• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINA PENDIDIKAN LUAR BIASA (SLB YPPLB) PADANG JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINA PENDIDIKAN LUAR BIASA (SLB YPPLB) PADANG JURNAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS

ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN

PEMBINA PENDIDIKAN LUAR BIASA (SLB YPPLB) PADANG

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah SatuSyarat untukMemperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

VYOLITA ANDESRIZA

10060149

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2014

(2)

UPAYA ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK TUNAGRAHITA

Oleh Vyolita Andesriza

Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was caused because of there are still many parents that were feel ashamed because of the unability of their children. Though they were actually also have many anique ability than the normal children. Besides, many parents are less of care in their children growth and hold on their children education to the school. For that needs to be seen the efforts of parents in the home to develop children's creativity and cooperation from the parents and teachers. The research design was descriptif qualitatif approach describe the cause and effect, fact and reality about the effort of parents in improving the creativity of tunagrahita child in SLB YPPLB Padang.The sources of the research was parents, headmaster, tutor and teacher. The instument of this research was using interview and picture analysis. Techniques of data collection was using data reduction, data analysis and hypothesis of the research. The result of the interview stated that the effort of parents in improving their children creativity by giving the freedom of choosing the subject f children creativity, respecting their condition, building their emotional approach, appreciating their achievement and supporting them. The parents are also build the opportunity with the teacher by taking and giving the information of the children growth in school and supporting the school program especially related to the children creativity.

Keywords: Parenting, creativity, tunagrahita A. Latar Belakang Masalah

Orang tua dalam keluarga

berperan sebagai guru, penuntun, pengajar serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh bagi anak. Oleh karena itu, apapun bentuk perilaku yang ditunjukkan orang tua kepada anaknya akan berdampak

pada kepribadian anak. Orang tua

sebaiknya menyadari bahwa tugas orang tua sebenarnya banyak, tidak hanya memberikan pelajaran dan pengetahuan

tetapi juga mengarahkannya dan

mengajarkan kegiatan kreatif serta mampu menempatkan dirinya di masyarakat dalam rangka mengoptimalkan kemampuan anak. Orang tua memiliki peranan yang sangat

penting dalam mendidik serta

mengembangkan kreativitas anak.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Farida (2005:31) bahwa kreativitas adalah ”segala pemikiran baru, cara, pemahaman atau model baru yang dapat disampaikan, kemudian digunakan dalam kehidupan.”

Anak yang kreatif sangat

membutuhkan bantuan, dukungan dan

motivasi dari orang tua dalam

mengembangkan kreativitas yang mereka miliki. Maka dari pada itu peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pengembangan kreativitas anak, karena kesuksesan anak sangat tergantung pada dukungan yang diberikan orang tua. Setiap anak memiliki bakat sendiri-sendiri yang diyakini sebagai kemampuan yang mereka miliki. Bakat pada anak tidak langsung nampak begitu saja, namun mesti digali, dikenali dan dipahami. Seharusnya orang tualah yang menjadi tokoh utama yang mesti memulai untuk menggali dan mengarahkan serta mengembangkannya.

Selain orang tua, tempat yang bisa mengembangkan kreativitas anak adalah Sekolah. Sekolah adalah tempat kedua dimana anak dapat berkembang, mengenal lingkungan lain selain keluarga sehingga

memiliki keberanian dalam

(3)

mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki. Kreativitas yang dimiliki anak tersebut dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Di sekolah guru senantiasa menggali, memotivasi serta mengasah kemampuaan kreatif anak dengan harapan dapat mengembangkan kreativitas mereka sehingga menghasilkan prestasi yang membanggakan bagi orang tua, guru dan sekolah. Bakat dan minat yang ada dalam diri seseorang tidak hanya dimiliki oleh orang normal saja, tetapi juga dimiliki oleh anak-anak yang berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita.

“Anak berkebutuhan khusus adalah: anak yang dalam proses pertumbuhan dan

perkembangannya secara signifikan

(bermakna) mengalami kelainan atau penyimpangan baik fisik, intelektual, sosial dan emosional dibandingkan dengan anak

lain seusianya sehingga memerlukan

pelayanan pendidikan khusus.

(Marlina,2009:3)

Seiring dengan hal itu, dijelaskan juga tentang pengertian anak tunagrahita.

Marlina (2009:11) menjelaskan:

tunagrahita merupakan kondisi yang

ditandai dengan kemampuan mental jauh di bawah rata-rata, memiliki hambatan dalam penyesuaian diri secara sosial

berkaitan dengan adanya kerusakan

organik pada susunan syaraf pusat dan

tidak dapat disembuhkan serta

membutuhkan layanan pendidikan yang

sistematis, layanan multidisiplin dan

dirancang secara individual.

Berdasarkan wawancara yang

dilakukan dengan salah seorang guru di SLB YPPLB Padang pada hari sabtu, 5 April 2014, beliau menyatakan bahwa anak tunagrahita tidak bisa mengenal bakat yang ia miliki sendiri, namun dalam hal ini guru di sekolah terus berupaya dalam menggali bakat dan potensi yang dimiliki oleh anak tersebut. Guru juga terus berupaya dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh anak. Dengan mengetahui anak

memiliki kreativitas tertentu guru

memberitahu orang tua anak tentang kreativitas yang dimiliki oleh anaknya. Maka dengan hal itu orang tua dan guru saling bekerja sama dalam mengasah dan mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh anaknya tersebut. Namun dalam kerja

sama itu tidak semua orang tua yang berperan, ada orang tua yang sangat antusias, namun ada juga yang kurang mau ikut serta bahkan hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya pada sekolah.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang

masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Anak tunagrahita tidak mampu

mengenal bakat yang ia miliki dengan sendirinya.

2. Masih ada terlihat orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan kemampuan anaknya, namun hanya

menyerahkan pendidikan anak

sepenuhnya pada pihak sekolah.

3. Masih ada orang tua yang kurang

memberikan dukungan terhadap anak tunagrahita dalam mengembangkan kreativitas.

Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:

1. Upaya orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita dilihat dari cara orang tua

di rumah untuk mengembangkan

kreativitas anak.

2. Upaya orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita dilihat dari kerjasama orang

tua dengan guru dalam

mengembangkan kreativitas anak.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti di lapangan adalah: “bagaimana upaya orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak tunagrahita di SLB YPPLB Padang dilihat dari cara orang tua di rumah dan dilihat dari kerjasama orang tua dengan guru ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi:

1. Upaya orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita dilihat dari cara orang tua

di rumah untuk mengembangkan

(4)

2. Upaya orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita dilihat dari kerjasama orang tua dan guru dalam mengembangkan kreativitas anak.

Manfaat Penelitian

Dengan terlaksananya penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Orang tua, sebagai pedoman bagi orang

tua dalam mengembangkan kreativitas anak secara umum, khususnya bagi anak tunagrahita.

2. Anak, sebagai bahan untuk memotivasi

dalam mengembangkan kreativitas

yang dimiki.

3. Guru, sebagai bahan motivasi untuk

dapat selalu mengembangkan

kreativitas anak sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh anak, khususnya tunagrahita.

4. Pengelola program studi, sebagai bekal untuk menyiapkan calon pendidik yang mempunyai pengetahuan tentang cara

menggali dan mengembangkan

kreativitas anak secara umumnya dan anak tunagrahita khususnya.

5. Masyarakat, sebagai tambahan

pengetahuan tentang cara mengenali

kreativitas anak dan cara

mengembangkannya agar memperoleh prestasi cemerlang.

6. Peneliti, sebagai tambahan pengetahuan tentang bentuk peran orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita.

7. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Badgon & Taylor 1975 (Basrowi & Suwandi, 2008:21): Metodologi kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB YPPLB Padang terhadap orang tua anak tunagrahita.

Informan Penelitian

Menurut Bungin (2011:76) bahwa informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian. Informan penelitian ini ditentukan setelah peneliti

menentukan informan kunci (key

informants) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya.

Informan kunci yang ditetapkan

berdasarkan pertimbangan bahwa informan

kunci harus mengetahui lebih jelas

permasalahan yang diteliti yaitu orang tua dari anak tunagrahita.

Informan tambahan ditetapkan melalui teknik porposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang

dibutuhkan, maka dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpul data yaitu: observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Teknik Keabsahan Data

Untuk kevalitan data, maka teknik pemeriksaan data yang dilakukan yaitu melalui teknik triangulasi sumber. Teknik

triangulasi sumber adalah

“membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif

(Moleong, 2008:330).”

Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan

kemudian dianalisis, Sugiyono (2012:92)

mengatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif adak 3 tahapan analisis data yaitu : reduksi data (data reduction, penyajian

data (data display) dan penarikan

kesimpulan (verification). C. Hasil Penelitian

1. Upaya Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak di Rumah.

a) Kebebasan

Orang tua memberikan

kebebasan kepada anak untuk memilih bidang kreatif yang digemarinya, orang tua tidak

(5)

banyak tuntutan dalam penentuan bakat anak serta memberikan

kebebasan bagi anak untuk

berlatih mengembangkan

kreativitasnya bersama dengan guru les yang disukai anak karena

anak tunagrahita tidak bisa

dipaksakan.

b) Rasa Hormat

Orang tua bisa menerima kondisi dan kekurangan yang dialami oleh anak serta tidak merasa malu dengan kekurangan itu. Orang tua menganggap bahwa

di balik kekurangan anak

tersimpan banyak kelebihan yang tidak dimiliki anak lain seusianya.

c) Kedekatan Emosional

Orang tua menciptakan

keharmonisan dengan anak di

rumah dengan memberikan

perhatian yang sama kepada anak-anaknya dan tidak membedakan

anak tunagrahita ini dengan

saudaranya yang normal lainnya. Sesibuk apapun orang tua bekerja namun bagi mereka anak tetap yang utama.

d) Nilai Bukan Peraturan

Orang tua tidak mempunyai

aturan khusus untuk anak,

biasanya hanya mendisiplinkan waktu anak untuk berlatih di

rumah dalam mengasah

kreativitasnya

e) Prestasi Bukan Angka

Anak meraih prestasi sesuai bidang mereka masing-masing, ada dalam bidang seni dan ada

bidang olah raga. Biasanya

prestasi yang diraih oleh anak adalah pada kegiatan perlombaan yang diikuti oleh sekolah mulai dari tingkat kota, tingkat provinsi hingga ada yang sampai pada tingkat nasional. Prestasi yang di

raih anak biasanya berkat

dukungan orang tua juga di rumah.

f) Kemandirian

Anak kreatif ini sudah

mampu mengurus dirinya sendiri, mereka mampu melakukan hal seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan lain sebagainya.

Biasanya yang anak

membutuhkan bantuan orang tua dalam hal tertentu saja misalnya seperti mengantar dan menjemput ke sekolah bagi anak yang rumahnya jauh.

g) Menghargai Kreativitas

Orang tua biasanya

mendukung kegiatan yang

dilakukan oleh anak serta

melengkapi sarana dan prasarana yang di butuhkan anak untuk

berlatih di rumah mengasah

kemampuannya. Biasanya prestasi yang diraih anak dihargai oleh orang tua dengan memberikan pujian dan memberikan hadiah sesuai dengan kebutuhan untuk memotivasi anak.

h) Rasa Humor

Orang tua menciptakan

keakraban dengan anak di tengan

keluarga dengan menciptakan

suasana canda dan tawa, orang tua juga melibatkan anak untuk ikut

bercerita dengan

saudara-saudaranya yang normal lainnya.

2. Kerjasama Orang tua dan Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak di Sekolah

Kerjasama yang dilakukan

orang tua dengan guru biasanya tentang perkembangan anak dalam menampilkan kreativitasnya, selain itu orang tua dan guru juga saling bertukar informasi tentang keperluan yang dibutuhkan oleh anak jikia akan mengikuti perlombaan. Orang tua sangat mendukung program yang dilaksanakan oleh sekolah terutama yang berkaitan dengan perkembangan kreativitas anak. Dukungan yang diberikan orang tua terhadap program yang dibuat sekolah dengan cara menghadiri kegiatan yang melibatkan anak, mendampingi anak saat anak tampil.

D. Pembahasan

a. Upaya Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak di Rumah

Orang tua sangat mendukung kreativitas yang dimiliki oleh anak.

(6)

Mereka rela melakukan apapun demi meraih suatu prestasi cemerlang. Orang tua sangat antusias dalam mewujudkan impian untuk memiliki

anak kreatif. Orang tua yang

menginginkan anak kreatif mesti

mendukung kegiatan anak dan

memberi kebebasan anak untuk

berkreasi. Seperti yang diungkapkan oleh Amabile (Purboyo, 2004:24) bahwa”orang tua yang memberikan

kebebasan pada anak umumnya

memiliki anak-anak kreatif. Orang tua yang mendukung kreativitas anak akan

dapat menerima bagaimanapun

keadaan anak.

Orang tua yang mendukung kreativitas anak akan melatih anak

untuk percaya diri, orang tua

memotivasi dan menyemangati serta tidak mematahkan semangat anak walaupun anak menang atau kalah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Hawadi (2008:30) bahwa “jika orang tua mematahkan semangat anak dalam

minatnya bereksplorasi dan

mengekspresikan keinginannya, maka

orang tua juga menghilangkan

perkembangan kreativitas anak.

b. Upaya Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Dilihat dari Kerjasama Orang Tua dan Guru

Orang tua yang memiliki anak kreatif dan mendukung potensi yang dimiliki oleh anak akan mampu menjalin kerjasama yang baik dengan guru di sekolah. Sebab kreativitas yang dimiliki oleh anak tidak akan dapat berkembang jika tidak ditunjang juga oleh peran guru di sekolah. Biasanya orang tua dan guru saling

bertukar informasi tantang

perkembangan anak. Guru

mengikutsertakan orang tua dalam

perencanaan kegiatan sekolah

terutama yang berkaitan dengan

kreativitas anak. Senada dengan yang dikemukakan oleh Feldhusen 1989 (Munandar, 2009:107), sekolah dapat

melibatkan orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

dengan cara: 1) orang tua memberi informasi mengenai anaknya untuk

membantu menentukan minat,

kemampuan dan perkembangan anak,

2) orang tua membantu guru

menyelenggarakan program sekolah tentang kreativitas anak, 3) orang tua berperan dalam penyelesaian masalah

anak dalam menampilkan

kreativitasnya.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

tentang upaya orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita di SLB YPPLB Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita dilihat dari cara orang tua di rumah bahwa orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak tidak bisa memaksakan kehendak, orang tua membebaskan anak dalam penentuan

bakatnya. Kreativitas anak akan

berkembang jika orang tua dapat menerima keadaan anak, mendukung kegiatan yang dilakukan anak serta menyediakan waktu untuk anak dalam memberikan perhatian. Orang tua juga menghargai prestasi yang diraih anak dari hasil kreativitasnya

2. Upaya orang tua dalam

mengembangkan kreativitas anak

tunagrahita dilihat dari kerjasama orang tua dan guru bahwa orang tua dan guru

saling bertukar informasi terkait

perkembangan anak serta mendukung program yang dibuat sekolah. Guru juga mengikutsertakan orang tua dalam setiap perencanaan kegiatan yang akan dilakukan sekolah.

F. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka menyarankan

kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:

1. Orang tua: diharapkan orang tua yang

telah memperhatikan dan menghargai

kreativitas anak agar dapat

mempertahankan bahkan

meningkatkan lagi upaya tersebut. Namun bagi orang tua yang masih kurang peduli dengan kreativitas

(7)

berperan lagi dalam pengembangan potensi anak.

2. Anak yang memiliki kreativitas yang membanggakan diharapkan mampu

untuk mempertahankannya dan

meningkatkan potensi tersebut, agar potensi kreatif yang dimiliki bisa lebih dibanggakan.

3. Kepala sekolah: diharapkan agar

anak-anak yang memiliki kreativitas yang luar biasa ini bisa lebih diperhatikan dan diberi penghargaan agar mereka merasa bangga dengan karya mereka serta tetap terus membimbing dan menyalurkan anak

pada berbagai kegiatan demi

kebanggaan sekolah.

4. Guru: diharapkan jangan pernah lelah

dalam membimbing dan melatih anak karena kesuksesan yang diraih oleh

anak juga akan membawa

kebanggaan bagi sekolah

5. Masyarakat: sangat diharapkan juga

partisipasi dan dukungan dari

berbagai pihak masayarakat, karena anak juga termasuk bagian dari

anggota masyarakat. Dukunglah

setiap kegiatan yang dilaksanakan untuk pengembangan kreativitas anak

karena prestasi dan kesuksesan anak juga merupakan kebanggaan bagi kita semua.

KEPUSTAKAAN

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Farida, Umma. (2005). Mengembangkan

Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Hawadi, Reni Akbar. (2008). Psikologi

Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Grasindo

Marlina. (2009). Assesmen pada Anak

Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press.

Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2012. Memahami penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan

Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Purboyo, Kunto. (2004). Bermain dan

Kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN PANTOMIM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA VERBA BAHASA JEPANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

CSAP 26 Catur Sentosa Adiprana Tbk CTRA 27 Ciputra Development Tbk DGIK 28 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk DSFI 29 Dharma Samudera Fishing Ind.. Tbk DYAN 30 PT

Setelah mengadakan penelitian dan menemukan kesimpulan terkait dengan perubahan kurikulum KTSP ke K13 di MI AL-Jariyah Bungkuk Parang Magetan. Maka penyusun

Untuk itu, dalam menilai keberhasilan pelaksanaan kinerja organisasi dilaporkan beberapa indikator kinerja sebagai kriteria keberhasilan kinerja suatu organisasi,

penelitian dapat disimpulkan bahwa yogurt berbasis air kelapa gading, bulan, hijau dan tanpa air kelapa memiliki aktivitas antimikroba berspektrum luas (menghambat bakteri gram

Kepuasan pelanggan memediasi pengaruh citra restoran terhadap behavioral intentions pelanggan di restoran Ayam Goreng Mbah Karto Sukoharjo, dengan demikian hipotesis 4

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Goodkin pada tahun 2004 bahwa pasien gagal ginjal kronik yang memiliki komorbid penyakit jantung

tambahan pangan yang alami yang bersifat pengawet sekaligus sebagai bahan pengikat dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia adalah asap cair, dengan penambahan asap cair pada