• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOLOGI 3A BELAJAR PEMBELAJARAN KETERAMP (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BIOLOGI 3A BELAJAR PEMBELAJARAN KETERAMP (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KETERAMPILAN MENANYA

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :

LAYLA MUTIASARI 1301145053

PUTRI NOVTIANI

1301145081

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan Nikmat-Nya makalah ini bisa terselesaikan. Dan tidak lupa pula sholawat dan salam saya haturkan keharibaan Nabi Kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing manusia dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan rahmat.

Tak hanya itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel, tulisan dan buku yang telah kami jadikan referensi untuk menyelesaikan makalah ini, semoga terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang lebih baik lagi.

Saya berharap semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya bagi pembaca pada umumnya.

Saya menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari sempurna, maafkan jika kalau banyak kekurangan dan kesalahan. Saya setulus hati menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Wabillahitaufik wahidayah

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1. Latar belakang ...1

2. Rumusan masalah ...1

3. Tujuan ...2

4. Manfaat...2

BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian keterampilan menanya...3

BAB III PEMBAHASAN... 1. Pentingnya keterampilan menanya ...6

2. Dasar Dasar pertanyaan yang baik ...7

3. Jenis pertanyaan...7

4. Tujuan keterampilan bertanya...8

5. Komponen komponen bertanya...9

6. Teknik teknik bertanya ...10

BAB VI PENUTUP...12

1. Kesimpulan...13

(4)

BAB I bertanya merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh setiap guru disamping keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan, variasai, keterampilan menjelaskan, keterampilan membukan dan menutup pelajaran,dan keterampilan memimpin kelompok kecil. Seorang guru perlu menumbuhankan rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan misalnya menciptaka kelas yang kondusif, bervariatif, hangat, dan memberi kesempatan untuk bertanya. Mengajukan pertanyaan kepada siswa mesti memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa. Keheterogenan siswa dalam ruang kelas menuntut guru lebih kreatif dan mengadakan inovasi pembelajaran terus-menerus. Guru tentulah harus menulis tujuan pembelajaran di papan tulis dengan membagi tiga papan yang berisi tujuan, materi, dan kesimpulan, guru mengusahakan siswa bertanya semua, dan diawali dengan pertanyaan dasar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Bertanya berfungsi mengembangkan minat dan rasa ingin tahu memusatkan perhatian pada pokok masalah dan mengukur hasil belajar, bertanya juga dapat memberika motifasi pada siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan oleh sebab itu bertanya adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana cara siswa menghilangkan rasa takut pada saat berbicara di depan kelas ?

1.2.2 Bagaiman cara guru menciptakan suasana kelas yang hangat saat mengajar? 1.2.3 Bagaimana cara guru untuk dapat memotivasi siswa untuk bertanya ?

(5)

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui manfaat dari keterampilan bertanya 1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan bertanya

1.3.3 Untuk mengatahui teknik – teknik dari keterampilan bertanya

1.4 Manfaat

1) Peneliti

1. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami keterampilan bertanya dan menerapkan kepada siswa dan sisiwa

2) Pembaca

1. Menambah wawasan dalam bertanya

2. Memberikan pemahaman bertanya pada guru dan sisiwa

(6)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Bertanya

A. Pengertian keterampilan bertanya

Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalah…any statement which tests or creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa-siswi merupakan pengertian dari bertanya) (Brown, 1975, 103). Dalam proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswa-siswi belajar, artinya memperoleh pengetahuan (informasi) dan meningkatkan kemampuan berpikir.1

Hal yang tidak kalah penting terkait dengan kemampuan bertanya adalah proses menyeleksi pertanyaan yang dapat mengarah pada kegiatan menginvestigasi jawaban. Dalam seting kelas salah satu keterampilan yang penting adalah pemahaman tentang pertanyaan yang jawabannya dapat ditentukan melalui proses eksperimen. Pesertan didik harus dilatih untuk memahami hal ini secara bertahap tetapi berkesinambungan.

Harus disadari bahwa keterampilan bertanya memegang peranan penting dalam model pembelajaran karena tujuan utama adalah untuk menemukan jawaban pertanyaan mealui proses investigasi. Oleh karena itu pendidikan harus mampu menjadi penanya yang baik dan bukan sekedar menjadi penjawab pertanyaan. Pedidik profesional yang memiliki kemampuan baik dalam merancang pembelajaran, mereka meluangkan banyak waktu untuk berinteraksi dengan peserta didik tetepi tidak banyak menunjukan atau membantu peserta didik dalam merumuskan jawaban terhadap pertanyaan. Ini berarti bahwa pendidik yang baik akan memfasilitasi peserta didik untuk mencari dan merumuskan sendiri jawabannya terhadap permasalahan yang dihadapi. 2

Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya

1Eni Purwati dkk, Microteaching,(Surabaya : Aprinta, 2009) hlm 6-15

2Wahab jufri belajar dan pembelajaran (bandung : pustaka reka cipta 2013) hlmn 100

2

3

(7)

merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik. Ada hal penting dalam keterampilan bertanya yaitu :

1. Pausing

Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan untuk :

 Memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban

 Untuk memperoleh jawaban yang komplit

 Memahami pertanyaan / menganalisa pertanyaan

 Agar banyak murid yang menjawab.

2. Prompting

Guru mengajukan pertanyaan “sulit”, sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab, karena sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melakukan “prompt” mendorong. Caranya ialah :

 Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab

 Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain

 Pecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat terjawab.

3. Probing

Melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk murid lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi. Yang akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna.3

(8)

BAB III PEMBAHASAN

Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secara kompleks setelah diberikan pelajaran.Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Sardinian 1987 dalam bukunya ‘Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar’ mengatakan bahwa pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:

1. Kalimatnya singkat dan jelas. 2. Tujuannya jelas.

3. Setiap pertanyaan hanya -satu masalah. 4. Mendorong anak untuk berfikir kritis.

5. Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak. 6. Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan 7. Tidak menimbulkan tafsiran ganda

Yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:

1. Kehangatan Dan Keantusiasan Baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya guru suara, ekpresi wajah, gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya kehangatan. – Kebiasaan Yang Harus Dihindari – Mengulangi Pertanyaan Sendiri Contoh: Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru mengulangi pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.

2. Mengulangi Jawaban Siswa Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya yang lain karena guru akan mengulanginya.

3. Mejawab Pertanyaan Sendiri Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan memikirkan jawabanya.

4. Pertanyaan Yang Memancing Jawaban Serentak Contoh : Apa ibu kota RI? Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan menutut kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.

5. Pertanyaan Ganda Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia, mengapa mereka datang, dan apa akibat mereka itu

5

(9)

bagi bangsa Indonesia. Hal ini akan mematahkan semangat siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu.

6. Menentukan siswa tertentu untuk menjawabnya. Akibatnya anak yang tidak ditunjuk tidak memikirkan jawabanya.

Komponen Ketrampilan bertanya

1. Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat. 2. Pemberian acuan.

3. Penyebaran ; beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliranya kepada siswa yang bertanda.

4. Pemberian waktu berfikir. 5. Pemberian tuntunan.

6. Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.

7. Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana.

8. Mengulangi penjelasan sebelumnya yang berhubungan pertanyaan.4

A. Pentingnya Keterampilan Bertanya

 Telah berakarnya mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang

cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi sedangkan siswa menjadi penerima informasi yang pasif

 Latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat yang kurang biasa mengajukan pertanyaan dan menyatakan pendapat

 Penggalakan penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut

para siswa/i lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar-mengajar seperti bertanya, berusaha menemukan jawaban masalah yang dihadapinya.

Pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.5

4 http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/keterampilan-bertanya-bagi-guru.html

(10)

B. Dasar-Dasar Pertanyaan Yang Baik

1.Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa

2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan

3.Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu

4.Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab

pertanyaan

5.Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata

6.Berikanlah respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul

keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya

7.Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri

jawaban yang benar.6

C. Jenis-Jenis Pertanyaan

1. Jenis pertanyaan menurut maksudnya

a. Pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengandung unsure

suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa

b. Pertanyaan retoris, yakni pertanyaan yang tidak menghendaki

jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.

c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang

ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.

d. Pertanyaan menggali, yakni pertanyaan yang diarahkan untuk

mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban.

2. Jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa

dari

pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi

a. Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat

kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.

b. Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang

diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini

6User Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 75

7

(11)

tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.

c. Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.

d. Pertanyaan analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa

dapat menguraikan suatu konsep tertentu.

e. Pertanyaan sintesis, pertanyaan ini menghendaki agar siswa dapat membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi pembelajaran

f. Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban

dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.7

D. Tujuan Keterampilan Bertanya

1. Merangsang kemampuan berpikir

2. Membantu siswa dalam belajar

3. Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri

4. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan

5. Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat

mengikuti sepenuhnya pembahasan dan pendalaman masalahnya, kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain (bahan baru).

6. Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah

diajarkan kepada mereka.

7. Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat mengerti / ditangkap oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya (pengertian mereka)

Akan jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah

diketahui/dimengerti oleh murid-muridnya.8

7Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta : PT

Rineka cipta,2000) hlm 158

8 Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981)

(12)

E. Komponen-Komponen Bertanya

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua kegiatan – kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan10:

1. Keterampilan Bertanya Dasar

Komponen keterampilan bertanya dasar adalah :

a. Jelas dan singkat

Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa

b. Pemberian acuan

Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya

kepada pokok bahasan yang sedang dibahas.11

c. Pemusatan

Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami.

d. Pemindahan giliran

Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya.

e. Penyebaran

Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru

9

(13)

melupakan siswa yang duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru.

f. Pemberian waktu berpikir

Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya.

g. Pemberian tuntunan

Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain sebagai berikut :

 Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan

denan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa.

 Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang

dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.

 Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang

berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.9

2. Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan

Keterampilan bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar . Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :

a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif

Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Pengaturan urutan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi.

c. Pertanyaan pelacak

(14)

Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu :

 Klarifikasi

Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain.

 Meminta peserta didik memberikan alasan

Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya.

 Meminta kesepakatan jawaban

Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban yang telah diajukan.

 Meminta ketepatan jawaban

Apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat.

 Meminta jawaban yang lebih relevan

Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih relevan.

 Meminta contoh

Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban yang diajukannya.

 Meminta jawaban yang lebih kompleks

Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana, maka guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas.

(15)

 Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan.10

F. Teknik-teknik bertanya

1. Tunjukan keantusiasan dan kehangatan

Keantusiasan dan kehangatan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkan siswa, wajah yang hangat tidak terkesan tegang.

2. Berikan waktu kepada siswa untuk berpikir

Dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk menemukan jawaban yang tepat.

3. Atur lalu lintas bertanya jawab

Sering terjadi khususnya disekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap makna jawaban.

4. Hindari pertanyaan ganda

Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.11

10E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung : Pt Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 73-77

11 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta :Pustaka Insani Madani :2008) hlm 63

(16)

BAB VI PENUTUP Kesimpulan

Proses tanya jawab dapat menjelaskan langkah-langkah berfikir anak dalam memecahkan masalah dan sehingga dapat menjawab masalah atau pertanyaan dengan benar. Teknin tanya jawab juga digunakan oleh guru dalam proses mengajar guna meneliti sejauh mana pemehaman siswa pada materi yang diberikan. Pada hakekatya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui dikaitkan dengan materi yang kita pelajari.

Keterampilan bertanya ini harus dikuasai oleh setiap guru baik guru pemula ataupun guru profesional dengan mengajukan pertanyan baik guru maupun sisiwa mendapatkan umpan materi serta dapat menggugah perhatian sisiwa. Keterampilan bertanya juga dapat memotifasi cara berfikir anak untuk belajar dan melatih anak dalam mengutarakan pendapatnya dan merangsang cara berfikirnya.

(17)

DAFTAR ISI

Purwati, Eni dkk. 2009. Microteaching. Surabaya : Aprinta

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung : Pustaka Reka Cipta

http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362 html

Alma, Bukhari dkk. 2009. Guru Professional. Bandung : Alfabeta

http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/keterampilan-bertanya-bagi-guru.html

Usman, Usman. 2005. Menjadi Guru Professional, Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Bahri, Syaiful. 2000. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta : PT Rineka cipta

Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, (Surabaya : Usaha

Nasional, 1981)

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Referensi

Dokumen terkait

This is due to the fact that we have jobs and find that there is a full schedule all week while community colleges and universities often make it impossible for us to attend.. We

Sehubungan dengan Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi pada LPSE Kabupaten Deli Serdang untuk Paket Pekerjaan Pembuatan Papan Pengumuman Tanah Milik Pemkab kode lelang

Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga

memperkenalkan Patola, yaitu kain dengan teknik tenun ikat ganda dari benang sutra yang digunakan dalam berbagai upacara kelahiran,. perkawinan, kematian dan sebagai

Latar Belakang: Rooming in (rawat gabung) merupakan salah satu langkah dalam keberhasilan memberikan ASI Eksklusif pada awal kehidupan bayi. Tujuan: Penelitian

Proses penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Penyesuaian yang sempurna terjadi jika

Untuk mewujudkan pengobatan yang rasional, analisis pengobatan pasien Congestive Heart Faliure (CHF) terkait dengan keamanan obat menjadi.. Penelitian akan dilakukan

Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya (dikutip oleh Walgito,