PENGARUH PE R SE PSI SISW A TENTANG KETELADANAN GURU
TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG
BANARAN GRABAG MAGELANG TAHUN 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
UMI FARIHAH
NIM: 11408175
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2010
DEPARTEMAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI JURUSAN TARBIYAH
No. 03 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323706 fax. (0298) 323433
DEKLARASI
Bismillahirrahmaanirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran orang lain kecuali informasi
yang terdapat dalam refrensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran - pikiran
orang laindiluar refrensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggub
mempertanggungjawabkan kembali keasilan skripsi ini dihadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga 13 Agustus 2010
Peneliti
Umi Farihah 114 08 175
li
DEPARTEMAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI JURUSAN TARBIYAH
No. 03 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323706 fax. (0298) 323433
Abdul Aziz Nugraha Pratama. M.Ag. M.M
Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion No. 03 Salatiga Salatiga 13 Agustus 2010
NOTA PEMBIMBING
Lampiran : 3 (Tiga) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Sdri. Umi Farikah
Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi suadara :
: Umi Farihah
: 114 08 175
: Tarbiyah/PAI Ekstensi
: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU
TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN N G AN DONG BANARAN GRABAG MAGELANG 2010
Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudari tersebut diatas agar dapat segera dimunaqosyahkan.
Demikian harap menjadikan perhatian
Wasalamu ’alaikum Wr. JVb
Nama
NIM
Jurusan/Progdi
Judul
Abdul Aziz Nugraha Pratama.7M.Ag. M.M Nip. 1970102820W)0^1001
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 0 2 Telp. ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
Sekripsi saudari : Umi Farihah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408175 yang berjudul : PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG BANARAN GRABAG MAGELANG 2010 telah dimunaqosyahkan pada sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga pada hari... tanggal... 2010 M yang bertepatan pada tanggal...1431 H dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
... 2010 M Salatiga
... 1431 H PANITIA UJIAN
Ketu& Sidan Sckcrtaris sidang
Prof. D u $ . Budihario, M. Ag
19£#0021984031001 197308012003121002
Pembimbing
Abdul Aziz Nugraha Pratama. M.Ag. M.M Nip. 197010282000031001
MOTTO
1. Kepada Allah Swt, segala puji hanya kepada Allah sang Maha Raja
2. Kepada ke-dua orang tua, S.Rusman dan Trismiati, beliau berdua adalah
pejuang yang hebat
3. Kepada kakak-kakak: kang sidin, kang pa’i, kang aris, kang munir, mbak ipah,
mbak sitoh, mbak solekah Thank’s fo r All
4. Kepada keponakan yang selalu membuat aku bangga pada kalian khilwa,
zakaria dan lutfi yang jauh dimata.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah dzat maha bijak, penuntun para panutan sumber dari
segala sumber. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada beliau Nabi
Muhammad Saw, yang menjadi uswah bagi umat manusia terutama yang mengaku umat beliau.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, sangat disadari penulisan ini
tidak akan bisa selesai tanpa ada orang-orang yang hebat yang selalu sedia
membantu saat ada kebuntuan. Tiada yang patut diucapkan selain terimakasih
yang mendalam untuk semuanya.
Terutama untuk:
1. Kedua Orang Tua,
2. Kepada saudara-saudara, terima kasih atas dukungan kalian
3. Dosen pembimbing skripsi Bp. Abdul Aziz Nugraha Pratama Mag.M.M
4. Kaprogdi ekstensi BpJoko Sutopo
5. Mahabbaty Mikdat Musa Mubaroq yang selalu membimbing ku agar
tidak GAPTEK
6. Sahabat ku Nurul isti kokom, Epi, Kentik, Ma’e, ta’in yang selalu
membantu.
Dan semuanya yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, maaf
belum bisa menyebut secara detail karena kebodohan dan kekurangan penulis.
Salatiga 13 Agustus 2010
Umi Farikhah 11408175
Halaman Judul
Lembar Deklarasi... 11
Lembar Nota Pembimbing ... • • •• iii
Lembar Pengesahan... M otto... v
Persembahan... vi
Kata Pengantar... vii
Daftar isi... viii
Tabel... ... xi
BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah... ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian... 5
E. Hipotesis... 5
F. Metodologi Penelitian... 6
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 12
BAB. II Keteladanan Guru dan Minat Belajar Siswa A. Arti Penting Keteladanan G uru... 14
L Pengertian Keteladanan... 14
2. Karakteristik Keteladanan... 17
3. Interaksi Guru Teladan dengan Siswa... 20
B. Pengertian Minat B elajar... 21
a. Pengertian Minat... 21
b. Pengertian Relajar... 26
c. Rasa Ingin Tahu dan Minat Belajar Disekolah .... 28
C. Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru... 30
BAB. III Gambaran Umum Lokasi Penelitian A. Profil Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong... 31
1. Sejarah Berdirinya Madrasah... 31
2. Identitas Sekolah... 31
3. Sarana Prasarana... 32
4. Keadaan Guru... 33
5. Struktur Organisasi Madrasah... 34
6. Keadaan Komite... 35
7. Keadaan Siswa... 36
B. Hasil Penyebaran Angket... 36
BAB IV. Analisis Data 1. Analisis Diskriptif Persepsi Siswa Tentang Keteladanan . 44 2. Analisis Diskriptif Minat Relajar... 47
3. Analisis Diskriptif Persepsi Keteladanan Guru Terhadap 51
BAB V. Penutup
A. Kesimpulan... 59
B. Saran... 60
Daftar Pustaka
TABEL Halaman
I. Data Siswa MI Arrosyidin... 6
II. Keadaan Guru MI Arrosyidin... 33
III. Bagan Organisasi MI Arrosyidin... 34
IV. Komite Sekolah... 35
V. Jumlah Siswa MI Arrosyidin... 36
VI. Daftar Responden yang Dijadikan Obyek... 37
VII. Data Persepsi Siswa Tentang Keteladanan G uru... 38
VIII. Data Siswa Tentang Minat Belajar... 42
IX. Frekuensi Alternatif Jawaban dan Prosentase... 44
X. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa... 47
XI. Frekuensi Alternatif Jawaban dan Prosentase... 47
XII. Distribusi Frekuensi Minat Belajar... 50
XIII. Tabel Persiapan untuk Menghitung Chi Kuadrat... 52
XIV. Tabel untuk Menentukan Frekuensi yang Diperoleh... 54
XV. Tabel Untuk Frekuensi yang Diharapkan... 54
XVI. Tabel Keija untuk Menghitung Chi Kuadrat... 55
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Madrasah Ibtida’iyah merupakan lembaga pendidikan dasar yang setara
dengan lembaga pendidikan Sekolah Dasar (SD), namun yang membedakan
diantara keduanya adalah orientasi pendidikan yang berbasis Islam. Secara umum
Madrasah Ibtida’iyah bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar tentang
pengetahuan Islam dan pengalaman sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
serta menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran di Madrasah Tsanawiyah atau
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), tidak terkecuali Madrasah Ibtida’iyah
Arrosyidin Ngandong. Dalam proses pendidikannya berusaha untuk
meningkatkan mutu sekolah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas sejalan
dengan visi atau pandangan cita-cita jauh kedepa.;.
Untuk merealisasikan hal terseout maka Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin
Ngandong menyusun berbagai strategi dalam berbagai aspek seperti : proses
pembelajaran, evaluasi, administrasi, keuangan, supervisi dan peningkatan
kualitas guru melalui pendidikan dan pelatihan. Dari berbagai strategi yang
dilakukan oleh pihak Madrasah maka yang menjadi faktor terpenting dalam hal
yang paling bertanggung jawab di Madrasah sesuai dengan tugasnya yaitu
mengajar, mendidik dan membimbing siswa.
Berkaitan dengan tugasnya maka guru dituntut tidak hanya tahu materi
pelajaran yang akan disampaikan tetapi pertama kali ia harus merupakan
seseorang yang memiliki “kepribadian guru” dengan segala ciri tingkat
kedewasaannya.( Sardinian, 2009 : 137 ). Guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pembimbing minimal memiliki 2 fungsi yaitu fungsi moral
dan fungsi kedinasan. Secara umum guru dengan segala peranannya akan terlihat
menonjol fungsi moralnya, sebab walaupun dalam situasi kedinasan pun guru
tidak dapat melepaskan fungsi moralnya.( Sardinian, 2009 : 140 ).
Oleh karena itu pribadi guru sering dianggap sebagai model / teladan
yang harus digugu dan ditiru. Sebagai seorang model / teladan, guru harus
memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian
diantaranya:
1. Kemampuan berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai
dengan keyakinan yang dianutnya,
2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat
beragama,
3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma dan sistem
nilai yang berlaku dalam masyarakat,
3
4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya
sopan santun dan tata karma,
5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik.
( Sanjaya, 2006 : 145 ).
Selain kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh guru, maka guru
harus memiliki kompetensi yang tak kalah pentingnya seperti kemampuan
mengenai landasan pendidikan, pemahaman dan kemampuan dalam berinteraksi
dengan siswa, kemampuan dalam hal penguasaan materi, menggunakan media,
mengevaluasi, serta memberikan dorongan atau motivasi sehingga tumbuh minat
dalam diri siswa untuk belajar, karena dalam proses belajar siswa terkadang
merasa jenuh dengan materi yang diajarkan, merasa tidak mampu mengerjakan
soal yang diberikan guru, merasa kesulitan, merasa takut salah, bahkan
mengiginkan proses belajar agar cepat selesai, maka pada tahap evaluasi siswa
mendapatkan hasil yang kurang optimal. Oleh karena itu guru harus memiliki
semangat yang besar dan memiliki fariasi metode dalam menyampaikan materi
pelajaran dan mampu membangkitkan minat belajar siswa.
Mengetahui keadaan yang demikian, maka penulis berinisiatif untuk
menulis judul penelitian “ PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MI ARROSYIDIN NGANDONG BANARAN GRABAG MAGELANG TAHUN
4
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah maka penulis merumuskannya sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang Keteladanan Guru di Madrasah
Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag Magelang Tahun 2010 ?
2. Bagaimanakah Minat Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin
Ngandong Banaran Grabag Magelang Tahun2010 ?
3. Adakah pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru Terhadap Minat
Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag
Magelang Tahun 2010 ?
C. Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka penulis bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang Keteladanan Guru Madrasah
Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag Magelang Tahun 2010
2. Untuk mengetahui Minat Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin
Ngandong Banaran Grabag Magelag Tahun 2010
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keteladanan
Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Madrasah Ibtida’iyah
5
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas tentang ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan terhadap
minat belajar siswa dan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara praktis maupun teoritis,
1. Secara praktis, apabila ternyata ada pengaruh persepsi siswa tentang
keteladanan guru terhadap minat belajar siswa diharapkan bisa
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pihak Madrasah Ibtida’iyah
Arrosyidin Ngandong yang dijadikan tempat penelitian tentang arti
penting keteladanan guru yang ternyata sangat berpengaruh terhadap
minat belajar siswa, maka dari itu guru harus selalu bisa bersikap dan
menunjukkan ahlak terpuji dalam membangkitkan minat belajar siswa.
2. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan
bagi dunia pendidikan khususnya Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin
Ngandong yang dijadikan tempat penelitian.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang
dirumuskan.( lilik sriyanti Alfred, 2009 : 43 ). adapun hipotesis yang penulis
ajukan pada penelitian ini sebagai berikut : “ Ada Pengaruh Persepsi Siswa
Tentang Keteladanan Guru Terhadap Minat Belajar Siswa MI Arrosyidin
F. Metodelogi Penelitian
6
Dalam pembahasan ini peneliti membahas beberapa komponen yang
meliputi : populasi, sample, variabel penelitian, definisi oprasional, teknik
pengumpilan data, dan teknik analisis data.
1. Populasi dan sample
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsimi
Arikunto, 1989 : 102 ). Disini yang dimaksud sebagai populasi adalah
seluruh siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Tahun 2010
yang berjumlah 146 siswa dengan rincian sebagai berikut:
TABEL I DATA SISWA
MADRASAH IBTIDA’IYAH ARROSYIDIN NGANDONG AHUN 2010
Kelas Putra Putri Jumlah
I 13 7 20
II 14 10 24
m 18 10 28
IV 15 15 30
v 14 10 24
VI 14 6 20
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
( Suharsimi Arikunto, 1989 : 102 ).
Dalam menentukan sampel, diambil 50 siswa, dari jumlah populasi
siswa sebagai berikut:
Siswa Putra 25 siswa
Siswa Putri 25 siswa
Jumlah 50 siswa
2 Variabel Penelitia
Variabel penelitian merupakan titik perhatian penelitian, ada dua
variable dalam penelitian ini: Pertama Persepsi Siswa Tentang Keteladanan
Guru dan variabel Minat Belajar Siswa Sebagai Variabel Kedua.
3. Definisi oprasional
Definisi oprasional digunakan untuk menghindari berbagai anggapan
dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka
perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul penelitian
diatas yaitu:
a. Persepsi: Tanggapan ( penerimaan ) langsung dari sesuatu
b. Siswa: Salah satu komponen manusiawi yang mempunyai posisi sentral
dalam proses belajar mengajar. (Sardiman, 2009 :111)
c. Keteladanan: Sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh baik
perbuatan,kelakuan dan sifat. (Porwadarminta, 2006:160)
d. Guru: Salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,
yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial dibidang pembangunan. (Sardiman, 2009: 125)
e. Minat: Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah /
keinginan. (Porwadarminta,2006: 744)
f. Belajar : Berusaha atau berlatih supaya mendapat sesuatu kepandaian, (
Porwadarminta, 2006: 121 )
Dari pengertian diatas, maka diambil kesimpulan dalam
mendefinisikan dan membatasi pengertian bahwa yang dimaksud dengan
persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar siswa adalah
anggapan siswa bahwa guru bisa menjadi contoh atau panutan dalam hal
kelakuan, cara berbicara, serta guru mampu untuk mempengaruhi, dan bisa
membangkitkan minat belajar siswa dalam proses belajar sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal.
Adapun yang menjadi indikator dari persepsi siswa tentang
keteladanan guru yaitu mengacu pada materi mengenai pilar menjadi guru
1. Kepemimpinan yang bijaksana
2. Rencana yang rapi
3. Terus menjaga celah
4. Semangat yang terkontrol.
( Al- Munir Mahmud Samir, 2004 : 26 - 28 )
Sedangkan dari variabel minat belajar siswa,diambil keterangan
mengenai indikator yaitu
1. Adanya suatu kebutuhan materi belajar
2. Hubungan materi belajar dengan pengalaman
3. Kesempatan untuk mendapat hasil yang baik.
(Sardinian, 2009 : 95 )
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket
Suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari respondent Suharsimi Arikunto, 1989 : 188 )
b. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran
umum Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Tahun 2010 yang
meliputi sejarah berdirinya madrasah, identitas madrasah, sarana prasarana,
keadaan guru, strukur organisasi madrasah dan data lain yang berhubungan
c. Interviuw
Metode interview adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab. Tujuan metode ini untuk memperoleh data
tentang sejarah berdirinya madrasah.
5. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data, peneliti mengambil teknik analisa
deskriptif yaitu data dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa
dengan teknik Prosentase dan Chi kuadrat. Analisis prosentase digunakan untuk
mengetahui variasi persepsi tentang keteladanan guru dan variasi minat belajar
siswa, dengan rumus sebagai berikut:
F
P = --- x 100% N
Keterangan:
P = Persentase frekuensi
F = Frekuensi
10
Sedangkan rumus statistik Chi Kuadrat digunakan untuk mengetahui
sejauhmana pengaruh persepsi tentang keteladanan guru terhadap minat belajar
siswa di Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Tahun 2010 dengan
rumus sebagai berikut:
X2 = tfo - flT)2 fh
Keterangan:
X2 = Chi Kuadrat
Fo = Frekuensi yang diperoleh dari sample
Fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari
12
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dan
BAB I : PENDAHULUAN Membahas tentang :
Latar Belakang M asalah,Rumusan masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Hipotesis,
Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan
Skripsi.
BAB II : KETELADANAN GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA
Dalam bab ini membahas tentang
Pengertian keteladanan, Karakteristik keteladanan yang
meliputi karakteristik Akidah Akhlak dan
perilaku,karakteristik yang berkaitan dengan
penampilan, karakteristik professional, Interaksi Guru
teladan dengan siswa, Pengertian Minat dan Belajar,
Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru.
BAB I I I : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Berisi mengenai gambaran umum kondisi Madrasah
Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong Banaran Grabag
Sejarah berdirinya Madrasah, Identitas Madrasah,
Sarana dan Prasarana, Keadaan Guru, Stuktur
Organisasi Madrasah, Keadaan Komite, Keadaan
Siswa, Hasil Penyebaran Angket.
BAB IV : ANALISIS DATA
Berisi tentang adanya pengolahan data yang telah
diperoleh dari hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
BAB II
KETELADANAN CURU DAN MINAT BELAJAR SISWA
A. Arti Penting Keteladanan Guru 1. Pengertian keteladanan
Dalarr Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa “keteladanan”
dasar katanya “teladan” yaitu: (perbuatan atau barang) yang patut ditiru dan
dicontoh. Dalam bahasa Arab “keteladanan” diungkapkan dengan kata uswah dan
qudwah. Kata uswah terbentuk dari huruf-huruf : hamzah, as-sin, dan al-waw.
Secara etimologi setiap kata bahasa Arab yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut
memiliki persamaan arti yaitu “pengobatan dan perbaikan”. Menurut Al-ashfahani :
al uswah dan al iswah sebagaimana kata alqudwah dan al qidwah berarti sesuatu
keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan,
kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan. Menurut Ibn Zakaria : Uswah berarti
qudwah yang artinya ikutan, mengikuti yang diikut. Dengan demikian keteladanan
adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain.(Arief
Armai, 2002 : 117)
Dalam Al-quran,’’keteladanan” disitilahkan dengan kata uswah, Allah
“Dan sesungguhnya pada diri Rosulullah itu ada tauladan yang haik bagi orang yang mengharapkan(bertemu dengan)Allah dan hari kemudian dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya ”
Pada ayat ini, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW, kepermukaan bumi ini
adalah sebagai contoh atau tauladan yang baik bagi umatnya. Beliau selalu terlebih
dahulu mempraktekkan semua ajaran yang disampaikan Allah sebelum
menyampaikannya kepada umat, sehingga tidak ada celah bagi orang-orang yang
tidak senang untuk membantah dan menuduh bahwa Rosulullah SAW, hanya
pandai bicara dan tidak pandai mengamalkan. Praktek “uswah” ternyata menjadi
pemikat bagi umat untuk menjauhi semua larangan yang disampaikan Rosulullah
dan mengamalkan semua tuntunan yang diperintahkan oleh Rosulullah, seperti
melaksanakan ibadah sholat, puasa, nikah dan lain-lain.(Arief Armai, 2002 : 119)
Oleh karena itu uswah atau keteladanan adalah salah satu metode yang efektif
dalam pendidikan..
Sebagai suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan
dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat
berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki ahklak yang baik dan
benar.Keteladanan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pendidikan
ibadah, akhlak, kesenian dan lain-lain.
prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figure yang
memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Sehingga sebanyak
apapun prinsip yang diberikan tanpa disertai contoh tauladan, ia hanya akan
menjadi kumpulan resep yang tak bermakna
Bila dicermati histories pendidikan dizaman Rosulullah Saw. dapat dipahami
bahwa salah satu faktor terpenting yang membawa beliau kepada keberhasilan
adalah keteladanan (uswah). Rosulullah ternyata banyak memberikan keteladanan
dalam mendidik para sahabatnya. Pendidikan yang bersumber kepada Al- Quran
dan Sunnah Rosulullah, metode keteladanan tentunya didasarkan kepada kedua
sumber tersebut. Dalam Al- Quran “keteladanan” diistilahkan dengan kata uswah,
kata ini terulang sebanyak tiga kali dalam dua surat, yaitu
^ ifr y . b i l
16
“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian, dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji ”.
— > J < ✓ , ' i ' ‘
'f'* }
>7“
'-ST
'
y r 'ji»iii
A J^o
a P53
“ Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ”(QS. al- Ahzab : 21)
2. Karakteristik Keteladanan
Keberhasilan pendidikan tidak bisa lepas dari kecerdasan seoarang guru
dalam penyampaian materi tehadap siswa-siwanya, seoarang guru adalah orang
tua kedua saat di sekolah, budaya penitipan anak untuk belajar sudah ada sejak
zaman Yunanni kuno, pada masa itu bernama sekole yang berarti waktu luang,
orang tua bekerja dan anak-anak di titipkan pada orang yang dianggap pintar
untuk diajak main dan diajari tentang ilmu pengetahuan (lih...sekolah itu
candu), namun pada perkambanganya skole itu menjadi lembaga pendidikan yang
terstruktur akan tetapi tidak melespaskan prinsip-prinsip dasarnya yaitu penitipan
anak didik.
Pada zaman sekarang lembaga pendidikan itu kita kenal dengan Sekolah
atau dalam bahasa Arabnya Madrasyah, dan seorang yang mengajari tentang ilmu
pengetahuan itu adalah Guru, maka dalam falsafah Jawa sering kita dengar
pepatah “guru iku di gugu lan di tiru" ini adalah salah satu ajaran bahawa
dijadikan contoh atau tauladan sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad.
Berikut ini beberapa akhlak dan etika yang patut dimiliki seorang guru teladan
a. Karakteristik Akhlak, Akidah dan Perilaku
1) Niatkan ibadah kepada Allah SWT dengan mengajarkan ilmu, bertujuan
untuk menyebarkan ilmu dan menghidupkan akhlak mulia, mengharapkan
kebaikan yang berkesinambungan untuk umat.
2) Jangan mengandalkan kemampuan dan usaha belaka dalam mengajar,
tetapi harus diimbangi dengan do’a kepada Allah karena hanya Allah
tempat untuk meminta dan memberikan pertolongan.
3) Saat mengajar, harus menjaga akhlak, menjaga etika baik, dan kendalikan
emosi ketika marah.
4) Di kelas harus berwibawa, tenang, khusyuk, tawadhu’ dan menunjukkan
vitalitas serta keuletan agar siswa tidak merasa malas atau bosan.
5) Harus menjadi tauladan siswa dalam segala perkataan, perbuatan dan
perilaku, bersikap jujur, adil, berkata yang baik dan memberi nasihat serta
pengarahan kepada siswa, serta komitmen dengan waktu pelajaran dan
berusaha perbuatan sesuai dengan ucapan.
6) Menjaga harga diri, jangan mengulurkan tangan meminta bantuan orang
lain dalam urusan pribadi sebab itu akan menimbulkan kehinaan.( Al-munir
Mahmud Samir, 2004 : 22 - 23)
19
b. Karakteristik yang Berkaitan dengan Penampilan
1) Bebas dari penyakit menular dan menjijikkan
2) Suara yang bersih dan tidak cacat bicara, seperti gagap, cedal, volume
suara yang lemah
3) Memperhatikan penampilan, guru harus berpenampilan rapi, tapi harus
dalam batas yang wajar, tidak berlebihan seperti : Menjaga hal-hal yang
tergolong khishaatul fitrah, seperti memotong kuku, menyisir dan
merapikan rambut, komitmen dengan criteria pakaian syar’i seperti :
menutup aurot, berpakaian lebar tidak transparan, di atas mata kaki,
membersihkan badan dan pakaian serta mengenakan pakaian orang
berwibawa dan tawadhu’, memakai siwak untuk menghilangkan bau mulut
serta memakai minyak wangi jika ada.
(Al-munir Mahmud Samir, 2004 : 24)
c. Karakteristik Profesional
1) Menguasai materi pelajaran dengan matang melebihi siswa- siswanya dan
mampu memberikan pemahaman kepada mereka dengan baik
2) Bagi seorang guru, mengajar harus atas kemauan sendiri (sukarela), serta
harus memiliki kesiapan alami (fitrah) untuk menjalani profesi mengajar,
seperti pemikiran yang lurus, bashirah yang jernih, tidak melamun,
yang tepat pada saat kritis.
20
3) Guru harus menguasai cara-cara mengajar dan menjelaskan, guru harus
terlebih dahulu menelaah buku-buku yang berkaitan dengan studi
pendidikan.
4) Guru harus memenuhi syarat-syarat penyampaian pelajaran yang baik, baik
saat memberi pengarahan atau pada saat menjelaskan suatu mata pelajaran
kepada siswanya. (Al-munir samir,2004 : 24 & 25)
3. Interaksi Guru teladan dengan siswa
Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang guru ialah
ketika di kelas dapat melakukan interaksi dengan siswanya sehingga bisa
mempermudah dan memperlancar dalam menyampaian materi pelajaran, berikut
interaksi-interaksi yang dapat dilakukan oleh seorang guru
a. Ketika masuk kelas, guru menunjukkan wajah yang cerah kepada siswanya
dilanjutkan dengan mengucapkan salam begitu pula jika guru bertemu
siswanya di luar kelas hendaklah mengucapkan salam terlebih dahulu dan
diusahakan beijabat tangan
b. Guru memulai pembicaraan dengan mengucapkan hamdalah dan shalawat
c. Jika menjelaskan pelajaran di atas papan tulis, buatlah tulisan basmalah
dengan demikian, mereka tahu bahwa bacaan basmalah itu disunnahkan
dibaca diawal setiap pekerjaan
d. Setelah selesai pelajaran dan sebelum berpisah dengan siswa, guru membaca
surah al-asr dan do’a kaffaratul majlis
e. Guru sebisanya melaksanakan sholat fardhu beijama’ah dengan siswanya di
masjid sekolah. (Al- munir Mahmud Samir, 2004 : 40)
Adapun indikator dari persepsi siswa tentang keteladanan guru adalah
sebagai berikut:
1) Guru berpenampilan penuh kasih sayang
2) Guru berperilaku sopan dan santun
3) Guru membiasakan berkata sopan
4) Guru bersikap saling menghormati
B. Pengertian Minat Belajar
Dalam memudahkan pemahaman tentang minat belajar, maka dalam
pembahasan ini terlebih dahulu akan diuraikan menjadi minat dan belajar,
a. Pengertian Minat
1) Pengertian Minat
Secara Bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu.(Porwadarminta, 2006 : 744)
suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. (Slameto,1991 : 182)
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.
Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan
minat ia akan melakukan sesuatu yang inginkan, sebaliknya tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Menurut istilah minat adalah
landasan yang paling penting demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika
seorang murid memiliki rasa ingin belajar ia akan cepat mengerti dan
mengingatnya. Belajar akan merupakan suatu siksaan dan tidak akan
memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan
pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa- siswanya
berarti telah melakukan hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi
kepentingan belajar siswa - siswanya. Sebab, minat bukanlah sesuatu yang
ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.
2) Timbulnya Minat
Seorang anak yang tidak diperbolehkan bertanya dan melihat secara
bebas dan wajar akan mengalami kesukaran dalam mengembangkan
minat belajarnya, sikap rasa ingin tahu yang tak dapat tumbuh itu pasti
akan menghambat proses belajar.
23 Hal -hal yang mempengaruhi timbulnya minat
1) Dunia Dengan Sifatnya yang Mengajak
Pendapat mengatakan bahwa sejak semula dunia ini menunjukkan
sesuatu yang bersifat mengajak bagi seorang anak, artinya dunia ini
memperlihatkan dirinya dengan cara yang menarik dan memikat,
selama bulan-bulan dan tahun-tahun pertama pun sikap belajar
seorang anak sudah dipengaruhi oleh perasaan-perasaan yang
didapatnya dalam mengumpulkan pengalaman-pengalamannya.
Ketika melihat suatu benda si anak mengkaitkan pengalamanya ini
dengan dengan perasaan-perasaan tertentu. Jika perasaan -perasaan
ini menyenangkan, si anak akan cenderung untuk terus melakukan
pendekatan terhadap benda benda tadi, sebaliknya , jika pengalaman-
pengalaman tadi tidak menyenangkan, maka ia akan berusaha
menghindarinya.
2) Hasrat Bertanya pada Anak-anak
Anak-anak kecil memiliki hasrat belajar yang besar. Ini terlihat
melalui keinginan untuk mengajukan pertanyaan secara tak henti-
hentinya. Dalam psikoogi perkembangan disebutkan adanya dua
kelompok umur bertanya. Dalam kelompok umur yang pertama, yang
benda, ia berusaha menandai benda-benda, setelah mengenal
benda-benda tersebut, ia dapat merasa memiliki benda-benda dan
sekaligus sebagai seorang manusia ia sapat memisahkan dirinya dari
benda-benda tadi. Dalam kelompok umur bertanya yang kedua kira-
kira dimulai sejak usia tiga tahun yang dipertanyakan bukan nama-
nama benda melainkan mereka mendesak orang dewasa dengan
pertanyaan-pertanyaan : mengapa, di mana, siapa, kapan,.
3) Minat Anak-anak pada Seks
Dalam usia antara empat sampai enam tahun pertanyaan dan
penelitian si anak didorong oleh rasa ingin tahunya tentang dunia
seksual, anak ingin mengetahui apa perbedaan antara lelaki dan
perempuan, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang terjadinya
manusia, kehamilan dan kelahiran. Dorongan ingin meneliti dunia
seksual ini tertanam dalam segala pertanyaan yang diajukan kepada
dunia lingkungannya, dorongan ini merupakan sebagian dari rasa
ingin tahunya yang digunakannya sebagai alat untuk menyelidiki
segala sesuatu, minat anak pada seks ini akan mempunyai arti penting
jika reaksi orang dewasa lain daripada reaksi terhadap minat si anak
pada bidang-bidang lainnya.
25 4) Hasrat Melihat pada Anak-anak
Pengekangan terhadap keinginan untuk melihat juga merintangi
proses belajar, dorongan hati untuk melihat juga merupakan faktor
yang penting bagi perkembangan hasrat belajar, jika sedari kecil si
anak mengalami adanya larangan untuk melihat segala hal, maka
desakan hati untuk melihat itu akan menjadi terkekang.
5) Pengalaman-pengalaman Pertama Di sekolah
Pengalaman-pengalaman si anak pertama di sekolah mempunyai arti
yang menentukan, karena dalam menyambut hari sekolah yang
pertama banyak anak-anak yang bersikap terbuka, ingin tahu dan
mersa tertarik, namun pada hari pertama disekolah ini pun mereka
kerap kali mengalami kekecewaan yang memberatkan, mereka tidak
boleh belajar apapun kecuali mendengarkan segala pembicaraan guru.
(Kurt Singer, 1973 : 78-83)
Adapun indikator yang berkaitan dengan minat adalah sebagai berikut:
1. Minat pergi ke sekolah
2. Minat untuk mematuhi tata tertib sekolah
3. Minat untuk mengikuti proses belajar
Untuk mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk
dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.( Slameto, 1991 : 182)
b. Pengertian Belajar
Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya
mendapatkan kepandaian.( Poerdawaminta, 2006 : 121) Sedangkan menurut
istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, James O.Wittaker, “learning may
be defined as the process by wich behavior orginates or is altered through or
experience. Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkahlaku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan
Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru, serta belajar itu akan lebih baik, kalau subjek belajar itu mengalami
atau melakukannya, jadi tidak ferbalistik.(Sardiman,2009 : 20)
Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi
antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkugannya, yang mungkin
berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung
maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke
dalam diri yang belajar dan dilakukan secara aktif, dengan segenap panca
indera ikut berperan. Oleh karena itu, dapat dikatakan terjadi proses belajar,
apabila seseorang menunjukkan “tingkah laku yang berbeda” sebagai contoh
orang yang belajar itu dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta- fakta
baru atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat
melakukannya, jadi belajar menempatkan seseorang diri status abilitas yang
satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan abilitas, menurut
Bloom, meliputi tiga ranah/matra yaitu : matra kognitif, afektif, dan
psikomotorik. (Sardinian, 2009 : 22)
Faktor- faktor Psikologis dalam belajar
1) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar.
2) Konsentrasi
Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan peratian pada
suatu situasi belajar.
3) Reaksi
Didalam beljar diperlukan keterlibatan unsure fisik maupun mental,
sebagai wujud reaksi
4) Organisasi
29
3) Penyesuaian pengajaran dengan minat siswa
Memang tak mungkin bagi guru untuk hanya membahas bahan-bahan
pelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Namun, guru tentunya dapat
pula lebih mengusahakan agar pelajaran dapat lebih menarik jika
pelajaran itu memang menyangkut bidang tertentu yang harus dibahas
sesuai dengan program pengajaran yang telah ditetapkan
4) Minat guru dan minat siswa
Hal yang tak dapat diremehkan bagi perkembangan minat adalah apakah
pada diri guru tersebut dapat terlihat adanya suatu sikap yang memiliki
daya tarik, siswa nenaruh perhatian yang sangat besar terhadap gurunya,
antara guru dan sikap belajar siswa terjalin suatu hubungan timbal balik.
(Kurt Singer, 1973 : 84-91)
Pengajaran akan lebih menarik bagi siswa jika mereka diberi kesempatan
untuk giat sendiri, kesempatan mengambil sendiri, giat secara mandiri, sudah akan
memungkinkan mereka dapat menyerap bahan - bahan pelajaran. Minat siswa akan
bertambah jika ia dapat melihat dan mengalami bahwa dengan bantuan yang
dipelajari itu ia akan mencapai tujuan tertentu, artinya siswa dapat segera
menerapkan apa yang telah dipelajarinya. Oleh karena itu, bimbingan teknik kerja
lebih berarti bagi siswa daripada penambahan dan perluasan pelajaran. Pelajaran
kesempatan bagi peran serta atau bahkan rasa keterlibatan bagi siswa.
Anak-anak akan memperlihatkan suatu minat dengan jalan menyamakan
dirinya dengan orang dewasa. Jika orangtua merasa tertarik pada sesutau, jika guru
merasa senang akan sesuatu, maka situasi emosional ini pun akan mungkin diambil
si anak, maka contoh sikap yang diperlihatkan seorang guru juga memainkan
peranan penting dalam usaha membangkitkan minat dan perhatian, guru tidak
merasa tertarik dan tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, serta tidak disukai
murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat siswa.
( Kurt Singer, 1973 : 94)
C. Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru
Guru dan siswa memiliki hubungan timbal balik yang dapat saling
mempengaruhi, kedisiplinan guru akan membangkitkan kedisiplinan siswa, karena
dalam pandangannya guru adalah sosok yang diperhatikan dari segi kelakuan
sampai penampilan, sehingga siswa mengenal sosok guru yang diidolakan atau
menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam
suatu kesatuan pengertian.
5) Pemahaman
Pemahaman atau Comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran.
6) Ulangan
Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar,tetapi lupa adalah
sifat umum manusia .Sehubungan dengan kenyataan itu untuk mengatasi
kelupaan diperlukan kegiatan ulangan.(Sardiman, 2009 : 40-41)
c. Rasa Ingin Tahu dan M inat Belajar Disekolah
1) Pertanyaan siswa sebagai ekspresi kesediaan belajar
Jika pertanyaan yang pertama kali diajukan siswa mempunyai arti yang
begitu penting, maka kita harus lebih memperhatikan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa.
2) Merangsang pertanyaan
Merangsang siswa untuk bertanya berarti guru harus siap sedia
menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang datang secara spontan, siswa
akan bertanya kembali jika ia merasa bahwa pertanyaanya yang pertama
mendapat jawaban.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin Ngandong 1. Sejarah Berdirinya
Sejarah berdirinya Madrasrah Ibtidaiyah tidak lepas dari peran Kyai Junet
beliau adalah pengampu pondok pesantren Rodhotutollibin dan masyarakat
Ngandong yang mengingikan adanya lembaga pendidikan formal. Maka pada
tahun 1991 Kepala Desa Banaran memberikan tanah bengkoknya untuk
didirikan madrasah. Maka pada tahun 1991 berdirilah Madrasah Ibtida’iyah
yang diberi nama MADRASAH IBTIDAIYAH ARROSIDrN.
2. Identitas Madrasah Ibtida’iyah Arroysidin Nama Madrasah
: Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin
Surat Keputusan/SK
33
Meja siswa
Kursi
Almari besar
Almari kecil
4. Keadaan Guru
: 140 buah
: 150 buah
: 3 buah
: 4 buah
Tabel II Keadaan Guru
No Nama Jabatan Alamat Tanggal
Mulai Tugas
1 Ariyanti Kepala
Madrasah
Kleteran 2002
2 Achmad faizin Guru Kelas Sorobayan 1995
3 Solekah Guru kelas Gabahan 1995
4 Sarwati Guru Kelas Senobayan 2002
5 Muntaha Guru Kelas Ngandong 2003
6 Indah Sri Guru Kelas Ngandong 2004
7 Umi Farihah Guru Kelas Pendem 2007
8 Suroto Rusman Guru Mapel Pendem 2005
34
5. Struktur Oraganisasi Madrasah Ibtida’iyah Arroysidin Tabel III
Bagan Organisasi Madrasyah
Keterangan
Ketua komite
Kepala Madrasah Ibtida’iyah
Wakil kepala
Sekretaris
Bendahara
Guru kelas 1
Guru kelas 11
: Muh Juli
: Ariyanti, S.Pdl
: Achmad Faizin A.Ma
: Indah Sri N.W
: Suroto Rusman
: Indah Sri N.W
Guru kelas 111
Guru kelas IV
Guru Kelas V
Guru kelas VI
Guru MAPEL
6. Keadaan Komite
: Muntaha, A.Ma
: Solekah, a.Ma
: Sarwati, A.Ma
: Achmad Faizin A.Ma
: Suroto Rusman
Laila Pumami
Tabel IV Komite Madrasah
No Nama Jabatan Unsur
1. Ky. Ali Musyafak Penasehat I Ulama 2. Ky. Jahri Penasehat II Ulama
3 Sukiswoyo Pelindung Kepala Desa
4 Muh Juli Ketuai Tokoh Masyarakat
5 Ibnu Mas’ud Ketua II Tokoh Masyarakat
6 S. Rofi’i Sekretaris Tokoh Masyarakat
7 Habib Sholeh Bendahara Tokoh Masyarakat
8 Jarkoni Humas Tokoh Masyarakat
36
7. Keadaan Siswa
Tabel V
Jumlah Siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong tahun 2010
NO KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH
PUTRA PUTRI
a. Daftar Nama Responden.
Dalam daftar responden berikut ini berisi tentang nama-nama siswa yang
Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan tabelsebagai berikut:
TABEL VI
DAFTAR RESPONDEN
YANG DIJADIKAN OBYEK PENELITIAN
NO NAMA NO NAMA
1 A.WAHIB 26 DIANA ANGGORO
2 ALWIK 27 FAZA KHOIRUNISA
3 HANDIKO 28 ALFIATUL K
4 K.UMAM 29 FARICHA
5 M.ULINUHA 30 ARINI
6 M.WAHYU 31 ELI ROSITA
7 A.AZIS 32 FIRDA
8 A.DIMYATI 33 IRIN BILAWATI
9 AN AS.K 34 AYUK LESTARI
10 A.HARIS 35 ENITASARI
11 A.MAWARDI 36 INAYANTI
12 A.SAIFUDIN 37 LIN A RAHAYU
13 IHSANUDIN 38 MUNAZIROTUN
14 A.HASANUDIN 39 FIFI
15 ARIF.M 40 LAILATUL M
16 EFFENDI 41 MIYATON
17 MARZUKI 42 NIKMATUL UMAH
18 M.ALIMI 43 NURINA
19 A.KHOLIL 44 SITIALIYAH
20 SULKHANUL.M 45 NOVITASARI
21 A.NURUL IRFAN 46 UMRIYAH
23 FAISAL 48 LAILATUL F
24 F.MAJID 49 LAILAYUL A
25 A.HAKIM 50 SOFIYATUN
b. Data Hasil Penyebaran Angket
a) Data Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru
Hasil dari angket yang diberikan kepada responden adalah sebagai
berikut:
TABEL VII
40
41 1 4 5 3 8 5 16 C
42 8 2 0 24 4 0 28 A
43 3 4 3 9 8 3 20 B
44 1 8 1 3 16 1 20 B
45 5 3 2 15 6 2 23 B
46 5 3 2 15 6 2 23 B
47 4 4 2 12 8 2 22 B
48 3 5 2 9 10 2 21 B
49 1 4 5 3 8 5 16 C
50 5 4 1 15 8 1 24 A
Ket.
I. Frekuensi
Frekuensi A adalah jumlah jawaban option yang dijawab A
Frekuensi B adalah jumlah jawaban option yang dijawab B
Frekuensi C adalah jumlah jawaban option yang dijawab C
II. Nilai
Nilai A diperoleh dengan mengalikan frekuensi A dengan bobot
yang telah ditentukan, begitu juda dengan nilai B dan nilai C.
Ketentuan mengenai bobot nilai
- Responden yang menjawab A memiliki bobot nilai 3
- Responden yang menjawab Bmemiliki bobot nilai 2
Responden yang menjawab Cmemiliki bobot nilai 1
41
\
IV. Nominasi
Penentuan nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang dapat
diperoleh dari masing-masing responden. Nilai yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan sekaligus memberikan keterangan
mengenai persepsi siswa tentang keteladanan guru. Dalam hal ini
digunakan rumus interval sebagai berikut:
i = ( Nilai tertinggi - Nilai terendahHl Jumlah interval
i = OO-lOHl = 20+1= 21 =7
3 3 3
Dengan demikian :
- Nominasi A adalah nilai yang beijarak antara (24-30 )
- Nominasi B adalah nilai yang beijarak antara ( 17-23 )
- Nominasi C dalah nilai yang beijarak antara( 10- 16 )
b) Data Tentang Minat Belajar Siswa
Hasil dari angket yang diberikan kepada responden adalah sebagai
ANALISI DATA
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka untuk menentukan langkah
selanjutnya adalah tentang analisis data.
Pembahasan ini di lakukan dalam rangka untuk memperoleh jawaban dari pokok-
pokok masalah yang dipertanyakan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan / diharapkan.
1. Analisis Diskriptif Persepsi Siswa Tentang Keteladanan
Pembahasan diskriptif, yang dipergunakan untuk mengetahui variasi persepsi
siswa tentang keteladanan guru dengan jumlah responden 50 siswa.
Untuk pembahasan ini di gunakan minus statistik prosentase sebagai berikut:
P = F x 100%
N
Adapun langkah - langkahnya
Mentabulasikan data dari angket variasi persepsi siswa tentang keteladanan guru
sekaligus menentukan proseritasenya
TABEL IX
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN
PROSENTASE PERSEPSI SISWA TENTANG KETEL ADANAN GURU
No ITEM JAWABAN PROSENTASE
A B C A B C
1 Sikap gum ketika bertemu dengan
siswa
45
2 Ketika bertemu dengan siswa,
guruakanberjabat tangan
36 12 2 72 24 4
3 Guru sering datang terlambat 30 11 9 60 22 18
4 Ketika guru masuk kelas selalu
mengucapkan salam
30 16 4 60 32 8
5 Penampilan guru selalu bersih dan
rapi
31 15 4 62 30 8
6 Guru selalu berkata baik dan
sopan
31 12 7 62 24 14
7 Guru marah ketika dikelas 36 10 4 72 20 8
8 Guru memukul atau mencubit
Berdasarkan tabel IX , maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Sikap guru ketika bertemu dengan siswa, yang menjawab ya selalu menyapa
terlebih dahulu ada 39 siswa ( 78 % ), yang menjawab kadang menyapa
terlebih dahulu ada 6 siswa ( 12 % ), yang menjawab diam saja ada 5 siswa
(10% ) .
2. Ketika bertemu dengan siswa, guruakanbeijabat tangan, yang menjawab
46
tersenyum ada 12 sisiwa ( 24 % ), yang menjawab tidak berjabat tangan ada 2
sisiwa ( 4 % )
3. Guru sering datang terlambat, yang menjawab guru tidak pernah terlambat ada
30 sisiwa ( 60 % ), yang menjawab kadang terlambat ada 11 sisiwa ( 22 % ),
yang menjawab selalu terlambat ada 9 siswa ( 18 % ).
4. Ketika guru masuk kelas selalu mengucapkan salam, yang menjawab selalu
mengucapkan salam ada 30 siswa ( 60 % ), yang menjawab kadang - kadang
ada 16 siswa (32 % ), yang menjawab tidak sama sekali ada 4 siswa ( 8 %).
5. Penampilan guru selalu bersih dan rapi, yang menjawab selalu bersih dan rapi
ada 31 siswa ( 62 % ), yang menjawab kadang-kadang ada 15 siswa ( 30 % ),
yang menjawab tidak pernah rapi ada 4 siswa ( 8 % )
6. Guru selalu berkata baik dan sopan, yang menjawab selalu berkata dengan
baik dan sopan ada 31 siswa ( 62 % ), yang menjawab kadang - kadang baik
ada 12 siswa (24 % ), yang menjawab selalu berkata sopan ada 7 siswa (14 %
)
7. Guru marah ketika dikelas, yang menjawab gak pernah ada 36 siswa ( 72 % ),
yang menjawabpemah marah ada 10 siswa ( 20 % ), yang menjawab setiap
masuk kelas marah ada 4 siswa ( 8 % )
8. Guru memukul atau mencubit ketika siswa melakukan kesalahan, yang
menjawab tidak memukul atau mencubut ada 26 siswa ( 52 % ), yang
menjawab kadang memukul dan mencubit ada 11 siswa ( 22 % ), yang
47
sama sekali tidak berpesan ada 8 siswa (16 % ).
TABEL X
DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU
NO KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PROSENTASE
1 Tinggi / Baik 2 4 -3 0 19 38%
2 Sedang / Cukup 1 7 -2 3 19 38%
3 Rendah / Kurang 10 -16 12 24%
JUMLAH 50 100 %
2. Analisis Diskriptif Tentang Minat Belajar
Pembahasan kedua ini untuk menentukan variasi minat belajar siswa Madrasah
Ibtida’iyah Ngandong Kec. Grabag Kab. Magelang sebagai berikut:
TABEL XI
FREKUANSI ALTERNATIF JAWABAN DAN PROSENTASE MINAT BELAJAR SISWA
NO ITEM JAWABAN PROSENTASE
A B C A B C
48
menerangkan pelajaran
2 Sikap siswa saat guru
menerangkan pelajaran, ada
temanya yang ramai sendiri
34 10 6 68 20 12
3 Kegiatan siswa saat guru
menerangkan pelajaran
40 6 4 80 12 8
4 Ketika akan mengikuti pelajaran
siswa berada dalam kelas
39 6 5 78 12 10
5 Izin siswa jika berhalangan hadir dan tidak bias mengikuti
pelajaran
34 11 5 68 22 10
6 Persiapan siswa ketika akan
mengikuti pelajaran
34 9 7 68 18 14
7 Sikap siswa dengan catatan yang
yang penting dari guru
31 12 7 62 24 14
8 Sikap siswa dengan keterangan
guru yang belum bisa dipahami
32 12 6 64 24 12
9 Sikap siswa bila mendapat
kesulitan dalam memahami
pelajaran
27 13 10 54 26 20
10 Sikap siswa bila diberi tugas
dirumah oleh guru
30 14 6 60 28 12
Keterangan:
Berdasarkan table X diatas, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut
1. Sikap siswa saat guru menerangkan pelajaran, yang menjawab selalu
dengan teman ada 18 siswa (36 %), yang menjawab tidak mau dengan keterangan
guru ada 11 siswa ( 22 %)
2. Sikap siswa saat guru menerangkan pelajaran, ada teman yang ramai sendiri,
yang menjawab melpaorkan pada guru ada 34 siswa ( 68 % ), yang menjawab
mengigatkan temannya ada 10 siswa (20 % ), yang menjawab masa bodoh ada 6
siswa (12 % )
3. Kegiatan siswa saat guru menerangkan pelajaran, yang menjawab mencatat hal -
hal yang penting ada 40 siswa (80 % ), yang menjawab mencatat dengan
menunggu perintah guru ada 6 siswa ( 12 % ), yang menjawab tidak mau
mencatat ada 4 siswa ( 8 % )
4. Ketika akan mengikuti pelajaran siswa berada dalam kelas, yang menjawab 5-10
menit sebelum pelajaran dimulai ada 39 siswa (78 % ), yang menjawab 2-5 menit
sebelum pelajaran dimulai ada 6 anak ( 12 % ), yang menjawab bersamaan
dengan guru ada 5 anak ( 10 % )
5. Izin siswa bila berhalangan dan tidak mengikutimpelajaran, yang menjawab
selalu meminta izin ada 34 siswa ( 68 % ), yang menjawab kadang - kadang ada
11 siswa ( 22 % ), yang menjawab tidak pernah ada 5 siswa ( 10 % )
6. Persiapan siswa ketika akan mengikuti pelajaran, yang menjawab mempelajari
dulu dirumah ada 34 siswa ( 68 % ), yang menjawab mempelajari dulu dikelas
ada 9 siswa ( 18 % ), yang menjawab tidak mempersiapkan apa - apa dirumah
50
7. Sikap siswa dengan catatan yang penting dari guru, yang menjawab mempelajari
kembali di rumah ada 31 siswa ( 62 % ), yang menjawab mempelajari kembali
menjelang tes ada 12 siswa ( 24 % ), yang menjawab membiarkan saja 7 siswa (
14 % )
8. Sikap siswa dengan keterangan guru yang belum bisa dipahami yang menjawab
membaca sendiri buku- buku yang berhubungan dengan pelajaran ada 32 siswa (
64 % ), yang menjawab menanyakan pada orang lain yang dianggap bisa
9. Sikap siswa bila mendapat kesulitan dalam memahami pelajaran, yang menjawab
menenyakan langsung pada guru ada 27 siswa ( 54 % ), yang menjawab
menanyakan pada teman yang dianggap bisa ada 13 siswa ( 26 % ), yang
menjawab berdiam diri ada 10 siswa ( 20 % )
10. Sikap siswa bila diberi tugas dirumah oleh guru, yang menjawab selalu
mengeijakan ada 30 siswa ( 60 % ), yang menjawab kadang - kadang ada 14
siswa (28 % ), yang menjawab tidak pernah ada 6 siswa (12 % ).
TABEL XII
DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT BELAJAR SISWA
NO KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PROSENTAS
E
1 Tinggi / baik 2 4 -3 0 18 36%
2 Sedang / Cukup 1 7 -2 3 21 42%
3 Rendah / Kurang 1 0 - 1 6 11 22%
Dari tabel diatas ( tabel XI ) dapat dilihat bahwa variasi minat belajar
siswa pada taraf tinggi / baik ada 36 %, pada taraf sedang / cukup ada 42 %, pada
taraf rendah / kurang ada 22 %.
3. Analisis Diskriptif persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar
Untuk pembahasan ini adalah menggunakan analisa inferensial yang di maksudkan
untuk mengetahui sejauh mana persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap
minat belajar siswa Madrasah ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong tahun 2010.
Teknik analisis yang penulis gunakan adalah dengan rumus statistik Chi kuadrat,
sebagai berikut:
X2 = (fo - fh)2 fh
Keterangan:
X2 = Chi Kuadrat
Fo = Frekuensi yang diperoleh dari sample
Fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sample sebagai pencerminan dari
frekuensi yang diharapkan dari sample.
Secara oprasional, langkah - langkah yang penulis tempuh dalam
menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun tabel persiapan frekuensi yang dipergunakan untuk menghitung Chi
52
2. Menyusun tabel frekuensi yang diperoleh dari observasi dalam sampel
3. Menyusun tabel frekuensi yang diharapkan dalam populasi
4. Membuat tabel kerja untuk menghitung Chi Kuadrat
5. Membandingkan Chi Kuadrat empiris dengan tabel Chi Kuadrat batas penolakan.
Langkah - langkah tersebut akan penulis uraikan satu persatu sebagai berikut:
TABEL XIII
TABEL PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG CHI KUADRAT No
Responden
Persepsi keteladanan guru Minat belajar siswa
54
UNTUK MENENTUKAN FREKUENSI YANG DIPEROLEH ( fo ). PERSEPSI MINAT BELAJAR SISWA JUMLAH KETELADANAN GURU BAIK CUKUP KURANG
BAIK 3 11 5 19
CUKUP 10 5 4 19
KURANG 5 5 2 12
JUMLAH 18 21 11 50
TABEL XV
UNTUK FREKUENSI YANG DIHARAPKAN ( fh ). PERSEPSI
KURANG 4,32 5,04 2,64 12
55
TABEL XVI
TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG CHI KUADRAT
PEREPSl SISW A
BAIK BAIK 3 6,84 -3,84 14,746 2,156
CUKUP 11 7,98 3,02 9,120 1,143
KUARANG 5 4,18 0,82 0,672 0,161
JUMLAH 19 19 3,46
CUKUP BAIK 10 6,84 3,16 9,986 1,460
CUKUP 5 7,98 -2,98 8,880 1,113
KURANG 4 4,18 -0,18 0,032 0,008
JUMLAH 19 19 2,581
KURANG BAIK 5 4,32 0,68 0,462 0,107
CUKUP 5 5,04 -0,04 0,002 0,000 KURANG 2 2,64 -0,64 0,410 0,155
JUMLAH 12 12 0,262
JUMLAH
TOTAL 50 50 6,303
Dari tabel chi kuadrat diatas, maka untuk langkah selanjutnya adalah
mengadakan tes signifikansi ( pembandingan antara Chi Kuadrat empiris dari total
keseluruhan / jumlah total adalah 6,303. Besar nilai Chi Kuadrat empiris tersebu jika
dikonsultasikan dengan nilai Chi Kuadrat dalam taraf signifikansi 5 %(pada tabel)
diperoleh nilai batas penolakan sebesar 5,991 dan dalam taraf signifikansi 1 % (pada
56
Dengan demikian , hipotesa yang menyatakan ada pengaruh antara keteladanan
guru terhadap minat beljar siswa dapat diterima secara meyakinkan baik dalam taraf
5 %(dalam tabel) maupun 1 %(dalam tabel).
Untuk lebih jelasnya dan meyakinkan lagi dari kesimpulan diatas, maka penulis akan
mengoreksi lagi dengan rumus analisi korelasi kontigensi, dengan rumus sebagai
berikut:
KK
Keterangan:
KK : Koefisien Kontigensi
: Harga Chi Kuadrat
: Jumlah subyek Penelitian
KK
57
Dari analisis tersebut diperoleh nilai KK = 0,335. Nilai KK ini
dikonsultasikan dengan rumus Phi =J0 dengan rumus sebagai berikut
j0r = KK
0.335____
\ | 1 - 0,3352
' 0.335____
1-0,H2
0,335
= 0,888
0,335 = 0,356 0,942
Berdasarkan analisa tersebut, maka diperoleh nilai Phi = 0,356, nilai ini
kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai r product moment 48 (N- n r ) = (50 -2) =
48 dalam taraf signifikansi 5 %(pada tabel) adalah taraf 0,284 dan taraf signifikansi 1
% (pada tabel) 0,368.
Dari konsultasi tersebut ternyata nilai KK = 0,356 berada diatas penolakan
nilai r (pada tabel) produck moment N = 48 dalam taraf signifikansi 5 % (pada tabel).
Dengan demikian, jelaslah bahwa hipotesa yang menyatakan ada pengaruh
atau teladan guru semakin baik pula minat belajar siswa pada Madrasah Ibtida’iyah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian secara cermat tentang “ Persepsi Siswa
Tentang Keteladanan Guru Terhadap Minat Belajar siswa Madrasah ibtid’iyah
Arrosyidin Ngandong Tahun 2010 maka, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis diskriptif persepsi siswa tentang keteladanan guru
hasilnya sebagai berikut:
1) 38 % berada dalam kategori baik
2) 38 % berada dalam kategori cukup
3) 24% berada dalam kategori kurang
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa
beranggapan bahwa guru adalah sebagai teladan atau contoh di Madrasah
Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong.
2. Berdasarkan analisis diskriptif tentang minat belajar siswa hasilnya
sebagai berikut:
1) 36 % berada dalam kategori baik,
2) 42 % berada aalam kategori cukup,
Dari hasil pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
minat belajar siswa Madrasah Ibtida’iyah Arrosyidin Ngandong adalah
dalam kriteria cukup
3. Berdasarkan analisis diskriptif persepsi siswa tentang keteladanan guru
terhadap minat belajar siswa yaitu menggunakan analisis statistik Chi
Kuadrat, ternyata nilai kuadrat empiris adalah 6,303 lebih besar dari batas
penolakan dalam taraf signifikansi 5 % ( pada tabel) = 0, 284 lebih besar
dari taraf signifikansi 1 % ( pada tabel ) = 0,368.
Dengan demikian, hipotesa yang menyatakan ada pengaruh persepsi
siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar siswa dapat diterima
secara meyakinkan, atau dengan kata lain bahwa hipotesa nihil adalah
ditolak
Sehingga kesimpulannya ada hubungan antara persepsi siswa tentang
keteladanan guru terhadap minat siswa
B. Saran
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penulis gunakan, yaitu
observasi, wawancara dokumentasi dan perhitungan angket dapat diambil
kesimpulan persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap minat belajar
siswa. Sehubungan dengan masalah tersebut, dalam bagian ini dikemukakan
beberapa saran dengan harapan agar dapat menimbulkan suatu pemikiran
1. Untuk guru
1) Guru harus bisa mempertahankan bahkan meningkatkan citra yang
baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat.
2) Untuk mencapai keberhasilan menumbuhkan minat belajar siswa,
guru dapat menggunakan berbagai macam strategi yang tepat,
seperti: memberikan hukuman yang wajar dan mendidik, memberi
pujian dan hadiah sebagai motivasi.
2. Untuk siswa
1) Siswa yang berperan sebagai anak didik hendaknya menuruti,
menerima dan mentaati serta menjalankan segala nasehat atau
arahan yang positif dari guru, baik berupa perintah maupun
larangan.
2) Siswa hendaknya belajar dengan rajin agar tercapai apa yang dicita
-citakan
3. Untuk sekolah
Untuk bisa tetap eksis diharapkan agar aktifitas sekolah lebih ditingkatkan
lagi mutu dan kualiatasnya sehingga dapat menarik perhatian masyarakat.
Alhamdulillah, berkat kemurahan Allah SWT, penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangannya dan disadari
62
disebabkan masih terbatasnya pengetahuan dan dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan penulisan skripsi ini, dan
saran tersebut akan diterima dengan senang hati.
Akhirnya diharapkan agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Alfred, sriyani lilik, penulisan karya ilmiah, STAIN Salaiga, Salatiga, 2001.
Ahmad D Marimba, pengantar filsafat pendidikan islam, PN. Al Maa’rif, Bandung, 1989
Arifin H.M, perbandingan pendidikan Islam, Rineka, Jakarta, 1994.
Ariani Darota Wahyu, pengendalian kualitas statistik, Andi, Yogyakarta, 2004.
Al munir Samir Mahmud, Guru teladan, Gema Insani, Jakarta, 2004.
Branen Julia, Memadu Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.
Departemen Agama RI, Al- Qur’an Dan Terjemahnya, CV. Toha Putra Semarang, 1989.
Depdikbud, kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, tt
Dimyati Mahmud, M. Drs. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan PN. FKIP IKIP Yogyakarta, 1990.
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Di sekolah, Remaja Karya, Bandung, 1987.
Oemar hamalik, Dr. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, PN. Tarsito, Bandung, 1979.
Proyek Pengadaan Kitab Suci, Al-qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta ,1982.
Porwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pusaka, Jakarta, 1982
Sardinian Am, Interaksi Dan Moivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1990.
Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
Sarif Arry Maulana, Tata Letak Halaman, Elex Media Kompuindo, Jakarta, 2004.
Suharsimi Arikuno, Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PN.Rineka Cipta, jakarta, 1993.
Sumanto Wasy, psikologi pendidikan, Rineka Cipta, tk, 1990.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : UMI FARIHAH
2. NIM : 11408175
3. Tempat/tgl lahir : Magelang, 17 Agustus 1986
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Warga Negara : Indonesia
7. Alamat rumah : Pendem RT/7 RW/1, Banaran Kec Grabag, Kab Magelang
Jenjang Pendidikan:
1. MI MA’ARIF PENDEM : Lulus Tahun 1999
2. Mts NEGRI GRABAG : Lulus Tahun 2002
3. MA NEGRI 1 MAGELANG : Lulus Tahun 2005
4. DII PGAMI STAIN Salatiga : Lulus Tahun 2007
5. Masuk Program Ekstensi PAI STAIN Salatiga : Tahun 2008
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Penulis