• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua

Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus bergerak di Papua. Tidak hanya melakukan aktivitas politik tapi menggunakan kekerasan. Mereka menyerang tentara (TNI), polisi, dan warga sipil dengan senjata api. Korban berjatuhan. Anehnya, mereka tak pernah didudukkan sebagai teroris padahal teror mereka sangat nyata. Mengapa mereka tak disebut teroris, tetap eksis dan geraknya sulit dipatahkan? Berikut wawancara kontributor Media Umat di Papua Sudin Lasahia dengan Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Letkol Inf Jansen Simanjuntak.

Bagaimana kronologi insiden di Tingginambut?

Kejadian di Tingginambut. Pada saat pagi hari aktivitas di pos penjagaan berjalan normal seperti biasa, cuma kebetulan sekitar  + 7 km dari pos itu para anggota kami lagi membangun pos. Karena posisi pos yang sekarang ini kan kurang strategis dari sisi taktisnya ya. Ketika anggota yang lain melakukan pekerjaan membangun pos, yang lainnya tetap berjaga di Pos yang sudah ada.  Saat berjaga itulah, salah seorang pelaku datang tanpa membawa senjata, dan tidak dicurigai oleh anggota TNI.

Mengapa?

Karena notabene pelaku ini adalah orang yang sudah dekat, dan bahkan sudah dikenal sangat baik. Sudah biasa datang dan ngobrol dengan prajurit kita.

Pelaku inilah datang langsung merampas senjata milik anggota yang lagi berjaga. Kemudian terjadilah perkelahian. Saat bergelut itulah teman-teman pelaku yang lain menembaki anggota kami yang ada di pos itu.

(2)

Tembakan-tembakan itu mengenai korban dan menembus komandan si korban yang ada di belakangnya. Dari kejadian ini anggota TNI yang kena tembak meninggal dunia sementara komandanya luka tembak pada bahu kanan.

Kalau kejadian di Sinak bagaimana?

Sementara kejadian di Sinak itu terjadi saat anggota kami mau mengambil barang kiriman berupa peralatan komunikasi di bandara.  Dan jalan yang mereka lewati merupakan jalan yang biasanya mereka lewat karena merupakan satu-satunya jalan yang biasa dilewati masyarakat.

Saat berada di tengah jalan itulah, mereka dihadang dan ditembaki dan mengakibatkan korban sebagaimana yang diberitakan oleh media- media, untungnya saat kejadian itu para korban tidak berjalan rombongan dengan kelompok lain yang ada di belakang mereka yang

sama-sama mau ke bandara kalau tidak mungkin mereka semua dihabisi.

Di jalan itu memang rawan?

Kebetulan di jalan ini sebelumnya tidak pernah terjadi kekacauan dan lainnya. Memang

sebelum kejadian, ada permintaan dari para tokoh masyarakat di sana kalau bisa agar anggota  TNI kalau ke bandara jangan membawa senjata.

Tapi itu kan bukan alasan untuk tidak membawa senjata?

Tapi saya tidak tahu lebih jauh apa alasan kenapa komandan pos di sana mengikuti arahan tokoh-tokoh masyarakat tersebut.

Sesaat setelah kejadian itu, kami berusaha mengamankan situasi di sana untuk melakukan evakuasi para korban.

(3)

Ada pihak yang menyayangkan mengapa pelaku tidak langsung dikejar. Tanggapan Anda?

Gimana cara mengejarnya? Emang kita ini lagi main petak umpet apa! Apalagi letak geografisnya yang amat sulit bergunung-gunung dan memang susah. Begitu masuk hutan langsung menghilang kan daerahnya dia, tentunya dia lebih mengguasai medan. Makanya kita harus pakai strategi dan itu yang tahu adalah kami dan tidak perlu dipublikasikan ke luar, ke publik.

Motif dari insiden ini merupakan salah satu upaya separatis?

Motif kejadian itu sebagaimana yang disampaikan oleh Kapolda, lebih banyak pada aroma politik dalam hal ini adalah pilkada di sana. Kami tidak terlalu jauh tentang masalah itu kami hanya mem-back up.

Kenapa masalah sipil bersenjata, separatis /OPM dan sebagainya tidak pernah selesai?

Karena di sini, di Papua terjadi kesenjangan yang teramat jauh terutama masalah kesejahteraan dibanding dengan masyarakat lain terutama yang di daerah perkotaan.

Coba cari sekolah-sekolah di pedalaman pegunungan, tidak akan ketemu! Padahal dana Otsus sedemikian besarnya. Apakah itu sampai kepada masyarakat?

Kita tahu kita punya departemen-departemen mempunyai program-program yang langsung menyentuh kepada masyarakat, Departemen Sosial, Perumahan Rakyat misalnya dan lain-lain. Tapi itu hanya di perkotaan-perkotaan, tidak sampai ke ke pedalaman.

(4)

Kan ada prajurit TNI. Kalau sulit menjangkau ke sana ya melalui prajurit TNI, bisa. Bisa itu! apakah membangun fasilitas sekolahan, memberikan mereka seragam dan buku. Bukan hanya membangun saja, harus dibelikan bukunya, karena mereka tidak punya uang untuk beli.

Bukankah dana Otsus Papua jauh lebih banyak dibanding dengan daerah-daerah lain seperti Sumatera, Kalimantan?

Tapi dengan dana yang banyak itu tidak menyentuh kepada masyarakat yang ada di pedalaman-pedalaman sana. Untuk makan saja susah apalagi memiliki hp seperti kita ini, memiliki tv dan lain sebagainya. Nah, ini yang harus dijangkau oleh pemerintah, tetapi kami tidak menyalahkan pemerintah.

Kenapa tidak menyalahkan pemerintah?

Karena kan pemerintah tidak tahu masalah ini, yang tahu kan Pemda. Bupati dan kepala-kepala dinasnya. Dana kan sudah mereka terima, seharusnya kan nyampe dong ke mereka yang di pedalaman.

Sehingga orang pedalaman, wajar saja kalau merasa belum merdeka. Kalau kita lihat secara riil di lapangan, hukum yang berlaku di Papua atau di luar Papua sama. Apakah orang pedalaman dilarang sekolah? Dilarang belajar? Dilarang melakukan aktivitas bisnis? Kan tidak ada aturan yang melarangnya.

Justru mereka plus, ada dana Otsusnya kan? Plus mereka itu, dibandingkan dengan kita yang ada di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan lainnya. Justru mereka plus, tapi itu hanya di kota. Kalau sudah masuk ke pedalaman, kita ngenes, prihatin banget, betapa jauhnya kesenjangan yang ada.

(5)

TNI hanya sebatas mengajar, anak-anak pedalaman ini kami kumpulkan, kasih pelajaran. Agar mereka mau, dikasih permen. Uh itu sudah luar biasa senangnya kalau orang di pedalaman sana dikasih permen. Karena dia tidak pernah merasakan permen.

Lantas bagaimana orang pedalaman ini bisa berontak?

Segilintir orang yang yang tidak tersentuh itulah kemudian “memberontak” mungkin demikian.

Saat mereka bercocok tanam contohnya. Masa panennya agak lama masa menunggu panen inilah mereka tidak ada aktivitas sehingga dengan mudah mereka direkrut oleh

kelompok-kelompok itu.

Coba kalau meraka diperhatikan kesejahteraannya, dibangun sekolah, disekolahkan, fasilitas umum yang memadai misalnya karena banyak anak-anak muda yang usia sekolah yang direkrut oleh pelaku itu.

Jadi jika mereka sekolah maka mereka tidak akan berpikir lagi tentang “merdeka” ataupun kriminal lainnya, mungkin mereka berpikir saya sudah sekolah kok ngapain juga mau ikutan yang

begituan.

Asing turut bermain dalam upaya separatis?

Memang ada juga faktor lain yang seolah-olah tidak pernah selesai masalah keberadaan sipil bersenjata, separatisme di Papua ini, karena ada orang –orang atau oknum - oknum tertentu yang mengatasnamakan Lembaga – lembaga swadaya Masyarakat (LSM) yang di-back up oleh pihak asing.

(6)

membeli senjata.

Memang pada faktanya di daerah pengunungan sana mereka belum merdeka atau bahkan belum menikmati alam kemerdekaan ini.

Mereka mendapat senjata dari mana?

Kemarin kita coba ungkap pasokan senjatanya. Yang kemarin belum terungkap, sekarang sudah terungkap oleh tim kita. Rupanya selama ini pasokan senjatanya mereka dapat dari Filipina. Dan ini akan ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian untuk menangkap para pelakunya.

Jadi, mereka menyelundupkan senjata lewat kapal laut. Jadi tidak sempat diperiksa, maka ketika diperiksa di pelabuhan tidak akan ketemu.  Karena kita kejar kapalnya, senjata langsung mereka ceburkan ke dalam laut.

Canggih?

Otaknya pinter-pinter, karena ini bukan mereka (bukan otaknya orang Papua yang berontak, red), tetapi ini orang Manado, orang Sangel, orang Sulawesi, orang Jawa. Orang-orang inilah yang main.

Untuk apa?

Kan mereka cari duit. Demi uang, mereka bisa melakukan apa saja yang harus dilakukan. Jual negara pun dijual kan! Ini yang harus kita putus.[]

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menujukan bahwa perbuatan – perbuatan yang berpotensi sebagai tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan tugas dan jabatan Notaris dan

Selain menggunakan saluran transmisi, metode penyesuaian impedansi dapat pula dilakukan dengan menggunakan rangkaian yang terdiri dari komponen L dan C dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa r hitung 0,496 lebih besar dari r tabel = 0,244 pada taraf signifikansi 5% yang artinya bahwa ada hubungan yang positif

Tuntutan tugas Intelijen sesuai kebutuhan kegiatan operasi Penggalangan mempunyai aspek taktis dan strategis dimana akal pikiran lawan atau bakal lawan merupakan sasaran utama

Peneliti memilih SDN Grogol Selatan 13 sebagai objek penelitian komunikasi instruksional yang dilakukan guru dengan murid dalam menghasilkan prestasi pada siswa kelas

Energi surya yang diterima kolektor surya sebagian diserap oleh kaca penutup, sebagian dipantulkan kembali ke udara dan sebagian lagi diteruskan ke pelat kolektor. Dengan demikian,

Penggambaran representasi feminitas pada karakter Affandi dalam film 3 Dara (2015) menjadi menarik untuk dibahas mengingat bahwa sikap tersebut kebanyakan identik

Beberapa hal yang dilakukan sebelumnya untuk mengatur tabung pesawat sinar-X, cara untuk mengatur/melakukan set-up tabung pesawat atau mengatur sudut dan elevasi