• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PE R SE PSI SISW A TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG BANARAN GRABAG MAGELANG TAHUN 2 0 1 0 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PE R SE PSI SISW A TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG BANARAN GRABAG MAGELANG TAHUN 2 0 1 0 SKRIPSI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PE R SE PSI SISW A TENTANG KETELADANAN GURU

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG

BANARAN GRABAG MAGELANG TAHUN 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

UMI FARIHAH

NIM: 11408175

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

2010

(2)

DEPARTEMAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI JURUSAN TARBIYAH

No. 03 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323706 fax. (0298) 323433

DEKLARASI

Bismillahirrahmaanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran orang lain kecuali informasi

yang terdapat dalam refrensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran - pikiran

orang laindiluar refrensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggub

mempertanggungjawabkan kembali keasilan skripsi ini dihadapan sidang

munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga 13 Agustus 2010

Peneliti

Umi Farihah 114 08 175

li

(3)

DEPARTEMAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI JURUSAN TARBIYAH

No. 03 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323706 fax. (0298) 323433

Abdul Aziz Nugraha Pratama. M.Ag. M.M

Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion No. 03 Salatiga Salatiga 13 Agustus 2010

NOTA PEMBIMBING

Lampiran : 3 (Tiga) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Sdri. Umi Farikah

Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini kami kirimkan naskah skripsi suadara :

: Umi Farihah

: 114 08 175

: Tarbiyah/PAI Ekstensi

: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN N G AN DONG BANARAN GRABAG MAGELANG 2010

Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudari tersebut diatas agar dapat segera dimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan perhatian

Wasalamu ’alaikum Wr. JVb

Nama

NIM

Jurusan/Progdi

Judul

Abdul Aziz Nugraha Pratama.7M.Ag. M.M Nip. 1970102820W)0^1001

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 0 2 Telp. ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

Sekripsi saudari : Umi Farihah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408175 yang berjudul : PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG BANARAN GRABAG MAGELANG 2010 telah dimunaqosyahkan pada sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga pada hari... tanggal... 2010 M yang bertepatan pada tanggal...1431 H dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

... 2010 M Salatiga

... 1431 H PANITIA UJIAN

Ketu& Sidan Sckcrtaris sidang

Prof. D u $ . Budihario, M. Ag

19£#0021984031001 197308012003121002

Pembimbing

Abdul Aziz Nugraha Pratama. M.Ag. M.M Nip. 197010282000031001

(5)

MOTTO

(6)

1. Kepada Allah Swt, segala puji hanya kepada Allah sang Maha Raja

2. Kepada ke-dua orang tua, S.Rusman dan Trismiati, beliau berdua adalah

pejuang yang hebat

3. Kepada kakak-kakak: kang sidin, kang pa’i, kang aris, kang munir, mbak ipah,

mbak sitoh, mbak solekah Thank’s fo r All

4. Kepada keponakan yang selalu membuat aku bangga pada kalian khilwa,

zakaria dan lutfi yang jauh dimata.

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah dzat maha bijak, penuntun para panutan sumber dari

segala sumber. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada beliau Nabi

Muhammad Saw, yang menjadi uswah bagi umat manusia terutama yang mengaku umat beliau.

Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, sangat disadari penulisan ini

tidak akan bisa selesai tanpa ada orang-orang yang hebat yang selalu sedia

membantu saat ada kebuntuan. Tiada yang patut diucapkan selain terimakasih

yang mendalam untuk semuanya.

Terutama untuk:

1. Kedua Orang Tua,

2. Kepada saudara-saudara, terima kasih atas dukungan kalian

3. Dosen pembimbing skripsi Bp. Abdul Aziz Nugraha Pratama Mag.M.M

4. Kaprogdi ekstensi BpJoko Sutopo

5. Mahabbaty Mikdat Musa Mubaroq yang selalu membimbing ku agar

tidak GAPTEK

6. Sahabat ku Nurul isti kokom, Epi, Kentik, Ma’e, ta’in yang selalu

membantu.

Dan semuanya yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, maaf

belum bisa menyebut secara detail karena kebodohan dan kekurangan penulis.

Salatiga 13 Agustus 2010

Umi Farikhah 11408175

(8)

Halaman Judul

Lembar Deklarasi... 11

Lembar Nota Pembimbing ... • • •• iii

Lembar Pengesahan... M otto... v

Persembahan... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar isi... viii

Tabel... ... xi

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah... ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian... 5

E. Hipotesis... 5

F. Metodologi Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 12

BAB. II Keteladanan Guru dan Minat Belajar Siswa A. Arti Penting Keteladanan G uru... 14

L Pengertian Keteladanan... 14

(9)

2. Karakteristik Keteladanan... 17

3. Interaksi Guru Teladan dengan Siswa... 20

B. Pengertian Minat B elajar... 21

a. Pengertian Minat... 21

b. Pengertian Relajar... 26

c. Rasa Ingin Tahu dan Minat Belajar Disekolah .... 28

C. Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru... 30

BAB. III Gambaran Umum Lokasi Penelitian A. Profil Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong... 31

1. Sejarah Berdirinya Madrasah... 31

2. Identitas Sekolah... 31

3. Sarana Prasarana... 32

4. Keadaan Guru... 33

5. Struktur Organisasi Madrasah... 34

6. Keadaan Komite... 35

7. Keadaan Siswa... 36

B. Hasil Penyebaran Angket... 36

BAB IV. Analisis Data 1. Analisis Diskriptif Persepsi Siswa Tentang Keteladanan . 44 2. Analisis Diskriptif Minat Relajar... 47

3. Analisis Diskriptif Persepsi Keteladanan Guru Terhadap 51

(10)

BAB V. Penutup

A. Kesimpulan... 59

B. Saran... 60

Daftar Pustaka

(11)

TABEL Halaman

I. Data Siswa MI Arrosyidin... 6

II. Keadaan Guru MI Arrosyidin... 33

III. Bagan Organisasi MI Arrosyidin... 34

IV. Komite Sekolah... 35

V. Jumlah Siswa MI Arrosyidin... 36

VI. Daftar Responden yang Dijadikan Obyek... 37

VII. Data Persepsi Siswa Tentang Keteladanan G uru... 38

VIII. Data Siswa Tentang Minat Belajar... 42

IX. Frekuensi Alternatif Jawaban dan Prosentase... 44

X. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa... 47

XI. Frekuensi Alternatif Jawaban dan Prosentase... 47

XII. Distribusi Frekuensi Minat Belajar... 50

XIII. Tabel Persiapan untuk Menghitung Chi Kuadrat... 52

XIV. Tabel untuk Menentukan Frekuensi yang Diperoleh... 54

XV. Tabel Untuk Frekuensi yang Diharapkan... 54

XVI. Tabel Keija untuk Menghitung Chi Kuadrat... 55

(12)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah Ibtida’iyah merupakan lembaga pendidikan dasar yang setara

dengan lembaga pendidikan Sekolah Dasar (SD), namun yang membedakan

diantara keduanya adalah orientasi pendidikan yang berbasis Islam. Secara umum

Madrasah Ibtida’iyah bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar tentang

pengetahuan Islam dan pengalaman sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

serta menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran di Madrasah Tsanawiyah atau

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), tidak terkecuali Madrasah Ibtida’iyah

Arrosyidin Ngandong. Dalam proses pendidikannya berusaha untuk

meningkatkan mutu sekolah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas sejalan

dengan visi atau pandangan cita-cita jauh kedepa.;.

Untuk merealisasikan hal terseout maka Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin

Ngandong menyusun berbagai strategi dalam berbagai aspek seperti : proses

pembelajaran, evaluasi, administrasi, keuangan, supervisi dan peningkatan

kualitas guru melalui pendidikan dan pelatihan. Dari berbagai strategi yang

dilakukan oleh pihak Madrasah maka yang menjadi faktor terpenting dalam hal

(13)

yang paling bertanggung jawab di Madrasah sesuai dengan tugasnya yaitu

mengajar, mendidik dan membimbing siswa.

Berkaitan dengan tugasnya maka guru dituntut tidak hanya tahu materi

pelajaran yang akan disampaikan tetapi pertama kali ia harus merupakan

seseorang yang memiliki “kepribadian guru” dengan segala ciri tingkat

kedewasaannya.( Sardinian, 2009 : 137 ). Guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik dan pembimbing minimal memiliki 2 fungsi yaitu fungsi moral

dan fungsi kedinasan. Secara umum guru dengan segala peranannya akan terlihat

menonjol fungsi moralnya, sebab walaupun dalam situasi kedinasan pun guru

tidak dapat melepaskan fungsi moralnya.( Sardinian, 2009 : 140 ).

Oleh karena itu pribadi guru sering dianggap sebagai model / teladan

yang harus digugu dan ditiru. Sebagai seorang model / teladan, guru harus

memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian

diantaranya:

1. Kemampuan berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai

dengan keyakinan yang dianutnya,

2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat

beragama,

3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma dan sistem

nilai yang berlaku dalam masyarakat,

(14)

3

4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya

sopan santun dan tata karma,

5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik.

( Sanjaya, 2006 : 145 ).

Selain kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh guru, maka guru

harus memiliki kompetensi yang tak kalah pentingnya seperti kemampuan

mengenai landasan pendidikan, pemahaman dan kemampuan dalam berinteraksi

dengan siswa, kemampuan dalam hal penguasaan materi, menggunakan media,

mengevaluasi, serta memberikan dorongan atau motivasi sehingga tumbuh minat

dalam diri siswa untuk belajar, karena dalam proses belajar siswa terkadang

merasa jenuh dengan materi yang diajarkan, merasa tidak mampu mengerjakan

soal yang diberikan guru, merasa kesulitan, merasa takut salah, bahkan

mengiginkan proses belajar agar cepat selesai, maka pada tahap evaluasi siswa

mendapatkan hasil yang kurang optimal. Oleh karena itu guru harus memiliki

semangat yang besar dan memiliki fariasi metode dalam menyampaikan materi

pelajaran dan mampu membangkitkan minat belajar siswa.

Mengetahui keadaan yang demikian, maka penulis berinisiatif untuk

menulis judul penelitian “ PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG BANARAN GRABAG MAGELANG TAHUN

(15)

4

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah maka penulis merumuskannya sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang Keteladanan Guru di Madrasah

Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag Magelang Tahun 2010 ?

2. Bagaimanakah Minat Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin

Ngandong Banaran Grabag Magelang Tahun2010 ?

3. Adakah pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru Terhadap Minat

Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag

Magelang Tahun 2010 ?

C. Tujuan penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka penulis bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang Keteladanan Guru Madrasah

Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag Magelang Tahun 2010

2. Untuk mengetahui Minat Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin

Ngandong Banaran Grabag Magelag Tahun 2010

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keteladanan

Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah

(16)

5

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

jelas tentang ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan terhadap

minat belajar siswa dan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara praktis maupun teoritis,

1. Secara praktis, apabila ternyata ada pengaruh persepsi siswa tentang

keteladanan guru terhadap minat belajar siswa diharapkan bisa

memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pihak Madrasah Ibtida’iyah

Arrosyidin Ngandong yang dijadikan tempat penelitian tentang arti

penting keteladanan guru yang ternyata sangat berpengaruh terhadap

minat belajar siswa, maka dari itu guru harus selalu bisa bersikap dan

menunjukkan ahlak terpuji dalam membangkitkan minat belajar siswa.

2. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan

bagi dunia pendidikan khususnya Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin

Ngandong yang dijadikan tempat penelitian.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang

dirumuskan.( lilik sriyanti Alfred, 2009 : 43 ). adapun hipotesis yang penulis

ajukan pada penelitian ini sebagai berikut : “ Ada Pengaruh Persepsi Siswa

Tentang Keteladanan Guru Terhadap Minat Belajar Siswa MI Arrosyidin

(17)

F. Metodelogi Penelitian

6

Dalam pembahasan ini peneliti membahas beberapa komponen yang

meliputi : populasi, sample, variabel penelitian, definisi oprasional, teknik

pengumpilan data, dan teknik analisis data.

1. Populasi dan sample

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsimi

Arikunto, 1989 : 102 ). Disini yang dimaksud sebagai populasi adalah

seluruh siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Tahun 2010

yang berjumlah 146 siswa dengan rincian sebagai berikut:

TABEL I DATA SISWA

MADRASAH IBTIDA’IYAH ARROSYIDIN NGANDONG AHUN 2010

Kelas Putra Putri Jumlah

I 13 7 20

II 14 10 24

m 18 10 28

IV 15 15 30

v 14 10 24

VI 14 6 20

(18)

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

( Suharsimi Arikunto, 1989 : 102 ).

Dalam menentukan sampel, diambil 50 siswa, dari jumlah populasi

siswa sebagai berikut:

Siswa Putra 25 siswa

Siswa Putri 25 siswa

Jumlah 50 siswa

2 Variabel Penelitia

Variabel penelitian merupakan titik perhatian penelitian, ada dua

variable dalam penelitian ini: Pertama Persepsi Siswa Tentang Keteladanan

Guru dan variabel Minat Belajar Siswa Sebagai Variabel Kedua.

3. Definisi oprasional

Definisi oprasional digunakan untuk menghindari berbagai anggapan

dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka

perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul penelitian

diatas yaitu:

a. Persepsi: Tanggapan ( penerimaan ) langsung dari sesuatu

(19)

b. Siswa: Salah satu komponen manusiawi yang mempunyai posisi sentral

dalam proses belajar mengajar. (Sardiman, 2009 :111)

c. Keteladanan: Sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh baik

perbuatan,kelakuan dan sifat. (Porwadarminta, 2006:160)

d. Guru: Salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang

potensial dibidang pembangunan. (Sardiman, 2009: 125)

e. Minat: Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah /

keinginan. (Porwadarminta,2006: 744)

f. Belajar : Berusaha atau berlatih supaya mendapat sesuatu kepandaian, (

Porwadarminta, 2006: 121 )

Dari pengertian diatas, maka diambil kesimpulan dalam

mendefinisikan dan membatasi pengertian bahwa yang dimaksud dengan

persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar siswa adalah

anggapan siswa bahwa guru bisa menjadi contoh atau panutan dalam hal

kelakuan, cara berbicara, serta guru mampu untuk mempengaruhi, dan bisa

membangkitkan minat belajar siswa dalam proses belajar sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal.

Adapun yang menjadi indikator dari persepsi siswa tentang

keteladanan guru yaitu mengacu pada materi mengenai pilar menjadi guru

(20)

1. Kepemimpinan yang bijaksana

2. Rencana yang rapi

3. Terus menjaga celah

4. Semangat yang terkontrol.

( Al- Munir Mahmud Samir, 2004 : 26 - 28 )

Sedangkan dari variabel minat belajar siswa,diambil keterangan

mengenai indikator yaitu

1. Adanya suatu kebutuhan materi belajar

2. Hubungan materi belajar dengan pengalaman

3. Kesempatan untuk mendapat hasil yang baik.

(Sardinian, 2009 : 95 )

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Angket

Suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari respondent Suharsimi Arikunto, 1989 : 188 )

b. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran

umum Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Tahun 2010 yang

meliputi sejarah berdirinya madrasah, identitas madrasah, sarana prasarana,

keadaan guru, strukur organisasi madrasah dan data lain yang berhubungan

(21)

c. Interviuw

Metode interview adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab. Tujuan metode ini untuk memperoleh data

tentang sejarah berdirinya madrasah.

5. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, peneliti mengambil teknik analisa

deskriptif yaitu data dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa

dengan teknik Prosentase dan Chi kuadrat. Analisis prosentase digunakan untuk

mengetahui variasi persepsi tentang keteladanan guru dan variasi minat belajar

siswa, dengan rumus sebagai berikut:

F

P = --- x 100% N

Keterangan:

P = Persentase frekuensi

F = Frekuensi

10

(22)

Sedangkan rumus statistik Chi Kuadrat digunakan untuk mengetahui

sejauhmana pengaruh persepsi tentang keteladanan guru terhadap minat belajar

siswa di Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Tahun 2010 dengan

rumus sebagai berikut:

X2 = tfo - flT)2 fh

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat

Fo = Frekuensi yang diperoleh dari sample

Fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari

(23)

12

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dan

BAB I : PENDAHULUAN Membahas tentang :

Latar Belakang M asalah,Rumusan masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Hipotesis,

Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan

Skripsi.

BAB II : KETELADANAN GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA

Dalam bab ini membahas tentang

Pengertian keteladanan, Karakteristik keteladanan yang

meliputi karakteristik Akidah Akhlak dan

perilaku,karakteristik yang berkaitan dengan

penampilan, karakteristik professional, Interaksi Guru

teladan dengan siswa, Pengertian Minat dan Belajar,

Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru.

BAB I I I : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Berisi mengenai gambaran umum kondisi Madrasah

Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag

(24)

Sejarah berdirinya Madrasah, Identitas Madrasah,

Sarana dan Prasarana, Keadaan Guru, Stuktur

Organisasi Madrasah, Keadaan Komite, Keadaan

Siswa, Hasil Penyebaran Angket.

BAB IV : ANALISIS DATA

Berisi tentang adanya pengolahan data yang telah

diperoleh dari hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

(25)

BAB II

KETELADANAN CURU DAN MINAT BELAJAR SISWA

A. Arti Penting Keteladanan Guru 1. Pengertian keteladanan

Dalarr Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa “keteladanan”

dasar katanya “teladan” yaitu: (perbuatan atau barang) yang patut ditiru dan

dicontoh. Dalam bahasa Arab “keteladanan” diungkapkan dengan kata uswah dan

qudwah. Kata uswah terbentuk dari huruf-huruf : hamzah, as-sin, dan al-waw.

Secara etimologi setiap kata bahasa Arab yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut

memiliki persamaan arti yaitu “pengobatan dan perbaikan”. Menurut Al-ashfahani :

al uswah dan al iswah sebagaimana kata alqudwah dan al qidwah berarti sesuatu

keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan,

kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan. Menurut Ibn Zakaria : Uswah berarti

qudwah yang artinya ikutan, mengikuti yang diikut. Dengan demikian keteladanan

adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain.(Arief

Armai, 2002 : 117)

Dalam Al-quran,’’keteladanan” disitilahkan dengan kata uswah, Allah

(26)

“Dan sesungguhnya pada diri Rosulullah itu ada tauladan yang haik bagi orang yang mengharapkan(bertemu dengan)Allah dan hari kemudian dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya ”

Pada ayat ini, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW, kepermukaan bumi ini

adalah sebagai contoh atau tauladan yang baik bagi umatnya. Beliau selalu terlebih

dahulu mempraktekkan semua ajaran yang disampaikan Allah sebelum

menyampaikannya kepada umat, sehingga tidak ada celah bagi orang-orang yang

tidak senang untuk membantah dan menuduh bahwa Rosulullah SAW, hanya

pandai bicara dan tidak pandai mengamalkan. Praktek “uswah” ternyata menjadi

pemikat bagi umat untuk menjauhi semua larangan yang disampaikan Rosulullah

dan mengamalkan semua tuntunan yang diperintahkan oleh Rosulullah, seperti

melaksanakan ibadah sholat, puasa, nikah dan lain-lain.(Arief Armai, 2002 : 119)

Oleh karena itu uswah atau keteladanan adalah salah satu metode yang efektif

dalam pendidikan..

Sebagai suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan

dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat

berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki ahklak yang baik dan

benar.Keteladanan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pendidikan

ibadah, akhlak, kesenian dan lain-lain.

(27)

prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figure yang

memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Sehingga sebanyak

apapun prinsip yang diberikan tanpa disertai contoh tauladan, ia hanya akan

menjadi kumpulan resep yang tak bermakna

Bila dicermati histories pendidikan dizaman Rosulullah Saw. dapat dipahami

bahwa salah satu faktor terpenting yang membawa beliau kepada keberhasilan

adalah keteladanan (uswah). Rosulullah ternyata banyak memberikan keteladanan

dalam mendidik para sahabatnya. Pendidikan yang bersumber kepada Al- Quran

dan Sunnah Rosulullah, metode keteladanan tentunya didasarkan kepada kedua

sumber tersebut. Dalam Al- Quran “keteladanan” diistilahkan dengan kata uswah,

kata ini terulang sebanyak tiga kali dalam dua surat, yaitu

^ ifr y . b i l

16

“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian, dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji ”.

(28)

— > J < ✓ , ' i ' ‘

'f'* }

>7“

'-ST

'

y r 'ji

»iii

A J^o

a P53

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ”(QS. al- Ahzab : 21)

2. Karakteristik Keteladanan

Keberhasilan pendidikan tidak bisa lepas dari kecerdasan seoarang guru

dalam penyampaian materi tehadap siswa-siwanya, seoarang guru adalah orang

tua kedua saat di sekolah, budaya penitipan anak untuk belajar sudah ada sejak

zaman Yunanni kuno, pada masa itu bernama sekole yang berarti waktu luang,

orang tua bekerja dan anak-anak di titipkan pada orang yang dianggap pintar

untuk diajak main dan diajari tentang ilmu pengetahuan (lih...sekolah itu

candu), namun pada perkambanganya skole itu menjadi lembaga pendidikan yang

terstruktur akan tetapi tidak melespaskan prinsip-prinsip dasarnya yaitu penitipan

anak didik.

Pada zaman sekarang lembaga pendidikan itu kita kenal dengan Sekolah

atau dalam bahasa Arabnya Madrasyah, dan seorang yang mengajari tentang ilmu

pengetahuan itu adalah Guru, maka dalam falsafah Jawa sering kita dengar

pepatah “guru iku di gugu lan di tiru" ini adalah salah satu ajaran bahawa

(29)

dijadikan contoh atau tauladan sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad.

Berikut ini beberapa akhlak dan etika yang patut dimiliki seorang guru teladan

a. Karakteristik Akhlak, Akidah dan Perilaku

1) Niatkan ibadah kepada Allah SWT dengan mengajarkan ilmu, bertujuan

untuk menyebarkan ilmu dan menghidupkan akhlak mulia, mengharapkan

kebaikan yang berkesinambungan untuk umat.

2) Jangan mengandalkan kemampuan dan usaha belaka dalam mengajar,

tetapi harus diimbangi dengan do’a kepada Allah karena hanya Allah

tempat untuk meminta dan memberikan pertolongan.

3) Saat mengajar, harus menjaga akhlak, menjaga etika baik, dan kendalikan

emosi ketika marah.

4) Di kelas harus berwibawa, tenang, khusyuk, tawadhu’ dan menunjukkan

vitalitas serta keuletan agar siswa tidak merasa malas atau bosan.

5) Harus menjadi tauladan siswa dalam segala perkataan, perbuatan dan

perilaku, bersikap jujur, adil, berkata yang baik dan memberi nasihat serta

pengarahan kepada siswa, serta komitmen dengan waktu pelajaran dan

berusaha perbuatan sesuai dengan ucapan.

6) Menjaga harga diri, jangan mengulurkan tangan meminta bantuan orang

lain dalam urusan pribadi sebab itu akan menimbulkan kehinaan.( Al-munir

Mahmud Samir, 2004 : 22 - 23)

(30)

19

b. Karakteristik yang Berkaitan dengan Penampilan

1) Bebas dari penyakit menular dan menjijikkan

2) Suara yang bersih dan tidak cacat bicara, seperti gagap, cedal, volume

suara yang lemah

3) Memperhatikan penampilan, guru harus berpenampilan rapi, tapi harus

dalam batas yang wajar, tidak berlebihan seperti : Menjaga hal-hal yang

tergolong khishaatul fitrah, seperti memotong kuku, menyisir dan

merapikan rambut, komitmen dengan criteria pakaian syar’i seperti :

menutup aurot, berpakaian lebar tidak transparan, di atas mata kaki,

membersihkan badan dan pakaian serta mengenakan pakaian orang

berwibawa dan tawadhu’, memakai siwak untuk menghilangkan bau mulut

serta memakai minyak wangi jika ada.

(Al-munir Mahmud Samir, 2004 : 24)

c. Karakteristik Profesional

1) Menguasai materi pelajaran dengan matang melebihi siswa- siswanya dan

mampu memberikan pemahaman kepada mereka dengan baik

2) Bagi seorang guru, mengajar harus atas kemauan sendiri (sukarela), serta

harus memiliki kesiapan alami (fitrah) untuk menjalani profesi mengajar,

seperti pemikiran yang lurus, bashirah yang jernih, tidak melamun,

(31)

yang tepat pada saat kritis.

20

3) Guru harus menguasai cara-cara mengajar dan menjelaskan, guru harus

terlebih dahulu menelaah buku-buku yang berkaitan dengan studi

pendidikan.

4) Guru harus memenuhi syarat-syarat penyampaian pelajaran yang baik, baik

saat memberi pengarahan atau pada saat menjelaskan suatu mata pelajaran

kepada siswanya. (Al-munir samir,2004 : 24 & 25)

3. Interaksi Guru teladan dengan siswa

Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang guru ialah

ketika di kelas dapat melakukan interaksi dengan siswanya sehingga bisa

mempermudah dan memperlancar dalam menyampaian materi pelajaran, berikut

interaksi-interaksi yang dapat dilakukan oleh seorang guru

a. Ketika masuk kelas, guru menunjukkan wajah yang cerah kepada siswanya

dilanjutkan dengan mengucapkan salam begitu pula jika guru bertemu

siswanya di luar kelas hendaklah mengucapkan salam terlebih dahulu dan

diusahakan beijabat tangan

b. Guru memulai pembicaraan dengan mengucapkan hamdalah dan shalawat

c. Jika menjelaskan pelajaran di atas papan tulis, buatlah tulisan basmalah

(32)

dengan demikian, mereka tahu bahwa bacaan basmalah itu disunnahkan

dibaca diawal setiap pekerjaan

d. Setelah selesai pelajaran dan sebelum berpisah dengan siswa, guru membaca

surah al-asr dan do’a kaffaratul majlis

e. Guru sebisanya melaksanakan sholat fardhu beijama’ah dengan siswanya di

masjid sekolah. (Al- munir Mahmud Samir, 2004 : 40)

Adapun indikator dari persepsi siswa tentang keteladanan guru adalah

sebagai berikut:

1) Guru berpenampilan penuh kasih sayang

2) Guru berperilaku sopan dan santun

3) Guru membiasakan berkata sopan

4) Guru bersikap saling menghormati

B. Pengertian Minat Belajar

Dalam memudahkan pemahaman tentang minat belajar, maka dalam

pembahasan ini terlebih dahulu akan diuraikan menjadi minat dan belajar,

a. Pengertian Minat

1) Pengertian Minat

Secara Bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu.(Porwadarminta, 2006 : 744)

(33)

suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. (Slameto,1991 : 182)

Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.

Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan

minat ia akan melakukan sesuatu yang inginkan, sebaliknya tanpa minat

seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Menurut istilah minat adalah

landasan yang paling penting demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika

seorang murid memiliki rasa ingin belajar ia akan cepat mengerti dan

mengingatnya. Belajar akan merupakan suatu siksaan dan tidak akan

memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan

pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa- siswanya

berarti telah melakukan hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi

kepentingan belajar siswa - siswanya. Sebab, minat bukanlah sesuatu yang

ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.

2) Timbulnya Minat

Seorang anak yang tidak diperbolehkan bertanya dan melihat secara

bebas dan wajar akan mengalami kesukaran dalam mengembangkan

minat belajarnya, sikap rasa ingin tahu yang tak dapat tumbuh itu pasti

akan menghambat proses belajar.

(34)

23 Hal -hal yang mempengaruhi timbulnya minat

1) Dunia Dengan Sifatnya yang Mengajak

Pendapat mengatakan bahwa sejak semula dunia ini menunjukkan

sesuatu yang bersifat mengajak bagi seorang anak, artinya dunia ini

memperlihatkan dirinya dengan cara yang menarik dan memikat,

selama bulan-bulan dan tahun-tahun pertama pun sikap belajar

seorang anak sudah dipengaruhi oleh perasaan-perasaan yang

didapatnya dalam mengumpulkan pengalaman-pengalamannya.

Ketika melihat suatu benda si anak mengkaitkan pengalamanya ini

dengan dengan perasaan-perasaan tertentu. Jika perasaan -perasaan

ini menyenangkan, si anak akan cenderung untuk terus melakukan

pendekatan terhadap benda benda tadi, sebaliknya , jika pengalaman-

pengalaman tadi tidak menyenangkan, maka ia akan berusaha

menghindarinya.

2) Hasrat Bertanya pada Anak-anak

Anak-anak kecil memiliki hasrat belajar yang besar. Ini terlihat

melalui keinginan untuk mengajukan pertanyaan secara tak henti-

hentinya. Dalam psikoogi perkembangan disebutkan adanya dua

kelompok umur bertanya. Dalam kelompok umur yang pertama, yang

(35)

benda, ia berusaha menandai benda-benda, setelah mengenal

benda-benda tersebut, ia dapat merasa memiliki benda-benda dan

sekaligus sebagai seorang manusia ia sapat memisahkan dirinya dari

benda-benda tadi. Dalam kelompok umur bertanya yang kedua kira-

kira dimulai sejak usia tiga tahun yang dipertanyakan bukan nama-

nama benda melainkan mereka mendesak orang dewasa dengan

pertanyaan-pertanyaan : mengapa, di mana, siapa, kapan,.

3) Minat Anak-anak pada Seks

Dalam usia antara empat sampai enam tahun pertanyaan dan

penelitian si anak didorong oleh rasa ingin tahunya tentang dunia

seksual, anak ingin mengetahui apa perbedaan antara lelaki dan

perempuan, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang terjadinya

manusia, kehamilan dan kelahiran. Dorongan ingin meneliti dunia

seksual ini tertanam dalam segala pertanyaan yang diajukan kepada

dunia lingkungannya, dorongan ini merupakan sebagian dari rasa

ingin tahunya yang digunakannya sebagai alat untuk menyelidiki

segala sesuatu, minat anak pada seks ini akan mempunyai arti penting

jika reaksi orang dewasa lain daripada reaksi terhadap minat si anak

pada bidang-bidang lainnya.

(36)

25 4) Hasrat Melihat pada Anak-anak

Pengekangan terhadap keinginan untuk melihat juga merintangi

proses belajar, dorongan hati untuk melihat juga merupakan faktor

yang penting bagi perkembangan hasrat belajar, jika sedari kecil si

anak mengalami adanya larangan untuk melihat segala hal, maka

desakan hati untuk melihat itu akan menjadi terkekang.

5) Pengalaman-pengalaman Pertama Di sekolah

Pengalaman-pengalaman si anak pertama di sekolah mempunyai arti

yang menentukan, karena dalam menyambut hari sekolah yang

pertama banyak anak-anak yang bersikap terbuka, ingin tahu dan

mersa tertarik, namun pada hari pertama disekolah ini pun mereka

kerap kali mengalami kekecewaan yang memberatkan, mereka tidak

boleh belajar apapun kecuali mendengarkan segala pembicaraan guru.

(Kurt Singer, 1973 : 78-83)

Adapun indikator yang berkaitan dengan minat adalah sebagai berikut:

1. Minat pergi ke sekolah

2. Minat untuk mematuhi tata tertib sekolah

3. Minat untuk mengikuti proses belajar

(37)

Untuk mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah

membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk

dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.( Slameto, 1991 : 182)

b. Pengertian Belajar

Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya

mendapatkan kepandaian.( Poerdawaminta, 2006 : 121) Sedangkan menurut

istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, James O.Wittaker, “learning may

be defined as the process by wich behavior orginates or is altered through or

experience. Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkahlaku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan

Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru, serta belajar itu akan lebih baik, kalau subjek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak ferbalistik.(Sardiman,2009 : 20)

Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi

antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkugannya, yang mungkin

berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung

maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke

dalam diri yang belajar dan dilakukan secara aktif, dengan segenap panca

(38)

indera ikut berperan. Oleh karena itu, dapat dikatakan terjadi proses belajar,

apabila seseorang menunjukkan “tingkah laku yang berbeda” sebagai contoh

orang yang belajar itu dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta- fakta

baru atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat

melakukannya, jadi belajar menempatkan seseorang diri status abilitas yang

satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan abilitas, menurut

Bloom, meliputi tiga ranah/matra yaitu : matra kognitif, afektif, dan

psikomotorik. (Sardinian, 2009 : 22)

Faktor- faktor Psikologis dalam belajar

1) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada

keinginan untuk belajar.

2) Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan peratian pada

suatu situasi belajar.

3) Reaksi

Didalam beljar diperlukan keterlibatan unsure fisik maupun mental,

sebagai wujud reaksi

4) Organisasi

(39)

29

3) Penyesuaian pengajaran dengan minat siswa

Memang tak mungkin bagi guru untuk hanya membahas bahan-bahan

pelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Namun, guru tentunya dapat

pula lebih mengusahakan agar pelajaran dapat lebih menarik jika

pelajaran itu memang menyangkut bidang tertentu yang harus dibahas

sesuai dengan program pengajaran yang telah ditetapkan

4) Minat guru dan minat siswa

Hal yang tak dapat diremehkan bagi perkembangan minat adalah apakah

pada diri guru tersebut dapat terlihat adanya suatu sikap yang memiliki

daya tarik, siswa nenaruh perhatian yang sangat besar terhadap gurunya,

antara guru dan sikap belajar siswa terjalin suatu hubungan timbal balik.

(Kurt Singer, 1973 : 84-91)

Pengajaran akan lebih menarik bagi siswa jika mereka diberi kesempatan

untuk giat sendiri, kesempatan mengambil sendiri, giat secara mandiri, sudah akan

memungkinkan mereka dapat menyerap bahan - bahan pelajaran. Minat siswa akan

bertambah jika ia dapat melihat dan mengalami bahwa dengan bantuan yang

dipelajari itu ia akan mencapai tujuan tertentu, artinya siswa dapat segera

menerapkan apa yang telah dipelajarinya. Oleh karena itu, bimbingan teknik kerja

lebih berarti bagi siswa daripada penambahan dan perluasan pelajaran. Pelajaran

(40)

kesempatan bagi peran serta atau bahkan rasa keterlibatan bagi siswa.

Anak-anak akan memperlihatkan suatu minat dengan jalan menyamakan

dirinya dengan orang dewasa. Jika orangtua merasa tertarik pada sesutau, jika guru

merasa senang akan sesuatu, maka situasi emosional ini pun akan mungkin diambil

si anak, maka contoh sikap yang diperlihatkan seorang guru juga memainkan

peranan penting dalam usaha membangkitkan minat dan perhatian, guru tidak

merasa tertarik dan tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, serta tidak disukai

murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat siswa.

( Kurt Singer, 1973 : 94)

C. Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru

Guru dan siswa memiliki hubungan timbal balik yang dapat saling

mempengaruhi, kedisiplinan guru akan membangkitkan kedisiplinan siswa, karena

dalam pandangannya guru adalah sosok yang diperhatikan dari segi kelakuan

sampai penampilan, sehingga siswa mengenal sosok guru yang diidolakan atau

(41)

menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam

suatu kesatuan pengertian.

5) Pemahaman

Pemahaman atau Comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu

dengan pikiran.

6) Ulangan

Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar,tetapi lupa adalah

sifat umum manusia .Sehubungan dengan kenyataan itu untuk mengatasi

kelupaan diperlukan kegiatan ulangan.(Sardiman, 2009 : 40-41)

c. Rasa Ingin Tahu dan M inat Belajar Disekolah

1) Pertanyaan siswa sebagai ekspresi kesediaan belajar

Jika pertanyaan yang pertama kali diajukan siswa mempunyai arti yang

begitu penting, maka kita harus lebih memperhatikan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan siswa.

2) Merangsang pertanyaan

Merangsang siswa untuk bertanya berarti guru harus siap sedia

menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang datang secara spontan, siswa

akan bertanya kembali jika ia merasa bahwa pertanyaanya yang pertama

mendapat jawaban.

(42)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin Ngandong 1. Sejarah Berdirinya

Sejarah berdirinya Madrasrah Ibtidaiyah tidak lepas dari peran Kyai Junet

beliau adalah pengampu pondok pesantren Rodhotutollibin dan masyarakat

Ngandong yang mengingikan adanya lembaga pendidikan formal. Maka pada

tahun 1991 Kepala Desa Banaran memberikan tanah bengkoknya untuk

didirikan madrasah. Maka pada tahun 1991 berdirilah Madrasah Ibtida’iyah

yang diberi nama MADRASAH IBTIDAIYAH ARROSIDrN.

2. Identitas Madrasah Ibtida’iyah Arroysidin Nama Madrasah

: Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin

(43)

Surat Keputusan/SK

(44)

33

Meja siswa

Kursi

Almari besar

Almari kecil

4. Keadaan Guru

: 140 buah

: 150 buah

: 3 buah

: 4 buah

Tabel II Keadaan Guru

No Nama Jabatan Alamat Tanggal

Mulai Tugas

1 Ariyanti Kepala

Madrasah

Kleteran 2002

2 Achmad faizin Guru Kelas Sorobayan 1995

3 Solekah Guru kelas Gabahan 1995

4 Sarwati Guru Kelas Senobayan 2002

5 Muntaha Guru Kelas Ngandong 2003

6 Indah Sri Guru Kelas Ngandong 2004

7 Umi Farihah Guru Kelas Pendem 2007

8 Suroto Rusman Guru Mapel Pendem 2005

(45)

34

5. Struktur Oraganisasi Madrasah Ibtida’iyah Arroysidin Tabel III

Bagan Organisasi Madrasyah

Keterangan

Ketua komite

Kepala Madrasah Ibtida’iyah

Wakil kepala

Sekretaris

Bendahara

Guru kelas 1

Guru kelas 11

: Muh Juli

: Ariyanti, S.Pdl

: Achmad Faizin A.Ma

: Indah Sri N.W

: Suroto Rusman

: Indah Sri N.W

(46)

Guru kelas 111

Guru kelas IV

Guru Kelas V

Guru kelas VI

Guru MAPEL

6. Keadaan Komite

: Muntaha, A.Ma

: Solekah, a.Ma

: Sarwati, A.Ma

: Achmad Faizin A.Ma

: Suroto Rusman

Laila Pumami

Tabel IV Komite Madrasah

No Nama Jabatan Unsur

1. Ky. Ali Musyafak Penasehat I Ulama 2. Ky. Jahri Penasehat II Ulama

3 Sukiswoyo Pelindung Kepala Desa

4 Muh Juli Ketuai Tokoh Masyarakat

5 Ibnu Mas’ud Ketua II Tokoh Masyarakat

6 S. Rofi’i Sekretaris Tokoh Masyarakat

7 Habib Sholeh Bendahara Tokoh Masyarakat

8 Jarkoni Humas Tokoh Masyarakat

(47)

36

7. Keadaan Siswa

Tabel V

Jumlah Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong tahun 2010

NO KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH

PUTRA PUTRI

a. Daftar Nama Responden.

Dalam daftar responden berikut ini berisi tentang nama-nama siswa yang

(48)

Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan tabelsebagai berikut:

TABEL VI

DAFTAR RESPONDEN

YANG DIJADIKAN OBYEK PENELITIAN

NO NAMA NO NAMA

1 A.WAHIB 26 DIANA ANGGORO

2 ALWIK 27 FAZA KHOIRUNISA

3 HANDIKO 28 ALFIATUL K

4 K.UMAM 29 FARICHA

5 M.ULINUHA 30 ARINI

6 M.WAHYU 31 ELI ROSITA

7 A.AZIS 32 FIRDA

8 A.DIMYATI 33 IRIN BILAWATI

9 AN AS.K 34 AYUK LESTARI

10 A.HARIS 35 ENITASARI

11 A.MAWARDI 36 INAYANTI

12 A.SAIFUDIN 37 LIN A RAHAYU

13 IHSANUDIN 38 MUNAZIROTUN

14 A.HASANUDIN 39 FIFI

15 ARIF.M 40 LAILATUL M

16 EFFENDI 41 MIYATON

17 MARZUKI 42 NIKMATUL UMAH

18 M.ALIMI 43 NURINA

19 A.KHOLIL 44 SITIALIYAH

20 SULKHANUL.M 45 NOVITASARI

21 A.NURUL IRFAN 46 UMRIYAH

(49)

23 FAISAL 48 LAILATUL F

24 F.MAJID 49 LAILAYUL A

25 A.HAKIM 50 SOFIYATUN

b. Data Hasil Penyebaran Angket

a) Data Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru

Hasil dari angket yang diberikan kepada responden adalah sebagai

berikut:

TABEL VII

(50)
(51)

40

41 1 4 5 3 8 5 16 C

42 8 2 0 24 4 0 28 A

43 3 4 3 9 8 3 20 B

44 1 8 1 3 16 1 20 B

45 5 3 2 15 6 2 23 B

46 5 3 2 15 6 2 23 B

47 4 4 2 12 8 2 22 B

48 3 5 2 9 10 2 21 B

49 1 4 5 3 8 5 16 C

50 5 4 1 15 8 1 24 A

Ket.

I. Frekuensi

Frekuensi A adalah jumlah jawaban option yang dijawab A

Frekuensi B adalah jumlah jawaban option yang dijawab B

Frekuensi C adalah jumlah jawaban option yang dijawab C

II. Nilai

Nilai A diperoleh dengan mengalikan frekuensi A dengan bobot

yang telah ditentukan, begitu juda dengan nilai B dan nilai C.

Ketentuan mengenai bobot nilai

- Responden yang menjawab A memiliki bobot nilai 3

- Responden yang menjawab Bmemiliki bobot nilai 2

Responden yang menjawab Cmemiliki bobot nilai 1

(52)

41

\

IV. Nominasi

Penentuan nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang dapat

diperoleh dari masing-masing responden. Nilai yang diperoleh

kemudian diklasifikasikan sekaligus memberikan keterangan

mengenai persepsi siswa tentang keteladanan guru. Dalam hal ini

digunakan rumus interval sebagai berikut:

i = ( Nilai tertinggi - Nilai terendahHl Jumlah interval

i = OO-lOHl = 20+1= 21 =7

3 3 3

Dengan demikian :

- Nominasi A adalah nilai yang beijarak antara (24-30 )

- Nominasi B adalah nilai yang beijarak antara ( 17-23 )

- Nominasi C dalah nilai yang beijarak antara( 10- 16 )

b) Data Tentang Minat Belajar Siswa

Hasil dari angket yang diberikan kepada responden adalah sebagai

(53)
(54)
(55)

ANALISI DATA

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka untuk menentukan langkah

selanjutnya adalah tentang analisis data.

Pembahasan ini di lakukan dalam rangka untuk memperoleh jawaban dari pokok-

pokok masalah yang dipertanyakan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan

sebagaimana yang telah ditetapkan / diharapkan.

1. Analisis Diskriptif Persepsi Siswa Tentang Keteladanan

Pembahasan diskriptif, yang dipergunakan untuk mengetahui variasi persepsi

siswa tentang keteladanan guru dengan jumlah responden 50 siswa.

Untuk pembahasan ini di gunakan minus statistik prosentase sebagai berikut:

P = F x 100%

N

Adapun langkah - langkahnya

Mentabulasikan data dari angket variasi persepsi siswa tentang keteladanan guru

sekaligus menentukan proseritasenya

TABEL IX

FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN

PROSENTASE PERSEPSI SISWA TENTANG KETEL ADANAN GURU

No ITEM JAWABAN PROSENTASE

A B C A B C

1 Sikap gum ketika bertemu dengan

siswa

(56)

45

2 Ketika bertemu dengan siswa,

guruakanberjabat tangan

36 12 2 72 24 4

3 Guru sering datang terlambat 30 11 9 60 22 18

4 Ketika guru masuk kelas selalu

mengucapkan salam

30 16 4 60 32 8

5 Penampilan guru selalu bersih dan

rapi

31 15 4 62 30 8

6 Guru selalu berkata baik dan

sopan

31 12 7 62 24 14

7 Guru marah ketika dikelas 36 10 4 72 20 8

8 Guru memukul atau mencubit

Berdasarkan tabel IX , maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Sikap guru ketika bertemu dengan siswa, yang menjawab ya selalu menyapa

terlebih dahulu ada 39 siswa ( 78 % ), yang menjawab kadang menyapa

terlebih dahulu ada 6 siswa ( 12 % ), yang menjawab diam saja ada 5 siswa

(10% ) .

2. Ketika bertemu dengan siswa, guruakanbeijabat tangan, yang menjawab

(57)

46

tersenyum ada 12 sisiwa ( 24 % ), yang menjawab tidak berjabat tangan ada 2

sisiwa ( 4 % )

3. Guru sering datang terlambat, yang menjawab guru tidak pernah terlambat ada

30 sisiwa ( 60 % ), yang menjawab kadang terlambat ada 11 sisiwa ( 22 % ),

yang menjawab selalu terlambat ada 9 siswa ( 18 % ).

4. Ketika guru masuk kelas selalu mengucapkan salam, yang menjawab selalu

mengucapkan salam ada 30 siswa ( 60 % ), yang menjawab kadang - kadang

ada 16 siswa (32 % ), yang menjawab tidak sama sekali ada 4 siswa ( 8 %).

5. Penampilan guru selalu bersih dan rapi, yang menjawab selalu bersih dan rapi

ada 31 siswa ( 62 % ), yang menjawab kadang-kadang ada 15 siswa ( 30 % ),

yang menjawab tidak pernah rapi ada 4 siswa ( 8 % )

6. Guru selalu berkata baik dan sopan, yang menjawab selalu berkata dengan

baik dan sopan ada 31 siswa ( 62 % ), yang menjawab kadang - kadang baik

ada 12 siswa (24 % ), yang menjawab selalu berkata sopan ada 7 siswa (14 %

)

7. Guru marah ketika dikelas, yang menjawab gak pernah ada 36 siswa ( 72 % ),

yang menjawabpemah marah ada 10 siswa ( 20 % ), yang menjawab setiap

masuk kelas marah ada 4 siswa ( 8 % )

8. Guru memukul atau mencubit ketika siswa melakukan kesalahan, yang

menjawab tidak memukul atau mencubut ada 26 siswa ( 52 % ), yang

menjawab kadang memukul dan mencubit ada 11 siswa ( 22 % ), yang

(58)

47

sama sekali tidak berpesan ada 8 siswa (16 % ).

TABEL X

DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU

NO KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PROSENTASE

1 Tinggi / Baik 2 4 -3 0 19 38%

2 Sedang / Cukup 1 7 -2 3 19 38%

3 Rendah / Kurang 10 -16 12 24%

JUMLAH 50 100 %

2. Analisis Diskriptif Tentang Minat Belajar

Pembahasan kedua ini untuk menentukan variasi minat belajar siswa Madrasah

Ibtida’iyah Ngandong Kec. Grabag Kab. Magelang sebagai berikut:

TABEL XI

FREKUANSI ALTERNATIF JAWABAN DAN PROSENTASE MINAT BELAJAR SISWA

NO ITEM JAWABAN PROSENTASE

A B C A B C

(59)

48

menerangkan pelajaran

2 Sikap siswa saat guru

menerangkan pelajaran, ada

temanya yang ramai sendiri

34 10 6 68 20 12

3 Kegiatan siswa saat guru

menerangkan pelajaran

40 6 4 80 12 8

4 Ketika akan mengikuti pelajaran

siswa berada dalam kelas

39 6 5 78 12 10

5 Izin siswa jika berhalangan hadir dan tidak bias mengikuti

pelajaran

34 11 5 68 22 10

6 Persiapan siswa ketika akan

mengikuti pelajaran

34 9 7 68 18 14

7 Sikap siswa dengan catatan yang

yang penting dari guru

31 12 7 62 24 14

8 Sikap siswa dengan keterangan

guru yang belum bisa dipahami

32 12 6 64 24 12

9 Sikap siswa bila mendapat

kesulitan dalam memahami

pelajaran

27 13 10 54 26 20

10 Sikap siswa bila diberi tugas

dirumah oleh guru

30 14 6 60 28 12

Keterangan:

Berdasarkan table X diatas, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut

1. Sikap siswa saat guru menerangkan pelajaran, yang menjawab selalu

(60)

dengan teman ada 18 siswa (36 %), yang menjawab tidak mau dengan keterangan

guru ada 11 siswa ( 22 %)

2. Sikap siswa saat guru menerangkan pelajaran, ada teman yang ramai sendiri,

yang menjawab melpaorkan pada guru ada 34 siswa ( 68 % ), yang menjawab

mengigatkan temannya ada 10 siswa (20 % ), yang menjawab masa bodoh ada 6

siswa (12 % )

3. Kegiatan siswa saat guru menerangkan pelajaran, yang menjawab mencatat hal -

hal yang penting ada 40 siswa (80 % ), yang menjawab mencatat dengan

menunggu perintah guru ada 6 siswa ( 12 % ), yang menjawab tidak mau

mencatat ada 4 siswa ( 8 % )

4. Ketika akan mengikuti pelajaran siswa berada dalam kelas, yang menjawab 5-10

menit sebelum pelajaran dimulai ada 39 siswa (78 % ), yang menjawab 2-5 menit

sebelum pelajaran dimulai ada 6 anak ( 12 % ), yang menjawab bersamaan

dengan guru ada 5 anak ( 10 % )

5. Izin siswa bila berhalangan dan tidak mengikutimpelajaran, yang menjawab

selalu meminta izin ada 34 siswa ( 68 % ), yang menjawab kadang - kadang ada

11 siswa ( 22 % ), yang menjawab tidak pernah ada 5 siswa ( 10 % )

6. Persiapan siswa ketika akan mengikuti pelajaran, yang menjawab mempelajari

dulu dirumah ada 34 siswa ( 68 % ), yang menjawab mempelajari dulu dikelas

ada 9 siswa ( 18 % ), yang menjawab tidak mempersiapkan apa - apa dirumah

(61)

50

7. Sikap siswa dengan catatan yang penting dari guru, yang menjawab mempelajari

kembali di rumah ada 31 siswa ( 62 % ), yang menjawab mempelajari kembali

menjelang tes ada 12 siswa ( 24 % ), yang menjawab membiarkan saja 7 siswa (

14 % )

8. Sikap siswa dengan keterangan guru yang belum bisa dipahami yang menjawab

membaca sendiri buku- buku yang berhubungan dengan pelajaran ada 32 siswa (

64 % ), yang menjawab menanyakan pada orang lain yang dianggap bisa

9. Sikap siswa bila mendapat kesulitan dalam memahami pelajaran, yang menjawab

menenyakan langsung pada guru ada 27 siswa ( 54 % ), yang menjawab

menanyakan pada teman yang dianggap bisa ada 13 siswa ( 26 % ), yang

menjawab berdiam diri ada 10 siswa ( 20 % )

10. Sikap siswa bila diberi tugas dirumah oleh guru, yang menjawab selalu

mengeijakan ada 30 siswa ( 60 % ), yang menjawab kadang - kadang ada 14

siswa (28 % ), yang menjawab tidak pernah ada 6 siswa (12 % ).

TABEL XII

DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT BELAJAR SISWA

NO KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PROSENTAS

E

1 Tinggi / baik 2 4 -3 0 18 36%

2 Sedang / Cukup 1 7 -2 3 21 42%

3 Rendah / Kurang 1 0 - 1 6 11 22%

(62)

Dari tabel diatas ( tabel XI ) dapat dilihat bahwa variasi minat belajar

siswa pada taraf tinggi / baik ada 36 %, pada taraf sedang / cukup ada 42 %, pada

taraf rendah / kurang ada 22 %.

3. Analisis Diskriptif persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar

Untuk pembahasan ini adalah menggunakan analisa inferensial yang di maksudkan

untuk mengetahui sejauh mana persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap

minat belajar siswa Madrasah ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong tahun 2010.

Teknik analisis yang penulis gunakan adalah dengan rumus statistik Chi kuadrat,

sebagai berikut:

X2 = (fo - fh)2 fh

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat

Fo = Frekuensi yang diperoleh dari sample

Fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sample sebagai pencerminan dari

frekuensi yang diharapkan dari sample.

Secara oprasional, langkah - langkah yang penulis tempuh dalam

menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyusun tabel persiapan frekuensi yang dipergunakan untuk menghitung Chi

(63)

52

2. Menyusun tabel frekuensi yang diperoleh dari observasi dalam sampel

3. Menyusun tabel frekuensi yang diharapkan dalam populasi

4. Membuat tabel kerja untuk menghitung Chi Kuadrat

5. Membandingkan Chi Kuadrat empiris dengan tabel Chi Kuadrat batas penolakan.

Langkah - langkah tersebut akan penulis uraikan satu persatu sebagai berikut:

TABEL XIII

TABEL PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG CHI KUADRAT No

Responden

Persepsi keteladanan guru Minat belajar siswa

(64)
(65)

54

UNTUK MENENTUKAN FREKUENSI YANG DIPEROLEH ( fo ). PERSEPSI MINAT BELAJAR SISWA JUMLAH KETELADANAN GURU BAIK CUKUP KURANG

BAIK 3 11 5 19

CUKUP 10 5 4 19

KURANG 5 5 2 12

JUMLAH 18 21 11 50

TABEL XV

UNTUK FREKUENSI YANG DIHARAPKAN ( fh ). PERSEPSI

KURANG 4,32 5,04 2,64 12

(66)

55

TABEL XVI

TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG CHI KUADRAT

PEREPSl SISW A

BAIK BAIK 3 6,84 -3,84 14,746 2,156

CUKUP 11 7,98 3,02 9,120 1,143

KUARANG 5 4,18 0,82 0,672 0,161

JUMLAH 19 19 3,46

CUKUP BAIK 10 6,84 3,16 9,986 1,460

CUKUP 5 7,98 -2,98 8,880 1,113

KURANG 4 4,18 -0,18 0,032 0,008

JUMLAH 19 19 2,581

KURANG BAIK 5 4,32 0,68 0,462 0,107

CUKUP 5 5,04 -0,04 0,002 0,000 KURANG 2 2,64 -0,64 0,410 0,155

JUMLAH 12 12 0,262

JUMLAH

TOTAL 50 50 6,303

Dari tabel chi kuadrat diatas, maka untuk langkah selanjutnya adalah

mengadakan tes signifikansi ( pembandingan antara Chi Kuadrat empiris dari total

keseluruhan / jumlah total adalah 6,303. Besar nilai Chi Kuadrat empiris tersebu jika

dikonsultasikan dengan nilai Chi Kuadrat dalam taraf signifikansi 5 %(pada tabel)

diperoleh nilai batas penolakan sebesar 5,991 dan dalam taraf signifikansi 1 % (pada

(67)

56

Dengan demikian , hipotesa yang menyatakan ada pengaruh antara keteladanan

guru terhadap minat beljar siswa dapat diterima secara meyakinkan baik dalam taraf

5 %(dalam tabel) maupun 1 %(dalam tabel).

Untuk lebih jelasnya dan meyakinkan lagi dari kesimpulan diatas, maka penulis akan

mengoreksi lagi dengan rumus analisi korelasi kontigensi, dengan rumus sebagai

berikut:

KK

Keterangan:

KK : Koefisien Kontigensi

: Harga Chi Kuadrat

: Jumlah subyek Penelitian

KK

(68)

57

Dari analisis tersebut diperoleh nilai KK = 0,335. Nilai KK ini

dikonsultasikan dengan rumus Phi =J0 dengan rumus sebagai berikut

j0r = KK

0.335____

\ | 1 - 0,3352

' 0.335____

1-0,H2

0,335

= 0,888

0,335 = 0,356 0,942

Berdasarkan analisa tersebut, maka diperoleh nilai Phi = 0,356, nilai ini

kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai r product moment 48 (N- n r ) = (50 -2) =

48 dalam taraf signifikansi 5 %(pada tabel) adalah taraf 0,284 dan taraf signifikansi 1

% (pada tabel) 0,368.

Dari konsultasi tersebut ternyata nilai KK = 0,356 berada diatas penolakan

nilai r (pada tabel) produck moment N = 48 dalam taraf signifikansi 5 % (pada tabel).

Dengan demikian, jelaslah bahwa hipotesa yang menyatakan ada pengaruh

(69)

atau teladan guru semakin baik pula minat belajar siswa pada Madrasah Ibtida’iyah

(70)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah diadakan penelitian secara cermat tentang “ Persepsi Siswa

Tentang Keteladanan Guru Terhadap Minat Belajar siswa Madrasah ibtid’iyah

Arrosyidin Ngandong Tahun 2010 maka, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis diskriptif persepsi siswa tentang keteladanan guru

hasilnya sebagai berikut:

1) 38 % berada dalam kategori baik

2) 38 % berada dalam kategori cukup

3) 24% berada dalam kategori kurang

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa

beranggapan bahwa guru adalah sebagai teladan atau contoh di Madrasah

Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong.

2. Berdasarkan analisis diskriptif tentang minat belajar siswa hasilnya

sebagai berikut:

1) 36 % berada dalam kategori baik,

2) 42 % berada aalam kategori cukup,

(71)

Dari hasil pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas

minat belajar siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong adalah

dalam kriteria cukup

3. Berdasarkan analisis diskriptif persepsi siswa tentang keteladanan guru

terhadap minat belajar siswa yaitu menggunakan analisis statistik Chi

Kuadrat, ternyata nilai kuadrat empiris adalah 6,303 lebih besar dari batas

penolakan dalam taraf signifikansi 5 % ( pada tabel) = 0, 284 lebih besar

dari taraf signifikansi 1 % ( pada tabel ) = 0,368.

Dengan demikian, hipotesa yang menyatakan ada pengaruh persepsi

siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar siswa dapat diterima

secara meyakinkan, atau dengan kata lain bahwa hipotesa nihil adalah

ditolak

Sehingga kesimpulannya ada hubungan antara persepsi siswa tentang

keteladanan guru terhadap minat siswa

B. Saran

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penulis gunakan, yaitu

observasi, wawancara dokumentasi dan perhitungan angket dapat diambil

kesimpulan persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar

siswa. Sehubungan dengan masalah tersebut, dalam bagian ini dikemukakan

beberapa saran dengan harapan agar dapat menimbulkan suatu pemikiran

(72)

1. Untuk guru

1) Guru harus bisa mempertahankan bahkan meningkatkan citra yang

baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat.

2) Untuk mencapai keberhasilan menumbuhkan minat belajar siswa,

guru dapat menggunakan berbagai macam strategi yang tepat,

seperti: memberikan hukuman yang wajar dan mendidik, memberi

pujian dan hadiah sebagai motivasi.

2. Untuk siswa

1) Siswa yang berperan sebagai anak didik hendaknya menuruti,

menerima dan mentaati serta menjalankan segala nasehat atau

arahan yang positif dari guru, baik berupa perintah maupun

larangan.

2) Siswa hendaknya belajar dengan rajin agar tercapai apa yang dicita

-citakan

3. Untuk sekolah

Untuk bisa tetap eksis diharapkan agar aktifitas sekolah lebih ditingkatkan

lagi mutu dan kualiatasnya sehingga dapat menarik perhatian masyarakat.

Alhamdulillah, berkat kemurahan Allah SWT, penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangannya dan disadari

(73)

62

disebabkan masih terbatasnya pengetahuan dan dan pengalaman yang

dimiliki. Oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan penulisan skripsi ini, dan

saran tersebut akan diterima dengan senang hati.

Akhirnya diharapkan agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

(74)

Alfred, sriyani lilik, penulisan karya ilmiah, STAIN Salaiga, Salatiga, 2001.

Ahmad D Marimba, pengantar filsafat pendidikan islam, PN. Al Maa’rif, Bandung, 1989

Arifin H.M, perbandingan pendidikan Islam, Rineka, Jakarta, 1994.

Ariani Darota Wahyu, pengendalian kualitas statistik, Andi, Yogyakarta, 2004.

Al munir Samir Mahmud, Guru teladan, Gema Insani, Jakarta, 2004.

Branen Julia, Memadu Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.

Departemen Agama RI, Al- Qur’an Dan Terjemahnya, CV. Toha Putra Semarang, 1989.

Depdikbud, kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, tt

Dimyati Mahmud, M. Drs. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan PN. FKIP IKIP Yogyakarta, 1990.

Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Di sekolah, Remaja Karya, Bandung, 1987.

Oemar hamalik, Dr. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, PN. Tarsito, Bandung, 1979.

Proyek Pengadaan Kitab Suci, Al-qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta ,1982.

Porwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pusaka, Jakarta, 1982

Sardinian Am, Interaksi Dan Moivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1990.

Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

Sarif Arry Maulana, Tata Letak Halaman, Elex Media Kompuindo, Jakarta, 2004.

Suharsimi Arikuno, Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PN.Rineka Cipta, jakarta, 1993.

Sumanto Wasy, psikologi pendidikan, Rineka Cipta, tk, 1990.

(75)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : UMI FARIHAH

2. NIM : 11408175

3. Tempat/tgl lahir : Magelang, 17 Agustus 1986

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Warga Negara : Indonesia

7. Alamat rumah : Pendem RT/7 RW/1, Banaran Kec Grabag, Kab Magelang

Jenjang Pendidikan:

1. MI MA’ARIF PENDEM : Lulus Tahun 1999

2. Mts NEGRI GRABAG : Lulus Tahun 2002

3. MA NEGRI 1 MAGELANG : Lulus Tahun 2005

4. DII PGAMI STAIN Salatiga : Lulus Tahun 2007

5. Masuk Program Ekstensi PAI STAIN Salatiga : Tahun 2008

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Penulis

Gambar

TABEL Halaman
TABEL I DATA SISWA
Tabel II Keadaan Guru
Tabel IIIBagan Organisasi Madrasyah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor

Secara umum rangkaian sensor panas elektronik terdiri dari Blok Input menggunakan sensor elektronik yaitu IC LM 335 sedangkan pada Blok Proses terdiri dari dua bagian yaitu : (A)

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan... perangkat lunak untuk

saya lakukan adalah pada variabel bebas yaitu respons infeksi sekunder sistem integumen dan variabel terikat yaitu pasien HIV. Perbedaan lain terdapat pada desain

The instrument of the research is a data card to write and categorize the backchannel types and functions from Conversation Analysis (CA) approach to analyze a conversation

Menurut Ovreveit (dalam Nurcaya, 2007) kualitas dalam jasa kesehatan terdiri dari kualitas konsumen (yang berkaitan dengan apakah pelayanan yang diberikan sesuai