• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak jiwa(badan Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak jiwa(badan Pusat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak237.641.326 jiwa(Badan Pusat Statistik Indonesia). Mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen). Angka tersebut sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar nomor empat di dunia. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu keuntungan jika ditinjau dari segi pasar untuk menopang perkembangan industry di dalam negeri dan merupakan kekuatan yang besar jika sumber daya manusia yang ada dikembangkan secara tepat. Di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar menyebabkan Pemerintah Indonesia menghadapi berbagai permasalahan sosial yakni menyediakan sarana pendidikan, pangan dan sandang, lapangan pekerjaan dan masalah lainnya.

Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus disediakan harus terus ditingkatkan. Masalah utama dalam dunia ketenagakerjaan yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran karena pertambahan jumlah tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2015menunjukkan bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 13.766.851 jiwa. Angka ini menempati urutan keempat jumlah penduduk terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan persentase kependudukan sebesar 5,46 %. Hal ini terlihat dalam angka statistik tahun 2015,yang mencatat sebanyak 390.712orang pengangguran dari 6.272.083 orang angkatan kerja di Sumatera Utara.

Deli serdang, merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara. Ibukota Deli Serdang, Lupuk Pakam, memiliki jarak terdekat kedua dengan kota Medan, yang hanya

(2)

berjarak 29 km, setelah kota Binjai. Selain itu, Deli serdang memiliki jumlah penduduk terbanyak setelah Medan, yaitu 1.984.598 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang terbilang besar tersebut, Deli Serdang mampu menjadi kabupaten dengan persentase penduduk miskin terkecil yaitu hanya 4,71%. Ditinjau dari segi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Deli serdang merupakan IPM kabupaten terbesar kedua setelah toba samosir sebesar 71,98. Bahkan, IPM-nya melebihi kota Sibolga dan Gunung sitoli. Namun, Deli Serdang menempati urutan kedua jumlah pengangguran angkatan kerja setelah Medan, yaitu sebesar 62.871 jiwa. Deli serdang juga merupakan kabupaten dengan pencari pekerja terbesar yaitu 31.754 jiwa.

Secara letak geografis, Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang sangat potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dan aksesibilitas wilayah kabupaten Deli Serdang cukup strategis yang mengelilingi kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro). Seluruh wilayah kabupaten Deli Serdang masuk ke dalam kawasan perkotaan Mebidangro atau sekitar 82,78% wilayah Mebidangro berada di Kabupaten Deli Serdang.

Bedasarkan Rencana Tata Ruang (RTR) kawasan Mebidangro, ditetapkan sembilan kecamatan yang menjadi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Deli Serdang diantaranya adalah Kecamatan Percut Sei Tuan. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan. Penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Deli Serdang ditetapkan berdasarkan pertimbangan struktur ruang kawasan perkotaan Mebidangro dan potensi pengembangan Kabupaten Deli Serdang dengan kriteria sebagai berikut :

1. Peluang pengembangan Kabupaten Deli Serdang sebagai kawasan metropolitan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Mebidangro

(3)

3. Menghidupkan kembali bekas stasiun kereta api menjadi pusat pelayanan sekaligus menjadi pusat kegiatan dengan mengintegrasikan antara penggunaan lahan yang ada dengan system transportasi

4. Peluang pengembangan potensi pertanian dan pariwisata Kabupaten Deli Serdang 5. Ketersediaan jaringan jalan yang menghubungkan kawasan bagian utara dan

selatan kabupaten Deli Serdang serta menghubungkan dengan wilayah sekitarnya.

Khusus di Kecamatan Percut Sei Tuan, dalam rencana system perkotaan Kabupaten Deli Serdang tahun 2025, fungsi yang dikembangkan ada lima hal, yaitu Perdagangan dan jasa regional;Pengolahan pertanian dan perikanan; Perumahan dan permukiman: Industri;Pusat pendidikan dan olah raga.

Pada Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Provinsi Sumatera Utara yang secara substansi telah sesuai dengan Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan, dan Undang-Undang-undang nomor 41 tentang Kehutanan, kecamatan Percut Sei Tuan menjadi kecamatan satu-satunya di Kabupaten Deli Serdang yang masuk dalam kawasan rencana pembangunan kawasan cepat tumbuh, kawasan ekonomi terpadu dan kota Mandiri.

Isu Strategis Pembangunan berasal dari permasalahan pembangunan dan analisis lingkungan eksternal. Analisis lingkungan eksternal diambil dari berbagai informasi dari dunia Internasional, Kebijakan Nasional, dan Regional Sumatera Utara. Isu Strategis Pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Deli Serdang menempatkan Kecamatan Percut Sei Tuan menjadi salah satu konsentrasi utama pengembangan kawasan Industri.

Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Deli Serdang dengan tingkat sebaran penduduk sebesar 21,49 persen. Dalam

(4)

mencerdaskan kehidupan masyarakat, kecamatan Percut Sei Tuan memiliki Taman Bacaan Masyarakat (TMB). Kabupaten Deli Serdang hanya memiliki sepuluh TMB dan salah satunya ada di Kecamatan Percut Sei Tuan. Kecamatan Percut Sei Tuan juga merupakan daerah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan. Potensi perikanan laut di Kabupaten Deli Serdang terdapat di empat kecamatan dan salah satunya adalah kecamatan Percut Sei Tuan. Keberadaan kecamatan Percut Sei Tuan yang berbatasan langsung dengan kota Medan di sebelah barat dan selatan menjadikan kecamatan ini menjadi salah satu dari tiga daerah utama pengembangan sektor industri di Kabupaten Deli Serdang. Ditinjau dari segi fasilitas pendidikan, Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki sekolah terbanyak yaitu 163 unit sekolah umum dan 155 unit sekolah agaman serta memiliki sepuluh perguruan tinggi. Ditinjau dari jumlah sarana ibadah, Kecamatan Percut Sei Tuan juga memiliki sarana ibadah terbanyak yaitu 354 unit. Ditinjau dari sehi perekonomian, hanya 11,71% jumlah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, angka tersebut merupakan angka kemiskinan terkecil diseluruh kecamatan Kabupaten Deli Serdang.

Kewirausahaan (entrepreneurship) sangat dibutuhkan bangsa Indonesia. Kewirausahaan bukan hanya semata-mata berperan sebagai alternative untuk menekan jumlah pengangguran, namun juga sebagai pendorong perubahan sosial bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Banyak wirausahawan yang menghasilkan produk-produk yang membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan nyaman sehingga manusia menjadi lebih produktif, lebih mudah berkomunikasi, serta lebih cepat mengetahui hal-hal yang sedang terjadi di sekelilingnya.Pada suatu negara yang sedang berkembang, peranan para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan.

Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di negara maju pertumbuhan jumlah wirausaha telah menyebabkan peningkatan perekonomian yang luar biasa. Para wirausaha baru ini telah memperkaya pasar dengan produk-produk baru yang inovatif. Siswoyo lebih lanjut

(5)

menyatakan setidaknya terdapat dua manfaat besar yang diberikan wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yakni pertama sebagai pengusaha mereka memberikan sumbangsih dalam melancarkan proses produksi, distribusi dan konsumsi, ikut mengatasi kesulitan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kedua, sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, para wirausaha meningkatkan ketahanan nasional dan mengurangi ketergantungan kepada bangsa asing. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya.

Menurut Siswoyo (2009) pentingnya peranan kewirausahaan dapat dilihat dari kenyataan bahwa pada tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta wirausaha baru yang menciptakan banyak sekali lapangan pekerjaan baru. Bahkan wirausaha mulai bermunculan di Negara-negara Eropa Timur yang dulunya mempunyai paham sosialisme yang kuat. China, yang menganut paham komunis pun mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausaha-wirausaha di negaranya sehingga menyebabkan negara tersebut saat ini perekonomiannya tumbuh dengan sangat cepat dan mengagumkan. Pentingnya pengembangan kewirausahan juga ditunjukkan oleh Chang (2009) yang menyatakan bahwa pemerintahan Inggris menerbitkan buku putih nasionalnya yang berjudul .Our Competitive Future: Building the Knowledge DrivenEconomy 1997., yang berisi alasan mengapa kewirausahaan begitu penting dan bahwa kewirausahaan dan inovasi merupakan insentif kritis untuk pertumbuhan dan pengembangan perekonomian, keduanya dapat meningkatkan produktivitas dan kesempatan kerja. Di Amerika Serikat para wirausaha berhasil menciptakan 34 juta kesempatan kerja baru.

McClelland dalamCiputra (2008) menyatakan bahwa agar suatu negara bisa menjadi makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha dari total jumlah penduduknya.

(6)

Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah wirausaha, Singapura telah memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005 sementara Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar 440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4 juta orang. Oswari (2005) menyatakan bahwa kurangnya jumlah wirausaha di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yakni kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan, etos kerja yang kurang menghargai kerja keras, cepat merasa puas dengan hasil kerja yang telah dicapai, pengaruh penjajahan negara asing yang terlalu lama terhadap rakyat Indonesia dan kondisi ekonomi yang buruk.

Shastri (2009) menyatakan bahwa setiap wirausaha yang sukses memberikan manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga memberikan manfaat kepada komunitas, daerah dan negaranya. Manfaat-manfaat yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat keuangan.

2. Menciptakan lapangan pekerjaan dan menawarkan pekerjaan bagi orang lain. 3. Menciptakan perkembangan bagi dunia industri.

4. Mendukung pemanfaatan sumber daya lokal menjadi produk-produk jadi untukkonsumsi domestik dan ekspor.

5. Menciptakan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 6. Menciptakan produk dan jasa yang lebih banyak dan inovatif. 7. Menciptakan pasar yang lebih besar.

8. Merangsang perkembangan lebih banyak riset, mesin-mesin dan peralatan yangbaru. 9. Meningkatkan pendapatan bagi pemerintah melalui pembayaran pajak.

Wirausahawan memiliki daya tarik dan tantangan tersendiri. Namun diperlukan ketekunan, keseriusan, serta kemauan untuk terus menuntut ilmu. Risiko yang harus ditanggung pun lebih tinggi. Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk membuka usaha sendiri.

(7)

Seorang wirausaha layaknya seorang pejuang yang menghadapi situasi yang tidak menentu. Dalam menghadapi berbagai situasi yang seringkali tidak menentu ini, sebagai pemimpin dan pengelola perusahaan, seorang wirausahaan selalu membuat strategi dan memikirkan manajemen terapan yang relevan dengan masa depan bisnisnya.

Berdasarkan Rencana Jangka Menengah Daerah (RJMD) Kabupaten Deli Serdang, kewirausahaan menjadi salah satu konsentrasi pembangunan. Kewirausahaan menjadi tanggungjawab dua instansi sekaligus, yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Dinas Pemuda dan Olahraga memiliki ruang lingkup kerja pada pemberdayaan pemuda. Bagi Dispora, pemuda harus dikonstruk agar produktif, berprestasi, berperan aktif dalam pembangunan daerah, memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan. Pembentukan pemuda yang berkarakter adalah salah satu potensi dan sumber daya bagi pembangunan daerah khususnya Kabupaten Deli Serdang. Namun, dalam hal kewirausahaan, Dispora menghadapi sejumlah masalah diantaranya adalah menurunnya kualitas moral, etika, social serta rendahnya kemampuan iptek dan kewirausahaan di kalangan pemuda

Kewirausahaan bagi Dinas Koperasi dan UKM menjadi penyangga perekonomian masyarakat, karena telah terbukti lebih mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Senada dengan Dispora, Dinas Koperasi dan UKM juga menghadapi permasalahan yang sama yaitu masih relative rendahnya kualitas dan kompetensi kewirausahaan.

Dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, maka disusunlah strategi pembangunan Kabupaten Deli Serdang dalam mewujudkan visi dan misi kedaerahan dalam jangka waktu lima tahun kedepan, antara lain adalah Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan Membangun perekomomian yang kokoh dan berkeadilan. Dalam hal meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, masyarakat Deli Serdang didorong untuk

(8)

memiliki keterampilan wirausaha. Sementara itu, dalam hal pembangunan perekonomian, pemerintah mendorong aktivitas masyarakat dalam berwirausaha melalui pemberian fasilitas.

Menurut Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Deli Serdang, tercatat perkembangan wirausaha meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2013, jumlah usaha kecil (karyawan 1-4 orang) sebanyak 949 unit dan usaha menengah (karyawan 5-19 orang) sebanyak 13.967 unit. Sementara itu, Menurut Badan Pengembangan Desa Kecamatan Percut Sei Tuan, hanya 10 unit usaha yang terdaftar. Padahal, realitas usaha yang dimotori masyarakat khususnya pemuda telah menjamur di daerah tersebut.

Masyarakat harus memiliki minat yang tinggi terhadap pembukaan unit usaha yang baru. Terlebih lagi masyarakat yang berada pada usia produktif yaitu pemuda. Karena pemuda memiliki karakteristik khas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausaha. Menjadi seorang wirausaha berarti menjadi seorang yang berani mengambil resiko, memiliki jiwa kepemimpinan, kepercayaan diri, berorientasi masa depan, kreatif dan inovatif. Dan seluruh karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun, kecuali pemuda.

Inti tujuan pembangunan kepemudaan menurut UU No. 40/2009 menekankan pada tiga hal yaitu karakter, kapasitas, dan daya saing. Berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan adalah salah satu tujuan pembangunan kepemudaan yang mencakup karakter dan kapasitas sekaligus. Oleh karena itu, tidak heran mengapa pemuda dan minat kewirausahaan menjadi objek penelitianyang menarik untuk diteliti.

Minat merupakan faktor pendorong yang menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Walgito, 2003:148). Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa factor, diduga yang mendeterminasi diantaranya adalah karakteristik kepribadian, faktor demografi dan karakteristik lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan

(9)

kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan sebagai penentu bagi minat berwirausaha.Faktor lingkungan seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha (Indarti, 2008).

Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Efikasi diri berarti juga kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan minat seseorang (Indarti, 2008).

Efikasi diri dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu hal yang dipercaya. Membuka sebuah usaha memerlukan kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri bahwa usahanya akan berhasil, hal inilah yang akan memotivasi seseorang untuk berani memulai suatu usaha. Apabila seseorang tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki, kecil kemungkinan orang tersebut akan berminat dalam berwirausaha.

Wirausahawan harus dapat menentukan jumlah modal yang diperlukan guna memulai sebuah usaha, seorang wirausahawan pertama-tama harus menentukan jumlah minimum dari masing-masing sumber daya yang diperlukan. Sebagian sumber daya dibutuhkan dalam tingkat kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebagian lainnya (Susanto, 2009:11).

Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha (Indarti, 2008).

(10)

Campur tangan orang lain dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam dunia bisnis. Relasi bisnis memiliki prinsip berbanding lurus, artinya semakin banyak jumlah relasi bisnis, semakin cepat seseorang mencapai sukses dalam berusaha, begitu juga sebaliknya (Sudjatmoko, 2009:25).

Faktor lingkungan di atas seperti ketersediaan modal, ketersediaan informasi, dan ketersediaan relasi bisnis disebut kesiapan instrumentasi seorang wirausahawan (Indarti, 2008). Kesiapan instrumentasi tersebut mempengaruhi minat berwirausaha seseorang, karena bila kesiapan instrumentasi tersebut sudah terpenuhi maka akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam mulai menjadi wirausahawan.

Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan. Kebutuhan akan prestasi juga dapat mendorong kemampuan pengambilan keputusan dan kecenderungan untuk mengambil resiko seorang wirausaha (Indarti, 2008). Kebutuhan prestasi mempengaruhi minat berwirausaha seseorang yang ingin mencapai jenjang karir yang diinginkan sesuai dengan kerja keras yang dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana minat wirausaha pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan ?

2. Bagaimana pengaruh Efikasi Diri, Kebutuhan Prestasi, Ketersediaan Informasi, Jaringan, Akses Modal, dan Demografi terhadap minat kewirausahaan pemuda di Kecamatan percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui minat wirausaha pemuda di Kecamatan percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

(11)

2. Untuk mengetahui Efikasi Diri, Kebutuhan Prestasi, Ketersediaan Informasi, Jaringan, Akses Modal, dan Demografiterhadap minat kewirausahaan pemuda di Kecamatan percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

1.4Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan program yang tepat untuk meningkatkan minat berwirausaha pemuda sehingga dapat membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi angka pengangguran masyarakat, menggerakkan perekonomian dan lain-lain.

2. Sebagai masukan bagi para pemuda sehingga tertarik menjadi wirausaha dan dapat mempersiapkan diri dengan baik dan memadai sebelum terjun menjadi wirausaha. 3. Sebagai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam penelitian di bidang

kewirausahaan.

4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.

Referensi

Dokumen terkait

18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan

- Harga atau biaya produksi relatif mahal. - Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua penonton mampu mengikuti informasi yang

Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-Murîd ”, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

Pertumbuhan populasi Branchionus plicatilis pada masing-masing perlakuan dan ulangan selama penelitian disajikan pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa jumlah populasi

Hal ini didominasi oleh elemen visual dengan karak- ter tepian ( edges ), walaupun tidak ditampilkan secara tegas, Egam. Hal ini sangat jelas dimana ketegasan visual

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses

Adanya perbedaan kompetensi pedagogik guru tersebut terutama dalam melaksanakan pembelajaran, disebabkan banyak faktor antara laian; (1) guru di MIN Kota Yogyakarta

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan memberi kontribusi untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan (manajemen) secara umum, khususnya manajemen sumber daya