• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

NOMOR 3 TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN

KABUPATEN TULUNGAGUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG,

Menimbang

:

a.

bahwa

untuk

mewujudkan

derajat

kesehatan

masyarakat yang optimal maka diperlukan upaya

peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

guna meningkatkan mutu dan akses pelayanan

kesehatan bagi masyarakat;

b.

bahwa dengan semakin meningkatnya tingkat inflasi

dan biaya hidup serta dengan berlakunya

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan

c.

bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka dipandang

perlu untuk menetapkan kembali Peraturan Daerah

tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Unit

Pelaksana

Teknis

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Tulungagung

yang

ditetapkan

dengan

Peraturan

Daerah;

Mengingat

:

1.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di Lingkungan

Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana

diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965

Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 2730);

2.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1981 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3209);

(2)

3.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4431);

4.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia

Tahun

2004

Nomor

125,

Lembaran,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

5.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor

130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

5038;

6.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun

2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia 5049;

7.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5063);

8.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang

Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pajak Dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5161);

11.

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor : 1267/Menkes/SK/XII/2004 tentang Standart

Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan;

12.

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor : 2562/Menkes/PER/XII/2011 tentang Petunjuk

Teknis Jaminan Persalinan;

(3)

13.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;

14.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 1267/Menkes/SK/XII/2004 tentang Standar

Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan;

15.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 666/Menkes/SK/VI/2007 tentang Klinik Rawat

Inap Pelayanan Medik Dasar;

16.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 416/Menkes/PER/II/2011 tentang Pedoman

Tarif Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PT Askes

(Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai

Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit Daerah;

17.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 903/Menkes/SK/V/2011 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Jamkesmas;

18.

Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri

Dalam Negeri Nomor 93a/MENKES/SKB/II/1996 dan

Nomor 17 Tahun 1996 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pungutan

Retribusi

Pelayanan

Kesehatan

pada

Puskesmas;

19.

Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16

Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat

Daerah

(Lembaran

Daerah

Kabupaten

Tulungagung Nomor 02 Seri D);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN TULUNGAGUNG

dan

BUPATI TULUNGAGUNG

MEMUTUSKAN

Menetapkan

: PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

KESEHATAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG.

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1.

Daerah adalah Daerah Kabupaten Tulungagung.

(4)

2.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten

Tulungagung.

3.

Bupati adalah Bupati Tulungagung.

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disingkat

DPRD

adalah

DPRD

Kabupaten

Tulungagung.

5.

Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten

Tulungagung.

6.

Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan adalah Pusat

Kesehatan Masyarakat dan Laboratorium Kesehatan

yang selanjutnya disingkat PUSKESMAS dan LABKES.

7.

PUSKESMAS adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Tulungagung

dengan

jaringannya

(Puskesmas

Pembantu,

Puskesmas

Keliling dan Pondok Bersalin Desa/Polindes) yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan tingkat pertama meliputi Upaya Kesehatan

Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan di

wilayah kerjanya.

8.

LABKES adalah Unit Pelayanan Teknis Laboratorium

Kesehatan

Daerah

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Tulungagung merupakan Laboratorium Kesehatan

Daerah yang melayani pemeriksaan Laboratorium

Klinik dan Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan

Lingkungan.

9.

Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang

memiliki

kemampuan

menyediakan

pelayanan

kesehatan

meliputi

pelayanan

kesehatan

dasar,

pelayanan kesehatan tingkat lanjut, pelayanan rawat

inap dan pelayanan gawat darurat yang dilengkapi

dengan peralatan dan sarana – fasilitas pendukung

lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

10.

Puskesmas PONED adalah Puskesmas yang dilengkapi

sarana-prasarana, peralatan dan tenaga kesehatan

terlatih untuk pelayanan obstetri neonatal esensial

dasar (PONED).

11.

Pelayanan PONED adalah pelayanan obstetri neonatal

esensial dasar yang selanjutnya disingkat PONED

adalah pelayanan terpadu ibu dan bayi dalam rangka

menurunkan angka kesakitan dan/atau kematian ibu

atau bayi pada persalinan kehamilan resiko tinggi di

Puskesmas PONED yang memerlukan tindakan medik

dasar oleh tenaga medis yang terlatih atau dokter

spesialis obstetri ginekologi (Konseulen).

(5)

12.

Pelayanan

Laboratorium

Klinik

adalah

penyelenggaraan pelayanan Laboratorium Kesehatan

yang melaksanakan pemeriksaan Hematology, Kimia

Klinik,

Mikrobiologi

Klinik,

Parasitologi

Klinik,

Imunologi Klinik dan / atau bidang lain yang berkaitan

dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama

untuk

menunjang

upaya

diagnosis

penyakit,

penyembuhan penyakit dan pemulihan Kesehatan.

13.

Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Masyarakat

adalah pemeriksaan fisik, kimia, mikrobiologi atas

spesimen (bahan sampel) air minum, air bersih, air

limbah, makanan/minuman atau usap (hapusan) alat

tertentu

dalam

rangka

kepentingan

kesehatan

lingkungan, sanitasi atau kesehatan masyarakat.

14.

Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang

disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah

untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum

serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

15.

Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya

disebut Retribusi adalah sebagian atau seluruh biaya

penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik dan non

medik sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang telah

diberikan oleh Puskesmas dan Labkes.

16.

Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang

menurut peraturan perundang-undangan retribusi

diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

17.

Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pada pasien

untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi

medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal

dalam rawat inap.

18.

Pelayanan

Rawat

Darurat

adalah

pelayanan

kegawatdaruratan yang harus diberikan secepatnya

untuk mencegah atau menanggulangi resiko kematian

atau kecacatan.

19.

Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien

untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan,

rehabilitasi medik dan atau kesehatan lainnya dengan

menempati tempat tidur.

20.

Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health

Nursing) adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk

kunjungan rumah (Home Visit) dan/atau perawatan di

rumah

(Home

Care)

bagi

pasien

yang

tidak

memungkinkan dirawat di Puskesmas atau karena

atas pertimbangan tertentu.

(6)

21.

Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit) adalah

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang

dalam bentuk pemeriksaan kesehatan umum dan

konsultasi di rumah pasien.

22.

Pelayanan Perawatan di Rumah(Home Care) adalah

pelayanan kesehatan yang diberikan dalam bentuk

pengobatan, observasi, tindakan medik terbatas,

tindakan

keperawatan,

rehabilitasi

medik

dan

pelayanan kesehatan lainnya di rumah penderita

sesuai permintaan atau kebutuhan.

23.

Tindakan Medik adalah tindakan yang dilaksanakan

oleh tenaga medis untuk keperluan diagnostik,

dan/atau terapi/pengobatan dalam bentuk visite,

konsultasi dan pelayanan tindakan medik.Tindakan

medik dikelompokkan dalam tindakan medik non

operatif yang dilaksanakan di luar ruang operasi dan

tindakan medik operatif yang dilaksanakan di ruang

operasi/ruang tindakan.

24.

Tindakan Medik Non Operatif adalah tindakan medik

yang dilakukan tanpa pembedahan

25.

Tindakan Medik Operatif adalah tindakan pembedahan

kepada pasien yang disertai tindakan anestesi atau

tanpa anestesi di kamar operasi atau kamar tindakan.

Berdasarkan

kriteria

durasi

waktu

operasi,

kompleksitas, resiko, penggunaan alat canggih dan

profesionalisme dikelompokkan dalam tindakan medik

operatif kecil sedang dan besar.

26.

Pelayanan Medik Psikiatrik adalah tindakan medik

pada pasien dengan kelainan atau gangguan psikiatrik

(kejiwaan) oleh dokter spesialis jiwa atau dokter umum

untuk

tindakan

medik

psikiatrik

tertentu

di

Puskesmas.

27.

Pelayanan Penunjang Diagnostik adalah pelayanan

untuk penunjang penegakan diagnosis dan terapi.

28.

Pelayanan Medico Legal adalah pelayanan kesehatan

yang berkaitan dengan kepentingan hukum, antara

lain dan tidak terbatas pada pelayanan

visum et

Repertum atau Resume Medik.

29.

Pelayanan

Visum et Repertum adalah pemeriksaan

medik untuk mencari sebab kesakitan, jejas atau

sebab kematian yang dilaksanakan oleh tenaga medis

sesuai bidang keahliannya yang hasilnya digunakan

untuk kepentingan medico legal atau penegakan

hukum.

30.

Pelayanan

Mobil

Ambulance

adalah

pelayanan

transportasi pasien dalam rangka rujukan dengan atau

tanpa didampingi tenaga kesehatan.

(7)

31.

Pelayanan Keperawatan adalah bentuk pelayanan

profesional bio, psiko, sosio dan spiritual oleh tenaga

keperawatan

untuk

membantu

penderita

dalam

menanggulangi

gangguan

rasa

sakit,

mengatasi

masalah

kesehatan

atau

menanggapi

upaya

pengobatan untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal dengan asuhan keperawatan dasar (minimal),

parsial, total maupun intensif.

32.

Tindakan

Keperawatan

adalah

tindakan

yang

dilakukan oleh perawat atau bidan, baik tindakan

mandiri

sesuai

kewenangan

(privileged)

profesi

keperawatan, maupun tindakan tugas limpah dari

tenaga medis atau kolaborasi dengan tim kesehatan

lain

untuk

mencapai

tujuan

pemeliharaan,

mempertahankan atau pengobatan klien/pasien.

33.

Persalinan adalah pelayanan proses melahirkan dari

ibu hamil oleh tenaga kesehatan terlatih (bidan,

dokter, dokter spesialis) baik dengan atau tanpa

penyulit di Puskesmas dengan jaringannya.

34.

Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oleh

Puskesmas dan Labkes atas pemakaian sarana,

fasilitas Puskesmas, fasilitas Labkes, bahan

obat-obatan, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai

yang digunakan langsung dalam rangka observasi,

diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi

medik dan pelayanan kesehatan lainnya.

35.

Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh

pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada

pasien dalam rangka observasi, diagnosis, rehabilitasi

medik dan pelayanan kesehatan lainnya.

36.

Sistem remunerasi adalah sistem pembagian jasa

pelayanan

sebagai

insentif

yang

diterima

oleh

pelaksana pelayanan dan petugas lainnya berdasarkan

kriteria/indeks beban kerja, indeks resiko, dan/atau

indeks lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

37.

Pelayanan Konsultasi Kesehatan adalah pelayanan

konsultasi oleh tenaga medik atau tenaga kesehatan

lainnya yang dilaksanakan baik dirawat jalan, rawat

darurat, maupun rawat inap secara langsung dan atau

melalui telepon.

38.

Jasa Konsultasi adalah imbalan yang diterima oleh

pelaksana pelayanan (konsultasi) atas saran atau

konsul yang dilaksanakan baik dirawat jalan, rawat

darurat, rawat inap maupun laboratorium secara

langsung dan atau melalui telepon.

(8)

39.

Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai

penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang

yang menjadi tanggungjawabnya.

40.

Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah yang

ditunjuk.

BAB II

AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1)

Pengaturan pelayanan kesehatan dan penetapan

retribusi

dilaksanakan

berdasarkan

azas

kemanusiaan, manfaat, keadilan (non diskriminatif),

partisipatif, serta azas keamanan dan keselamatan

pasien secara transparan, efektif dan efisien serta

akuntabel;

(2)

Maksud pengaturan retribusi pelayanan kesehatan

untuk menjamin mutu dan aksesibilitas, serta

kelangsungan (sustain ability) pelayanan kesehatan di

Puskesmas

dan

Labkes

sesuai

standar

yang

ditetapkan,

agar

masyarakat

(pasien),

pemberi

pelayanan (provider) dan pengelola Puskesmas atau

Labkes dapat terlindungi dengan baik.

Pasal 3

Tujuan pengaturan dan penetapan pelayanan kesehatan

dan retribusinya dalam Peraturan Daerah ini adalah :

a.

Terwujudnya masyarakat Kabupaten Tulungagung yang

sehat dan produktif;

b.

Terselenggara pelayanan kesehatan di Puskesmas dan

Labkes yang bermutu sesuai standar;

c.

Tersedianya

jenis-jenis

pelayanan

kesehatan

di

Puskesmas dan Labkes sesuai dengan perkembangan

bidang ilmu dan teknologi kedokteran, keperawatan dan

bidang manajemen pelayanan kesehatan serta sesuai

kebutuhan masyarakat;

d.

Meningkatnya kapasitas dan potensi Puskesmas dan

Labkes secara berhasil guna dan berdaya guna sesuai

perkembangan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten

Tulungagung.

e.

Terlaksananya program dan kegiatan operasional

Puskesmas dan Labkes sesuai dengan Rencana

Strategis Dinas Kesehatan serta Rencana Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

(RPJMD)

Kabupaten

Tulungagung;

(9)

f.

Terwujudnya

peran

serta

masyarakat

dalam

pembiayaan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan

Labkes.

BAB III

KEBIJAKAN RETRIBUSI DAERAH

Pasal 4

(1)

Bagi masyarakat miskin atau masyarakat tertentu

yang dijamin dan/atau ditanggung Pemerintah Pusat

(Program Jamkesmas atau Program Lainnya) atau

Pemerintah Daerah (Program Jamkesda) maupun

Program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) dibebaskan

dari

seluruh

retribusi

pelayanan

kesehatan

perorangan di Puskesmas sesuai dengan ketentuan

perundangan yang berlaku.

(2)

Pelayanan kesehatan tertentu di Puskesmas yang

digratiskan bagi penduduk Tulungagung, dijamin dan

dibebankan pada APBD.

(3)

Penggantian

pembebasan

retribusi

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) yang menjadi

kewenangan Pemerintah Daerah dibebankan pada

keuangan

daerah

sebagai

subsidi

pelayanan

kesehatan yang diajukan oleh Kepala Dinas melalui

mekanisme APBD.

(4)

Tata

laksana

subsidi

pembebasan

retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pembebasan

retribusi pelayanan kesehatan tertentu pada ayat (2)

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 5

(1)

Dalam rangka melaksanakan fungsinya, Puskesmas

maupun Labkes dapat melaksanakan kerja sama

operasional yang dituangkan dalam perjanjian kerja

sama setelah mendapatkan persetujuan Bupati.

(2)

Kerja sama operasional sebagaimana dimaksud ayat

(1) meliputi :

a.

Kerja sama pelayanan kesehatan

b.

Kerja sama dokter spesialis tamu

c.

Kerja sama operasional alat medik dan/atau

penunjang medik

d.

Kerja sama pendidikan dan /atau penelitian

Pasal 6

(1)

Kerja

sama

pelayanan

kesehatan

sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 ayat (2) huruf a dengan

penjamin asuransi, meliputi peserta program Asuransi

Kesehatan PT. Askes, PT Astek (Jamsostek), PT Jasa

Rahardja atau perusahaan dikenakan tarif sesuai

dengan ketentuan yang berlaku atau sesuai Perjanjian

Kerja Sama.

(10)

(2)

Dalam hal terjadi selisih lebih atau selisih kurang

dibandingkan tarif retribusi sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah ini dari penyelenggaraan pelayanan

kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 7

(1)

Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas dapat

bekerja sama dengan RSUD untuk mendatangkan

dokter

spesialis

tamu

sesuai

kebutuhan

yang

dituangkan dalam perjanjian kerja sama.

(2)

Kerja sama dokter spesialis tamu yang dibiayai

Pemerintah Provinsi dalam rangka Program PONED

atau

program

lainnya,

jasa

pelayanan

dalam

komponen

tarif

menjadi

hak

Puskesmas

yang

pemanfaatannya diatur dalam sistem remunerasi.

(3)

Dalam hal kerja sama dokter spesialis tamu diluar

sebagaimana dimaksud ayat (2), maka besaran jasa

pelayanan (jasa medik) ditetapkan sesuai perjanjian

kerja sama, sedangkan jasa sarana sesuai dengan

besaran tarif yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(4)

Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diserahkan langsung pada dokter spesialis tamu

setelah dipotong pajak penghasilan sesuai peraturan

yang berlaku dan tidak disertakan dalam sistem

remunerasi.

Pasal 8

(1)

Kerja

sama

operasional

peralatan

sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 ayat (2) huruf c berpedoman

pada peraturan perundangan yang berlaku. Besaran

retribusi dari penggunaan alat tersebut ditetapkan

atas

dasar

saling

mengguntungkan

dengan

memperhatikan kemampuan masyarakat.

(2)

Penetapan

besaran

tarif

retribusi

pelayanan

sebagaimana dimaksud ayat (1) harus menjamin mutu

dan akses pelayanan pada masyarakat miskin atau

kurang mampu.

(3)

Kerja sama dalam penyediaan fasilitas peserta

pendidikan, pelatihan dan / atau penelitian harus

menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan

pasien.

(4)

Penetapan besaran tarif kerja sama operasional

peralatan dan kerja sama dalam penyediaan fasilitas

pendidikan dan penelitian diatur dalam Peraturan

Bupati.

(11)

Pasal 9

(1)

Dalam hal Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit

menular dan / atau bencana yang dinyatakan secara

resmi oleh Pemerintah Daerah, masyarakat yang

terkena dampak langsung dibebaskan dari retribusi

pelayanan kesehatan tertentu dan dijamin oleh

Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

(2)

Kebutuhan subsidi alokasi anggaran pembebasan

retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dianggarkan sesuai peraturan perundangan yang

berlaku.

(3)

Tata laksana pembebasan retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Bupati.

Pasal 10

(1)

Pelayanan kesehatan untuk kepentingan hukum atau

pengadilan (visum et repertum) bagi korban hidup

akibat tindak pidana, dibebaskan dari retribusi

pelayanan kesehatan dan dijamin Pemerintah atau

Pemerintah Daerah.

(2)

Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sepanjang menjadi kewenangan Pemerintah

Daerah dibebankan pada keuangan daerah sebagai

subsidi pelayanan kesehatan yang diajukan oleh

Kepala Dinas melalui mekanisme APBD.

(3)

Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), termasuk pemakaman dan perawatan jenazah

tanpa identitas.

BAB IV

JENIS-JENIS PELAYANAN KESEHATAN YANG

DIKENAKAN RETRIBUSI PADA UPT DINAS KESEHATAN

Pasal 11

Jenis-jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan

jaringannya dan di Labkes sebagai obyek retribusi,

meliputi :

a.

Pelayanan Kesehatan;

b.

Pelayanan Kesehatan Lainnya, terdiri dari :Pelayanan

pembakaran sampah medis (incenerator)

Pasal 12

Pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan jaringannya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a yang dapat

dikenai retribusi pelayanan kesehatan,meliputi :

(12)

b.

Pelayanan Rawat Darurat;

c.

Pelayanan Rawat Inap;

d.

Pelayanan Medik;

e.

Pelayanan Penunjang Diagnostik;

f.

Pelayanan Keperawatan;

g.

Pelayanan

Kebidanan

dan

Penyakit

Kandungan

(PONED);

h.

Pelayanan Medik Gigi dan Mulut;

i.

Pelayanan Konsultasi;

j.

Pelayanan Transfusi darah dan Terapi Oksigen;

k.

Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public

Health Nursing);

l.

Pelayanan Pengujian Kesehatan (General Check Up);

m.

Pelayanan Farmasi;

n.

Pelayanan Medico Legal;

o.

Pemulasaraan Jenazah;

p.

Pelayanan Transportasi Ambulance dan Transportasi

Jenazah.

Pasal 13

(1)

Pelayanan kesehatan di Laboratorium Kesehatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 yang dapat

dikenai retribusi pelayanan kesehatan, meliputi:

a.

Pemeriksaan Laboratorium Klinik, terdiri dari :

1.

Pemeriksaan Kimia Klinik

2.

Pemeriksaan Hematologi Klinik

3.

Pemeriksaan Urine

4.

Pemeriksaan Faeces

5.

Pemeriksaan Imuno-Serologi

6.

Pemeriksaan Mikrobiologi klinik danParasitologi

Klinik

b.

Pemeriksaan

Laboratorium

Kesehatan

Masyarakat/Kesehatan Lingkungan, meliputi :

1.

Pemeriksaan kualitas air meliputi : fisika,

bakteriologi, kimia terbatas, kimia lengkap,

COD, BOD, oksigen terlarut dan pemeriksaan

kimia 1 parameter

2.

Pemeriksaan kualitas udara meliputi : usap

alat, usap dinding, usap lantai, mikroorganisme

udara dan rectal swab.

3.

Pemeriksaan lain-lain meliputi : pemeriksaan

makanan dan minuman.

(2)

Labkes

dapat

mengembangkan

pelayanan

pemeriksaan laboratorium kesehatan dalam bentuk

paket-paket sesuai kebutuhan atau sesuai standar

yang ditetapkan kementrian kesehatan.

(3)

Setiap

pemeriksaan

laboratorium

sebagaimana

dimaksud ayat (1) dikenakan tarif retribusi dihitung

per parameter pemeriksaan meliputi jasa sarana dan

jasa pelayanan.

(13)

(4)

Dalam hal biaya pemeriksaan dijamin Program

Pemerintah/Pemerintah Daerah besaran tarif retribusi

disesuaikan dengan alokasi anggaran dalam program

tersebut.

Pasal 14

(1)

Pelayanan kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11 huruf b yang dapat dikenai retribusi

pelayanan

kesehatan,

meliputi

:

Pelayanan

pembakaran sampah medis (incenerator).

(2)

Besaran tarif retribusi pelayanan kesehatan lainnya

sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung per kilo

gram.

Pasal 15

(1)

Pelayanan rawat jalan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 huruf a, meliputi pelayanan pada pasien

untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi

medik dan pelayanan kesehatan lainnya yang

diwujudkan dalam bentuk karcis harian.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan rawat

jalan dikenakan retribusi sesuai jenis tindakan medik,

pemeriksaan penunjang diagnostik, atau konsultasi

yang diterima.

Pasal 16

(1)

Pelayanan rawat darurat sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 12 huruf b, meliputi pelayanan

kegawatdaruratan dan obat-obat dasar (generik) yang

diwujudkan dalam bentuk karcis harian.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan rawat

darurat dikenakan retribusi sesuai jenis tindakan

medik, pemeriksaan penunjang diagnostik, atau

konsultasi yang diterima.

Pasal 17

(1)

Pelayanan Rawat Inap sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 hurf c, meliputi pelayanan kesehatan di

Ruang Rawat Inap dan Rawat Gabung.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan rawat

inap dikenakan retribusi sesuai tempat rawat inap,

jenis

tindakan

medik,

pemeriksaan

penunjang

diagnostik, pelayanan keperawatan atau konsultasi

yang diterima.

Pasal 18

(1)

Pelayanan Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 huruf d, meliputi tindakan yang dilaksanakan oleh

tenaga medis untuk keperluan diagnostik, dan/atau

terapi/pengobatan dalam bentuk visite, konsultasi dan

pelayanan tindakan medik.

(14)

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan medik

dikenakan biaya retribusi sesuai jenis tindakan

medikringan, tindakan medik sedang yang diterima

Pasal 19

(1)

Pelayanan

Penunjang

Diagnostik

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

12

huruf

e,

meliputi

pemeriksaan

laboratorium

dan

pemeriksaan

penunjang diagnostik lainnya.

(2)

Setiap

pasien

yang

mendapatkan

pelayanan

penunjang diagnostik dikenakan biaya retribusi sesuai

jenis

tindakan

pemeriksaan

laboratorium

dan

pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya yang

diterima

Pasal 20

(1)

Pelayanan Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 huruf f merupakan bentuk pelayanan

profesional bio, psiko, sosio dan spiritual oleh tenaga

keperawatan untuk membantu penderita dalam

menanggulangi gangguan rasa sakit, mengatasi

masalah

kesehatan

atau

menanggapi

upaya

pengobatan untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal dengan asuhan keperawatan dasar (minimal),

parsial, total maupun intensif.

(2)

Setiap

pasien

yang

mendapatkan

pelayanan

keperawatan dikenakan biaya retribusi sesuai hari

perawatan yang diterima

Pasal 21

(1)

PelayananKebidanan

dan

Penyakit

Kandungan

(PONED) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

huruf g adalah pelayanan terpadu ibu dan bayi dalam

rangka menurunkan angka kesakitan dan/atau

kematian ibu atau bayi pada persalinan kehamilan

resiko tinggi di Puskesmas PONED yang memerlukan

tindakan medik dasar oleh tenaga medis yang terlatih

atau dokter spesialis obstetri ginekologi (Konseulen).

(2)

Setiap

pasien

yang

mendapatkan

Pelayanan

Kebidanan

dan

Penyakit

Kandungan

(PONED)

dikenakan biaya retribusi sesuai tindakan medik yang

diterima

Pasal 22

(1)

Pelayanan Medik Gigi dan Mulut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 huruf h, meliputi tindakan

medik gigi dan mulut.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan tindakan

Medik Gigi dan Mulut dikenakan biaya retribusi sesuai

jenis tindakan medik gigi dan mulut yang diterima.

(15)

Pasal 23

(1)

Pelayanan Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 huruf i meliputi pemberian pelayanan

konsultasi di Rawat jalan, Rawat Darurat, Rawat Inap

dan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health

Nursing/PHN).

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan konsultasi

dikenakan biaya retribusi sesuai jenis pelayanan

konsultasi yang diterima.

Pasal 24

(1)

Pelayanan Transfusi Darah dan Terapi Oksigen

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf j

meliputi tindakan transfusi darah dan pemberian

oksigen.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan transfusi darah dan

terapi oksigendikenakan biaya retribusi sesuai jenis

pelayanan dan jumlah pemberian transfusi darah dan

terapi oksigen yang diterima.

Pasal 25

(1)

Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public

Health Nursing) sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 huruf k meliputi pemeriksaan umum dan obat-obat

dasar (generik) yang diberikan di rumah penderita.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan Pelayanan Perawatan

Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing) meliputi

tindakan medik, pemeriksaan penunjang medik dan

atau konsultasi dikenakan retribusi sesuai jenis

tindakan medik, tindakan keperawatan, pemeriksaan

penunjang medik, atau konsultasi yang diterima

Pasal 26

(1)

PelayananPengujian Kesehatan (General Check Up)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf l

meliputi pemeriksaan umum dan pemberian surat

keterangan kesehatan.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan Pelayanan Pengujian

Kesehatan (General Check Up)dikenakan retribusi

sesuai jenis pemeriksaan umum dan pemberian surat

keterangan kesehatan yang diterima

Pasal 27

(1)

Pelayanan Farmasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 huruf m, meliputi pemberian obat-obatan

melalui nebulizer.

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayananfarmasi

dikenakan

retribusi

sesuai

paket

nebulizeryang

diterima

(16)

Pasal 28

(1)

Pelayanan Medico Legal sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 huruf n, meliputi visum et repertum korban

hidup;

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan medico

legal dikenakan biaya retribusi sesuai visum et

repertum korban hidup yang diterima;

Pasal 29

(1)

Pelayanan

Pemulasaraan

Jenazah

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 huruf o, meliputi perawatan

jenazah dan pembuatan surat kematian;

(2)

Setiap pasien yang mendapatkan pemulasaraan

jenazah dikenakan biaya retribusi sesuai perawatan

jenazah dan pembuatan surat kematian yang diterima;

Pasal 30

(1)

Pelayanan Transportasi Ambulance dan Transportasi

Jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf

p, meliputi sewa kendaraan dan jasa.

(2)

Setiap

pasien

yang

mendapatkan

pelayanan

Transportasi Ambulance dan Transportasi Jenazah

dikenakan biaya retribusi sesuai jarak tempuh dan

jasa yang diterima;

(3)

Dalam hal Puskesmas tidak memiliki mobil ambulance

dan mobil jenazah dapat mempergunakan mobil

Puskesmas keliling.

BAB V

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 31

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut

retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan oleh Puskesmas dan Labkes.

Pasal 32

(1)

Obyek Retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dan

Labkes yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah

Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.

(2)

Dikecualikan dari obyek retribusi pelayanan

kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan

oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, BUMN, BUMD

dan pihak swasta.

(17)

Pasal 33

Subyek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan

yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan sarana

pelayanan kesehatan.

BAB VI

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 34

Retribusi pelayanan kesehatan Puskesmas dan Labkes

digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

BAB VII

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 35

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis, jumlah

dan jangka waktu, serta frekuensi sarana pelayanan

kesehatan yang dilakukan

BAB VI

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR

DAN BESARAN TARIF

Pasal 36

(1)

Prinsip penetapan struktur dan besaran tarif retribusi di

Puskesmas dan Labkes adalah untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan dan akses pelayanan

kesehatan di Puskesmas dan Labkes

(2)

Sasaran penetapan besaran retribusi guna menutup

sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pelayanan

kesehatan

serta

tidak

mengutamakan

mencari

keuntungan

dengan

tetap

mempertimbangkan

kemampuan ekonomi sosial masyarakat dan daya saing

untuk pelayanan sejenis.

BAB VII

STRUKTUR BESARAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN

KESEHATAN

Pasal 37

(1)

Struktur besaran retribusi pelayanan kesehatan di

Puskesmas dan Labkes meliputi jasa sarana dan jasa

pelayanan tercantum dalam Lampiran Peraturan

Daerah ini;

(2)

Jasa sarana sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi

komponen

pengadaan

sarana,

fasilitas,

biaya

pemeliharaan, biaya umum dan biaya penyediaan BBA

sesuai dengan jenis pelayanannya (biaya variabel)

dihitung berdasarkan biaya satuan (unit cost);

(18)

(3)

Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (1)

meliputi komponen jasa pelayanan profesi (jasa medik,

jasa keperawatan, jasa tenaga kesehatan lainnya) dan

jasa pelayanan umum;

(4)

Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Pasal 38

(1)

Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42

ditinjau kembalipaling lama 3 (tiga) tahun sekali.

(2)

Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks

harga

dan

perkembangan

perekonomian,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kesehatan, penambahan kapasitas dan pabilitas

Puskesmas dan Labkes.

(3)

Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII

WILAYAH PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Pasal 39

Retribusi

dipungut

di

Wilayah

Daerah

Kabupaten

Tulungagung..

BAB IX

TATA CARA PEMUNGUTAN

Bagian Kesatu

Penentuan Pembayaran

Pasal 40

(1)

Retribusi dipungut dengan menggunakan karcis

dan/atau kuitansi.

(2)

Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disetor secara bruto ke Kas Daerah.

Pasal 41

(1)

Pembayaran retribusi harus dilunasi sekaligus.

(2)

Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat

pembayaran retribusi akan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 42

(1)

Atas pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 46 ayat (1), diberikan tanda bukti

pembayaran.

(19)

(2)

Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.

(3)

Bentuk isi, kualitas, ukuran buku dan tanda bukti

pembayaran retribusi akan diatur dengan Peraturan

Bupati.

Bagian Kedua

Tempat Pembayaran

Pasal 43

(1)

Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau

tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang

ditentukan.

(2)

Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang

ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus

disetor ke Kas Daerah selambat lambatnya 1 x 24 jam

atau dalam waktu yang ditentukan dalam Peraturan

Bupati.

Pasal 44

(1)

Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2)

Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

BAB X

PENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 45

(1)

Hasil penerimaan retribusi wajib disetor bruto ke Kas

Daerah sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

(2)

Hasil penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud

ayat (1) dapat digunakan seluruhnya untuk biaya

operasional guna meningkatkan mutu pelayanan di

Puskesmas dan Labkes setelah ditetapkan melalui

mekanisme APBD;

(3)

Biaya operasional sebagaimana dimaksud ayat (2)

meliputi komponen jasa sarana dan jasa pelayanan;

(4)

Pemanfaatan

dan

pembagian

jasa

pelayanan

menggunakan sistem remunerasi yang ditetapkan

dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 46

Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan

ketentuan dalam Peraturan Daerah ini secara teknis

operasional dilakukan oleh Kepala Dinas yang membidangi

penyelenggaraan pelayanan kesehatan

(20)

20

BAB XII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 47

(1)

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada

waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi

administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)

setiap bulan dari retribusi yang tidak atau kurang

dibayar.

(2)

Tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan

Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 14 Tahun 2009

tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Puskesmas Di

Kabupaten Tulungagung dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal 49

Peraturan pelaksanaan atas Peraturan Daerah ini harus

ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan

Daerah ini diundangkan.

Pasal 50

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan

Peraturan

Daerah

ini

dengan

penempatannya

dalam

Lembaran

Daerah

Kabupaten

Tulungagung.

Ditetapkan di Tulungagung

pada tanggal 26 Maret 2012

BUPATI TULUNGAGUNG

ttd

HERU TJAHJONO

(21)

21

Diundangkan di Tulungagung

pada tanggal 26 Maret 2012

Plt. SEKRETARIS DAERAH

ttd

Ir. HERU DWI TJAHJONO, MM

Pembina Utama Muda

NIP. 19560605 198503 1 019

Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung

Tahun 2012 Nomor 03 Seri C

(22)

22

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

NOMOR 3 TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN

KABUPATEN TULUNGAGUNG

I.

UMUM

Sebagai upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan kepada masyarakat dan memberikan jaminan pelayanan terbaik

kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan di bidang

kesehatan, maka diperlukan sarana dan prasarana yang cukup memadai

untuk menunjang dan mendu-kung usaha Pemerintah dalam melayani

kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang pelayanan kesehatan;

Bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan

perubahan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, maka semua pungutan

Retribusi Daerah harus ditinjau dan disesuaikan dengan jiwa dan

prinsip-prinsip dari Undang-Undang dimaksud. Sehubungan dengan hal tersebut

diatas, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 14 Tahun

2009 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas sudah tidak

sesuai dengan perkembangan keadaan, maka dipandang perlu untuk

dilakukan penyesuaian.

II.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

www.foxitsoftware.com/shopping

(23)

23

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup Jelas

Pasal 16

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup Jelas

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal 20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Cukup Jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26

Cukup Jelas

www.foxitsoftware.com/shopping

(24)

24

Pasal 27

Cukup Jelas

Pasal 28

Cukup Jelas

Pasal 29

Cukup Jelas

Pasal 30

Cukup Jelas

Pasal 31

Cukup Jelas

Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 34

Cukup Jelas

Pasal 35

Cukup Jelas

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37

Cukup Jelas

Pasal 38

Cukup Jelas

Pasal 39

Cukup Jelas

Pasal 40

Cukup Jelas

Pasal 41

Cukup Jelas

Pasal 42

Cukup Jelas

Pasal 43

Cukup Jelas

Pasal 44

Cukup Jelas

Pasal 45

Cukup Jelas

Pasal 46

Cukup Jelas

www.foxitsoftware.com/shopping

(25)

25

Pasal 47

Cukup Jelas

Pasal 48

Cukup Jelas

Pasal 49

Cukup Jelas

Pasal 50

Cukup Jelas

www.foxitsoftware.com/shopping

Referensi

Dokumen terkait

Hindari pemasok benih yang mengirim benih dalam berbagai ukuran yang berbeda jauh yang menandakan bahwa pembenih tersebut adalah pembenih yang kurang memperhatikan

Pada gambar 2.11 (a) adalah komponen-komponen yang akan digunakan untuk membaca data, yaitu dua TextField untuk membaca nama dan alamat, dua RadioButton untuk membaca

Pada penelitian ini paduan diberi perlakuan panas T6 (waktu tahan 4 jam dengan suhu yang bervariasi, yaitu 30 0 C, 150 0 C, 180 0 C, 210 0 C dan 240 0 C), kemudian dilakukan

3 CV Putro Sido Biso Kantor/Lokasi Kegiatan: Jln Raya Margasar Jatibarang Desa Karangdawa RT 01/01 Kec Margasari Kab Tegal Jawa Tengah Tel/Fax.0283) 465083 Industri Pembakaran

Responden melakukan aktivitas mental dalam 3 tahapan proses aritmatika, yakni penjumlahan (beban mental rendah), pengurangan (beban mental sedang) dan perkalian

Erdőtagok Erdészeti Igazga- tóság Pont, poligon súlypon- ti koordinátája Talajutak 1 DSM 10 (OKF) Vonal Talajutak 2 Saját felmérés Vonal (fotó csatol- mány) Irtások

 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan laut dalam negeri melalui pelabuhan laut Tanjung Emas Semarang pada bulan Mei 2015 sebanyak 10.091 orang, turun 5,13

Bahas secara singkat cara penggunaaan pH meter dan teknik kromatografi, kesimpulan yang dapat Anda ambil dari bagian pembuatan buffer fosfat serta poin-poin yang boleh Anda