• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Arti Penting Keteladanan Guru 1. Pengertian keteladanan

3. Interaksi Guru teladan dengan siswa

Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang guru ialah ketika di kelas dapat melakukan interaksi dengan siswanya sehingga bisa mempermudah dan memperlancar dalam menyampaian materi pelajaran, berikut interaksi-interaksi yang dapat dilakukan oleh seorang guru

a. Ketika masuk kelas, guru menunjukkan wajah yang cerah kepada siswanya dilanjutkan dengan mengucapkan salam begitu pula jika guru bertemu siswanya di luar kelas hendaklah mengucapkan salam terlebih dahulu dan diusahakan beijabat tangan

b. Guru memulai pembicaraan dengan mengucapkan hamdalah dan shalawat c. Jika menjelaskan pelajaran di atas papan tulis, buatlah tulisan basmalah

dengan demikian, mereka tahu bahwa bacaan basmalah itu disunnahkan dibaca diawal setiap pekerjaan

d. Setelah selesai pelajaran dan sebelum berpisah dengan siswa, guru membaca

surah al-asr dan do’a kaffaratul majlis

e. Guru sebisanya melaksanakan sholat fardhu beijama’ah dengan siswanya di masjid sekolah. (Al- munir Mahmud Samir, 2004 : 40)

Adapun indikator dari persepsi siswa tentang keteladanan guru adalah sebagai berikut:

1) Guru berpenampilan penuh kasih sayang 2) Guru berperilaku sopan dan santun 3) Guru membiasakan berkata sopan 4) Guru bersikap saling menghormati B. Pengertian Minat Belajar

Dalam memudahkan pemahaman tentang minat belajar, maka dalam pembahasan ini terlebih dahulu akan diuraikan menjadi minat dan belajar,

a. Pengertian Minat

1) Pengertian Minat

Secara Bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.(Porwadarminta, 2006 : 744)

suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. (Slameto,1991 : 182) Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang inginkan, sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Menurut istilah minat adalah landasan yang paling penting demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar ia akan cepat mengerti dan mengingatnya. Belajar akan merupakan suatu siksaan dan tidak akan memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa- siswanya berarti telah melakukan hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan belajar siswa - siswanya. Sebab, minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.

2) Timbulnya Minat

Seorang anak yang tidak diperbolehkan bertanya dan melihat secara bebas dan wajar akan mengalami kesukaran dalam mengembangkan minat belajarnya, sikap rasa ingin tahu yang tak dapat tumbuh itu pasti akan menghambat proses belajar.

23 Hal -hal yang mempengaruhi timbulnya minat

1) Dunia Dengan Sifatnya yang Mengajak

Pendapat mengatakan bahwa sejak semula dunia ini menunjukkan sesuatu yang bersifat mengajak bagi seorang anak, artinya dunia ini memperlihatkan dirinya dengan cara yang menarik dan memikat, selama bulan-bulan dan tahun-tahun pertama pun sikap belajar seorang anak sudah dipengaruhi oleh perasaan-perasaan yang didapatnya dalam mengumpulkan pengalaman-pengalamannya. Ketika melihat suatu benda si anak mengkaitkan pengalamanya ini dengan dengan perasaan-perasaan tertentu. Jika perasaan -perasaan ini menyenangkan, si anak akan cenderung untuk terus melakukan pendekatan terhadap benda benda tadi, sebaliknya , jika pengalaman- pengalaman tadi tidak menyenangkan, maka ia akan berusaha menghindarinya.

2) Hasrat Bertanya pada Anak-anak

Anak-anak kecil memiliki hasrat belajar yang besar. Ini terlihat melalui keinginan untuk mengajukan pertanyaan secara tak henti- hentinya. Dalam psikoogi perkembangan disebutkan adanya dua kelompok umur bertanya. Dalam kelompok umur yang pertama, yang dimulai pada usia satu setengah tahun , anak menanyakan nama-nama

benda, ia berusaha menandai benda-benda, setelah mengenal benda-benda tersebut, ia dapat merasa memiliki benda-benda dan sekaligus sebagai seorang manusia ia sapat memisahkan dirinya dari benda-benda tadi. Dalam kelompok umur bertanya yang kedua kira- kira dimulai sejak usia tiga tahun yang dipertanyakan bukan nama- nama benda melainkan mereka mendesak orang dewasa dengan pertanyaan-pertanyaan : mengapa, di mana, siapa, kapan,.

3) Minat Anak-anak pada Seks

Dalam usia antara empat sampai enam tahun pertanyaan dan penelitian si anak didorong oleh rasa ingin tahunya tentang dunia seksual, anak ingin mengetahui apa perbedaan antara lelaki dan perempuan, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang terjadinya manusia, kehamilan dan kelahiran. Dorongan ingin meneliti dunia seksual ini tertanam dalam segala pertanyaan yang diajukan kepada dunia lingkungannya, dorongan ini merupakan sebagian dari rasa ingin tahunya yang digunakannya sebagai alat untuk menyelidiki segala sesuatu, minat anak pada seks ini akan mempunyai arti penting jika reaksi orang dewasa lain daripada reaksi terhadap minat si anak

pada bidang-bidang lainnya.

25 4) Hasrat Melihat pada Anak-anak

Pengekangan terhadap keinginan untuk melihat juga merintangi proses belajar, dorongan hati untuk melihat juga merupakan faktor yang penting bagi perkembangan hasrat belajar, jika sedari kecil si anak mengalami adanya larangan untuk melihat segala hal, maka desakan hati untuk melihat itu akan menjadi terkekang.

5) Pengalaman-pengalaman Pertama Di sekolah

Pengalaman-pengalaman si anak pertama di sekolah mempunyai arti yang menentukan, karena dalam menyambut hari sekolah yang pertama banyak anak-anak yang bersikap terbuka, ingin tahu dan mersa tertarik, namun pada hari pertama disekolah ini pun mereka kerap kali mengalami kekecewaan yang memberatkan, mereka tidak boleh belajar apapun kecuali mendengarkan segala pembicaraan guru. (Kurt Singer, 1973 : 78-83)

Adapun indikator yang berkaitan dengan minat adalah sebagai berikut: 1. Minat pergi ke sekolah

2. Minat untuk mematuhi tata tertib sekolah 3. Minat untuk mengikuti proses belajar 4. Minat untuk mengerjakan tugas.

Untuk mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.( Slameto, 1991 : 182)

b. Pengertian Belajar

Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian.( Poerdawaminta, 2006 : 121) Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, James O.Wittaker, “learning may

be defined as the process by wich behavior orginates or is altered through or

experience. Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkahlaku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan

Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, serta belajar itu akan lebih baik, kalau subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak ferbalistik.(Sardiman,2009 : 20)

Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkugannya, yang mungkin

berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar dan dilakukan secara aktif, dengan segenap panca

indera ikut berperan. Oleh karena itu, dapat dikatakan terjadi proses belajar, apabila seseorang menunjukkan “tingkah laku yang berbeda” sebagai contoh orang yang belajar itu dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta- fakta baru atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya, jadi belajar menempatkan seseorang diri status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan abilitas, menurut Bloom, meliputi tiga ranah/matra yaitu : matra kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Sardinian, 2009 : 22)

Faktor- faktor Psikologis dalam belajar

1) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.

2) Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan peratian pada suatu situasi belajar.

3) Reaksi

Didalam beljar diperlukan keterlibatan unsure fisik maupun mental, sebagai wujud reaksi

4) Organisasi

29

3) Penyesuaian pengajaran dengan minat siswa

Memang tak mungkin bagi guru untuk hanya membahas bahan-bahan pelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Namun, guru tentunya dapat pula lebih mengusahakan agar pelajaran dapat lebih menarik jika pelajaran itu memang menyangkut bidang tertentu yang harus dibahas sesuai dengan program pengajaran yang telah ditetapkan

4) Minat guru dan minat siswa

Hal yang tak dapat diremehkan bagi perkembangan minat adalah apakah pada diri guru tersebut dapat terlihat adanya suatu sikap yang memiliki daya tarik, siswa nenaruh perhatian yang sangat besar terhadap gurunya, antara guru dan sikap belajar siswa terjalin suatu hubungan timbal balik. (Kurt Singer, 1973 : 84-91)

Pengajaran akan lebih menarik bagi siswa jika mereka diberi kesempatan untuk giat sendiri, kesempatan mengambil sendiri, giat secara mandiri, sudah akan memungkinkan mereka dapat menyerap bahan - bahan pelajaran. Minat siswa akan bertambah jika ia dapat melihat dan mengalami bahwa dengan bantuan yang dipelajari itu ia akan mencapai tujuan tertentu, artinya siswa dapat segera menerapkan apa yang telah dipelajarinya. Oleh karena itu, bimbingan teknik kerja lebih berarti bagi siswa daripada penambahan dan perluasan pelajaran. Pelajaran yang dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian murid harus memberikan

kesempatan bagi peran serta atau bahkan rasa keterlibatan bagi siswa.

Anak-anak akan memperlihatkan suatu minat dengan jalan menyamakan dirinya dengan orang dewasa. Jika orangtua merasa tertarik pada sesutau, jika guru merasa senang akan sesuatu, maka situasi emosional ini pun akan mungkin diambil si anak, maka contoh sikap yang diperlihatkan seorang guru juga memainkan peranan penting dalam usaha membangkitkan minat dan perhatian, guru tidak merasa tertarik dan tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, serta tidak disukai murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat siswa.

( Kurt Singer, 1973 : 94)

Dokumen terkait