• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hasil Belajar antara Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler dan Siswa yang tidak Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbandingan Hasil Belajar antara Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler dan Siswa yang tidak Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN JENEPONTO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

ABDUL MUHAIMIN

NIM. 20403108005

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri, jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Juli 2012

Penulis,

Abdul Muhaimin NIM: 20403108005

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Perbandingan Hasil Belajar antara Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler dan Siswa yang Tidak Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto” yang disusun oleh Saudara Abdul Muhaimin, NIM : 20403108005, mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari senin tanggal 15 Agustus 2012 dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan pendidikan biologi, dengan beberapa perbaikan.

Makassar, 02 September 2012 DEWAN PENGUJI

(SK. Dekan No. 224 Tahun 2012)

Ketua : Drs. Thamrin Tayeb, M.Si . ( )

Sekrataris : Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum. ( )

Munaqisy I :Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd. ( )

Munaqisy II : Drs. Safei, M. Si ( )

Pembimbing I : Dr. Susdiyanto, M.Si ( )

Pembimbing II : Dra. Andi Halimah, M. Pd ( )

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Salehuddin, M.Ag. NIP. 19541212 198503 1 001

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi Saudara Abdul Muhaimin, Nim: 20403108005, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bioogi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA

SISWA YANG AKTIF EKSTRAKURIKULER DAN SISWA YANG TIDAK AKTIF EKSTRAKURIKULER PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 2 MAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO”. Memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

Makassar, Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Susdiyanto, M.Si Dra. Andi Halimah, M.Pd Nip. 195402 198103 1 006 Nip. 19691114 199403 2 004

(5)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih patut penulis ucapkan kecuali hanya ucapan syukur yang sedalam-dalamnya disertai puja dan puji ke hadirat Ilahi Rabbi, Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, kesehatan dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini melalui proses yang panjang. Salam dan salawat senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad Saw. sebagai satu-satunya uswa dan qudwah, petunjuk jalan kebenaran dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.

Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Mustakim dan Ibunda Nusdiah beserta Tante Dr. Hj. Syamsiah dan Hj. Nurbaeti M.Pd yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai penulis selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah Swt mengasihi, dan mengampuni dosanya. Amin.

Penulis juga menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis patut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, HT. M.S, Rektor UIN Alauddin Makassar beserta

pembantu rektor UIN Alauddin Makassar.

(6)

2. Dr. H. Salehuddin, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

3. Drs. Safei, M.Si dan Jamilah, S.Si.,M.Si S.Ag., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.

4. Dr. Susdiyanto, M.Si. dan Dra. Andi Halimah, M.Pd. yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sejak awal penulisan sampai selesainya skripsi ini.

5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tidak langsung. 6. H. Muh. Natsir yang telah bersedia memfasilitasi alat untuk mengerjakan sekripsi

ini karena tanpa alat sekripsi ini tidak akan selesai.

7. Tante Ida dan Om Ammang yang telah memberikan dorongan agar sekripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Kakanda Rizal, Halipah dan Eva Juliyana yang bersedia menyediakan waktunya untuk membantu menyeselesaikan sekripsi ini.

(7)

Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi pengajaran Biologi dan semoga bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah di sisi Allah Swt, dan mendapat pahala yang setimpal.

Amin Ya Rabbal Alamin

Makassar, Juli 2012

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

KATA PENGANTAR ... v

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Definisi Operasional Variabel ... 9

F. Garis Besar Isi Skripsi ... 9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 22

B. Ekstrakurikuler………. ... 31

1. Pengertian Ekstrakurikuler ... 31

2. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 31

(9)

3. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ... . 32

4. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... . 33

C. Mata Pelajaran Biologi……… ... 33

1. Pengertian Biologi ... 33

2. Tujuan Mempelajari Biologi ... . 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35-43 A. Jenis dan LokasiPenelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 35

C. Instrumen Penelitian ... 36

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 36

E. Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif ... 37

Statistik Inferensial ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44-79 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44

B. Hasil Penelitian ... 59

1. Hasil Belajar Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto ... 59

2. Hasil Belajar Siswa yang Tidak Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto... 63

3. Tingkat Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler dan Siswa yang Tidak Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

1. Hasil Belajar Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto... 75

2. Hasil Belajar Siswa yang Tidak Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto... 77

(10)

BAB V PENUTUP ... 80-81 A. Kesimpulan... 80 B. Implikasi Penelitian ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 82-84 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kategori Hasil Belajar ... 40 Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler ... 60 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler 62 Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Siswa

yang Aktif Ekstrakurikuler ... 63 Tabel 5 Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Tidak Aktif Ekstrakurikuler ... 64 Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa yang Tidak Aktif

Ekstrakurikuler ………... 66 Tabel 7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Siswa

yang Tidak Aktif Ekstrakurikuler ... 67 Tabel 8 Tabel penolong uji homogenitas kelas XI IPA 2 MAN Binamu

Kabupaten Jeneponto ... 68 Tabel 9 Tabel penolong uji normalitas hasil belajar siswa yang aktif

ekstrakurikuler ………... 70 Tabel 10 Tabel penolong uji normalitas hasil belajar siswa yang tidak aktif

ekstrakurikuler ………... 72

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian

Lampiran A1 Hasil Interview Tidak Terstruktur pada Siswa yang Aktif

Ekstrakurikuler Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto

Lampiran A2 Hasil Interview Tidak Terstruktur pada Siswa yang Tidak Aktif

Ekstrakurikuler Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto

Lampiran B Profil Lokasi Penelitian Lampiran C Persuratan

(13)

ABSTRAK Nama : Abdul Muhaimin

Nim : 20403108005

Judul Skripsi : Perbandingan Hasil Belajar antara Siswa yang Aktif

Ekstrakurikuler dan Siswa yang Tidak Aktif Ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto

Skripsi ini membahas tentang perbandingan hasil belajar antara siswa yang aktif ekstrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto. Bagaimana hasil belajar siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto.

Metode penelitian yang digunakan mencakup jenis penelitian adalah deskriptif komparatif yaitu peneliti bermaksud mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama, atau ada perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi di tempat mana yang lebih baik. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPA MAN Binamu Kabupaten Jeneponto yang berjumlah 60 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dokumentasi dan interview tidak terstruktur. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh, bahwa hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler berada dalam kategori sangat tinggi dengan persentase 50,00% dan nilai rata-rata 79,6. Sedangkan hasil belajar siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler berada dalam kategori tinggi dengan persentase 83,33% dan nilai rata-rata 69,2. Jadi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler. Hasil ini dapat dilihat dari hasil dokumentasi dan interview tidak terstruktur pada siswa yang bersangkutan dan analisis yang telah dilakukan peneliti.

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan secara informal. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkordinasi dan terarah. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

Pendidikan di era sekarang ini sangat dianggap penting guna membangun manusia berkualitas, ditandai peningkatan kecerdasan, pengetahuan, dan keterampilan. Pendidikan juga mempunyai peranan dalam mendorong individu dan masyarakat untuk mencapai kemajuan pada semua aspek kehidupan. Dalam suatu pendidikan sangat diperlukan adanya kerja sama antara pengajar dan peserta didik guna mencapai seperti yang dimaksudkan di atas.

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu

(15)

profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari1.

Pendidikan merupakan tempat untuk memperoleh pembelajaran bagi perserta didik. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas yang menuntut siswa untuk menungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis atau tes.

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berpikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat2.

Pendidikan lahir dari pergaulan antarorang dewasa dengan orang yang belum dewasa dalam suatu kesatuan hidup. Tindakan mendidik yang dilakukan oleh orang dewasa dengan sadar dan disengaja didasari oleh nilai- nilai kemanusiaan. Tindakan tersebut menyebabkan orang yang belum dewasa menjadi dewasa dengan memiliki nilai-nilai kemanusiaan, dan hidup menurut

1

Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka.2007) h. 1.

2

(16)

nilai tersebut. Kedewasaan diri ini merupakan tujuan pendidkan yang hendak dicapai melalui perbuatan atau tindakan pendidikan.

Proses pendewasaan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran baik bersifat formal maupun nonformal dengan cakupan bidang masing-masing. Pembelajaran formal yang dimulai dari masa taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi yang didalamnya tentu melibatkan banyak pihak dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajarn tersebut. Sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Bab. XII tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan pasal 45 ayat 1, yaitu setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik3

Untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons4. Dalam proses ini menurut aliran Behauviristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon atau perubahan yang dialami oleh siswa dalam hal kemampuannya perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Faktor-faktor ini

3

Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan Cet. III . ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003) h. 5 dan 323.

4

(17)

pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar mengajar, strategi belajar mengajar, fasilitas belajar, dan peran guru. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhinya yaitu tingkat intelegensi yang dimiliki oleh siswa.

Pengembangan potensi-potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Pengembangan potensi siswa secara tidak seimbang pada gilirannya menjadikan pendidikan cenderung lebih peduli pada pengembanga satu aspek kepribadian tertentu saja. Padahal sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan siswa merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua sekolah dan guru. Hal itu berarti sangat keliru jika guru hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran pada bidang studinya saja. Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Karenanya dalam proses pembelajaran di kelas, guru tidak cukup hanya berbekal pengetahuan berkenaan dengan bidang studi yang diajarkan, akan tetapi perlu memperhatikan aspek-aspek pembelajaran yang mendukung terwujudnya pengembangan-pengembangan potensi-potensi peserta didik5.

Agar dapat mencapai keberhasilan dan sukss yang didambakan oleh setiap individu, maka diperlikan upaya-upaya sistematik dan intensif

5

(18)

untukmemberdayakan diri sendiri. Pemberdayaan diri, menurut kajian psikologi sebaiknya dimulai dengan membangun konsep diri positif. Konsep diri positif mengandung arti bahwa individu harus mampu meletakkan atau memposisikan diri sebagai diri yang berdaya, tidak memandang dari perspektif negatif6.

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap pelajaran, kadang- kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang sulit untuk mengadakan konsentrasi. Maka dari itu diperlukan suatu pengembangan atau pembentukan karakter yang diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh sekolah dan stacholders-nya untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidian

karakter yang pada dasarnya mendorong lahirnya anak-anak yang baik dan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melaukan segalanya dengan benar serta memilii tujuan hidup. Masyarakat juga berperan untuk membentuk karakter anak melalui orang tua dan lingkungannya.

Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju.

6

(19)

Pengembangan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan guru dan sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus- menerus dikembangkan di dalam setiap event pembelajaran. Kebiasaan-kebiasaan untuk bersedia mendengar dan menghargai pendapat rekan-rekan sesama siswa sering kali kurang mendapat perhatian oleh guru, karena dianggap sebagai hal rutin yang berlangsung saja pada kegiatan sehari-hari. Padahal kemampuan ini tidak dapat berkembang dengan baik begitu saja, akan tetapi membutuhkan latihan-latihan yang terbimbing dari guru. Kebiasaan-kebiasaan saling menghargai yang dipraktekkan di ruang-ruang kelas dan dilakukan secara terus menerus akan menjadi bekal bagi siswa untuk dapat dikembangkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat7.

Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya8.

Berdasarkan statement di atas maka saya mengangkat judul ” Perbandingan

hasil belajar antara siswa yang aktif ekstrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakulikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti hasil belajar siswa

7

Aunurrahman.Belajar dan Pembelajaran.( Bandung:Alfabeta.2011)h.7-8.

8

(20)

yang berbeda kegiatannya di sekolah, sehingga peneliti dapat membandingkan dari perbedaan tersebut. Siswa yang aktif ekstrakurikuler pasti memiliki perbedaan dalam hal berpikir dari siswa yang lainnya. Namun kebanyakan siswa yang aktif ekstrakurikuler akan memperoleh kesibukan dan tidak menutup kemungkinan siswa tersebut akan mementingkan ekstrakurikulernya dibandingkan dengan pelajaran yang ada di sekolahnya, sedangkan pada siawa yang tidak aktif ekstrakurikuler akan bisa lebih fokus pada mata pelajaran yang telah diberikan di sekolah tersebut namun tidak menutup kemungkinan pada siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler ini akan merasa kurang percaya diri ketika menghadapi sesuatu, hal ini kemungkinan dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengalaman yang didapatnya. Atas dasar itulah saya mengangkat judul ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dari siswa yang memiliki aktivitas yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto?

(21)

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto?

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler dan siswa

yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto”.

D. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan di atas. Secara operasional tujuan penelitian ini dirumuskan untuk:

1. Mengetahui hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto.

2. Mengetahui hasil belajar siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto.

(22)

E. Definisi Operasional Variabel

Supaya tidak terjadi salah penafsiran antara peneliti dengan pembaca mengenai variabel dalam penelitian ini, maka dirasakan perlu untuk merumuskan variabel penelitian secara operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar Siswa yang Aktif Ektrakurikuler

Hasil belajar siswa yang aktif ekstrakurikuler dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor atau nilai yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto yang masuk pada salah satu kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan di sini contohnya seperti pramuka, palang merah remaja, Keagamaan, dan seni.

2. Hasil Belajar Siswa yang Tidak Aktif Ektrakurikuler

Hasil belajar siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor atau nilai yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto yang tidak masuk pada semua kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan disini contohnya seperti pramuka, palang merah remaja, Keagamaan, dan seni. .

F. Garis Besar Isi Skripsi

(23)

Bab satu, adalah bab pendahuluan yang mencakup penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab selanjutnya. Pendahuluan dimaksudkan untuk mengantar pembaca memasuki uraian-uraian tentang masalah yang dibahas dalam skripsi ini, yang memuat lima sub bab yaitu latar belakang masalah, dalam pembahasan tersebut penulis menguraikan hal-hal yang melatar belakangi munculnya masalah pokok yang akan diteliti dalam skripsi ini. Kemudian dari latar belakang masalah, muncul rumusan masalah sebagai penegas dari masalah pokok yang akan diteliti untuk dicari jawabannya. Terdapat hipotesis yang merupakan jawaban atau dugaan sementra penulis tentang masalah yang akan diteliti. Terdapatnya definisi operasional yang dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari pembaca dalam memahami maksud yang terkandung dalam variabel. Kemudian pada bagian selanjutnya penulis mengemukakan tujuan dan manfaat penelitian, dan diakhiri dengan garis besar isi skripsi.

Bab kedua, penulis mengemukakan kajian pustaka, yaitu menjelaskan bahwa pokok masalah akan diteliti mempunyai relevansi dengan sejumlah teori yang ada dalam buku. Dalam hal ini, penulis mengemukakan tinjauan pustaka yang terdiri atas empat sub bab yakni pada subbab pertama dibahas mengenai hasil belajar, selanjutnya pada sub bab kedua dipaparkan tentang ektrakurikuler, dan pada sub bab ketiga dibahas tentang mata pelajaran biologi.

(24)

subbab, meliputi: Jenis dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan tekhnik analisis data.

Bab keempat, penulis mengemukakan hasil penelitian yang memberikan gambaran tentang pembahasan isi skripsi yang mengacu kepada penelitian lapangan (Field Research).

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita.

Tidak semua perubahan perilaku berarti belajar. Orang yang tangannya patah karena kecelakaan mengubah tingkah lakunya, tetapi kehilangan tangan itu sendiri bukanlah belajar. Mungkin orang itu melakukan perbuatan belajar untuk mengimbangi tangannya yang hilang itu dengan mempelajari keterampilan-keterampilan baru1.

Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman2.

Learning is show by a change in behavior as a result of experience “jadi

menurut Cronbach “belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan

dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancaindranya”. Sesuai dengan

1

Oemar Hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2010) h. 45-46.

2

Soemanto Wasti 1983. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan) cet. 5. (Jakarta: Rineka Cipta. 1983) h. 104.

(26)

pendapat ini adalah pendapat Harold Spears mengatakan bahwa “Learning is a

change in performance as result of practice”3

.

Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baikpengalaman ataupun pengetahuan yang baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi4.

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam beberapa bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar5.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya mencapai tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

3

Suryabrata Sumardi. Pengembangan Tes Hasil Belajar cet II. (Jakarta: Rajawali pers. 1987) h. 109.

4

Aunurrahman.Belajar dan Pembelajaran.( Bandung:Alfabeta.2011)h.36.

5

(27)

Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku 6.

Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadikan pandai dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan7.

Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi di dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut yang dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme8.

Belajar dapat didefinisikan, “Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan

mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah

laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”9

. Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang yang biasa disebut hasil belajar. Ada dua kelompok teori tentang belajar, yaitu kelompok teori belajar sebelum abad ke-20 dan kelompok teori belajar abad ke-ke-20. Kelompok teori belajar sebelum abad ke-20 terdiri dari tiga macam yaitu teori disiplin mental terdiri dari dua

6

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya cet IV. (Jakarta: Rineka Cipta. 2003) h. 2.

7

Drs. Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Bina Aksara. 1987) h. 129.

8

Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004) h. 63dan 65.

9

(28)

macam yaitu teori disiplin mental teistik (theistic mental discipline) dan teori mental humanistik (humanistic mental discipline). Kelompok teori belajar abad ke-20 terdiri dari dua kelompok pula, yaitu teori S-R (Stimulus-Responses) conditioning dan teori kognitif10.

Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau nonkonkret (tidak bisa diamati)11.

Dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu proses uasaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suaatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan12.

Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Dengan kata lain, melalui belajar dapat memperbaiki nasib, mencapai cita-cita yang didambakan. Karena itu, tidak boleh lalai, jangan malas dan membuang waktu secara percuma, tetapi

10

Mulyono Abdurrahman. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta. 2003) h. 28.

11

Dr. Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: Bumi Aksara. 2011) h. 11.

12

(29)

memanfaatkan dengan seefektif mungkin, agar tidak timbul penyelesaian di kemudian hari13.

Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman paga dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya14.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian yang seutuhnya15.

Berdasarkan definisi dari uraian di atas , maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

13

Anwar Bey Hasibuan. Psikologi Pendidikan. (Medan: Pustaka Widyasarana. 1994) h. 34.

14

Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.(Yogyakaerta:Pustaka Belajar.2011)h.4-5.

15

(30)

Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan demikian, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar16.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap17.

16

Dimyati dan Mulyono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta. 2002) h. 3-5.

17

(31)

2. Jenis – Jenis Belajar

a. Belajar bagian (part learning, fractioned learning)

umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global.

b. Belajar dengan wawasan (learning by insight)

Teori wawasan merupakan proses merorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan menyelesaikan suatu persoalan.

c. Belajar diskriminatif (discriminatif learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

d. Belajar global/keseluruhan (global whole learning)

(32)

e. Belajar insidental (incidental learning)

Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah tujuan (intensinal). Sebab dalam belajar insidental pada individu tidak sama sekali kehendak untuk belajar.

f. Belajar instrumental (instrumental learning)

Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.

g. Belajar intensional (intentional learning)

Belajar dalam arah tujuan merupakan lawan dari belajar insidental. h. Belajar laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera dan oleh karena itu disebut laten.

i. Belajar mental (mental learning)

Perubahan kelainan tingkah laku yang terjadi di sini tidak terlihat nyata melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari.

j. Belajar produktif (produktive learning)

(33)

k. Belajar verbal (verbal learning)

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan18.

3. Prinsip – Prinsip Belajar

a. Kematangan jasmani dan rohani

salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berpikir, ingatan, fantasi dan sebagainya.

b. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik dari fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar.

18

(34)

c. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat dari dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. Belajar tanpa memahami tujuan dapat menimbulkan

kebingungan pada orangnya, hilang kegairahan, tidak sistematis, atau asal ada saja.

d. Memiliki kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk

melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-sungguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif.

e. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa diulang hasilnya akan kurang memuaskan. Bagaimanapun pintarnya seseorang harus

(35)

yang dipelajari tambah meresap dalam otak, sehingga tahan lama dalam ingatan19.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni :

1) Aspek Fisiologis (yang besifat jasmaniah)

Kondisi umun jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tepat dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab kesalahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan

19

(36)

reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri.

2) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara fakor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

a) Tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemaampuan psiko-fisik untuk mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran

otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas

manusia. b) Sikap siswa

(37)

siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajar topik tertentu. Adapula siswa yang giat belajar karena ia bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru dan calon guru20.

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dan merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada gurunya dan pada mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap gurunya dan mata pelajaran, apalagi jika diiringi kebencian kepada gurunya dan mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. c) Bakat siswa

Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang

20

(38)

berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.

d) Minat siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

e) Motivasi siswa

Pengertian dari motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah21.

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiada motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang

21

(39)

kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan22.

Disamping lima macam faktor psikologis yang diuraikan di atas, masih ada rumusan-rumusan lain mengenai dorongan untuk belajar pada diri seseorang. Ada yang mengklasifikasikan faktor-faktor psikologi dalam belajara sebagai berikut:

(a) Perhatian, maksudnya adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesedaran yang menyertai aktivitas belajar. (b) Pengamatan, adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri

maupun lingkungan dengan segenap pancaindera. Jadi dalam belajar itu unsur keseluruhan jiwa dengan segala pancainderanya harus bekerja untuk mengenal pelajaran tersebut.

(c) Tanggapan, yang dimaksudkan adalah gambaran/berkas yang tinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan. Tanggapan itu akan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa.

(d) Fantasi, adalah sebagai kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru berdasarkan atas tanggapan yang ada/ dapat dikatakan sebagai suatu fungsi yang memungkinkan individu untuk berorientasi dalam alam imajinier, menerobos

22

(40)

dunia realitas. Dengan fantasi ini maka dalam belajar akan memiliki wawasan yang lebih longgar karena dididik untuk memahami diri atau pihak lain.

(e) Ingatan, secara teoritis ingatan akan berfungsi: 1. Mencamkan/ menerima kesan-kesan dari luar 2. Menyimpan kesan

3. Memproduksi kesan

Oleh karena itu ingatan akan merupakan kecapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan, lupa sebagai gejala psikologis yang selalu ada.

(f) Berpikir, adalah merupakan aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, mensintesis dan menarik kesimpulan. (g) Bakat, adalah salah satu kemapuan manusia untuk melakukan

sesuatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. (h) Motif, motivasi (sudah diuraikan di depan)23.

a. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni keadaan atau kondisi lingkungan di sekitar siswa. Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri dari dua macam yakni:

23

(41)

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selaku menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadikan daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa 24. Faktor-faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak kali mengganggu belajar itu; misalnya satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak lain yang beercakap-cakap di samping kelas; atau seorang sedang belajar di kamar, satu atau dua orang lain hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu dan sebagainya. Faktor-faktor sosial yang telah dikemukakan diatas itu pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar mengajar dan prestasi-prestasi belajar 25.

24

Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004) h. 152.

25

(42)

2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa26.

Faktor - faktor nonsosial dalam belajar boleh dikatakan tak terbilang jumlahya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannnya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pengajaran27.

3) Faktor pendekatan belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan dimuka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Dapat dipahami sebagai segala cara atas strategi yang digunakan oleh para siswa menunjang dalam keevektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti

26

Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004) h. 153.

27

(43)

seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu28.

Berbeda dengan Thorndike, menurut Watson sebagai pelopor lain yang datang sesudah Thorndike, stimulus dan respons tersebut harus berbentuk tingkahlaku yang bisa diamati (observable). Dia mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti semua perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak penting. Tetapi faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar sudah terjadi atau belum. Penganut aliran tingkah laku lebih suka memilih untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak bisa diukur, meskipun mereka tetap mengakui bahwa semua hal itu penting29.

Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar terdiri dari : 1. Motivasi yakni dorongan untuk berbuat

2. Bahan belajar, yakni materi yang dipelajari

3. Alat bantu belajar, yakni alat yang digunakan untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar

4. Suasana belajar, yakni keadaan lingkungan fisik dan psikologis yang menunjang belajar

28

Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004) h. 155.

29

(44)

5. Kondisi subjek belajar, ialah keadaan jasmani dan mental untuk melakukan kegiatan belajar30.

B. Ekstrakurikuler

1. Pengertian Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan/ atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan agama serta norma-norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang diajukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau kependidikan yang berkemampuan dan kewarganegaraan di sekolah31.

2. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler memilki fungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

30

Oemar Hamalik.Kurikulum dan Pembelajaran.(Jakarta:PT.Bumi Aksara.2011)h. 53.

31

(45)

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suatu rileks, menggembirakan dan menyenagkan bagi peserta didik yang menunjang proses pengembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik32.

3. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

Prinsip kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebagai berikut:

a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara suka rela oleh peserta didik.

c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.

d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peseta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

32

(46)

f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

4. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebagai berikut:

a. Pengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang melipi bakat, minat dan kreativitas.

b. Memantapkan kepribadian peserta didk untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

c. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.

d. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, dan menghormati hak-hak manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society)33.

C. Mata Pelajaran Biologi

1. Pengertian Biologi

Biologi atau ilmu hayat merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam atau IPA yang mempelajari makhluk hidup dan segala aspeknya. Sebagai

33

(47)

ilmu pengetahuan alam, biologi lahir dan berkembang dari masa ke masa melalui pengamatan-pengamatan dan percobaan atau eksperimen34.

Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup. Ilmu ini mempelajari struktur dan sistem internal berbagai organisme dan bagaimana mereka bekerja untuk menjaga kelangsungan hidup individu. Biologi juga mempelajari jaring hubungan antar organisme yang kompleks sehingga memastikan terbentuk dan terjaganya kehidupan baru35.

2. Tujuan Mempelajari Biologi

Tujuan mempelajari biologi adalah untuk mengetahui lebih banyak mengenai diri kita dan mengenai tempat dimana ada kehidupan, baik hewan maupun tumbuhan dalam kaitannya dengan lingkungan, baik secara timbal balik maupun secara langsung tentang semua aspek kehidupan36

34

John Kimball. Biologi Jilid 3. (Jakarta: Erlangga. 1983) h. 3.

35

Wicahyani Putri. Kamus Biologi Bergambar. (Jakarta: Erlangga. 2005) h. 2.

36

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif komparatif yaitu peneliti bermaksud mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama, atau ada perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi di tempat mana yang lebih baik1.

Lokasi penelitian bertempat di MAN Bianmu Kabupaten Jeneponto. B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya2, populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPA MAN Binamu Kabupaten Jeneponto yang berjumlah 69 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Peneliti mengambil purposive sampling untuk menjadikan sampel

1

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 6.

2

Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan.(Bandung:Alfabeta, 2010)h.117

(49)

siswa yang mana aktif ektrakurikuler dan yang mana siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler. Siswa yang aktif ekstrakurikuler lebih banyak pada kelas XI IPA 2 dibandingkan dengan kelas XI IPA 1. Sehingga Sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto yang jumlah siswanya 34 orang. Dimana siswa yang aktif ektrakurikuler berjumlah 16 orang dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler berjumlah 18 orang.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan di sini yaitu dokumentasi dan interview.

1. Dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data hasil nilai belajar yang menunjukkan penguasaan materi pelajaran biologi selama satu semester pada guru. Hasil nilai belajar yang diambil peneliti disini yaitu semester I. 2. Interview yang digunakan disini adalah mengadakan dialog dengan siswa XI

IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto untuk memperoleh informasi mengenai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler dan mengetahui aktivitas siswa.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dokumentasi dan interview tidak tersetruktur.

(50)

2. Interview tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. wawancara yang dilakukan peneliti hanya memuat garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

E. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang sudah dikumpul akan dianalisis dengan dua jenis statistik yaitu:

1. Statistik Deskriptif

Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai presentase hasil belajar antara siswa yang aktif eketrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 MAN Binamu Kabupaten Jeneponto.

(51)

Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a.menentukan rentang nilai, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil :

Keterangan : R = Rentang nilai

Xt = Data terbesar

Xr = Data terkecil.

b. Menentukan banyak kelas Interval.

Keterangan : K = Kelas interval

n = Jumlahsiswa.

c. Menghitung panjang kelas interval

Keterangan : p = Panjang Kelas interval

R = Rentang nilai R = Xt – Xr + 1

K = 1 + (3,3) log𝑛

𝑝= 𝑅

(52)

K = Kelas interval3. d. Menghitung rata-rata dengan rumus :

Keterangan :𝑋 = Rata-rata yang dicari

𝑓1𝑥1 = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai yang ada) 𝑓1 = Number of cases (banyak skor-skor itu

sendiri)4. e. Menghitung persentase

Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlahsiswa5.

3

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet VI.(Bandung: Alfabeta. 2009)h. 36-37.

4

Nana Sudjana.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.(Bandung:Sanar Baru Algensido.2004)h. 70.

5

Anas Sudijono.PengantarStatistikPendidikan.(Jakarta:PT Raja Grafindo Perkasa.2006)h.34.

𝑋 = 𝑓1𝑥1

𝑓1

𝑝 = 𝑓

(53)

f. Mengkategorikan hasil belajar kognitif siswa pada aspek pemahaman konsep yang ditetapkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan seperti pada tabel berikut :

Tabel

Kategori hasil Belajar

No Persentase Kategori

1 0-20 SangatRendah

2 21-40 Rendah

3 41-60 Sedang

4 61-80 Tinggi

5 81-100 SangatTinggi 2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk membandingkan dan menjawab rumusan masalah ketiga, apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang aktif eketrakurikuler dan siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler dengan menggunakan uji-t dua independen.

a. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogeny atau tidak terhadap dua kelompok yang berbeda aktivitasnya. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus Fischer6.

6

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cet VI.(Bandung: Alfabeta. 2009)h. 140.

𝑓= 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

(54)

Adapun nilai f yang diperoleh dari perhitungan di konsultasikan dengan F tabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga𝑓𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil atau sama dengan 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻𝑜di

terima dan 𝐻1di tolak. 𝐻0 diterima berarti varians homogen.

b. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji data setiap variable, apakah data yang diperoleh dari responden berdistribusi normal, dengan menggunakan uji Chi Kuadrat (𝑥2) , dengan rumus sebagai berikut :

7.

Keterangan :

𝑋𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = Nilai Chi-Kuadrat

𝑂1 = Frekuensi hasil pengamatan

𝐸1 = Frekuensi harapan

K = Banyak kelas

Kriteria pengujian adalah jika 𝑥𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 lebih kecil 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 maka sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal, namun sebaliknya jika 𝑥𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2

7

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006)h.280.

𝑥𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 𝑘𝑖=1 (𝑜𝑖𝐸−𝐸𝑖

𝑖 )

(55)

lebih besar dari 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2 maka sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

c. Uji hipotesis

Uji hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah digunakan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t, sebagai berikut:

𝑡 = 𝑥1 − 𝑥2

x1 = Rata-rata skor siswa yang aktif ekstrakurikuler 𝑥2= Rata-rata skor siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler

𝑠12= Varianssampelsiswa yang aktif ekstrakurikuler

𝑠22= Varians sampel siswa yang tidak aktif ekstrakurikuler 𝑛1 = Jumlah anggota sampel siswa yang aktif ekstrakurikuler 𝑛2= Jumlah anggota sampel siswa yang aktif ekstrakurikuler

Bila n1 = n2, varian homogen, maka derajat kebebasannya (𝑑𝑘) = 𝑛1 + 𝑛2 −2 … … … …9.

8

(56)

Taraf signifikan yang lazim digunakan dalam bidang pendidikan ialah taraf 0,05 dan 0,01. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan taraf 0,05 (𝛼 = 0,05)10.

d. Kriteria pengujian

Kriteria pengujian hipotesis yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1) Untuk uji dua pihak, H0 diterima jika:

−𝑡1 –𝛼/2 ≤ 𝑡 ≤ 𝑡1−𝛼/2 , dan H0 ditolak dalam hal lainnya.

2) Untuk uji hipotesis pihak kanan, H0 diterima jika: 𝑡 ≤ 𝑡1 −𝛼 , dan H0 ditolak jika 𝑡 > 𝑡1 −𝛼 .

3) Untuk uji hipotesis pihak kiri, H0 diterima jika: 𝑡 ≥ −𝑡 1 −𝛼 , dan H0 ditolak jika 𝑡 < −𝑡 1 𝛼 11.

9

Sugiyono.StatistikauntukPenelitian Cet. III.(Bandung: Alfabeta.2000).h. 272.

10

Arief Furchan. PengantarPenelitian dalam Pendidikan Cet. III.(Yogyakarta: PustakaBelajar.2010).h. 217.

11

Muhammad Arif Tiro. Dasar-Dasar Statistik . Cet. I.(Makassar: State University

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah berdirinya MAN Binamu Kabupaten Jeneponto

Tahun 1954 Berdiri PGA 4 Th PIT (Perguruan Islam Turatea) yang dibina oleh Ustaz KH. Bakri Wahid, BA

Tahun 1960 PGA 4 Th Perguruan Islam Turatea (PIT) menjadi PGA 4 Th YASPIT (Yayasan Perguruan Islam Turatea)

(58)

Tahun 1962 Disamping mengelola PGA 4 Th YASPIT, dibuka pula kelas Tahasus yakni kelas 5 & 6

Tahun 1965 Menjadi PGA 6 Th YASPIT (Yayasan Perguruan Islam Turatea)

Tahun 1978 Menjadi Madrasah Aliyah YASPIT (Yayasan Perguruan Islam Turatea)

Tahun 1987 Menjadi Filiyal (Kelas Jauh) MAN I Makassar

Tahun 1993 sampai sekarang Berdiri sendiri menjadi MAN Binamu Kabupaten Jeneponto, dengan SK. Menteri Agama RI, Nomor : 244 Tahun 1993 Tanggal: 25 Oktober 1993

2. Kepala madrasah

NO. TAHUN NAMA KEPALA MADRASAH KETERANGAN

1. 1993 s/d 1999 H. MOHAMMAD SAJUTHI KARIM, BA

2. 1999 s/d 2003 Drs. H. ALWI KAO

3. 2003 s/d 2012 Drs. H. MUHAMMAD NASIR

4. 2012 s/d sekarang H. HASBULLAH. M, S.Ag, M.PdI

3. Visi dan misi

(59)

b. Misi :

1) Melaksanakan pembelajaran & bimbingan secara aktif

2) Menumbuhkan semangat partisipasi & kreatif sesuai bakat & kemampuan sehingga dapat menjadi unggul & berprestasi

3) Meningkatkan penghayatan terhadap agama islam & budaya bangsa yang menjadi sumber kearifan dalam bertindak

(60)

5. Pengelola MAN Binamu Jeneponto

a. KEPALA MADRASAH : H. Hasbullah. M, S.Ag / 19710222 199603 1 001

b. WAKAMAD :

1) Kurikulum : Drs. A r m i n / 19680828 200501 1 004

2) Kesiswaan : Drs. S u p a r d i / 19650711 199403 1 001

3) Sarana-Prasarana : Herman, S.Pd / 19731010 199903 1 002

4) H u m a s : Drs. Abd.Waris / 19660605 199403 1 006

c. KAUR TATA USAHA : Hj.Nurlaila Basir,SH,M.Si /19620303 199303 2 0001

PEGAWAI TU : - Kamisiah, A.Ma

- Kaharuddin

- Siti Nur Asiah Jamil, S.IP (Perpustakaan)

- Sahrul Sejati & Sultan Ali (Satpam)

d. WALI KELAS :

1) X / A : Hj. Sahruni. P, S.Ag / 19720612 200701 2 038

2) X / B : Hj. Muliati, S.Ag / 19730419 200003 2 001

3) X / C : Musriyani, S.Ag / 19700309 200701 2 019

4) X / D : Dra. Bone / 19660516 200701 2 024

5) X / E : Munandar, S.Ag / 19750303 200710 1 001

(61)

7) XI / IPA1 : H. Hasbullah. M, S.Ag / 19710222 199603 1 001

8) XI / IPA2 : Drs. Mustari / 19670404 199412 1 004

9) XI / IPS1 : A s i s, S.Pd / 19771119 200312 1 006

10) XI / IPS2 : Rahmawati, S.Ag / 19740105 200501 2 005

11) XII/ IPA1 : Dra. Hj. Jasminih / 19700621 199703 2 002

12) XII/ IPA2 : Hj. Basmiati, S.Pd / 19710603 199803 2 001

13) XII/ IPS1 : Dra. St. Najmah, S.Pd / 19650115 199503 2 001

14) XII/ IPS2 : Drs.Muhammad Nurung / 19630511 199412 1 002

15) XII/ IPS3 : H. Abd. Karim, S.Ag / 19700601 200312 1 001

e. P E M B I N A :

1) O S I S : HM. Ali Borra, S.Ag / 19720901 200710 1 001

2) Pramuka (Putra) : Abdul Azis, S.Ag / -

3) Pramuka (Putri) : Hamsari, S.Si, S.Pd / -

4) P M R (Putra) : Suparman, S.Ag / 19740613 200710 1 001

5) P M R (Putri) : Azizah, S.Ag / 19651231 200701 2 275

6) Asrama (Putra) : Syarifuddin, A.Ma / -

7) Asrama (Putri) : Mawar, S.Ag / 19730525 200701 2 020

8) Keagamaan (Masjid : - Drs. Armin / 19680828 200501 1 004

Gambar

Tabel Kategori hasil Belajar
tabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Dalam hal ini berlaku
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil BelajarTabel 4.2  Siswa yang Aktif Ekstrakurikuler pada Mata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 1998 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dari Perusahaan Daerah Menjadi

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan metakognitif yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP dalam menyelesaikan soal-soal

Apakah Penilaian Objective Structure Clinical Examination (OSCE) Menggunakan Rekaman Video Merupakan Instrumen Yang Handal Untuk Ujian Kompetensi Keterampilan Klinik

&#34; Sebelum membuat program Madrasah pihak Madrasah terlebih dahulu mengadakan rapat atau berdiskusi dengan seluruh dewan guru dan para karyawan untuk merencanakan program

19 Proses reduksi data adalah penulis merangkum data-data yang berkaitan dengan pelanggaran tata tertib

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berupa bilangan (skor atau nilai,

Gelar yang saya dapatkan adalah hasil dari usaha saya sendiri, keberuntungan mempunyai sedikit atau tidak ada hubungannnya dengan gelar tersebut.. Kadang-kadang saya merasa

Memang pada ayat (4) menyebutkan : Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan sebagai mana di maksud dalam ayat (3), apabila diajukan upaya hukum