• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA SITUASI PEMBELIAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA KONSUMEN TOKO BUKU GRAMEDIA MATRAMAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA SITUASI PEMBELIAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA KONSUMEN TOKO BUKU GRAMEDIA MATRAMAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha di Indonesia setelah krisis ekonomi mengalami

perkembangan pesat. Hal ini berdampak terhadap perilaku belanja dan nilai

belanja konsumen. Masyarakat konsumen modern di kota-kota besar selalu

mendahulukan efisiensi dan efektifitas dalam berbelanja kebutuhan akan barang

dan jasa. Kondisi seperti ini merupakan suatu potensi dan daya dorong tumbuh

kembangnya berbagai macam bentuk bisnis, yang salah satunya adalah bisnis

ritel. Pertumbuhan pasar ritel Indonesia menunjukan tren positif. Sepanjang tahun

2011, pasar ritel Indonesia tumbuh 11 persen1. Tingkat pertumbuhan ritel di

Indonesia diprediksi akan berada di kisaran 4,5%-5% per tahun selama kurun

waktu tahun 2012-2015, pertumbuhan ritel dan konsumen di Indonesia akan lebih

kuat dari Jepang, Korea Selatan, dan Australia, walau tetap lebih rendah dari

China2.

Bisnis ritel di Indonesia sangat banyak jenisnya seperti mini market,

supermarket, hipermarket, restoran cepat saji, kafe, department store, serta tidak ketinggalan pula toko buku yang ikut menyumbang maraknya bisnis ritel di

Indonesia. Buku sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan maupun informasi

dirasakan penting keberadaannya. Para pebisnis dengan cermat mengetahui betul

      

1 Agung Vazza. Tahun 2011 Pasar Ritel Indonesia Tumbuh 11 Persen.2011. http://www.republika.co.id/ berita/ekonomi/bisnis/11/12/21/lwiihv-tahun-2011-pasar-ritel-indonesia-tumbuh-11-persen (Diakses tanggal 12 Februari 2012).

(2)

permintaan akan buku dari masyarakat sehingga banyak toko-toko buku yang

bermunculan di berbagai tempat di Indonesia, salah satunya toko buku Gramedia.

Secara umum toko buku dapat disebut sebagai ritel atau penjualan eceran,

yang menurut Kotler, retailing includes all the activities involved in selling goods or services directly to final consumer for personal, non-business use (ritel yaitu semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada

konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis)3. Peluang bisnis

pasar buku nasional ternyata sangat prospektif. Uang yang berputar dalam industri

ini lebih dari Rp. 15 triliun per tahun. Ribuan penerbit dan toko buku

berlomba-lomba terjun dalam dunia bisnis ini. Contohnya saja omzet industri buku segmen

buku teks pelajaran mencapai Rp. 5-6 triliun per tahun.

Peluang bisnis pasar buku nasional yang sangat prospektif tersebut tidak

menutup kemungkinan dapat menciptakan persaingan yang semakin ketat antar

sesama pebisnis, dengan demikian semuanya akan berusaha untuk meningkatkan

kualitas pelayanan seoptimal mungkin sehingga menimbulkan implikasi positif

bagi konsumen yang menikmatinya. Persaingan akan sangat serius jika melihat

kondisi saat ini yang sangat didukung dengan berkembangnya konsep satu tempat

belanja menyediakan dan memenuhi semua keperluan belanja atau lebih familiar

didengar dengan sebutan one stop shoping4.

Pertumbuhan kuantitas maupun kualitas ritel akan membawa keuntungan

tersendiri bagi konsumen karena telah menciptakan lebih banyak pilihan tempat

      

3 Bob Foster, Manajemen Ritel (Bandung: CV. Alfabeta. 2008), hal. 35.

(3)

berbelanja sekaligus tempat rekreasi yang menyenangkan. Keadaan tersebut

merupakan salah satu gambaran perilaku konsumen dalam hal pembelian.

Perilaku konsumen yang dinamis tersebut membuat para pebisnis harus dapat

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen dapat

mengambil keputusan untuk membeli terhadap produk yang dijual. Biasanya

konsumen akan melalui beberapa tahapan terlebih dahulu, sebelum akhirnya

memutuskan untuk membeli suatu produk. Tahapan yang dilalui konsumen

tersebut dinamakan tahapan dalam proses keputusan pembeli. Proses tersebut

terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian5. Jelasnya adalah

proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan terus berlangsung

lama sesudah melakukan pembelian. Dan salah satu tahap yang penting untuk

dilalui konsumen dalam proses keputusan pembeli yaitu tahapan dalam

melakukan keputusan pembelian itu sendiri.

Pada umumnya, para konsumen sangat terlibat dalam perilaku keputusan

pembelian apabila mereka berada dalam keadaan high involvement (keterlibatan tinggi) dan melakukan pemecahan masalah yang ekstensif. Namun, pada

kenyataannya dalam hal ini, konsumen memiliki low involvement (keterlibatan yang rendah), meskipun mereka berada dalam situasi pemecahan masalah yang

luas. Keterlibatan adalah jumlah waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk

memilih, mengevaluasi dan memutuskan pembelian6. Para pebisnis akan

mencemaskan keadaan ini karena bila konsumen memiliki tingkat keterlibatan

       5Ibid., hal. 179.

(4)

yang rendah akan sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian suatu produk yang dijual dan otomatis pemenuhan atas kebutuhan

konsumen juga ikut berkurang padahal bagian tersebut merupakan tujuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

Proses keputusan pembelian suatu produk dan jasa sangat dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal konsumen. Faktor internal meliputi faktor individu

dan psikologis. Faktor individu seperti keadaan ekonomi konsumen, faktor

psikologis seperti motivasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi strategi

pemasaran yang dilakukan produsen dan pengaruh lingkungan. Strategi

pemasaran yang dilakukan produsen atau lebih dikenal dengan bauran pemasaran

seperti promosi periklanan dan distribusi produk. Pengaruh lingkungan mencakup

pengaruh yang sangat luas, seperti budaya hingga yang spesifik seperti

situasional. Situasi konsumen terdiri dari tiga macam, yaitu: situasi komunikasi,

situasi pembelian, dan situasi konsumsi7.

Konsumen yang melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh

faktor keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi seperti penghasilan yang dapat

dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva, utang,

kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau

menabung akan mempengaruhi pilihan produk pada saat melakukan keputusan

pembelian. Salah satu aspek keadaan ekonomi seseorang adalah tingkat

penghasilan atau pendapatan. Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat Indonesia

saat ini masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan lain sehingga uang

              7 

(5)

yang mereka peroleh hanya cukup digunakan untuk kebutuhan sehari-hari8. Buku

yang bukan merupakan kebutuhan sehari-hari pun tidak dijadikan prioritas yang

dibeli dan tidak harus dibeli rutin seperti kebutuhan sehari-hari. Maka rendahnya

pendapatan menjadikan keadaan ekonomi seseorang konsumen tidak mendukung

untuk melakukan keputusan pembelian buku.

Motivasi juga merupakan faktor yang turut mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen. Motivasi konsumen untuk melakukan pembelian suatu

buku berkaitan erat dengan biaya atau pengorbanan konsumen yang harus

dilakukan. Rendahnya motivasi untuk membeli ikut berpengaruh dalam minimnya

keputusan pembelian. Hasil forum diskusi Masyarakat Literasi Indonesia (MLI)

mengungkap bahwa kenyataannya saat ini, konsumen selalu dihadapkan pada

persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan dan seberapa penting

produk yang dibutuhkan dan diinginkan. Buku yang bukan merupakan kebutuhan

pokok ini membuat konsumen mempunyai motivasi rendah untuk melakukan

pembelian karena harus melakukan pengorbanan yang cukup besar untuk membeli

buku9. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu

perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan

tertentu. Misalnya, seorang pelajar yang diharuskan untuk mempunyai buku teks

pelajaran pasti akan melakukan pembelian di toko buku dibandingkan pelajar

lainnya yang tidak diharuskan mempunyai buku tersebut. Keharusan ini

      

8 Christian Walandouw. Soal Menabung, RI Perlu Belajar Dari Malaysia. 2011. http://editorialindonesia.com/2011/11/soal-menabung-ri-perlu-belajar-dari-malaysia/ (Diakses tanggal 24 Februari 2012).

       9

(6)

merupakan salah satu jenis motivasi atau dorongan dalam melakukan keputusan

pembelian. Hal ini membuat tingkat motivasi yang tinggi.

Faktor selanjutnya yang ikut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

adalah promosi iklan. Salah satu indikator keberhasilan sebuah iklan apapun

adalah manakala pesan yang ingin disampaikan tertanam kuat di benak calon

konsumen dan bertahan untuk jangka waktu lama. Baik itu disampaikan melalui

pesan teks, suara, gambar dan sebagainya. Salah satu upaya yang dilakukan agar

produknya dapat dikenal dan diingat oleh konsumen, perusahaan harus melakukan

suatu kegiatan promosi. Iklan bertujuan untuk menarik atau mengajak konsumen

agar membeli produk atau jasa. Dengan demikian perusahaan tidak perlu takut

akan kehilangan konsumen karena konsumen akan tetap loyal kepada produk

perusahaan walaupun ditengah banyaknya persaingan10. Pasar menentukan

menarik atau tidaknya suatu iklan, iklan yang menarik membuat sebagian

masyarakat memutuskan membeli suatu produk. Iklan yang dinilai menarik harus

mampu berdampak pada penjualan sebuah produk, dan juga bermakna bagi

masyarakat, namun kenyataannya menurut data Persatuan Perusahaan Periklanan

Indonesia (P3I) sedikitnya masih ada iklan yang kurang kreatif dan menarik atau

tidak tersampaikan baik ke konsumen sehingga mempengaruhi pembelian akan

suatu produk11. Begitupun sebaliknya, jika iklan yang diterima konsumen tidak

tersampaikan atau kurang menarik maka itupun akan mengurangi keputusan

pembelian akan produk tersebut.

      

       10

 Santi Budiman, “Pengaruh Promosi Penjualan dan Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Produk Nestle Dancow di Pamella Swalayan Supermarket Jogjakarta”. Jurnal Optimal, Vol. 4 No. 2, Februari 2007, hal. 99-116. 

       11

(7)

Kemudian, keterlambatan distribusi produk dari distributor juga ikut

mempengaruhi rendahnya keputusan pembelian. Pendistribusian produk sangat

berkaitan dengan ketersediaan stok di toko. Konsumen pasti menginginkan

produk yang dicari bisa didapat di toko tersebut. Namun dari kasus berikut, salah

satu konsumen toko buku Gramedia mengaku kecewa karena masalah

ketidaktersediaan stok padahal ia mencari buku itu sewaktu buku itu baru terbit

dan akhirnya ia beralih mencari dan membeli ke toko buku lain12. Dari keluhan

konsumen diatas, terlihat jelas bahwa ketersediaan stok berkaitan dengan

ketepatan distribusi produk ke toko yang akan mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen.

Dan akhirnya, situasi pembelian secara langsung juga sangat mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen. Situasi pembelian adalah rangsangan sosial dan

fisik yang ada di lingkungan dimana konsumen melakukan pembelian. Biasanya

situasi pembelian yang mendukung akan membuat rangsangan atau niat

melakukan pembelian itu sangat tinggi. Namun kenyataannya, banyak

permasalahan yang terjadi di dalam situasi pembelian yang akhirnya

mempengaruhi keputusan pembelian produk. Salah satunya adalah tidak adanya

kenyamanan di dalam toko seperti informasi tentang harga, pramuniaga yang

kurang cekatan, tidak adanya kursi panjang sebagai fasilitas untuk tempat duduk

ketika mencoba membaca atau melihat-lihat buku yang hendak dibeli13.

      

12 Hanny. Kapok Belanja di Gramedia.. 2011. http://www.elexmedia.co.id/forum/index.php?topic =19023.0(Diakses tanggal 14 Mei 2012).

(8)

Sejalan dengan tingginya keterlibatan konsumen, maka konsumen akan

memproses informasi dengan lebih mendalam. Kenaikan pemrosesan informasi

ini umumnya juga akan meningkatkan tingkat rangsangan. Konsumen mungkin

akan berpikir lebih keras tentang keputusan yang dilakukan pada situasi

keterlibatan tinggi. Mereka juga lebih suka melakukan proses keputusan yang

ekstensif dan bergerak melalui setiap tahap keputusan secara lebih berhati-hati14.

Salah satu faktor yang menentukan proses keputusan yang ekstensif adalah faktor

situasi pembelian. Faktor yang berkaitan dengan situasi pembelian dapat berupa

waktu yang tersedia untuk belanja, jumlah produk yang tersedia, lokasi toko,

ketersediaan informasi, kondisi psikologis konsumen, risiko sosial dari situasi dan

tujuan belanja.

Jika keadaan yang dihadapi oleh seorang konsumen pada saat akan membeli

mendukung maka konsumen akan melalui keputusan pembelian yang lebih besar.

Namun, apabila situasi pembelian kurang mendukung maka banyak konsumen

yang memberikan sedikit simpati kepada keputusan pembelian. Konsumen tidak

jarang menjumpai berbagai kendala dalam situasi pembelian mereka. Faktor

situasi adalah keadaan lingkungan yang dihadapi oleh seorang konsumen.

Konsumen tidak berminat dan tidak dapat menikmati dalam melakukan proses

keputusan pembelian karena situasi yang dihadapi konsumen pada saat akan

membeli tidak sesuai dengan harapannya.

      

(9)

Dengan adanya hubungan antara situasi pembelian dengan keputusan

pembelian tersebut, jelaslah bahwa situasi pembelian yang mendukung dapat

mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Penyelidikan atas keputusan pembelian konsumen sangat penting bagi para

pemasar. Dalam hal tertentu, ini mempengaruhi penelitian pemasaran perusahaan,

promosi, dan strategi distribusi. Suatu perusahaan harus menggunakan penelitian

pemasaran untuk mengidentifikasikan jenis proses keputusan yang digunakan oleh

pasar sasarannya. Andaikan penelitian menunjukkan bahwa konsumen

menggunakan proses keputusan dengan keterlibatan rendah ketika membeli

produk yang bersangkutan maka dalam keadaan seperti ini adalah sangat penting

bagi perusahaan untuk menggunakan promosi harga dan penjualan untuk

merangsang percobaan produk terhadap konsumen supaya mereka menggunakan

jenis proses keputusan dengan tingkat keterlibatan yang tinggi.

Menyadari betapa pentingnya keputusan pembelian terhadap produk-produk

untuk pemenuhan kebutuhan konsumen yang merupakan tujuan utama perusahaan

dalam mencari keuntungan, maka perusahaan dalam hal ini Toko Buku Gramedia

Matraman yang akan peneliti jadikan sebagai tempat penelitian. Melihat dari hasil

survey awal peneliti, bahwa permasalahan yang muncul adalah masih rendahnya

keputusan pembelian produk Toko Buku Gramedia Matraman oleh mahasiswa

Pendidikan Ekonomi yang dalam hal ini sebagai konsumen. Peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian apakah situasi pembelian di Toko Buku Gramedia

Matraman ikut ambil andil dalam hal rendahnya keputusan pembelian produk

(10)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah

yang dapat menyebabkan keputusan pembelian rendah adalah sebagai berikut :

1. Keadaan ekonomi konsumen yang tidak mendukung

2. Rendahnya motivasi untuk melakukan pembelian

3. Promosi iklan yang kurang menarik

4. Keterlambatan distribusi produk

5. Situasi pembelian yang tidak mendukung

C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang telah diidentifikasikan ternyata keputusan

pembelian menyangkut aspek, dimensi dan faktor-faktor permasalahan yang luas

dan kompleks sifatnya. Dengan keterbatasan peneliti dalam waktu, data, materi

dan tenaga yang mampu dikerahkan untuk maksud pemecahan keseluruhan

masalah maka penelitian ini dilakukan terbatas pada masalah “hubungan antara

situasi pembelian dengan keputusan pembelian”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka peneliti memperoleh suatu dasar untuk lebih memfokuskan

kegiatan penelitian ke arah rumusan yang lebih jelas. Secara lebih spesifik

masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :“apakah terdapat

(11)

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Peneliti

Sebagai penambah wawasan berpikir dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh serta menambah pengalaman.

2. Perusahaan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi yang

berharga dalam rangka memecahkan masalah yang berhubungan dengan

situasi pembelian atau keputusan pembelian.

3. Perpustakaan

Sebagai sumber referensi bagi rekan mahasiswa lain khususnya

Program Studi Pendidikan Tata Niaga yang akan mengadakan penelitian

di masa yang akan datang tentang situasi pembelian atau keputusan

pembelian.

4. Universitas Negeri Jakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

referensi pustaka tentang situasi pembelian atau keputusan pembelian.

5. Masyarakat

Sebagai bahan informasi dan sumbangan khasanah ilmu dan

Referensi

Dokumen terkait

Responden tidak menempatkan faktor place dalam mendorong keputusan pembelian, dapat diasumsikan bahwa konsumen akan selalu membeli produk Chatime walaupun lokasi

Konsumen yang ingin membeli produk jamu masuk angin kemasan akan berusaha mencari informasi mengenai jamu tersebut karena ini akan mempengaruhi keputusan pembelian

Pengaruh variasi produk atas keputusan pembelian konsumen. di restoran Hachi-Hachi Bistro taman Gapura

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keputusan pembelian konsumen dalam membeli rangkaian bunga mawar di Toko Cahaya Florist Malang dan menganalisa perilaku

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan kemudahan yang baik dari konsumen akan me- ningkatkan keputusan pembelian para konsumen untuk membeli produk fashion

konsumen, maka tidak akan meningkatkan faktor keputusan pembelian (Y) konsumen yang artinya variabel lingkungan fisik ini tidak mempengaruhi secara langsung keputusan

Harga mempengaruhi keputusan pembelian, hal ini menunjukkan bahwa semakin harga yang dipersepsikan konsumen sesuai dengan kualitas produk maka konsumen akan mengambil keputusan Pati,

Pada hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, maka untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel lain yang tidak