• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, TINGKAT LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN KONSUMSI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, TINGKAT LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN KONSUMSI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, TINGKAT LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN KONSUMSI

YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

0leh

Helda1, Dr Nelmida, SE, M.Si2 dan Rika Desyanti, SE, M. Si3 Department of Management Faculty of Economics, Bung Hatta University E-mail:[email protected], [email protected], [email protected],

Capital structure is the impotence for the long life existence of the firm, that situation can be danger for long life of the company. The part of capital structure can be measure with leverage. The base of phenomenon can be explained the problem of the study was improved the individual influence of assets structure, level of liquidity and profitability on on capital structure. The study was using 32 companies consumption on capital structure consumption. This study has using secondary with sources in Indonesian Capital Market of Directory. The years of observation during 2009 – 2012. The study have using two variables. The variables consist of assets structure, level of liquidity, profitability and capital structure. The processing of the problem has been doing with multiples regression and t-statistic . The base of the test founding assets structure and liquidity have not significant influence on capital structure. The result also founding profitability have significant on capital structure in consume listed for Indonesian Market Stock Exchange.

Keyword Assets Structure, Liquidity, Profitability and Capital Structure PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan pasar modal di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan, hal tersebut terlihat dari meningkatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dan jumlah perusahaan yang listing terus bertambah dari tahun ketahun. Peningkatan kinerja pasar modal tentu tidak terlepas dari peningkatan performing dari masing masing perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Masing masing perusahaan yang berada pada berbagai kelompok industri mampu menghasilkan kinerja yang baik. Keberhasilan setiap

perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang optimal tidak terlepas dari kemampuan mereka didalam mengelola struktur modal.

Begitu banyak fenomena negatif yang menunjukan ketidaktepatan didalam pengelolaan struktur modal tentu mendorong masing masing perusahaan untuk berhati hati dalam mengelola struktur modal. Kasus yang paling sering terjadi adalah masalah tidak tepatnya pengelolaan struktur modal yang berasal dari hutang. Sebagian besar perusahaan cenderung untuk terbiasa bergantung pada hutang, akibatnya komposisi hutang menjadi meningkat, ketika jatuh tempo

(2)

hutang datang dan perusahaan tidak siap untuk menghadapinya tentu akan berakibat berkurangnya kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, sehingga mendorong rusaknya image investor kepada perusahaan dan perusahaan berada posisi distress atau mengalami kesulitan keuangan dalam membayar hutang. Masalah terbesar yang dapat terjadi ketika struktur modal yang dilihat dari hutang tidak dapat dikelola dengan baik maka akan terjadi kebangkrutan atau berkurangnya kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu pengelolaan struktur modal sangat penting dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ?

2. Bagaimana pengaruh tingkat likuiditas terhadap struktur modal perusahaan konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh profitabilitas

terhadap terhadap struktur modal perusahaan konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?

LANDASAN TEORI 2.1 Struktur Modal

Riyanto (2001) mendefinisikan struktur modal adalah sebagai pertimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara antara modal asing dengan modal sendiri. Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Sedangkan Brigham dan Houston (2012) mengatakan struktur modal adalah kombinasi utang, saham preferen, dan ekuitas biasa yang akan menjadi dasar penghimpunan modal oleh perusahaan.

Menurut Riyanto (2001), Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri. Menurut Sawir (2011), Struktur Modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus, modal dan akumulasi ditahan. struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.

(3)

2.2 Leverage

Sartono (2010) mendefinisikan

leverage adalah pengorbanan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat leverage suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer kekayaan atau menyediakan jasa kepada badan usaha lain dimasa yang akan datang sebagai akibat transaksi dimasa lalu.

Ross (2010) mendefinisikan

leverage sebagai rasio yang

memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber dana yang berasal dari hutang dan asset yang bersumber di dalam perusahaan. Leverage jika dimanfaatkan secara optimal akan memnberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan, akan tetapi pemanfaatan yang berlebihan akan mengakibatkan risiko

financial bagi perusahaan.

2.3 Struktur Aktiva

Menurut Sartono (2010) aktiva merupakan nilai kekayaan yang dimiliki sebuah perusahaan. Struktur aktiva didalam sebuah perusahaan dapat diamati dari dua kompenen yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Komposisi aktiva yang pertama adalah aktiva lancar. Dinyatakan lancar begitu mudahnya aset tersebut untuk dijadikan uang tunai. Bentuk dari aktiva lancar terdiri dari kas, piutang hingga persediaan.

Bentuk struktur aktiva kedua adalah aktiva tetap. Merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan berupa benda atau asets yang tidak bergerak. Bentuk aktiva tetap seperti tanah, kendaraan, mobil hingga bangunan kantor. Aktiva tetap merupakan salah satu elemen perusahaan yang tidak likuid karena untuk menjadikan uang tunai dibutuhkan waktu yang panjang.

2.4 Likuiditas Perusahaan

Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran maupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan itu dalam keadaan likuid. Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai

(4)

posisi keuangan yang kuat apabila mampu Subramayam (2005) yaitu

a) Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada saat ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak intern);

b) Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak

intern);

c) Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan;

d) Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa likuiditas memperlihatkan kemampuan perusahaan mambayar segala kewajiban jangka pendek (kurang dari satu tahun) dengan segera pada saat jatuh tempo.

2.5 Profitabilitas

Brigham dan Houston (2012) pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembaliannya yang tinggi memungkinkan mereka untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba (Gosh et al, 2001) dalam Saidi (2004).

Profitabilitas itu sendiri merupakan kemampuan yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun. Sedangkan rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Perusahaan yang sangat menguntungkan pada dasarnya tidak membutuhkan biaya dengan hutang. Laba ditahan perusahaan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Brigham dan Houston (2012) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan dana dengan dana yang dihasilkan secara internal.

2.6 Telaah Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

Joni dan Lina (2010) menemukan bahwa struktur aktiva yang dilihat dari pertumbuhan aktiva dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hadinugroho (2012) menemukan bahwa struktur aktiva berpengaruh

(5)

signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Putri (2012) meneliti tentang Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini menyimpulkan struktur Aktiva (Fixed Assets to Total Assets/FATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

H1 : Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia

2.6.2 Pengaruh Tingkat Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Mutaqim (2012) berhasil membuktikan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Alamsyah (2012) meneliti tentang analisis pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan

food and beverage di bursa efek Indonesia. Dari hasil pemikiran tersebut dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut: H2 : Likuditas (curent ratio) berpengaruh

positif terhadap struktur modal perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia

2.6.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Alamsyah (2012) meneliti tentang analisis pengaruh likuiditas dan

profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverage di bursa efek Indonesia. Santika dan Sudiyatno (2011) meneliti tentang menentukan struktur modal perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Wimelda dan Marlinah (2013) meneliti tentang variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan public sektor non keuangan. Setiawati (2013) meneliti tentang pengaruh struktur aktiva, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Dari hasil pemikiran tersebut dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Profitabilitas (return on asset) berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI sejak tahun 2009 sampai dengan 2012.

(6)

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sanusi (2011) populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI sejak tahun 2009 sampai tahun 2012 yang lalu.

Untuk mempersempit ruang lingkup pembahasan didalam model penelitian ini maka dilakukan pengambilan sampel. Menurut Sekaran (2011) sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa perusahaan yang berada disektor konsumsi.

Untuk mendapatkan sampel yang tepat dan akurat maka digunakan metode purposive sampling. Menurut Sanusi (2011) purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan menentukan kriteria sampel yang akan diambil. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan meliputi:

1. Perusahaan yang berada dalam kelompok sub sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 2009 – 2012

3. Perusahaan yang memiliki posisi debt to equity ratio diatas 1x sepanjang periode observasi.

3.3 Definisi Operasional Variabel 3.3.1 Variabel Independent

Variabel Independen (bebas): yaitu suatu variabel yang mempengaruhi variabel dependen dan menjelaskan varians dalam variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah :

1. Struktur Aktiva (x1)

Menurut Brigham dan Houston (2012) struktur aktiva menunjukan perbandingan komposisi aktiva lancar dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai perbandingan menunjukan struktur aktiva yang dimiliki perusahaan semakin kuat. Secara umum struktur aktiva dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Aktiva Tetap Lancar Aktiva Aktiva Struktur 2.Likuiditas Perusahaan (X2)

Menurut Sartono (2010) likuiditas perusahaan adalah sebuah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan segera pada saat jatuh tempo. Untuk mengukur likuiditas maka digunakan current ratio yang dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Lancar Hutang Lancar Aktiva Ratio Current

(7)

3.Profitabilitas (X3)

Menurut Ross (2010) profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk mengukur profitabilitas maka digunakan return on assets. Untuk mendapatkan return on assets dapat dicari dengan menggunakan rumus: 100 Assets Total Bersih Laba Re turn on Assets x 3.3.2 Variabel Dependent Struktur Modal (y)

Menurut Brigham dan Houston (2012) struktur modal menunjukan tingkatan dana atau modal yang akan digunakan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional. Untuk mengukur struktur modal maka digunakan efektifitas perusahaan dalam mengelola hutang yang dilihat dari debt to total assets ratio. Untuk mendapatkan nilai debt to total assets ratio

maka dapat dicari dengan menggunakan rumus: Assets Total Hutang Total Ratio Assets Total to Debt

3.5 Metode Analisa Data

Untuk menjawab atau

membuktikan kebenaran hipotesis maka digunakan metode analisis secara kuantitatif. Didalam metode proses pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik. Secara umum tahapan pengujian statistik yang

dilakukan terlihat pada sub bab dibawah ini:

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas teridentifikasi bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan telah memiliki nilai probability diatas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian yang digunakan telah berdistribusi normal, oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

4.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sesuai dengan judul penelitian teridentifikasi bahwa model analisis yang digunakan adalah model regresi penel, oleh sebab itu sebelum dilakukan tahapan pengujian hipotesis terlebih dahulu harus dilakukan pengujian asumsi klasik. Secara umum tahapan pengujian asumsi klasik yang dilakukan didalam model penelitian saat ini terlihat pada sub bab dibawah ini:

4.2.1 Pengujian Multikolinearitas Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas terlihat bahwa masing masing variabel independen yang digunakan didalam model penelitian ini memiliki koefisien korelasi dibawah atau sama dengan 0,80 sehingga dapat

(8)

disimpulkan bahwa masing masing variabel independen yang terdiri dari struktur aktiva, likuiditas dan profitabilitas telah terbebas dari gejala multikolinearitas, oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

4.2.2 Pengujian Autokorelasi

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson yang diperoleh adalah sebesar 1,888409. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai DW yang dihasilkan telah berada diantara dua kuadran yaitu – 2 < 1,888409 < 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa gejala autokorelasi didalam model penelitian ini tidak teridentifikasi sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

4.2.3 Pengujian Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji white diperoleh nilai probability R-square yang dihasilkan dalam pengujian sebesar 0.2269. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa Obs R-square

memiliki probability berada diatas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa gejala

heteroskedastisitas tidak terjadi didalam model penelitian saat ini sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

4.3 Analisis Model Regresi dan Pengujian Hipotesis

Setelah seluruh variabel penelitian terbebas dari seluruh gejala asumsi klasik maka tahapan pengujian hipotesis dapat segera dilaksanakan. Pada penelitian ini tahapan pengujian yang dilakukan meliputi:

4.3.1 Analisis Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai r-square sebesar 0,750. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa variabel struktur aktiva, likuiditas dan profitabilitas secara bersama sama mampu memberikan kontribusi untuk mempengaruhi struktur modal sebesar 75% sedangkan sisanya sebesar 25% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam model penelitian ini.

4.3.2 Uji t-statistik

Untuk membuktikan secara empiris pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on assets dan earning per yield secara individual terhadap return

saham maka dilakukan pengujian t-statistik. Berdasar hasil pengujian pengujian t-statistik yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.9 dibawah ini:

(9)

Tabel 4.9

Hasil Pengujian Hipotesis (t-stat) Variabel Koefisien Regresi t-hit Prob

Constanta 0.889

Struktur Aktiva 0.172 1.271083 0.2070

Likuiditas -0.054 -1.021639 0.3097

Profitabilitas -0.015 -2.331576 0.0220

Sumber Lampiran 1

Sesuai dengan hasil pengujian statistik model regresi yang digunakan adalah fixed effect pool least square. Dipilihnya model tersebut karena memberikan hasil terbaik dibandingkan model common atau pun random. Secara umum persamaan regresi yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:

Y = 0,889 + 0,172x1 – 0,054x2 – 0,015x3 Sesuai dengan analisis hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa pembahasan penting, secara umum pembahasan yang diajukan meliputi:

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian statistik pada model regresi pertama dengan menggunakan variabel struktur aktiva diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,172 dengan probability

sebesar 0,2070. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai

signifikan sebear 0,2070 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pada perusahaan konsumsi struktur aktiva tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan. Temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan teori atau pun penelitian terdahulu. Keadaan tersebut terjadi karena struktur aktiva yang terlihat dari aktiva lancar dan aktiva tetap tidak mengalami kenaikan yang signifikan sepanjang periode observasi. Dalam hal ini struktur modal tidak mengalami perubahan yang jelas karena perusahaan mampu menjaga stabilitas aktiva lancar dan aktiva tetap yang ditunjukan dengan berjalan dengan baikknya aktifitas operasional perusahaan. Kondisi tersebut mendorong stakeholders untuk mencari variabel lain yang dinilai lebih mempengaruhi posisi struktur modal perusahaan, seperti set investmen opourtunity, capitalisasi pasar dan berbagai variabel lainnya.

Hasil yang diperoleh dalam model pengujian hipotesis pertama sejalan dengan

(10)

penelitian yang dilakukan oleh Regina (2010) hasil yang diperoleh menunjukan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Temuan yang diperoleh konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2013) didalam penelitiannya ditemukan bahwa struktur aktiva tidak berkontribusi dalam mempengaruhi struktur modal.

.

4.4.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan menggunakan variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio

diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,054 dengan probabilty

sebesar 0,3097. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability

sebesar 0,3097 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa posisi likuiditas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia, hasil yang diperoleh tersebut

menunjukan bahwa peningkatan atau penurunan posisi likuiditas perusahaan konsumsi sepanjang periode observasi belum mempengaruhi kondisi struktur modal perusahaan. Temuan yang diperoleh tidak konsisten dengan beberapa hasil penelitian terdahulu atau teori yang terdapat didalam beberapa literatur buku. Keadaan tersebut terjadi karena nilai likuiditas perusahan yang diukur dengan

current ratio tidak begitu mengalami perubahan, kecenderungan yang terjadi posisi likuiditas perusahaan relatif menurun akan tetapi pergeseran likuiditas yang terjadi belum mempengaruhi posisi struktur modal perusahaan, dalam hal ini perubahan struktur modal perusahaan akan terlihat secara nyata ketika pengeluaran atau penerimaan perusahaan mengalami lonjakan yang relatif tinggi.

Temuan yang diperoleh pada model analisis hipotesis kedua sejalan dengan penelitian yang dilakukan Regina (2010) likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Susanti (2013) menemukan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa tidak selamanya likuiditas mempengaruhi struktur modal.

(11)

4.4.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Berdasarkan hasil pengujian variabel profitabilitas yang diukur dengan

return on assets pada model regresi ketiga diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,015 dengan probability

sebesar 0,0220. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebear 0,0220 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Pada model analisis menunjukan arah pengaruh yang terbentuk adalah negatif, situasi tersebut menunjukan bahwa peningkatan profitabilitas akan mendorong menurunnya struktur modal, hasil yang diperoleh tidak konsisten atau sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu atau pun sejumlah literatur. Keadaan tersebut terjadi karena untuk menjalankan kegiatan operasional yang tinggi, perusahaan juga mengandalkan hutang, walaupun terjadi

kecenderungan peningkatan laba yang tinggi sepanjang periode observasi. Nilai laba yang diperoleh lebih banyak ditujukan untuk hal penting lainnya, diluar kegiatan operasional utama seperti untuk laba ditahan dan untuk membagikan dividen tunai kepada investor, keadaan tersebut mendorong profitabilitas yang tinggi akan melemahkan posisi struktur modal perusahaan khususnya pada perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis ketiga konsisten dengan Alamsyah (2012) meneliti tentang analisis pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverage di bursa efek Indonesia. Santika dan Sudiyatno (2011) meneliti tentang menentukan struktur modal perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat dibuat beberapa kesimpulan penting yang merupakan inti dari solusi permasalahan yang dibahas yaitu:

(12)

1. Struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia (prob 0,2070 > α 0,05). 2. Likuiditas perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia. prob 0,3097 > α 0,05). 3. Profitabilitas perusahaan berpengaruh

negatif yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan konsumsi di Bursa Efek Indonesia. prob 0,0220 < α 0,05).

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh pada penelitian ini masih memiliki sejumlah kekurangan yang disebabkan adanya keterbatasan peneliti. Beberapa keterbatasan yang peneliti rasakan adalah:

1. Jumlah atau panjang periode observasi yang relatif masih tergolong pendek sehingga mempengaruhi ketepatan model dan akurasi hasil penelitian.

2. Sulitnya bagi peneliti untuk menemukan data yang paling update, sehingga tahun penelitian hanya sampai di 2012.

3. Masih terdapatnya sejumlah variabel yang lebih mempengaruhi struktur modal yang belum digunakan didalam model penelitian saat ini, seperti market

capitalization, ukuran perusahaan dan berbagai variabel lainnya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian maka diajukan beberapa saran yang tentunya dapat memberikan manfaat kepada:

1. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk memperpanjang periode observasi data serta mencoba minimal menambahkan satu variabel baru yang belum digunakan didalam model penelitian saat ini seperti ukuran perusahan, nilai market capitalization atau pun variabel lainnya, saran tersebut tentu penting untuk mendorong meningkatnya ketepatan akurasi hasil penelitian dimasa mendatang. 2. Perusahaan, walaupun didalam

model analisis struktur aktiva dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dua rasio tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi peningkatan kinerja perusahaan, oleh sebab itu dua rasio tersebut harus terus dikelola dan dijaga stabilitasnya.

3. Perusahaan juga harus dapat mengelola posisi profitabilitas agar selalu konsisten kestabilannya.

(13)

Langkah yang dapat dilakukan manajemen adalah mengurangi ketergantungan pada hutang serta melakukan perencanaan bisnis yang jitu untuk meningkatkan nilai perusahaan dan menjaga stabilitas struktur modal perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. 2012. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Konsumsi di BEI. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 4. Nomor 4. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Brigham & Houston. 2012. Fundamentals Of Financial Management. Tenth Editions. McGrawhill, Irwin.

Hadi Nugroho. 2012. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis Volume 1 Nomor 2, Universitas Brawijaya, Malang.

Joni dan Lina. 2010. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 12 Nomor 2 Agustus 2010 Halaman 81 – 96

Mutaqim Islam. 2012. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ekonomical Volume 1 Nomor 2. Universitas Dipenegoro, Semarang Putri Hariani. 2012. Pengaruh Likuiditas,

Leverage dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan LQ 45. Bandar

Lampung. Ejournal Universitas Negeri Lampung.

Regina. 2010. Beberapa Faktor yang Mendorong Struktor Modal Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nomor 1 Volume 2. Universitas Erlangga, Jakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar

Perbelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.

Ross, Williamson, Jeff. 2010. Financial Management. Princhall. New York.

Santika dan Sudiyatno. 2011. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Artikel Manajemen Keuangan. Universitas Gunadarma, Jakarta. Sanusi Ahmad. 2011. Analisis Kinerja

Keuangan Untuk Memprediksi Struktur Modal Perusahaan Konsumsi di BEI. Tesis Magister Managemen Univeristas Gajah Mada, Yogyakarta.

Saidi, Zaim dan Hamid Abidin. 2004. Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia Sartono, Agus, 2010 Manajemen

Keuangan dan Aplikasi

Perusahaan, Rieneka Cipta, Jakarta.

Sawir Hamdah. 2011. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 12 Nomor 5. Universitas Dipenegoro, Semarang.

Sekaran Uma. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Willey Indonesia, Jakarta.

(14)

Setiawati Siregar. 2013. Pegaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Dalam Indeks Kompas 100. Jurnal Akuntansi Keuangan Volume 2 Nomor 1. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Susanti Reza. 2013. Pengaruh Likuiditas, Size dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan LQ 45 di BEI. Jurnal Akuntansi Keuangan Volume 2 Nomor 1. Universitas Brawijaya, Malang. Subramanyam , K.R Wild, John, dan

Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku Dua. Alih Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta: Salemba Empat Wimelda dan Marlinah. 2013. Pengaruh

Likuiditas, Solvabilitas, Size dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Bisnis Volume 4 Nomor 12. Univeristas Dipenegoro, Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari hasil temuan data peneliti adalah ada pengaruh dari tingkat pengetahuan label low fat high calcium terhadap tingkat kepercayaan pada produk susu

Perhitungan dan jurnal koreksi yang harus dibuat oleh perusahaan per 31 Desember 2011 Perhitungan dan jurnal koreksi yang harus dibuat oleh perusahaan per 31 Desember 2011.

Daerah yang mempunyai komponen bauran industri yang paling tinggi di Kabupaten Purworejo adalah Kecamatan Purworejo, artinya Kecamatan Purworejo lebih banyak berspesialisasi

Dari beberapa alat analisis tersebut, dapat diketahui sektor mana saja yang termasuk ke dalam sektor unggulan yang ada di Kota Madiun sehingga Kota Madiun dapat lebih memfokuskan

Namun perlu juga dipahami bahwa Pasal 1869 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya

Hal tersebut memberikan indikasi positif bahwa kegiatan pengabdian ini memberikan dampak yang baik sebagai permulaan untuk membangun motivasi guru dalam menulis

Secara keseluruhan capaian kinerja Utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020 sebesar 100,70% dapat dinyatakan berhasil. Hal ini dikarenakan indikator

Hasil analisis struktur yang diperlihatkan pada Gambar 13 menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi tegangan yang sangat besar di beberapa lokasi plat, yang diperkirakan berada