PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN
PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015)
1Ni Made Noviana Chintya Devi,
1Ni Luh Gede Erni Sulindawati,
2Made Arie Wahyuni
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail:
{novianachintya95@gmail.com, ernisulindawatiayu@yahoo.co.id,
wahyuni_arie@yahoo.com
}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial terhadap struktur modal. Sampel penelitian berjumlah 39 perusahaan manufaktur, yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur periode tahun 2013-2015. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 20.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) struktur aktiva berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, (2) profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, (3) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, (4) likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, (5) kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, (6) struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Kata kunci: struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, kepemilikan manajerial dan struktur modal
Abstract
This study was aimed at finding out the effect of asset structure, profitability, size of corporation, liquidity, and managerial ownership on corporate capital structure. The sample was 39 manufacturing corporations determined by purposive sampling method. The study used secondary data in the form of financial reports of the manufacturing corporations in the 2013-2015 period. The data were analyzed by multiple linear regression analysis aided by SPSS version 20.0 program.
The results showed that (1) asset structure has a negative and insignificant effect on capital structure, (2) profitability has a negative and insignificant effect on capital structure, (3) size of corporation has a negative and insignificant effect on capital structure, (4) liquidity has a negative and insignificant effect on capital structure, (5) managerial ownership has a positive and insignificant effect on capital structure, (6) asset structure, profitability, size of corporation, liquidity, and managerial ownership simultaneously have significant effect on capital structure.
Keywords: asset structure, profitability, size of corporation, liquidity, managerial ownership, and capital structure
PENDAHULUAN
Di zaman era globalisasi ini, setiap perusahaan baik yang berskala kecil maupun besar saling bersaing untuk mempertahankan dan memajukan kehidupan perusahaannya. Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik melalui peningkatan nilai perusahaan. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah aspek pendanaan atau permodalan. Menurut Joni dan Lina (2010) dalam Yusrianti (2013) menyatakan sumber pendanaan yang didapat oleh suatu perusahaan dapat berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan merupakan modal sendiri atau berasal dari dana internal perusahaan sedangkan dana yang diperoleh dari luar perusahaan, seperti dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan. Kombinasi antara dana yang bersumber dari internal dan eksternal perusahaan inilah yang disebut dengan struktur modal.
Menurut Sjahrial (2014: 230) struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Dalam penetapan struktur modal, suatu perusahaan perlu mempertimbangkan dan memperhatikan berbagai variabel yang mempengaruhinya karena secara langsung keputusan struktur modal akan mempengaruhi kondisi dan nilai perusahaan serta menentukan kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan dan berkembang. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi struktur modal. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial.
Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Semakin tinggi struktur aktiva perusahaan menunjukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan mendapatkan jaminan hutang jangka panjang. Perusahaan dengan struktur aktiva tinggi cenderung memilih menggunakan dana dari pihak luar atau hutang untuk mendanai kebutuhan modalnya.
Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi struktur modall dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari berbagai aktivitas perusahaan melalui sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Brigham dan Houston (2006) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang relatif kecil.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal juga akan semakin besar. Hal ini disebakan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing, apabila modal sendiri tidak mencukupi. Semakin besar ukuran perusahaan sebuah perusahaan maka akan semakin besar pula jumlah aset yang dimiliki, semakin banyak pula hutang yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan.
Rasio Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Semakin besar rasio likuiditas suatu perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut membayar kewajiban dan begitu juga sebaliknya. Perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini di sebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internal terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal menggunakan hutang.
Menurut Sujono dan Soebiantoro (2007) dalam Rahadian (2014), kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur
dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen. Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, secara otomatis manajemen perusahaan akan meningkatkan kinerja lebih baik lagi.
Beberapa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yang pertama bagaimanakah pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal.
Struktur aktiva merupakan penentuan seberapa besar jumlah alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar. Perusahaan yang memiliki perbandingan aktiva tetap yang lebih tinggi akan cenderung menggunakan utang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan utang. Perusahaan akan menggunakan modal sendiri atau utang jangka panjang yang sesuai dengan umur aktiva untuk diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetapnya tinggi akan lebih mudah untuk mendapatkan utang, karena aktiva tetap dapat dijadikan sebagai jaminan. Oleh karena itu jumlah aktiva tetap yang semakin tinggi maka perusahaan lebih percaya diri dan mudah mendapatkan pendanaan yang bersumber dari hutang.
Dalam penelitian Widyaningrum (2015) dan Yusrianti (2013) membuktikan bahwa secara parsial struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dari kajian diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:
H1: Struktur aktiva berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal
Permasalahan yang kedua, bagaimanakah pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.
Profitabilitas menurut Sartono (2008:122) dalam Riasita (2014) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Semakin tinggi profitabilitas menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan juga tinggi. Apabila laba perusahaan tinggi maka perusahaan memiliki sumber dana
dari dalam yang cukup besar, sehingga perusahaan lebih sedikit memerlukan hutang. Oleh karena itu, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap stuktur modal.
Dalam penelitian Hakim (2013) dan Yusrianti (2013), menyatakan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Dari kajian diatas hipotesis yang digunakan yaitu:
H2: Profitabilitas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal
Permasalahan yang ketiga, bagaimanalah pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan berapa besar kebijakan atau keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya aset perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar dan akan semakin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman dari kreditur untuk memenuhi struktur modal perusahaan yang ditargetkan. Hasil penelitian Riasita (2014) menyatakan bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dari kajian teori diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap struktur modal Permasalahan keempat, bagaimanakah pengaruh likuiditas terhadap struktur modal.
Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai dana internal yang tinggi pula dengan demikian perusahaan akan mengurangi pendanaan eksternalnya. Ini disebabkan karena perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui utang. Maka dapat dikatakan bahwa
likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Penelitian Hakim (2013) dan Riasita (2014) menyatakan bahwa secara parsial likuiditas berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Dari kajian teori diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:
H4: Likuidiitas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal
Permasalah yang kelima, bagaimanakah pengaruh kepemilikan manajerial terhadap struktur modal.
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan. Masalah keagenan akan berkurang karena selarasnya antara kepentingan pemegang saham dan manajemen perusahaan. Manajer mempunyai jumlah informasi yang sangat banyak karena mereka berada dalam lingkup operasional. Manajer menginginkan keuntungan untuk perusahaan sebagai manajer itu sendiri dan keuntungan sebagai pemegang saham. Manajer akan memilih hutang untuk dijadikan sumber pendanaan modal karena mempunyai risiko perusahaan lebih kecil dan menguntungkan manajer sebagai pemegang saham yang dilihat berdasarkan nilai kepemilikan saham yang tidak berkurang. Hasil penelitian Rahadian (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dari kajian teori diatas, hipotesis yang digunakan yaitu:
H5: Kepemilikan manajeriall berpengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal
Permalasahan yang keenam , bagaimakah pengaruh srtuktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial secara simultan terhadap struktur modal.
Dalam penelitian ini juga akan melihat pengaruh secara simultan antara srtuktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial terhadap struktur modal. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H6: Struktur aktiva, profitabilitas, ukuran
perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Alasan peneliti ingin menguji kembali pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial terhadap struktur modal adalah karena adanya ketidakkonsistenan antara hasil penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada periode penelitian, sampel penelitian, dan variabel penelitian. Pada periode penelitian, Hakim (2013) menggunakan periode dari tahun 2007 sampai dengan 2012. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan periode dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dengan alasan agar diperoleh data yang lebih baru dan menggambarkan kondisi perusahaan yang terbaru. Pada sampel penelitian, sampel yang digunakan pada penelitian Hakim (2013) adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel yaitu semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Alasan pemilihan sampel ini karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan skala produksi yang besar dan memiliki ruang lingkup yang luas sehingga membutuhkan dana yang besar pula untuk mengembangkan produknya serta melakukan ekspansi pasar, sehingga mempengaruhi keputusan struktur modal suatu perusahaan.
Pada variabel penelitian, peneliti Hakim (2013) menggunakan variabel seperti struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas sebagai faktor yang berpengaruh pada struktur modal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima variabel yaitu: struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas dan memasukkan satu variabel lain sebagai saran dari peneliti sebelumnya yaitu variabel kepemilikan manajerial.
Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal; (2) untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal; (3) untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal; (4) untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap
struktur modal; (5) untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap struktur modal; dan (6) untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan srtuktur kepemilikan manajerial secara simultan terhadap struktur modal.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel yang digunakan adalah variabel bebas antara lain yaitu: (1) struktur aktiva, (2) profitabilitas, (3) ukuran perusahaan, (4) likuiditas, dan (5) kepemilikan manajerial, sedangkan variabel terikatnya adalah struktur modal. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2013-2015 yang diunduh dari
website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id).
Populasi penelitian yakni seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu purposive sampling, Berdasarkan metode purposive sampling, maka didapatkan 39 sampel perusahaan manufaktur periode 2013-2015 yang telah memenuhi kriteria.
Variabel terikat penelitian (variabel dependen) adalah struktur modal. Pengukuran struktur modal pada penelitian ini mengacu pada penelitian Hakim (2013) yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) dengan rumus:
DER = (1)
Variabel independen yang pertama yaitu struktur aktiva. Pengukuran struktur aktiva pada penelitian ini mengacu pada penelitian Riasita (2014) yang diprosikan dengan FAR (Fixed Asset Ratio) dengan rumus:
FAR = (2)
Variabel independen yang kedua yaitu profitabilitas. Pengukuran profitabilitas pada penelitian ini mengacu pada penelitian
Hakim (2013), yang diproksikan dengan
Return on Asset (ROA) dengan rumus:
ROA
=
(3)Variabel independen yang ketiga yaitu ukuran perusahaan. Pengukuran ukuran perusahaan pada penelitian ini mengacu pada penelitian Riasita (2014) yang diprosikan dengan nilai logaritma natural dari total aset atau dengan rumus: SIZE = Ln (Total Aset) (4)
Variabel independen yang keempat yaitu likuiditas. Pengukuran likuiditas pada penelitian ini mengacu pada penelitian Riasita (2014) yang yang diproksikan dengan current ratio dengan rumus:
CR
=
(5)Variabel independen yang kelima yaitu kepemilikan manajerial. Pengukuran kepemilikan manajerial pada penelitian ini mengacu pada penelitian Thesarani (2016) dengan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang diterbitkan, atau dengan rumus:
KM
=
(6)Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi yakni mengumpulkan data laporan keuangan masing-masing perusahaan manufaktur yang telah di publikasikan di website Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan program SPSS versi 20.00. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:
Y=α+β1X1+β2X2+β3X3++β4X4+β5X5+e (7)
α = Konstanta β1,β2,β3,β4,β5 = koefisien regresi X1 = Struktur Aktiva X2 = Profitabilitas X3 = Ukuran Perusahaan X4 = Likuiditas X5 = Umur Perusahaan e = standard error
Pengujian regresi linear berganda yang baik ialah terbebas dari gejala normalitas, multikolonieritas, autokolerasi dan heteroskedastisitas, sehingga sebelum melakukan model regresi terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu: uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokolerasi, dan uji heteroskedastisitas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel Struktur Modal (Y) memiliki nilai terendah (minimun) sebesar 0,065 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 7,33, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Struktur Modal (Y) adalah 1,252. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Struktur Modal (Y) yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 1,435. Variabel Struktur Aktiva (X1) memiliki nilai
nilai terendah (minimun) sebesar 0,035 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 0,769, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Struktur Aktiva (X1) adalah 0,372. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Struktur Aktiva (X1) yang diteliti
terhadap nilai rata-rata sebesar 0,179. Variabel Profitabilitas (X2) memiliki nilai nilai
terendah (minimun) sebesar -0,139 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 0,215, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Profitabilitas (X2) adalah 0,038. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Profitabilitas (X2) yang diteliti
terhadap nilai rata-rata sebesar 0,065. Variabel Ukuran Perusahaan (X3) memiliki
nilai nilai terendah (minimun) sebesar 25,66 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 33,08, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Ukuran Perusahaan (X3) adalah
27,936. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Ukuran Perusahaan (X3) yang diteliti terhadap nilai
rata-rata sebesar 1,685. Variabel Likuiditas
(X4) memiliki nilai nilai terendah (minimun)
sebesar 0,714 dan nilai tertinggi
(maxsimum) sebesar 241,93, sehingga
rata-rata (mean) untuk variabel Likuiditas (X4) adalah 8,906. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Likuiditas (X4) yang diteliti terhadap nilai
rata-rata sebesar 38,41. Variabel Kepemilikan Manajerial (X5) memiliki nilai
nilai terendah (minimun) sebesar 0,00001 dan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 0,7135, sehingga rata-rata (mean) untuk variabel Kepemilikan Manajerial (X5) adalah
0,075. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai variabel Kepemilikan Manajerial (X5) yang diteliti terhadap nilai
rata-rata sebesar 0,1417.
Hasil pengujian normalitas data menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,232 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal.
Hasil uji multikolonieritas menunjukkan bahwa nilai tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 10% atau 0,1 serta nilai VIF masing-masing variabel kurang dari 10, sehingga data dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolonieritas.
Hasil uji autokolerasi menunjukkan bahwa nilai Nilai Durbin Watson berada diantara du dan (4-dU) atau 1,7886 < 2,132
< 2,2114, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi.
Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa terdeteksi gejala heteroskedastisitas pada variabel Ukuran Perusahaan (X3), Likuiditas (X4) dan
Kepemilikan Manajerial (X5) karena nilai
signifikansi masing-masing variabel tersebut di bawah 0,05 atau 5%.
Salah satu cara untuk mengatasi gelaja heteroskedastisitas adalah mentransformasi data Ukuran Perusahaan (X3), Likuiditas (X4) dan Kepemilikan
Manajerial (X5) ke dalam bentuk logaritma
natural (ln).
Hasil uji heteroskedastisitas setelah transformasi data menunjukkan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel bebas di atas 0,05 atau 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdeteksi gejala heteroskedastisitas.
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang dihitung
dengan menggunakan program SPSS versi 20.0, yang disajikan pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -8,420 11,052 -0,762 0,452 FAR -0,804 1,244 -0,100 -0,646 0,523 ROA -12,342 3,010 -0,559 -4,100 0,000 lnSIZE 3,269 3,350 0,133 0,976 0,336 lnCR -0,514 0,213 -0,373 -2,411 0,022 lnKM 0,003 0,064 0,007 0,053 0,958
Sumber: Data Sekunder Diolah (2016) Berdasarkan tabel 1, adapun persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= -8,420-0,804X1-12,342X2+3,269X3 -0,514X4+0,003X5+e (8) Dimana : Y = Struktur Modal X1 = Struktur Aktiva X2 = Profitabilitas X3 = Ukuran Perusahaan X4 = Likuiditas X5 = Umur Perusahaan e = standard error
1. Nilai konstanta sebesar -8,420 menyatakan bahwa apabila variabel Struktur Aktiva (X1), Profitabilitas (X2),
Ukuran Perusahaan (X3), Likuiditas (X4),
dan Kepemilikan Manajerial (X5) sama
dengan nol, maka Struktur Modal (Y) mengalami penurunan sebesar 8,420. 2. Nilai koefisien β1 = -0,804 menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel Struktur Aktiva (X1) terhadap
Struktur Modal (Y) sebesar -0,804. Hal ini berarti apabila variabel Struktur Aktiva (X1) naik sebesar 1 satuan maka Struktur
Modal (Y) akan berkurang sebesar 0,804. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.
3. Nilai koefisien β2 = -12,342 menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel Profitabilitas (X2) terhadap
Struktur Modal (Y) sebesar -12,342. Hal ini berarti apabila variabel Profitabilitas (X2) naik sebesar 1 satuan maka Struktur
Modal (Y) akan berkurang sebesar 12,342. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.
4. Nilai koefisien β3 = 3,269 menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Ukuran Perusahaan (X3)
terhadap Struktur Modal (Y) sebesar 3,269. Hal ini berarti apabila variabel Ukuran Perusahaan (X3) naik sebesar 1
satuan maka Struktur Modal (Y) akan bertambah sebesar 3,269. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.
5. Nilai koefisien β4 = -0,514 menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel Likuiditas (X4) terhadap Struktur
Modal (Y) sebesar -0,514. Hal ini berarti apabila variabel Likuiditas (X4) naik
sebesar 1 satuan maka Struktur Modal (Y) akan berkurang sebesar 0,514. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.
6. Nilai koefisien β5 = 0,003 menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Kepemilikan Manajerial (X5)
0,003. Hal ini berarti apabila variabel Kepemilikan Manajerial (X5) naik sebesar
1 satuan maka Struktur Modal (Y) akan bertambah sebesar 0,003. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.
Berdasarkan tabel 1, juga dapat diketahui nilai signifikansi masing-masing variabel. Untuk mengetahui arah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, dapat diketahui melalui koefisien regresi dari masing-masing variabel independen. Nilai signifikansi X1 (struktur
aktiva) sebesar 0,523>0,05, maka H1
ditolak. Ini berarti struktur aktiva berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Nilai signifikansi X2 (profitabilitas)
sebesar 0,000<0,05, maka H2 diterima. Ini
berarti profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Nilai signifikansi X3 (ukuran
perusahaan) sebesar 0,336>0,05, maka H3
ditolak. Ini berarti ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Nilai signifikansi X4 (likuiduitas)
sebesar 0,022<0,05, maka H4 diterima. Ini
berarti likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Nilai signifikansi X5 (kepemilikan
manajerial) sebesar 0,958>0,05, maka H5
ditolak. Ini berarti kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Hasil uji simultan (F) menunjukkan bahwa nilai sig adalah 0,000<0,05 maka keputusannya H6 diterima. Hal inii
menunjukkan bahwa struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2015.
Hasil uji koefisien determinasii menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square adalah sebesar sebesar 0,441. Hal ini berarti bahwa Struktur Modal dapat dijelaskan oleh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Kepemilikan Manajerial sebesar 44,1%. Sedangkan sisanya sebesar 55,9% Struktur Modal dijelaskan
oleh variabel lain diluar model yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.
Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi X1 (struktur aktiva) sebesar
0,523>0,05, maka H1 ditolak. Ini berarti
struktur aktiva berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.Hal ini tidak membuktikan pernyataan Widyaningrum (2015) dan Yusrianti (2015) yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, dimana apabila aktiva tetap perusahaan meningkat, maka penggunaan hutang juga akan semakin meningkat.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Prayogo (2016), Riasita (2014), Simanjuntak (2012) dan Niztiar (2013), yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Hasil yang tidak signifikan dari pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan disebabkan karena perusahaan yang dijadikan sampel memiliki rata-rata total aset rendah. Dengan demikian perusahaan akan kesulitan dalam mendapatkan pinjaman dari kreditur. Perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap (fixed asset) biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya. Hal ini sesuai dengan konsep konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri paling sedikit menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen (Simanjuntak, 2012).
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi X2 (profitabilitas) sebesar
0,000<0,05, maka H2 diterima. Ini berarti
profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya hubungan negatif antara profitabilitas dengan struktur modal maka semakin besar tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan maka struktur modal
perusahaan yang berasal dari hutang akan semakin menurun.
Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori yaitu Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan lebih cenderung untuk mengutamakan menggunakan modal sendiri sebagai sumber pendanaan internal (internal financing) terlebih dahulu dalam membiayai atau mendanai kegiatan operasional dan investasi perusahaan.
Hasil yang senada dengan peneliti diungkapkan oleh Hakim (2013), yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, dimana semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin banyak dana yang diperoleh sebagai sumber dana sehingga penggunaan hutang akan semakin sedikit. Pernyataan ini didukung oleh Yusrianti (2013) dan Putri (2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi X3 (ukuran perusahaan)
sebesar 0,336>0,05, maka H3 ditolak. Ini
berarti ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini tidak dapat membuktikan pernyataan Riasita (2014) dan Lusangaji (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Hasil yang senada dengan peneliti diungkapkan oleh Widyaningrum (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013, dimana ukuran perusahaan yang besar tidak akan menaikkan atau meningkatkan struktur modal. Hal ini dikarenakan beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah menetapkan sebagian besar penerimaan laba digunakan untuk cadangan perusahaan.
Besar kecilnya suatu perusahaan ternyata tidak mempengaruhi pendanaan
terhadap struktur modalnya. Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan ini dikarenakan oleh banyaknya pengukuran yang digunakan sebagai indikator ukuran perusahaan. Bukan hanya dari total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan, tetapi juga terdapat indikator lain seperti total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva (Prayogo, 2016). Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi X4 (likuiditas) sebesar
0,022<0,05, maka H4 diterima. Ini berarti
likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil.
Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori yaitu Pecking Order Theory. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut mempunyai dana internal yang tinggi pula. Sehingga suatu perusahaan akan cenderung menggunakan dana yang dimilikinya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan dana dari pihak luar melalui hutang.
Hasil yang senada dengan peneliti diungkapkan oleh Hakim (2013), Prayogo (2016), dan Riasita (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi X5 (kepemilikan manajerial)
sebesar 0,958>0,05, maka H5 ditolak. Ini
berarti kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini tidak dapat membuktikan pernyataan Rahadian (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap struktur modal adalah positif tetapi tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi kepemilikan manajerial maka semakin tinggi struktur modal. Dengan naiknya kepemilikan manajerial, maka dalam membiayai perusahaan tidak lagi dengan hutang tapi dengan menerbitkan saham. Hasil dari penelitian ini mendukung
pecking order hypotesis yang menunjukkan
bahwa struktur modal tidak dipengaruhi oleh kepemilikan manajer atas saham perusahaan. Hasil yang tidak signifikan ini, kemungkinan disebabkan oleh masih rendahnya kepemilikan saham oleh manajer dibandingkan kelompok lainnya dalam perusahaan.
Hasil penelitian didukung oleh Rizal (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, dimana hal ini dikarenakan variasi dari persentase kepemilikan manajerial yang rendah. Pernyataan ini sejalan dengan. Pertiwi (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan hasil uji simultan F, menunjukkan bahwa nilai sig adalah 0,000<0,05 maka keputusannya menolak H0 dan menerima H6. Hal ini berarti bahwa
variabel struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.
Apabila kelima variabel independen tersebut, yaitu struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial meningkat secara bersamaan maka akan meningkatkan struktur modal perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan memperhatikan kelima variabel bebas tersebut dalam menentukan struktur modalnya, terutama menyangkut
penggunaan utang sebagai sumber dananya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel struktur aktiva berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang dijadikan sampel memiliki rata-rata total aset rendah. Dengan demikian perusahaan akan kesulitan dalam mendapatkan pinjaman dari kreditur.
2. Variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini disebabkan karena semakin besar tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan maka struktur modal perusahaan yang berasal dari hutang akan semakin menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan Pecking Order Theory.
3. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Besar kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi pendanaan terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan banyaknya pengukuran yang digunakan sebagai indikator ukuran perusahaan.
4. Variabel likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Hasil penelitian ini sesuai dengan Pecking Order Theory.
5. Variabel kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan oleh masih rendahnya kepemilikan saham oleh manajer dibandingkan kelompok lainnya dalam perusahaan serta variasi dari persentase kepemilikan manajerial yang rendah.
6. Variabel struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan
Manajer perusahaan harus mampu mempertimbangkan keputusan pendanaan yang akan diambil, baik menggunakan modal sendiri maupun hutang. Pendanaan tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan perusahaan serta dapat menciptakan struktur modal yang optimum.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan dan memutuskan invstasi yang akan dilakukan, karena setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa depan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan jumlah sampel dan waktu penelitian yang lebih lama. Peneliti juga dapat menambahkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi struktur modal seperti risiko bisnis, kepemilikan institusional, kebijakan deviden, pajak dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham dan Houston. 2006. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat.
Hakim, Arief Rahman. 2013. Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2007-2012). Skripsi.
Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah, Jakarta. Niztiar, Gata. 2013. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal
(Studi Kasus Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di BursaEfek Indonesia Periode 2008-2011). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Pertiwi, Arma. 2014. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap
Struktur Modal (Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2012). Skripsi. Program Sarjana
Fakultas Ekonomi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Prayogo, Pungkas. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Program Studi Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negri Yogyakarta.
Putri, Devi Esa. 2016. Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013). Naskah Publikasi. Program Studi Ekonomi Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Rahadian, Andhika. 2014. Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap
Struktur Modal Perusahaan(Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada Tahun 2010-2012). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Riasita, Defia. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Aktiva, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Skripsi. Program Studi
Manajemen-Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Rizal, M. Syamsul. 2007. Analisis Pengaruh Managerial Ownership, Institutional Ownership, Dividend Payout Ratio dan Return On Asset Terhadap Capital Structure (Studi di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2002-2005). Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro, Semarang. Seftianne dan Ratih Handayani. 2011.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13, No.1, Hlm 39-56.
Simanjuntak, Lidia. 2012. Pengaruh Strukur
Aset, Pertumbuhan Perusahaan,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Program Studi Akuntansi. Departemen Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatra Utara, Medan. Sjahrial, Dermawan. 2014. Manajemen
Keuangan Lanjutan Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Widyaningrum, Yunita. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap
Struktur Modal Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2013).
Skripsi. Program Studi Manajemen-Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Yusrianti, Hasni. 2013. Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Struktur Asset, dan Growth Opportunity Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Telah Go Public di Bursa Efek Indonesia. Laporan Penelitian Dana. Fakultas Ekonomi. Unsri.