• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA ISI PROGRAM. dengan masyarakat. 2. Sigi Investigasi Menampilkan fenomena yang cukup kontroversi di lingkungan masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA ISI PROGRAM. dengan masyarakat. 2. Sigi Investigasi Menampilkan fenomena yang cukup kontroversi di lingkungan masyarakat."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

15

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

NO JUDUL

PROGRAM ISI PROGRAM

PERBEDAAN DENGAN PROGRAM YANG DIBUAT 1. Reportase Investigasi (TRANS TV)

Kasus yang disajikan merupakan fenomena yang sangat dekat dengan masyarakat.

Tidak menampilkan opini dari masyarakat perihal fenomena yang diangkat menjadi topik. 2. Sigi Investigasi (SCTV) Menampilkan fenomena yang cukup kontroversi

di lingkungan

masyarakat.

Cara pembawaan berita yang formal dan sering membahas fenomena yang sudah pernah diangkat oleh program investigasi dari stasiun televisi lain.

3. Selidik (TVRI) Menyajikan fenomena yang dekat dengan masyarakat.

Masyarakat tidak diperlihatkan

bagaimana proses fenomena tersebut terjadi, terlalu banyak informasi dari pakar dan ahli.

(2)

4. Telusur (TV One) Menyajikan hasil investigasi dari berbagai instansi.

Bukan merupakan hasil investigasi tim produksi program itu sendiri.

5. Berkas Kompas (Kompas TV)

Menyajikan fenomena dari berbagai kalanggan.

Terkadang reporter dijadikan sebagai target kejahatan narasumber atau orang-orang yang melakukan tindakan yang merugikan orang banyak.

Tabel 2.1 Program Sebelumnya

2.2 Teori atau Konsep Yang Menjadi Kaitan Antara Tugas Karya Akhir Dengan Penontonnya.

1.2.1 Teori Agenda Setting

Dikutip dari buku Nurudin (2007), orang yang pertama kali memperkenalkan teori agenda setting ini adalah Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw (1973) dengan publikasi pertamanya berjudul “The Agenda Setting Function of The Mass Media”. Teori ini membahas mengenai bagaimana media massa (khususnya media berita) dapat mengarahkan masyarakat untuk apa yang akan mereka lakukan melalui agenda-agenda media melalui pemberitaan yang media sajikan, sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Media menyeleksi pemberitaan atau fenomena apa yang penting dan tidak penting, serta media dapat mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu.

Besarnya peran media untuk memberitahu masyarakat berpikir tentang apa, dirasa pembuat karya dan tim sangat tepat teori agenda setting ini digunakan sebagai teori yang berkaitan antara karya akhir dengan penontonnya. Jika dilihat dari pengertian teori agenda setting ini, nantinya program INTAI dapat benar-benar membantu masyarakat untuk berpikir dan bertindak seperti apa. Diharapkan program kami nantinya dapat

(3)

membuat agenda-agenda yang membahas fenomena-fenomena yang selama ini tidak diketahui masyarakat namun sangat merugikan kepentingan banyak orang. Sehingga agenda yang kami buat akan menjadi pembicaraan masyarakat. Karena semakin gencar media massa memberitaka, maka semakin hangat dan ramai topik yang diangkat tersebut dibicarakan masyarakat.

Sementara itu, Septiawan Santana (2009) dalam bukunya merangkum pernyataan Stephen W. Littlejohn yang pernah mengatakan, teori agenda setting ini beroperasi dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali. Untuk itu perlu ketelitian dan kehati-hatian saat membuat sebuah agenda.

b. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Maksudnya adalah besarnya kekuatan media mampu memengaruhi agenda publik yang kemudian publik tersebut melakukan sesuai agenda yang telah dibuat.

c. Agenda publik memengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting bagi individu.

Kesimpulan dari tiga hal diatas adalah bagaimana teori agenda setting ini dapat memprediksikan bahwa agenda dapat memengaruhi agenda publik, yang kemudian agenda publik ini dapat merubah dan memengaruhi pula agenda kebijakan. Oleh sebab itu, jika dikaitkan dengan pembuatan program INTAI ini, program yang kami buat akan berisi agenda-agenda yang pada nantinya akan memengaruhi agenda publik dan berakhir pada perubahan agenda kebijakan. Untuk memperjelas tiga agenda tersebut dalam teori agenda setting ini, tiap agenda memiliki dimensinya masing-masing yang saling berkaitan yang dikemukakan oleh Mannheim (Severin dan Tankard Jr, 1992) sebagai berikut:

1) Agenda media terdiri dari dimensi-dimensi berikut,

(4)

b) Audience salience (tingkat menonjol bagi khlayak), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.

c) Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan

cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2) Agenda Khalayak, terdiri dari dimensi-dimensi berikut,

a) Familiarity (keakraban), yakni derajat kesadaran khalayak akan topik

tertentu.

b) Personal salience (penonjolan pibadi), yakni relevansi kepentingan

individu dengan ciri pribadi.

c) Favorability (kesenangan), yakni pertimbangan senang atau tidak

senang akan topik berita.

3) Agenda Kebijakan terdiri dari dimensi-dimensi berikut,

a) Support (dukungan), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu

berita tertentu.

b) Likelihood of action (kemungkinan kegiatan), yakni kemungkinan

pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c) Freedom of action (kebebasan bertindak), yakni menilai kegiatan

yang mungkin dilakukan pemerintah.

Dengan adanya dimensi dari tiap agenda yang berkaitan dengan teori agenda setting ini, maka penjabaran mengenai teori ini semakin jelas. Bahwa media massa memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Apa yang diberitakan media sebagai sebuah agenda, dapat membuat masyarakat melakukan apa yang di agendakan media.

2.3 Teori atau Konsep Yang Berhubungan Dengan Proses Pembuatan Tugas Karya Akhir

2.3.1Proses Produksi Televisi

Dalam proses produksi televisi setiap pelaku dunia pertelevisian baik dari sisi teknis dan non-teknis pada umumnya berpedoman pada tiga tahap berikut, agar program yang dibuat dapat terlaksana dengan baik dan sistematis, yaitu:

(5)

2.3.1.1 Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahap awal dalam pembuatan suatu program. Ini adalah tahap yang paling penting dan menjadi penentu apakah bisa lanjut untuk ke tahap selanjutnya. Karena biasanya ditahap ini terdapat perencanaan proses produksi yang sifatnya sangat detail. Dalam tahap ini pembuat karya sebagai reporter bersama produser mengumpulkan ide untuk membuat sebuah program, membuat riset ke masyarakat untuk melihat minat masyarakat akan program investigasi, perencanaan secara teknis untuk proses produksi, membereskan urusan dalam membuat perjanjian dengan narasumber, selain itu sebagai reporter, di tahap ini pembuat karya melakukan riset perihal fenomena joki skripsi, mengumpulkan data-data terkait dengan tema yang akan diangkat, dan membuat susunan pertanyaan. Hal lainya yang tidak kalah penting adalah pencarian informasi untuk mengungkapkan sebuah kasus. Berikut adalah tiga kegiatan reporter dalam penggalian informasi menurut Melvin Mencher (1997):

1.) Surface facts, yakni, penelusuran fakta-fakta dari sumber-orisinal,

seperti pelbagai rilis berita, catatan-catatan tangan, dan pelbagai omongan (speeches);

2.) Reportorial enterprise yang meliputi kerja memverifikasi,

menyelidiki, meliput kejadian-kejadian mendadak (spontaneous), mengamati latar belakang;

3.) Interpretation and analysis, yakni, coba mengukur akumulasi

informasi berdasarkan tingkat signifikasinya, dampaknya, penyebabnya, konsekuensinya.

Dengan hal-hal diatas artinya reporter harus benar-benar terjun langsung (observasi) dalam kejadian atau peristiwa tersebut. Memverifikasi segala informasi yang telah didapat agar mendapatkan keorisinalitasan informasi, meneliti dan membuka kebohongan publik yang diciptakan.

(6)

2.3.1.2 Produksi

Tahap ini merupakan tahap inti dalam pembuatan sebuah program. Tahap ini mencakup persiapan alat dilokasi serta pengambilan gambar yang sudah ditentukan pada tahap pra produksi. Disinilah pembuat karya sebagai reporter bekerja keras untuk dapat menguak fakta langsung dari narasumber. Membuat narasumber nyaman dan percaya agar narasumber dapat memberikan informasi yang selama ini dirahasiakan dari publik. Reporter harus tahu betul bagaimana teknis dalam mengungkap sebuah fakta tanpa membuat narasumber tidak nyaman.

Yang perlu diingat adalah pertanyaan yang dilontarkan reporter saat wawancara berlangsung bisa saja dapat berupa sebuah risiko, ancaman, dan tekanan. Risiko: dianggap si pengganggu orang lain atau si pendengar yang buruk. Ancaman: ketika pertanyaan membuat jengkel. Tekanan: ketika pertanyaan dilontarkan pada saat tanya-jawab tidak disediakan waktunya, atau gaya pertanyaan yang merendahkan sumber informasi (Septiawan Santana, 2009). Terkait hal tersebut, reporter harus dapat memberikan informasi yang bernilai dan mengedepankan kepentingan masyarakat.

2.3.1.3 Pasca Produksi

Setelah tahap produksi selesai, barulah tahap pasca produksi dilaksanakan. Ini adalah tahap terakhir dalam proses produksi program televisi, dimana gambar-gambar yang telah didapat pada tahap produksi kemudian di olah atau masuk tahap editing serta mixing baik audio maupun visual. Selain itu, editor juga nantinya akan menambahkan efek atau grafis yang dapat melengkapi tampilan program. Dan yang terakhir adalah reporter dan produser akan melakukan evaluasi hasil dari produksi yang telah dilaksanakan. Tahap ini perlu dilakukan guna mengoreksi hasil produksi dan mencoba untuk memperbaikinya kembali pada episode-episode yang akan datang.

(7)

2.3.2Pengertian Investigasi

Investigasi berasal dari bahasa Latin yaitu “Vestigum” yang berarti jejak kaki. Investigasi atau yang biasa dikenal dengan reportase investigasi merupakan sebuah kegiatan peliputan yang mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta pelanggaran, kesalahan, atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau masyarakat (Septiawan Santana,2009). Investigasi merupakan program berita yang sifatnya “timeless”, maksudnya adalah informasi yang disampaikan bisa ditayangkan kapan saja tidak terikat dengan kesegeraan. Jika berita hardnews menayangkan berita yang sifatnya ”segera”, dalam investigasi berita yang disampaikan adalah memunculkan kembali fenomena yang pernah ada namun dikuak secara mendalam atau detail. Untuk itu, dalam mendapatkan sebuah informasi dalam investigasi dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk dapat mengungkapkan isu.

Investigasi merupakan kegiatan atau pekerjaan membuka pintu dan mulut yang tertutup rapat (William Rivers,1994). Kegiatan investigasi merupakan kegiatan yang memproduksi berita-berita yang sifatnya inisiatif, topik yang diangkat merupakan fenomena atau peristiwa yang menyangkut kepentingan banyak orang atau organisasi tertentu yang memang dengan sengaja fenomena tersebut di rahasiakan dari publik. Hal seperti ini dilakukan biasanya dengan alasan bahwa tindakan atau fenomena tersebut hanya menguntungkan pihak tertentu saja, dan orang-orang yang terlibat didalamnya menyimpan baik-baik rahasia tersebut dan hanya terbuka untuk orang-orang dikalangan tersebut. Untuk itu reporter investigasi diperlukan keahlian yang berbeda dengan reporter harian (daily reporter). Reporter investigasi memiliki sifat keagresifan yang tinggi terhadap sebuah fakta. Selain itu reporter investigasi juga memiliki tingkat “kecerewetan” terhadap pertanyaan yang tinggi. Tidak heran jika dalam proses investigasi, reporter akan memberikan banyak pertanyaan pada narasumber.

Dalam kumpulan materi Burgh (2000), ada beberapa kasus investigasi yang meliputi permasalahan sebagai berikut:

(8)

• Hal-hal yang memalukan, biasanya terkait dengan hal yang ilegal, atau melanggar moral

• Penyalahgunaan kekuasaan

• Dasar faktual dari hal-hal yang tengah menjadi pembicaraan publik • Keadilan yang korup

• Manipulasi laporan keuangan • Bagaimana hukum dilanggar

• Perbedaan antara profesi dan praktisi • Hal-hal yang sengaja disembunyikan

Dari kesemua permasalahan diatas, tema investigasi yang pembuat karya pilih yaitu “Dokter Skripsi” dapat dikategorikan masuk kedalam kasus yang memalukan yang biasanya terkait dengan hal ilegal atau melanggar moral. Karena kegiatan yang dilakukan oleh “Dokter Skripsi” merupakan kegiatan ilegal yang tidak dibenarkan oleh kampus manapun.

2.3.3 Pengertian Reporter

Jika melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi dari reporter adalah penyusun laporan atau wartawan. Pada dasarnya tugas utama seorang reporter memang menyusun laporan yang telah ia liput. Untuk kemudian hasil dari laporan tersebut diolah kembali hingga menjadi sebuah berita yang dapat disajikan untuk khalayak. Menurut Arifin S. Harahap (2007), reporter adalah seseorang yang bertugas mencari dan memberikan laporan mengenai fakta peristiwa atau pendapat masyaraka atau kedua-duanya yang disertai gambar atau visual yang aktual, menarik, berguna, dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik. Hal ini berarti reporter memiliki peranan penting dalam sebuah proses produksi program berita. Reporter dituntut untuk aktif dalam mencari dan menggali informasi dan mengutamakan kebenaran dalam menyampaikan sebuah berita.

Selain bertugas sebagai orangyang menyusun laporan atas sebuah peristiwa, tugas seorang reporter yang tidak kalah pentingnya adalah wawancara. Dalam proses wawancara, menurut Herbert Strentz

(9)

(1993) pada dasarnya terdapat tiga jenis wawancara yang sering dilakukan reporter atau wartawan, yaitu:

1.) Wawancara Telepon

Telepon merupakan media paling cepat untuk seorang reporter mendapatkan informasi dari narasumber. Dengan metode ini reporter tidak perlu menentukan tempat untuk melakukan wawancara, proses wawancara tidak terganggu pakaian, aroma nafas, atau penampilan fisik keduanya. Namun disisi lain, terkadang reporter terganggu dengan nada sibuk narasumber yang dapat menghambat waktu, reporter juga tidak tahu apakah ada orang-orang disekitar narasumber, atau apakah jawaban dari narasumber tidak dipengaruhi oleh orang disekitarnya.

2.) Wawancara Langsung

Dengan metode ini reporter dapat lebih banyak memilki waktu dan berkemunkinan mendapatkan ranah-ranah baru pemberitaan. Reporter harus membuat janji untuk bertemu dengan narasumber. Disini reporter harus bisa membangun suasana wawancara senyaman mungkin. Tidak jarang reporter mendapatkan data lengkap.

3.) Konfrensi Pers

Suasana konfrensi pers yang identik dengan kepentingan dan keuntungan pribadi, membuat reporter kadangkala kesulitan dalam mendapat atau mengejar informasi yang berharga. Karena segala sesuatu telah diatur oleh narasumber, sehingga reporter akan kesulitan dalam mengajukan penentangan, meminta penjelasan lebih lanjut, atau menempatkan bahan berita kedalam konteks tertentu.

Dari ketiga pedoman dasar itu tak jarang reporter berhasil mendapatkan berita yang menarik. Dengan teknik apapun, reporter harus mampu mengolah informasi yang ia dapat menjadi berita yang layak disajikan untuk khalayak. Dalam mempersiapkan berita yang akan disajikan untuk khalayak, seorang reporter juga harus mendapatkan informasi atau data dari hasil wawancaranya dengan narasumber. Narasumber merupakan seseorang yang memberikan informasi seputar hal-hal yang ia alami atau ketahui. Reporter harus pintar dalam memilih narasumber, karena segala informasi atau kutipan narasumber yang

(10)

kemudian disajikan untuk khalayak menjadi tanggung jawab seorang reporter juga.

Morissan (2006) memiliki pendapat mengenai kelompok-kelompok besar seorang narasumber jika dilihat dari kepentingann yang mereka wakili, yaitu:

1. Pemerintah atau penguasa

2. Kelompok ahli atau pakar pengamat

3. Orang terkenal (selebritas, tokoh agama, dan lain-lain) 4. Masyarakat biasa (man on the street)

Dan dari keempat kelompok ini, pembuat karya sebagai reporter mewawancarai dua kelompok, yaitu kelompok ahli atau pakar dimana pada kasus ini adalah narasumber dari pihak akademisi dan “Dokter Skripsi”, serta kelompok narasumber yang kedua adalah masyarakat biasa, yaitu mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi.

Selain itu, terdapat pula beberapa teknik wawancara secara umum yang harus diperhatikan dan biasa digunakan. Teknik ini di cantumkan oleh Septiawan Santana (2009) dalam bukunya yang dikemukakan oleh Nelson, yaitu sebagai berikut:

• Dalam menjalankan wawancara, yang terbaik adalah melontarkan pertanyaan yang tersusun atas dua kata.

• Satu saat ada momen ditengah wawancara, reporter kehabisan ide atau bahan untuk dipertanyakan, atau mungkin sebaliknya, narasumber kehabisan ide dan bahan. Hal ini biasanya menyebabkan kebisuan. Namun, kebisuan ini jangan dianggap tak berarti, justru ada teknik agar terjadinya perbincangan kembali. Reporter dapat tetap duduk tenang tanpa melakukan apapun dan menatap narasumber. Pada saat itu narasumber akan merasakan kegelisahan dan pada akhirnya ia akan memulai perbincangan dengan memberikan sejumlah informasi.

• Jangan lontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal. Hal ini kerap terjadi pada reporter siaran langsung. Pasalnya reporter atau pewawancara pada saat itu hanya berpusat pada perasaan atas insiden atau peristiwa, bukannya pada subtansi peristiwa tersebut. Dan biasanya hal ini bisa terjadi karena kurangnya konstentrasi

(11)

reporter serta merasa adanya tekanan untuk mengisi waktu kosong untuk keperluan didepan kamera. Ketidaksiapan wartawan atau reporter pada saat itu dapat dilihat lewat ekspresi atau nada suara reporter tersebut.

• Ada dua metode yang umumnya dilakukan untuk mendapatkan hasil wawancara yaitu, mencatatnya diatas kertas atau merekamnya. Meskipun dua cara tersebut sudah lazim dilakukan, tidak memungkinkan kedua hal tersebut menjadi tidak efektif. Hal ini biasanya terjadi pada psikologis sang reporter, serta terlalu banyaknya pertanyaan yang diajukan.

• Alat perekam dianjurkan digunakan untuk merekam isu-isu yang dirugikan, secara hukum kepentingannya terlindungi dengan adanya bukti rekaman.

• Sama halnya dengan fakta dan informasi lainnya, hasil wawancara harus senantiasa dicek dan ricek, terutama jika menyangkut isu-isu kontroversial. Namun, yang harus diperhatikan adalah jangan sampai subjek atau narasumber mengambil aih kontrol atas artikel yang reporter buat atau bahkan mengatur dan mencampuri manuskrip yang telah dibuat. Karena hal-hal tersebut dapat merusak isi dari kebutuhan informasi yang telah anda susun dengan baik.

• Dalam menuliskan kembali hasil wawancara, hal yang juga kerap dilupakan para penulis adalah kaidah-kaidah bahasa penulisan kalimat langsung menjadi tidak langsung. Hal ini memerlukan perhatian dan latihan khusus. Yang harus diingat adalah apapun yang ditulis atau diletakan antara tanda kutip, kalimat itu haruslah tepat seperti apa yang dikatakan atau dituliskan subjek. Satu hal yang lebih penting lagi adalah, kutipan langsung dan tidak langsung harus sejalan dengan tema bagian yang ditampilkan.

Teknik wawancara tersebut dapat membantu pembuat karya untuk mejalankan peran sebagai reporter. Selain itu, dengan teknik tersebut dapat mempermudah reporter untuk mendapatkan informasi. Bahkan reporter bisa saja mendapatkan informasi diluar daftar

(12)

pertanyaan yang telah ia buat. Dalam kasus wawancara investigasi, teknik-teknik diatas tetap bisa digunakan.

Gambar

Tabel 2.1 Program Sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Pemberlakunya asas retroaktif di pengadilan Hak Asasi Manusia bertentang dengan Asas Legalitas yang dianut dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia..

Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui komponen dan fungsi komponen, dan dapat memahami cara kerja dari sistem AC (Air Conditinoer) dan

Penggunaan tepung zirkon tipe 2 dan pasir zirkon tipe c dengan distribusi ukuran partikel yang lebih merata dapat menghasilkan produk cor yang bebas cacat penetrasi

Rumusan masalah yang diajukan sekaligus menjawab tujuan penelitian ini adalah bagaimanakah profil, kompetensi dan kualifikasi serta besar insentif pendamping sosial dalam

yang tertera pada tabel. Dengan nilai tegangan yang sama. Nilai arus dan kecepatan pada dua kondisi ini sangat berbeda. Nilai arus dan kecepatan saat kondisi backward

lanjut dan meninjau kembali dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan modal kerja (elemen-elemen modal kerja yaitu: perputaran kas,

Pelatihan : Bab I Bahan Bangunan Kayu Yang Memenuhi Kualitas Untuk Bekisting Dan Perancah.. 1.1 Sifat kayu yang menguntungkan

Berdasarkan peningkatan hasil belajar dengan kedua metode, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan bantuan media visual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar