Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai
hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor
penggerak RPI2-JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat.
Kelembagaan d ibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata
laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan
tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan
motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerj a yang diciptakan;
dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut.
Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap
ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan
Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya 10.1.
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada
pemerintahan kabupaten/kota.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 1.
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi
seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang
ditetapkan melalui Pemerintah Daerah
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam
organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
BAB X
mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan
tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya
tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk,
potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana
dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi
perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama ata u
seragam.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian 2.
Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah
berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta
Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.(2)
Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya
adalah bidang pekerjaan umum”
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga
penyusunan RPIJM sebagai salah satu perangkat pembangun an daerah perlu
melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi 3.
Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya da n Penataan Ruang. Bidang PU merupakan
sub- bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi
Gambar 10.1 Pengorganisasian Pemerintahan Kabupaten / Kota
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 4.
Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan
dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem
perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah
ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi
pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan
penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan
manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan
daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan
dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja y ang lebih efisien dan
efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 5.
Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagu naan
Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan,
Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah.
dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini
memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam
rangka pengusulan, p enetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi
pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah
menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan
Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan
dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari
sembilan program, yaitu
Program Manajemen Per ubahan, meliputi: penyusunan strategi 1.
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan 2.
berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan
oleh K/L dan Pemda;
Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi 3.
tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani
organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan 4.
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system 5.
rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar
kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern 6.
Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP);
pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan
penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan 8.
pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan 9.
Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umumdapat dilihat pada gambar 10.2 berikut ini.
Gambar 10.2 Pola Pikir Penyususnan Reformasi Birokrasi PU
2010-2014 Cipta Karya
Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam
seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan
Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan
gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijaka n dan program pembangunan
nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
serta kewenangan masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya
telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan.
Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta
Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam
pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Karya
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang 7.
Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar
bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target
pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2,
dapat dilihat se bagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang
menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang
dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab
dalam koordinasi penye lenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan
Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar
bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang berta nggung jawab
di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan
perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat
daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing
SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan
Perbup/Perwali.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar 9.
Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP
adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai d engan
fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk
di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air
minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 20 04 tentang Pedoman Perhitungan 10.
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah
dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka
penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok
yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan
waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan
pengendalian pelayanan pe rkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan
dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan
perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta
Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani
urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka dih arapkan dapat
meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
Kondisi Kelembagaan Saat Ini 10.2.
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting
kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta
Karya
Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya 10.2.1.
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari
Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam
pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang
menangani bidang Cipta Karya Untuk m engetahui kondisi dari keorganisasian
bidang cipta karya.
Dengan telah ditetapkannya Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, maka untuk men unjang
kelancaran dan efektifitas kerja pemerintahan di Kota Palembang, dibentuk
perangkat pemerintahan kota sebagai berikut;
Walikota Dan Wakil Walikota A.
Walikota dan Wakil Walikota dalam menjalan tugas pemerintahan dibantu
oleh jajaran dibawahnya yaitu;
A.1. Sekretaris Daerah (Sekda), yang dibantu oleh dua orang Asisten, yaitu;
A.1.1.1. Bagian Tata Pemerintahan
A.1.1.2. Bagian Hukum dan Ortala
A.1.1.3. Bagian Umum
A.1.1.4. Bagian Perlengkapan
A.1.2. Asisten Ekobang, Keuangan Kesra dan Pemberdayaan Perempuan, membawahi 4 orang Kepala bagian, yaitu;
A.1.2.1. Bagian Perekonomian
A.1.2.2. Bagian Administrasi Pembangunan
A.1.2.3. Bagian Keuangan
A.1.2.4. Bagian Kesra dan Pember-dayaan Perempuan
A.1.3. Dinas-Dinas, sebanyak 12 dinas yang dipimpin oleh seorang kepala
dinas, yaitu;
A.1.3.1. Dinas Pekerjaan Umum
A.1.3.2. Dinas Kesehatan
A.1.3.3. Dinas Perhubungan
A.1.3.4. Dinas Naker dan Transduk
A.1.3.5. Dinas Pendapatan Daerah
A.1.3.6. Dinas Pertambangan & Energi
A.1.3.7. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
A.1.3.8. Dinas Pendidikan Nasional
A.1.3.9. Dinas Pertanian, Peter-nakan, Perikanan dan Pangan
A.1.3.10 Dinas Koperasi, Per-industrian, Perdagangan, UKM dan PM
A.1.3.11 Dinas Kesos dan PMD
A.1.3.12 Dinas Pasar, Kebersihan dan Ketertiban
A.1.4. Badan-Badan, sebanyak 3 badan, yang dipimpin oleh seorang kepala
A.1.4.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
A.1.4.2. Badan Kepegawaian dan Diklat
A.1.4.3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda)
A.1.5. Kantor, sebanyak dua kantor, dipimpin seorang kepala kantor, yaitu
A.1.5.1 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
A.1.5.2 Kantor Kesbang Linmas
A.1.6. Inspektorat, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh seorang
inspektur, yaitu;
A.1.6.1. Inspektorat Daerah
B. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD)
Sebagai lembaga legislasi yang mengontrol dan mengawasi jalan
pemerintahan, dalam menjalan fungsinya DPRD, dibantu oleh;
B.1. Sekretaris DPRD, yang membawahi 3 Bagian, yaitu;
B.1.1. Bagian Umum dan Protokol
B.1.2. Bagian Persidangan dan Dokumentasi
B.1.3. Bagian Keuangan
10.2.2 Kondisi Kelembagaan Bidang PU Cipta Karya
Visi Kabupaten Ogan komering Ulu Timur A.
Misi Kabupaten Ogan komering Ulu Timur B.
Visi dan Misi Dinas PU Cipta Karya dan Perumahan Kabupaten Ogan C.
komering Ulu Timur
a). KEPALA DINAS
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan segala usaha dan kegiatan di bidang Pekerjaan Umum Cipta
Karya dan Perumahan dengan kebijakan yang digarisk an oleh
WaliKabupaten Ogan komering Ulu Timur berdasarkan ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dan petunjuk pelaksanaannya.
2. Fungsi ;
a. Memimpin kegiatan dinas dan urusan kesekretariatan serta bidang sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya.
b. Penyusunan visi, misi dan rencana strategis dinas.
c. Perumusan, penjabaran dan pelaksanaan kebijakan operasional
pembangunan daerah di bidang keciptakaryaan dan perumahan.
d. Penyelenggara usaha-usaha pembinaan terhadap bantuan baik yang
bersumber dari pemerintah maupun swasta.
e. Pelaksanaan komunikasi, konsultasi dan kerja sama dengan unsur
Pemerintah Kabupaten Ogan komering Ulu Timur dan instansi serta
masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi.
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain diberikan oleh Wali Kabupaten Ogan
komering Ulu Timur.
b). SEKRETARIS
1. Tugas Pokok ;
Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas masing-masing bidang serta melaksanakan urusan administrasi dinas.
2. Fungsi ;
a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas masing-maing bidang.
b. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan dinas.
c. Pengelolahan administrasi surat menyurat dan dokumentasi.
d. Penyelenggaraan urusan kerumahtangga dinas.
e. Penyiapan dan pengadaan perlengkapan / peralatan kantor.
g. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian.
h. Penyelenggaraan administrasi pengelolahan keuangan dinas.
b.1. KASUBAG UMUM
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan urusan administrasi surat menyurat, pengelolahan arsip,
pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor dan rumah tangga serta
kendaraan dinas.
2. Fungsi ;
a. Penyelenggaraan administrasi surat menyurat dan dokumentasi.
b. Penyelenggaraan pengelolahan arsip.
c. Penyelenggaraan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor dan
rumah tangga serta kendaraan dinas.
b.2. KASUBAG KEPEGAWAIAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan dan menyiapkan admi nistrasi kepegawaian, pengembangan
sumber daya manusia serta organisasi dan ketatalaksanaan.
2. Fungsi ;
a. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian.
b. Pelaksanaan penyusunan program kebutuhan dan pengembangan
sumber daya manusia.
c. Pelaksanaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan.
d. Pelaksanaan urusan kehumasan dan keprotokolan.
b.3. KASUBAG KEUANGAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan dan menyiapkan urusan penyusunan anggaran belanja,
administrasi anggaran dan evaluasi pelaksanaan anggaran.
2. Fungsi ;
c. Penyelenggaraan evaluasi anggaran belanja dinas.
c). KEPALA BIDANG PERENCANAAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan survey, pendat aan dan monitoring, penyusunan
program dan pelaporan serta leger dan tata teknik bangunan gedung dan
rumah milik negara.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang
perencanaan.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang perencanaan.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di bidang perencanaan.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga / instansi lain di
bidang perencanaan.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan tugas dan fungsi bidang perencanaan.
c.1.KASI PROGRAM PELAPORAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan penyusunan program dan pelaporan kinerja dinas.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi program dan
pelaporan.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi program dan
pelaporan.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi program dan
pelaporan.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
h. Memberikan sa ran dan pertimbangan teknis kepada kepala bidang
perencanaan.
i. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugas seksi
program dan pelaporan.
k.Menyiapkan perencanaan umum dan pr ogram di bidang keciptakaryaan
dan perumahan.
c.2.KASI SURVEY, DATA DAN MONITORING
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan survey, data dan monitoring sektor Keciptakaryaan
dan Perumahan.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi survey, data
dan monitoring.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi survey, data dan
monitoring.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi survey, data dan
monitoring.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsi seksi survey, data dan monitoring.
g. Penyusunan hasil evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
3. Rincian Tugas ;
a. Menyusun rencana program kerja di seksi survey, data dan monitoring
b. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada staf agar melaksanakan
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga tercapai efektifitas
pelaksanaan tugas.
c. Merekapitulasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan di seksi survey,
d. Mengolah dan menyusun hasil penelitian pelaksanaan kegiatan dan
program di seksi survey, data dan monitoring.
e. Melakukan evaluasi kegiatan pembinaan, peningkatan dan
pengembangan di seksi survey, data dan monitoring.
f. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
g. Menilai prestasi kerja staf, berdasarkan hasil kerja yang telah dicapai
sebagai bahan peningkatan karir.
h. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada kepala bidang
perencanaan.
i. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugas seksi
survey, data dan monitoring.
k. Mengiventarisasi dan menyajikan data di sector keciptakaraan dan
perumahan.
l. Menyiapkan system informasi (jaringan internet) dan perangkat pengolah
data.
m. Menyusun evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
c.3.KASI LEGER DAN TATA TEKNIK
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan penyusunan leger dan tata teknik sector
Keciptakaryaan dan Perumahan.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi leger dan data
teknik.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknik di seksi leger dan tata teknik.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi leger dan tata teknik.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama den gan seksi terkait untuk
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsi leger dan tata teknik.
d). KEPALA BIDANG BANGUNAN GEDUNG
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan pemb inaan teknis gedung, tata bangunan dan
lingkungan gedung serta keandalan bangunan gedung.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang bangunan
gedung
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknik di bidang bangunan gedung.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di bidang bangunan gedung.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga / instansi lain di
bidang bangunan gedung.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan tugas dan fungsi bidang bangunan gedung.
d.1. KASI PEMBINAAN TEKNIS GEDUNG
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis bangunan gedung.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi pembinaan
teknis gedung.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi pembinaan teknis
gedung.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi pembinaan teknis
gedung.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsi seksi pembinaan teknis gedung.
d.2. KASI TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN GEDUNG
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan tata bangunan dan lingkungan gedung.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi tata bangunan
dan lingkungan gedung.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di s eksi tata bangunan dan
lingkungan gedung.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi tata bangunan dan
lingkungan gedung.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait unt uk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsi tata bangunan dan lingkungan gedung.
d.3. KASI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan keandalan bangunan gedung.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi keandalan
bangunan gedung.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi keandalan bangunan
gedung.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi keand alan dan
bangunan gedung.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesu ai
dengan tugas dan fungsi seksi keandalan bangunan gedung.
e). KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN DAN PERMUKIMAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan pengembangan dan permukiman.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang
pengembangan dan permukiman.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis dibidang pengembangan dan
permukiman.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di bidang pengembangan
dan permukiman.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga / instansi lain di
bidang pengembangan dan permukiman.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan tugas dan fungsi bidang pengembangan dan permukiman.
e.1. KASI PENGEMBANGAN DAN TATA RUANG PERMUKIMAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan pengembangan dan tata ruang permukiman.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi
pengembangan dan tata ruang permukiman.
b. Pelaksanaan program dan p etunjuk teknis di seksi pengembangan dan
tata ruang permukiman.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi pengembangan dan
tata ruang permukiman.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
sesuai dengan tugas dan fungsi seksi pengembangan dan tata ruang
permukiman.
e.2. KASI PRASARANA, SARANA, SANITASI PERMUKIMAN DAN AIR
BERSIH.
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan prasarana, sarana, sanitasi permukiman dan air
bersih.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi prasarana,
sarana, sanitasi permukiman dan air bersih.
b. Pelaksanaan pro gram dan petunjuk teknis di seksi prasarana, sarana,
sanitasi permukiman dan air bersih.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi prasarana, sarana,
sanitasi permukiman dan air bersih.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsi seksi prasarana, sarana, sanitasi permukiman
dan air bersih.
e.3. KASI PENATAAN DAN REHABILITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi penataan dan
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi penataan dan
rehabilitasi lingkungan permukiman.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi penataan dan
rehabilitasi lingkungan permukiman.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seki terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsi seksi penataan dan rehabilitasi li ngkungan
permukiman.
f). KEPALA BIDANG PERUMAHAN
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan di bidang perumahan.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang perumahan.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis dibidang perumahan.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di bidang perumahan.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga / instansi lain di
bidang perumahan.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain y ang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan tugas dan fungsi bidang perumahan.
f.1. KASI PERUMAHAN FORMAL
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi perumahan
formal.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi perumahan formal.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi perumahan formal.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama denga n seksi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
sesuai dengan tugas dan fungsi seksi perumahan formal.
g. Penyiapan dan pengelolahan kawasan lingkungan perumahan formal.
f.2. KASI PERUMAHAN SWADAYA
1. Tugas Pokok ;
Melaksanakan kegiatan perumahan swadaya.
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi perumahan
swadaya.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi perumahan swadaya.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi perumahan
swadaya.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
sesuai dengan tugas dan fungsi seksi perumahan swadaya.
g. Penyiapan dan pengelolahan kawasan lingkungan perumahan swadaya.
f.3. KASI PENGHUNIAN DAN PERSEWAAN RUMAH
1. Tugas Pokok ;
2. Fungsi ;
a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi penghunian
dan persewaan rumah.
b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi penghunian dan
persewaan rumah.
c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi pe rumahan
penghunian dan persewaan rumah.
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepal a bidang
sesuai dengan tugas dan fungsi seksi penghunian dan persewaan rumah.
g. Pengelolahan penghunian dan persewaan rumah yang dibiayai APBN dan
APBD.
10.2.3 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataa n tata laksana merupakan
salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata
laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan
kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan
dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi
peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu
mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan
kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk
masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang
koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan
menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara
substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat
daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,
khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang
keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan
penjabaran peran masing- masing instansi dalam p embangunan bidang Cipta
Karya.
Tabel 10.1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Cipta Karya
Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK
1 Dinas PU CK & Perumahan
Perencanaan dan Pelaksanaan Fisik
Bidang Perencanaan, Bidang Bangunan Gedung, Bidang
Bangkim dan Bidang Perumahan.
2 Bappeda Perencanaan Kawasan Bidang Sarana dan Prasarana
3 Dinas Tata Kota Penataan Ruang dan Tata Bangunan Gedung
Bidang Penataan Ruang dan Bidang Tata Bangunan dan
Reklame.
4 Dinas Kebersihan Pengelolaan sampah
Bidang Bina Sarana dan Prasarana Kebersihan dan Bidang Pengelola TPA dan
Limbah
5 Dinas PJP & Pemakaman
Pengelolaan Pertamanan
dan Ruang Terbuka Hijau Bidang Pertamanan
6 Badan Lingkungan
Hidup Pengelolaan Limbah Bidang Tata Lingkungan
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang
dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan
mengisi table berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di
daerah.
Tabel 10.2
Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No Nama SOP Instansi Yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP
Pengembangan Permukiman
1
SOP Penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman
Bappeda
Penataan Ruang dan Tata Bangunan
Pengelolaan sampah
Pengelolaan Limbah 2
SOP Penyediaan dan pendataan prasarana lingkungan permukiman
3
SOP Pembangunan Sarana Dasar (PSD) dilingkungan Rusunawa Kabupaten Ogan komering Ulu Timur
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1 SOP Permohonan pembuatan dan penghitungan Rencana Anggaran Biaya dan Gambar Bangunan gedung
.
Penataan Ruang dan Tata Bangunan
2 SOP Pengajuan usulan perhitungan dan penghapusan ganti rugi
3 SOP Permohonan bantuan tenaga teknis dan tenaga pengelola teknis
Pengembangan Air Minum
1 SOP Pelaksanaan DAK Kegiatan sanitasi dan air
Bappeda
PU Cipta Karya
Perencanaan
bersih Minum
Pengembangan PLP
1 SOP Pelaksanaan DAK Kegiatan sanitasi dan air bersih
Bappeda
PU Cipta Karya
Dinas Kesehatan
Badan Lingkungan Hidup
Perencanaan
Pembangunan infrastruktur
Perencanaan dan Kampanye Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
Perencanaan dan Pengelolaan
Limbah
SOP Non-Teknis
Sumber : Dinas PUCK Kabupaten Ogan komering Ulu Timur, 2013
10.2.4 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM
aparatur merupakan program ke-5 d ari Sembilan Program Reformasi Birokrasi,
yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas.
Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani
bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tab el berikut
mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya
Tabel 10.3
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Dinas PU CK &
Sumber : BPS Kabupaten Ogan komering Ulu Timur 2013
10.3 Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian
ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota
yang menangani bidang Cipta Karya.
keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi
maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya yakni :
Struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan 1.
perundangan yang berlaku
Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas 2.
dan fungsi masing-masing instansi
Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor eksternal 3.
adalah perkembangan teknologi, dan peratura n pemerintah. Perkembangan
dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya
perubahan. Penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang
lebih modern menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya :
prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, jenis output yang
dihasilkan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi
atau hubungan pola kerja diubah karena adannya perlengkapan baru.
Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat 4.
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya
manusia (SDM) yang menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya
diKabupaten Ogan komering Ulu Timur . Peningkatan pendidikan formal para
aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuh kan dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) sehingga
kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.
Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana
kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat
survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam
pelaksanaan kerja.
10.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya
organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis
Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya yakni :
1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Kabupaten Ogan komering Ulu Timur
telah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.
2. M ekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta
karya yang terjadi selama ini sudah cukup baik.
3. K eorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan
dalam PP 41 tahun 2007 . S emua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air
minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan
penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang
dibentuk.
4. Permasalahan ya ng ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah
khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya yakni belum maksimalnya
petunjuk/pedoman kerja dan pembinaan tata naskah serta kearsipan bagi satuan
organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah ; belum maksimalnya pelaksanaaan
koordinasi antara satuan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Ogan komering Ulu Timur ; sistem proses dan prosedur kerja yang
belum begitu efisiensi dan efektifitas
10.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan
SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.
Analisis S umber Daya Manusia (SDM) Bi dang Cipta Karya yakni SDM yang
tersedia masih belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun
kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
Tabel 10.4
1 Bappeda SMA
3 Dinas Tata Kota SMA Diploma
Sarjana
S1 Tehnik
-S1 Ekonomi
-Strata 2 Strata 3
Orang
-Orang
-Orang
-Orang
-10.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang ( opportunities), dan ancaman ( threats) di bidang
kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam matriks SWOT.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O);
bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan
terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu me mbuat
ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T)
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang
keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab
sebelumnya, selanjutnya dapat di rumuskan Matriks Analisis SWOT
Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis
SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan
kelembagaan
Tabel 10.5
Faktor External Faktor
Internal
PELUANG (O)
a.Banyaknya bidang pekerjaan yang ditangani b. Partisipasi pihak swasta cukup tinggi
ANCAMAN (T)
a. Stabilitas harga tidak dapat dijaga b. Adanya force mejeure dalam pekerjaan
KEKUATAN (S) Adanya aturan a.
pendukung
b. Adanya komitmen pimpinan
c. Adanya sarana dan prasarana
kantor
Strategi SO (Kuadran 1).
Adanya peraturan perundang-undangan ·
sebagai dasar hukum dalam operasional kegiatan di lapangan
Tanggung jawab dan komitmen pimpinan ·
untuk selalu memperbaiki kinerja perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menyeleraskan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang relevan dan berorientasi pencapaian Visi dan Misi.
Sarana dan prasarana yang memadai ·
didukung teknologi, komunikasi serta informatika maju dan tepat guna memenuhi kebutuhan pelayanan.
Strategi ST (Kuadran 2).
Adanya kepastian hukum akan ·
menjaga kestabilan harga dan jaminan bagi pelaku bisnis maupun pemerintah jika ada force majeure.
Komitmen pimpinan untuk ·
memperbaiki kinerja utuk selalu meminimalisir ancaman-ancaman yang akan terjadi.
Strategi WO (Kuadran 3)
Meningkatkan SDM yang berkualitas dan ·
mampu bekerja keras.
Penggunaan Teknologi untuk mempercepat ·
pekerjaan.
Melibatkan peran serta masyarakat dalam ·
pembangunan termasuk pembiayaan
pembangunan melalui CSR, KPS dll.
Strategi WT (Kuadran 4)
Memperbaiki kelemahan-·
kelemahan yang ada, juga melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.
Sumber : Dinas PUCK Kabupaten Ogan komering Ulu Timur, 2013
Berdasarkan tabel SWOT di atas, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah
sebagai berikut :
Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan 1.
(internal), kelemahan (internal), peluang (eksternal) dan ancaman
(eksternal) kelembagaan org anisasi perangkat kerja daerah, khususnya
terkait dengan bidang Cipta Karya.
Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari faktor-faktor 2.
analisis SWOT, yaitu sebagai berikut.
Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar
o
kekuatan ya ng dimiliki organisasi mampu mengambil keuntungan
dari peluang yang ada
Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatan
o
yang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untuk
kinerja organisasi
Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki
o
kelemahan-kelemahan organisasi yang ada dengan
memanfaatkan peluang yang ada.
Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi ini maka
o
diperlukan upaya yang sangat besar karen a selain memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada, juga harus melakukan
upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang berpotensi
untuk melemahkan kinerja dari organisasi
10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dal am analisis SWOT sebelumnya, maka
dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan
organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan
sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat
dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.
10.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu
pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan
tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada
analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan
dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta
menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan
meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit
kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu
pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana
pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan
program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan
Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
10.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM )
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan
mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap
pegawai sesuai
dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan
pelayanan
kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis
jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi
Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan
jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui
pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka
peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi
dipaparkan pada tabel 10.6
Pelatihan Bidang Cipta Karya
No Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan
Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 2012
Tabel 10.7 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi
-1 -2 -3
Organisasi
Tata Laksana