• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL - DOCRPIJM 1504018916BAB 8 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL - DOCRPIJM 1504018916BAB 8 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL revisi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VIII

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan

sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek

lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, serta analisis dan

antisipasi/rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan. Analisis

perlindungan lingkungan dan sosial dalam Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten

Sragen diuraikan sebagai berikut :

8.1.

ANALISIS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN (KLHS, AMDAL, UKL-UPL DAN SPPLH)

8.1.1.

Acuan Peraturan Perundang-Undangan

Acuan peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam mengakomodasi prinsip

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut :

1.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

KLHS tercantum dalam UU No 32 Tahun 2009, sebagai berikut:

1).

Pasal 14

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan terdiri atas:

a.

KLHS;

b.

tata ruang;

c.

baku mutu lingkungan hidup;

d.

kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;

e.

amdal;

f.

UKL-UPL;

g.

perizinan;

h.

instrumen ekonomi lingkungan hidup;

i.

peraturan perundang-undangan berbasis

j.

lingkungan hidup;

k.

anggaran berbasis lingkungan hidup;

l.

analisis risiko lingkungan hidup;

m.

audit lingkungan hidup; dan

n.

instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

2).

Pasal 15

(2)

(2)

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau evaluasi:

a.

rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana

pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka

menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan

b.

kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak

dan/atau risiko lingkungan hidup.

(3)

KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:

a.

pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah;

b.

perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program;

dan

c.

rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana,

dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

3).

Pasal 17

(1)

Hasil KLHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) menjadi dasar bagi

kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.

(2)

Apabila hasil KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa daya

dukung dan daya tampung sudah terlampaui,

a.

kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki

sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan

b.

segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.

4).

Pasal 18

(1)

KLHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dilaksanakan dengan

melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan.

(2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan KLHS diatur dalam

Peraturan Pemerintah.

5).

Pasal 19 ayat 1

(1)

Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat,

setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS.

6).

Pasal 63

Ayat 1 huruf d

(1)

Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah bertugas dan

berwenang:

d.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS

Ayat 2 huruf b

(2)

Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah provinsi

bertugas dan berwenang:

b.

Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi

Ayat 3 huruf b

(3)

b.

Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota

Sedangkan dalam Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Ciptakarya dalam UU No 32 Tahun

2009 mengamanatkan bahwa

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya

Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Hidup

(SPPLH)”

2.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Kajian

Lingkungan Strategis

KLHS dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum

Kajian Lingkungan Strategis sebagai berikut:

1).

Pasal 1

Pedoman umum kajian lingkungan hidup strategis dimaksudkan sebagai acuan dalam

pelaksanaan kajian lingkungan hidup strategis bagi para pembuat kebijakan, rencana

dan/atau program baik sektoral maupun kewilayahan.

2).

Pasal 2

Pedoman umum kajian lingkungan hidup strategis sebagaimana tercantum dalam

lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

3).

Pasal 4

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Negaran Lingkungan

Hidup Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Sedangkan dalam Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Ciptakarya dalam Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011

mengamanatkan bahwa “

dalam penyusunan

kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif

penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko

lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan”.

3.

Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.

Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal,

UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau

disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan

UPL.

8.1.2.

Analisis dan Antisipasi Perlindungan Lingkungan

8.1.2.1.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

A.

Tahap I : Penapisan (

Screening

)

(4)

TABEL VIII. 1

KRITERIA PENAPISAN USULAN PROGRAM/ KEGIATAN BIDANG CIPTA KARYA

No Kriteria Penapisan Penilaian

Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/Tidak)

1. Perubahan Iklim  

2. Kerusakan, kemerosotan,

dan/atau kepunahan

keanekaragaman hayati

Program Sarana dan

Prasarana pada

Pemukiman Tradisional dan Bersejarah, meliputi :  Kawasan Cagar Budaya

Sangiran Kecamatan Kalijambe

 Kawasan Kedung Ombo

Gunung Kemukus

Kecamatan Sumberlawang

Secara identifikasi awal signifikan memberikan

pengaruh terhadap

kemerosotan kawasan

tradisional dan bersejarah jika pembangunan yang dilakukan mengabaikan

ketentuan zona

perlindungan cagar

budaya tersebut.

Program Sarana dan Prasarana pada Pemukiman Tradisional dan Bersejarah, meliputi :

 Kawasan Cagar Budaya Sangiran Kecamatan Kalijambe

 Kawasan Kedung Ombo Gunung

Kemukus Kecamatan

Sumberlawang

Signifikan berpengaruh terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

 

4. Penurunan mutu dan

kelimpahan sumber daya alam

 

5. Peningkatan alih fungsi

kawasan hutan dan/atau lahan,

 Secara identifikasi awal, program pembangunan Rusunawa Kecamatan

Sidoharjo akan

memberikan pengaruh terhadap peningkatan alih fungsi lahan dari lahan non terbangun

menjadi terbangun

sebagai Rusunawa.

 Program pembangunan

Rusunawa Kecamatan Sidoharjo signifikan berpengaruh terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

 Program pengembangan

prasarana dan sarana sistem pengembangan air minum regional

Wosusokas akan

menimbulkan alih

fungsi lahan pada lokasi pembangunan

prasarana dan sarana

pendukung sistem

pengembangan air

minum Regional

 Program pengembangan

prasarana dan sarana sistem

pengembangan air minum

regional Wosusokas signifikan

berpengaruh terhadap

(5)

No Kriteria Penapisan Penilaian

Uraian Pertimbangan Kesimpulan (signifikan/Tidak) Wosusokas.

6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

 

7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

 Program pembangunan dan pengelolaan TPA

Tanggan Kecamatan

Gesi, secara langsung

akan memberikan

dampak terhadap

timbulnya polusi udara, polusi air, polusi tanah pada lokasi TPA dan kawasan disekitar lokasi TPA.

 Program pembangunan dan

pengelolaan TPA Tanggan

Kecamatan Gesi signifikan

berpengaruh terhadap

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

 Pembangunan dan

peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi secara

langsung akan

memberikan dampak

terhadap timbulnya polusi udara, polusi air, polusi tanah pada lokasi

IPLT dan kawasan

disekitar lokasi IPLT.

 Program dan peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi signifikan

berpengaruh terhadap

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Sumber : Tim Penyusun, 2014

B.

Tahap II : Pengkajian Pengaruh Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program Terhadap Kondisi

Lingkungan Hidup

1).

Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya

Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:

a.

Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS;

b.

Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

c.

Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program

memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;

d.

Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk menyampaikan

informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan

melalui proses penyelenggaraan KLHS.

Identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam penyusunan dan

implementasi KLHS RPI2-JM dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL VIII. 2

IDENTIFIKASI MASYARAKAT DAN PEMANGKU KEPENTINGAN

No Masyarakat dan Pemangku

Kepentingan Instansi/Lembaga

1 Pembuat keputusan  Bupati; dan

 DPRD

2 Penyusun KRP  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(6)

No Masyarakat dan Pemangku

Kepentingan Instansi/Lembaga

 Dinas Pekerjaan Umum;  Badan Lingkungan Hidup (BLH);

 PDAM

 BPSPAM

 Dinas Kesehatan;

3 Instansi terkait  Kantor Kecamatan, dan

 Kantor Kelurahan/ Kepala Desa.

4 Masyarakat yang memiliki

informasi

 Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya  Asosiasi profesi

 LSM bidang lingkungan hidup,  Tokoh masyarakat, dan

 Kelompok masyarakat lokal/ pemerhati lingkungan hidup

5 Masyarakat yang terkena

dampak

 Tokoh masyarakat di desa dan kecamatan  Kelompok/organisasi masyarakat  Asosiasi Pengusaha

Sumber: Tim Penyusun, 2014

2).

Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:

a.

penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan

lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;

b.

pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan

c.

membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen secara rinci

diuraikan sebagai berikut.

TABEL VIII. 3

CONTOH PROSES IDENTIFIKASI ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BIDANG CIPTA KARYA

No

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan

Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

Penjelasan Singkat

1. Lingkungan Hidup Permukiman  Terbatasnya kecukupan sumber

air baku untuk pemenuhan air minum

Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Tirto Negoro Kabupaten Sragen sebagian kualitas airnya kurang baik yaitu mengandung Fe dan Mn melebihi ambang batas persyaratan air minum.

 Adanya ancaman pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal

Adanya ancaman pencemaran tanah, pencemaran air, dan udara oleh IPLT Tanggan di Kecamatan Gesi apabila IPLT mengalami kebocoran. Selain itu juga dapat menyebabkan pencemaran badan air oleh air limbah permukiman.

 Dampak kawasan kumuh

terhadap kualitas lingkungan

Adanya beberapa kawasan kumuh yang terdapat di Kabupaten Sragen, misalnya : Kawasan Mojo Kulon,

Kecamatan Sragen; Kawasan Plumbungan,

Karangmalang; dan Kawasan Karangdowo, Kecamatan Sragen memberikan pengaruh atau dampak terhadap kualitas lingkungan yang permukiman yang menurun. 2. Ekonomi

Kondisi kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan

(7)

No

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan

Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

Penjelasan Singkat

tingkat kesejahteraan masyarakat, khususnya di kawasan kumuh.

3. Sosial

Adanya pencemaran lingkungan

menyebabkan berkembangnya

wabah penyakit

Pencemaran lingkungan yang diakibatkan karena adanya polusi udara, air, dan tanah dari lokasi TPA Tanggan di Kecamatan Gesi dapat menyebabkan berkembangnya penyakit dilingkungan sekitar lokasi TPA Tanggan Kecamatan Gesi.

Sumber: Tim Penyusun, 2014

3).

Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

Secara rinci identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP) bidang Cipta Karya Kabupaten

Sragen diuraikan sebagai berikut.

TABEL VIII. 4

IDENTIFIKASI KEBIJAKAN/RENCANA/PROGRAM (KRP) BIDANG CIPTA KARYA

KABUPATEN SRAGEN

No Komponen Kebijakan

/Rencana / Program Kegiatan

Lokasi (Kecamatan / Kelurahan (jika ada)) 1. Pengembangan Permukiman

Program Pembangunan

Rusunawa Kecamatan

Sidoharjo

 Penyusunan Studi

Rusunawa Kecamatan Sidoharjo

 Penyiapan lahan

Kecamatan Sidoharjo

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan Program pembangunan sarana

dan prasarana pada

pemukiman tradisional dan bersejarah

 Pembangunan sarana

dan prasarana

Kawasan Cagar Budaya Sangiran Kecamatan Kalijambe

 Pembangunan sarana

dan prasarana

Kawasan Kedung

Ombo Gunung

Kemukus Kecamatan Sumberlawang

 Kawasan Cagar Budaya

Sangiran Kecamatan

Kalijambe

 Kawasan Kedung Ombo

Gunung Kemukus

Kecamatan Sumberlawang

3. Pengembangan Air Minum

Program Pengembangan

Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas

- Wosusokas (Wonogiri –

Sukoharjo – Solo –

Karanganyar – Sragen) 4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

 Pembangunan dan

pengelolaan TPA Tanggan Kecamatan Gesi

 Penyusunan

masterplan, studi kelayakan, DED TPA Tanggan

 Pembangunan

prasarana dasar atau fasilitas umum TPA  Pembangunan fasilitas

perlindungan TPA  Pembangunan fasilitas

penunjang TPA  Peningkatan fasilitas

(8)

No Komponen Kebijakan

/Rencana / Program Kegiatan

Lokasi (Kecamatan / Kelurahan (jika ada)) TPA

 Peningkatan dan

pengelolaan TPA

 Operasi dan

pemeliharaan TPA

 Pembangunan dan

peningkatan IPLT di

Kecamatan Gesi

 Penyusunan

masterplan, studi

kelayakan, DED

pengembangan IPLT

 Peningkatan IPLT

Tanggan

Desa Tanggan Kecamatan Gesi

Sumber: Tim Penyusun, 2014

4).

Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah

(9)

TABEL VIII. 5

KAJIAN PENGARUH KRP BIDANG CIPTA KARYA TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SRAGEN

No Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program

Pengaruh pada Isu-isu Strategis Berdasarkan Aspek Pembangunan Berkelanjutan

Total Bobot Bobot Lingkungan Hidup Permukiman Bobot Sosial Bobot Ekonomi

Terbatasnya kecukupan sumber air baku untuk pemenuhan air minum

Adanya ancaman pencemaran

lingkungan oleh infrastruktur

yang tidak berfungsi maksimal

Dampak kawasan kumuh terhadap

kualitas lingkungan

Adanya pencemaran

lingkungan menyebabkan berkembangnya wabah penyakit

Kondisi kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan

A PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1 Program Pembangunan Rusunawa Kecamatan Sidoharjo  3  2 +3  1 +2  1

B PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1 Program pembangunan sarana dan prasarana pada

pemukiman tradisional dan bersejarah 0  3 +1 0 +1  1

C PENGEMBANGAN AIR MINUM

1 Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum

Regional Wosusokas +3  3  1 0 0  1

D PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

1 Pembangunan dan pengelolaan TPA Tanggan Kecamatan

Gesi  3  3 +3 +2  1  2

2 Pembangunan dan peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi  1  3 +2 +2  1  1

(10)

C.

Tahap III : Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk

mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan

berkelanjutan. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan

KRP mempertimbangkan antara lain:

a.

Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,

dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau

bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

b.

Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.

c.

Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan,

rencana, dan/atau program.

d.

Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

Berdasarkan nilai bobot kajian pengaruh dan beberapa dasar pertimbangan diatas, maka

dapat dirumuskan alternatif penyempurnaan KRP sebagai berikut :

TABEL VIII. 6

PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SRAGEN

No Komponen Kebijakan /Rencana

dan/atau Program Alternatif Penyempurnaan KRP

1. Pengembangan Permukiman

Program Pembangunan Rusunawa

Kecamatan Sidoharjo

 Pembangunan Rusunawa sebaiknya didahului dengan Penyusunan DED Rusunawa Kecamatan Sidoharjo

 Pelaksanaan pembangunan Rusunawa ditunda, hingga syarat dokumen dampak lingkungan lengkap, masyarakat calon penghuni Rusunawa terdata dengan jelas dan terbentuk kesepakatan Pemda dalam penandatanganan MoA

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Program pembangunan sarana dan

prasarana pada pemukiman tradisional dan bersejarah

 Pembangunan sarana dan prasarana pada permukiman tradisional dan bersejarah terlebih dahulu diikuti dengan adanya studi kelayakan/ feasibility study kajian kebutuhan dan penyusunan DED pembangunan sarana dan prasarana permukiman tradisional dan bersejarah.

 Pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana disesuaikan ukuran dan bentuknya sehingga tidak menutupi ciri khas kawasan cagar budaya.

3. Pengembangan Air Minum

Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas

 Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas diupayakan terlebih dahulu diikuti dengan Penyusunan AMDAL dan Studi Kelayakan Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas

 Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas diupakan terlebih dahulu dilakukan penyiapan lahan dari semua kawasan regional Wosusokas

(11)

No Komponen Kebijakan /Rencana

dan/atau Program Alternatif Penyempurnaan KRP

4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman  Pembangunan dan pengelolaan TPA

Tanggan Kecamatan Gesi

Pembangunan dan pengelolaan TPA Tanggan Kecamatan Gesi, diupayakan untuk selalu diikuti dengan kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja kelembagaan pengelola TPA Tanggan.

 Pembangunan dan peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi

Pasca pembangunan dan peningkatan IPLT sebaiknya diikuti dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat pasca konstruksi IPLT

Sumber: Tim Penyusun, 2014

D.

Tahap IV : Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

Rekomendasi perbaikan KRP dan pengintegrasian hasil KLHS bidang Cipta Karya Kabupaten

Sragen sebagai berikut :

TABEL VIII. 7

REKOMENDASI PERBAIKAN KRP BIDANG CIPTA KARYA DAN PENGINTEGRASIAN HASIL KLHS

No Komponen Kebijakan /Rencana / Program Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KRP 1. Pengembangan Permukiman

Program Pembangunan Rusunawa Kecamatan Sidoharjo

 Penyusunan studi kelayakan/ feasibility study Rusunawa

 Penyusunan AMDAL  Penyiapan Lahan

 Penyusunan DED Rusunawa Kecamatan Sidoharjo

 Penyusunan dan penyiapan kelengkapan syarat-syarat dokumen dampak lingkungan, data calon penghuni Rusunawa dan kesepakatan Pemda dalam penandatanganan MoA sebagai syarat kesiapan kriteria Kabupaten Sragen

 Pembangunan fisik Rusunawa

 Pemasangan jaringan prasarana Rusunawa (air bersih dan listrik)

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Program pembangunan sarana dan prasarana pada pemukiman tradisional dan bersejarah

 Penyusunan studi kelayakan/ feasibility study kajian kebutuhan Sarana dan Prasarana pada Pemukiman Tradisional dan Bersejarah  Penyusunan DED pembangunan sarana dan

prasarana permukiman tradisional dan bersejarah

 Pembangunan/Pengembangan Sarana dan Prasarana pada Pemukiman Tradisional dan Bersejarah dengan tetap mempertahankan ciri khas/keunikan kawasan

3. Pengembangan Air Minum

Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas

 Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas

 Penyusunan AMDAL SPAM Regional

Wosusokas

 Penyiapan lahan dari semua kawasan regional Wosusokas

(12)

No Komponen Kebijakan /Rencana / Program Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KRP

syarat-syarat dokumen kesepakatan dan dokumen lain sebagai syarat kesiapan kriteria dalam kerjasama pengembangan SPAM regional

4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman  Pembangunan dan pengelolaan TPA Tanggan

Kecamatan Gesi

 Penyusunan masterplan, studi kelayakan, DED TPA Tanggan

 Pembangunan prasarana dasar atau fasilitas umum TPA

 Pembangunan fasilitas perlindungan TPA  Pembangunan fasilitas penunjang TPA  Peningkatan fasilitas TPA

 Peningkatan dan pengelolaan TPA  Operasi dan pemeliharaan TPA

 Monitoring dan evaluasi kinerja kelembagaan pengelola TPA Tanggan

 Pembangunan dan peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi

 Penyusunan masterplan, studi kelayakan, DED pengembangan IPLT

 Peningkatan IPLT Tanggan

 Sosialisasi kepada masyarakat pasca konstruksi IPLT

Sumber: Tim Penyusun, 2014

8.1.2.2.

Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha

dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib

Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup, yaitu:

1. Proyek wajib AMDAL

2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL

3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak

wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis

Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib dilengkapi dokumen

UKL-UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan

Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).

Berdasarkan kriteria yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa

checklist

Kebutuhan

Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya di Kabupaten Sragen sebagai berikut:

TABEL VIII. 8

CHECKLIST

KEBUTUHAN ANALISIS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN PADA PROGRAM BIDANG

CIPTA KARYA KABUPATEN SRAGEN

No Komponen Kegiatan Lokasi AMDAL UKL/UPL SPPLH

1. Pengembangan Permukiman

Program Pembangunan

Rusunawa Kecamatan

Sidoharjo

Kecamatan Sidoharjo

(13)

No Komponen Kegiatan Lokasi AMDAL UKL/UPL SPPLH 2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Program pembangunan sarana

dan prasarana pada

pemukiman tradisional dan bersejarah, meliputi :

 Kawasan Cagar Budaya

Sangiran Kecamatan

Kalijambe

 Kawasan Kedung Ombo

Gunung Kemukus

Kecamatan Sumberlawang

 Kawasan Cagar Budaya Sangiran Kecamatan

3. Pengembangan Air Minum

Program Pengembangan

Prasarana dan Sarana Air

4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman  Pembangunan dan

pengelolaan TPA Tanggan Kecamatan Gesi

Desa Tanggan

Kecamatan Gesi

V

 Pembangunan dan peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi

Desa Tanggan

Kecamatan Gesi

V

Sumber: Tim Penyusun, 2014

8.2.

ANALISIS PERLINDUNGAN SOSIAL

8.2.1.

Acuan Peraturan Perundang-Undangan

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek

sosial adalah sebagai berikut:

1.

UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan dengan

memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung,

termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal,

dan wilayah bencana.

Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat

nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.

2.

UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum:

Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi

pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,

negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.

3.

Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2010-2014:

(14)

termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan

pembangunan infrastruktur dasar.

Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi

perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4.

Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,

pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka

meningkatkan kegiatan ekonomi.

5.

Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

Nasional

Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas

kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan

bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

8.2.2.

Analisis dan Antisipasi Perlindungan Sosial

8.2.2.1.

Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

A.

Kemiskinan

(15)

TABEL VIII. 9

ANALISIS KEBUTUHAN PENANGANAN PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SRAGEN

No Program/

kegiatan Kondisi Penduduk Permasalahan Bentuk penanganan Yang sudah dilakukan

Kebutuhan Penanganan 1. Program Pemberdayaan

Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya

- -  Kegiatan Operasional Bantuan Sosial Bagi

dan Sinkronisasi Pelaksanaan Upaya-upaya

Penanggulangan kemiskinan dan

Penurunan Kesenjangan (Pendampingan Program Keluarga Harapan)

 Tahun 2011

3. Kegiatan pendidikan

kerja ekonomi produktif bagi KK miskin

Penduduk miskin

sebanyak 75 orang.

-  Pelatihan ketrampilan bagi KK miskin yang

mengikuti pendidikan kerja ekonomi produktif sebanyak 75 orang.

 Tahun 2011

-

4. Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya

Rumah tidak layak huni sejumlah 1.029 KK

 Kegiatan Operasional Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni sejumlah 1.029 KK  Tahun 2012

5. Program Pelayanan dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

 Sarana prasarana untuk kelancaran pelaksanaan Program Keluarga Harapan  Tahun 2012

6. Program Pelayanan dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

Penduduk tidak mampu sejumlah 1.298 jiwa

Pengajuan berkas duka cita tidak memenuhi syarat

 Operasional Perlindungan Sosial bagi Diffabel, Orang Dengan Kecacatan (ODK) dan Santunan Duka Cita bagi Masyarakat Miskin/Tidak Mampu

 Penyerahan bantuan santunan duka cita kepada 1.298 orang tidak mampu

 Tahun 2012

 Manajemen keuangan sisa anggaran yang

dimasukan ke

Kasda

7. Program Pemberdayaan Fakir Miskin KAT dan PMKS Lainnya

Keluarga Rawan Sosial Ekonomi sejumlah 31 KRSE di Desa Blimbing

dan Desa Dawung

 Pelayanan Sosial Keluarga Rawan Sosial Ekonomi dengan bantuan modal usaha @Rp. 500.000,-.

(16)

No Program/

kegiatan Kondisi Penduduk Permasalahan Bentuk penanganan Yang sudah dilakukan

Kebutuhan Penanganan Kecamatan Sambirejo

8. Program Pemberdayaan Fakir Miskin KAT dan PMKS Lainnya

Perbaikan Rumah

Keluarga Tidak Layak Huni sejumlah 1.210 RTLH di 19 Kecamatan Se-Kabupaten Sragen.

 Operasional Perbaikan Rumah Keluarga Tidak Layak Huni

 Tahun 2013

9. Program Pelayanan dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

 Koordinasi Perumusan Kebijakan dan Sinkronisasi Pelaksanaan Upaya-Upaya

Penanggulangan Kemiskinan dan

Penurunan Kesenjangan

Tahun 2013

10. Program Pelayanan dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

Lansia Termasuk Fakir Miskin sejumlah 400 orang di 20 Kecamatan se-Kabupaten Sragen

 Penyantunan Pelayanan Bantuan Kepada Masyarakat Bagi Lansia Termasuk Fakir Miskin, Orang Terlantar, Kehabisan Bekal/Terlantar dan Keluarga Rawan Sosial

Ekonomi Termasuk Pengemis dan

Gelandangan dengan bantuan @Rp. 50.000,-.

 Tahun 2013 11. Program Pelayanan dan

Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

Masyarakat Miskin/Tidak Mampu bagi 2.857 orang di 20 Kecamatan se Kabupaten Sragen.

Proposal bantuan tidak masuk sehingga belanja materai kelebihan

 Operasional Perlindungan Sosial Bagi Diffabel, Orang Dengan Kecacatan (Odk), dan Santunan Duka Cita Bagi Masyarakat Miskin/Tidak Mampu @Rp. 500.000,-  Tahun 2013

 Manajemen keuangan sisa anggaran yang

dimasukan ke

Kasda 12. Program peningkatan

kualitas dan

produktifitas tenaga kerja.

Pencari Kerja yang di fasilitasi sebanyak 18 orang

Efisiensi anggaran karena di rencanakan untuk 20 orang karena yang tidak lolos sebanyak 2 orang sehingga biaya hanya untuk 18 orang

 Fasilitasi Pencari Kerja Anggota Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang mengikuti Program Pemagangan ke Jepang  Tahun 2013

 Manajemen keuangan sisa anggaran yang

dimasukan ke

Kasda

(17)

B.

Pengarusutamaan Gender

Beberapa kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya yang sudah berjalan di Kabupaten Sragen meliputi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,

Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project

(NUSSP), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia

Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP),

Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM

, dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (SANIMAS). Kondisi indentifikasi awal dalam upaya mengetahui bentuk responsif gender dari masing-masing kegiatan, manfaat, hingga

permasalahan yang timbul sebagai pembelajaran di masa datang di Kabupaten Sragen secara rinci diuraikan dalam tabel berikut.

TABEL VIII. 10

KAJIAN PENGARUH PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG CIPTA KARYA BAGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KABUPATEN SRAGEN

No Program/

Kegiatan Lokasi Tahun Bentuk Keterlibatan

Tingkat

1. Pemberdayaan Masyarakat

 PNPM Perkotaan  Kecamatan Sragen : 8 kelurahan potensi masalah, dan rencana kerja dalam

pengembangan ekonomi usaha  Ikut serta dalam

kegiatan pelatihan dalam

secara bergilir untuk mendukung

30 % dari

aspirasi perempuan

dalam proses

perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan

 Meningkatkan kualitas SDM perempuan  Meningkatkan taraf

(18)

No Program/

Kegiatan Lokasi Tahun Bentuk Keterlibatan

Tingkat

kegiatan usaha ekonomi

PAMSIMAS District Project

Management Unit / DPMU Program

Pamsimas

Tahun 2011  16 Lokasi/desa Tahun 2012 rencana kerja dalam

peningkatan SDM

masyarakat pedesaan  Terlaksananya BOP Pendampingan Teknis kepada masyarakat yang mendapat alokasi Program Pamsimas di

Desa Jembangan;

Desa Girimargo;

Desa Krikilan; Desa Ngargosari; Desa

Plosorejo; Desa

Doyong; Desa

Peleman; Desa

Sidokerto; Desa

Soko; dan Desa

Japoh.

2012  Terlaksananya BOP

Program Pamsimas

HID 10 desa,

 BOP Pamsimas dan Replikasi

di 40 lokasi 2013  BOP Pamsimas dan

Replikasi (Pamsimas

APBD) (honor

fasilitator, honor pengelola, sosialisasi, ATK, dll)

 Tersedianya sarana dan prasarana air

(19)

No Program/

Kegiatan Lokasi Tahun Bentuk Keterlibatan

Tingkat

Prasarana Air Bersih Pedesaan

Kandangsapi, Sigit, Sumberejo, Bagor

dan Desa Jekani  Desa Banyurip dan  Ds. Kandangsapi  Ds. Katelan

2013 desa dalam

perumusan rencana kerja dalam

prasarana air bersih perdesaan

bersih di Desa Slendro, Kandangsapi, Sigit, Sumberejo, Bagor

(20)

No Program/

Kegiatan Lokasi Tahun Bentuk Keterlibatan

Tingkat

 Jalan Lingkungan Tawang

 Jalan Lingkungan

Puro

Asri-Karangmalang

2013  Pembangunan Jalan

Lingkungan Tawang sepanjang 1.135 m’  Pembangunan Jalan

Lingkungan Puro Asri-Karangmalang Pedesaan 10 Lokasi  Bantuan

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Air Bersih

Perdesaan

- 2013  Bantuan Pemeliharaan

Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan

SANIMAS

 BOP Sanitasi

USRI dan

Penunjang PPIP, P2KP

Tahun 2012

Lokasi Sanitasi USRI :

Kelurahan Sine,

Sragen Desa rencana kerja dalam

Tersedianya Sanitasi USRI di Kelurahan Sine,

2. Non Pemberdayaan Masyarakat

- - - -

(21)

8.2.2.2.

Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan

durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan

masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti

konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta

permukiman kembali.

1.

Konsultasi masyarakat

Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama

kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta

Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa

pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan.

Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya,

persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

2.

Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan

Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan

terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik

pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun.

Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan

untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang

terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3.

Permukiman kembali penduduk (

resettlement

)

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya

kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan

penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan

sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati

manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta

bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru.

Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang

dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

Beberapa langkah antisipasi sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Sragen secara rinci diuraikan sebagai berikut.

TABEL VIII. 11

KEGIATAN PEMBANGUNAN CIPTA KARYA YANG MEMBUTUHKAN KONSULTASI, PEMINDAHAN

PENDUDUK DAN PEMBERIAN KOMPENSASI SERTA PERMUKIMAN KEMBALI

No

Komponen Program dan kegiatan

Tahap I Tahap II Arahan Lokasi

Konsultasi

Pengadaan Lahan / Pemberian Kompensasi

Permukiman Kembali

Sebelum Pemindahan

Setelah Pemindahan

1. Pengembangan Permukiman Program

Pembangunan

Rusunawa Kecamatan Sidoharjo

V V

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

(22)

No

Komponen Program dan kegiatan

Tahap I Tahap II Arahan Lokasi

Konsultasi

Pengadaan Lahan / Pemberian Kompensasi

Permukiman Kembali

Sebelum Pemindahan

Setelah Pemindahan

pembangunan sarana dan prasarana pada pemukiman tradisional dan bersejarah

3. Pengembangan Air minum Program

Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas

V

4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman  Pembangunan dan

pengelolaan TPA Tanggan Kecamatan Gesi

V V

 Pembangunan dan peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi

V V

Sumber : Tim Penyusun, 2014

8.2.2.3.

Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

(23)

TABEL VIII. 12

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN ASPEK SOSIAL PASCA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

No Sektor/Program Lokasi Tahun Penduduk

Yang memanfaatkan 1. Pengembangan Permukiman

Program Pembangunan Rusunawa

Kecamatan Sidoharjo

Kecamatan Sidoharjo  Tahun 2015 (studi dan

perencanaan teknis)  Tahun 2016 – 2017 (fisik

pembangunan)

Penduduk kategori miskin dan yang mempunyai rumah tidak layak huni di Kabupaten Sragen

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Program pembangunan sarana dan prasarana pada pemukiman tradisional dan bersejarah

 Kawasan Cagar Budaya

Sangiran Kecamatan Kalijambe

 Kawasan Kedung Ombo

Gunung Kemukus Kecamatan Sumberlawang

 Tahun 2015 (studi dan perencanaan teknis)

 Tahun 2016 (fisik pembangunan)

 Penduduk di kawasan sekitar pemukiman tradisional dan bersejarah

 Penduduk/ wisatawan baik dari

dalam Kabupaten Sragen

maupun luar Kabupaten

Sragen 3. Pengembangan Air minum

Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Regional Wosusokas

Wosusokas (Wonogiri-Sukoharjo-Solo-Karanganyar-Sragen)

 Tahun 2015 – 2016 (studi dan perencanaan teknis)

 Tahun 2017 – 2018 (fisik pembangunan)

Penduduk di wilayah regional SPAM Wosusokas (Wonogiri- Sukoharjo-Solo-Karanganyar-Sragen)

4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman  Pembangunan dan pengelolaan TPA

Tanggan Kecamatan Gesi

Desa Tanggan Kecamatan Gesi  Tahun 2015 – 2016 (studi dan perencanaan teknis)

 Tahun 2017 (fisik pembangunan)

Penduduk Kabupaten Sragen

 Pembangunan dan peningkatan IPLT di Kecamatan Gesi

Desa Tanggan Kecamatan Gesi  Tahun 2015 – 2016 (studi dan perencanaan teknis)

 Tahun 2017 (fisik pembangunan)

Penduduk Kabupaten Sragen

Gambar

TABEL VIII. 2
TABEL VIII. 3
TABEL VIII. 4
TABEL VIII. 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun banyak faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi kecerdasan emosional, tetapi dalam penelitian ini yang akan diteliti hanyalah faktor verbal abuse

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam memberikan nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari

Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) ditinjau dari Self- Confidence terhadap pemahaman konsep

Kedua, terdapat perbedaan antara peserta didik yang memiliki kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis dan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi

Meter aliran jenis orifice adalah alat ukur aliran tipe penghalang ( obstruction ) yang menggunakan plate orifice sebagai diafragma untuk membentuk beda tekanan lihat

Penurunan kualitas (degradasi) dan dalam waktu bersamaan alih fungsi lahan pangan menjadi perkebunan kelapa sawit terus berlanjut dan berlangsung secara masif, tidak saja

faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah, proyeksi laba per lembar saham, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, kebijakan