• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa kini pendidikan jasmani merupakan komponen yang sangat penting dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam setiap bangsa, pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia sepanjang hayat, mempunyai peranan begitu penting yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Melalui pendidikan jasmani pula diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menumbuhkan serta memelihara kegiatan yang berorientasi positif bagi peningkatan kualitas individu anak baik secara aspek fisik, mental, emosional, intelektual dan moral. Oleh karena itu pendidikan jasmani dianggap begitu penting, sehingga pemerintah menetapkan tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) dalam pasal 42 Undang-undang No.20 tahun (2003). Khusus tentang kurikulum pendidikan dasar yang wajib memuat mata pelajaran sebagai berikut:

1).Pendidikan Agama, 2)Pendidikan Kewarganegaraan, 3).Bahasa, 4).Matematika, 5).Ilmu Pengetahuan Alam, 6).Ilmu pengetahuan Sosial, 7).Seni dan Budaya, 8).Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 9).Keterampilan dan Kejuruan, 10).Muatan Lokal.

Berpijak dari pernyataan diatas bahwa pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang wajib diadakan disetiap tingkatan satuan pendidikan, dan wajib diikuti oleh setiap peserta didik, banyak aspek dan komponen yang harus dimiliki terutama oleh para guru penjas. Disamping metode dan model pembelajaran, untuk berjalannya proses pembelajaran yang baik, guru penjas harus menguasai dan mengerti pentingnya teori yang akan di sampaikan kepada siswanya baik teori yang dimodifikasi maupun yang tidak dimodifikasi.

Futsal merupakan permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang yang bertujuan memasukan bola ke

(2)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gawang lawan sebanyak-banyaknya. Menurut Federation International de Football Asssociation (FIFA).Asal mula futsal mulai pada tahun 1930 di Montevideo, Uruguay.Pertama futsal di perkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani, seorang pelatih sepakbola asal Argentina.

Futsal kini menjadi olahraga yang banyak digemari berbagai kalangan, dari anak kecil, remaja, maupun orang dewasa. Meski tergolong jenis olahraga baru, tetapi dilingkungan persekolahan, permainan futsal termasuk salah satu ruang lingkup materi aktivitas pembelajaran permainan dan olahraga, dalam materi pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan Olahraga dan Rekreasi (Penjasorkes), yang sudah tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, yang telah dirumuskan dalam standar kompetensi sebagai berikut: “Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya”.

Sekolah dapat menjadikan futsal sebagai pembelajaran dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.Dalam ekstrakurikuler pembelajaran cendrung mengarah pada pelatihan teknik dan kondisi fisik para siswa.Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran ataupun latihan futsal. Latihan kondisi fisik bertujuan meningkatkan kemampuan fungsional dari sistem tubuh agar dengan demikian prestasi siswa akan meningkat. Seperti yang dikemukakan oleh Harsono, (2001:4) bahwa kalau kondisi fisik baik maka akan ada :

1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan

lain-lain komponen kondisi fisik.

3. Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuhsetelah latihan. 5. Respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu

respons demikian diperlukan.

Ada beberapa komponen kondisi fisik yang perlu dikuasai oleh para siswa, yaitu diantaranya adalah Kelincahan (agility). Tanpa memiliki kelincahan, para siswa akan kesulitan bergerak dalam permainan, mencari ruang kosong,

(3)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memainkan bola, dan sebagainya. Menurut Sojoto dalam Ariawan (2012) mengemukakan bahwa “Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi di area tertentu.” Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik,berarti kelincahannya cukup baik. Seperti yang di kemukakan oleh Harsono (2001:21) mengatakan bahwa:

Kelincahan ialah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.Jadi kelincahan bukan hanya menuntut kecepatan, tetapi juga fleksibilitas yang baik dari sendi-sendi anggota tubuh. Dalam mengawali pembelajaran ataupun latihan ada hal yang terpenting yang biasanya sering tidak dihiraukan oleh guru ataupun siswa yaitu peregangan atau pemanasan. Untuk menyiasati permasalahan tersebut seringkali para guru penjas memodifikasi peregangan dengan berbagai bentuk permainan, tetapi dengan modifikasi pemanasan yang dilakukan dengan permainan kita sebagai guru penjas harus tahu dan mengerti gerakan peregangan yang sebenarnya agar bisa menentukan otot yang akan diregangkan agar tidak terjadi cedera pada siswa. Siswa sering menganggap peregangan sebagai hal yang tidak perlu ketika akan melakukan aktivitas olahraga, sehingga banyak para siswa melakukan peregangan ketika akan melakukan aktivitas olahraga secara asal-asalan. Padahal peregangan adalah suatu gerakan untuk menyiapkan otot agar tidak mengalami cedera ketika melakukan aktivitas seperti yang yang dikemukakan oleh Luxbacher (2004:1) dalam Yudanto menjelaskan bahwa “Pemanasan berguna untuk menghangatkan suhu otot, melancarkan peredaran aliran darah dan memperbanyak aliran oksigen kedalam tubuh, memperbaiki kontraksi otot dan kecepatan gerak reflex, dan untuk mencegah kejang otot.”

Ada beberapa peregangan yang dapat dipakai yaitu adalah peregangan statis, peregangan dinamis, peregangan pasif dan peregangan PNF (Proprioceptive Neuromuscular Facilitation).Menurut Pamungkas (2012:9) bahwa peregangan stasis adalah “Teknik peregangan dengan posisi tubuh bertahan (tubuh tetap pada

(4)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

posisi semula), otot-otot direnggangkan pada titik paling jauh kemudian bertahan pada posisi merenggang”.Dari paparan tersebut maka yang dimaksud peregangan statis adalah peregangan yang dilakukan untuk membuat otot meregang pada titik paling jauh kemudian bertahan pada posisi renggang tersebut selama beberapa detik. Menurut Harsono (2001:16) menjelaskan bahwa “Cara lain untuk mengembangkan kelentukan adalah dengan latihan peregangan statis (static stretching).” Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa peregangan statis adalah sebuah latihan utuk meningkatkan fleksibilitas sehingga otot-otot menjadi renggang dan ruang gerak sendi menjadi lebih besar sehingga juga bisa mengembangkan agility seseorang seperti yang diuraikan oleh Harsono (2001:15) bahwa:

Perbaikan dalam kelentukan akan dapat:

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi, b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan

(agility),

c. Membantu memperkembang prestasi,

d. Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan

e. Membantu memperbaiki sikap tubuh.

MAN Talaga adalah sekolah yang memiliki peserta ekstrakurikuler futsal yang cukup banyak yang berada di Desa Talaga Kulon, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka. Kondisi fisik para peserta ekstrakurikuler terutama dalam hal yang menyangkut fleksibilitas dan agilitas dilihat kurang cukup baik sehingga penulis mengemukakan bahwa peregangan statistidak boleh di kesampingkan, harus menjadi perhatian utama dalam membina atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik terutama sekali dalam cabang olahraga futsal, sebab apabila hal ini dibiarkan maka akan mempengaruhi kondisi fisik atlet terutama menyangkut agility atlet tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di lapangan bahwa; 1. Para pemain futsal kurang mengetahui gerakan peregangan yang benar. 2. Agility para pemain

(5)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

futsal kurang baik sehingga penguasaan bola menjadi tidak baik.Dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh peregangan statis terhadap agility peserta ekstakurikuler futsal?

C. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu penelitian merupakan sesuatu yang penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya dalam upaya mencapai tujuan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh peregangan statis terhadap agility peserta ekstrakurikuler futsal.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan secara individu atau tim diharapkan dapat bermanfaat baik bagi individu maupun bagi masyarakat secara umum. Penulis berharap hasil penelitian dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang peregangan khususnya peregangan statis.

2. Secara Praktis

Dapat digunakan sebagai sarana informasi dan solusi untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan masalah peregangan pada peserta pembelajaran pendidikan jasmani.

E. Batasan Penelitian

Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian, maka penulis perlu membatasi penelitian ini agar lebih terarah dan tidak terjadi salah penafsiran, maka penulis membatasi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada anggota ekstrakurikuler futsal di MAN 1 Talaga.

2. Variabel indevenden dalam penelitian ini adalah peregangan statis. 3. Variable dependen dalam penelitian ini adalah agility peserta

(6)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang dapat diartikan sebagai titik tolak pemikirian peneliti sebagaimana menurut Arikunto (2010:104) mengatakan bahwa : “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.” Teori ini merupakan titik tolak bagi peneliti dalam laporan hasil penelitian.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan berbagai aktivitas, baik aktivitas ringan maupun berat seperti berolahraga. Dalam berolahraga aspek yang paling penting adalah kondisi fisik seperti yang dikemukakan oleh Harsono, (1988) kondisi fisik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisme tubuh antara lain berupa :

1. Akan ada peningkatan dalam sistem sirkulasi dan kerja jantung.

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kelincahan, dan komponen kondisi fisik lainnya.

3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

5. Akan ada respon yang cepat dari organism tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

Agar terjadinya peningkatan seperti kelincahan hendaknya dilakukan peregangan otot terlebih dahulu sebelum melakukan latihan kelincahan. Peregangan atau pemanasan menurut Luxbacher (2004:1) dalam Yudanto menyatakan bahwa “pemanasan berguna untuk menghangatkan suhu otot, melancarkan peredaran aliran darah dan memperbanyak aliran oksigen ke dalam tubuh, memperbaiki kontraksi otot dan kecepatan gerak reflex, dan juga untuk mencegah kejang otot.” Peregangan terbagi menjadi beberapa macam salah

(7)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satunya adalah peregangan statis yaitu melakukan teknik meregangkan otot bagian tubuh dan menahan gerakan tersebut selama waktu yang ditentukan, seperti yang dikemukakan oleh Pamungkas (2012:9) bahwa peregangan stasis adalah “Teknik peregangan dengan posisi tubuh bertahan (tubuh tetap pada posisi semula), otot-otot direnggangkan pada titik paling jauh kemudian bertahan pada posisi merenggang”.

Menerut Harsono (2001:17) bahwa “...apabila inti acara latihan penekanannya adalah pada latihan fleksibilitas, jadi untuk memperluas ruang gerak sendi-sendi, maka latihan dengan static stetching-lah yang lebih sesuai.” Kemudian Harsono (2001:15) menambahkan bahwa:

Perbaikan dalam kelentukan akan dapat:

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi, b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan

kelincahan (agility),

c. Membantu memperkembang prestasi,

d. Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan

e. Membantu memperbaiki sikap tubuh.

Dari kedua pernyataan tersebut bisa digambarkan bahwa peregangan statis bisa meningkatkan kelincahan (agility) seorang atlet.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan yang diharapkan (Lutan et al, 2007:22). Ditegaskan Lutan etal (2007:22) bahwa:” syarat utama hipotesis adalah dapat diuji kebenarannya”. Berdasarkan asumsi dasar yang telah dikemukakan, maka disusun hipotesis sebagai berikut :

1. H1= Terdapat pengaruh peregangan statis terhadap agility peserta

ekstrakurikuler futsal.

2. H0 = Tidak terdapat pengaruh peregangan statis terhadap agility peserta

ekstrakurikuler futsal. HIPOTESIS STATISTIK

(8)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Jika thitung < ttabel maka hipotesis DITOLAK.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik tes dianggap mampu memberikan gambaran tentang pembuktian hasil penelitian. Sugiyono (2010: 01) menjelaskan “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini berbentuk penelitian eksperime.

Metode eksperimen dipilih guna menilai pengaruh perlakuan (treatment) terhadap variabel dependen. Metode eksperimen melibatkan dua kelompok subjek yaitu kelompok eksperimen (experimental group) dan kelompok pengontrol (control group). Kelompok kontrol adalah kelompok pembanding yang tidak mendapatkan perlakuan khusus.

I. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 1998) populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini memiliki populasi : Peserta Ekstrakurikules MAN Talaga.

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen yang teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan menggunakan random sampling (sampling acak).

Jumlah sampel sendiri penulis menetapkan 40 orang, yang kemudian dibagi menjadi 20 orang untuk kelompok eksperimen dan 20 orang untuk kelompok kontrol.

(9)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design, yang bentuknya pretest-postest control group design. Dalam disain penelitian ini terdiri dari satu varibel bebas dan satu variabel terikat.

Gambar 1.1 Pretest-postest Control Group Design (Sumber gambar : Sugiono, 2012:76) Keterangan :

R : Random (sampel dipilih secara acak) 01 : tes awal untuk kelompok eksperimen 02 : tes akhir untuk kelompok eksperimen X : Perlakuan

03 : Tes awal Kelompok kontrol 04 : tes akhir kelompok kontrol

K. Instrumen penelitian

Data-data penelitian dikumpulkan dengan menuggunakan instrument pengumpul data penelitian .Arikunto (2006:168) mengatakan, “Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”. Arikunto (2006:212) mengatakan, bahwa : ”jika sebuah instrumen berhasil digunakan untuk mengumpulkan data yang benar sesuai dengan keadaan senyatanya, maka instrumen tersebut sudah handal”.

R 01 X 02

(10)

Dody Efendi, 2014

Pengaruh Peregangan Statis Terhadap Agility Peserta Ekstrakurikuler Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes agilitas yaitu zig-zag run dan tes fleksibilitas yaitu berupa tes kayang dan tes sit and reach sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa peregangan statis.

L. Definisi Istilah

Untuk lebih memahami dan memudahkan istilah-istilah penelitian, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (W. J. S Poerwadarmita dalam kamus bahasa Indonesia, (1882 : 731)

2. Peregangan statis adalah peregangan yang dilakukan untuk membuat otot meregang pada titik paling jauh kemudian bertahan pada posisi renggang tersebut selama beberapa detik sesuai dengan penyataan

3. Agility (kelincahan) adalah kemampuan seseorang untuk mengubah

posisi di area tertentu (Sajoto, 1988: 59) dalam Ariawan.

4. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas diluar jam belajar kurikulum standar untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan di berbagai bidang di luar akademik.

5. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang yang bertujuan memasukan bola ke gawang lawan dengan manipulasi bola dengan kaki.

Gambar

Gambar 1.1 Pretest-postest Control Group Design  (Sumber gambar : Sugiono, 2012:76)  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan implikasi penelitian ini yaitu menyebarkan questioner kepada pelanggan hypermart member dan non member , akan didapatkan gambaran mengenai variabel Brand Trust dan

Bambang Warsita (2008: 272), mengemukakan secara garis besar komponen strategi pembelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut: a) Urutan kegiatan pembelajaran yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7

respondents who were able to make monthly payment in. terms of the amount of their monthly income and

[r]

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK &amp; MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI