• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2006 sampai dengan Mei 2007. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Penelitian dilaksanakan di daerah Kalimantan Barat pada lahan Gambut (Desa Galang Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak) dan lahan mineral ( Desa Sungai Pangkalan Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang). Analisis tanah dan daun dilaksanakan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB, Analisis buah dilaksanakan di Laboratorium Pusat Kajian Buah-buah Tropika (PKBT) Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanaman nenas jenis Queen yang sudah berproduksi pada lahan gambut dan lahan aluvial, sampel tanah gambut, sampel tanah aluvial, beberapa sampel daun dan buah nenas. Bahan-bahan penunjang laboratorium untuk analisis daun dan buah berupa Amilum, NaOH, Iodine, Phenolphetalein (PP), dan Aquades. Bahan penunjang lainnya berupa Tissu gulung, kertas label dan kertas koran.

Alat-alat utama yang digunakan untuk pengamatan iklim, peralatan untuk mengambil contoh tanah dan peralatan laboratorium untuk analisa tanah, daun dan buah seperti Oven, Timbangan, Jangka Sorong, penggaris, pisau, tabung reaksi, gelas erlemeyer, pH meter, pinset, pipet dan labu titrasi

Metode

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survey lapangan, dengan melakukan pengamatan pada pertumbuhan tanaman nenas di 2 lokasi yaitu pada lahan gambut (Desa Galang Kabupaten Pontianak) dan pada lahan aluvial (Desa Sungai Pangkalan Kabupaten Bengkayang). Penetapan sampel ditentukan secara purposive sampling. Pada lokasi tersebut dilakukan pengamatan terhadap sampel terpilih yang didasarkan pada tingkat/luas lahan

(2)

A. Pengamatan pada tanaman :

Tanaman yang akan diamati/dipilih yaitu meliputi 5 kriteria umur untuk pengamatan pertumbuhan dan produktifitas tanaman, masing-masing dengan 10 sampel.

Pelaksanaan pengamatan di lapangan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

1. Survey Awal, yaitu untuk menentukan :

a. lokasi pengamatan yang dipilih pada lahan gambut dan lahan mineral.

b. penentuan tanaman yang dipilih untuk menjadi sampel dengan kriteria fase pertumbuhan yang telah ditetapkan.

c. pemasangan alat pengamat curah hujan.

d. pengambilan sampel tanah untuk dianalisis sifat fisik dan kimianya di laboratorium.

2. Pengamatan I dilakukan pada awal musim kemarau (Mei 2006). a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman

3. Pengamatan II dilakukan pertengahan musim kemarau (Agustus 2006) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman.

4. Pengamatan III dilakukan pada awal musim hujan (November 2006) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman.

b. Pengambilan sampel buah yang telah matang pada tanaman N5 untuk diambil datanya di laboratorium.

5. Pengamatan IV dilakukan pertengahan musim hujan (Pebruari 2007) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman.

6. Pengamatan V dilakukan pada akhir musim hujan (April 2007) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

(3)

b. Pengambilan sampel buah yang telah matang pada tanaman N3 untuk diambil datanya di laboratorium.

c. Pengambilan sampel tanaman, yaitu dengan membongkar tanaman untuk diambil data berat basah dan berat kering, data serapan hara N, P dan K pada daun.

d. Pengambilan sampel tanah pada lahan gambut dan aluvial untuk dianalisa di laboratorium..

Pengamatan Tanaman di Lapangan meliputi :

a. Panjang daun (cm), mengukur pada daun terpanjang dengan penggaris dari pangkal hingga ujung daun. Daun yang diukur merupakan daun yang terpanjang dalam satu tanaman, kemudian daun tersebut ditandai untuk terus diambil datanya hingga akhir penelitian.

b. Lebar daun (cm), mengukur pada daun terpanjang dengan penggaris bagian terlebar dari helaian daun.

c. Tinggi tanaman (cm), yang diukur dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman yang terpanjang, yang terus diambil datnya hingga akhir penelitian.

Pengamatan Tanaman di laboratorium meliputi :

1. Analisa pada sampel tanaman, meliputi :

a. Bobot basah daun (gram), yaitu pengukuran bobot daun dengan cara menimbang daun setelah dibongkar

b. Bobot kering daun (gram), yaitu hasil pengukuran bobot daun yang telah dikeringkan (dengan oven) pada suhu 105oC selama 24 jam. 2. Analisa lengkap pada sampel tanah gambut dan tanah mineral, yang

meliputi:

a. kandungan unsur hara makro ( persen C organik, persen N total, P tersedia dan K tersedia).

(4)

- persen C organik, menggunakan metode Walkley and Black yaitu dengan titrasi FeSO4 untuk tanah aluvial dan metode pengabuan yang diukur dengan alat grafimetrik untuk gambut.

- Persen N total, menggunakan metode Kjeldhal, yaitu titrasi dengan menggunakan larutan HCl 0.02%.

- P tersedia, menggunakan metode Bray I dengan alat Spectrophotometer.

- K tersedia, menggunakan metode Bray I.

b. Kandungan unsur hara mikro (Ca, Mg, H, Fe, Zn dan Mn)

- Ca dan Mg menggunakan larutan NH4OAc pH 7 yang dapat langsung diukur dengan metode foto nyala.

- H, Fe, Zn dan Mn menggunakan pengekstrak larutan HCl 0.05 N, kemudian diukur dengan alat AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer).

c. pH (H2O dan HCl).

d. kapasitas tukar kation (KTK)

- Nilai KTK merupakan penjumlahan dari kation-katiaon pada sampel tanah yang dinyatakan dalam me/100 gr.

e. kejenuhan basa (KB)

- Nilai Kejenuhan Basa dinnyatakan dalam persen, dengan rumus :

Jumlah Kation

KB = --- x 100 % KTK

f. persen tekstur (pasir, debu dan liat).

- menggunakan metode pipet, setelah dilakukan perendaman dengan H2O2 selama 24 jam dan dipanaskan, suspensi dan dipipet per waktu.

g. Kadar Air dan Kadar Abu.

- Kadar Air dengan menghitung selisih berat basah dan berat kering, yang dinyatakan dalam persen.

(5)

- Kadar Abu dengan menggunakan metode graphymetric, dengan memanaskan dan diabukan. Perhitungan berdasarkan bobot kehilangan dimana totalpasir, debu dan liat sama dengan 100 persen.

Pengambilan sampel tanah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada awal dan akhir penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan disekitar perakaran tanaman sampel. Setelah di laboratorium tanah dikeringkan dengan oven dengan suhu 60°C selama 24 jam.

3. Analisa pada sampel jaringan daun nenas, meliputi pengukuran : Pengambilan sampel untuk analisis kandungan hara N, P dan K pada jaringan daun tanman dilakukan pada akhir penelitian. Pengambilan organ tanaman dilakukan pada pagi hari dan segera dimasukkan kedalam cool box. Setelah sampai di laboratorium, sampel dimasukkan kedalam freezer dengan suhu -10°C dan pada hari berikutnya dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 60°C selama 24 jam. Sampel yang sudah kering disimpan kembali ke dalam freezer untuk dianalisis kadar unsur haranya.

Analisis kandungan Nitrogen menggunakan metode Kjeldhal. Prinsip kerjanya adalah sampel didestruksi dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan kalium sulfat dan merkuri oksida sebagai katalisator. Nitrogen organik yang terdapat dalam sampel diubah menjadi ion ammonium. Kemudian ammonium didestilasi dengan penambahan natrium hidroksida. Kadar nitrogen dalam sampel ditentukan dengan Kjeltec Auto Analiyzer.

Analisis kandungan Posfat dan Kalium menggunakan metode pengabuan kering dengan menggunakan Hidrogen Klorida pekat.

4. Analisa pada sampel buah nenas, meliputi pengukuran : a. kadar air (persen)

Cawan petri yang akan digunakan dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang (A) gram. Timbang sebanyak 5 (B) gram

(6)

oven pada suhu 100-105°C sampai beratnya konstan lalu didinginkan dan ditimbang (C) gram. Kadar air dihitung dengan rumus :

B - C

--- x 100 % B - A

Dimana A = berat cawan

B = berat cawan + bahan sebelum dikeringkan C = adalah berat cawan + bahan setelah dikeringkan. b. padatan total terlarut / PTT (°Brix)

PTT diukur dengan hand-refraktometer. Setetes filtrat sampel diteteskan pada prisma refraktometer yang sudah distabilkan dan dilakukan pembacaan. Jika dilakukan pengenceran, hasil pembacaan dikalikan dengan faktor pengencer. Sebelum dan sesudah digunakan, prisma refraktometer dibersihkan dengan aquades. Total Padatan Terlarut dinyatakan dengan °Brix.

c. kandungan asam total (persen)

Kandungan asam tertitrasi dihitung melalui asam tertitrasi. Sebanyak 25 gram hancuran buah nenas dilarutkan dengan 250 ml aquades kedalam labu ukur 100 ml kemudian disaring dan dipipet sebanyak 10 ml, setelah itu diberi 3 tetes indikator fenolftalein. Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu.

ml NaOH x N NaOH x fp x BE

Total Asam = --- x 100 % mg sampel

N = Normalitas larutan NaOH Fp = Faktor pengencer (250/25)

BE = Berat Equivalen asam malat umtuk nenas

d. pH buah

Pengukuran pH dilakukan pada bagian pangkal tengah dan ujung buah. Sebanyak 10 gram hamcuran buah di larutkan dengan

(7)

aquades menjadi 100 ml kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH meter.

e. bobot buah dan bobot buah tanpa mahkota (gram)

Pengukuran dilakukan dengan melakukan penimbangan buah dengan timbangan elektrik.

f. panjang buah dan panjang mahkota (cm).

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris dari pangkal hingga ujung.

g. jumlah daun mahkota (helai)

Dilakukan dengan menghitung jumlah helaian daun yang ada pada mahkota buah.

h. diameter buah dan diameter hati (cm)

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong setelah terlebih dahulu buah dibelah secara vertikal.

i. kedalaman mata (cm)

Dilakukan dengan menggunakan jangka sorong setelah terlebih dahulu buah dibelah secara vertikal. Pengukuran dilakukan pada pangkal tengah dan ujung buah.

j. warna buah dan warna daging buah (menggunakan Shell colour 0-7)

k. uji organoleptik

Pengujian dilakukan oleh 25 orang fanelis, bagian buah yang lakuan pengujian adalah bagian tengahnya. Uji organoleptik dilakukan terhadap aroma buah, keempukan, kerenyahan, kemanisan, intensitas rasa manis dan intensitas rasa masam.

B. Pengamatan Teknik Budidaya :

Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah dengan melihat dan melakukan wawancara serta pengisian kuesioner sebanyak 35 orang petani. Berdasarkan luasan areal penanaman nenas, maka pemilihan rensponden ditentukan berdasarkan pertimbangan luasan lahan. Untuk

(8)

diambil 15 orang responden. Informasi yang diketahui meliputi: asal bibit, pengolahan tanah, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, jenis hama dan penyakit, panen, pasca panen dan pemasaran.

C. Pengamatan lingkungan fisik :

Yaitu pengamatan lingkungan fisik di sekitar pertumbuhan tanaman dengan melihat serta mengambil data :

a. Adanya serangan hama dan penyakit.

Selain dengan wawancara juga dilakukan observasi ke lahan untuk mencari tanaman yang terserang hama dan penyakit, serta bagaimana cara penanggulangannya selama ini.

b. Pengambilan gambar pertumbuhan tanaman (photo tanaman) c. Warna daun dan buah (menggunakan shell colour 0-7)

d. Pengamatan Curah Hujan (mm/bulan) selama setahun di lokasi pengamatan.

Pengamatan dilakukan langsung pada lokasi pengamatan di lahan gambut dan aluvial dengan cara manual yaitu dengan cara menampung air hujan pada wadah dengan menggunakan corong berukuran diameter 15 cm selama 1 tahun pengamatan.

e. Curah Hujan rata-rata (mm/bulan) 10 tahun terakhir pada stasiun klimatologi terdekat.

Pengukuran curah hujan juga dilakukan pada stasiun klimatologi terdekat yaitu stasiun klimatologi anjungan yang berjarak 15 km dari lokasi gambut, dan stasiun klimatologi semelagi yang berjarak 40 km dari lahan aluvia. Data curah hujan selama 10 tahun terakhir juga diambil dari dua stasiun klimatologi tersebut untuk mengetahui pola curah hujan daerah setempat selama ini. f. Jumlah Hari Hujan (hari) selama setahun dilokasi pengamatan.

Data mengenai jumlah hari mengalami hujan selama penelitian yang diambil pada saat pengamilan data curah hujan

(9)

g. Kelembaban Udara (RH) rata-rata (%) selama setahun dilokasi pengamatan.

Pengukuran kelembaban udara dilakukan dengan menggunakan alat higrometer data hasil pengukuran dinyatakan kedalam persen. h. Suhu Udara rata-rata (oC) selama setahun di lokasi pengamatan.

Pengukuran suhu udara selama penelitian dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum-minimum.

Gambar 1 Bagan Aliran Penganatan.

KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NENAS

IKLIM TANAH

GAMBUT ALUVIAL

TANAMAN TEKNIK BUDIDAYA

. ASAL BENIH . PENGENDALIAN HPT . PENGOLAHAN . JENIS HPT

TANAH . PANEN . PEMUPUKAN . PASCA PANEN .PEMANGKASAN . PEMASARAN KUALITATIF KUANTITATIF . PERTUMBUHAN . WARNA BUAH . WARNA DAGING BUAH . BENTUK BUAH . PTT . PAT . ORGANOLEPTIK . Ph VEGETATIF . JUMLAH DAUN . PANJANG DAUN . TINGGI TANAMAN . JUMLAH ANAKAN . BOBOT BASAH . BOBOT KERING GENERATIF . UKURAN BUAH . BOBOT BUAH . KADAR AIR BUAH . JUMLAH DAUN

MAHKOTA . KEDALAMAN MATA

Gambar

Gambar 1 Bagan Aliran Penganatan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah kesadaran membayar pajak, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan

Tipografi yang dipakai untuk kampanye ini ialah Markus Ink dan CAC Porifore, kedua typeface tersebut mempunyai makna dan kesan masing-masing yang dapat menyampaikan pesan

Setelah diadakan penelitian terhadap permasalahan tentang efektifitas hukuman sebagai alat pendidikan dalam mewujudkan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren

Dalam Pembahansan pertama ini peneliti beberapa hal mengenai latar belakang kewenangan anak tertua dalam membagikan harta warisan di Desa Bagendang Permai, latar belakang

pencermatannya peserta didik. Guru meminta kembali peserta didik untuk mengamati gambar yang ada yang ada di kolom “Mari Mengamati”. Peserta didik mengemukakan pendapatnya

presentasi siswa bernomor sama dengan YUM dari kelompok lain menangapi hasil pekerjaannya. Tanggapan yang diberikan yaitu jawaban yang diperoleh sama dan sudah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah sejauh apa fungsi Tari Anak dalam kebudayaan, terutama pada Upacara Adat

Jika terdapat rasa saling percaya yang tinggi di suatu lingkungan kerja, karyawan yang bekerja di situ akan menjadi lebih terbuka satu terhadap yang lain, baik pada waktu