ARTIKEL
EFEKTIFITAS HIDROTERAPI RENDAM HANGAT DALAM
PENURUNAN SKALA NYERI EKSTREMITAS PADA
PENDERITA ARTRITIS GOUT
DI DESA SIDOMULYO
OLEH:
NOVIAS DWITA ARTHIANI 010214B015
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel skripsi dengan judul “Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo Ungaran” yang disusun oleh:
Nama : Novias Dwita Arthiani NIM : 010214B015
Program Studi : Keperawatan
Telah disetujui oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.
Ungaran, Agustus 2016 Pembimbing Utama
(Faridah Aini, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB) NIDN. 0629037605
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 1
EFEKTIFITIAS HIDROTERAPI RENDAM HANGAT DALAM PENURUNAN SKALA NYERI EKSTREMITAS
PADA PENDERITA ARTRITIS GOUT DI DESA SIDOMULYO
Novias Dwita Arthiani*) Faridah Aini **) Rosalina **) STIKES NGUDI WALUYO
2016
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO Email: 1002.novias@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Artritis gout akan terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa pada ekstremitas. Hidroterapi rendam hangat memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout di Desa Sidomulyo.
Metode: Penelitian menggunakan metode quasy experiment dengan rancangan
Nonequivalent Control with Pretest and Posttest Desaign. Populasi adalah penderita artritis gout di Desa Sidomulyo. Sampel 46 orang yang diambil secara
purposive sampling dibagi dalam dua kelompok, 23 kelompok intervensi dan 23 kelompok kontrol. Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner nyeri dengan skala intensitas numerik dengan uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout dengan nilai p=0,005 < (α=0,05) dengan penurunan median skala nyeri ekstremitas pada kelompok intervensi yaitu 2,00 dengan nilai minimal -2 dan maksimal 4.
Simpulan: Hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout.
Saran: Saran bagi penderita artritis gout agar dapat mempraktekkan hidroterapi rendam hangat dengan cara merendam bagian ekstremitas yang nyeri ke dalam wadah berisi air hangat dengan suhu 40,5-43,0 C selama 20 menit dan dilakukan setiap hari pada malam hari antara pukul 19.00-21.00.
Kata kunci : hidroterapi rendam hangat, nyeri ekstremitas, artritis gout Kepustakaan : 33 (2006-2014)
ABSTRACT
Background: On the onset of gout arthritis will, swelling and extreme pain in the extremities will occur suddenly. Hydrotherapy warm bath gives a sense of warmth to provide comfort, reduce or relieve pain,reduce muscle spasm and give sense of
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 2
warmth on specific areas.Purpose: The purpose oh the research is to analyze the effectivity of the hydrotherapy warm bath in extremity pain scale decrease in patients with gout arthritis at Sidomulyo Village.
Methods: This research used quasy experiment method with Nonequivalent Control with Pretest and Posttest Design.The population were patients with gout arthritis at Sidomulyo Village. 46 samples were taken by purposive sampling that were categorized into two groups, 23 respondents in intervention group and 23 respondent in control group. The collecting data tool used a questionnaire with pain intensity scale numerical by using Wilcoxon test and Mann-Whitney test.
Result: The research result show that hydrotherapy warm bath is effective in decreasing extremity pain scale in patients with gout arthritiswith p value = 0,005 < (α = 0,05) with median decrease in extremity pain scale in the intervention group is 2,00with minimum value -2 and maximum value 4.
Conclusion: Hydrotherapy warm bath effective in decreasing extremity pain scale in patients with gout arthritis.
Suggestion: Suggestions for patients with gout arthritis to practice hydrotherapy warm bath by bathing extremity which painful into container of warm water with temperature 40,5-43,0 C for 20 minutes and should be done everyday in the evening between the hours of 19:00 to 21:00.
Keywords : hydrotherapy warm bath, extremity pain, gout arthritis Bibliographies : 33 (2006-2014)
PENDAHULUAN
Artritis gout akan terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Sendi-sendi lain dapat diserang, termasuk sendi jari-jari tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan dan siku (Price, 2006). Menurut Smeltzer & Bare (2013), awitan artritis gout terjadi mendadak pada malam hari dan membuat pasien terbangun dengan rasa nyeri yang hebat, kemerahan, pembengkakan serta rasa hangat pada sendi yang sakit.
Prevalensi artritis gout berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia tahun 2013 mencapai 11,9% (Riskesdas, 2013). Prevalensi artritis gout di Jawa Tengah, prevalensi penderita artritis gout hiperurisemia 2,6-47,2% yang bervariasi pada berbagai populasi.
Sedangkan prevalensi artritis gout juga bervariasi antara 1-15,3%. Pada suatu studi didapatkan insidensi artritis gout 4,9% pada kadar asam urat darah >9 mg/dL, 0,5% pada kadar 7-8,9%, dan 0,1% pada kadar 9 mg/dL (Hidayat, 2009).
Dampak penumpukan kristal natrium urat yaitu terbentuknya tofus yang akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga (Smeltzer & Bare, 2013). Dampak nyeri sendi adalah penurunan kualitas harapan hidup seperti kelelahan yang demikian hebatnya, menurunkan rentang gerak tubuh dan nyeri pada gerakan. Menurut Smeltzer & Bare (2013).
Tindakan peredaan nyeri nonfarmakologis dapat berupa hipnosis diri, mengurangi persepi nyeri, dan stimulasi kutaneus. Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 3
untuk menghilangkan nyeri yang dapat dilakukan dengan cara hidroterapi rendam hangat.
Hidroterapi rendam hangat dilakukan dengan cara merendam ekstremitas yang nyeri dengan menggunakan air hangat yang bersuhu sekitar 40,5-43,0 C selama 20 menit. Mekanisme kerja hidroterapi rendam hangat dalam penatalaksanaan nyeri berada pada tahap modulasi nyeri yaitu dengan cara mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta (serabut non-nosiseptif) yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-A berdiameter kecil yang kemudian mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom sehingga menghambat transmisi sensasi nyeri dalam jaras asenden (Potter & Perry, 2009).
Hidroterapi rendam hangat dapat membantu meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme otot. Panas supervisial dapat diberikan dalam bentuk mandi rendam atau mandi siram dengan air hangat dan kompres basah yang hangat. Manfaat maksimal dari hidroterapi rendam hangat akan dicapai dalam waktu 20 menit sesudah aplikasi hidroterapi rendam hangat (Smeltzer & Bare, 2013).
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 penderita gout di Desa Sidomulyo, semua mengatakan bahwa nyeri muncul pada daerah pergelangan dan jari-jari kaki terutama pada malam hari saat beristirahat. Mereka mengatakan selama ini hanya mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri dan apabila tidak minum obat maka akan muncul nyeri lagi. Padahal obat-obat analgesik mempunyai efek samping bila diminum dalam jangka panjang. Sembilan penderita artritis gout yang dilakukan wawancara mengatakan belum pernah mencoba hidroterapi rendam hangat, namun 1
dari 10 mengatakan pernah mencoba merendam kaki di dalam air hangat dan mengatakan merasa lebih nyaman. Namun belum semua penderita artritis gout di Desa Sidomulyo mempraktekkan hidroterapi rendam hangat untuk mengurangi nyeri, padahal sebenarnya mudah dilakukan di rumah dan tidak memiliki efek samping seperti obat-obat analgesik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Bagaimanakah efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo?”
Tujuan Penelitian
Menganalisis efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Exsperiment yang menggunakan rancangan Non Randomized Control Group Pretest and Posttest Design (Non Equivalent Control Group). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita artritis gout di Desa Sidomulyo yang berkunjung ke Puskesmas Leyangan pada bulan November 2015 hingga bulan Februari 2016 yaitu sejumlah 104 orang (Puskesmas Leyangan, 2016). Jumlah sampel adalah 46 responden dan dibagi menjadi 23 responden untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Juli sampai dengan 24 Juli 2016 di Desa Sidomulyo. Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini adalah hidroterapi rendam hangat
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 4
dengan cara merendam ekstremitas yang nyeri ke dalam wadah berisi air hangat selama 20 menit. Skala nyeri diukur dengan menggunakan skala intensitas nyeri numerik.
Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney untuk mengetahui efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri pada penderita artritis gout di Desa Sidomulyo dan menggunakan uji
Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan skala nyeri ekstremitas pada masing-masing kelompok.
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat
1. Gambaran Karakteristik Responden Artritis Gout
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan umur 46-55 tahun sejumlah 24 orang dan umur 56-65 sejumlah 22 orang.
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa jenis kelamin dengan jumlah terbanyak adalah perempuan.
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah sebanyak 14 orang tidak bekerja, dan lainnya bekerja sebagai buruh 6 orang, pedagang 6 orang, PNS 6 orang dan swasta 6 orang.
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan pendidikan terbanyak adalah sebanyak 24 orang dengan pendidikan terakhir SMA, dan yang paling sedikit adalah pendidikan terakhir SD sejumlah 1 orang.
2. Gambaran Kadar Asam Urat pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo 24 22 20 22 24 26 Umur 46-55 th 56-65 th 22 24 20 22 24 26 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 14 6 6 10 10 0 10 20 Pekerjaan Tidak Bekerja Buruh Pedagang PNS Swasta 1 7 24 10 4 0 20 40 Pendidikan SD SMP SMA Diploma Sarjana 7.7 7.6 13.7 13 0 5 10 15 Intervensi Kontrol Min Max
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 5
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa kelompok intervensi dengan nilai minimal 7,7 dan nilai maksimal 13,7. Kelompok dengan nilai minimal 7,6 dan nilai maksimal 13,0.
3. Gambaran Skala Nyeri Ekstremitas Sebelum Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa kelompok intervensi mempunyai nilai minimal 4 maksimal 8. Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki nilai minimal 5 maksimal 8.
4. Gambaran Skala Nyeri Ekstremitas Setelah Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok intervensi, dengan nilai minimal 5 dan nilai maksimal 8 sedangkan pada kelompok intervensi setelah dilakukan hidroterapi rendam hangat mempunyai nilai minimal dan maksimal yang lebih rendah dibanding dengan kelompok
kontrol yaitu pada kelompok intervensi nilai minimal skala nyeri ekstremitas adalah 2 dan nilai maksimal 7
Analisis Bivariat
1. Perbedaan Skala Nyeri Ekstremitas
Pretest dan Posttest Kelompok Intervensi Pengukuran n Me-dian p value Pretest 23 7,00 0,004 Posttest 23 5,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan skala nyeri ekstremitas pada pretest dan posttest kelompok intervensi. Dengan uji Wilcoxon diperoleh angka signifikansi (nilai p) = 0,004 dimana α (0,05)
2. Perbedaan Skala Nyeri Ekstremitas
Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Pengukuran n Me-dian p value Pretest 23 6,00 0,317 Posttest 23 6,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa median skala nyeri ekstremitas pada pretest
dan posttest kelompok kontrol adalah tetap. Dengan uji Wilcoxon diperoleh angka signifikansi (nilai p) = 0,317 dimana α (0,05).
3. Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo
Kelompok Min Max p value Intervensi -2 4 0,005 Kontrol -1 2 4 5 8 8 0 5 10 Intervensi Kontrol Min Max 2 5 7 8 0 5 10 Intervensi Kontrol Min Max
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penurunan skala nyeri ekstremitas kelompok intervensi dan kontrol berbeda. Dengan uji Mann-Whitney diperoleh angka signifikansi (nilai p) = 0,005 < α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif terhadap penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout dengan nilai p 0,005 < α (0,05).
PEMBAHASAN
Menurut Potter & Perry (2009) skala nyeri adalah karakteristik paling subjektif untuk menilai tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Menurut Smeltzer & Bare (2013) nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Potter & Perry (2009), terjadinya peningkatan dan penurunan skala nyeri dapat dipengaruhi oleh keletihan sebagai akibat dari pekerjaan, secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri. Hasil penelitian lain dari Pepin (2012) menunjukkan sebagian besar penderita nyeri sendi yang memiliki aktivitas fisiknya aktif, hampir separuhnya mengalami intensitas nyeri sendi berat.
Hal tersebut didukung oleh penelitian Sigalingging (2013) bahwa faktor jenis kelamin dalam hubungannya dengan faktor yang mempengaruhi nyeri adalah bahwasanya laki-laki dan perempuan tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Rezky (2013) yang menyebutkan bahwa jenis kelamin perempuan paling
banyak mengalami nyeri artritis gout yaitu sebanyak 18 orang (60,0%).
Hasil penelitian Sigalingging (2013) menunjukkan kaitan tingkat pendidikan dengan nyeri yaitu pendidikan yang tinggi akan lebih mampu mengatasi dan menggunakan koping yang konstruktif dan efektif dari pada yang berpendidikan rendah. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang, termasuk dalam menentukan tindakan yang berpengaruh terhadap kesehatan dirinya (Notoatmodjo, 2007). Menurut Potter & Perry (2009), gaya koping merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nyeri.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2009), penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis. Secara farmakologis dengan menggunakan analgesik dan secara nonfarmakologis mencakup intervensi perilaku kognitif dan penggunaan agen-agen fisik
Pada kelompok intervensi diberikan hidroterapi rendam hangat yang dilakukan selama 20 menit sehari selama tiga hari berturut-turut. Menurut Setyoadi (2011) hidroterapi rendam hangat dapat meningkatkan kelenturan jaringan otot ikat, kelenturan pada sturktur otot, mengurangi rasa nyeri, dan memberikan pengaruh pada sistem pembuluh darah.
Berdasarkan data rekapitulasi kelompok intervensi sebanyak 15 responden mengalami penurunan skala nyeri ekstremitas, penurunan skala nyeri ekstremitas berkisar antara 1-4, sebanyak 6 responden tetap, dan sebanyak 2 responden justru mengalami peningkatan skala nyeri yang berkisar antara 1-2. Menurut Potter & Perry (2009) penurunan dan peningkatan nyeri dapat dipengaruhi
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 7
oleh berbagai faktor seperti keletihan, ansietas dan dukungan keluarga.
Berdasarkan data rekapitulasi kelompok kontrol sebanyak 7 responden mengalami penurunan skala nyeri ekstremitas, 11 responden tetap, dan 5 responden mengalami kenaikan. Penurunan skala nyeri ekstremitas berkisar antara 1-2 dan peningkatan skala nyeri ekstremitas 1. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena modifikasi gaya hidup dari responden yang dilakukan selama penelitian tanpa sepengetahuan dari peneliti, antara lain seperti olahraga, aktivitas dan stres pikiran sebelum pengukuran skala nyeri ekstremitas posttest yang dapat menurunkan skala nyeri. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2009) bahwa penurunan dan peningkatan nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keletihan, ansietas dan dukungan keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa median skala nyeri ekstremitas pada kelompok intervensi mengalami perbedaan yaitu pada pretest 7,00 dan pada posttest 5,00 sedangkan pada kelompok kontrol tetap yaitu 6,00. Maka dapat diketahui bahwa perbedaan median skala nyeri ekstremitas posttest
kelompok intervensi dan kontrol berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif terhadap penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout dengan nilai p = 0,005 < α
(0,05).
Hal ini didukung pula oleh penelitian Sani (2013) bahwa tindakan non farmakmologis untuk penderita artritis gout adalah hidroterapi dengan menggunakan air hangat ketika terjadi serangan asam urat yang berulang-ulang. Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan Potter & Perry (2009) bahwa panas dari buli-buli akan berpindah ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang dapat mengurangi spasme otot sehingga kontraksi menurun dan nyeri yang dirasakan akan berkurang.
Dalam penelitian ini hidroterapi rendam hangat efektif dalam menurunkan skala nyeri ekstremitas, akan tetapi belum mencapai ke nilai 0 (menghilangkan nyeri). Hal ini dapat terjadi dimungkinkan karena beberapa faktor penyebab antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri. Penurunan skala nyeri dapat terjadi akibat modifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri seperti mengurangi kecemasan, menghindari keletihan dan mengubah gaya koping (Potter & Perry, 2009). Berbeda dengan perubahan yang terjadi pada skala nyeri ekstremitas kelompok intervensi yang mengalami penurunan secara signifikan, hal ini dapat terjadi karena hidroterapi rendam hangat yang dilakukan 20 menit sehari selama tiga hari berturut-turut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout.
Keterbatasan Penelitian
1. Tidak dilakukan pengontrolan mengenai aktifitas fisik yang dilakukan responden selama penelitian tiga hari yang dapat mempengaruhi nyeri.
2. Tidak dilakukan pengontrolan ansietas dan gaya koping terhadap nyeri pada responden selama penelitian tiga hari.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout di Desa Sidomulyo, dengan nilai p =
Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas
Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 8
dengan penurunan median skala nyeri ekstremitas pada kelompok intervensi yaitu 2,00 dengan nilai minimal -2 dan maksimal 4 dan sedangkan penurunan median skala nyeri ekstremitas pada kelompok kontrol yaitu 0,00 dengan nilai minimal -1 dan maksimal 2.
Saran
1. Bagi perawat
Saran bagi perawat berdasarkan hasil penelitian ini adalah agar perawat dapat mempraktekkan hidroterapi rendam hangat dalam manajemen nyeri secara nonfarmakologi.
2. Bagi masyarakat
Saran bagi masyarakat khususnya bagi penderita artritis gout agar dapat mempraktekkan hidroterapi rendam hangat dengan cara merendam bagian ekstremitas yang nyeri ke dalam wadah berisi air hangat dengan suhu 40,5-43,0 C selama 20 menit dan dilakukan setiap hari pada malam hari antara pukul 19.00-21.00.
3. Bagi Rumah Sakit
Saran bagi rumah sakit adalah dengan hasil penelitian ini dapat menetapkan standar operasional prosedur hidroterapi rendam hangat sebagai salah satu tindakan keperawatan mandiri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Bagi Peneliti dan Penelitian Selanjutnya
Perlu adanya pemantauan atau pengontrolan terhadap faktor lain yang mempengaruhi nyeri seperti keletihan (aktifitas fisik), ansietas (kecemasan) dan gaya koping serta pengontrolan terhadap konsumsi makanan tinggi purin yang dapat mempengaruhi faktor kadar asam urat responden selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pepin, Nahariani. (2012). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Intensitas Nyeri Sendi pada Lansia di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto Tahun 2012.
Potter, PA and Perry, AG. (2009).
Fundametals of Nursing. (Edisi Ketujuh). Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Price & Wilson. (2006). Pathofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC.
Riskesdas. (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan R.I. Sani, A.T. (2013). Perbedaan
Efektifitas Kompres Hangat dan Kompres Dingin Terhadap Skala Nyeri pada Klien Gout di Wilayah Kerja Puskesmas Batang III Kab. Batang Tahun 2013.
Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika. Sigalingging, Ganda. (2013).
Hubungan Tingkat Nyeri dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Post Operasi di Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 2013.
Smeltzer & Bare. (2013). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia: Linppincott William & Wilkins.