• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

HUBUNGAN JENIS KELAMIN, PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI GURU, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006, 2007 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Veronika Maya Krestina Prastianti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

   

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru; (2) persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru; (3) status ekonomi sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Agustus 2010. Sampel pada penelitian adalah mahasiswa angkatan 2006-2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru ( 2hitung0,577< 2tabel3,841 dan

nilai probabilitas 0,448> taraf signifikansi 0,05); (2) ada hubungan persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru ( 2hitung10,272> 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,01< taraf signifikansi 0,05);

(3) tidak ada hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru ( 2hitung 1,327< 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,249> taraf

(7)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN SEX, UNIVERSITY STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THE PROFESSION OF TEACHER,

FAMILY ECONOMIC-STATUS AND THE UNIVERSITY STUDENTS’ INTEREST TO BE TEACHERS

A Case Study on the Students of Accounting the Department of Education 2006-2007 Batch, Sanata Dharma University

Veronika Maya Krestina Prastianti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This research aims to know the correlation between 1) sex and students’ interest to be teachers; 2) students’ perception about an occupation as teachers and students’ interest to be teachers; 3) social-economic status of the family and students’ interest to be teachers.

This research is a case study. This research was conducted in the Accounting Department Faculty of Sanata Dharma University Yogyakarta in August, 2010. The samples of this research were the student of 2006 – 2007 batch. The data ware collected by applying questionnaire, interviews, and documentation. The data were analyzed by the chi square.

The result of the reseaech shows that: 1) there isn’t any relation between sex and students’ interest to be tachers ( 2count 0,577< 2table 3,841 and the value of

probability is 0,448> significant level 0,05); (2) there are some correlations between students’ perception about an occupation as teachers and students’ interest to be teachers ( 2count10,272> 2table3,841 and the value of probability is

0,01 < significant level 0,05); (3) there is no correlation of social-economic status of family and students’ interest to be teachers ( 2 count 1,327< 2 table 3,841 and the

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan ini dapat terselesaikan

tidak lepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, yang telah

memberikan semangat, saran, kritik, ide, dan penghiburan. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si dan ibu Natalia Premastuti

Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah meluangkan

waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan

skripsi.

5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama

kuliah.

6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.

7. Bapak dan Ibu, trimakasih atas pengorbanan, perjuangan selama ini untuk

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik... 5

(11)

C. Hipotesis Penelitian... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 18

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 18

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian... 18

D. Populasi dan Sampel Penelitian………... 19

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya………... 20

F. Teknik Pengumpulan Data……….... 26

G. Pengujian instrument penelitian……….... 26

H. Teknik Analisis data………... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Perkembangan Universitas………. 33

B. Visi, Misi, dan Tujuan USD……….... 37

C. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)……… 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………. 48

B. Pengujian hipotesis………. 50

C. Pembahasan hasil penelitian……….. 55

BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan………. 58

B. Saran………... 59

C. Keterbatasan……….. 60

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru...21

Tabel 3.2 Penskoran Variabel Minat Untuk Menjadi Guru...22

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru...23

Tabel 3.4 Penskoran Tingkat Pendidikan Orang Tua...24

Tabel 3.5 Penskoran Jenis Pekerjaan Orang Tua ...24

Tabel 3.6 Penskoran Tingkat Pendapatan Orang Tua...25

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Menjadi Guru...28

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru...29

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian...30

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru...48

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru...49

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Variabel Status Ekonomi Orang Tua...50

(13)

Mahasiswa Menjadi Guru...51

Tabel 5.5 Nilai Chi Square Hubungan Persepsi Mahasiswa

Tentang Profesi Guru dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru...52

Tabel 5.6 Nilai Chi Square Hubungan Status Sosial dengan Minat

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian………..64

Lampiran 2 Surat Ijin………73

Lampiran 3 Data kuesioner………..74

Lampiran 4 Penilaian PAN………..83

Lampiran 5 Hasil validitas dan reliabilitas………...86

Lampiran 6 Chi square……….87

Lampiran7 Tabel r………...89

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

FKIP merupakan fakultas yang sudah lama dibangun yang memiliki

banyak prodi/ jurusan. FKIP Sanata Dharma bermula dari IKIP Sanata Dharma

yang telah berkembang menjadi universitas. Universitas Sanata Dharma tidak

hanya memiliki fakultas keguruan, namun memiliki berbagai macam fakultas

sehingga Universitas Sanata Dharma diharapkan mampu menunjukkan sistem

pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Telah banyak upaya dilakukan FKIP Universitas Sanata Dharma untuk

menghasilkan calon guru yang berkualitas dan profesional, namun ada hal penting

yang terlupakan, yaitu belum diketahuinya minat mahasiswa FKIP Universitas

Sanata Dharma untuk menjadi guru. Tanpa minat yang tinggi dari mahasiswa

untuk menjadi guru, maka tujuan FKIP Sanata Dharma dalam menciptakan

seorang guru yang berkualitas dan profesional tidak akan membuahkan hasil.

Citra guru di masyarakat, di negara kita berubah-ubah dari waktu ke

waktu. Perubahan ini dipengaruhi oleh perubahan penilaian warga masyarakat

kepada jabatan guru, adanya perubahan persyaratan jabatan-jabatan guru sebagai

dampak kemajuan ilmu serta teknologi dari profesionalisasi dan spesialisasi

(16)

Lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen diharapkan mampu

meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru. Undang-undang guru merupakan

jaminan atas pekerjaan dan jabatan sebagai profesi yang hanya boleh diemban

oleh seorang yang memenuhi persyaratan kompetensi dan kualitas. Meskipun

Undang-Undang Guru dan Dosen menimbulkan pro dan kontra dari berbagai

pihak, namun pemerintah menilai hal itu untuk meningkatkan kesejahteraan guru.

Minat mahasiswa untuk menjadi guru memang dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri mahasiswa itu sendiri. Dalam

penelitian ini penulis ingin mengetahui hubungan dari beberapa faktor yaitu

persepsi mahasiswa tentang profesi guru, status sosial orang tua, dan jenis

kelamin mahasiswa terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru. Perbedaan

sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berfikir

dan perasaan kemungkinan berpengaruh pada persepsi seseorang tentang profesi

guru yang pada akhirnya akan berpengaruh pada minat mahasiswa untuk menjadi

guru (Gilarso, 1995:5). Latar belakang status sosial ekonomi orang tua

kemungkinan juga berpengaruh terhadap pilihan jabatan anak, selain itu orang tua

juga memberikan pandangan-pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung

dalam bekerja, tinggi rendahnya status jabatan, dan kecocokan jabatan-jabatan

tertentu untuk anak laki-laki dan perempuan yang pada akhirnya akan

mempengaruhi minat anak terhadap suatu pekerjaan. Dari uraian di atas maka

(17)

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berprofesi manjadi

guru. Penelitian ini memfokuskan pada faktor jenis kelamin, persepsi mahasiswa

tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua.

C. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini jelas dan terarah, maka masalah penelitian dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat mahasiswa Prodi

Pendidikan Akuntansi untuk menjadi guru ?

2. Apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru

dengan minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk menjadi

guru?

3. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan

minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi menjadi guru ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat

mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk menjadi guru.

2. Mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang

(18)

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua

dengan minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk menjadi guru.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat tentang minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk

menjadi guru sehingga dapat menjadikan masukan yang positif.

2. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi

penelitian sejenis oleh para mahasiswa di USD.

3. Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk

menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah didapat selama kuliah melalui

penelitian ini penulis juga memproleh pengalaman nyata tentang kegiatan

(19)

BAB II

LANDASAN TEORITIK DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik

1. Minat

Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap

dalam objek untuk merasa tertarik pada bidang / hal tertentu dan merasa

senang berkecimpung dalam bidang itu”. Menurut Ketut (1987:49), minat

berarti suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan

campuran dari pesanan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-

kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan

tertentu.

Seseorang yang tidak suka kepada pekerjaan/ tidak berminat pada

pekerjaan tidak akan mendapatkan hasil yang baik meskipun memiliki

kemampuan. Syarat agar kita mendapat ketenangan dalam bekerja adalah

harus sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Oleh karena itu kita harus

mengetahui apakah kemampuan dan minat kita cocok dengan pekerjaan yang

kita maksud.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu pekerjaan

adalah :

a. Faktor pada individu sendiri

(20)

Menurut pandangan Ketut (1987:49) minat yang dimiliki seseorang dapat diteliti

dengan empat cara, yaitu:

a. Menyaksikan kegiatan-kegiatan yang suka dilakukan.

b. Menyajikan secara langsung kegiatan-kegiatan apa dan pekerjaan apa yang

disukai.

c. Memberikan suatu tes minat dimana orang harus menjawab sejumlah

pertanyaan tentang kegiatan apa yang disukai dan kegiatan yang tidak

disukai.

d. Memberi tes untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang-bidang jabatan. Dari

keempat cara di atas, untuk mengetahui minat mahasiswa untuk menjadi guru

peneliti menggunakan cara yang kedua.

Menurut Giyatama (1990:6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai

berikut :

a. Secara Intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu

sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena

pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan

intelegensi.

1) Sikap

Sikap adalah cara bertingkah laku yang khas, yang tertuju terhadap

(21)

2) Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap

rangsangan, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga

individu mengerti rangsang yang diinderanya (Walgito, 1993:53).

3) Prestasi Belajar

Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang

merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan

yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai

dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat

ukur yaitu tes (Winkel, 1986:46).

4) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa / dalam pengertian yang umum kita

pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri

kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

5) Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas

seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan.

6) Intelegensi

Menurut pendapat Weschsler (Winkel, 1987:85), intelegensi adalah

kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir

(22)

b. Secara Ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari

luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi,

minat orang tua, dan teman sebaya :

1) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat

mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka

laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk / kurang baik karena

tanggung jawab keluarga / usaha uang kurang maju, maka orang cenderung

untuk mempersempit minat mereka.

2) Minat orang tua

Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan

dalam dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada

pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, tanpa mempedulikan

minat dan sikap anak. Kedua, mereka mengajarkan anaknya untuk

menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan

(Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).

3) Minat Teman Sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian

remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri, remaja merupakan cerminan dari

anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia berada dalam

tekanan untuk membayangkan ciri-ciri kepribadian remaja, karena remaja lebih

(23)

pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga

(Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa

ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan menimbulkan suatu gairah pada

individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu.

Sedangkan fakto-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik

(bersumber dari diri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).

2. Profesi Guru

C.V. Good (Samana, 1994:27) menjelaskan bahwa jenis pekerjaan yang

berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu memerlukan persiapan /

pendidikan khusus bagi calon pelakunya, kecakapan seorang pekerja profesional

dituntut prasyarat yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (misal :

pemerintah) dan jabatan profesional tersebut mendapat pengakuan dari

masyarakat / negara).

Maksud dari guru yang profesional adalah guru yang melaksanakan tugas

keguruannya dengan kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan. Menurut

jurnal terkemuka manajemen pendidikan, Education Leadership edisi Maret 1993

(Supriyadi, 1998:98), untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru dituntut

memiliki lima hal :

a. Guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa

(24)

b. Guru menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkan

serta cara mengajarkannya kepada para siswa.

c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai

teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa-siswa

sampai tes hasil belajar.

d. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar

dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna

mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya.

Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan

salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.

e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya.

B.J Chandler (Sahertian, 1994:27) menegaskan tentang profesi mengajar.

Dikatakannya bahwa profesi mengajar adalah suatu jabatan yang mempunyai

kekhususan itu memerlukan kelengkapan mengajar dan / atau keterampilan yang

menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing

manusia.

Apabila dilihat dari ciri-ciri keprofesian, profesi guru memiliki cirri-ciri

sebagai berikut :

a. Mengutamakan loayanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi.

b. Mempunyai status yang tinggi.

c. Memiliki pengetahuan yang khusus (dalam hal mengajar dan mendidik).

(25)

e. Memiliki hak untuk memperoleh standar kualitas profesi.

f. Memilki kode etik yang ditentukan organisasi profesi.

3.Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Menurut Kotler (2002;198), persepsi dapat diartikan sebagai proses

yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih mengorganisasi, dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi yang menciptakan

gambaran-gambaran dunia yang memiliki arti.

Proses persepsi dimulai dengan penginderaan, yaitu diterimanya

berbagai gejala dari luar diri kita melalui lima indera yang kita miliki yang

sering kita sebut sebagai rangsangan. Rangsangan tersebut kemudian

diinterpretasikan sehingga menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian

terhadap lingkungan.

Walgito (1994:53) mengungkapkan persepsi sebagai proses yang

didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berwujud diterimanya

stimulus individu melalui alat reseptornya (alat penerima rangsangan).

Stimulus tersebut kemudian diteruskan sampai ke pusat susunan saraf (otak)

sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar dan

sebagainya.

Persepsi yaitu pengamatan secara global yang belum disertai

dengan kesadaran, sehingga subjek dan objeknya belum dibedakan satu dari

(26)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

persepsi adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan

menginterpretasikan rangsangan dari lingkungan melalui panca indera, sehingga

individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan. Dalam

kenyataannya setiap orang diharapkan pada sejumlah objek/peristiwa. Persepsi

terhadaap suatu objek dan peristiwa belum tentu sama antara satu individu dengan

individu lainnya. Walaupun objek dan peristiwa sama dan disampaikan oleh orang

yang sama pula.

Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dari jenis pekerjaan yang

menuntut dan dapat dipenuhi lewat melakukan keterampilan tertentu (magang,

keterlibatan langsung dalam situasi kerja dilingkungannya, keterampilan kerja

sebagai warisan orang tua pendahulunya). Seseorang bekerja secara professional

dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut

wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan memiliki sikap

Secara garis besar dapat disimpulkan tentang gambaran citra guru yang

bermutu, yaitu pribadi dewasa yang mempersiapkan diri secara khusus melalui

lembaga pendidikan guru, agar dengan keahliannya mampu mengajar sekaligus

mendidik siswanya untuk menjadi warga negara yang baik, berilmu, produktif,

sosial, sehat dan mampu berperan aktif dalam peningkatan sumber daya manusia.

2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Menurut Susanto (1997:99), status adalah perbandingan peranan dalam

masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku

(27)

yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam kelompok masyarakat. Status sosial

ekonomi mempunyai dua aspek :

a. Aspek yang agak statis (struktural), dimaksudkan sifat hirarkis ialah

mengandung perbandingan/ tinggi rendahnya secara relatif terhadap status

lain.

b. Aspek relatif dinamis (aspek fungsional) dimaksudkan peranan sosial yang

diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.

Status ekonomi orang tua dimana didalamnya mencakup tingkat

pendidikan orang tua, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan orang tua serta

kualitas lingkungan yang mencakup fasilitas khusus dan barang-barang berharga

yang ada di rumah (Mahmud;83-84).

Melly G-Tan (Kontjaraningrat, 1997:53) mengatakan bahwa konsep

kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sewajarnya

mencakup tiga faktor yaitu:

a. Tingkat Pendidikan

Menurut Philip H. Coombs (Rostiawati, 1992: 43 -44), pendidikan dapat

dklasifikasikan ke dalam tiga bagian yaitu:

1) Pendidikan Informal

Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari

seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan / tidak disadari sejak lahir

sampai akhir hayat, di dalam keluarga, dalam pekerjaan dan pengalaman

(28)

2) Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan sekolah yang

mengkhususkan diri pada penyelenggaraan pendidikan generasi muda

secara sistematis, terencana dan berurutan dengan tujuan pendidikan yang

jelas untuk tiap angkatan dan dilaksanakan dalam situasi belajar khusus.

3) Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang teratur yang sudah

dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti, peraturan yang sudah diterapkan.

Dari paparan di atas selanjutnya penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud adalah tingkat pendidikan

formal yang berhasil dicapai. Ini akan membawa pengaruh yang luas pada

kehidupan seseorang yaitu dalam masyarakat. Tingkat pendidikan orang tua akan

mempengaruhi keberhasilan anaknya dalam belajar (Sardiman, 1986:15).

b. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang yang bersumber dari

segi formal, sektor informal, serta sub sistem dalam waktu satu bulan diukur

dengan rupiah.

c. Fasilitas Keluarga

Fasilitas keluarga adalah fasilitas yang dimiliki oleh keluarga, fasilitas keluarga

diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus benda atau barang berharga yang

dimiliki oleh keluarga.

Kedudukan seseorang di masyarakat banyak ditentukan oleh yang

(29)

pendidikan, pendapatan, fasilitas keluarga, maka semakin tinggi pula statusnya di

masyarakat. Dari pandapat di atas dapat disimpulkan, bahwa status sosial ekonomi

merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial ekonomi yang

mencakup tingkat pendidikan, pendapatan dan fasilitas keluarga.

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah sifat pria dan wanita yang menyangkut segi fisik dan

sifat. Berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata wanita dan

pria mempunyai perkembangan yang berbeda (Gilarso 1993:2). Wanita pada

umumnya mempunyai sifat yang lambat, luwes, sabar dan keibuan. Pria

cenderung mempunyai sifat tegas, inisiatif dan mempunyai fisik lebih kuat

dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Jenis kelamin tersebut berbeda pula

dalam hal perhatian, kesanggupan, dan pandangan. Ini dapat disebabkan karena

pengaruh dan sifat tradisi terhadap jenis kelamin tersebut. Keadaan fisik dan

psikologis inilah yang dapat mempengaruhi perbedaan antara wanita dan pria.

Menurut Kartono (1981:20), perbedaan pria dan wanita meliputi:

a. Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah dari pada

intelektual pria.

b. Wanita lebih menyenangi pekerjaan bersifat sosial seperti juru rawat dan

guru, sedangkan pria lebih suka menyenangi pekerjaan yang membutuhkan

(30)

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan jenis kelamin dengan minat mahasiswa manjadi guru.

Pria dan wanita memiliki karakter yang berbeda, misalnya saja: pria tegas

sedangkan wanita sabar dan penyayang. Dengan adanya perbedaan karakter

tersebut diduga minat mereka untuk menjadi guru juga memiliki perbedaan.

2. Hubungan persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa

untuk menjadi guru.

Persepsi merupakan pandangan seseorang tentang objek tertentu. Mahasiswa

yang memiliki persepsi positif tentang profesi guru, memandang bahwa

profesi guru merupakan profesi yang memiliki nilai luhur. Persepsi positif

tentang profesi guru dapat menyebabkan mahasiswa tersebut tertarik untuk

menjadi guru.

3. Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa untuk

menjadi guru.

Status sosial ekonomi orang tua mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis

pekerjaan, penghasilan serta fasilitas khusus dan barang-barang berharga

yang ada di rumah. Latar belakang status sosial ekonomi orang tua diduga

memiliki pengaruh terhadap pilihan anak. Keluarga dapat memberikan

pandangan-pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja.

Tinggi rendahnya status sosial jabatan dan kecocokan jabatan-jabatan tertentu

yang diberikan orang tua untuk anak laki-laki dan perempuan akan

(31)

Keluarga atau orang tua yang memberikan pandangan positif tentang profesi

guru dapat menyebabkan mahasiswa tersebut tertarik untuk menjadi guru.

C. Hipotesis

Ada sejumlah hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat mahasiswa untuk

menjadi guru.

2. Ada hubungan antara persepsi mahasiswa dengan profesi guru terhadap

minat mahasiswa untuk menjadi guru.

3. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus, yaitu jenis

penelitian tentang subjek tertentu di mana subjek tersebut terbatas, sehingga

kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas pada subyek yang dimiliki (M.Arifin,

1986:137).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan bulan September – Oktober 2010.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Prodi PAK FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang beralamat di Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan

2006 dan 2007 yang sudah mengambil mata kuliah PPL II.

2. Objek penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang profesi guru, status

sosial ekonomi orang tua, jenis kelamin dan minat mahasiswa Prodi PAK

(33)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis

akan tetapi dibedakan satu sama lain. Perbedan-perbedaan itu disebabkan

adanya karakteristik yang berlainan (Suprapto, 1986:24). Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Prodi PAK FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang berjumlah sekitar 328 mahasiswa.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil

semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah

subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau lebih, tergantung

setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

Selain itu dilihat juga sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek

karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data (Arikunto, 2002:112).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Program

Studi Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma Angkatan 2006 dan 2007 yang

sudah mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 100 mahasiswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian menggunakan

(34)

mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2006 dan 2007 yang sudah mengambil mata kuliah PPL 2 dengan

alasan mahasiswa tersebut sudah mengerti dan merasakan langsung

bagaimana menjadi guru dengan begitu mahasiswa tersebut bisa menentukan

atau mengambil keputusan minat tidak menjadi guru.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat mahasiswa menjadi

guru. Minat terhadap suatu pekerjaan dapat dinilai lewat sikap yang

ditunjukkan oleh seseorang terhadap pekerjaan tersebut. Untuk mengetahui

minat mahasiswa untuk bekerja menjadi guru, penulis membuat kuesioner

yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan

di bidang keguruan atau profesi guru. Seperti yang diungkap oleh Anwar

(1997:6) bahwa sikap mahasiswa terhadap profesi guru adalah kombinasi dari

reaksi afektif, perilaku dan kognitif terhadap profesi guru. Sikap mahasiswa

terhadap profesi guru dibatasi oleh dua nilai yaitu sikap positif dengan sikap

negatif. Sikap tersebut ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari angket sikap

mahasiswa terhadap profesi guru.

Untuk mengukur minat mahasiswa untuk menjadi guru, cara yang

digunakan adalah menggolongkan minat mahasiswa untuk menjadi guru

(35)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru

c. Situasi kerja yang nyaman.

(36)

Dukungan

Pengukuran variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru

didasarkan pada indikator – indikatornya. Masing – masing dari indikator

dijabarkan dalam bentuk pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah

skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

persepsi dan minat seseorang / kelompok orang tentang suatu fenomena sosial.

Skor jawaban setiap item instrumen tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Penskoran Berdasarkan Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

(37)

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel penyebab yang diduga memberikan

pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain (Sudjana, 1989;12). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah:

a. Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru

Persepsi adalah proses dimana sensasi informasi yang diterima melalui panca

indra diubah menjadi kesatuan yang teratur rapi dan berarti (yaitu objek-objek

yang dipersepsikan). Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang profesi

guru, maka dibuat beberapa pertanyaan yang diberikan alternatif jawaban

yang menunjukkan seberapa besar persepsi mahasiswa tentang guru.

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru

Indikator Pertanyaan

Positif Negatif

a. Pengabdian 1,12

b. Dihormati 11 2

c. Pergaulan dengan anak-anak 3,6

d. Kesempatan berkreasi 4

e. Gaji cukup 7

f. Dituntut belajar terus 5,9

g. Kerja keras dan sulit 8,10

h. Tanggung jawab besar 14

i. Kerjanya selalu diteropong orang 13

b. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Tingkat status sosial ekonomi orang tua adalah kemampuan finansial

(38)

1. Tinggi

2. sedang

3. Rendah

Untuk menetapkan posisi seseorang ke dalam jenjang status sosial ekonomi

didasarkan pada tiga faktor utama sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua diukur dengan mencari data pendidikan formal

yang telah ditempuh orangtua mahasiswa :

Tabel 3. 4

Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat Pendidikan Orang Tua Skor

Rendah (< SMP) 1

Sedang (SMA) 2

Tinggi (> Diploma) 3

2. Tingkat pendapatan dan pekerjaan orang tua

a. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan orangtua mahasiswa digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yang

kemudian diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3. 5 Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Skor

Non PNS 1

PNS 2

b. Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan adalah penerimaan orang tua sebulan, baik pendapatan

(39)

Untuk tingkat pendapatan orangtua mahasiswa menggunakan klasifikasi

golongan sebagai berikut :

Tabel 3.6 Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Orangtua Skor

< Rp 1.200.000 1

Rp 1.200.000 – Rp 1.800.000 2

> Rp 1.800.000 3

3. Fasilitas keluarga

Menurut Soekamto (1997;263) fasilitas keluarga yang dimaksudkan dalam

penelitian ini diukur dari ada/tidaknya, banyak atau sedikitnya barang/fasilitas

yang dimiliki keluarga.

Fasilitas keluarga dikelompokkan menjadi :

a. Fasilitas keluarga lengkap (Rumah milik

sendiri, perabotan lengkap) skor 3

b. Fasilitas keluarga sedang (Rumah milik

sendiri, perabotan sedikit) skor 2

c. Fasilitas keluarga tidak ada (Rumah kontrak,

perabotan sedikit) skor 1

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin mahasiswa yaitu wanita dan pria. Jenis kelamin ini dipakai

(40)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1990:135).

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab kepada

responden untuk memperkuat dokumen.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip

data atau keterangan yang ada dengan mempelajari data-data tertulis dan

catatan yang ada. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai jumlah mahasiswa, minat mahasiswa menjadi guru, dan

gambaran umum Prodi PAK FKIP Universitas Sanata Dharma.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang

diproses melalui suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur

(Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan

antara skor jawaban masing-masing item dengan skor total seluruh item.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi

(41)

n ( ∑ XY) – (∑X∑Y)

r =

√n ∑X² - (∑X)² √n ∑Y² - (∑Y²)

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total seluruh item

X = skor setiap item

n = jumlah responden

Pengujian validitas item pada penelitian ini menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social Science). Kemudian mencari r tabel yaitu dengan

dk= n-2 dengan taraf signifikasi 5%. Kriteria pengambilan keputusan adalah

apabila r hitung lebih besar dari pada rtabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan

valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka butir soal tidak

valid.

Uji coba instrumen dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan

Akuntansi USD angkatan 2008 dengan jumlah responden sebanyak 50

(42)

Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel

minat mahasiswa menjadi guru.

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Menjadi Guru

No. Item

r tabel r hitung Keterangan

1 0,284 0,303 Valid

2 0,284 0,370 Valid

3 0,284 0,375 Valid

4 0,284 0,466 Valid

5 0,361 0,315 Valid

6 0,284 0,339 Valid

7 0,284 0,306 Valid

8 0,284 0,327 Valid

9 0,284 0,322 Valid

10 0,284 0,319 Valid

11 0,284 0,332 Valid

12 0,284 0,339 Valid

13 0,284 0,338 Valid

14 0,284 0,504 Valid

15 0,284 0,385 Valid

16 0,284 0,447 Valid

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung

menunjukkan angka yang lebih besar dari pada r tabel (r hitung > 0,284). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat siswa

(43)

Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi mahasiswa tentang

profesi guru diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru

No. Item r table r hitung Keterangan

1 0,284 0,338 Valid

2 0,284 0,306 Valid

3 0,284 0,374 Valid

4 0,284 0,369 Valid

5 0,284 0,353 Valid

6 0,284 0,349 Valid

7 0,284 0,316 Valid

8 0,284 0,405 Valid

9 0,284 0,307 Valid

10 0,284 0,314 Valid

11 0,284 0,402 Valid

12 0,284 0,318 Valid

13 0,284 0,378 Valid

14 0,284 0,413 Valid

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung

menunjukkan angka yang lebih besar dari pada r tabel (r hitung > 0,284).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

minat siswa untuk menjadi guru valid.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Pengujian reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan

instrumen untuk dipercaya. Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan

koefisien alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:90) sebagai berikut :

r 11 = ( k ) (1 - ∑σ²b )

(44)

Keterangan:

r 11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

σ²t = varian total

σ²b = jumlah varian butir

Pengujian reliabilitas ini dilakukan penulis dengan menggunakan

komputer program SPSS. Menurut pendapat Nunnaly (Ghozali, 2001) jika rhitung

lebih besar dari 0,60 maka butir soal dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika

rhitung lebih kecil 0,60 maka butir soal tersebut tidak reliabel.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach –Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS. Dari pengujian

reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.9

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Kriteria Reliabilitas

Nilai r hitung

Status

Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesi Guru 0,6 0,736 Reliabel

Minat Mahasiswa Menjadi Guru 0,6 0,762 Reliabel

Hasil uji reliabilitas kuesioner untuk variabel minat mahasiswa menjadi

guru ini menunjukkan nilai rhitung sebesar 0,736 dan untuk variabel persepsi

mahasiswa terhadap profesi guru menunjukkan nilai rhitung sebesar 0,762. Dari

hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari kriteria reliabilitas (0,736 >

0,6 dan 0,762 > 0,6). Ini berarti bahwa kuesioner untuk variabel minat menjadi

guru dan kuesioner untuk variabel persepsi mahasiswa menjadi guru dapat

(45)

H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Analisis deskripsi yaitu analisis data yang memberikan gambaran

secara terperinci terhadap gejala-gejala subjek penelitian dan memberikan

penafsiran. Teknik analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan

masalah.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan uji chi-square ( 2). Teknik

ini digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan dalam Bab

II, langkah- langkah yang digunakan sebagai berikut:

a. Merumuskan Ho dan Ha

Ho: µ1 = µ2

Ho : Tidak ada hubungan jenis kelamin, persepsi mahasiswa tentang

profesi guru, dan status sosial orang tua dengan minat

mahasiswa menjadi guru.

Ha : µ1 ≠ µ2

Ha : Ada hubungan jenis kelamin, persepsi mahasiswa tentang profesi

guru, dan status sosial orang tua dengan minat mahasiswa

menjadi guru.

b. Taraf signifikansi

Taraf signifikansi adalah 5%, nilai kritisn(Df)

(46)

b = kategori pengamatan baris

c. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila 2 hitung < 2 tabel

Ho ditolak apabila 2 hitung > 2 tabel

d. Perhitungan chi square ( 2)

2 = ∑

Dimana: 2 = Chi Square

Fo = frekuensi yang diobservasi

Fh = frekuensi yang diharapkan

Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (fh) digunakan rumus:

fh =

e. Membuat kesimpulan

1. Berdasarkan pada perbandingan Chi Square ( 2) hitung dengan Chi

Square ( 2) tabel apabila 2hitung > 2tabel, maka Ho ditolak.

(47)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perkembangan Universitas

1. Latar belakang

Rencana mendirikan suatu perguruan tinggi keguruan lahir ketika

Prof. Moh. Yamin, S.H. menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus

guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus B1 yang didirikan di

berbagai kota di Indonesia. Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat

penting itu diangkat ke taraf keguruan universitas dengan mempertahankan

arah dan tujuannya sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.

Selanjutnya kursus-kursus B1 tersebut dianggap crash program,

sehingga Superior Misionaris Societas Jesus, yaitu Pater Kester berusaha

mendirikan suatu perguruan tinggi. Kebetulan pada tahun 1954-1955, Prof.

De Quelje, pejabat kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta.

Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh Pater Kester, Pater Ruding,

dan Pater H. Loeff untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh.

Yamin, S.H. untuk mendirikan PTPG (Perguruan Tinggi Pendidikan

Guru). Kemudian tiga kursus B1 milik Jesuit, yaitu B1 mendidik

(Yayasan de Britto),B1Sejarah, dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola)

(48)

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai empat jurusan, yaitu

Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Pembesar misi Societas Jesus

menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata

Dharma, sedangkan wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff, S.J. Nama

Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J., pejabat

Departemen PP dan K di Kawali (Kantor Wali Gereja Indonesia). Aslinya, Sanata

Dharma dibaca Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya “kebaktian yang

sebenarnya” atau “pelayanan yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”.

Kebaktian ini ditujukan kepada tanah air, bangsa, dan gereja (Pro Patria et

Eclessia).

2. Perkembangan Selanjutnya

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini

Kementerian P dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG

Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP Sanata

Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang

Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma berhasil memperoleh status

“Disamakan” dengan negeri. Berdasarkan SK Menteri PTPGtetap berdiri sendiri

dan FKIP Sanata Dharma di Universitas Katolik Indonesia Cabang Yogyakarta

hanyalah nama di atas kertas kerja saja.

Untuk mengatasi kerancuan ini akhirnya pemerintah kembali menetapkan

agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu FKIP Sanata Dharma juga

berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP (Perguruan

(49)

mulai tanggal 1 September 1965. Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal

berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik

yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran, dan

penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi

dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma,

Pusat Pengabdian pada Masyarakat dan Pusat Komputer. Di samping itu, IKIP

Sanata Dharmaa didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro

Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan (BAAK).

Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1

(sebelumnya IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda dan

Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada IKIP

Sanata Dharma untuk mengelola Program Diploma I, II dan III pada berbagai

jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS dan

PMP. Berbagai Program Diploma ini ditutup pada tahun 1990, dan selanjutnya

dibuka program Diploma II PGSD.

Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta

kemajuan jaman, maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud

No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata

Dharma. Dengan berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong

untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap

(50)

fakultas perubahan bentuk. Dengan demikian, fakultas-fakultas di Universitas

Sanata Dharma mencakup FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas

Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Teologi,

dan Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA).

Sejak tanggal 19 April 1999, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor : 143/DIKTI/KEP/1999 Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA) berubah

menjadi Program Studi Ilmu Pendidikan, kekhususan Pendidikan Agama Katolik

dan menjadi bagian dari FKIP. Saat ini Universitas Sanata Dharma memiliki

delapan fakultas yang menyelenggarakan pendidikan program gelar (S1), yakni :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas

Sains dan Teknologi, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas

Psikologi dan Fakultas Teologi ; dan program non gelar, yaitu DII PGSD (di

Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP), English Extension Course, dan Bahasa Indonesia

bagi Penutur Asing (BIPA). Lebih dari itu, saat ini Universitas Sanata Dharma

juga membuka program Pasca-Sarjana yaitu Program Studi Magister Teologi,

Program Studi Magister Ilmu Religi dan Budaya dan Program Studi Magister

Kajian Bahasa Inggris.

3. Pemimpin awal sampai sekarang

Sejak berdirinya hingga sekarang, Sanata Dharma pernah dipimpin oleh

delapan orang rektor yaitu :

Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. : 1955-1967

(51)

Prof. Dr. A. M. Kadarman, S.J. : 1977-1984

Drs. F.X. Danuwinata, S.J. : 1984-1988

Drs. A. Tutoyo, M.Sc. : 1988-1993

Drs. M. Sastrapratedja, S.J : 1993-2001

Dr. Paulus Suparno, S.J., MST : 2001-2006

Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc : 2006-sekarang

B.Visi, Misi, dan Tujuan USD

1. Misi

USD didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.) Provinsi Indonesia bersama

para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi

dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan

akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian

kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang

didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan Spiritualitas Ignatian,

yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian

pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat

dialogis.

2. Misi

USD didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan perpaduan

IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang

(52)

sprititual mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa

menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial,

lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga yang

mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional

3. Tujuan

Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa

dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang

berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan

sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan

akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

C. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang sekarang ini merupakan salah satu

fakultas dari Universitas Sanata Dharma, yang dulu pernah populer dengan

sebutan IKIP Sanata Dharma, mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi

Pendidikan Guru (PTPG) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Mulai

bulan November tahun 1958, pemerintah mengubah nama PTPG menjadi FKIP.

Berkaitan dengan itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata

Dharma yang merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia. Kemudian

mulai 1 September 1965, Presiden Soekarno membentuk IKIP yang merupakan

gabungan dari FKIP dan IPG. Sehingga berdasarkan SK No.237/B-SWTU/1965,

(53)

Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK Mendikbud

No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah universitas, Universitas

Sanata Dharma (USD). Dengan demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga

yang berdiri sendiri, sekarang merupakan sebuah fakultas dari USD. Pada tahun

1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA) menggabung dengan

FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan.

FKIP USD mempunyai 4 jurusan dengan 11 program studi untuk gelar S1, 1

program studi nongelar.

1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)

a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)

Program studi ini bertujuan menghasilkan konselor yang kompeten di

lembaga pendidikan, khususnya sekolah, dan sekaligus memiliki bekal yang

dapat dikembangkan untuk menjadi tenaga yang profesional dalam bidang

pendidikan, pelatihan, pengembangan sumber daya manusia, serta pemberian

berbagai layanan bimbingan, termasuk konseling di luar sekolah, seperti di

rumah sakit, panti sosial, asrama dan industri.

Program studi ini mempunyai kekhususan berupa pemberian bekal

kemampuan kepada mahasiswa untuk menyelenggarakan layanan bimbingan,

termasuk konseling dengan memanfaatkan dinamika kelompok dan

menggunakan pendekatan belajar eksperiensial. Bekal kemampuan untuk

merancang dan melaksanakan kegiatan bimbingan di luar jam sekolah,

(54)

Program studi BK ini memiliki Laboratorium Bimbingan dan Konseling.

Beberapa sekolah, rumah sakit, asrama dan panti asuhan juga digunakan sebagai

tempat praktik mahasiswa dari program studi ini.

b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

Prodi IPPAK berkeyakinan bahwa tersedianya ahli-ahli pendidikan agama

yang beriman, berkepribadian dan terampil dalam membantu saudara-saudarinya

mengembangkan imannya merupakan sumbangan vital bagi kehidupan jemaat

Kristiani pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Program studi ini bertujuan mendidik dan membina mahasiswa agar dapat

menguasai ilmu pendidikan agama dan terampil menyelenggarakannya untuk

lingkungan jemaat paroki, lingkungan siswa-siswi SMA di sekolah, dan di

lingkungan jemaat kategorial lainnya.

Misi program studi ini:

Mendidik dan membina mahasiswa agar menjadi ahli pendidikan agama

yang beriman, berkepribadian dan terampil di dalam menyelenggarakan dan

mengembangkan pendidikan agama untuk lingkungan jemaat di

paroki/wilayah/stasi.

Menjawab kebutuhan jemaat beriman Kristiani Indonesia dalam bidang

pewartaan, pendidikan dan pembinaan iman agar jemaat dapat menghayati

imannya pada Yesus Kristus di dalam konteks masyarakat Indonesia menurut

(55)

Menyelenggarakan kursus penyegaran pendidikan agama kepada para

alumni agar mereka dapat mengenyam pendidikan yang berkelanjutan sehingga

mereka mendapatkan kualitas dalam pelaksanaan pekerjaannya.

c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Tujuan program ini adalah mempersiapkan dan mendidik calon-calon guru

kelas sekolah dasar yang bermutu dengan kualifikasi pendidikan S1.

Untuk menunjang proses pembelajaran yang intensif disediakan buku

paket dari Depdikbud, unduk setiap mata kuliah dalam jumlah yang mencukupi,

guna dipinjam oleh tiap mahasiswa. Peralatan media pengajaran tersedia secara

memadai. Khususnya untuk mata kuliah IPA tersedia laboratorium dengan segala

peralatannya yang lengkap.

Kurikulum program ini mengikuti pedoman dari pemerintah.

Semester-semester awal untuk kegiatan kuliah teori dan Semester-semester berikutnya untuk

pelaksanaan praktik pengalaman lapangan selama enam bulan.

2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)

a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris bertujuan untuk menghasilkan

lulusan yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang andal dan

berkepribadian yang matang guna menjadi pendidik yang profesional.

Proses pendidikan pada program ini memiliki penekanan sebagai berikut:

Penguasaan bahasa Inggris yang andal dicapai melalui proses belajar

(56)

Hanya mata kuliah umum yang terbuka untuk mahasiswa jurusan lain yang

memakai pengantar bahasa Indonesia.

Kemampuan untuk menjadi pendidik profesional, baik sebagai

pendidik/guru, sebagai orang yang berkecimpung dalam Human Resource

Development (HRD) di perusahaan-perusahaan, sebagai pengelola program

pelatihan dan sejenisnya, dicapai melalui berbagai mata kuliah keahlian.

Kepribadian yang matang dibentuk melalui interaksi positif antara dosen

dan mahasiswa, disiplin yang ketat dalam proses belajar mengajar, kegiatan

organisasi kemahasiswaan, dan kegiatan ekstra maupun kokurikuler.

Lapangan kerja yang terbuka bagi lulusan program studi ini sangat luas.

Permintaan tenaga biasanya berasal dari sekolah-sekolah formal, pendidikan

nonformal, pusat pelatihan bahasa, dan perusahaan swasta. Banyak pula lulusan

yang aktif mencari peluang kerja sendiri atau membuka usaha sendiri.

Sarana dan prasarana yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan

kualitas akademik dan intelektual mereka antara lain laboratorium bahasa,

laboratorium multimedia dan Self Acess Center (SAC).

b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID)

PBSID menghasilkan guru bahasa dan sastra Indonesia yang profesional,

baik dalam bidang keahliannya maupun dalam bidang keguruan, untuk SMP,

SMA, dan SMK.

Selain menjadi guru bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, lulusan

PBSID juga diberi bekal yang memungkinkannya berjuang mencapai keberhasilan

(57)

Kemungkian profesi tersebut antara lain dalam bidang jurnalistik dan

pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing.

PBSID sudah berhasil melahirkan guru bahasa dan sastra Indonesia yang

profesional dalam bidang keahliannya maupun dalam bidang keguruan di sekolah

menengah. Selain itu, tidak sedikit dari lulusannya yang telah berhasil

mengembangkan diri dalam berbagai kancah lain, seperti media massa, pengajar

bahasa Indonesia bagi penutur asing, penulis, penyair, dan editor penerbitan.

Kegiatan PBSID didukung oleh berbagai fasilitas seperti perpustakaan,

sekolah tempat praktik, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, tempat

praktik pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing, tempat praktik

jurnalistik dan penerbitan.

3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS)

a. Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK)

Tujuan program ini adalah untuk menghasilkan tenaga kependidikan yang

profesional dan andal di bidang akuntansi, manajemen, dan bidang

ekonomi/koperasi. Dalam menyelenggarakan pendidikan, Prodi Akuntansi

mendasarkan diri pada kurikulum yang relevan dengan didukung fasilitas yang

memadai serta penyelenggaraan proses belajar mengajar yang teratur.

Penguasaan dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan di bidangnya yang ditekankan

pada prodi ini ternyata memberikan dasar yang kuat bagi para mahasiswa

untuk menentukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara

(58)

Telah terbukti bahwa dengan melaksanakan hal-hal tersebut, Prodi

Pendidikan Akuntansi mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan

dan fleksibilitas tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh semakin banyaknya lulusan

Prodi Pendidikan Akuntansi yang menduduki jabatan-jabatan penting dalam dunia

pendidikan secara proporsional, di samping mengisi jabatan-jabatan non

kependidikan, yakni sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan di

bidang akuntansi pada perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, dan

perusahaan jasa, seperti bank, hotel-hotel, perusahaan konsultan

manajemen/bisnis/perpajakan, perusahaan asuransi, dan lain-lain.

Pengenalan di bidang komputer yang ditekankan oleh Prodi Pendidikan

Akuntansi pada sebagian mata kuliah yang ditawarkan sungguh membekali dan

memberikan manfaat yang sangat berharga bagi lulusan prodi ini dalam dunia

kerja. Lebih-lebih di dalam abad informasi sekarang ini, ketika segala informasi

menyangkut pekerjaan semakin berbasiskan komputer, hal itu sangat penting.

b. Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)

Tujuan utama program studi ini adalah menghasilkan tenaga kependidikan

yang profesional, yakni guru, yang menguasai bidang ilmu ekonomi, akuntansi,

koperasi, dan sosiologi, maupun sebagai tenaga kependidikan non guru di instansi

atau lembaga kependidikan.

Program studi ini mempunyai kurikulum bermuatan lokal yang membekali

mahasiswa dengan keterampilan tambahan atau pilihan akuntansi dan manajemen,

sehingga lulusannya mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam memasuki

(59)

perusahaan jasa maupun manufaktur, antara lain pada bank, asuransi, hotel,

yayasan sosial, koperasi, dan wiraswasta.

c. Pendidikan Sejarah (PSej)

Lulusan program studi ini mampu menjadi tenaga pengajar sejarah

Indonesia, sejarah umum, PKBN, geografi, sosiologi, antropologi, sejarah

kebudayaan, dan pendidikan Pancasila. Selain menjadi guru, lulusan program ini

dapat dan mampu bekerja pada bidang non keguruan seperti biro tour, guide,

kepurbakalaan, maupun sebagai wartawan.

Mahasiswa juga dibekali dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja

sendiri atau bekerja di lapangan kerja lain. Study Tour dan kursus jurnalistik

diselenggarakan untuk memperkaya mahasiswa program studi ini. Untuk itu,

disediakan pula laboratorium dan bengkel sejarah yang berisi benda-benda sejarah

dan alat-alat peraga.

4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA)

a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)

Tujuan program studi ini adalah untuk menghasilkan sarjana pendidikan

fisika yang mempunyai kekhususan:

1) Menguasai bidang fisika dan pendidikan fisika sehingga mampu menjadi

tenaga kependidikan fisika yang profesional.

2) Mampu mengembangkan ilmu dan ketrampilan kependidikan secara

mandiri dan mampu melanjutkan studi pada jenjang pendidikan yang lebih

(60)

Lulusan program studi ini mampu bekerja sebagai tenaga pengajar fisika yang

profesional di sekolah menengah umum, di perguruan tinggi, serta juga mampu

bekerja di tempat industri.

Sebagai sarana penunjang belajar disediakan laboratorium fisika yang

lengkap dan berbagai macam komputer untuk menunjang perkuliahan.

b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat)

Program Studi Pendidkan Matematika bertujuan menyiapkan mahasiswa

menjadi pendidik yang profesional di SMTP, SMA, SMK dalam bidang

matematika. Pembekalan tersebut disertai dengan kemampuan dan wawasan pada

bidang studi dan bidang kependidikan yang luas dan mendalam.

Lulusan program ini dapat pula menduduki profesi yang membutuhkan

analisis dan komputasi seperti surveyor, controller, di industri manufaktur dan

perbankan.

Guna menunjang proses belajar matematika disediakan laboratorium

matematika dan komputer.

c. Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)

Lulusan program studi ini memiliki kompetensi untuk menjadi guru

biologi di sekolah menengah yang unggul dalam penguasaan ilmu biologi dan

pembelajarannya.

Secara umum FKIP USD bertujuan untuk menyiapkan tenaga

kependidikan yang profesional, humanistik, memiliki semangat dialogis, dan

menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran akademik dalam

(61)

tenaga-tenaga pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-fasilitas yang

(62)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2010. Subjek penelitian

ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 100 kuesioner. Berikut ini

deskripsi data untuk masing-masing variabel.

1. Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru

Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel persepsi mahasiswa

tentang profesi guru dengan menggunakan Pedoman Penilaian Acuan

Patokan (PAP) tipe II,

Tabel V. 1

Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru

Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori

48 – 56 48 48% Sangat baik

42 – 47 37 37% Baik

38 – 41 15 15% Cukup

33 – 37 - - Buruk

14 – 32 - - Sangat buruk

Jumlah 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki skor

persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan kategori sangat baik ada 48

mahasiswa (48%); kategori baik ada 37 mahasiswa (37%); kategori cukup 15

mahasiswa (15%), dan tidak ada (0%) mahasaiawa yang persepsinya termasuk

(63)

bahwa persepsi mahasiswa tentang profesi guru dikategorikan sangat baik.

Perhitungan dengan PAP tipe II dapat dilihat pada lampiran.

2. Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel persepsi mahasiswa

tentang profesi guru dengan menggunakan Pedoman Penilaian Acuan Patokan

(PAP) tipe II,

Tabel V. 2

Distribusi Frekuensi Data Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori

55 – 64 4 4% Sangat tinggi

48 – 54 17 17% Tinggi

43– 47 52 52% Cukup Tinggi

38 – 42 20 20% Rendah

16 – 37 7 7% Sangat Rendah

Jumlah 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki skor

minat menjadi guru dengan kategori sangat tinggi ada 4 mahasiswa (4%); kategori

tinggi ada 17 mahasiswa (17%); kategori cukup tinggi 52 mahasiswa (52%);

kategori sangat rendah 7 mahasiswa (7%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa minat mahasiswa menjadi guru dikategorikan cukup tinggi. Perhitungan

dengan PAP tipe II dapat dilihat pada lampiran.

3. Status Ekonomi Orang Tua

Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel persepsi mahasiswa

tentang profesi guru dengan menggunakan Pedoman Penilaian Acuan Patokan

(64)

Tabel V. 3

Distribusi Frekuensi Data Variabel Status Ekonomi Orang Tua

Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori

50 – 59 20 20% Sangat tinggi

44 – 49 34 34% Tinggi

39– 43 27 27% Cukup Tinggi

35 – 38 10 10% Rendah

14 – 34 19 19% Sangat Rendah

Jumlah 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki skor

status ekonomi orang tua dengan kategori sangat tinggi ada 20 mahasiswa (20%);

kategori tinggi ada 34 mahasiswa (34%); kategori cukup tinggi ada 27 mahasiswa

(27%); kategori rendah 10 mahasiswa (10%); kategori sangat rendah 19

mahasiswa (19%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa status ekonomi

orang tua dikategorikan tinggi. Perhitungan dengan PAP tipe II dapat dilihat pada

lampiran.

B. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Langkah – langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan formulasi ho dan ha

Ho : Tidak ada hubungan antara Jenis kelamin dengan minat mahasiswa

menjadi guru.

Ha : Ada hubungan antara Jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi

guru.

Gambar

table 3,841 and the value of
Tabel 5.6 Nilai Chi Square Hubungan Status Sosial dengan Minat
Tabel r…………………………………………...89
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Minat Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

kekayaan debitur baik yang pada waktu pernyataan pailit maupun yang diperoleh selama. kepailitan berlangsung untuk kepentingan semua kreditur yang pada

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dirancang suatu alat yang dapat mempermudah pekerjaan dalam pemanasan dan pengupasan kulit ari kacang tanah, dari

Biografi kepahlawanan Jro Bayan Depin, dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran sejarah di SMA pada silabus dan RPP kurikulum 2013 pada kompetensi inti

Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian perbagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari

Pada Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa pada arah U11 (arah sumbu x) displacement terbesar terdapat pada ¾ panjang bentang balok sebesar 0,250 mm dan displacement terkecil

Umum Nomor Skema sertifikosi ini digunakan untuk memastikan dan memelihora kompetensi tenaga kerja pada iabatan kerja Juru Gambar.. Aritektur dan digunakan sebagai

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif pemanfaatan temu kembali dokumentasi foto digital di bagian desk foto

yang sangat signifikan antara ketidakharmonisan keluarga dengan perilaku minum - minuman keras pada remaja. Semakin tinggi ketidakharmonisan keluarga maka semakin tinggi pula