• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Ajibarang - PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANGGULANGI PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 AJIBARANG) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Ajibarang - PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANGGULANGI PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 AJIBARANG) - repository perpustakaan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Ajibarang

1. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Ajibarang

SMP Negeri 2 Ajibarang didirikan berdasarkan adanya penghapusan sekolah-sekolah menengah pertama kejuruan bertransisi menjadi sekolah-sekolah menengah pertama. Berdasarkan SK Menteri P dan K No. 030/U/ 1979 tanggal 17 Februari 1979 terhitung mulai tanggal 1 April 1979. Berdasarkan SK tersebut pengelolaan kegiatan belajar mengajarnyapun berubah dari guru-guru Sekolah Teknik menjadi Sekolah Umum.

Agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dalam suatu proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ajibarang, maka SMP Negeri 2 Ajibarang membentuk visi dan misi sebagai berikut.

a. Visi Sekolah

Generasi Imani yang Berprestasi dan Berkreasi Seni, dengan indikator sebagai berikut:

1) Unggul dalam prestasi akademik 2) Unggul dalam prestasi olah raga 3) Unggul dalam prestasi kesenian 4) Unggul dalam kegiatan keagamaan 5) Unggul dalam sikap dan perilaku b. Misi Sekolah

(2)

2) Menyediakan wahana dan sarana pengembangan prestasi dalam bidang olah raga.

3) Menyediakan wahana dan sarana pengembangan prestasi dalam bidang kesenian.

4) Menyediakan wahana dan sarana pengembangan prestasi dalam bidang keagamaan.

5) Melaksanakan bimbingan secara intensif dalam bidang sikap dan perilaku.

Adapun identitas sekolah SMP Negeri 2 Ajibarang adalah sebagai berikut:

a. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Ajibarang b. Nomor Statistik Sekolah : 201 030 214 040

c. Tipe Sekolah : A2 = 21

d. Alamat : Jalan Pandansari 1044 Ajibarang Kec. Ajibarang Kab. Banyumas Prop. Jawa Tengah Kopos. 53163

e. Telpon/Fax/HP : 0281-572318 f. Status Sekolah : Negeri

g. Status Pembinaan : Koalisi/SSN/Potensial/Rintisan h. Luas Lahan/Tanah : 7.050 m2

i. Status Kepemilikan : SHM (Pemerintah) j. Nama Kepala Sekolah : Hari Sri Raharjo, S.Pd. k. Pendidikan Terakhir : S1

l. Masa Kerja Sebagai Kepsek. : 04 tahun 05 bulan m. Nilai Akreditasi Sekolah : 93,79 (Amat Baik)

n. Jumlah Peserta UAN : 2010/2011 : 320 siswa 2011/2012 : 281 siswa

o. Persentase Lulusan : 2010/2011 : 100 % 2011/2012 : 100 % p. Nilai Rata-rata UAN : Mata Pelajaran 2010/2011

2011/2012

Tabel 4.1

Metematika 6,19 6,72

(3)

q. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa : Tabel 4.2

No. Data Kelas Rombel Jumlah Siswa Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Kelas VII 9 104 153 257

2 Kelas VIII 9 112 139 251

3 Kelas IX 9 129 138 267

Jumlah 27 345 430 775

r. Jenjang Pendidikan dan Status Guru : Tabel 4.3 No. Tingkat

Pendidikan

Status Jenis Kelamin

Jumlah

GT GTT L P

1 S3/S2

2 S1 40 1 22 19 41

3 D4

4 D3/Sarmud 3 3 - 3

5 D2 6 D1

7 SMA

Jumlah 45 1 25 19 44

s. Rata-rata Beban Mengajar Guru : 24 jam t. Data Jumlah Guru dan Statusnya :

Tabel 4.4

No. Mata Pelajaran Jumlah Guru

Status Guru

PNS GTT Bantu Honor 1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 5 5

2 Matematika 5 5

3 Bahasa Indonesia 6 6

4 Bahasa Inggris 6 5 1

5 Pendidikan Agama 2 2

6 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 4 4

7 Penjaskes 3 3

(4)

(PKn)

10 TIK/Ketrampilan 2 2

11 Bimbingan Konseling (BK) 3 3

12 Bahasa Jawa 2 2

13 Ketrampilan Jasa 2 2

Total 44 43 1

u. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya : Tabel 4.5

No. Tingkat Pendidikan

Status Kepegawaian Jenis Kelamin

Jumlah Ket.

PNS Honor L P

1 S1/S2 2 2 2

2 D3/Sarmud 3 D2

4 D1

5 SMA 9 2 8 3 11

6 SMP 1 1 2 2

7 S D 2 1 3 3

Total 12 7 13 5 18

v. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan), dan Laboratorium/Laboran : Tabel 4.6

No. Tingkat Pendidikan

Status

Kepegawaian

Jenis

Kelamin Jumlah Ket. PNS Honor L P

1 Tenaga Perpustakaan 1 1 1

2 Tenaga Lab. IPA 1 1 1

3 Tenaga Lab. Komp. 4 Tenaga Lab. Bahasa

Total 1 1 1 1 2

w. Buku Perpustakaan

Tabel 4.7

No Jenis Buku J u m l a h Keterangan

Judul Buku Eksemplar

1 Buku Paket 69 21.059

2 Buku Bacaan 2.167 2.187

3 Buku Referensi 69 228

(5)

x.Kepemilikian Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang : Tabel 4.8

No. Jenis Ruangan/Bangunan Jml Ukuran (P x L) Kondisi Ruangan/ Bangunan

B C B T B

A RUANG BELAJAR

1 Ruang Teori/Kelas 27 7.728   2 Ruang Perpustakaan 1 84 

3 Ruang Laboratorium Bahasa 1 84 - 4 Ruang Laboratorium IPA 2 168  5 Ruang Lab. Komputer/TIK 2 148  6 Ruang Kesenian 1 65  7 Ruang Ketrampilan - - - 8 Ruang Serbaguna/Aula 1 60  9 Ruang Multi Media 1 84  B RUANG KANTOR

1 Ruang Kepala Sekolah 1 30  2 Ruang Wakil Kepala Sekolah - - - 3 Ruang Guru 1 104  4 Ruang Tata Usaha 1 60  5 Ruang Komite Sekolah 1 30  C RUANG PENUNJANG

1 Ruang Gudang 2 18,12  2 Ruang Bimbingan Konseling (BK) 1 30  3 Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) 2 60  4 Ruang PMR/Pramuka 1 22  5 Ruang OSIS/PASKIBRA 1 30  6 Ruang Ibadah 1 72  7 Ruang KM/WC Kepala Sekolah 1 3  8 Ruang KM/WC Guru 2 8  9 Ruang KM/WC Siswa 4 32  10 Ruang Koperasi 1 30  11 Ruang Kantin 8 58  12 Rumah Penjaga Sekolah - - - 13 Pos Penjaga 1 2  14 Ruang KM/WC Perpustakaan 1 6  15 Ruang Ganti 1 30  16 Ruang Gudang Olahraga 1 17  D SARANA PENUNJANG

1 Luas Lapangan Olah Raga

a. Lapangan Sepak Bola - - - b. Lapangan Voli 1 394  c. Lapangan Badminton/Sepak Takraw - - - d. Lapangan Basket/Tenis 1 446  2 Luas Lapangan Upacara 1 1.025  3 Tempat Parkir 2 14  E KELENGKAPAN ALAT RUANG

1 Ruang Lab. Bahasa 2 Ruang Lab. IPA

3 Ruang Lab. Komputer, TI dan K 4 Ruang Kepala Sekolah

5 Ruang Tata Usaha 6 Ruang Multi Media

7 Ruang Kesenian/Ketrampilan 8 Ruang UKS

9 Ruang Kepala Wakill Sekolah 10 Ruang Guru

(6)

2. Profil Guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang Tabel 4.9

No. Nama Guru Guru Kelas Pendidikan Terakhir

Pengalaman Mengajar 1

2

Wasrip, S.Pd.

Afianto S.Pd

VII dan IXI

VII,VIII

S1 UNWIDA Klaten

25 tahun

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Untuk mendapatkan data penelitian tentang kenakalan remaja di SMP Negeri 2 Ajibarang, peneliti melaksanakan observasi dan wawancara dengan guru PKn kelas VIII dan mengajar empat kelas di kelas VII yang dalam penelitian ini disebut AF. Serta, guru PKn kelas IX dan mengajar lima kelas di kelas VII dalam penelitian ini disebut WS. Observasi dilakukan mulai bulan November 2012, sedangkan wawancara lebih khususnya dengan guru PKn kelas VII dan IX dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2013. Sedangkan, wawancara dengan guru PKn kelas VII dan VIII dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2013.

Dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkannya sesuai dengan pembatasan masalah penelitian agar memudahkan dalam proses pembahasan masalahnya.

1. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam

Menanggulangi Kenakalan Remaja

(7)

menyampaikan pembelajaran PKn berdasarkan materi yang sudah ada dalam silabus ataupun kurikulum. Pemberian materi disesuaikan pula dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun, dalam kegiatan pembelajaran, WS langsung memberikan pembinaan dan nasehat-nasehat agar siswa berperilaku lebih baik. Dalam hal ini, sebagai guru memiliki peran sebagai penasehat.

Implementasi pendidikan kewarganegaraan untuk menanggulangi kenakalan remaja di sekolah tidak hanya dapat dilakukan di dalam proses pembelajaran di dalam kelas namun dapat juga dilakukan di luar jam pelajaran, misalnya dalam kegiatan-kegiatan sekolah, kemudian guru memberikan waktu diluar jam pelajaran sehingga, siswa lebih terbuka untuk mengungkapkan permasalahan yang dialami, dan guru berusaha untuk memahami siswa, dan berusaha untuk mencari solusinya.

Pembelajaran PKn yang dilakukan oleh WS dapat dikatakan telah maksimal. Dalam menanggulangi kenakalan remaja di sekolah WS, implementasi pembelajarannya terhadap siswa langsung dengan tindakan yang nyata. Misalnya, untuk menanggulangi kenakalan remaja yang berkaitan dengan terlambat datang ke sekolah, WS memberikan contoh langsung. Dalam kesehariannya, selalu datang lebih awal dibandingkan dengan guru yang lain. Sebagai guru PKn, dalam hal tersebut WS berperan sebagai model dan teladan bagi siswa. Agar siswa dapat mencontoh perilaku-perilaku guru tersebut.

2. Hambatan yang Dihadapi Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Menanggulangi Kenakalan Remaja di Sekolah

(8)

menguraikan temuan di lapangan sebagai berikut: (1) jenis-jenis kenakalan atau pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan oleh pelajar yaitu: ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan alasan sakit di UKS dan tiduran di mushola, mencoret-coret tembok toilet, membawa sepeda motor ke lingkungan sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan, potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah, pemalakan antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama siswa; (2) faktor yang menyebabkan kenakalan atau pelanggaran tata tertib tersebut yaitu: faktor intern siswa, faktor keluarga, dan faktor lingkungan.

Faktor intern, yaitu faktor yang muncul dari diri siswa itu sendiri yang disebabkan karena karakter siswa tersebut, dan karena siswa tersebut masih dalam proses pencarian jati diri. Misalnya, seorang siswa menggunakan accesoris yang berlebihan karena siswa tersebut ingin terlihat tampil lebih menarik oleh lawan jenis maupun karena siswa tersebut memang menyukai barang-barang tersebut sehingga timbul keinginan untuk memakainya.

Kemudian faktor keluarga, yakni faktor yang muncul karena pengaruh keadaan keluarganya baik dari keadaan ekonominya maupun susasana dan kasih sayang yang orangtua dan saudaranya berikan pada siswa tersebut, atau bahkan karena masalah-masalah yang ada dalam keluarga tersebut dan seringkali siswa merasa terbebani oleh masalah-masalah keluarganya tersebut dan membawanya ke sekolah sehingga siswa melampiaskannya dengan cara-cara yang negatif yaitu dengan melakukan perilaku yang menyimpang yang dapat disebut kenakalan.

(9)

di sekolah maupun di luar sekolah.Misalnya pada jaman sekarang sudah banyak komunitas-komunitas geng motor yang beranggotakan remaja-remaja dan seringkali membawa pengaruh negatif diri remaja tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, WS sebagai guru PKn merasa terpanggil untuk membentuk perilaku siswa yang baik serta memiliki akhlak yang dapat dijadikan bekal untuk ikut serta memajukan bangsa dan negara, menyelamatkan siswa agar tidak terpengaruh hal-hal negatif yang dapat menjerumuskan mereka. Tetapi dalam proses menanggulangi kenakalan yang dilakukan siswa, WS mengalami beberapa hambatan, antara lain: orang tua siswa tidak terbuka dengan pihak sekolah; jika siswa melakukan kenakalan, orang tua cenderung membela anaknya; orang tua terkadang tidak terlalu menganggap penting tentang kenakalan siswa di sekolah.

Namun, ada pula faktor penghambat yang dialami oleh AF. Misalnya, untuk memantau kegiatan siswa dalam hal penggunaan jejaring sosial AF tidak dapat memantau setiap waktu. Hal itu dikarenakan aktivitas siswa di luar sekolah tidak dapat terpantau terus menerus. Meskipun AF memiliki akun

facebook, tetapi hanya beberapa kali saja di buka. Dan jika menemukan

tulisan-tulisan yang kurang pantas yang ditujukan kepada guru, AF akan menegurnya pada saat siswa tersebut di sekolah.

(10)

perubahan, guru datang ke rumah dengan guru BK atau guru piket (hal ini sering dilakukan).

Untuk mengatasi hambatan yang dihadapi WS dalam menanggulangi kenakalan siswa, semaksimal mungkin WS mencari solusi yaitu bekerja sama dengan guru lain seperti guru BP, wali kelas, kesiswaan, serta orang tua. Sehingga, setiap ada informasi tentang siswa tersebut dapat terpantau dengan baik.

Untuk mengatasi hambatan dalam menanggulangi kenakalan remaja di sekolah, AF juga berkoordinasi dengan guru BP. Karena guru BP yang pada akhirnya akan memberikan sangsi kepada siswa yang bermasalah. AF juga melibatkan dan menghimbau kepada orang tua agar dapat memantau aktivitas anak-anaknya.

3. Upaya Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Menanggulangi

Kenakalan Remaja di Sekolah

Dapat dikatakan masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada fase ini, banyak permasalahan yang dihadapi oleh remaja dalam proses pencarian atau pembentukan jati diri. Dalam masa ini, ada berbagai kemungkinan remaja terpengaruh pada hal-hal negatif. Pelajar selaku remaja juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan hal tersebut, maka WS selaku guru PKn juga turut bertanggung jawab untuk menanggulangi kenakalan-kenakalan remaja yang dilakukan di SMP Negeri 2 Ajibarang, agar hal-hal yang negatif pada pelajar dapat dicegah.

(11)

Maksudnya adalah belum menjurus pada arah kriminalitas. Misalnya, ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan alasan sakit di UKS dan tiduran di mushola, mencoret-coret tembok toilet, membawa sepeda motor ke lingkungan sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan, potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah, pemalakan antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama siswa.

Hasil pemantauan observasi tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru PKn kelas VII, VIII, dan kelas IX. Adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

Menurut WS, kenakalan yang sering terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang salah satunya yaitu, pacaran atau adu mulut memperebutkan pacar, pemalakan, masalah antar siswa yang bermula di luar sekolah dan dibawa ke lingkungan sekolah. Kenakalan tersebut merupakan kenakalan yang berkaitan antar siswa. Selain itu, ada kenakalan yang berkaitan dengan fasilitas sekolah antara lain, mencoret tembok toilet dan membuat gaduh dengan memukul-mukul meja atau kursi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu, karena faktor perhatian orang tua yang kurang. Untuk masalah kenakalan yang berkaitan dengan guru tidak terlalu banyak. Biasanya hanya sebatas masalah tidak mengerjakan PR.

(12)

rebutan pacar. Kemudian kenakalan remaja yang berkaitan dengan fasilitas sekolah antara lain, merusak vas bunga dan menyalahgunakan fasilitas sekolah. Sementara itu, untuk kenakalan yang berkaitan dengan guru dapat dikatakan tidak ada. Biasanya siswa hanya mengungkapkan kekesalan mereka di jejaring sosial facebook.

Setelah diadakan wawancara dengan guru PKn mengenai bentuk kenakalan remaja di SMP Negeri 2 Ajibarang, jawaban kedua guru PKn itu hampir sama. Bahwa bentuk kenakalan remaja di SMP Negeri 2 Ajibarang masih dalam tahap biasa dan dapat dikatakan masih wajar, antara lain yaitu: mencoret tembok toilet dengan kata-kata yang tidak sopan, pemalakan, adu mulut antar siswa, berebut pacar, serta mencontek.

Selain wawancara dengan guru PKn, wawancara juga dilakukan dengan guru BP. Hasilnyapun tidak jauh beda dengan guru PKn yaitu SM. Menurut SM, kenakalan yang terjadi antara lain mengaktifkan HP saat pelajaran berlangsung, tidak masuk sekolah tanpa keterangan (padahal siswa dari rumah berangkat), meminta uang pada teman, cap kaki atau cap sepatu menempel di tembok, serta corat-coret tembok.

Sedangkan, ketika wawancara dengan siswa yang terdiri dari siswa kelas VII, VIII, IX, kenakalan remaja memang sering terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang. Kenakalan tersebut antara lain : adu mulut antar siswa baik secara langsung ataupun di jejaring sosial, tidak ikut pelajaran dengan cara pura-pura sakit di UKS, pulang sekolah sebelum waktunya.

(13)

dilakukan secara mendadak; menegakkan kedisiplinan yaitu, dengan memberi contoh kepada siswa dengan cara berangkat lebih awal dari siswa dan guru yang lain; menciptakan kondisi kelas dan lingkungan sekolah yang kondusif bagi siswa untuk belajar dan berkembang dengan baik; memberikan pembinaan dan pengarahan nilai, moral, dan norma pada siswa.

Salah satu upaya yang dilakukan WS untuk menanggulangi kenakalan yang dilakukan oleh pelajar di sekolah yaitu dengan cara sharing dengan siswa, selain itu juga melakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa; tidak menghukum siswa dengan kekerasan bila melakukan kenakalan; agar siswa lebih terbuka dan dapat mengetahui penyebab kenakalan (dengan catatan, awal pembicaraan tidak ada tendensi apa-apa); berbicara dari hati ke hati layaknya ayah dan anak; serta langsung mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan siswa (jika memang dapat ditangani sendiri), namun jika tidak dapat ditangani sendiri biasanya melibatkan guru BP dan orang tua.

Upaya yang dilakukan AF untuk menanggulangi kenakalan pelajar yaitu dengan cara : terkadang memantau aktivitas siswa di jejaring sosial

facebook, bila ada siswa yang menulis kata-kata yang tidak pantas maka akan

(14)

C. Pembahasan

Dalam pembahasan sebelumnya, peneliti telah memaparkan gambaran hasil wawancara dan observasi terhadap guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang dalam kenakalan remaja di sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap guru PKn. Kenakalan remaja yang sering terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang antara lain: ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan alasan sakit di UKS dan tiduran di mushola, mencoret-coret tembok toilet, membawa sepeda motor ke lingkungan sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan, potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah, pemalakan antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama siswa.

Dalam hal ini guru PKn melekukan beberapa usaha dalam menanggulangi kenakalan siswa seperti memberikan teguran, berusaha melakukan pendekatan berbicara dari hati ke hati dengan siswa, bahkan melakukan kunjungan rumah terhadap siswa.

Faktor yang mendorong guru PKn untuk menanggulangi kenakalan remaja yang dilakukan siswa yaitu berangkat dari tujuan PKn yaitu: untuk membentuk perilaku pelajar yang baik (to be a good citizenship), membangun karakter bangsa

(nation and character building), dengan adanya kenakalan yang dilakukan oleh

(15)

menjadi manusia yang memiliki rasa kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik.

Untuk mengatasi hambatan dalam menaggulangi kenakalan remaja di sekolah guru PKn menggunakan berbagai cara yaitu: melakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa; tidak menghukum siswa dengan kekerasan bila melakukan kenakalan; melakukan pemanggilan terhadap siswa untuk diajak sharing misalnya di ruang OSIS, agar siswa lebih terbuka dan dapat mengetahui penyebab kenakalan (dengan catatan, awal pembicaraan tidak ada tendensi apa-apa); berbicara dari hati ke hati layaknya ayah dan anak; serta langsung mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan siswa (jika memang dapat ditangani sendiri), namun jika tidak dapat ditangani sendiri biasanya melibatkan guru BK dan orang tua, terkadang memantau aktivitas siswa di jejaring sosial facebook, bila ada siswa yang menulis kata-kata yang tidak pantas maka akan ditegur di kelas; mengadakan pembinaan pada siswa yang melanggar atau melakukan tindakan kenakalan di sekolah, serta bekerja sama dengan guru BP dan kesiswaan untuk membimbing dan membina siswa yang melakukan tindakan kenakalan.

Untuk mendapatkan data penelitian tentang bentuk kenakalan remaja di SMP Negeri 2 Ajibarang, peneliti melaksanakan observasi dan wawancara dengan guru PKn kelas VII, VIII, dan IX. Dari hasil wawancara tersebut, semua guru PKn mengatakan bahwa kenakalan remaja yang terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang merupakan kenakalan yang masih dalam tahap yang masih biasa, maksudnya belum menjurus tindakan kriminalitas.

(16)

sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan, potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah, pemalakan antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama siswa. Hal itu senada dengan yang dikemukakan oleh Singgih dan Gunarsa (2001: 20), mengenai kenakalan

yang dilakukan oleh remaja dilihat dengan adanya gejala: “Berbohong, membolos,

kabur dari rumah tanpa ijin orang tua, kabur keluyuran, memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, membaca buku cabul, menyontek, berpakaian tidak pantas, minum-minuman keras”.

Beberapa perilaku pelajar yang dianggap sebagai kenakalan remaja di atas, sesuai dengan pernyataan Kartono (2003), bahwa kenakalan remaja didefinisikan sebagai perilaku menyimpang atau tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal. Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakat. Status remaja sebagai pelajar jika melakukan pelanggaran atau tindakan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, maka dapat dikatakan telah melakukan kenakalan.

Kenakalan-kenakalan remaja di atas masih tergolong pada kenakalan yang biasa. Hal sesuai dengan pendapat Sunarwiyati (1985), bahwa salah satu bentuk kenakalan remaja yang masih dalam tingkatan kenakalan biasa adalah suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, dan pergi dari rumah tanpa pamit.

(17)

Menurut pendapat dari beberapa siswa, kenakalan tersebut dipengaruhi olah faktor lingkungan.

Dengan melihat dari bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa, menurut peneliti memang perlu untuk menanganinya lebih cepat. Jika hal itu dibiarkan dan dilakukan terus menerus, maka bisa saja siswa dapat melakukan tindakan kenakalan yang lebih berat. Faktor lingkungan keluarga, pergaulan, dan faktor diri siswa sendiri merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pasalnya, kenakalan remaja pada siswa dapat dipengaruhi oleh faktor tersebut. Faktor lingkungan keluarga yang tidak kondusif dan tidak harmonis, dapat memicu perilaku kenakalan remaja pada siswa. Pergaulan yang salah atau salah memilih teman juga memiliki potensi yang besar pada kenakalan remaja di sekolah. Misalnya, di luar sekolah siswa bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah dan memiliki perilaku yang tidak baik.

Faktor perkembangan teknologi dapat juga menjadi penyebab kenakalan remaja. Misalnya, siswa yang melampiaskan kekesalannya di jejaring sosial

(facebook) dengan kalimat yang tidak pantas terhadap guru atau teman. Perilaku

tersebut dapat dikarenakan sifat remaja yang masih labil. Hal itu sesuai dengan pendapat Singgih dan Gunarsa (2001: 22-23), bahwa latar belakang dari kenakalan remaja salah satunya adalah dari perkembangan teknologi yang menimbulkan keguncangan dalam remaja atau yang belum memiliki kekuatan mental untuk menerima perubahan-perubahan.

(18)

mata pelajaran untuk membentuk perilaku siswa yang baik (to be a good

citizenship) dan bertanggung jawab yang bisa berpartisipasi dalm kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

PKn bertujuan meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman berperilaku dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat diandalkan. PKn juga bertujuan untuk membelajarkan siswa menjadi warga Negara yang baik, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki rasa kebangsaan yang kuat dan mantap, sadar dan mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat dan warga Negara.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang diperoleh data bahwa dalam membentuk perilaku siswa yang baik, peran guru PKn adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pembina dan penyuluh

(19)

2. Guru selaku orang yang melakukan tugas peranan diagnosa

Guru PKn beserta guru BK atau guru piket melakukan kunjungan ke rumah siswa. Hal itu untuk mengetahui kondisi keluarga yang mungkin saja merupakan salah satu pemicu siswa melakukan tindakan kenakalan di sekolah. Kemudian, apabila tindakan kenakalan siswa sudah sulit ditangani maka guru akan memnggil orang tuanya ke sekolah. Upaya tersebut dilakukan guru PKn untuk mengamati siswa serta bagaimana kehidupannya diluar sekolah dan apa permasalahan yang dihadapi siswa. Dengan melakukan hal tersebut, guru dapat menentukan langkah atau solusi atas permasalahan terhadap siswa yang bermasalah.

Dari penjelasan di atas, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Djahiri dan Ma‟mun (1978) bahwa fungsi guru dewasa ini antara lain:

a. Guru sebagai perencana, disini guru melakukan tugas peranan sebagai orang yang mencari, memilih dan menetapkan apa-apa yang akan disajikan kepada siswanya.

b. Guru selaku orang yang melakukan tugas peranan diagnosa, guru disini mengamati murid serta kehidupannya, permasalahan yang dihadapi siswa dan mencari serta menetapkan jenis pengetahuan serta langkah usaha kearah terbinanya siswanya menurut kepatutannya.

(20)

d. Guru selaku evaluator (orang yang melakukan evaluasi).

Dalam hal ini sangat terlihat bahwa guru PKn memiliki tugas dan peran yang lebih tinggi dari guru mata pelajaran yang lain. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawabnya untuk membentuk perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga Negara yang baik. Tugas guru PKn bukan hanya memberikan pengetahuan saja, tetapi juga memberikan nilai-nilai yang diharapkan dapat dipahami, disadari, dan diwujudkan dalam perilaku siswa. Hal ini senada dengan pendapat Somantri (1976: 35), bahwa guru PKn harus banyak berusaha agar siswa-siswanya memiliki sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu guru PKn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap serta memberi dorongan kearah yang lebih baik.

Sejalan dengan pendapat Rusyan (1990: 14) bahwa fungsi dan peran guru adalah sebagai berikut:

a. Guru sebagai pendidik dan pengajar.

b. Guru sebagai anggota masyarakat guru harus pandai bergaul dengan masyarakat.

c. Guru sebagai pemimpin guru harus pandai memimpin.

d. Guru sebagai pelaksana administrasi akan dihadapkan kepada administrasi-administrasi yang harus dikerjakan di sekolah.

e. Guru sebagai pengelola PBM, harus menguasai situasi belajar mengajar baik dalam kelas maupun diluar kelas.

(21)

Adapun indeks pelanggaran tata tertib atau disiplin siswa di SMP Negeri 2 Ajibarang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

No. Jenis Pelanggaran Point Ket

I. KEHADIRAN

1. Tidak masuk tanpa keterangan

2. Terlambat hadir ke sekolah tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. Meninggalkan pelajaran tanpa izin

4 2 10 KRJ KRJ KRJ II. PAKAIAN

1. Berpakaian tanpa atribut sekolah tidak lengkap 2. Seragam tidak sesuai dengan ketentuan sekolah/ tidak lengkap (warna sepatu tidak hitam dan tidak bertali, kaos kaki, pakaian olah raga, topi saat upacara)

3. Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu pendek, panjang celana tidak sesuai dengan ketentuan: anak putra 10 cm di atas lutut, anak putri lk 5 cm dibawah lutut)

4. Pakaian terlalu ketat 5. Pakaian dicorat-coret

6. Baju tidak dimasukkan ke dalam

7. Celana, rok, baju tidak dikelim (dijahit bawahnya) sobek dengan sengaja

8. Memakai aksesoris berlebihan dan tidak semestinya

a. Putra : memakai anting, kalung, gelang, tindikan, tato.

b. Putri : memakai gelang kaki, tindikan lebih dari sepasang.

9. Tidak memakai sabuk

10. Memakai sabuk selain hitam atau lebar lebih dari 3 cm

1-6 4 10 3 4 3 4 4-10 4 3 KRP KRP KRP KRP KRP KRP KRP KRP KRP KRP

III. RAMBUT

1. Anak putra berambut gondrong/ tidak mencerminkan seorang siswa.

2. Rambut disemir.

3. Potongan rambut gundul.

4. Anak putri yang rambutnya tidak mencerminkan seorang siswi.

5 10 3 4 KRP KRP KRP KRP IV. PELANGGARAN

1. Melakukan tindakan yang benar-benar mengacaukan KBM.

2. Mencontek saat ulangan harian/ tes pengendalian mutu (TPM).

4 3

KRP KLK

V. KEPATUHAN TERHADAP TUGAS SEKOLAH 1. Tidak mengikuti upacara tanpa alasan yang

dapat dipertanggungjawabkan.

4 TJ

(22)

No. Jenis Pelanggaran Point Ket 2. Tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah

(PR).

3. Tidak melaksanakan tugas piket.

4. Tidak mengikuti Senam Indonesia Bergerak Tes Kesegaran Jasmani (TKJ).

5. Melalaikan tugas Jumat bersih dan membuang samapah tidak pada tempatnya.

6. Tidak mengikuti ekstra kurikuler.

7. Tidak mengembalikan barang milik sekolah/ buku perpustakaan.

8. Siswa mengganggu jalannya upacara. 9. Tidak membawa buku paket.

10. Tidak mengikuti jam tambahan (les).

11. Tidak menjalankan tugas yang dipercayakan untuk mengikuti mewakili kegiatan sekolahtanpa keterangan (karnaval, lomba, dsb). 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 TJ TJ TJ TJ TJ TJ TJ KLK TJ TJ TJ

VI. PELANGGARAN ADMINISTRASI SEKOLAH 1. Memalsukan tanda tangan/ administrasi

sekolah.

2. Mengganti nilai raport

3. Menyalahgunakan uang sekolah.

4. Mengubah absen tanpa sepengetahuan wali kelas. 15 15 15 15 KLK KLK KLK KLK

VII. TINDAK PENGRUSAKAN

1. Merusak sarana dan prasarana sekolah atau milik orang lain.

2. Corat-coret tembok, bangku, dan barang inventaris sekolah lainnya.

15-50 15

KLK KLK VIII. TINDAK KRIMINAL

1. Biang keladi perkelahian dengan teman sekolah.

2. Biang keladi perkelahian dengan pihak luar sekolah/ tawuran.

3. Berkelahi dengan teman sekolah. 4. Berkelahi dengan pihak luar sekolah.

5. Membawa senjata tajam, kecuali untuk keperluan sekolah.

6. Memukul/ mencederai orang lain.

7. Menggunakan senjata tajam untuk melukai orang lain.

8. Mencuri atau dan terlibat pencurian/ kenakalan yang menjurus tindakan kriminal. 9. Berjudi di dalam sekolah atau pada saat

kegiatan sekolah.

10. Melakukan tindakan pemerasan

11. Melakukan tindakan intimidasi atau mengancam.

12. Melakukan tindakan pemerasan.

(23)

No. Jenis Pelanggaran Point Ket IX. ROKOK DAN NARKOBA

1. Membawa, menyimpan, dan atau merokok di sekolah.

2. Membawa, menggunakan, dan atau mengedarkan minuman keras.

3. Membawa, mengedarkan, mengkonsumsi zat adiktif (narkoba, cimeng, kecubung, ganja, pil koplo, ekstasi, dan lain-lain).

4. Membawa dan menyembunyikan petasan.

20 100 100 25 KLK KLK KLK KLK X. ETIKA

1. Berkata tidak senonoh/ kasar.

2. Bertingkah laku tidak sopan, menghina kepala sekolah, guru, karyawan secara lisan atau tulisan.

3. Melawan secara fisik terhadap guru atau karyawan.

4. Melompat jendela atau pagar sekolah. 5. Membawa, melihat gambar-gambar porno.

10 5-100 100 15 50-75 KLK KLK KLK KLK KLK XI. KENDARAAN, VCD, WALKMAN, HP

1. Membawa kendaraan ke sekolah 2. Membawa vcd, Walkman ke sekolah 3. Mengaktifkan HP pada saat jam pelajaran

15 15 10 KLK KLK KLK XII. KESUSILAAN

1. Melakukan hubungan asmara/ tindakan asusila pada saat jam sekolah atau pada saat kegiatan sekolah di lingkungan sekolah di luar batas kewajaran.

2. Melakukan tindakan tidak senonoh

3. Melakukan perzinaan dan atau menikah dan atau hamil/ menghamili.

100 25-100 100 KLK KLK KLK XIII. KRITERIA SANGSI PELANGGARAN TATA

SEKOLAH

TERTIB/ DISIPLIN 1. Nilai 0-20

2. Nilai 25 3. Nilai 50 4. Nilai 70 5. Nilai 80 6. Nilai 90

7. Nilai 100/ lebih

KRITERIA NILAI BUDI PEKERTI (KELAKUAN

KERAPIHAN, DAN TANGGUNG JAWAB

KERAJI NAN,

1. Nilai 0-2 2. Nilai 2-50 3. Nilai 51-75 4. Nilai 76-100

A B C D XIV. CATATAN:

(24)

No. Jenis Pelanggaran Point Ket

SEKOLAH/ ORANG LAIN,

DIWAJIBKAN UNTUK MENGGANTI

2. DALAM HAL MELUKAI/

MENCIDERAI ORANG LAIN DIWAJIBKAN MENGGANTI BIAYA PENGOBATAN

KETERANGAN: KRJ : Kerajinan KRP : Kerapihan KLK : Kelakuan

TJ : Tanggung Jawab

(25)

Hal itu sesuai dengan Depdiknas (2004) bahwa pengembangan standar kompetensi guru perlu didasarkan pada (1) landasan konseptual, landasan teoritik, dan peraturan perundangan yang berlaku; (2) landasan empiric dan fenomena pendidikan yang ada, kondisi, strategi, dan hasil di lapangan, serta kebutuhan stakeholder; (3) jabatan tugas dan fungsi guru; merancang, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, serta mengembangkan pribadi peserta didik; (4) jabaran indikator standar kompetensi;rumpun kompetisi, butir kompetensi, dan indikator kompetensi; dan (5) pengalaman belajar dan asesmen sebagai tagihan konkret yang dapat diukur dan diamati untuk setiap indikator kompetensi.

Dalam mengembangkan materi pelajaran guru PKn selalu mengaitkannya dengan nilai, moral, dan norma serta lingkungan terdekat siswa, sehingga dengan demikian siswa bisa menerima dan menghayati pesan-pesan yang tersirat dalam materi yang disampaikan dan akan menjadi pedoman bagi pelajar untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam PBM guru PKn selalu menerapkan disiplin yang tegas, sehingga apabila ada siswa yang melanggar disiplin, akan diberi teguran, diperingatkan dan diberi sangsi namun yang bersifat mendidik. Penerapan disiplin ini dilaksanakan supaya siswa terbiasa untuk hidup berdisiplin yang akan diimplementasikan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(26)

Dengan demikian upaya guru PKn dalam membentuk perilaku siswa yang baik untuk menghindari kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa adalah dengan cara merencanakan, menyiapkan, dan melaksanakan proses belajar mengajar mengarah pada penanaman nilai, moral, dan norma, menegakkan disiplin yang tegas menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam berperilaku, memberikan bimbingan pelayanan dan konsultasi bagi siswa yang mempunyai masalah pelajaran maupun masalah pribadi, menciptakan suasana kelas yang komunikatif dan harmonis antara guru dan siswa serta semua unsur yang ada di sekolah.

Faktor yang mendorong guru PKn untuk menanggulangi kenakalan remaja yang dilakukan siswa berpijak pada tujuan PKn yaitu: untuk membangun karakter bangsa (nation and character building) yang berbudaya Indonesia dan berperilaku yang baik. Pendidikan nilai, moral, dan norma memang sangat dibutuhkan dalam rangka membangun karakter generasi bangsa yang berkualitas. PKn merupakan mata pelajaran untuk membentuk perilaku siswa yang baik (to be a good

citizenship) dan bertanggung jawab yang bisa berpartisipasi dalm kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Hal itu sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran PKn SMP dan MTS (2006: 2) antara lain:

1) Berfikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta arti korupsi.

(27)

4) Berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Terdapat beberapa faktor penghambat yang dialami oleh guru PKn dalam menanggulangi kenakalan remaja di sekolah. Tetapi, dalam mengatasi hambatan tersebut, guru PKn bekerjasama dengan guru BP, kesiswaan, wali kelas, serta orang tua siswa. Bahkan guru PKn juga melakukan kunjungan rumah terhadap siswa yang bermasalah. Sehingga, dapat mengetahui kondisi keluarga yang mungkin menjadi penyebab siswa melakukan kenakalan di sekolah.

Gambar

 Tabel 4.1 Metematika
Tabel 4.2 Jumlah Siswa
Tabel 4.6 Status
Tabel 4.10

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, akan ditinjau pula pengaruh lainnya seperti variasi mutu beton, mutu baja tulangan, dan lain sebagainya terhadap perubahan nilai diagram momen-kurvatur, yang

[r]

Protestan (HKBP) dalam pilihan politik jemaat pada pemilihan Presiden

Pengujian karakteristik fisikokimia yang dilakukan meliputi uji hardness, crispness , uji warna, uji rasio pengembangan radial dan longitudinal , uji bulk density ,

Selain itu Monks (2002) mencoba menjelaskan keadaan yang sedang dialami oleh remaja sebagai suatu masa yang unik, keunikan tersebut ditandai dengan adanya

Berdasarkan masalah tersebut maka penulis membuat makalah yang berjudul “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dalam Kegiatan Sekolah”..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Italian pizza yang disimpan dalam kemasan Metalized Plastic memiliki berat produk, kadar air, ketebalan, tekstur yang..

Pembelajaran secara team (kelompok) diharapkan agar semua anggota kelompok mampu bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok harus terdiri