• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010) - Test Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

dalam Ilmu Tarbiyah

NIM : 121 07 026

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

Website : www.slainsalatiga.ac.id E -m ail: adniinislrasift/ slainsalatiga ac.id

DEKLARASI

B ism ilahirrahm anirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2009 Penulis

Yun Afifah NIM. 121 07 026

(3)

Website : www.stainsalaiiua.ac.icl E -m ail: admi»islrasi.'«istninsalaUua.ae.kl

Dra. Siti Asdiqoh, M.Si DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

Saudari Yun Afifah

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

A ssalam u'alaikum . Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR

FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH

SlIALAT (Studi Kasus pada Siswa Kelas X

Salatiga, 25 Agustus 2009 Pembimbing

Dra.

Siti Asdiqoh, M.Si NIP. 19680812 199403 2 003

(4)

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : Yun Afifah dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 026 yang berjudul : " KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQIH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010)", Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: 12 September 2009 M yang bertepatan dengan tanggal 22 Ramadhan 1930 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

12 September 2009 M Salatiga, ---22 Ramadhan 1430 H

Panitia Ujian

Sekretaris Sidang /

Dra. Diami'atul Islamiyah, M.Ag NIP. 19570812 198802 2 001

Dr. H. Muh. Sa< rozi M.Ag

Dra.

Siti Asdigoli, M.Si NIP. 19680812 199403 2 003

(5)
(6)

Skripsi ini penulis persem6akkgn untuki

1. (Bapak- M. Sukardi dan i6u S iti Maria tercinta, yang tetak mencurafkgn segala nsafa untuk..

mem6antu melancarkan studiku, tidak- lupa adikku tersayang Irvan Zainudin dan keluarga 6esar Muk. Xkuseini sekeluarga dan Muk. Iman sekeluarga yang selalu mendo'akgn dalam melancarkan pem6uatan skripsi ini

2. Alm am ater Sekolak Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

3. (Dra. S iti Asdiqok, M .Si yang telak mem6im6ing dan mem6eri dorongan dalam menyelesaikan skripsi 4. Calon suami Andika S yang selalu memotivasi dan

mendoakan dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Teman-teman S-Clak yang telak mem6erikgn dukungan dalam menyelesaikan skripsi yaitu Nurul, Nerlis, Ayuki T)ina, W ida, Aujar, A rin i dan Vgik^ 6. Teman-teman kampus angkatan 2007 terima kgsik

atas kekersamaannya selama ini, semoga jalinan persaudaraan ini tidakterputus

(7)

(*■**“ j Z 'jJl <05i «j

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan karunia dan nikmat kepada kita sekalian khususnya penulis, sehingga

penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, serta para sahabat,

keluarga dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan sunahnya di

dalam kehidupan sehar-hari termasuk kita semua.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PIQII DENGAN

PENGAMALAN IBADAH SHOLAT (Studi Kasus pada Siswa Kelas X

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010)".

Menyadari keterbatasan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang banyak melibatkan banyak ukiran tangan dari berbagai pihak tidak lupa

penulis mengucapkan terimakasih yang sebayak-banyaknya kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN

2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN

Salatiga.

3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam

membimbing penyelesaian penilisan skripsi ini.

(8)

5. Drs. H. Badaruddin, M.Ag, Selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri I Salatiga

dan segenap keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri I Salatiga

6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan

motivasi demi kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi

7. Seluruh sahabat-sahabat yang selalu memberikan dorongan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta

pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya tiada yang patut penulis sampaikan, melainkan ucapkan terima

kasih atas segala bantuan dan dorongan dengan teriring do'a semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat.

Salatiga, Agustus 2009

Penulis

Yun Afifah

(9)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR IS I... ix

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Hipotesis Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Definisi Operasional... 5

G. Metode Penelitian... 6

H. Sistematika Penulisan... 11

(10)

1. Pengertian Prestasi... 13

2. Sifat-Sifat Individu yang Berprestasi... 14

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.. 15

4. Pengertian Belajar... 19

5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Fiqih... 22

6. Pengertian Fiqih... 23

7. Dasar dan Tujuan Belajar Fiqih... 26

B. Pengamalan Ibadah Sholat... 27

1. Pengertian Pengamalan Ibadah Sholat... 27

2. Pengertian Sholat... 30

3. Hikmah Sholat... 33

4. Pengertian Evaluasi... 35

C. Korelasi Antara Prestasi Belajar Fiqih dengan Pengamalan Ibadah Sholat... 36

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MAN I Salatiga... 41

1. Profil MAN Salatiga... 41

2. Visi dan Misi... 43

3. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan... 43

4. Upaya-upaya yang Harus Ditempuh untuk Mencapai Tujuan... 44

(11)

7. Sarana dan Prasarana... 46

8. Pembagian Tugas Mengajar... 46

9. Proses Pengajaran Bidang Fiqih Kelas X

Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga... 47

10. Kegiatan Ekstrakulikuler dan Guru Pengampu

Ekstrakulikuler di Madrasah Aliyah Negeri I

Salatiga Tahun 2009/2010... 50

B. Penyajian Data... 51

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Pertama... 59

B. Analisis Kedua... 66

C. Analisis Ketiga... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 77

B. Saran-saran... 78

C. Penutup... 79

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)
(13)

Tabel I Daftar Nama Responden Responden Siswa MAN 1

Salatiga Tahun 2009/2010... 52

Tabel II Daftar Jawaban Angket Prestasi Belajar Fiqih... 54

Tabel III Daftar Jawaban Angket Pengamalan Ibadah Sholat... 56

Tabel IV Daftar Hasil Angket Tentang Prestasi Belajar Fiqih... 60

Tabel V Daftar Distribusi Frekuensi Tentang Prestasi Belajar Fiqih 62 Tabel VI Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Prestasi Belajar F iqih... 65

Tabel VII Daftar Hasil Angket Tentang Pengamalan Ibadah Sholat... 66

Tabel VIII Daftar Distribusi Frekuensi Tentang Pengamalan Ibadah Sholat... 68

Tabel IX Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Pengamalan Ibadah Sholat... 72

Tabel X Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Prestasi Belajar Fiqih Dengan Pengamalan Ibadah Sholat... 73

(14)

A. Latar Belakang

Ibadah merupakan perbuatan yang dilakukan oleh semua manusia yang

hidup di dunia, dan akan diberikan pahala kepada orang yang melaksanakan

kelak di alam akherat. Ibadah ini pula yang menjadi tugas dan kewajiban

manusia kepada Allah. Seorang muslim hidup di dunia mempunyai tugas dan

tujuan yaitu menyembah Allah dan tidak mempersekutukan dengan apapun,

serta beribadat kepada-Nya.

Ibadah sholat tidak dapat dimengerti akan kebutuhannya, dan tidak

dapat dirasakan kenikmatannya kecuali oleh orang yang mengetahui satu-

satunya hubungan “ajaib” ini antara hamba dan Rabb-Nya. Memang sholat

adalah hubungan ajaib yang tidak ada duanya, tidak ada bandingannya, yang

tidak dapat dikiaskan dengan hubungan antara dua makhluk di atas bumi ini.1

Agama Islam mengajarkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu

meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, dengan pendidikan agama dapat

diharapkan anak didik menjadi baik dan berprestasi khususnya dalam bidang

mata pelajaran fiqih dan pengamalan ibadah sholat.

Berdasarkan taraf penelitian yang dilakukan di MAN 1 Salatiga bahwa siswa yang biasanya mendapatkan nilai pelajaran fiqih baik, tetapi siswa tersebut belum tentu dalam pengamalan ibadah sholat baik. Penyebab ini dapat

1 An-Nadwi Al-Hasanai, Empat Sendi Agama Islam, PT. Melton Putra, Jakarta, 1992, him. 1

(15)

terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain, lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Dalam kehidupan manusisa sangat membutuhkan bimbingan dan

pertolongan ke arah yang baik, sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri.

Bimbingan dan pertolongan yang baik awal dari pendidikan yang akan

mengarahkan manusia untuk mentaati aturan perintah Allah dan menjauhi

segala larangan-Nya. Karena selama ini, siswa kurang memperhatikan

pelajaran fiqih, hal ini dikarenakan kurangnya stimulus yang diberikan oleh

guru dan kurangnnya fariasi, inovasi dalam hal mengajarkan fiqih. Sehingga

anak-anak kurang memperhatikan gurunya padahal sholat itu sudah menjadi

kewajiban pada diri masing-masing anak dan sudah menjadi kesadaran anak-

anak dalam melaksanakan sholat setiap hari. Sehingga siswa merasa kurang

memahami pelajaran fiqih, karena penyampian pengajaran di dominasi satu metode saja. Walaupun nilai siswa mencapai nilai delapan, namun siswa

belum cukup menunjukkan memiliki kecakapan efektif yang tinggi

sebagaimana yang ditetapkan standar kompetensi fiqih.

Dengan demikian prestasi belajar dengan pengamalan ibadah sholat

baru diwujudkan dengan sikap dan perilaku siswa yang mengacu pada hasil

pengajaran yang sesuai dengan standar yang ditetapkan, yang mampu

mengembangkan dan mendewasakan anak didik disekolah.

(16)

ibadah sholat. Pengamalan merupakan gambaran dan wujud dari pengajaran

fiqih yang telah diberikan guru dalam proses mengajar sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin membuktikan tentang

prestasi belajar fiqih hubungan dengan pengamalan ibadah sholat pada kelas X

Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga. Maka penulis mengambil judul

“KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQIH DENGAN

PENGAMALAN IBADAH SHOLAT”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prestasi belajar fiqih siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1

Salatiga tahun ajaran 2009/2010.

2. Bagaimana pengamalan ibadah sholat siswa kelas X Madrasah Aliyah

Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2009/2010.

3. Adakah korelasi antara prestasi belajar fiqih dengan pengamalan ibadah

sholat pada kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga dalam bidang fiqih tahun ajaran 2009/2010.

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui prestasi belajar fiqih siswa kelas X Madrasah Aliyah

Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui pengamalan ibadah siswa kelas X Madrasah Aliyah

(17)

3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara prestasi belajar fiqih dengan pengamalan ibadah siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga tahun

ajaran 2009/2010.

D. Hipotesis

Dari kata hipotesis memang berasal dari dua penggalan kata yaitu

“hypo” yang artinya di bawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis adala suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.2 Sesuai dengan judul

maka penulis memperkirakan hipotesis “ada hubungan positif antara prestasi

belajar fiqih dengan pengamalan ibadah sholat pada siswa kelas X Madrasah

Aliyah Negeri 1 Salatiga, atau dengan kata lain semakin tinggi prestasi belajar

fiqih, semakin tinggi pula pengamalan ibadah sholat.

E. Manfaat

1. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, untuk mengetahui tingkat prestasi belajar fiqih pada

siswa Madarasah Aliyah Negeri 1 salatiga.

b. Bagi guru, supaya siswa-siswanya dapat memahami dan mengerti

bagaimana cara pengamalan ibadah sholat.

(18)

b. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis ini berdasarkan teori-teori yang dapat digunakan

sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil prestasi belajar fiqih dan

pengamalan ibadah sholat.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi keslahan dalam menginterprestasikan fokus masalah,

peneliti memberi penjelasan istilah tentang korelasi antara prestasi belajar

fiqih dengan pengamalan ibadah sholat yaitu:

1. Korelasi

Hubungan timbal balik atau sebab akibat.3

2. Prestasi belajar fiqih

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan.4 Menurut Hanafi arti fiqih secara bahasa adalah mengetahui

hukum-hukum syara’ tentang perbuatan orang mukallaf.5

Jadi prestasi belajar fikih adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh

siswa dan mata pelajaran fiqih yang ditunjukkan dengan nilai rapot dan

pemahaman tentang materi fiqih yang berkaitan dengan thoharah dan

sholat.

3. Pengamalan ibadah sholat

Ibadah adalah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya untuk memuliakan tuhannya.6

3 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa lndonesa. Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 595 4 Ibid, him. 895

(19)

Pengertian sholat menurut istilah syara’ adalah: seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Kewajiban sholat termasuk rukun Islam, diwajibkan ketika

Rasulullah mi’roj, Imam Syafi’i mengatakan bahwa sholat yang wajib

hanyalah lima waktu yaitu shubuh, dhuhur, asar, magrib dan isa’.7

Dalam skripsi ini hanya dibatasi pada pengamalan ibadah sholat

karena sholat merupakan cirri-ciri yang mudah untuk menetapkan teguh

dan tidaknya seseorang memeluk agama islam.

Jadi yang dimaksud dengan korelasi prestasi belajar fiqih dengan

pengamalan ibadah sholat adalah suatu hubungan yang diraih dari hasil

belajar fiqih yang ditunjukan dengan nilai rapot dari masing-masing siswa

dengan kesungguhan hati dalam melaksanakan ibadah sholat pada siswa

kelas X Madarasah Aliyah Negeri 1 Salatiga.

Karena sholat itu termasuk hukum islam yang kedua dalam segi

hukumnya ada yang wajib dan ada yang sunah, yang wajib bagi umat

Islam secara pribadi dituntut untuk melaksanakannya yaitu sholat wajib.

G. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data sebagai bahan

penyusunan skripsi penulis menggunakan metode :

(20)

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi adala

seluruh siswa kelas X madrasah Aliyah negeri 1 Salatiga tahun ajaran

2009/2010. Dengan jumlah populasi 224 yang terdiri dari 6 kelas yaitu

kelas XI 39, X2 38, X3 39, X4 38, X5 33 , X6 37.

2. Sampel

Adalah bagian dari populasi yang dijadikan sarana penelitian yang dianggap dapat mewakili populasi.8

Mengenai teknik pengambilan sampel tidak ada ketentuan yang

pasti berapa banyaknya.

Menurut Suharsimi Arikunto sekedar sebagai ancer-ancer bila

populasinya besar bisa diambil antara 10-20% atau 20-25%. Maka

menurut penulis menetapkan besarnya sampel 15% dari besarnya populasi.

Menurut peneliti, populasi yang diambil termasuk populasi besar,

maka sampel yang diambil sebanyak 15%, jadi dari 224 siswa di ambil

15% diperoleh 34 siswa sampel kemudian dibuat menjadi 34 siswa atau

responden.9 Dengan rincian sebagai berikut:

- Kelas XI sebanyak 39 siswa, diambil 15% yaitu sebanyak 6 siswa.

- Kelas X2 sebanyak 38 siswa, diambil 15% yaitu sebanyak 6 siswa. - Kelas X3 sebanyak 39 siswa, diambil 15% yaitu sebanyak 6 siswa.

- Kelas X4 sebanyak 38 siswa, diambil 15% yaitu sebanyak 6 siswa.

8 Sutrisno Hadi, Metodologi Risearch Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM, 1983,

him. 112

(21)

- Kelas X5 sebanyak 33 siswa, diambil 15% yaitu sebanyak 5 siswa.

- Kelas X6 sebanyak 37 siswa, diambil 15% yaitu sebanyak 5 siswa.

Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 34 siswa yang terdiri dari kelas

X Madrasah Aliyah Negeri 1 salatiga.

3. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu :

1. Variabel pertama adalah prestasi belajar ftqih indikatornya adalah

sebagai berikut:

a. Nilai mata pelajaran fiqih dalam rapor lebih dari 8

b. Mengetahui hal-hal bersuci

e. Mengetahui eara-eara bersuci

d. Mengetahui syarat dan rukun sholat

e. Mengetahui tatacara bersuci

f. Mengetahui tatacara sholat

2. Variabel kedua adalah pengamalan ibadah sholat indikatornya adalah

sebagai berikut:

a. Membiasakan sholat tepat waktu

b. Membiasakan sholat berjamaah di masjid

c. Merasa belum tenang jika belum sholat

d. Kesadaran dalam menjalankan ibadah sholat yang sesuai dengan syariah

e. Hafal seluruh bacaan sholat

(22)

4. Pengumpulan data

a. Metode angket/ kuesioner

Maksudnya adalah penyelidikan masalah yang banyak

menyangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan

mengedarkan formulir daftar pertanyaan diajukan secara tertulis kepada

sejumlah obyek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan atau respon)

tertulis seperlunya.10 Metode ini digunakan untuk memperoleh data

tentang prestasi belajar fiqih dan pengamalan ibadah sholat oleh guru.

b. Metode dokumentasi

Adalah mencari-cari data mengenai hal-hal yang berupa catatan

buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.11 Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang:

1) Rapot hasil kelas X pada pelajaran fiqih

2) Letak geografis Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga

3) Sarana dan prasarana Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga

4) Data-data yang lain yang berkaitan dengan penelitian

c. Metode wawancara

Metode wawancara adalah suatu proses tanya jawab secara lisan

antara dua orang atau lebih dengan berhadapan secara fisik yang saya

dapat melihat yang lain dengan mendengar sendiri.

Dalam pelaksanaannya metode wawancara sebagai alat bantu

untuk mencari data tentang pengamalan ibadah sholat.

(23)

5. Analisis data

a. Analisis awal

Pada tahap ini digunakan perhitungan awal dari data yang

dipisahkan melalui prosentase dan analisa tiap-tiap item.

P = F- x 100%

N

Keterangan ; P; Proporsi individu dalam golongan

b. Analisis yang terakhir

Dalam menentukan subjek peneliti, peneliti membagi menjadi

dua yaitu:

Yang pertama prestasi belajar fiqih dan yang kedua

pengamalan ibadah sholat. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi

belajar fiqih dengan pengamalan ibadah sholat digunakan teknik

korelasi product moment.

F : Frekuensi

N : Jumlah populasi

Rumus Product Moment (LY)(SK)

r

Keterangan ;

(24)

X2 : product dari X

Y2 : product dari Y

N : jumlah responden

H. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, definisi

operasional, hipotesis, metode penelitian, analisa data, sistematika

penelitian.

BAB II : LAND ASAN TEORI

Membahas tentang pengertian prestasi belajar meliputi: pengertian

prestasi, sifat-sifat individu yang berprestasi, faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, menjelaskan tentang prestasi

belajar fiqih yang meliputi, faktor yang mempengaruhi belajar

fiqih, pengertian fiqih, dasar dan tujuan belajar fiqih, menjelaskan

tentang pengamalan ibadah sholat yang meliputi pengertian

pengamalan ibadah sholat, hikmah sholat, pengertian evaluasi, dan

korelasi antara prestasi belajar fiqih dengan pengamalan ibadah

sholat.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum dan pelaksanaan proses belajar mengajar

bidang fiqih kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 salatiga

(25)

BAB IV : ANALISA DATA

Yang meliputi analisis hipotesis yaitu analisis pertama, analisis

kedua dan analisis ketiga.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Yang meliputi kesimpulan saran dan penutup. Kesimpulan

dimaksudkan untuk mengetahui isi skripsi secara singkat, saran

dimaksudkan untuk mengembangkan program selanjutnya, berupa

buah pikiran penulis, kemudian diakhiri dengan kata penutup.

Kemudian pada bagian akhir, penulis catatkan pula mengenai daftar

kepustakaan, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat hidup pendidikan

penulis.

Demikian sepintas kilas tentang sistematika skripsi ini mudah-

mudahan dapat mengantarkan pembaca atau pemeriksa pada pemahaman

(26)

A. Pengertian Prestasi Belajar Kiqih

1. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,

dikeijakan, dan sebagainya).1 Dalam dunia pendidikan, secara umum mutu

atau kualitas belajar dapat diukur dengan prestasi. Dalam suatu periode

belajar berlangsung, orang perlu mengetahui hasil atau prestasi yang telah

dicapai baik oleh pendidik maupun oleh peserta didik, karena prestasi

belajar sangat penting untuk diketahui sebab prestasi belajar bukan hanya

sebagai indikator keberhasilan dan kemampuan siswa dalam bidang

tertentu, melainkan merupakan indikator kualitas pada suatu institusi

pendidikan. Sedangkan dari aspek guru prestasi belajar berfungsi sebagai

feed back bagi guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Selain itu

prestasi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi orang tua kususnya

lingkungan pada umumnya. Mengenai peran serta mereka dalam proses

belajar.

Rumusan di atas mengandung petunjuk bahwa keberhasilan akan

tercapai apabila pelakunya melakukan suatu usaha sesuai dengan bakat

yang dimiliki. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar tugas itu akan membutuhkan hasil yang baik apabila selama menyajikan materi

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, him. 7000

(27)

pelajaran diemban sesuai kemampuan yang dimiliki, baik dimiliki oleh guru maupun anak didik.

Dari definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut prestasi mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Potensi yang dimiliki oleh setiap anak, apabila dilatih dapat

dikembangkan.

b. Bimbingan atau didikan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki anak merupakan kunci keberhasilan.

c. Adanya motivasi dari kedua belah pihak yang kuat untuk mencapai hasil yang diinginkan.

d. Adanya bimbingan yang berkesinambungan dan bertanggung jawab. 2. Sifat-sifat Individu yang Berprestasi

Sifat yang dimiliki rasa tanggung jawab besar dan hasrat berprestasi baik menunjukkan sifat-sifat sebagaimana yang dikemukakan oleh H.J.M Hermans dalam bukunya Singgih D. Gunarso, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja adalah

a. Kecenderungan mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang namun tidak berada di atas taraf kemampuannya.

b. Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, serta menemukan penyelesaian masalah sendiri tanpa disuapi terus menerus oleh guru. c. Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit

(28)

d. Orentasi pada masa depan keinginan belajar dipandang sebagai jalan menuju kerealisasi cita-cita.

e. Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan teman untuk menyelesaikan tugas belajar bersama, bukan alas dasr rasa simspati

atau perasaan senang terhadap teman itu.

f. Keuletan dalam belajar biar pun menghadapi rintangan.2

Anak berbakat mempunyai keunggulan berprestasi dalam berbagai bidang maka anak berbakat di akui belajar lebih cepat dan secara potensial lebih mampu menghadapai materi yang komplek, karena lebih banyak waktu untuk suatu program yang lebih mendalam dan luas,

a. Faktor-faktor yang mempengarui prestasi belajar fiqih

Belajar sebagai suatu aktifitas yang berlangsung melalui proses sehingga akan terpengaruh oleh beberapa faktor. Menurut Ngalim Purwanto faktor yang mempengaruhi belajar ada 2 yaitu faktor yang ada pada diri organism itu sendiri yang disebut dengan faktor individu dan faktor-faktor yang ada di luar individu disebut faktor sosial.3 Disamping itu masih ada lagi faktor lain yang mempengaruhi proses belajar pada setiap orang. Untuk lebih jelasnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar penulis akan mencoba untuk menguraikan faktor-faktor tersebut secara singkat:

2 Singgih D. Gunarso dan Yulia Singgih D Gunarso, Psikologi Perkem bangan Anak dan Remaja, Gunung Muria, cet. ke 7, 1995, him: 141

(29)

1) Faktor alam

Yang dimaksud faktor alam disini:

a) Keadaan udara b) Suhu

c) Cuaca

d J Waktu

e) Tempat (letak gedung sekolah)

2) Faktor sosial

Yaitu sega/a sesuatu yang berpengaruh terhadap kegiatan

belajar atau hasilnya yang berasal dari luar yang berhubungan

dengan manusia seperti: motivasi keluarga, perhatian orang tua, teman belajar dan orang yang dihormati (disegani) orang yang

dicintai dan sebagainya.

Dari faktor-faktor di atas harus diatur sedemikian rupa

sehingga dapat memantau dan menimbulkan rasa aman dan

nyaman dalam belajar, letak sekolah maupun tempat belajar

hendaknya terhindar dari kebisingan maupun keramaian. Karena

suatu sekolah atau tempat belajar yang dekat dengan pasar, jalan

raya atau tempat pertunjukan maka mengganggu suasana dalam

belajar.

3) Faktor instrumental

Yaitu segala fasilitas pendidikan yang semuanya diharapkan

(30)

pelajaran harus sesuai dengan kurikulum dan GBPP yang telah

disediakan, begitu juga dengan buku-buku panduan guru harus

sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Jadi faktor instrumental

merupakan faktor yang sangat menunjang demi keberhasilan belajar maupun hasil belajar.

4) Faktor fisiologis

Yaitu faktor kondisi jasmani yang pada umumnya dapat

mempengaruhi aktifitas belajar, keadaan jasmani yang sehat akan

berbeda dengan keadaan jasmani yang sering sakit-sakitan.

Keadaan jasmani yang lemah akan kurang semangat dalam

mengikuti proses belajar mengajar, sehingga hasil belajarnya juga

kurang baik.

Hal-hal penting yang berkaitan dengan kondisi jasmani ada

2 yaitu:

a. Cukup nutrisi

Karena kurangnya kadar makanan yang dibutuhkan

oleh tubuh akan mengakibatkan merosotnya kondisi jasmani,

hal ini menyebabkan seseorang dalam kegiatan belajarnya akan

cepat mengantuk sehingga mengurangi gairah untuk belajar.

b. Beberapa penyakit yang kronis

Misalnya pilek, sakit gigi, batuk dan yang sejenisnya

(31)

penyakit ini sering diabaikan tetapi kenyataannya dalam

kehidupan sehari-hari penyakit tersebut sering menyerang

orang dan sangat mengganggu kegiatan belajar anak atau pendidik.

Keadaan fungsi jasmani lain termasuk panca indra,

panca indra dapat diumpamakan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh dari luar keadaan tubuh seseorang yang

sedang belajar maka baik tidaknya panca indra merupakan

syarat untuk tidaknya seseorang melakukan belajar dengan

baik.

Dalam system persekolahan dewasa ini panca indra

yang memegang peranan penting dalam proses belajar adalah

panca indra untuk itu maka kewajiban bagi setiap penduduk

untuk menjaga baik secara proventif kuratif agar panca indra

tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Apabila ada panca indra yang tidak sehat khususnya

mata dan telinga maka seseorang dalam mengikuti proses

belajar mengajar akan mengalami gangguan,

b. Faktor psikologis dalam prestasi belajar

(32)

h aktor tersebut antara lain:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk lebih maju.

3) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu.

4) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

5) Adanya ganjaran atau hukuman sesuai akibat dari pada belajar.

3. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses pembentukan atau perubahan tingkah

laku yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan,

ketrampilan, kebiasaan sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan

dilaksanakan.4

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah suatu hasil yang telah dicapai dari suatu proses pembentukan atau

perubahan tingkah laku yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan,

kecakapan, ketrampilan, kebiasaan sikap yang semuanya diperoleh

disimpan dan dilaksanakan.

Dalam sistem dunia pendidikan yang baik dan benar, belajar itu mempunyai sifat aktif dan terarah yang diwujudkan dalam bentuk tujuan

instruksional yang jelas dan oprasional, tinggi rendah, besar kecil dan

(33)

intensitas respon tergantung pada tingkat kemampuan fisik mental dan

tendensi yang belajar, semua itu terjadi karena adanya sumber belajar.

Sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang

berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa

dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga

mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.5 Keberhasilan

belajar seorang anak untuk mencapai prestasi ditentukan oleh kemampuan

intelektual, tingkat pengetahuan yang dimilikinya, dan tingkat ketrampilan

yang dikuasainya untuk mengaktualisasikan pengetahuan yang dimilikinya

dalam suatu bidang tertentu.

Belajar merupakan usaha menggunakan sarana atau sumber, baik

di dalam atau di luar pendidikan yang berguna untuk mengetahui

perkembangan dan pertumbuhan pribadi, artinya belajar dalam arti

menambah pengetahuan di sekolah atau universitas guna lulus dalam ujian

dengan prestasi baik.

Kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh informasi,

pemahaman akan sesuatu hal atau memperoleh suatu keahliah aktifitas

belajar akan lebih berdaya guna apabila menjadi proses belajar mandiri.

Belajar mandiri mengandalkan inisiatif pribadi dalam mengiagnosis

kebutuhan belajar, baik yang berupa materi atau yang berasal dari orang

lain, memilih menetapkan strategi belajar tertentu dan mengevaluasi hasil belajar.

(34)

Kebiasaan belajar sangat dipengaruhi oleh kehendak untuk mempraktekkan jadwal belajar yang ada seperti seorang ahli mesin yang hanya dengan melakukan pekerjaan itu terus menerus sehingga tercapai tingkat ketrampilan dan keahlian itu. Kebiasaan belajar dapat dibangun dengan sikap menghargai hal yang sedang dipelajari dan menemukan kegembiraan dalam aktivitas itu.6 Dalam Al-Qur'an dijelaskan belajar dimulai dengan keterampilan membaca dan menulis. Allah berfirman :

(jli-

dl

>j

I

Artinya : "Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Q.S. Al- 'Alaq : l)7

Belajar ketrampilan baca tulis dilanjutkan dengan pengetahuan kemanusiaan yang harus dimulai dari pengetahuan tentang jiwa manusia sampai kepada lingkungan sosial sepanjang masa dan disetiap tempat, kemudian pengetahuan tentang lingkungan fisik dan fenomena-fenomena alam.

6 Y.B. Sudarmanto, Tuntutan Metodologi Belajar, PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 1993, him. 2

(35)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Prestasi belajar antara anak didik satu dengan yang lain tidak sama, walaupun mereka duduk dalam kelas yang sama. Hal ini teijadi karena beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar. Secara garis besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu :

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psykologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Menurut ungkapan diatas yang dimaksud faktor internal adalah faktor keturunan.

1) Faktor Jasmaniah a) Faktor kesehatan

(36)

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki dan tangan, lumpuh dan lain-lainnya. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu.

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis seperti perhatian, tanggapan, ingatan, berfikir dan lain sebagainya. Semua ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses belajar,

b. Faktor external

Faktor external adalah hal-hal yang dating / ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengamalan berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.

Ditinjau dari segi dimana anak bergaul dalam menjalankan proses belajar, maka tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak :

1) Faktor Keluarga

(37)

pendidikan di dalam keluarga sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan pribadi anak.

2) Faktor lingkungan sekolah

Sekolah yang baik tentu selalu memperhatikan dan tanggap akan keadaan dan suasana di sekolah. Misalnya : selalu memeprhatikan siswanya dalam belajar. Guru selalu memberikan motivasi belajar terhadap anak didiknya agar mereka memiliki tanggung jawab dalam menerima apa yang telah diajarkan guru di sekolah.

3) Faktor Lingkungan di Masyarakat

Masyarakat adalah tempat dimana anak mengadakan pergaulan yang lebih luas, corak dan warna masyarakat di mana anak tinggal, itu sangat berpengaruh di dalam anak belajar dalam mencapai prestasi. Karena seorang anak yang bergaul dengan berbagai macam anak dari latar belakang kehidupan yang berbeda dan tingkah laku yang berbeda pula dengan sendirinya akan mendapatkan pengaruh dari pengalaman ini. Misalnya lingkungan anak yang baik-baik dengan lingkungan anak yang nakal tentu akan sangat berpengaruh dalam proses belajar maupun prestasinya. 5. Pengertian Fiqih

(38)

yang besifat fari'ah (cabang) yang dihasilkan dari dalil-dalilnya yang

o

thafshili (kusus terperinci).

Pada masa sekarang ini Al-Qur’an atau undang-undang sama sekali tidak bersangkut paut lagi dengan soal-soal keagamaan. Dengan adanya realita seperti ini nyatalah perbedaan antara syariat Islam (hukum) Islam dengan hukum undang-undang umum itu. Bahwa syariat Islam bersumber kepada (wahyu) Allah, sedangkan undang-undang umum yang hanya membahas muamalah saja, bersumber pada badan legislative yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahan saja sesuai dengan masyarakat yang semata-mata hasil pengolahan otak manusia

. 9

saja.

Di dalam hukum Indonesia setidaknya harus ada hukum-hukum agama dan hukum-hukum kemasyarakatan, hukum agama dikhususkan buat pendidikan sedangkan hukum kemasyarakatan digunakan seluruh manusia yang bertempat tinggal di Indonesia.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam bidang fiqih dapat dilihat dari nilai-nilai komulatif yang tercatat dalam buku raport masing- masing siswa dalam Semester I Tahun Ajaran 2009/2010 yang telah ditempuhnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi Suryo Broto yang mengatakan bahwa “raport merupakan rumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu

(39)

(4 bulan/6 bulan).10 Di Indonesia pada umumnya menggunakan angka 0- 10 tetapi akhir-akhir ini telah nampak dipergunakan lambang A, B, C, D dan E. Prestasi belajar fiqih anak dapat dilihat dari hasil penilaian yang sesuai dengan rumusan-rumusan yang dipergunakan,

a. Dasar Ilmu Fiqih

Pengertian ilmu fiqih adalah dasar-dasar atau sendi-sendi yang dihasilkan oleh ijtihad dengan mempergunakan manhaj-manhaj yang telah diterangkan atau hukum-hukum yang dihasilkan oleh ijtihad dengan berpedoman kepada manhaj-manhaj itu."

Dari rumusan di atas jelaslah bahwa ilmu fiqih menerangkan hukum amali yang istimbathkan dari dalil-dalil yang tafshili. Dengan memahami prestasi belajar fiqih dalam dunia pendidikan maka dapat membandingkan pendapat antara satu dengan yang lain, mengharuskan pendidikan mengetahui dalil yang dipegang oleh ahli-ahli fiqih. Dalam hal ini memperlukan ilmu fiqih dan dasar-dasar fiqih.

Bahwa di dalam fiqih juga menerangkan jalan istinbath, menggariskan jalan yang harus ditempuh, menerangkan martabat- martabat dalil dan keadaan-keadaan yang menimpa dalil, bukan hanya itu saja Al-Qur'an juga sebagai hukum segala dalil. Allah telah menerangkan bahwa hukum fiqih telah diterangkan di dalam Al-Qur'an supaya manusia bisa membedakan mana yang qoth'i dan mana yang dhoni (belum jelas/samar).

(40)

b. Tujuan Fiqih

Tujuan fiqih membuhur jalan untuk mengetahui hukum-hukum syariat, mengetahui cara-cara mengistimbathkan hukum dari dalil yang

menurut biasa dengan mempergunakan jalan itu terhindar dari kesalahan.12 Walaupun banyak fuqaha' yang mengumandangkan fatwa, bahwa pintu ijtihad telah ditutup sejak abad ke 4 H, namun kebudayaan kita kepada ilmu ini tetap besar, karena fatwa mereka bukanlah suatu fatwa yang harus diterima lantaran tak terdalil. Fatwa timbul karena dikhawatirkan orang yang tidak berhak berijtihad akan turut berijtihad. Sebenarnya, apabila seseorang memiliki syarat-syarat ijtihad berhaklah ia berijtihad.

Banyak ulama-ulama yang hanya berijtihad dalam bidang takhrij dan tarjih dalam satu madzab dan dasar-dasarnya, maka mereka tidak dapat memahami ilmu fiqih secara menyeluruh.

6. Dasar dan tujuan mempelajari fiqih a. Dasar mempelajari fiqih

1) Agar siswa dapat memahami ajaran Islam secara meluas dan menyeluruh dengan melalui dalil naqli dan aqli sebagai pedoman hidup dan amal, baik dengan hubungan dirinya dengan masyarakat dan alam sekitar.

(41)

2) Agar siswa dapat menjadi manusia yang taat pada perintah Allah dan Rosulnya bertanggung jawab terhadap masyarakat dan Negara.

b. Tujuan mempelajari fiqih

Tujuan mempelajari fiqih adalah untuk menerapkan hukum- hukum syariat atas perbuatan manusia dan perkataannya. Ilmu fiqih adalah tempat kembali seorang gadli suatu perkara seorang mufti dalam member fatwa dan tempat kembali setiap mukalaf untuk mengetahui hukum syariat bagi perbuatan dan ucapannya.13 Jadi tujuan mempelajari fiqih adalah untuk menerapkan hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari supaya manusia kembali kepada jalan yang benar. Ruang lingkup materi fiqih di MAN:

1) Sholat 2) Rukun sholat 3) Thoharoh

4) Puasa

5) Zakat 6) Haji

B. Pengamalan Ibadah Sholat

1. Pengertian Pengamalan Ibadah Sholat

Manusia diciptakan oleh Allah bukan sekedar untuk hidup saja, melainkan kehidupan diakhirat juga dan manusia diciptakan oleh Allah

(42)

hidup untuk beribadah. Dalam pembagian ibadah diterangkan bahwa ada ibadah khashah dan ibadah ‘aamali. Ibadah khashah yaitu ibadah yang ditentukan bentuknya ketentuan dan pelaksanaan, sedangkan ibadah ‘aamal yaitu semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat semata-mata karena Allah.

Pengertian ibadah menurut TM Hasbi Ashshidieqi terbagi menjadi dua pengertian menurut bahasa dan menurut istilah :

a. Pengertian ibadah dari segi bahasa berarti menurut, mengikuti dan sebagainya dan ibadah juga diartikan do’a. Arti ibadah dalam arti do’a disebutkan dalam surat Al-Mu’min ayat 60.

Artinya : "Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka".

b. Pengertian ibadah dari segi istilah berarti mengesakan Allahmentakzimkannya dengan sepenuh-penuhnya takzimkan serta menghinakan diri kita dan menundukan jiwa kepada-Nya.14

Yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan ibadah sholat sebenarnya bertumpu pada ajaran ibadah sholat sendiri sama dan identik dengan tujuan Islam. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur’an dan sunnah rosul merupakan pokok dari sumber ajaran Islam.

Jadi yang dimaksud dengan ibadah suatu perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan

(43)

perintah-Nya dan menjauhi larangannya.15 Dalam pengertian yang luas ibadah meliputi segala yang dieintai Allah dan dirihoi-Nya, perkataan dan perbuatan lahir dan batin termasuk didalamnya sholat, puasa, zakat dan haji, berbakti kepada orang tua, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya.

Dalam agama Islam ibadah mempunyai kedudukan yang teramat penting karena ia merupakan sarana untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Ibadah merupakan wujud nyata dari iman yang tertanam di dalam hati seseorang. Ibadah menjadi konsekuensi sekaligus sebagai bukti pertanggung jawaban seseorang yang beragama Islam yang mengakui serta menyakini dengan sepenuh hati terhadap Allah SWT. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan paling sempurna di dunia.

Dalam melaksanakan ibadah manusia tidak bisa seenaknya membuat aturan dan melakukannya dengan kehendak sendiri. Agama Islam telah mengatur tata cara peribadatan kepada Allah SWT yang

merupakan hubungan dan kebaktian seorang makhluk kepada kholik. Peribadatan menunjukan kepatuhan dan tunduk yang berdasarkan kecintaan manusia yang wajib beribadah kepada Allah SWT.

Sedangkan pengertian ibadah menurut Islam mencakup dua hal, yaitu ekstentif dan komprehensif, tidak terbatas hanya pada melakukan ritual-ritual agama secara pasif saja, melainkan juga meliputi segala aspek

(44)

kegiatan kehidupan. Dalam Islam ibadahlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia dengan ibadah roh atau jiwa manusia selalu ingat/dzikir pada Allah dzat yang maha suci dan dapat mempertajam rasa kesucian jiwa. Rasa kesucian jiwa yang kuat dapat menjadi rem yang kuat bagi hawa nafsu untuk melanggar nilai-nilai moral/etika maupun hukum.16

Jadi pengertian ibadah adakah menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya dengan mentaati segala perintah- perintahNya. Ketaatan beribadah dengan melaksanakan perintah Allah diantaranya sholat 5 waktu (dzuhur, asar, magrib, isya', dan subuh), membayar zakat, puasa, membaca dan mempelajari kitab suci Al-Qur'an, rajin belajar, berikhtiar dan berdo'a.17

2. Pengertian sholat

Pengertian sholat dari segi bahasa berarti memuji Allah. Pujian itu bisa berupa sesuatu yang layak atau tidak layak namun didalam sholat pujian itu layak dilakukan. Komponen sholat yang terdiri atas tindakan berdiri, bacaan, ruku’, dan sujud merupakan perbuatan-perbuatan yang luar biasa indahnya. Masing-masing perbuatan tersebut bagaikan bata dan kayu dalam sebuah bangunan. Kalau surga digambarkan sebagai bangunan

16 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Universitas Indonesia, Jakarta, 1985, him. 37

(45)

dengan bahan bata terbuat dari emas dan perak, serta aduknya berupa misik, tasbih, tahmid, dan tahlil.18

Sholat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadad, karena sholat merupakan tiang agama. Barang siapa yang menegakkannya berarti ia menegakkan agama Islam, dan barang siapa yang meninggalkannya berarti ia merobohkan agama. Sholat merupakan aktivitas jiwa yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi karena sholat adalah proses perjalanan spiritual yang penuh makna yang dilakukan seorang manusia untuk memenuhi Tuhan semesta alam. Adapun yang menjadi rukun sholat adalah sebagai berikut:

a. Niat mempunyai 2 arti yaitu :

1) Asal makna niat adalah menyengaja suatu perbuatan dengan adanya kesengajaan ini, perbuatan di namakan "ikhtiyar" (kemauan sendiri, bukan dipaksa)

2) Niat pada syara' (yang menjadi rukun sholat dan ibadah yang lain) yaitu suatu perbuatan karena perintah Allah secara ikhlas agar

diridhoi-Nya. Oleh karena itu, orang yang sholat hendaknya ia sengaja mengerjakan sholat semata-mata agar mendapat keridhaan dari Allah SWT.

(46)

b. Berdiri yang berkuasa

Adapun orang yang tidak kuasa berdiri maka boleh sholat duduk, jika tidak kuasa duduk boleh berbaring, bila tidak kuasa berbaring boleh menelentang, apabila masih tidak kuasa demikian maka sholat sekuasanya, sekalipun dengan syarat yang penting sholat

tidak boleh ditinggalkan selam a imam m asih ada. c. Makbiratul ihram

Dalam hal ini membaca "Allahu Akbar" kunci sholat itu wudhu dengan permulaannya adalah takbir dan penghabisannya adalah salam. d. Membaca surat Al-Fatikhah

Bahwa membaca Al-Fatikhah pada tiap-tiap rekaat shalat itu wajib dan menjadi rukun sholat. Oleh sebab itu, hukumnya wajib atas tiap-tiap orang mukallaf, lebih-lebih bila menghayati arti yang terkandung di dalamnya.

e. Ruku serta tuma'ninah (berdiam sebentar)

Artinya berdiri sekurang-kurangnya bagi orang yang sholat berdiri kemudian merunduk kira-kira 2 telapak tangannya sampai kelutut, hendaklah menunduk betul-betul sampai datar (lurus tulang punggung dengan leher 90°)

f. I’tidal serta tuma'ninah

(47)

g. Sujud 2 kali

Pada saat sujud sekurang-kurangnya meletakkan dahi ketempat sujud.

h. Duduk diantara 2 sujud i. Duduk akhir

Untuk tasyahud akhir, shalawat atas Nabi Muhammad SAW dan atas keluarga beliauu. Rasulullah selalu duduk ketika membaca tasyahud dan sholawat.

j. Membaca tasyahud akhir k. Membaca sholat atas Nabi

Waktu membaca ketika duduk akhir sesudah membaca tasyahud akhir, adapun sholawat atas keluarga beliau menurut Syafi'i tidak wajib tetapi hukumnya sunah.

Semua ulama' mengatakan bahwa sholat yang wajib dikeijakan oleh setiap orang Islam yaitu dhuhur asyar magrib isa’ dan subuh. Disamping sholat lima waktu yang hukumnya wajib Islam juga banyak memberikan tawaran bagi setiap muslim dengan sholat-sholat sunah yang banyak sekali macamnya seperti:

a. Sholat sunah rawatib

(48)

rawatib yang sunah muakad ada sepuluh yang masing-masing adalah sebagai berikut:

1) 2 rakaat sebelum dhuhur 2) 2 rakaat sesudah dhuhur 3) 2 rakaat sesudah magrib 4) 2 rakaat sesudah isa’ 5) 2 rakaat sebelum subuh

Sebagaimana hadits Nabi saw menyebutkan :

l . . . i

«dll (5^

C

j

*

I Jls <01I iV^

if’

’ * * «• *

jJLP

^jU Jl

» \ j j )

^ ‘-LU1

Artinya : Dari Ibnu Umar ra berkata “Saya hafal dari Nabi saw sepuluh rakaat, yaitu : dua raka’at sebelum zhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib di rumahnya, dua rakaat sesudah isya di rumahnya dan dua rakaat sebelum subuh ” (HR. Bukhari dan Muslim)19 Sedangkan sholat sunah yang ghoiru muakad adalah sebagai berikut.

1) 2 rakaat sebelum dhuhur, dengan yang muakad jadi 4 2) 2 rakaat sesudah dhuhur dengan yang muakad jadi 4 3) 2 rakaat sebelum asyar

4) 2 rakaat sebelum magrib 5) 2 rakaat sebelum ias’

(49)

b. Sholat gerhana

Sholat ini dilakukan apabila teijadi gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Sholat gerhana bulan dinamakan sholat khusuf, sedangkan gerhana matahari dinamakan sholat kusuf. Hukumnya adalah sunah muakad dan boleh dilaksanakan secara munfarit namun yang lebih utama dengan berjamaah. Apabila dilaksanakan dengan beijamaah maka disunahkan berkotbah sesudah sholat.

c. Sholat sunah istiqa’

Sholat sunah istiqa’ yaitu sholat yang dilakukan untuk memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan di saat terjadinya kekeringan tanah atau musim kemarau yang panjang. Sebelum melaksanakan sholat dianjurkan kepada jamaah dan bertobat dan berpuasa empat hari berturut-turut.

d. Sholat sunah dhuha

Sholat sunah dhuha adalah sholat sunah 2 rakaat yang dilakukan pada waktu dhuha yaitu kira-kira matahari telah naik sepenggalah sampai tergelincir matahari. Dalam melaksanakan sholat dhuha disunatkan mengundulkannya sampai matahari agak tinggi dan panas cukup terik.20

Dari beberapa sholat sunah di atas dapat disyariatkan yaitu untuk menambah kekurangan yang mungkin terdapat pada

(50)

sholat fardu, juga karena sholat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain.21

Imam nawawi berkata: seseorang yang melakukan shalat sunah dan tidak menyebutkan beberapa rakaat yang akan dilakukan dalam shalatnya itu, bolehlah ia melakukan satu rakaat lalu bersalam dan boleh pula menembahnya menjadi dua, tiga, seratus dan seterusnya. Apabila seseorang bersembahyang sholat shunah dengan bilangan

rakaat yang tidak diketahuinya, lalu bersalam, maka hal itupun sah pula tanpa perselisihan pendapat antara para ulama.22 Karena sholat shunah itu hukumnya tidak wajib maka hal seperti itu tidak menjadi masalah di dalam sholat.

3. Hikmah sholat

Dengan menunaikan sholat 5 waktu dapat membentuk sikap seseorang agar lebih baik, sehubungan dengan itu sholat mengandung hikmah yaitu:

a. Mengingatkan diri kepada Allah, menghidupkan rasa takut kepada- Nya dan menumbuhkan khudlu dan tunduk kepada-Nya dan tumbuh di dalam jiwa, rasa kebesaran dan kekuasaanNya.

b. Mendidik dan melatih agar menjadi orang yang tenang, orang yang dapat menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tetap dan tenang, menghasilkan ketetapan pendirian, memperkuat kemauan dan disiplin diri, sifat kehati-hatian dan tidak tergesa-gesa.

21 Sobiq Saiyid, Fikih Sunah, PT. Al-Ma’arif, Bandung, t.th., him. 7

(51)

c. Menjadi penghalang untuk mengeijakan kemungkaran dan keburukan, sehingga dapat menghindari sesuatu perbuatan maksiat.

d. Menumbuhkan solidaritas yang tinggi atau kuat, sebab dalam sholat berjama'ah latihan untuk bersatu dan bergaul di masjid atau disurau yang kita datangi 5 kali sehari semalam. Agar senantiasa dapat bertemu sesama muslim dan dari pertemuan itu dapat saling memperkokoh hubungan dalam masyarakat yaitu untuk membentuk, menyusun dan bekerja sama dalam suatu hal atau urusan yang diperlukan.

e. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani sholat itu sah apabila dikerjakan dalam keadaan suci, baik badan, pakaian dan tempatnya, setelah bersuci barulah dapat dimulai shalat. Mengingat sikap badan dan gerakan-gerakan yang dikerjakan dalam shalat, maka didalamnya akan mewujudkan suatu kesehatan jasmani dan rohani.

f. Menumbuhkan watak dan penguasaan diri yaitu rasa khusu kepada Allah SWT.23

Setelah peneliti mengetahui hikmah sholat, maka timbulah suatu pemahaman yang mendalam bahwa sholat memiliki segi-segi abstrak, jika ditinjau dari segi abstraknya, sasaran sholat adalah fisik, keduanya dibentuk berkesinambungan dengan jalan ibadah sholat.

Sholat yang dikerjakan dengan khusus sepenuh hati pasti akan mendatangkan fadilah-fadilah atau kebaikan-kebaikan. Pekeijaan sholat

(52)

yang sangat baik dan penuh konsentrasi bisa menenangkan jiwa manusia. Ibadah sholat dapat mengangkat jiwa yang kotor menjadi jiwa yang bersih dari sifat-sifat sombong, takabur, riya, hasud, dengki dan lainnya.

4. Pengertian evaluasi

Pengertian evaluasi adalah kualitas suatu test hasil belajar banyak tergantung proses pengembangan test itu sendiri, suatu test berkualitas harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antasra lain:24

a. Shahih (falid) yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan.

b. Relevan, dalam artian yang diuji sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

c. Sepesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh siswa yang betul-betul belajar dengan rajin.

d. Tidak mengambil ketaksaan (tafsiran ganda), harus ada patokan tugas ditulis kongkret.

e. Representative, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan.

f. Seimbang, dalam artian pokok-pokok yang penting diwakili dan yang tidak penting tidak diwakili.

C. Korelasi antara Prestasi Belajar Fiqh dengan Pengamalan Ibadah Sholat Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat.25 Ibadah sholat sebagaimana telah ditegaskan dan diperintahkan oleh allah adalah

24 Mudjijo, Test Hasil Belajar, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hlm.72

(53)

sangat berguna bagai kehidupan manusia. Terutama mengenai hikmah yang terkandung bagai kehidupan manusia, maka jelaslah bahwa ibadah sholat sangat berhubungan dengan pengamalan atau tingkah laku. Menurut Zakiyah Darojat dalam bukunya pendidikan islam dalam keluarga dan sekolah mengatakan bahwa pembentukan kepribadian seseorang dan tingkah laku

seseorang banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama.26 Seperti intisari nasehat luqman adalah tentang pembinaan iman (tauhid) amal sholeh (ibadah), ahklak terpuji, dan kepribadian sehat, kuat dan penuh kepedulian terhadap masyarakat. Dalam ajaran Islam akhlak tidak dapat dipisahkan dari iman. Iman merupakan pengakuan hati, dan akhlak adalah pantulan iman pada

tingkah laku. Iman adalah makna sedangkan aklah adalah bukti perbuatan. Kaitannya dengan masalah ini berarti para siswa dibimbing dan diarahkan agar memiliki perlaku yang baik hubungannya dengan melaksanakan ibadah sholat. Karena inti dari sholat pada prinsipnya adalah mencengkah perbuatan keji dan mungkar. Semakin banyak menjalankan sholat berarti berarti semakin banyak juga jasmani dan rohani yang dilatih berhadapan dengan dzat Yang Maha Esa.

(54)
(55)

A. Gambaran Umum MAN I Salatiga

1. Profil M A N Salatiga

MAN Salatiga adalah merupakan sekolah yang berasal dari

pendidikan guru agama, kemudian pada tahun 1990 berdasarkan

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64 / 1990 berubah

status menjadi MAN Salatiga. Berdiri diwilayah Salatiga dengan luas

tanah 2.882 m2 hak milik No. 49, dengan luas bangunan 5.113 m2 di jalan

KH. Wachid Hasyim No. 12 Telp. (0298) 323031.

Sebagai lembaga formal yang berciri khas Islam disamping

membuka jurusan IPA dan IPS dan bahasa juga muatan lokal Otomotif,

Tata Busana, dan Komputer.

Sesuai dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), MAN I Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal

berkomitmen menyelenggarakan pendidikan, serta latihan sebagai

pemenuhan kebutuhan pasar keija dengan membentuk sumber manusia

yang unggul, berdaya, sekaligus mandiri dan berwawasan kedepan. Identitas MAN 1 Salatiga

a. Nama madrasah : Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Salatiga

(56)

b. Alamat :

c. No telpon :

d. Status madrasah :

e. Didirikan swasta PGAN : f. Diresmikan negeri :

g. Jumlah mata pelajaran /minggu:

h. Kepala Madrasah

i. Kepala urusan tata usaha

Nama :

NIP :

Alamat rumah :

Data tanah dan bangunan

1. Luas bangunan : 5113

Drs. H. Badaruddin, M.Ag

(57)

3. Status tanah : hak milik

4. Status hukum : hak milik

5. Nomor sertifikat : 49

6. Konstruksi bangunan : Permanen

7. Lantai : Keramik

2. Visi Dan Misi

a. Visi

Memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan generasi

Islami, berprestasi dan hidup mandiri.

b. Misi

1) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan berkwalitas

2) Mempersiapkan generasi islam kedepan yang menguasai iptek dan

ketrampilan sebagai bekal hidupnya

3) Mampu mengembangkan kreativitas yang inovatif

4) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik

5) Membentuk perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari

3. Tujuan penyelenggaraan pendidikan

a. Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan

kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal.

b. Menempatkan MAN Salatiga untuk dijadikan pusat keunggulan

sehingga tercapai persaingan yang sehat dan mandiri.

(58)

d. Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan

keterampilan berbahasa arab yang memadai.

e. Mampu menciptakan 6K secara sadar dan bertanggung jawab.

4. Upaya-upaya yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan

a. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara

mantap.

b. Nasionalisme dan patriotisme dan berkepribadian pancasila.

c. Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan

keunggulan.

d. Wawasan Iptek yang mendalam.

e. Kepekaan sosial sifat kepemimpinan yang baik.

f. Disiplin tinggi.

g. Kondisi fisik yang prima

5. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan guru

DATA GURU ATAU TENAGA KEPENDIDIKAN

Guru

No. Guru Mata Pelajaran Yang ada

N / S Kebutuhan Kurang Keterangan 01. Pendidikan Agama Islam

a. Al - qur’an hadis 3 / - 3

-b. Aqidah akhlak 2 / - 1

-c. Fiqih 3 / - 3

-d. SKI 1 / - 1

(59)

Guru

No. Guru Mata Pelajaran Yang ada

(60)

: BGK Depag : 5

BGK Diknas : 2

Wiyata • 11 +

20

Total GT & GTT : 70

b. Keadaan siswa

Total Guru & pegawai: 88 orang

DATA KESISWAAN

Kelas Jml. Kls Jml. Siswa Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

X 6 220 88 132

XI 7 207 75 132

XII 8 222 91 131

JUMLAH 21 649 254 395

6. Struktur organisasi

Dalam melaksanakan tugas agar bisa berjalan dengan baik, maka

dibutuhkan komponen yang saling mendukung dan saling bekerja sama

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari tersusun atas komponen-komponen

yang tersusun dalam bentuk struktur organiasi (terlampir).

7. Sarana dan Prasarana

Terlampir

8. Pembagian tugas mengajar

(61)

9. Proses pengajaran bidang fiqih kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga a. Sistem pengajaran

Dalam menyampaikan mata pelajaran fiqih, masing-masing

guru harus menyesuaikan alokasi waktu yang sudah disediakan sesuai

dengan ketentuan yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga dan

sesuai jadwal masing-masing dari tiap-tiap bidang studi.

Dalam menyampaikan materi bidang fiqih, guru menggunakan

metode yang sesuai dengan bidang studi serta sesuai dengan materi,

situasi dan kondisi perkembangan anak dengan kata lain guru dalam

mengajar berpedoman dengan kurikulum bidang studi masing-masing.

Sedangkan metode yang digunakan dalam menyampaikan

materi belajar fiqih adalah :

1) Metode Ceramah

Adalah metode yang digunakan dalam menyampaikan mata

pelajaran bidang studi bersifat teoritas dan pengetahuan atau

knowledge.

2) Metode tanya jawab

Adalah metode yang digunakan setiap akan menyampaikan

pelajaran sebagai pree tes dan diakhiri pelajaran sebagai post test.

(62)

3) Metode pemberian tugas

Adalah guru memberi tugas kepada siswa untuk dikerjakan di

rumah. Misalnya: mengerjakan soal latihan di LKS, menghafal

bacaan-bacaan dalam sholat.

4) Metode drill

Adalah metode ini digunakan untuk memberikan materi pelajaran

yang berhubungan dengan hal praktek bidang studi yang

memperlukan latihan-latihan praktek harus sering dilakukan agar

siswa dapat mengeijakan dengan baik dan benar.

Disamping metode di atas, guru juga memberikan contoh atau

teladan yang baik kepada siswa dan juga berusaha menambah

pengetahuan, membimbing dan mengarahkan siswa dalam memberi

motivasi kepada siswa agar selalu aktif dalam mengikuti semua

bidang studi.

Semua guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga

baik BP (Bidang Konsultan) ikut andil dalam usaha meningkatkan

mutu dan membentuk siswa menjadi baik dan berhasil di sekolah dan

di masyarakat. Guru harus memberikan dorongan dan nasehat untuk

meningkatkan prestasi belajarnya,

b. Materi pelajaran

M ad rasah A liy a h N e g e r i 1 S a la tig a se b a g a i le m b a g a pendidikan ganda yaitu mengajarkan pelajaran umum sekaligus

(63)

yang mencakup semua bidang studi. Bidang studi yang diajarkan di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan Agama Islam a) Al - qur’an hadis

b) Aqidah akhlak c) Fiqih

d) Sejarah Kebudayaan Islam

2) Pendidikan Kewargenaraan

3) Bahasa Indonesia

4) Bahasa Arab

5) Bahasa Inggris

6) Matematika

7) Fisika

8) Biologi

9) Kimia

10) Sejarah

11) Geografi

12) Ekonomi

13) Sosiologi

14) Seni Budaya

15) Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan

16) Teknologi informasi dan komunikasi

(64)

Semua pelajaran di atas harus diikuti oleh semua siswa kelas X

10. Kegiatan Ekstrakulikuler dan guru pengampu ekstrakulikuler di Madrasah

Aliyah Negeri I Salatiga tahun 2009/2010

Adapun kegiatan ekstrakulikuler yang ada di MAN I Salatiga adalah

sebagai berikut:

No Nama Hari Pelaksanaan Waktu Guru/Pembina

1 Pengembangan Diri Wajib

a. BTA (kelas X) Sesuai jadwal pagi - Misbakhul Munir, S.Ag

b. Ketrampilan

Suryo Suwanditho, S.Pd/

Inasiah, S.Pd

2 Pengembangan diri pilihan

a. Keagamaan Selasa 14.00-16.00 Jamaludin, S.Ag

b. Pramuka

(Kelas XI)

Kamis 14.00-16.00

Suryo Suwanditho, S.Pd/

Inasiah, S.Pd

c. UKS/UMR Selasa 14.00-16.00 Yusuf

d. PKS Jum'at 14.00-16.00 Misbakhul Munir, S.Ag

e. Seni Rebana Rabu 14.00-16.00 Drs. H. Saefudin

f. Seni

Musik/Band

Kamis 14.00-16.00

(65)

No Nama Hari Pelaksanaan Waktu Guru/Pembina

k. Tenis Meja Senin 15.00-17.00 Drs. Nur Ichsan

1. Bulu Tangis Sabtu 14.00-16.00 Drs Nasuha

m. Atletik Sabtu 15.00-17.00 Drs. M. Arief Ganifianto

n. Pencak Silat Sabtu 15.00-17.00 Edy Pramono, S.Pd

B. Penyajian Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai

korelasi antara prestasi belajar fiqih dengan pengamalan ibadah sholat siswa

kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga tahun 2009/2010. Untuk itu

penulis mendistribusikan angket yang berisi 20 item penyataan tentang kedua

variabel tersebut kepada responden, 10 item soal berisi pertanyaan belajar

(66)

1. Daftar responden

Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama siswa yang

dijadikan objek penelitian. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

TABEL I

DAFTAR NAMA RESPONDEN RESPONDEN

SISWA MAN 1 SALATIGA TAHUN 2009/2010

No Nama Responden

Jenis Kelamin

Kelas

L P

1 Reviana P XI

2 Khikmah Yulfiana P XI

3 Khusnia Aulia P XI

4 Siti Luiida A P XI

5 Umi P XI

6 Wisnu L XI

7 Dani L X2

8 Ajeng P X3

9 Dayat L X3

10 Rina P X4

11 Sutrisno L X4

12 Hermawan L X5

13 Muh. Aulia L X5

(67)

No Nama Responden

Jenis Kelamin

Kelas

L P

15 Danang Setiawan L X6

16 Dewi Nur Rahayu P X6

17 Dewi P X6

18 Emi Saputri P X6

19 Fiqia Nur A L X6

20 Joni Subekti L X6

21 Lailatul Fitrianingsih P X6

22 Mia ferlia P X6

23 M. Saiful H L X6

24 M. Rio Ichsaudin L X6

25 Niken Prasetyowati P X6

26 Nurus Sa'adah P X6

27 Riyan M. Shafi'i L X6

28 Setya Ayu A P X6

29 Siti Munafiah P X6

30 Siti Sulasmi P X6

31 Siti Zulaikha P X6

32 Tri Endah P X6

33 Vita P X6

Gambar

TABEL IDAFTAR NAMA RESPONDEN RESPONDEN
TABEL IIDAFTAR JAWABAN ANGKET PRESTASI BELAJAR FIQIH
TABEL IIIDAFTAR JAWABAN ANGKET PENGAMALAN IBADAH SHOLAT
TABEL IVDAFTAR HASIL ANGKET
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia sendiri Mukti Ali mewujudkan semangat kerukunan dalam bentuk gagasan yang disebut agree in disagreement, gagasan ini tidak lain adalah perwujudan dari ideologi Negara

“Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Free Cash Flow, Invesment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Intervening”..

Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh

inilah yang digunakan sebagai instrumen final untuk mengukur kepuasan kerja. Konstelasi Hubungan

Penggunaan dana kapitasi di sembilan Puskesmas di Kota Semarang telah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal (2), (3) dan (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu) Dokumen

[r]

[r]