individu, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh pada sikap konsumen, sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
bersifat negatif (unfavorable) atau narasi pertanyaannya positif (favorable) (Mustafa, 2009).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Arikunto (2006), sikap dilakukan dengan skoring yaitu sikap baik bila skor 61-80, sikap sedang bila skor 45-60 dan sikap buruk bila skor < 45.
C. Tindakan
Tindakan merupakan bagian dari perilaku yang dapat diamati secara langsung dan disebut bentuk aktif perilaku. Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki. Tindakan adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka pemeliharaan kesehatan, seperti tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
melakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah indikator tindakan yang kedua, mekanisme (mechanism) yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu yang sudah merupakan kebiasaan, maka sudah mencapai tindakan tingkat tiga, adopsi (adoption), merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pada penelitian tindakan digunakan dengan skala kategori (category scale). Skala kategori merupakan suatu instrumen berupa pertanyaan yang umumnya telah disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh reponden. Perbedaan antara skala diktomi dengan skala kategori terletak pada jumlah alternatif jawaban yang disediakan. Apabila skala diktomi hanya mempunyai dua alternatif jawaban maka pada skala kategori mempunyai lebih dari dua alternatif jawaban yang disediakan. Pilihan atau respon yang diminta dari responden merupakan respon tunggal, artinya responden hanya dapat memilih satu dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan (sama seperti skala diktomi). Skala kategori digunakan untuk menghasilkan data berskala nominal maupun data ordinal (Mustafa, 2009).
D. Hipertensi
1. Pengertian
Menurut WHO (1999), hipertensi adalah tekanan darah yang berada diatas 160/95 mmHg (Halim, 2001). Sedangkan The sixth Report of the Join National on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (1997) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam masa pengobatan anti hipertensi (Susalit, 2001).
Menurut The Seventh of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, hipertensi terjadi apabila tekanan darah sistolik sebesar 140 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 90 mmHg.
2. Klasifikasi Tekanan Darah
The Seventh of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Tabel I. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130–139 85–89
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dapat diklasifikasikan yaitu dengan penyebab yang tidak diketahui dan dengan penyebab yang diketahui. Pasien tanpa penyebab spesifik hipertensi yang dapat ditemukan disebut menderita hipertensi esensial yang sering disebut hipertensi primer dan hipertensi dengan penyebab yang diketahui disebut hipertensi sekunder (Mcphee dan Ganong, 2002).
a. Hipertensi primer. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti: genetik, lingkungan, hiperaktivasi susunan saraf simpatis dan efek dalam ekskresi Na.
Corwin (2001) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan hipertensi (Astawan, 2002).
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatanpreloadbiasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik (Amir, 2002).
demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload
jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup ( Hayens, 2003 ).
Gambar 1. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah
4. Faktor resiko
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada mereka yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur. Faktor genetik juga berpengaruh, yang berkaitan dengan metabolisme pengeluaran garam dan renin membran sel (Julianti, 2005).
Jenis kelamin juga sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada perempuan lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang perempuan mengalami menopause (Astawan, 2002).
Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup orang tersebut memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi. Adanya riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi mempertinggi resiko terkena hipertensi primer (esensial) (Astawan, 2002).
meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004).
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi yaitu nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan, 2002).
Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kurang aktivitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Amir, 2002).
kegemukan (obesitas). Obesitas merupakan salah satu faktor meningkatnya tekanan darah (Tjay dan Rahardja, 2007).
Stress juga yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001).
5. Patofisiologi
atau infark miokardium. Sekitar separuh kematian akibat hipertensi disebabkan oleh infark miokardium atau gagal jantung (Price, 2006).
Gambar 2. Mekanisme Patofisiologi dari Penyakit Hipertensi Dikutip dariPharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensihal.16
6. Pencegahan
7. Penanganan
Hipertensi tidak dapat disembuhkan, tetapi hipertensi dapat ditangani dan dikontrol. Penanganan hipertensi dilakukan melalui perbaikan pola hidup dan menggunakan obat-obatan (Cahyono, 2008).
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Pengobatan hipertensi secara non farmakologi adalah upaya yang dilakukan untuk menurunkan dan menjaga tekanana darah dalam batas normal tanpa menggunakan obat-obatan, yaitu dimulai dengan perubahan gaya hidup (lifestyle) (Nafrialdi, 2007).
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah penurunan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung dan penyakit ginjal). Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko (Sheps, 2005).
kaki, dan menggunakan sepeda dapat menurunkan tekanan darah. Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.
Terapi farmakologi dapat dilakukan yaitu dengan penggunaan obat-obatan antihipertensi gologan diuretik, penyekat beta, penghambat enzim konversi angintensin (ACE inhibitor), penghambat reseptor angiotensin (ARB) dan antagonis kalsium. Dalam pengobatan hipertensi ada beberapa obat-obat yang digunakan dalam pengobatannya yang disajikan dalam tabel II.
Tabel II. Obat-obat antihipertensi
Golongan Obat Contoh Obat
Diuretik bumetanid, furosemid, hidrokloritiazid, spironilakton, triamteren
Penyekat β atenolol, labetalol, metoprolol, nadolol, propanolol, timolol Inhibitor ACE benazepril, kaptopril, enalapril, lisinopril, moeksipril, quinapril,
ramipril
amlodipin, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nisodipin, verapamil
Penyekat α doksazosin, prazosin, terazosin
Lain-lain klonidin, diazoksin,hidralazin, α-metildopa, minoksidil, natrium nitroprusid
E. Keterangan Empiris
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasional (non eksperimental). Penelitian observasional merupakan penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoadmojo, 2010). Racangan penelitian bersifat survei deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran karakteristik demografi, tingkat pemahaman dan sikap masyarakat akan penyakit hipertensi serta tindakan yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Data yang digunakan berupa data kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Utama
a. Variabel bebas (independent). Dalam penelitian ini variabel bebas (independent) adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, status pernikahan, penderita atau bukan penderita dan tempat tinggal dari masing-masing responden.
2. Variabel Pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Dalam penelitian ini variabel pengacau terkendali adalah informasi mengenai hipertensi yang didapat oleh responden dari instansi pendidikan baik formal maupun nonformal.
b. Variabel pengacau tak terkendali. Dalam penelitian ini variabel pengacau tak terkendali adalah informasi yang diterima responden dari media massa (TV, surat kabar, majalah dan radio).
C. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan merupakan pemahaman responden usia dewasa tentang penyakit hipertensi yang diukur berdasarkan skor jawaban responden bagian pengetahuan yang berjumlah 24 pernyataaan. Jawaban responden yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0, sehingga skor maksimal yang diperoleh responden yaitu 24 dan skor minimal 0. Pengetahuan responden dikatakan tinggi apabila skor yang didapat adalah 19-24, skor 14-18 untuk pengetahuan sedang dan skor < 14 untuk pengetahuan rendah.
2. Sikap
Setiap pernyataan dalam kuisioner terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Pada pernyataan positif (favorable) jika responden menjawab sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif (unfavorable) jika respoden menjawab sangat tidak setuju diberi skor 4, tidak setuju diberi skor 3, setuju diberi skor 2 dan sangat setuju diberi skor 1. Pemberian skor tersebut dilakukan untuk mengukur sikap reponden, dikatakan baik bila mendapat skor 61-80, sikap responden dikatakan cukup bila responden mendapat skor 45-60 dan dikatakan rendah bila responden mendapatkan skor <45.
3. Tindakan
Suatu bentuk tindakan nyata yang dilakukan oleh responden terkait penyakit hipertensi. Tindakan diidentifikasi berdasarkan jumlah persentase jawaban responden pada masing-masing responden. Jumlah pernyataan pada bagian tindakan sebanyak 10 pernyataan.
4. Hipertensi
Suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal dalam waktu yang lama dengan tekanan darah≥140/90 mmHg.
5. Masyarakat usia dewasa
6. Tingkat pendidikan terakhir
Pendidikan adalah tingkat sekolah terakhir yang diikuti oleh responden dan telah dinyatakan lulus yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
7. Status pekerjaan
Status bekerja jika responden mendapat upah atas pekerjaannya dan status tidak bekerja jika responden tidak mendapat upah atas pekerjaannya.
8. Asal informasi mengenai penyakit hipertensi
Sumber infromasi yang digunakan responden untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyakit hipertensi, misalnya surat kabar, majalah, televisi, radio dan internet.
D. Subyek Penelitian dan Sampling
1. Subyek Penelitian
sampling karena subyek dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi, sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subyek penelitian. Menurut Notoatmodjo (2010) pengambilan data secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Masyarakat yang bersedia menjadi responden dan tinggal di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
b) Pria dan wanita berusia≥20 tahun keatas. c) Bisa membaca dan menulis.
d) Bukan tenaga kesehatan.
Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a) Tidak bersedia menjadi responden.
b) Responden yang tidak lengkap mengisi kuisioner. c) Responden yang tidak mengisi kuisioner sendiri.
d) Responden yang mengisi kuisioner tidak sesuai dengan prosedur pengisian kuisioner.
2. Sampling
>10.000 banyaknya sampel minimal dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
d = z x ( )x ( ) ( )
Keterangan :
d = derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)
z = standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95 %)
p = proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5) q = 1,0-p
195,09 = 18737,404–0,9604n 196,0504n = 18737,404
n = ,
,
n = 95,574≈ 96 responden
dilakukan pembulatan menjadi 96 responden. Perhitungan sampel minimal dilakukan di tiap kelurahan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut: Jumlah sampel tiap kelurahan =
Pakuncen = .. 96 = 37 Wirobrajan = .
. x 96 = 35
Patangpuluhan = .
. 96 = 24
Berdasarkan perhitungan proporsi, jumlah responden minimal untuk Kelurahan Pakuncen sebanyak 37 responden, Kelurahan Patang puluhan sebanyak 24 responden dan Kelurahan Wirobrajan sebanyak 35 responden.
E. Instrumen Penelitian
Pendekatan dari penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan kuisioner.
Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari 5 bagian, yaitu:
1. Bagian pertama merupakan bagian kesediaan responden untuk diikutsertakan dalam penelitian yang terdiri dari judul kuisioner, surat pernyataan kesediaan dari responden, nama dan tanda tangan dari responden yang mengisi kuisioner sebagai bentuk kesediaan responden untuk mengisi kuisioner.
2. Bagian kedua merupakan kuisioner tipe isian dengan bentuk closed form item
pendidikan terakhir, pekerjaan, riwayat penyakit. Sedangkan pada skala tingkat pengenalan terdiri dari penderita atau bukan penderita hipertensi, ada tidaknya keluarga yang menderita hipertensi, adanya informasi mengenai hipertensi yang pernah diperoleh responden serta asal informasi tersebut.
3. Bagian ketiga merupakan kuisioner tipe pilihan bentuk dichotomous scale
untuk meneliti fakta-fakta subyektif mengenai pengetahuan tentang penyakit hipertensi dengan memberikan 24 pernyataan. Responden diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban yaitu “ya” jika setuju dan menganggap pernyataan
tersebut benar atau “tidak” jika tidak setuju dan menganggap pernyataan tersebut
Tabel III. Kategori item pernyataan pada tingkat pengetahuan responden dengan jenis pernyataanfavorabledanunfavorable
Pernyataan Nomor Favorable Unfavorable
Tabel IV. Kategori item pernyataan pada bagian sikap responden dengan jenis pernyataanfavorabledanunfavorable
Pernyataan Nomor Favorable Unfavorable
Farmakologi 15, 16, 18, 19, 20
5. Bagian kelima merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh responden terkait penyakit hipertensi dan pemeliharaan kesehatan dengan pernyataan bentuk closed form item dengan empat alternatif jawaban (multiple choice) yang terdiri dari 10 pernyataan, yaitu :
a. Tempat yang biasa didatangi oleh responden ketika membutuhkan obat. b. Intensitas responden untuk mengontrol tekanan darah.
c. Cara responden menjaga kesehatan.
d. Tindakan yang dilakukan ketika responden lupa minum obat. e. Kebiasaan responden dalam mengkonsumsi makanan.
f. Tindakan responden ketika memeriksakan diri ke dokter. g. Tindakan responden ketika merasakan gejala hipertensi.
h. Tindakan responden untuk terhindar dari resiko timbulnya hipertensi. i. Tindakan responden untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal. j. Tindakan responden apabila mendapat obat antihipertensi.
kesehatan terkait pemeriksaan, pencegahan, pengobatan dan penanganan sakit terkait penyakit hipertensi.
F. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan lokasi
Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Wirobrajan karena Kecamatan Wirobrajan merupakan salah satu Kecamatan di Kota Yogyakarta, dimana Kota Yogyakarta merupakan daerah dengan jumlah kematian tertinggi akibat hipertensi pada lima tahun terakhir sesuai dengan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY tahun 2011, selain itu karena Kecamatan Wirobrajan terletak di tengah kota sehingga adanya mobilitas yang tinggi mempengaruhi pola hidup masyarakat menjadi tidak sehat yang merupakan salah satu faktor pemicu penyakit hipertensi. Pengambilan data dilakukan di tiga kelurahan di Kecamatan Wirobrajan, yaitu Kelurahan Pakuncen, Kelurahan Patang puluhan dan Kelurahan Wirobrajan dengan proses perijinan terlebih dahulu.
2. Pengurusan ijin
Berdasarkan surat ijin tersebut, perijinan dilanjutkan ke tiga kelurahan di Kecamatan Wirobrajan, dari masing-masing Kelurahan diberikan ijin dengan bukti tanda tangan oleh kepala lurah pada surat ijin dari BAPPEDA.
3. Pembuatan instrumen penelitian
a. Penyusunan kuisioner. Pertama, dibuat surat pernyataan kesediaan sebagai bukti bahwa responden bersedia untuk mengisi kuisioner yang diberikan dan bersedia dilibatkan dalam penelitian.
Selanjutnya, dibuat item-item pertanyaan untuk kuisioner tipe isian sehubungan dengan data demografi responden yang berkaitan dengan variabel penelitian, selain itu juga mengenai skala pengenalan responden tentang penyakit hipertensi.
Kemudian dibuat item-item pernyataan yang merupakan bagian pengetahuan responden meliputi pengertian, etiologi, faktor resiko, patofisiologi, pencegahan dan pengobatan/ pengatasan penyakit hipertensi dengan alternatif
jawaban “ya” atau “tidak”untuk tiap pernyataan.
Setelah itu dibuat item-item pernyataan mengenai sikap terkait keinginan responden untuk memahami lebih lanjut tentang penyakit hipertensi, antisipasi dampak, serta upaya pencegahan penyakit hipertensi. Jawaban pernyataan bagian sikap terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, atau “sangat tidak setuju” untuk setiap pernyataan.
memilih satu dari empat jawaban yang tersedia yang dianggap paling sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh responden dalam pemeliharaan kesehatan terkait penyakit hipertensi.
b. Uji validitas dan pemahaman bahasa. Setelah pembuatan item-item pernyataan selesai maka dilanjutkan dengan uji validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat kesahihan suatu instrumen dalam hal ini kuisioner (Hasan, 2002). Uji validitas kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan validitas isi. Validitas isi diuji berdasarkan analisis rasional atau dengan professional judgement. Estimasi validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan analisis rasional oleh dua orang dokter yang sudah sangat paham mengenai penyakit hipertensi. Pada kuisioner yang telah selesai dibuat pada tahap pertama, dilanjutkan dengan analisis rasional untuk mendapatkan saran dan perbaikan pada item-item pernyataan maupun penyusunan kalimat dalam kuisioner tersebut. Dokter memberikan masukan dan koreksi pada kuisioner dengan menghapus 3 pernyataan pengetahuan dari 27 pernyataan yang ada, menyempurnakan kalimat-kalimat pada pernyataan bagian sikap, mengganti kalimat-kalimat yang dianggap kurang tepat dan akan susah dipahami oleh masyarakat pada bagian tindakan. Bersamaan dengan uji validitas juga dilakukan uji pemahaman bahasa yang bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dipahami oleh responden atau tidak.
termasuk dalam sampel. Oleh karena uji validitas menggunakan professional judgement maka kuisioner reliabel jika nilai α > 0,75 ( Mustafa, 2009). Uji kuisioner dilakukan pada 40 responden, didapatkan hasil α = 0,751 pada bagian pengetahuan danα= 0,784 pada bagian sikap, sehingga dapat dikatakan kuisioner telah reliabel.
4. Sampling
Sampel yang diteliti adalah subyek yang menyelesaikan prosedur penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini berdasarkan populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah sasaran akhir penerapan hasil penelitian, populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti, dimana populasi target dibatasi oleh karakteristik demografi, sedangkan populasi terjangkau dibatasi oleh tempat, waktu dan biaya. Sampel yang dikehendaki dipilih secara non random menggunakan teknik
purposive sampling dari populasi terjangkau. Hal ini berarti setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Sampel yang dipilih yakni masyarakat yang berusia ≥20 tahun keatas yang memenuhi kriteria inklusi dengan kesediaannya ikut terlibat menjadi responden di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Jumlah sampel untuk Kelurahan Pakuncen yaitu 38 orang, Kelurahan Patang puluhan yaitu 27 orang dan Kelurahan Wirobrajan yaitu 35 orang.
5. Penyebaran kuisioner
ke rumah dan sebagainya. Sebelum responden mengisi kuisioner, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuisioner agar responden tidak bertanya-tanya dan bingung, apabila responden telah setuju untuk mengisi kuisioner dalam penelitian ini maka kuisioner dibagikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi.
Pengisian kuisioner dilakukan sendiri oleh responden dan tiap responden diberikan satu kuisioner dan diberikan kesempatan untuk mengerjakan kuisioner saat itu juga pada tempat penelitian.
Penyebaran kuisioner di PUSKESMAS dilakukan dengan tujuan efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Kuisioner dibagikan pada saat responden berkunjung ke PUSKESMAS. Dari 40 kuisioner yang dibagikan, 20 kuisioner diisi oleh responden dari Kelurahan Pakuncen, 10 kuisioner oleh responden yang tinggal di Kelurahan Patang puluhan dan 8 kuisioner oleh responden dari Kelurahan Wirobrajan. Dari 40 kuisioner, 2 kuisioner harus di-drop out.
Penyebaran kuisioner dilanjutkan di 3 kelurahan yaitu Kelurahan Pakuncen sebanyak 25 kuisioner dan dikembalikan lagi sebanyak 19 kuisioner, 1 kuisioner di-drop out, kuisioner sebanyak 25 juga dibagikan di Kelurahan Patang puluhan dan kembali sebanyak 20, akan tetapi 3 kuisioner di-drop out. Sedangkan di Kelurahan Wirobrajan sebanyak 30 kuisoner yang dibagikan, yang kembali 29 kuisioner dengan 2 kuisioner di-drop out.
6. Pengolahan data
dipersentasekan dari total responden sehingga dapat diketahui distribusi karakteristik demografi responden.
Untuk kuisioner bagian pengetahuan, pengolahan data dilakukan dengan menghitung jawaban benar dari responden. Jawaban responden yang benar pada pernyataan diberi skor 1, sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0. Skor yang didapat dijumlahkan untuk masing-masing responden. Lalu jawaban responden pada tiap pernyataan pengetahuan dijumlahkan sehingga dapat diketahui jumlah responden yang menjawab benar atau salah pada tiap pernyataan. Oleh karena kuisioner terdiri dari 6 kategori pernyataan maka dihitung rata-rata jumlah responden yang menjawab salah atau benar pada tiap pernyataan. lalu dibuat persentase dengan total 100% untuk tiap pernyataan yang salah dan benar.
Pada bagian sikap, pengolahan data dilakukan dengan skoring terlebih dahulu. Skoring pada pernyataan favorable(nomor 1, 4, 7, 9, 10, 12, 13, dan 17),
jika responden menjawab “sangat setuju”maka diberi skor 4, jika responden
menjawab “setuju” maka diberi skor 3, jika responden menjawab “tidak setuju”
maka diberi skor 2, dan jika responden menjawab “sangat tidak setuju” maka
diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan unfavorable (nomor 2, 3, 5, 6, 8, 11,
14, 15, 16, 18, 19, dan 20) jika responden menjawab “sangat setuju” diberi skor 1,
jika “setuju” diberi skor 2, jika “tidak setuju” diberi skor 3, dan jika “sangat tidak setuju” diberi skor 4.
sehingga didapatkan jawaban yang paling banyak diberikan sebagai bentuk tindakan yang sering diambil oleh responden.
G. Analisis Hasil Penelitian
Identifikasi karakteristik demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, kelurahan, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, penderita atau bukan penderita hipertensi dan latar belakang informasi terkait penyakit hipertensi, ditunjukkan melalui perhitungan jawaban yang sama pada masing-masing pernyataan yang tersedia, kemudian dinyatakan dalam persentase dengan total 100%.
Tingkat pengetahuan dianalisis dengan cara masing-masing jawaban responden diberi skor dan dihitung jumlah skor sebagai skor akhir, kemudian tingkat pengetahuan dikategorikan dalam tingkat tinggi, sedang dan rendah. Kemudian dilakukan analisis secara statistik untuk mengukur tingkat pengetahuan masing-masing responden. Responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi apabila responden mempunyai jawaban dengan skor akhir 19-24, pengetahuan sedang dengan skor akhir 14-18, dan pengetahuan rendah dengan skor akhir < 14,
dikatakan mempunyai sikap buruk. Untuk melihat kecenderungan sikap responden yaitu dengan melihat jumlah responden yang bersikap positif dan negatif pada tiap pernyataan sikap. Jika > 75 % responden mempunyai sikap positif pada tiap pernyataan sikap maka sikap responden mengenai pernyataan tersebut sudah baik. Jika > 55 % responden mempunyai sikap positif pada tiap pernyataan sikap maka sikap responden mengenai pernyataan tersebut sedang. Jika ≤ 55 % responden
mampu menjawab benar pada tiap pernyataan tersebut maka sikap responden mengenai pernyataan tersebut buruk.
Analisis tindakan dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban yang sama dari responden pada tiap pernyataan yang diberikan, kemudian dipersentasekan dengan total 100%.
H. Kelemahan Penelitian
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian mengakibatkan hasil penelitian ini hanya berlaku bagi masyarakat di Kecamatan Wirobrajan, tetapi tidak bisa dijadikan dasar untuk melakukan generalisasi pada seluruh masyarakat di Kota Yogyakarta.
Selain itu juga dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa kuisioner yang dapat menyebabkan hasil yang diperoleh tidak lebih mendalam pada tiap responden, seharusnya disertai dengan wawancara agar dapat menyempurnakan hasil penelitian yang akan didapat.
Kelemahan lainnya adalah dengan pengambilan data secaradoor to door
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi masyarakat yang menjadi responden di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, kelurahan, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, penderita atau bukan penderita hipertensi dan latar belakang informasi terkait penyakit hipertensi. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 responden yang berasal dari tiga kelurahan.
1. Karakteristik demografi responden berdasarkan kategori usia
Minimal usia responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah responden dengan usia 20 tahun dan maksimal usia responden pada penelitian ini yaitu 78 tahun. Pembagian usia responden yaitu berdasarkan kategori usia dewasa menurut Papila, Olds dan Feldman (2009) yang dibagi dalam tiga kelompok usia yaitu dewasa muda (20-40 tahun), dewasa tengah (40-65 tahun) dan dewasa tua (65 tahun keatas).
Kelompok usia terbesar adalah kelompok usia dewasa muda sebanyak 54 responden (54 %), kemudian diikuti kelompok usia dewasa tengah sebanyak 42 responden (42 %) dan kelompok usia dewasa tua sebanyak 4 responden (4 %).
Tabel V. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan usia
Kategori usia Jumlah responden Persentase (%)
Dewasa muda 54 54
Dewasa tengah 42 42
Dewasa tua 4 4
Jumlah 100 100
2. Karakterisitik demografi responden berdasarkan jenis kelamin
Dalam penelitian ini jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki, yaitu 63 % perempuan dan 37 % laki-laki.. Rangkuman hasil penelitian ini disajikan dalam tabel VI.
Tabel VI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah responden Persentase (%)
Perempuan 63 63
Laki-laki 37 37
Jumlah 100 100
3. Karaketristik demografi responden berdasarkan kelurahan sebagai lokasi
penelitian
Dalam penelitian ini responden berasal dari 3 kelurahan di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta, yaitu Kelurahan Pakuncen, Patang Puluhan dan Wirobrajan. Dimana ketiga kelurahan ini saling berdekatan.
adalah dari Kelurahan Patang puluhan yaitu 27 responden dengan persentase 27 %. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam tabel VII.
Tabel VII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kelurahan sebagai lokasi penelitian
Asal kelurahan Jumlah responden Persentase (%)
Pakuncen 38 38
Patang puluhan 27 27
Wirobrajan 35 35
Jumlah 100 100
4. Karakteristik demografi responden berdasarkan status pernikahan
Dari 100 responden di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta, 84 responden sudah menikah (84 %) dan 16 responden belum menikah (16 %). Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam tabel VIII.
Tabel VIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan status pernikahan
Status pernikahan Jumlah responden Persentase (%)
Sudah menikah 84 84
Belum menikah 16 16
Jumlah 100 100
5. Karakteristik demografi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Jumlah responden yang paling banyak yaitu responden yang lulus SMA atau sederajat (56 %) diikuti Perguruan Tinggi (19 %), lalu SMP atau sederajat (14 %) dan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah responden yang lulus SD (11 %). Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam tabel IX.
Tabel IX. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
SD 11 11
SMP atau sederajat 14 14
SMA atau sederajat 56 56
Perguruan Tinggi 19 19
Jumlah 100 100
6. Karakteristik demografi responden berdasarkan status pekerjaan
Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan status pekerjaan
Status pekerjaan Jumlah responden Pesentase (%)
Bekerja 57 57
Tidak Bekerja 43 43
Jumlah 100 100
7. Karakteristik demografi responden berdasarkan penderita hipertensi dan
non hipertensi
Dalam penelitian ini, terdapat 2 kategori yang diikutsertakan sebagai responden yaitu responden yang merupakan penderita hipertensi dan nonhipertensi atau tidak menderita hipertensi. Dari 100 responden di Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta, DIY, terdapat 10 responden yang menderita hipertensi dan 90 responden adalah nonhipertensi atau tidak menderita hipertensi. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam tabel XI.
Tabel XI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan penderita atau bukan penderita hipertensi
Penderita / bukan penderita hipertensi
Jumlah responden Pesentase (%)
Penderita hipertensi 10 10
Bukan penderita hipertensi 90 90
8. Karakteristik demografi responden berdasarkan latar belakang informasi
yang diperoleh tentang penyakit hipertensi
Dalam penelitian ini, latar belakang informasi yang pernah diperoleh terkait penyakit hipertensi dibagi menjadi 2 kategori yaitu pernah mendapat informasi (45%) dan belum pernah mendapat informasi (55 %).
Makna dari responden yang pernah mendapat informasi yaitu bahwa responden tersebut sudah pernah mendapatkan informasi terkait penyakit hipertensi sebelum dilakukan penelitian ini yang bisa berasal dari media massa ( buku, surat kabar, majalah, brosur), media elektronik (radio, internet, televisi) tenaga kesehatan dan relasi (sahabat, kenalan, keluarga). Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam tabel XII.
Tabel XII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan latar belakang informasi tentang penyakit hipertensi
Latar belakang informasi Jumlah responden Persentase (%) Belum pernah mendapat
informasi
45 45
Sudah pernah mendapat informasi 55 55
Jumlah 100 100
mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat banyak mengetahui tentang penyakit hipertensi dari perawat, dokter atau mengikuti penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan. Sedangkan relasi adalah sumber informasi yang paling sedikit dimanfaatkan (9 %), dikarenakan tidak semua relasi mengetahui tentang penyakit hipertensi. Rangkuman hasil penelitian ini disajikan dalam tabel XIII.
Tabel XIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan sumber informasi tentang penyakit hipertensi
Sumber Informasi Jumlah Responden Persentase (%)
Media Massa 15 15
Tenaga Kesehatan 23 23
Relasi 9 9
Tidak Ada 53 53
Jumlah 100 100
B. Pengetahuan Responden Terkait Penyakit Hipertensi
Dari hasil penelitian ini, tingkat pengetahuan dengan kategori sedang memiliki persentase yang paling besar yaitu 68 %, dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Wirobrajan tergolong baik, karena hanya sedikit responden (12 responden) dari total 100 responden yang berpengetahuan rendah (12 %).