• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sutria Nelli 1, Dra. Gusmaweti, M.Si 2, Yusri Wahyuni, M.Pd 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sutria Nelli 1, Dra. Gusmaweti, M.Si 2, Yusri Wahyuni, M.Pd 3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SGW (SMALL GROUP

WORK) PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(TIK) SISWA KELAS XI SMA PGRI 1 PADANG

Sutria Nelli

1

, Dra. Gusmaweti, M.Si

2

, Yusri Wahyuni, M.Pd

3

1

Program Studi Pendidikan Biologi

2

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bung Hatta

Email :

SutriaNelli@ymail.com

ABSTRACT

This research is background about the students result of class XI SMA PGRI 1 Padang still be

low. One of the factor is caused by the student can not understand about the learning material

that conveyed by teacher, they do not give attention while the teacher was explaining about the

learning material and most of student talk with each other or their seatmate. Because of that the

teacher use cooperative learning model that is Small Group Work to motivate student so that

more be active in learning process. The purpose of this research is to know about the result of

student learning in TIK that used cooperative learning model type Small Group Work on

cognitive is better than the result of student learning that used convensional in student class XI

SMA PGRI 1 Padang. This research used experiment research with all population of student

class XI SMA PGRI 1 Padang. Technique to determine sample is using purposive sampling

technique it is determine average mark almost same with class XI IPA and then to determine the

experimental class and control class it is doing by random so that the writer can class XI IPA 2

as the experimental class and class XI IPA 3 as control class. The result of student learning is

gotten by the final test such as objective 25 questions and doing t-test so it gets t

count

= 2,772 and

t

table

= 1,671 because t

count

> t

table

so declining H

0

and accepting H

1.

It concludes that the result of

student learning in TIK the student who used cooperative learning model type Small Group Work

is better than the result of student learning that used conventional learning in student class XI

SMA PGRI 1 Padang.

Keyword:

Cooperative Learning Model Type Small Group Work, the result of

Learning Process, The Experimental Research

A. PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya merupakan

faktor

yang

mempengaruhi

dalam

pengembangan sumber daya manusia, dan

merupakan suatu upaya menghasilkan kualitas

bangsa yang memiliki keahlian keterampilan dan

penanaman sikap positif kepada anak didik.

Tujuan

pendidikan

adalah

untuk

mengembangkan potensi anak didik menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, kreatif, mandiri dan

bertanggung

jawab.

Pendidikan

selalu

mengupayakan kehidupan manusia ke arah yang

lebih baik dan diperlukan untuk kehidupan di

masa yang akan datang.

Pendidikan mempunyai peranan yang

sangat penting dan mendasar dalam proses

peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan

kualitas pendidikan merupakan suatu proses

yang terintegrasi dengan peningkatan sumber

(2)

daya itu sendiri dan tujuan pendidikan

merupakan suatu komponen sistem yang

menempati kedudukan dan fungsi sentral”.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 6-8

April 2015 dan wawancara yang dilakukan

dengan guru mata pelajaran TIK serta beberapa

orang siswa. hasilnya menunjukkan bahwa di

SMA PGRI 1 Padang kelas XI dalam proses

pembelajaran siswa kurang memahami materi

TIK yang diberikan oleh guru dan pencapaian

hasil belajar siswa masih tergolong rendah.

Karena siswa masih tergantung pada penjelasan

dari guru, dan kebanyakan siswa pun tidak

mendengarkan saat guru menjelaskan materi

pelajaran.

Keadaan tersebut berdampak pada hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas XI SMA

PGRI 1 Padang yang terdfatar pada tahun

pelajaran 2014/2015 seperti terlihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 1: Persentase Nilai Ulangan Harian

TIK Semester I Siswa Kelas XI

SMA PGRI 1 Padang Tahun Ajaran

2014/2015

Kelass

Jumlah

Siswa

KKM

(<75)

KKM

(≥75)

XI IPA 1

XI IPA 2

XI IPA 3

XI IPA 4

XI IPS.1

XI IPS.2

31 orang

31 orang

31 orang

31 orang

28 orang

28 orang

12

17

20

14

14

15

19

14

11

17

14

13

XI IPS.3

XI IPS.4

XI IPS 5

28 orang

28 orang

28 orang

16

19

19

12

9

9

Jumlah

264 orang 146

118

Persentase 100%

55,2 %

44,7 %

Sumber: Guru TIK SMA PGRI 1 Padang

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

persentase nilai ulangan harian TIK siswa kelas

XI SMA PGRI 1 Padang tahun pelajaran

2014/2015 masih rendah dan masih banyak

siswa

memiliki

nilai

dibawah

Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan

oleh SMA PGRI 1 Padang untuk mata pelajaran

TIK yaitu 75 .

Untuk mengatasi masalah di atas, guru

sebagai salah satu faktor keberhasilan siswa

harus mampu merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar

dapat terwujud proses pembelajaran yang

maksimal, salah satu menyelesaikan masalah ini

adalah dengan menerapkan model mengajar

yang sesuai dan tepat. Model yang dapat

digunakan guru untuk membuat siswa lebih

mengerti dengan pelajaran yang diberikan

adalah

dengan

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe Small Group Work.

Berdasarkan

pendapat

diatas

pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Small Group Work untuk dapat

mengatasi permasalahan pada siswa. Model

pembelajaran kooperatif tipe Small Group Work

merupakan model penyampaian materi ajar

dengan cara dalam group (kelompok) dan

(3)

jaringannya, sehingga titik keberhasilannya

ditentukan oleh group dan cara kerja group itu

sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Small Group Work Pada Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Siswa Kelas XI SMA PGRI 1 Padang”.

Tuhuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah hasil belajar TIK siswa yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Small Group Work pada ranah kognitif lebih

baik dari hasil belajar TIK siswa yang

menerapkan pembelajaran konvensional pada

siswa kelas XI SMA PGRI 1 Padang.

B. METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen.

Menurut

Sugiyono

(2014:72)

mengemukakan “Metode penelitian eksperimen

merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh treatmen (perlakuan)

tertentu”.

Penelitian ini dilakukan terhadap dua

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas eksperimen merupakan kelas yang

pembelajarannya

menerapkan

model

pembelajaran kooperatif tipe Small Group Work,

sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang

pembelajarannya

dengan

menerapkan

pembe

lajaran konvensional.

Populasi yang

dipilih dalam penelitian ini adalah siswa

kelas XI di SMA PGRI 1 Padang.

Sedangkan yang menjadi kelas sampel

adalah siswa kelas XI IPA 2 dan siswa kelas

XI IPA 3. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah Purposive Sampling.

Teknik

purposive

sampling

yaitu

teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dalam

prosedur

penelitian kelas

ekpserimen,

penulis

menggunakan

3

prosedur penelitian sebagai berikut:

1.

Tahap Persiapan

a.

Menentukan tempat penelitian

b.

Menentukan popoulasi dan sampel

serta menetapkan kelas eksperimen

dan kelas kontrol

c.

Mempersiapkan

Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d.

Mempersiapkan bahan ajar sesuai

dengan materi TIK

e.

Mempersiapkan tes untuk penilaian

hasil belajar dalam penelitian

2.

Tahap Pelaksanaan

Melaksanakan

proses

pembelajaran

selama 6 kali pertemuan dengan indikator

pembelajaran sebagai berikut:

a.

Mengenal Internet

b.

Sejarah internet

c.

Menjelaskan fungsi perangkat

keras untuk akses internet.

(4)

d.

Mendefenisikan jenis-jenis pada

jaringan.

e.

Menjelaskan

komponen-komponen jaringan.

f.

Menguraikan topologi jaringan.

g.

Mendefenisikan

arsitektur

jaringan.

h.

Menjelaskan cara akses internet.

3.

Tahap Penyelesaian

Pada tahap akhir yang akan dilakukan

peneliti adalah :

a.

Mengadakan tes hasil belajar

pada ke dua kelas sampel

b.

Mengolah data dari ke dua kelas

sampel

Instrumen

penelitian

adalah

alat

pengumpul data. Pada penelitian ini alat yang

digunakan adalah tes hasil belajar siswa yang

diberikan pada akhir pembelajaran dengan

validitas isi. Validasi dalam penelitian ini yaitu:

tes soal objektif

siswa dengan kisi-kisi soal

tes yang telah dibuat.

Teknik analisis data yang digunakan

yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas untuk bisa

melihat apakah data sampel berdistribusi normal

atau tidak menjadi syarat untuk menentukan

jenis statistika apa yang dipakai dalam analisis

lebih lanjut. Uji normalitas yang digunakan

adalah uji Kolmogorov-Sminov Test, dengan

SPSS versi 15. Dalam uji normalitas akan diuji

hipotesis bahwa data hasil belajar kedua kelas

sampel berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji

homogenitas

bertujuan

untuk

melihat apakah sampel mempunyai variansi

homogen

atau

tidak.

Untuk

mengujinya

dilakukan uji F dengan menggunakan SPSS

versi 15.

c. Uji Hipotesis

Uji

hipotesis

bertujuan

untuk

menentukan apakah terdapat perbedaan hasil

dari kedua kelompok sampel tersebut. Uji

hipotesis ini diketahui dengan melakukan uji t,

dengan SPSS versi 15.

H

0

: μ

1

= μ

2

: Hasil belajar TIK yang menerapkan

model pembelajaran kooperatif

tipe Small Group Work pada

ranah kognitif sama baiknya

dengan hasil belajar TIK siswa

yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

H

1

: μ

1

> μ

2

: Hasil belajar TIK yang menerapkan

model pembelajaran kooperatif

tipe Small Group Work pada

ranah kognitif lebih baik dari hasil

belajar

TIK

siswa

yang

menggunakan

pembelajaran

konvensional.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini didapat dari

hasil belajar siswa yang diperoleh setelah tes

akhir hasil belajar dilaksanakan pada kedua

(5)

kelas sampel. Tes yang digunakan berbentuk

objektif, sebelum dilakukan tes maka soal di uji

cobakan terlebih dahulu pada kelas yang bukan

sampel yaitu pada kelas XI SMA PGRI 4

Padang Kec. Koto Tangah. Agar mendapat soal

yang lebih valid, jumlah soal yang diujicobakan

sebanyak 30 soal dengan jumlah siswa 26 orang.

Dari hasil uji coba didapatkan soal yang valid

sebanyak 25 soal.

1. Validitas

Teknik yang digunakan dalam menghitung

validitas tes soal dalam penelitian dengan cara

mencari validitas soal dari hasil uji coba yang

telah dilakukan. Perhitungan validitas tes dapat

dilihat pada lampiran 15.

Perhitungan validitas dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Tabel 9. Validitas Uji Coba

Kriteria

Keterangan

Jumlah

Soal

0,40 < DP

Butir

Sangat

Baik

4 Soal

0,30 < D ≤ 0,40

Butir Baik

15 Soal

0,20 < D ≤ 0,30

Butir Cukup

6 Soal

D ≤ 0,20

Butur Jelek

5 Soal

Pada tabel diatas perhitungan validitas uji

coba yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil

perhitungan kriteria sangat baik 4 soal, baik 15

soal, cukup 6 soal, dan jelek 5 soal. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 22.

2.

Indeks Kesukaran Soal

Berdasarkan hasil uji coba soal yang

dilaksanakan maka dialakukan perhitungan

tingkat kesukaran soal. Berdasarkan kriteria

tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada

lampiran 14. Perhitungan kriteria kesukaran soal

dapat disimpulkan sebagai berikut

Tabel 10. Indeks Kesukaran Soal

Kriteria

Keterangan

Jumlah

Soal

P ≤ 0,25

Sukar

-

0,25 ≤ P ≤ 0,75

Sedang

30 soal

0,75 > P

Mudah

-

Pada tabel perhitungan Indeks Kesukaran

Soal yang telah dilakukan maka diperoleh hasil

perhitungan kesukaran soal dengan kriteria

sedang sebanyak 30 soal dengan rentang nilai

0,25 ≤ P ≤ 0,75. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada lampiran 14 halaman 119.

3. Daya Pembeda Soal

Berdasarkan hasil uji coba soal yang

dilaksanakan

maka

analisis

soal

dengan

menghitung

kriteria daya pembeda

soal.

Berdasarkan perhitungan daya beda soal dapat

dilihat pada lampiran 15. Perhitungan daya

pembeda soal dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Tabel 11. Daya Pembeda Soal

Kriteria

Keterangan

Jumlah

Soal

0,40 < DP

Soal diterima

25 soal

0,30 < D ≤ 0,40

Diterima tapi

diperbaiki

-

0,20 < D ≤ 0,30

Diperbaiki

-

D ≤ 0,20

Dibuang

5 soal

Berdasarkan tabel diatas terlihat daya

pembeda soal memiliki kriteria soal diterima 25

soal, diterima tapi diperbaiki (tidak ada),

diperbaiki (tidak ada) dan dibuang 5 soal. Maka

soal ditrima sebanyak 25 soal. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 125.

(6)

4. Reliabilitas Tes

Berdasarkan uji coba tes yang telah

dilakukan dengan menggunakan rumus KR20

Ratumanan (2006:34) maka hasil reliabilitas soal

yang diperoleh adalah 0,80, berdasarkan kriteria

reliabilitas nilai 0,80 menunjukkan reliabilitas

soal dengan korelasi tinggi. Hasil reliabilitas

soal dapat dilihat pada lampiran 17 halaman

126.

Setelah dilaksanakan uji coba soal dan

perhitungan validitas, indeks kesukaran, daya

pembeda soal dan reliabilitas maka dari 30 soal

yang telah diuji cobakan di SMA PGRI 4

Padang, maka penulis mengambil 25 soal,

karena soal-soal tersebut memiliki kriteria

cukup dan tinggi yang akan digunakan dalam

pengambilan instrumen data sampel tes hasil

belajar di SMA PGRI 4 Padang. Soal tes akhir

dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 128.

a.

Analisa Data

Analisa data dilakukan secara berurutan,

mulai dari nilai kelas eksperimen, kelas kontrol,

dan uji normalitas, uji homogenitas dan uji

hipotesis.

1. Uji Normalitas (Kolmogrov-Smirnov)

Uji Normalitas tes akhir pada kedua kelas

sampel didapatkan nilai sig dengan taraf nyata

0,05 seperti pada tabel di bawah ini:

Uji Normalitas (Kolmogrov-Smirnov)

Kelas Nilai rata-rata α

Sig Analisis keterangan

Eksperimen 78,58 0,05

0,643

Sig > 0,05 Normal

Kontrol 68,90 0,588

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai

signifikan kelas eksperimen dan kontrol yaitu

0,710. Nilai sig yang didapatkan 0,710> 0,05

berarti H

0

diterima dan dapat disimpulkan kedua

kelas bervariansi homogen. (lampiran 25)

2. Uji Homogenitas (One Way ANOVA

)

Uji homogenitas kedua sampel dilakukan

untuk mengetahui kedua sampel bervariansi

homogen atau tidak, maka dilakukan uji F

dengan kriteria penilaian jika Sig > 0,05 maka

H

1

diterima dan jika Sig < 0,05 H

0

ditolak

.

Uji Homogenitas (One Way ANOVA

)

Kelas Nilai rata-rata

α

Sig Analisis Keterangan

Eksperimen 78,58

0,05 0,710 Sig > 0,05 Homogen Kontrol 68,90

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai

signifikan kelas eksperimen dan kontrol yaitu

0,710. Nilai sig yang didapatkan 0,710> 0,05

berarti H

0

diterima dan dapat disimpulkan kedua

kelas bervariansi homogen. (lampiran 26)

3. Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas

kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan

bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol

terdistribusi normal dan memiliki varian yang

homogen. Untuk pengujian hipotesis digunakan

uji t. Nilai t

hitung

didapatkan dari tabel

Independent samples t test yaitu 2,772.

(7)

Uji Hipotesis

Kelas α Thitung Ttabel Analisis Kesimpulan

Eksperimen Kontrol 0,05 2,772 1,671 Thitung > Ttabel Hipotesis diterima

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai t

hitung

kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 2,772.

Berdasarkan tabel tersebut t

tabel

1,671 dan t

hitung

2,772, jadi t

hitung

> t

tabel

maka tolak H

0

terima H

1

.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar TIK

siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Small Group Work lebih baik

dari

hasil

belajar

TIK

siswa

dengan

pembelajaran konvensional.

3.2 Pembahasan

Berdasarkan

analisis

yang

telah

dilakukan bahwa terlihat penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Small Group

Worklebih baik daripada model pembelajaran

konvensional. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata

kelas eksperimen lebih tinggi dengan nilai 78,58

daripada nilai rata-rata kelas kontrol 68,90.

Karena model pembelajaran kooperatif tipe

Small Group Workmenekankan kepada siswa

untuk saling memotivasi dalam proses belajar

untuk mencapai prestasi dan hasil belajar

yangbaik.

Sedangkan pada kelas kontrol dengan

menggunakan

metode

pembelajaran

konvensional menyebabkan siswa cenderung

kurang aktif dan kurang memahami pelajaran.

Hal ini karena kurangnya interaksi antara

siswadengan guru. Karena dalam proses

pembelajan

siswa

hanya

mendengarkan

penjelasanguru sehingga proses pembelajaran

dengan metode ceramah terasa lama dan

membosankan bagi siswa.

Berdasarkan

uji

hipotesis

diatas

diperoleh niali t

hitung

> t

tabel

berarti hipotesis

penelitian diterima. Dalam penelitian ini dapat

dilihat bahwa adanya perbedaan yang signifikan

antra model pembelajaran kooperatif tipe Small

Group Work dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama

melakukan

penelitian

bahwa

model

pembelajaran kooperatif tipe Small Group Work

memberikan pengaruh yang baik bagi siswa

terhadap pembelajaran sehingga materi yang

disampaikan lebih cepat dimengerti siswa dalam

prose pembelajaran.

3.3 Hasil Belajar

Setelah dilakukan uji normalitas dan

homogenitas

pada

kedua

kelas

sampel,

mendapatkan data bahwa kedua kelas memiliki

distribusi normal dan homogen. Oleh karena itu

untuk pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari

hasil perhitungan menggunakan uji-t didapatkan

bahwa H

0

ditolak. Artinya “hasil belajar siswa

menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Smal Group Work lebih signifikan daripada

pembelajaran konvensional di kelas XI SMA

PGRI 1 Padang”.

Hasil belajar siswa kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol,

kelas

eksperimen

merupakan

model

pembelajaran kooperatif tipe Small Group Work

yangdapat

digunakan

sebagai

model

pembelajaran yang berperan aktif dalam proses

pembelajaran.

(8)

3.4 Kendala dalam penelitian

Dalam

penelitian

ini

peneliti

mengemukakan beberapa kendala baik itu dari

siswa maupun dari peneliti sendiri. Adapun

kendala dalam penelitian ini adalah pada

pertemuan pertama pada kelas eksperimen siswa

sulit untuk belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Small Group Work,

dalam model pembelajaran ini siswa dibagi

dalam beberapa kelompok, dalam pembagian

kelompok siswa banyak tidak suka dengan

pembagian kelompok dari guru, karena siswa

memilih-milih

teman

dalam

pembagian

kelompok tersebut dan belum terbiasa dengan

model pembelajaran Small Group Work. Oleh

karena itu peneliti harus lebih aktif menjelaskan

tentang model pembelajaran kooperatif tipe

Small Group Work kepada siswa.

4.1 Simpulan

1.

Berdasarkan

penelitian

yang

telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan nilai

siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibanding dengan kelas kontrol. Yaitu

pada kelas eksperimen menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe

Small Group Work 78,58 dan pada kelas

kontrol

yang

menggunakan

pembelajaran

konvensional

68,90.

Berdasarkan

hasil

uji

hipotesis

menggunakan SPSS 15 nilai t

hitung

> t

tabel

dengan nilai t

hitung

2,772 dan t

tabel

1,671

pada taraf α = 0,05 yang berarti

hipotesis penelitian diterima.

2.

Hasil

balajar

TIK

siswa

yang

menerapkan

model

pembelajaran

kooperatif tipe Small Group Work, lebih

baik dari hasil belajar TIK siswa yang

menerapkan pembelajaran konvensional.

4.2 Saran

Peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1.

Kegiatan

pembelajaran

dengan

menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Small Group Work

agar siswa dapat lebih aktif dalam

memahami materi pelajaran, dan

dapat digunakn sebagai salah satu

model pembelajaran bagi guru

untuk meningkatkan hasil belajar

TIK siswa.

2. Karena penelitian ini dilakukan pada

siswa kelas XI SMA PGRI 1 Padang

dengan

materi

internet

untuk

keperluan informasi dan komunikasi

maka penulis berharap juga dapat

dikembangkan pada materi lain

yang

sesuai

dengan

strategi

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2012. Dasar- Dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djafar. Tengku Zahara. 2001. Kontribusi

Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar,

(9)

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan:Media Persada

Istarani & Muhammad Ridwan S.Ag, MA 2014.

50 Tipe Pembelajaran Kooperatif.

Medan : CV. Media Persada

Lie,

Anita.

2010.

Cooperative

Learning

Mempraktikkan Cooperative Learning

di

Ruang-ruang

kelas.

Jakarta:

Grasindo.

Lufri. 2005. Buku Ajar Metodologi Penelitian.

Padang : Universitas Negeri Padang

Ratumanan, Tanwey Gerson. 2006. Belajar dan

Pembelajaran. Surabaya: UNESA

University Press.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif Dan R&D. Bandung :

Gambar

Tabel  1:  Persentase  Nilai  Ulangan  Harian  TIK  Semester  I  Siswa  Kelas  XI  SMA PGRI 1 Padang Tahun Ajaran  2014/2015   Kelass  Jumlah  Siswa  KKM (&lt;75)  KKM (≥75)  XI IPA 1  XI IPA 2  XI IPA 3  XI IPA 4  XI IPS.1  XI IPS.2  31 orang 31 orang 31

Referensi

Dokumen terkait

Monumen tersebut menempel pada tanah seluas 1 m 2.. Bulan hampir me nye rupai bola dengan diameter 3.476 km. Kubah sebuah gedung berbentuk setengah bola. Kubah tersebut

Ketidakbulatan dapat terjadi sewaktu komponen dibuat, penyebabnya adalah; keausan bantalan mesin perkakas dan pahat, lenturan benda kerja dan pahat pada proses pemotongan, dan

susu kambing dapat menjaga kesehatan tubuh sehingga sangat baik diberikan pada anak muda sampai orang tua. Oleh karena itu untuk orang yang alergi terhadap susu sapi dapat

Bobot kering total tanaman pada pengamatan umur 35 hst perlakuan pupuk kandang ayam 10 t ha -1 dengan penambahan 25% pupuk anorganik memperoleh hasil yang

NCTM dalam Herdian (2010) menyatakan tujuan koneksi matematika diberikan pada siswa di sekolah menengah adalah agar siswa dapat: (1) Mengenali representasi yang

sofoburino mengarah pada mahluk yang diperbantukan Allah Swt., untuk mencatat permintaan manusia yang diinginkan kepa-Nya. Sedangkan “no” pada kata sofotauraghoono

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang diterapkan oleh pejabat struktural yang di dalam struktur organisasi Puskesmas Christina Martha Tiahahu menggunakan

Sedangkan Pasal 1 ayat (8) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris menegaskan bahwa Minuta Akta adalah asli Akta yang mencantumkan tanda tangan