• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS (

Garcinia mangostana

L.)

Liferdi L.

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Jl. Raya Solok-Aripan Km 8 Solok Sumatera Barat 27301

Kekurangan nitrogen pada tanaman buah menyebabkan pertumbuhan terhambat, trubus berhenti lebih cepat dan daun gugur lebih awal. Kekurangan nitrogen tidak hanya menyebabkan pertumbuhan jelek tetapi juga menghambat inisiasi pembungaan pada tanaman buah. Sebagian besar tanaman manggis belum dipupuk, kalaupun ada tanaman manggis yang dipupuk belum berdasarkan didasarkan kepada hasil penelitian. Oleh karena itu pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi manggis belum banyak diketahui. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui pengaruh pemberian nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman manggis. Percobaan terdiri 5 perlakukan yaitu dosis pupuk N, yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK), setiap perlakuan terdiri 6 ulangan. Dengan demikian, sebanyak 30 tanaman manggis dewasa (telah berbuah) yang relatif seragam digunakan dalam penelitian ini. Dosis pupuk N yang digunakan terdiri lima taraf yaitu tanpa dipupuk N (No), 300 g N/tanaman/tahun (N1), 600 g N/tanaman/tahun (N2), 900 g N/tanaman/tahun (N3), 1200 g

N/tanaman/tahun (N4). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan nitrogen 900 g

N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn nyata meningkatkan ukuran trubus manggis dibanding dengan kontrol. Perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan perlakukan yang lain, meskipun tidak nyata.

Kata kunci: Nitrogen; Pertumbuhan; Produksi; Manggis

ABSTRACT. Liferdi L. 2010. Effect of Nitrogen on plant growth and yield of Mangosteen (

Garcinia mangostana

L). Deficiency of nitrogen on fruit crops cause stunted growth, inhibited shoot, and fallen leaves early, as well as inhibited initiation of flowering. Most of the mangosteen plants have not been fertilized, even if they are given fertilizer not based on the research results. Little is known the influence of nitrogen fertilization on growth and production of mangosteen. Therefore, this study was intended to determine the effect of nitrogen on growth and yield of mangosteen. The experiment consisted of five treatment doses of N fertilizer, which is arranged in a randomized block design with six replications. Thus, a total of 30 mature mangosteen plants, bearing fruit and relatively uniform was used in this study. N fertilizer used consisted of five levels: no N fertilizer (No), 300 g N /plant/year (N1), 600 g N /plant/year (N2), 900 g N /plant/year (N3), and 1200 g N /plant/year (N4). The result showed that the treatment of nitrogen 900 g and 1200 g N /plant/year significantly increased size of mangosteen shoot compared with the control. In spite of not significantly, treatment of 900 g N/plant/year gave higher production than the other treatments.

Keywords: Nitrogen; Growth; Production; Mangosteen

Buah manggis (

Garcinia

mangostana

L.) adalah buah tropis asli Indonesia yang cukup digemari di pasar luar negeri. Mereka menilainya sebagai buah yang nikmat. Rasanya seperti kombinasi rasa nanas, aprikot, dan jeruk. Teksturnya halus seperti plum yang masak, dan penampilannya indah. Bentuknya bulat seperti bola, bergaris tengah 3,5

(2)

abad 20, David Fairchild melukiskan buah itu sebagai perpaduan antara keindahan bentuk, warna, dan kenikmatan rasa. Pasar manggis menunjukkan permintaan yang masih relatif besar, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Hal ini tercermin dari harga buah manggis yang jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga buah-buahan lainnya. nusantara lainnya yang selalu mencari pembeli dari luar negeri, manggis justru sebaliknya. Pasar di luar negerilah yang mencari-cari manggis. Sampai sekarang, permintaan buah manggis, baik dari dalam maupun luar negeri terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 - 2004 volume ekspor buah manggis meningkat dari 1808 ton dengan nilai US $ 2,3 juta menjadi 3045 ton dengan nilai US $ 3,3 juta (Departemen Pertanian 2005).

Permasalahan yang ada pada manggis adalah pertumbuhannya yang sangat lambat (Morton 1987) dan produksi yang masih rendah baik dalam kualitas maupun kuantitas, karena sebagian besar buah yang dihasilkan di Indonesia belum berasal dari sistem perkebunan komersial, tetapi masih berasal dari sistem pekarangan yang belum dibudidayakan dengan baik (Poerwanto 2003). Salah satu cara yang sering digunakan untuk meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitas dan mendorong pertumbuhan tanaman adalah dengan memberikan hara kepada tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung atau dikenal dengan pemupukan (Leiwakabessy dan Sutandi 1998). Diantara berbagai hara tanaman, nitrogen mendapatkan porsi paling banyak diteliti karena unsur hara ini diperlukan dalam jumlah besar dan pengaruhnya pada tanaman jelas dan cepat (Soepardi 1983). Menurut Poerwanto (2003), tanaman yang kekurangan nitrogen secara berlebihan akan melemahkan pertumbuhan, trubus akan berhenti lebih cepat dan pengguguran daun lebih awal. Tanaman yang kekurangan nitrogen juga tumbuh jelek, lemah dan tidak akan menginisiasi bunga sebanyak pohon yang sehat sehingga buahnya sedikit. Rekomendasi pemupukan yang ada saat ini tidak didasarkan dari hasil penelitian, sehingga pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan manggis belum banyak diketahui (Yaacob dan Tindal 1996).

Avilan (1972 & 1974) menyimpulkan bahwa pada tanaman mangga, aplikasi 80 kg/ha nitrogen yang dipadukan dengan 30 kg/ha P2O5 dan 30 kg/ha K2O dapat

meningkatkan produktivitas mangga varietas ‘Kent’ dan ‘Smith’ sebesar 30-40%. Percobaan pemupukan ini juga dilakukan oleh Avilan dan Figueroa (1977) yang mengaplikasikan nitrogen, P2O5 dan K2O 80:30:30 kg/ha pada mangga varietas ‘Kent’,

‘Smith’ dan ‘Zill’ pada tiga tahap, yaitu 50% setelah panen, 30% menjelang berbunga dan 20% satu bulan setelah pembungaan, yang tidak menghasilkan efek yang nyata pada

(3)

jumlah dan berat buah. Sedangkan rekomendasi pemupukan untuk tanaman manggis usia >10 tahun adalah 1000 gr Urea/pohon/tahun, 2500 gram TSP/pohon/tahun dan 1500 gram KCl/pohon/tahun (Direktorat Tanaman Buah 2003). Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh aplikasi pupuk N terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman manggis (

Garcinia

mangostana

L.) dan mengetahui tingkat aplikasi pupuk N yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman manggis.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dimulai pada bulan April 2004 sampai bulan April 2005. Penelitian dibagi dua bagian yaitu pengamatan di lapang dilaksanakan di Kebun Manggis Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Ketinggian tempat adalah 780 m dpl dengan jenis tanah Latosol. Sedangkan analisis kualitas, kadar hara daun dan buah dilakukan di Laboratorium Produksi Tanaman dan Laboratorium Ilmu Tanah IPB. Bahan yang digunakan adalah 20 Pohon Manggis berusia 20-25 tahun yang telah berbuah dan pupuk urea, SP-36 dan KCl. Alat yang digunakan berupa meteran, jangka sorong, tali, plastik label, spidol, kantong plastik, film dan kamera, tisu,

hand refractometer,

oven, penggaris, pisau, tissue, dan timbangan digital.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor. Faktor pupuk Nitrogen dengan lima taraf perlakuan, yaitu tanpa dipupuk N (N0), 300 g N/tanaman/tahun (N1), 600 g N/tanaman/tahun (N2), 900 g N/tanaman/tahun

(N3), 1200 g N/tanaman/tahun (N4), dan pada setiap perlakuan diberikan pupuk dasar

berupa 600 g P205/tanaman/tahun dan 800 g K2O/tanaman/tahun. Pada setiap perlakuan

diulang empat kali sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 1 tanaman sehingga seluruhnya diperlukan 20 tanaman manggis. Analisis statistika yang digunakan adalah sidik ragam dengan model rancangan acak kelompok. Apabila hasil dari sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf α = 5%, maka uji statistik dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan (DMRT).

Pemupukan dilakukan tiga tahap, tahap pertama dilakukan pada awal bulan April 2004 saat tanaman selesai dipanen (50%), pemupukan tahap kedua diaplikasikan pada awal bulan September 2004 saat menjelang berbunga (20%), sedangkan tahap ketiga diaplikasikan pada awal bulan Oktober 2004 disaat buah manggis sebesar kelereng (30%). Pemberian pupuk N dan pupuk dasar dilaksanakan bersamaan dengan cara menggali alur sedalam ±20 cm mengelilingi area pertengahan bawah tajuk, lalu pupuk dirorak didalam alur dan ditimbun segera.

(4)

Pengamatan terhadap pertumbuhan manggis dilakukan dengan mengamati panjang flush dan diameter flush manggis dalam keadaan dorman setelah buah selesai dipenen, dilakukan dengan mengambil enam sampel dari titik yang berbeda. Pengukuran dilakukan dengan penggaris dan jangka sorong. Pengamatan produksi tanaman manggis dilakukan ketika lebih dari 50% tanaman manggis sudah mengeluarkan bunganya, yaitu pada akhir bulan September 2004. Pengamatan dilanjutkan sampai buah selesai dipanen pada bulan Februari 2005. Panen dilakukan pada saat buah telah mengeluarkan bercak kemerahan. Pengujian kualitas buah dilakukan dengan mengambil 20 sampel buah dari setiap tanaman yang diberi perlakuan.

Pengamatan pada percobaan ini dilakukan satu minggu sekali selama 7 bulan. Adapun peubah-peubah yang akan diamati adalah:

a. Pengamatan ukuran pertumbuhan tunas pada tunas yang telah mencapai ukuran maksimum.

b. Pengamatan saat bunga, ditetapkan saat tanaman telah mengeluarkan bunga mencapai 50%. Pengamatan dilakukan pada empat cabang yang terletak ditengah pohon.

c. Penghitungan jumlah buah yang muncul dan buah yang gugur (buah yang jatuh) yang dilakukan setiap minggunya selama 12 minggu.

d. Pengamatan buah yang terdiri dari jumlah buah per pohon, bobot per buah, diameter buah, tinggi buah, total bobot buah per pohon, kemulusan buah, warna buah, jumlah lokul, tebal kulit buah, jumlah dan bobot biji dan padatan total terlarut (PTT). Penilaian kemulusaan buah menggunakan metode penilaian secara kualitatif, sedangkan penilaian warna dilakukan dengan metode

scoring

sebagai berikut:

100 : buah berwarna ungu kehitaman 95 : buah berwarna ungu

90 : buah berwarna merah keunguan 85 : buah berwarna merah

80 : buah berwarna kemerahan

e. Pengamatan kelopak yang terdiri dari jumlah kelopak, panjang tangkai, diameter tangkai, warna kelopak dan berat kelopak.

f. Analisis kandungan hara nitrogen pada masing-masing bagian buah (kelopak+tangkai buah, kulit buah, daging buah dan biji).

g. Untuk melihat faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap produksi maka diamati peubah-peubah kondisi lingkungan yaitu: suhu udara, diukur

(5)

menggunakan alat thermometer maximum-minimum; kelembaban udara, diukur menggunakan alat higrometer; sedangkan data curah hujan diperoleh dari stasiun klimatologi terdekat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan

Nitrogen berpengaruh nyata pada parameter panjang tunas maupun diameter tunas (Tabel 1). Perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan hasil yang nyata lebih tinggi pada parameter panjang tunas maupun diameter tunas dibandingkan dengan perlakuan 300 g N/tan/thn, perlakuan 600 g N/tan/thn dan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1200 g N/tan/thn.

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Ukuran Flush Perlakuan

N/tan/thn Panjang (mm) Flush Diameter (mm)

0 g 85.35 b 6.84 b

300 g 84.08 b 6.75 b

600 g 97.19 b 7.25 b

900 g 131.42 a 7.96 a

1200 g 126.61 a 7.79 a

Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji taraf DMRT 5%

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dengan konsentrasi 900 g N/tan/thn dan konsentrasi 1200 g N/tan/thn nyata lebih tinggi daripada perlakuan 600 g N/tan/thn, 300 g N/tan/thn dan kontrol. Hal ini diduga kuat berkaitan dengan fungsi N didalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Nitrogen merupakan pembentuk protein, asam nukleat, klorofil dan secara umum untuk pertumbuhan tanaman (Adams

et

al

, 1995). Dengan meningkatnya konsentrasi nitrogen maka kecenderungan pertumbuhan flush pun akan semakin tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Soepardi (1983) bahwa nitrogen memberikan pengaruh paling menyolok dan cepat, terutama merangsang pertumbuhan vegetatif.

Ukuran flush pada perlakuan 600 g N/tan/thn, 300 g N/tan/thn dan kontrol yang menunjukkan hasil yang lebih rendah baik panjang maupun diameter bila dibandingkan dengan perlakuan 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis N yang diberikan maka ukuran flush akan semakin baik

(6)

Produksi

Nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah bunga, jumlah bunga rontok, jumlah buah rontok, dan jumlah buah panen (Tabel 2). Perlakuan 1200 g N/tan/thn memberikan hasil yang cenderung lebih tinggi terhadap semua parameter yang diamati kecuali pada parameter buah panen. Peningkatan konsentrasi pupuk nitrogen memberikan kecenderungan peningkatan hasil pada semua parameter pengamatan. Tabel 2. Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Jumlah Bunga, Jumlah Bunga Rontok,

Jumlah Buah Rontok dan Jumlah Buah Panen per empat cabang. Perlakuan

N/tan/thn Bunga Bunga Rontok Buah Rontok Buah Panen

0 g 30.00 2.67 1.00 26.33

300 g 39.33 3.67 3.67 32.00

600 g 37.00 3.00 4.33 29.67

900 g 47.67 3.33 6.33 38.00

1200 g 40.33 5.63 2.00 33.67

Nitrogen tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah rontok dan berat buah panen (Tabel 3). Perlakuan 600 g N/tan/thn cenderung memberikan hasil yang tinggi pada berat buah rontok dan perlakuan 900 g N/tan/thn cenderung memberikan hasil yang tinggi terhadap berat buah panen. Secara keseluruhan perlakuan nitrogen memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan kontrol pada parameter berat buah rontok dan memberikan hasil yang cenderung lebih tinggi pada parameter berat buah panen dibandingkan dengan kontrol meskipun belum berbeda nyata.

Tabel 3. Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Bobot Buah Rontok dan Bobot Buah Panen per empat cabang

Perlakuan

N/tan/thn Berat Buah Rontok (kg) Berat Buah Panen (kg)

0 g 0.67 5.46

300 g 0.11 5.57

600 g 0.25 6.84

900 g 0.13 5.98

1200 g 0.40 5.92

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produksi tanaman manggis. Data menunjukkan hasil yang tidak selalu linier pada semua parameter pengamatan di semua perlakuan.

Produksi buah per musim dibatasi oleh (1) jumlah kuncup bunga yang berdiferensiasi; (2) kuncup yang mengembang dan menuju anthesis; (3) bunga yang kemudian mekar dan mengalami perkembangan menjadi buah matang. Semua tanaman dalam percobaan ini mengalami kerontokan bunga dan buah yang menandakan bahwa tanaman manggis cenderung rentan terhadap kerontokan bunga dan buah. Jumlah bunga

(7)

yang rontok cenderung berbanding lurus dengan jumlah buah. Persentase frutset pada percobaan cukup baik yaitu antara 88.5% - 95.4%. Sedangkan persentase gugur buah cukup besar, yaitu berkisar antara 12.5% - 23.9%, dan kebanyakan buah gugur saat 4-8 MSA (Minggu Setelah Anthesis). Kerontokan bunga dan buah ini diduga tidak dipengaruhi oleh perlakuan nitrogen tetapi dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi pada bulan pembungaan dan awal perkembangan buah yaitu 222.5 mm pada bulan November 2004 dan 237.5 mm pada bulan Desember 2004. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Rai (2004) bahwa kandungan N, P, K pada daun tidak mempengaruhi gugurnya bunga atau buah. Poerwanto (2003) juga menambahkan, kerontokan buah dan bunga disebabkan oleh pengaruh hujan, kering, panas ekstrim dan kompetisi diantara organ yang berkembang

Ryugo (1988) menyatakan bahwa pada buah pome dan buah batu terdapat tiga periode terjadinya gugur kuncup, bunga dan buah. Periode pertama terjadi saat kuncup bunga mulai mengembang pada akhir musim dingin. Periode kedua terjadi bila bunga yang telah mekar penuh tidak dibuahi. Periode ketiga terjadi saat buah berukuran sebesar kacang polong.

Pada parameter pengamatan jumlah buah panen perlakuan 600 g N/tan/thn memberikan hasil nyata lebih tinggi. Hasil ini diduga tidak dipengaruhi oleh pemberian nitrogen, tetapi dikarenakan jumlah bunga muncul juga lebih banyak. Data menunjukkan kecenderungan jumlah buah panen dan berat buah panen (Tabel 2 dan Tabel 3) meningkat dengan semakin meningkatnya konsentrasi nitrogen yang diaplikasikan. Perlakuan tanpa nitrogen (kontrol) menghasilkan produktivitas terendah yaitu sebanyak 11 buah dengan berat 2.66 kg per empat cabang, hal ini sejalan dengan pernyatan Poerwanto (2003) bahwa pohon yang kekurangan nitrogen, pertumbuhannya jelek dan lemah serta tidak akan menginisiasi bunga sebanyak pohon sehat sehingga buahnya sedikit. Secara keseluruhan, produktivitas manggis pada penelitian ini dibawah rata-rata produksi baik jumlah maupun beratnya yaitu 300 buah atau setara dengan 30 kg per pohon. Hal ini diduga diakibatkan oleh fenomena

biennial bearing

yaitu fenomena dimana pada satu musim tertentu tanaman berproduksi sangat tinggi (

on year

) dan pada musim berikutnya sangat rendah (

off year

) (Poerwanto 2003).

Kualitas Buah

Perlakuan nitrogen belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter buah, tinggi buah dan berat buah (Tabel 4). Baik perlakuan 900 g N/tan/thn maupun

(8)

perlakuan 1200 g N/tan/thn memberikan hasil cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain pada semua parameter pengamatan.

Tabel 4. Pengaruh pemberian nitrogen terhadap diameter longitudinal buah, diameter transversal buah dan bobot buah

Perlakuan

N/tan/thn Diameter longitudinal Buah (mm) Tinggi Buah (mm) Bobot Buah (gr)

0 g 52.07 45.67 72.28

300 g 51.69 46.66 83.20

600 g 50.81 46.39 69.64

900 g 57.13 50.08 97.69

1200 g 55.03 48.19 95.89

Perlakuan nitrogen berpengaruh nyata terhadap parameter berat kulit, berat kelopak dan tangkai dan berat biji, dan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap persentase edibel dan berat daging (Tabel 5).

Tabel 5. Pengaruh pemberian nitrogen terhadap bobot kulit, bobot kelopak dan tangkai, bobot biji dan bobot daging buah

Perlakuan

N/tan/thn Bobot Kulit (gr) Bobot Kelopak Tangkai (gr) Bobot Biji (gr) Bobot Daging (gr)

0 g 46.91 b 2.60 bc 1.08 b 21.70

300 g 45.95 b 2.46 c 1.25 ab 33.53

600 g 45.16 b 3.16 ab 2.19 a 23.37

900 g 65.55 a 3.28 a 2.30 a 26.56

1200 g 59.50 ab 3.40 a 1.68 ab 31.31

Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji taraf DMRT 5%

Perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan hasil yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain walaupun tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan 1200 g N/tan/thn pada parameter berat kulit dan parameter berat kelopak dan tangkai. Pada parameter berat biji perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan hasil yang nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya. Dan perlakuan 300 g N/tan/thn memberikan hasil yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain pada parameter persentase edibel dan parameter berat daging.

Nitrogen memberikan pengaruh nyata terhadap persentase kandungan hara nitrogen, pospor dan kalium pada aril buah dan juga memberikan pengaruh nyata pada padatan total terlarut buah (Tabel 6). Perlakuan 1200 g N/tan/thn menunjukkan hasil nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan 900 g N/tan/thn pada persentase kandungan hara nitrogen dan pospor. Secara keseluruhan, persentase kandungan hara nitrogen, pospor dan kalium cenderung meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi pupuk nitrogen

(9)

yang diberikan. Sedangkan pada parameter padatan total terlarut, perlakuan 600 g N/tan/thn memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan 900 g N/tan/thn dan perlakuan 1200 g N/tan/thn tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan 300 g N/tan/thn dan kontrol.

Tabel 6. Pengaruh pemberian nitrogen terhadap persentase nitrogen, pospor dan kalium pada aril buah dan padatan total terlarut buah

Perlakuan

N/tan/thn % N Aril % P Aril %K Aril PTT

0 g 1.32 c 1.19 bc 1.19 bc 15.96 ab

300 g 1.39 c 1.17 c 1.16 c 16.42 ab

600 g 1.54 b 1.18 c 1.18 c 17.01 a

900 g 1.72 a 1.24 ab 1.24 b 15.50 b

1200 g 1.79 a 1.29 a 1.32 a 15.46 b

Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji taraf DMRT 5%

Hasil uji kualitas buah menunjukkan bahwa nitrogen belum memberikan pengaruh yang nyata pada kualitas fisik buah seperti diameter, tinggi maupun berat buah. Hal ini dapat dilihat pada parameter ukuran buah hasil panen yang cenderung berukuran kecil, yaitu antara 50.81 mm – 57.13 mm. Warna buah yang dipanen berkisar antara 91.25% – 96.67%, dimana perlakuan 900 g N/tan/thn cenderung memberikan warna yang lebih baik daripada perlakuan lain. Tingkat kemulusan buah yang diberi perlakuan nitrogen tidak terlalu berbeda dengan kontrol dengan kisaran antara 76.59% - 92.22%. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), buah manggis segar diklasifikasikan menjadi tiga kelas berdasarkan diameternya, yaitu Super (> 65 mm ), Mutu I (55 – 65 mm), dan Mutu II (<55 mm).

Dalam semua parameter pengamatan ukuran buah, perlakuan nitrogen 300 g N/tan/thn dan 600 g N/tan/thn hanya menunjukkan sedikit perbedaan daripada kontrol, perlakuan 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn menunjukkan peningkatan ukuran yang lebih tinggi walaupun tidak nyata. Hal ini diduga karena tanaman baru tercukupi kebutuhan nitrogennya pada konsentrasi minimal 900 g N/tan/thn.

Perlakuan nitrogen tidak berpengaruh nyata terhadap persentase edibel serta berat daging. Persentase edibel adalah bagian buah yang dapat dimakan, dihitung dengan membagi bobot bagian buah yang dapat dimakan dengan bobot utuh kemudian dikalikan 100%. Persentase edibel buah manggis pada percobaan ini berkisar antara 27.01% sampai 33.21%.

Perlakuan 900 g N/tan/thn secara nyata memberikan pengaruh pada semua parameter dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian nitrogen

(10)

tangkai serta biji yang nyata lebih berat dibandingkan tanpa pemberian nitrogen (kontrol). Manggis diharapkan mempunyai kulit yang tebal agar lebih tahan terhadap kerusakan selama pasca panen dan transportasinya. (Verheij, 1992) menyatakan, kulit buah yang tebal tidak akan mempengaruhi ketahanan buah terhadap kerusakan apabila penanganan buah kurang hati-hati

Tangkai dan kelopak buah manggis juga merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mutu buah manggis. Manggis yang diekspor harus memiliki tangkai dan kelopak yang lengkap dengan warna yang menarik dan tidak cacat.

Hasil analisis bagian daging (aril) buah menunjukkan bahwa persentase kandungan nitrogen pada daging buah meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi perlakuan pemupukan nitrogen, dan peningkatan ini juga terjadi pada persentase kandungan pospor dan kalium. Perlakuan nitrogen 900 g N/tan/thn secara nyata mempengaruhi persentase kandungan nitrogen, pospor dan kalium. Meningkatnya persentase kandungan pospor dan kalium pada daging buah diduga dipicu oleh meningkatnya kadar nitrogen yang dipengaruhi oleh konsentrasi pemupukan karena nitrogen merangsang pertumbuhan diatas tanah, dan pengatur dari penggunaan kalium, pospor dan penyusun lainnya (Soepardi, 1983). Persentase kandungan N yang tinggi juga menunjukkan kandungan protein dan vitamin yang lebih baik karena nitrogen adalah komponen penyusun protein dan asam nukleat (Adams et all., 1995).

Tingginya persentase kandungan nitrogen pada daging buah ternyata berpengaruh kurang baik terhadap padatan total terlarut (PTT). Ini ditunjukkan perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan padatan total terlarut yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan 600 g N/tan/thn dan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kontrol.

Kualitas Buah

Hasil uji kualitas buah menunjukkan bahwa nitrogen belum memberikan pengaruh yang nyata pada kualitas fisik buah seperti diameter, tinggi maupun berat buah. Hal ini dapat dilihat pada parameter ukuran buah hasil panen yang cenderung berukuran kecil, yaitu antara 50.81 mm – 57.13 mm. Warna buah yang dipanen berkisar antara 91.25% – 96.67%, dimana perlakuan 900 g N/tan/thn cenderung memberikan warna yang lebih baik daripada perlakuan lain. Tingkat kemulusan buah yang diberi perlakuan nitrogen tidak terlalu berbeda dengan kontrol dengan kisaran antara 76.59% - 92.22%. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), buah manggis segar diklasifikasikan menjadi tiga kelas berdasarkan diameternya, yaitu Super (> 65 mm ), Mutu I (55 – 65 mm), dan Mutu II (<55 mm).

(11)

Dalam semua parameter pengamatan ukuran buah, perlakuan nitrogen 300 g N/tan/thn dan 600 g N/tan/thn hanya menunjukkan sedikit perbedaan daripada kontrol, perlakuan 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn menunjukkan peningkatan ukuran yang lebih tinggi walaupun tidak nyata. Hal ini diduga karena tanaman baru tercukupi kebutuhan nitrogennya pada konsentrasi minimal 900 g N/tan/thn. Perlakuan nitrogen tidak berpengaruh nyata terhadap persentase edibel serta berat daging. Persentase edibel adalah bagian buah yang dapat dimakan, dihitung dengan membagi bobot bagian buah yang dapat dimakan dengan bobot utuh kemudian dikalikan 100%. Persentase edibel buah manggis pada percobaan ini berkisar antara 27.01% sampai 33.21%. Perlakuan 900 g N/tan/thn secara nyata memberikan pengaruh pada semua parameter dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian nitrogen 900 g N/tan/thn menghasilkan buah dengan kulit yang nyata lebih tebal, kelopak dan tangkai serta biji yang nyata lebih berat dibandingkan tanpa pemberian nitrogen (kontrol). Manggis diharapkan mempunyai kulit yang tebal agar lebih tahan terhadap kerusakan selama pasca panen dan transportasinya. (Verheij, 1992) menyatakan, kulit buah yang tebal tidak akan mempengaruhi ketahanan buah terhadap kerusakan apabila penanganan buah kurang hati-hati. Tangkai dan kelopak buah manggis juga merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mutu buah manggis. Manggis yang diekspor harus memiliki tangkai dan kelopak yang lengkap dengan warna yang menarik dan tidak cacat.

Hasil analisis bagian daging (aril) buah menunjukkan bahwa persentase kandungan nitrogen pada daging buah meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi perlakuan pemupukan nitrogen, dan peningkatan ini juga terjadi pada persentase kandungan pospor dan kalium. Perlakuan nitrogen 900 g N/tan/thn secara nyata mempengaruhi persentase kandungan nitrogen, pospor dan kalium. Meningkatnya persentase kandungan pospor dan kalium pada daging buah diduga dipicu oleh meningkatnya kadar nitrogen yang dipengaruhi oleh konsentrasi pemupukan karena nitrogen merangsang pertumbuhan diatas tanah, dan pengatur dari penggunaan kalium, pospor dan penyusun lainnya (Soepardi, 1983). Persentase kandungan N yang tinggi juga menunjukkan kandungan protein dan vitamin yang lebih baik karena nitrogen adalah komponen penyusun protein dan asam nukleat (Adams

et al

. 1995).

Tingginya persentase kandungan nitrogen pada daging buah ternyata berpengaruh kurang baik terhadap padatan total terlarut (PTT). Ini ditunjukkan perlakuan 900 g N/tan/thn memberikan padatan total terlarut yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan 600 g N/tan/thn dan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan

(12)

KESIMPULAN DAN SARAN

Perlakuan nitrogen dengan konsentrasi 900 g N/tan/thn dan 1200 g N/tan/thn pada tanaman manggis memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan flush manggis. Secara keseluruhan, meskipun tidak nyata, perlakuan nitrogen cenderung meningkatkan produksi pada tanaman manggis dibandingkan dengan kontrol.

Konsentrasi pupuk nitrogen yang tepat untuk manggis belum diketahui secara pasti. Penelitian ini merupakan langkah awal dalam menentukan rekomendasi pemupukan yang tepat untuk manggis. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan pemupukan yang berkelanjutan minimal 4 tahun dan dengan menambahkan perlakuan diatas 1200 g N/tan/thn.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, C.R., K.M. Banford and M.P. Early. 1995. Principles of Horticulture. 2nd edition.

Butterworth-Heinemann Ltd. Oxford. London.

Avilan, R. L. 1972. Mango fertilization on soils of the Maracay series. Agronomia Tropical 24: 97-104

Avilan, R. L. 1974. Four years of mango fertilization in soils of the Maracay series. Agronomia Tropical 24: 97-104

Avilan, R. L. and M. Figueroa. 1977 Timing of nitrogen application in mangoes grown on Maracay soils in Aragua (Argenti Venezuela). Agronomia Tropical. 27: 491-501. Departemen Pertanian. 2005. Nilai dan Volume Ekspor Hortikultura.

Direktorat Tanaman Buah. Standar Prosedur Operasi Penerapan Jaminan Mutu Manggis. 2003. Jakarta

Leiwakabessy, M. dan A Sutandi. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 405 hal.

Morton, J. F. 1987. Fruits of warm climates. Miami, FL. p. 301–304.

Pemerintah Daerah Tasikmalaya. 2003. Manggis.

Poerwanto, R. 2003. Bahan Kuliah Budidaya Buah. Tidak diterbitkan. Jurusan Budidaya Pertanian. IPB. Bogor.

Rai, I. N. 2004. Fisiologi Pertumbuhan dan Pembungan Tanaman Manggis (

Garcinia

mangostana. L

) asal Biji dan Sambungan. Disertasi, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ryugo, K. 1988. Fruit Culture. John Willey and Sons, New York. 344 p. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. IPB. Bogor. 591 hal.

Verheij, E. W. M. 1992. Garcinia mangostana L. P:177-181 in R.E. Coronel (Eds) Edibel Fruit and Nuts. Plant Resources of South-East Asia 2. Bogor.

Yaacob, O. and H.O. Tindal. 1995. Mangosteen Cultivation Food and Agricultural Organization of United State. Rome. 103p.

(13)

Lembar Tanya Jawab.

Nama Penanya : Syafri

Instansi : BPP Propinsi Riau

Isi Pertanyaan : 1. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pemberian N 1200 g/tanaman/tahun tidak menunjukkan perbedaan nyata dengan pemberian 900 g/tanaman/tahun, tapi disarankan untuk tetap mengunakan Dosis N 1200 g/tanaman/tahun, apa dasar pemakaian dosis 1200 g/tanaman/tahun tersebut, bukankah hal ini menjadi tidak efisien ?

2. Saran: jika data setelah dianalisa tidak berbeda nyata, tidak perlu dibahas lagi karena secara angka berbeda tapi secara statistik tidak berbeda nyata. Jawaban : Hasil akan diralat kembali dan saran akan diperhatikan.

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Ukuran Flush  Perlakuan
Tabel 3. Pengaruh  Pemberian Nitrogen terhadap Bobot  Buah Rontok dan Bobot  Buah  Panen per empat cabang
Tabel 4. Pengaruh pemberian nitrogen terhadap diameter longitudinal buah, diameter  transversal buah dan bobot buah

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dikaruniakan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Teknik analisis data dilakukan dengan menganalisa data parameter model regresi yang akan digunakan. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.0.

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap perubahan berat segar , berat kulit, berat daging buah, peel to pulp ratio (rasio berat kulit buah dan berat daging

Di KUB Lembu Aji penyusunan laporan yang dilakukan belum cukup efektif dan efisien karena diperlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan pekerjaan

Tidak hanya seorang anak yang diharapkan oleh Wanita Muda Belia itu, sejak awal pernikahannya ia juga telah mengharapkan mempunyai seorang suami yang dapat menjadi

Jika anda dari awal LOGIN di winbox menggunakan MAC maka otomatis akan langsung masuk lagi, apabila anda tidak menggunakan MAC melainkan menggunakan IP Default

Universitas Terbuka (UT) adalah perguruan tinggi negeri yang pertama menggunakan sistem belajar jarak jauh. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan