MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PHPU.D-XI/2013 PERKARA NOMOR 25/PHPU.

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 24/PHPU.D-XI/2013

PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013

PERIHAL

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOTA

PRABUMULIH

TAHUN 2013

ACARA

PEMBUKTIAN

(III)

J A K A R T A

SENIN, 8 APRIL 2013

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 24/PHPU.D-XI/2013 PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL

Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Prabumulih Tahun 2013

PEMOHON PERKARA NOMOR 24/PHPU.D-XI/2013

1. Muhammad Zulfan

2. Ahmad Palo

PEMOHON PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013

1. Hanan Zulkarnain

2. Hartono Hamid

TERMOHON

KPU Kota Prabumulih

ACARA

Pembuktian (III)

Senin, 8 April 2013, Pukul 11.20 – 13.10 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Achmad Sodiki (Ketua)

2) Harjono (Anggota)

3) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota)

Achmad Edi Subiyanto Panitera Pengganti Dewi Nurul Savitri Panitera Pengganti

(3)

Pihak yang Hadir:

A. Pemohon Perkara Nomor 24/PHPU.D-XI/2013:

1. Muhammad Zulfan

B. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 24/PHPU.D-XI/2013:

1. Andi Syafrani 2. Yupen Hadi

C. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 25/PHPU.D-XI/2013:

1. Ramdlon Naning 2. Wibowo Alamsyah 3. Haryanto Umar 4. Saefudin 5. Herdiansyah 6. Madison Busroh

D. Saksi Pemohon Perkara Nomor 25/PHPU.D-XI/2013:

1. Hidayatillah 2. Muharrom Memed 3. Santoso 4. Bohaki Amin 5. Sabirin 6. Evan Kenedi 7. Hairil Abyadi 8. Darwan Dahasim 9. Samsuraya 10. Adi Rahman 11. Erlina 12. M. Dany

E. Ahli dari Pemohon Perkara Nomor 25/PHPU.D-XI/2013:

1. W. S. Santoso

F. Termohon:

1. Wagiyo 2. Sirajuddin

G. Kuasa Hukum Termohon:

(4)

H. Saksi dari Termohon: 1. Ahmad Bastari 2. Albar 3. Tulus Bagio 4. Gunarso 5. Amar Supeno 6. Ahmad Apriyadi 7. M. Effendi 8. Milkondi 9. Ramedin 10. Didi Parmansyah I. Pihak Terkait: 1. Ardiansyah Fikri

J. Kuasa Hukum Pihak Terkait:

1. Dhabi K. Gumayra

2. Muhammad Fadli

K. Saksi dari Pihak Terkait:

1. Ali Arahap 2. Sudirman 3. Amiroto 4. Syamsuri 5. Suparman 6. Gunadi 7. Apriyanto 8. Rachmat Hidayat L. BKN: 1. English Nainggolan

(5)

1. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sidang Perkara Nomor 24/PHPU.D-XI/2013 dan Nomor

25/PHPU.D-XI/2013 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Baik. Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang. Salam sejahtera untuk kita semua. Saya ingin memastikan Kuasa Hukum untuk Pemohon Nomor 24, hadir?

2. PEMOHON PERKARA NOMOR 24/PHPU.D-XI/2013: ANDI SYAFRANI

Hadir, Yang Mulia.

Hadir, baik ya. Nomor 25?

4. PEMOHON PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013: WIBOWO ALAMSYAH

Hadir, Yang Mulia.

Hadir. Dari Termohon?

6. KUASA HUKUM TERMOHON: JHON FITER

Hadir, Yang Mulia.

Hadir. Terkait? Hadir, baik. Jadi, hari ini adalah untuk pembuktian pemeriksaan saksi-saksi. Saksi ada dari BKN ada datang? Oh, masih dalam perjalanan, baik. Ya, baiklah nanti kita lanjutkan. Sekarang saya persilakan maju saja ke depan ya untuk disumpah dulu. Dari Pemohon, ya, Pemohon Nomor 25. Perkara Nomor 24 dulu, Saudara Ali Arahap, Sudirman, Amiroto, Syamsuri, Suparman, Gunadi, Apriyanto, Rachmat

SIDANG DIBUKA PUKUL 11.20 WIB

(6)

Hidayat. Kemudian … ini Termohon ini … Terkait ya. Sekarang yang dari Perkara Nomor 25, ya. Nomor 25 ini Saudara Hidayatillah, Muharrom, Memed, Santoso, Bohaki Amin, Sabirin, Irvan Kenedi, Hairil Abyadi, Darwan, Hasim, Samsul Raya, kemudian Adi Rahman, Erlina.

8. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI

Semua yang diajukan jadi saksi maju saja, maju.

Dany.

Artinya yang masih duduk … oke, kecuali saksinya Termohon ini sebagian besar kan petugas ya, penyelenggara pemilu, ya.

Yang petugas tidak usah disumpah.

Enggak ada ya, petugas, ya. Ini saksinya Pemohon Nomor 25, 24, lalu Terkait, ya. Sudah semua, Pihak Terkait saksinya sudah semua? Maju. Ada Pihak Terkait? Sudah. Sudah maju ke depan semua ini? Kemudian Pemohon Nomor 24, sudah? Sudah kemarin?

13. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 24/PHPU.D-XI/2013: ANDI SYAFRANI

Sudah kemarin, ini tinggal menunggu ketua … kepala BKN, Yang Mulia.

(7)

Sudah semua dengan tambahan satu saksi/ahli.

Saksi/ahlinya mana? Mana? Oke, saksi/ahli anu (…)

Saudara disumpah sendiri.

Soalnya sendiri, keahlian sendiri, Pak, keahlian sendiri. Jangan jauh-jauh, Pak, nanti sebentar lagi disumpah juga. Oke, mepet ke sini, mepet ke sini. Oke. Baik, disilakan … ini semua agama Islam semua, ya? Enggak ada yang beragama selain Islam enggak ada, ya. Oke. Baik. Tirukan kata-kata sumpahnya, tangan lurus ke bawah, pandangan ke arah saya supaya dapat menirukan secara tepat. Dimulai.

“Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.”

19. SAKSI BERAGAMA ISLAM DISUMPAH:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.

Oke, cukup, silakan duduk. Ahli sekarang.

Silakan kembali. Ahli maju ke depan tadi.

Ahli ini beragama Islam juga? Namanya siapa? W.S. Santoso saksi dari Nomor 25, ya? Ahli, ya? Oke, disilakan mengikuti kata sumpahnya.

(8)

“Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengan keahlian saya.”

23. AHLI BERAGAM ISLAM DISUMPAH:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengan keahlian saya.

Oke, cukup, silakan duduk. Terima kasih, Pak Rohaniwan. Dan para saksi serta ahli disilakan menunggu giliran masing-masing. Yang akan diperiksa pertama dari Termohon, ya? Termohon sudah, ya?

Sudah, Majelis Hakim.

Kemarin, ya?

Belum, Termohon.

Oh, Termohon (…)

Belum.

Belum, ya?

(9)

Ahmad Bastari, Albar itu belum, ya?

Belum, Majelis Hakim.

Mana orangnya? Oh, ini mestinya tidak disumpah ini.

Itu tidak … tidak disumpah.

Tidak disumpah, ya?

Ya, Majelis Hakim.

Oke, ini Ahmad Bastari Irawan karena waktu ini kejar-kejaran kita, saya ingatkan semuanya untuk Saksi dari Termohon ini telah disumpah ketika akan melaksanakan jabatan, sehingga keterangannya ini adalah keterangan terkait dengan jabatannya. Kalau Saksi disumpah hari ini karena dia akan memberikan kesaksian di hadapan Mahkamah.

Saya ingatkan kewajiban Saksi itu ada dua, yang pertama bersumpah menurut agamanya. Yang kedua, memberikan keterangan yang benar, tidak lain dari yang benar. Kewajiban kedua ini kalau tidak dilaksanakan karena kewajiban pertama sudah dilaksanakan, akan membawa akibat Anda dapat dituntut pidana. Dan untuk itu Mahkamah Konstitusi telah menyiapkan petugas yang akan menyidik Saudara kalau Saudara berkata yang tidak sebenarnya. Saya ingatkan sekali lagi supaya mengatakan yang sebenarnya. Matikan Pak KPU, itu miknya … miknya! Ah, gitu. Ahmad Bastari?

39. SAKSI DARI TERMOHON: AHMAD BASTARI IRAWAN

(10)

Saudara, menurut Termohon ini akan menerangkan empat hal. Yang pertama, sebagai Ketua KPPS TPS 7 mau menerangkan soal yang terkait dengan C-6. Silakan diterangkan yang pertama ini! Gimana

ceritanya?

Saya dan para anggota tidak pernah menolak yang membawa C-6.

Jadi semua yang membawa undangan C-6 itu dilayani oleh Saudara?

Benar.

Itu di TPS 7 Kelurahan Prabu Jaya?

Ya.

Yang kedua, Saudara akan menerangkan model C dan C1-KWK. Silakan.

Para saksi yang hadir di … menandatangani semua Berita Acara.

Kemudian, KWK bagaimana? Termasuk lampiran model C1-KWK, dia mendapat atau tidak?

(11)

Mendapat, Pak, yang hadir.

Yang hadir?

Ya.

Yang hadir saksi dari pasangan calon mana?

Ma … masing-masing calon, cuma ada yang satu yang tidak hadir.

Ha, itu namanya ada yang tidak hadir?

Ya.

Pasangan calon berapa? Saksi pasangan calon nomor berapa?

Dari Dabi, Pak.

Dari Dabi?

(12)

Dabi itu nomor berapa, lupa?

Nomor 6.

Nomor 6 dia tidak hadir, makanya tidak diberi C1-KWK?

He eh.

He eh, he eh, gimana? Kayak orang (…)

Ya, Pak (...)

Mau beranak saja, “he eh” gitu. Ah, Saudara ini jauh-jauh dari Prabumulih. Oke, sekarang saya lanjutkan lagi soal C-3, bagaimana?

Keberatan … pernyataan keberatan dari para saksi tidak ada, Pak.

Sama sekali?

Tidak ada sama sekali.

(13)

Ya.

Oke. Selamat datang Saudara dari BKN ini, ya? Oke, silakan duduk dulu menunggu giliran.

Kemudian yang terakhir soal dihubungkannya dengan

permohonan Pemohon halaman 62, poin 6. Itu Saudara mau menerangkan apa sih ini? Sa … keterangan Saksi ini dihubungkan dengan permohonan Pemohon halaman 62, poin 6. Termohon gimana? Mau suruh menerangkan apa dia? Dan dihubungkan dengan jawaban Termohon halaman 48, 3.10. Suruh menerangkan apa?

Tadi sudah diterangkan.

Oh, sudah?

Sudah.

Sudah cukup berarti?

Ya, cukup. Tidak ada penolakan tadi.

Ini namanya tidak poin sendiri ini.

(14)

Oke, sudah. Jadi di TPS 7 Prabu Jaya itu yang menang pasangan nomor berapa?

Nomor 1, Hanan, Pak.

Hanan?

He eh.

Oke, cukup?

Cukup.

Terima kasih.

Terima kasih, Yang Mulia.

Saudara silakan duduk di belakang, itu biar diduduki dari Pejabat BKN. Silakan, Bapak. Karena Bapak ini sedang menyelenggarakan tugas, maka saya dahulukan ini. Sudah siap, Bapak?

89. PEJABAT BKN: ENGLISH NAINGGOLAN

(15)

Oke. Bapak meskipun tidak disumpah, tapi keterangan Bapak ada di dalam ruang lingkup sumpah jabatan Bapak. Keterangan tertulisnya sudah kami terima dan Saudara disilakan menyampaikan highlight-nya supaya para pihak ini mendengar pokok-pokok dari keterangan tertulis ini apa. Disilakan dimulai, Bapak.

Baik, Yang Mulia. Bapak-Ibu sekalian, Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama mohon maaf, Yang Mulia, Bapak Kepala BKN tidak bisa hadir, mohon izin beliau kepada Majelis.

Bapak sendiri namanya siapa, Bapak?

Saya English Nainggolan.

English Nainggolan.

Direktur Peraturan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara.

Oke. Bukan Eko Sutrisno, ya? Kalau yang Eko Sutrisno itu Kepala BKN, ya? Oke, biar hidup saja, Pak, tidak usah dimatikan. Silakan Bapak mau menerangkan apa?

Yang Mulia, sesuai dengan apa yang kami terima dari Panitera Mahkamah Konstitusi yang melampirkan (...)

(16)

Permohonan.

Permohonan, maka kami di dalam keterangan Kepala BKN pada intinya adalah menerangkan karena yang dipersoalkan adalah status daripada (...)

Seseorang.

Seseorang PNS yang dulu wakil walikota, maka menurut Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Di sana secara tegas dikatakan bahwa PNS dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

Itu satu.

Yang kedua (...)

Soal walikotanya ... wakil walikotanya?

Saya mohon izin sebentar dulu.

(17)

Yang kedua, Di PP Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Bagi PNS Menjadi Anggota Partai Politik. Dikatakan di sana antara lain bahwa PNS yang akan menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik maka dia harus mengundurkan diri dari PNS, artinya harus mengajukan permohonan berhenti.

PNS yang telah menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik tanpa terlebih dahulu mengajukan permohonan berhenti, maka dia diberhentikan tidak dengan hormat. Jadi kalau ada PNS yang mengajukan permohonan berhenti sebelum yang bersangkutan menjadi anggota parpol maka dia diberhentikan dengan hormat.

Hubungannya dengan kasus, Yang Mulia, setelah kami pelajari, Yang Mulia adalah ada pihak yang katanya masih PNS statusnya, namun ada juga diinformasikan di surat permohonan ini oleh Pemohon bahwa ada pemberhentian yang dilakukan oleh Walikota Prabumulih. Nah, kalau PNS golongan ruang 4A dan golongan ruang 4B PNS daerah kabupaten/kota, pangkat pembina golongan ruang 4A, dan pembina tingkat satu golongan ruang 4B, kalau ada yang mengundurkan diri dari PNS maka yang berwenang memberhentikan adalah gubernur. Demikian, Yang Mulia.

Oke, ini yang bersangkutan ini sebelumnya wakil walikota. Bagaimana ... apa namanya ... menurut BKN posisi dia sebagai walikota ... apa masih wakil walikota itu apakah masih tetap sebagai PNS, atau dia harus mengundurkan diri, atau sudah efektif mengundurkan diri?

Kalau PNS menjadi wakil, atau kepala, atau walikota itu sah-sah saja, hanya yang bersangkutan diberhentikan dari jabatan organiknya.

Pegawainya masih berarti?

Pegawainya masih, tetapi kalau seorang menjadi anggota partai politik.

(18)

Lain lagi, ya?

Lain lagi, Yang Mulia.

Cukup, Pak Hakim. Pemohon, sudah cukup apa mau tanya?

Mau tanya, Yang Mulia.

Ya.

Saudara Saksi (...)

Ahli ini bukan saksi.

Ahli, oke. Berdasarkan catatan dari BKN apakah sudah pernah ada surat pemberhentian dari gubernur terhadap Saudara Ir. Ridho Yahya dari PNS.

(19)

Oke, berarti artinya (suara tidak terdengar jelas) status sebagai PNS sampai saat ini. Ya atau Tidak? Saya kira cukup, Yang Mulia.

Oke, cukup, ya.

Yang Mulia, Nomor 25.

Oke, silakan. Nanti giliran Pihak Terkait ada, enggak usah khawatir. Silakan.

125. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013: WIBOWO ALAMSYAH

Kepada Saksi/Ahli, bagaimana dengan status ini, walikota. Walikota, PNS, kemudian ikut pemilihan ketua partai, menang, menyatakan surat pernyataan mengundurkan dari partai … maaf … mengundurkan dari PNS. Jadilah menjadi Ketua Partai Golkar. Saksi tadi mengatakan bahwa PNS dilarang menjadi Partai Golkar.

Partai?

Partai, ya partai. Ternyata … menjadi ketua partai ternyata masih mempunyai gaji, mengambil gaji.

(20)

Pertanyaannya apakah dibenarkan mendapat gaji itu seorang PNS merangkap menjadi ketua parpol, mendapat gaji?

Oke, cukup.

Dibenarkan apa tidak?

Oke, silakan dijawab.

Baik, Yang Mulia. Jadi kami sampaikan di sidang yang terhormat ini bahwa kalau PNS itu bisa-bisa saja menjadi calon kepala daerah atau wakil kepala daerah tanpa kehilangan statusnya sebagai PNS.

Oke.

Hanya kalau dia diusung oleh gabungan partai politik atau gabungan partai politik. Tetapi kalau dia menjadi anggota partai politik, maka dia harus berhenti. Kalau dia sebelum anggota partai politik

mengajukan permohonan berhenti, maka yang bersangkutan

diberhentikan dengan hormat. Tetapi kalau yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti setelah anggota partai politik, yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.

(21)

Nah, hubungan pertanyaan Bapak Pemohon.

Nomor 25.

Ya.

Seorang PNS yang diangkat menjadi bupati … kepala daerah atau wakil kepala daerah, maka yang bersangkutan menerima gaji dan penghasilan sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah. Yang bersangkutan tidak diberikan gaji PNS.

Oke, partai politik. Dia sudah menjadi Ketua Golkar, tapi masih menerima gaji sebagai pegawai, begitu kan?

Tidak menerima, Yang Mulia, menurut normanya (…)

Seharusnya tidak menerima.

Tidak menerima karena menerima gaji sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah.

Oke, ini pertanyaan dari saya sekarang. Pengertian permohonan pengunduran diri itu ketika kehendak untuk menjadi partai, itu

(22)

permohonannya, meskipun ini masih diproses untuk efektif berhentinya menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang, begitu. Atau sesudah efektif ada putusan pejabat yang berwenang tentang pemberhentiannya itu, baru dia dapat menjadi partai politik?

Yang Mulia, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004. Pemberhentian yang bersangkutan kalau dia mengajukan permohonan, maka ditetapkan akhir bulan pengajuan permohonan berhenti. Andaikata misalnya dia mengajukan permohonan berhenti tanggal 8 April, maka berlakunya pemberhentian itu adalah akhir bulan April.

Kalau dipilihnya tanggal 15 menjadi Ketua Golkar misalnya. 15 April apakah sudah boleh? Apa menunggu efektifnya pada akhir bulan April? Jadi misalnya ini sekarang tanggal berapa? Tanggal 8. Nah, tanggal 8 ini mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai PNS karena ingin menjadi anggota partai politik atau pimpinan partai politik.

Ketika tanggal 15 itu ada muswil misalnya. Nah, muswil memilih dia tanggal 15. Padahal ini kan berhentinya pada akhir April. Apakah itu dianggap sebelum atau sesudah berhenti?

Mohon maaf, Yang Mulia. Memang normanya tidak mengatur sedetail seperti itu.

Oke, oke. Kalau begitu nanti kami akan putuskan sendiri berdasarkan pemahaman kami terhadap norma itu. Terima kasih Pak Kepala … oh, yang mewakili Kepala BKN, dan sekarang dari Pihak Terkait disilakan untuk mengajukan pertanyaan kalau ada.

151. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: DHABI K GUMAYRA

Terima kasih, Yang Mulia. Saksi kebetulan (...)

(23)

Ahli kebetulan kami dari Pihak Terkait ya, berkenaan langsung dengan Bapak Ir. Ridho Yahya yang dipersoalkan pada saat ini. Nah, saya mau tanya apakah pengunduran diri yang dibuat sebelum dia menjabat menjadi pengurus partai, itu bisa dikatakan per 20 hari kemudian dianggap dikabulkan dan dia menjadi sah menjadi pengurus partai politik. Itu pemahaman saya ketika saya baca PP37 itu beserta penjelasannya, silakan.

Baik, Yang Mulia. Jadi, memang di PP Nomor 37 Tahun 2004 ini diatur durasi … durasi waktu, Yang Mulia. Kalau durasi waktu itu terlampaui, belum ada keputusan, maka dianggap itu dikabulkan kalau tidak … mohon maaf, Yang Mulia, tidak hafal persis Pak, Yang Mulia.

Ya, ya, ndak apa-apa-ndak apa-apa.

Nomor 37 Tahun (…)

Tapi yang penting PP-nya saja diitu (...)

Yang Mulia, mohon saya bacakan supaya (…)

Ya.

Bapak BKN ini … karena pertanyaan saya berhubungan dengan itu.

(24)

Ya, Ahli, ya. Saya bacakan bahwa apabila sampai dengan jangka waktu 10 hari (…)

Apa yang Anda (...)

Pasal berapa itu, pasal berapa?

Apa yang Anda baca?

Pasal 5 ayat (4) dan ayat (5) dan penjelasannya.

Pasal 5 ayat (4) dan ayat (5) (...)

Ya.

Serta penjelasannya?

Penjelasan ayat (5).

Penjelasan ayat (5) (...)

(25)

Dari PP?

Nomor 37.

Nomor 37, tahun?

2004.

Nah, ini supaya dengar semua, gitu.

Ya.

Silakan baca.

Ya. PP Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 5 ayat (4), “Apabila sampai dengan jangka waktu 10 hari kerja sejak atasan langsung menerima surat pengunduran diri tidak memberikan pertimbangan kepada pejabat pembina kepegawaian, maka selambat-lambatnya 20 hari kerja sejak diterimanya surat pengunduran diri keputusan pemberhentian dapat ditetapkan tanpa pertimbangan atasan langsung pegawai negeri sipil yang bersangkutan.”

Ayat (5), “Apabila setelah tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pejabat pembina kepegawaian tidak mengambil keputusan, maka usul pengunduran diri pegawai negeri sipil tersebut dianggap dikabulkan.”

(26)

Penjelasannya ayat (5), “Karena dianggap dikabulkan, maka pegawai negeri sipil tersebut sudah dapat menjadi anggota atau

pengurus partai politik tanpa harus menunggu keputusan

pemberhentiannya dan proses administrasi pemberhentian dengan hormat tetap harus berjalan.”

Oke.

Nah, Ahli, pertanyaan saya, Bapak Ir. Ridho Yahya itu tanggal 10 Desember 2009 mengajukan pengunduran diri. Artinya (…)

10 Desember, ya?

20 hari ke depan adalah 31 Desember 2009, ya?

Ya.

Kalaupun dia dianggap menjadi anggota partai politik, itu di tahun 2010. Bagaimana pendapat Ahli tentang status ini?

Mohon izin, Yang Mulia.

(27)

Di PP Nomor 37 ini Tahun 2004 memang diatur durasi-durasi waktu. Dan secara tegas dikatakan bahwa apabila tenggang waktu yang diberikan terlampaui tetapi belum ada keputusan atas permohonan itu (…)

Ya.

Maka dianggap dikabulkan permohonannya.

Oke.

Permohonan berhentinya.

Oke.

Tanpa ada keputusan. Jadi, dianggap dikabulkan (…)

Pertanyaan (…)

Bisa menjadi anggota partai politik.

(28)

Menurut PP Nomor 37 Tahun 2004 (…)

Ya, saya ... karena Ahli kan bidang perundang-undangan, bisa atau tidak menurut saya.

Oke. Tadi sudah dibilang bisa, ndak usah didesak-desak.

Oke.

Izin, Yang Mulia.

Oke. Apa?

Mau menyampaikan tentang tanggapan dari Pihak Terkait bahwa (…)

Oh, jangan! Kalau itu kesimpulan Anda saja.

Enggak, tentang fakta, Yang Mulia. Tadi (…)

(29)

Enggak, enggak. Kalau tentang fakta, nanti di kesimpulan. Tapi kalau mau tanya Ahli, sekarang.

Oke.

Oke. Cukup?

Saya kaitkan dengan Ahli.

Oke.

Tadi Pihak Terkait menyatakan bahwa tahun 2009 telah mengajukan surat pengunduran diri, tapi tadi pihak … Ahli menyatakan bahwa sampai saat ini, Bapak Ir. Ridho Yahya masih tercatat sebagai PNS. Betul, Pak? Oke.

217. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013:

Keberatan, Yang Mulia.

Oke. Betul (…)

(30)

(Suara tidak terdengar jelas).

Tidak ada relevansi, salah menyimpulkan.

Oke.

Salah (suara tidak terdengar jelas).

(Suara tidak terdengar jelas) dari Ahli, Yang Mulia.

Oke. Keberatan Anda dicatat.

Oke. Nah (…)

Cukup sekali saja!

Ini terkait dengan status kenaikan pangkat dari Ir. Ridho Yahya. Berdasarkan catatan dari BKN, saya ingin tanya kepada Ahli, kapan terakhir kenaikan pangkat Ir. Ridho Yahya dari 4A ke 4B? Apakah Saudara Ahli bawa catatannya? Karena berdasarkan catatan kami, kenaikan pangkat itu terjadi di tahun 2012. Artinya, kalau betul sudah

(31)

ada surat pengunduran diri tahun 2009, tidak mungkin ada kenaikan pangkat pada tahun 2012. Dan faktanya tadi, Ahli mengatakan, “Ir. Ridho Yahya masih tercatat sebagai PNS (suara tidak terdengar jelas).

Oke. Ahli untuk yang terakhir itu boleh menanggapi, boleh tidak, nanti akan kami kaji. Mau ditanggapi?

Tidak menanggapi, Yang Mulia.

Oke, cukup. Oke, cukup, cukup, cukup.

Nomor 25, Majelis Yang Mulia.

Oke, mau tanya apa? Kepada Ahli?

Ya.

Silakan.

Kepada Ahli, mohon dijelaskan. Karena standarisasi usul permohonan pengunduran diri khusus Golongan 4A itu kepada siapa? Kepada walikota atau kepada gubernur? Minta ketegasan saja karena faktanya seperti itu.

(32)

Silakan.

Usul permohonannya supaya untuk menghitung 10 hari atau 20 hari tadi.

Silakan, boleh ditanggapi.

Baik, Yang Mulia. Yang pertama, kami tegaskan bahwa yang berwenang mengaju … menetapkan keputusan pemberhentian PNS daerah kabupaten/kota pangkat pembina golongan ruang 4A dan pembina tingka 1 golongan ruang 4B adalah gubernur.

Oke, cukup.

Ya.

Secara spesifik, apakah usul itu diajukan kepada walikota atau diajukan kepada gubernur?

Regulasinya tidak sejauh itu, tetapi tetap harus diajukan kepada pejabat yang berwenang memberhentikan meskipun kemungkinan melalui walikota.

(33)

Baik. Satu lagi, Majelis kepada Ahli.

Apa?

Legalitas formal bahwa Bapak Ridho menjadi Ketua Partai Golkar, yaitu 15 Februari 2010, legalitas formalnya yang diangkat oleh Pak Ali Nurdin selaku Ketua DPD Tingkat Provinsi, Golkar Provinsi. Kemudian, ada lagi bahwa legalitas formalnya ada Surat Keputusan Walikota Prabumulih itu tertanggal 6 Desember 2012.

Tentang apa?

Pemberhentian tadi, Pak Ridho sebagai PNS.

Terus pertanyaan?

Dihubungkan dengan ketentuan hukum yang berlaku, apakah itu dapat dibenarkan pemberhentian itu tanggal 6 Desember 2012 sementara satu sisi, legalitas formalnya adalah sejak tanggal 15 Februari 2010 dia sebagai Ketua Partai Golkar. Mohon penjelasan kepada Ahli. Terima kasih.

(34)

Baik, mohon izin, Yang Mulia, kami sampaikan. Peraturan perundang-undangan tegas menyatakan bahwa mulai berhentinya adalah akhir bulan pengajuan permohonan berhenti. Mulai. Meskipun kemungkinan ditetapkan pada bulan berikutnya.

Pada bulan berikutnya.

Tetapi, mulai berhentinya adalah akhir bulan pengajuan berhenti.

Oke. Saya kira sudah cukup untuk efisiensi waktu. Terima kasih atas kehadiran Bapak English Nainggolan. Ini nama spesifik yang saya tahu, English Nainggolan, terima kasih dari Mahkamah Konstitusi kepada Bapak yang telah memberikan keterangan ini di persidangan. Dan kalau tidak ada keinginan untuk melihat persidangan, maka Bapak dapat meninggalkan ruang ini. Terima kasih sekali lagi. Sambil dari BKN berkemas, saya akan melanjutkan pemeriksaan kepada Saudara Albar.

258. SAKSI DARI TERMOHON: ALBAR

Ya, Yang Mulia.

Saudara Albar ini benar sebagai Ketua KPPS 06, Kelurahan Muntang Tapus?

Benar, Yang Mulia.

Saudara akan menerangkan saat penghitungan suara untuk Calon Nomor 3. Silakan.

(35)

Pada saat perhitungan suara pada Calon Nomor Urut 3 mendapatkan total suara 138 dan Calon Nomor Urut 4 mendapatkan total suara kosong atau tidak mendapatkan suara.

Begitu keadaannya di TPS 06?

Ya, begitu, Yang Mulia.

Berikutnya tentang C-1, silakan.

Begitu juga dengan C-1, Calon Nomor Urut 3 mendapatkan 138 dan yang tidak mendapatkan suara Calon Nomor Urut 4.

Jadi, tidak ada beda antara di C-1 maupun di penghitungannya?

Ya, benar.

Berikutnya, bagaimana saat rekapitulasi di PPS Kelurahan Muntang?

Pada saat rekapitulasi di PPS Kelurahan Muntang Tapus masih sama, Pasangan Nomor Urut 3 mendapatkan 138, dan Nomor Urut 4 tidak mendapatkan suara.

(36)

Saksi yang hadir, semua saksi hadir dan menandatangani semua Berita Acara termasuk lampirannya dan semua saksi tidak ada yang menyatakan keberatan pada formulir C-5 … C-3.

Oke, sekarang yang terakhir, ini kan keberatan sudah nihil kan di C-3?

Ya.

Lalu, ini lagi-lagi poin terakhir ini Saudara Termohon sudah terjawab ya? Oke. Baik. Saudara Tulus Bagio sekarang. Silakan, Saudara Tulus, ini benar Ketua PPK Prabumulih Utara?

276. SAKSI DARI TERMOHON: TULUS BAGIO

Benar, Yang Mulia.

Silakan, Saudara jelaskan soal DA2-KWK.KPU untuk Saksi Nomor 1 bagaimana?

Terima kasih, Yang Mulia. Jadi, saya jelaskan bahwa saat rekapitulasi di PPK Kecamatan Prabumulih Utara ada salah satu saksi yang hadir berkeberatan karena ada blangko C-1 yang tidak terisi, tetapi pada blangko D1 terisi, yaitu mengenai jumlah yang tidak hadir atau tidak berhak, tidak menggunakan hak pilih dalam pemilihan suara yaitu, jumlah laki-laki dan perempuan.

Begitu. Lalu bagaimana dengan DA1-KWK.KPU? Diisi dengan angka katanya?

(37)

Di satu KPU memang sudah terisi, Pak.

Oh, memang sudah terisi?

Sudah terisi. Ya.

Oke, kemudian berikutnya lagi, bagaimana kaitannya dengan Pasangan Calon Nomor Urut 1 disepakati antara PPK, PPS, PPL, itu bagaimana maksudnya? Ini mau menerangkan apa ini?

Ini pada saat itu karena waktu itu belum ketemu titik temu, jadi untuk mencocokkan angka tadi, maka kami PPK, PPS, dan para saksi yang hadir sepakat untuk membuka kotak suara pada TPS 16.

Oh, jadi kotak suaranya dibuka?

Ya.

Oh, lalu berikutnya ada mau menjelaskan tentang setelah dibuka bagaimana isinya?

Setelah dibuka hanya mencocokkan blangko D-1 dan C-1 tadi, kemudian benar kenyataannya demikian, kemudian kami masukkan lagi, dan tidak ada kegiatan lain.

(38)

Apakah ada perubahan-perubahan setelah dicocokkan atau tetap saja sama dengan sebelum dibuka?

Tidak ada perubahan, Yang Mulia.

Sama sekali?

Ya.

Benar itu?

Benar.

Oke, cukup Saudara! Sekarang Saudara Gunarso.

296. SAKSI DARI TERMOHON: GUNARSO

Ya, Yang Mulia.

Saudara Gunarso ini Ketua PPS Kelurahan Mangga Besar (…)

Betul, Yang Mulia.

(39)

Saya mau menerangkan masalah apa yang terjadi pada TPS 16.

Ya.

Yaitu masalah yang belum diisi, yaitu pada yang tidak menggunakan hak pilih laki-laki dan perempuan.

Sama dengan yang tadi, ya?

Ya.

Terus?

Karena pada saat itu kami juga hadir pada saat Pleno di PPK, gitu. Oleh karena itu hal tersebut ini tidak memengaruhi daripada perolehan dari pasangan para calon.

Artinya tidak terjadi perubahan?

Tidak terjadi, Pak.

Meskipun ketika itu kotak dibuka karena untuk kepentingan pengisian form yang masih kosong tadi?

(40)

Ya, Yang Mulia.

Oke, ada lagi yang ingin Saudara terangkan?

Kemudian pada rekapitulasi, itu ada tertulis 81. Namun dalam hal ini, itu adalah kesalahan penulisan.

Yang betul?

Yang betul penjumlahannya adalah 141, itu sama halnya pada C-1 yang ada di PPK.

Oke, ada lagi apa sudah cukup?

Cukup, Yang Mulia.

Terima kasih.

Terima kasih kembali.

Pak Amar Supeno? Ini Ketua PPS Kelurahan Patih Galung? Benar, Bapak?

(41)

320. SAKSI DARI TERMOHON: AMAR SUPENO

Betul, Yang Mulia.

Silakan Saudara mau menerangkan soal apa?

Pada TPS Patih Galung, Yang Mulia.

Iyo.

Ada perbedaan jumlah mata pilih pada DPT.

Mata pilih itu artinya pemilih?

Ya.

Terus apa lagi? Perbedaannya (…)

Jumlah (…)

Selisih 19, betul?

(42)

Ya, terus?

Selisih 19 ini terjadi karena salah persepsi dari PPS bahwa pemilih yang pindah memilih ke PPS lain atau ke kelurahan lain dibuang dari PPD.

Oh karena dibuang itu?

Karena dibuang pilihannya 19, dengan rincian 5 orang atas nama keluarga Bapak M. Zulfan yang juga mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Prabumulih, dan sisanya memilih di TPS khusus Lapas Kota Prabumulih.

Jadi yang khusus dan yang memilih di tempat lain itu seluruhnya 19?

19, Yang Mulia.

Oke, apa lagi?

Dan masalah ini sama sekali tidak memengaruhi perolehan suara masing-masing calon, Yang Mulia.

(43)

Cukup, Yang Mulia.

Terima kasih, Pak Amar Supeno. Sekarang Saudara Ahmad Priyadi. Pakai miknya juga boleh, dibawa!

342. SAKSI DARI TERMOHON: AHMAD APRIYADI

Ya, Yang Mulia.

Silakan, Saudara ketua PPS Kelurahan Gunung Ibul?

Ya, Yang Mulia.

Silakan Saudara mau menerangkan apa? Pertama soal C1-KWK itu di TPS 26 itu, gimana?

Di TPS 26 memang benar yang surat suara tidak terpakai tertulis 77, kemudian kami coret 67.

Kenapa dicoret?

Karena surat suara yang terpakai (…)

Bagaimana? Ini kan supaya dapat dipastikan dari 77 Saudara coret menjadi 67 itu kenapa, gitu lho? Di TPS 26 itu. Kenapa? Jangan tolah-toleh, kalau lupa bilang saja lupa, kalau ... Anda ketua PPS?

(44)

Ya, ketua PPS (suara tidak terdengar jelas), Yang Mulia.

DPT-nya berapa di PPS itu? Wah, saya enggak ngerti lagi ini. Enggak ingat?

Lupa, Yang Mulia.

Oke. Sekarang kalau sudah lupa enggak apa-apa. Saudara mengubah itu atas perintah siapa? Mengubah dari 77 menjadi 67 itu.

Perintah saya sendiri, Yang Mulia.

Nah, kenapa Saudara mengubah?

Jumlah DPT dikurangi yang menggunakan hak suara hasilnya tidak (suara tidak terdengar jelas) gitu, Yang Mulia.

Oh, jumlah DPT dikurangi yang menggunakan sama dengan?

Surat suara yang tidak terpakai, Yang Mulia.

Surat suara yang tidak terpakai. Seluruhnya berapa? Ini kan dicoret menjadi 67 pada saat rekapitulasi di PPS dan disaksikan oleh Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1, Saksi Pasangan Calon Nomor Urut

(45)

3, Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 5, dan PPL, diparaf oleh KPPS Saudara sendiri. Ya, kan?

Yang Mulia, ini diparaf oleh Ketua KPPS TPS 26, Yang Mulia.

Oh, KPPS TPS 26?

Ya.

Saudara kan PPS?

Ya, PPS.

Dan pada model D2-KWK KPU tidak berisi keberatan saksi pasangan calon. Artinya Saudara mencoret itu menjadi 67 itu, Saudara enggak ingat, tapi ketika itu ada saksi pasangan calon dan saksi pasangan calon yang menyaksikan tidak keberatan. Gitu saja?

Ya, benar.

Tapi mengapanya Saudara lupa. Gitu, ya?

Ya, benar.

(46)

370. HAKIM ANGGOTA: HARJONO

Tanya ini, Pak. Waktu mengganti itu hanya dilihat, dicoret saja, atau dihitung lagi surat suara?

Dihitung lagi apa langsung diganti? Dihitung DPT, dikurangi yang menggunakan, dan seterusnya.

Ya, dihitung, Yang Mulia.

Surat suaranya juga dihitung?

Tidak, Yang Mulia.

Tidak.

Oke, sudah?

Cukup, Yang Mulia.

Sekarang berikutnya lagi. Ini Model C1-KWK TPS 18, apa yang Saudara ingin terangkan?

(47)

Kesalahan penjumlahan lagi?

Ya.

Yang salah berapa menjadi berapa?

Laki-laki 86 menjadi 88, perempuan 83 menjadi 87.

Sehingga jumlahnya?

169 menjadi 175.

86 sama 88, oke. Jumlahnya berapa itu? Cukup?

Cukup, Yang Mulia.

Sekarang soal berikutnya D1-KWK KPU. Seharusnya 12.175 selisih dua pemilih, gimana itu? Mohon dijelaskan.

Jadi, Yang Mulia. Di TPS 22 terjadi kesalahan di pada saat DPT TPS 22 berkurang di laki-laki=1, perempuan=1.

(48)

Sehingga ada selisih 2 suara.

Terus Saudara betulkan?

Ya, saya betulkan di PPK.

Dari 12.173 menjadi 12.175?

12.175.

Oke. Ada saksi waktu Saudara mengubah ini, membetulkan ini?

Ada, Yang Mulia.

Ada yang keberatan?

Tidak ada, Yang Mulia.

Berikutnya, sekarang TPS 23, silakan. Ada persoalan apa itu?

Di TPS 23 dari DPT laki-laki dikurang ... yang jumlah menggunakan hak pilih tertulis 59.

(49)

Terus?

Seharusnya 61 dan perempuan 59, seharusnya 57.

Oh, gitu. Terus berikutnya lagi, pertanyaan terakhir ini. Apakah semua yang telah Saudara ubah di TPS-TPS itu ketika ada di PPS, sama sekali memang tidak ada yang keberatan, atau ada yang keberatan?

Menulis juga tidak ada, protes lisan juga tidak ada.

Benar itu?

Benar.

Oke, terima kasih, Saudara. Sekarang Saudara Effendi.

411. SAKSI DARI TERMOHON: M. EFFENDI

Ya, Yang Mulia.

(50)

Barat.

Barat ya?

Ya, Yang Mulia.

Oh, timur apa barat?

Barat.

Oh, ini salah ini, Saudara Pemohon ini … Termohon. Ini barat ini. Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur.

Benar, Yang Mulia.

Aduh, salah saya ini, saya yang salah. Silakan, lanjutkan.

Terima kasih, Yang Mulia. Di situ ada kesalahan penulisan di DPT, di DPS, eh, di … apa namanya itu … di ini (…)

PPS 1?

(51)

Oke.

Di TPS 2 itu tertulis 137, seharusnya 237.

Hanya murni kesalahan penulisan.

Penulisan, tidak mengurangi hasil perolehan suara setiap kandidat.

Oke.

Dan saksi menandatangani.

Semuanya begitu?

Hanya tiga saksi, Pak.

Hanya tiga saksi yang datang?

Ya, satu, dua, tiga, Pak.

(52)

Tidak datang, Pak.

Oke, cukup atau masih ada lagi?

Cukup.

Oke, Milkondi sekarang. Pak Milkondi ini Ketua PPS Desa Muara Sungai, betul?

439. SAKSI DARI TERMOHON: MILKONDI

Benar, Yang Mulia.

Silakan Saudara mau menerangkan apa?

Terima kasih, Yang Mulia. Jadi pada TPS 2, itu perolehan suara Ibu Hj. Herawati dan pasangan Herwansyah itu salah penulisan, mestinya 42 ditulis 4 itu, Pak.

Ditulis 4.

Tapi untuk jumlah seluruh perolehan suara itu tidak terpengaruh, yaitu 195.

(53)

Ya, Pak.

Oke, berikutnya lagi apa?

Yang kedua itu TPS 4, itu yang menggunakan hak pilih yang menggunakan hak pilih 197 tidak benar, yang tertulis 179 sesuai di D-1-nya Pak, 197.

Oh, ini hanya terbalik-balik menulisnya?

Ya, Pak.

Oke, terus berikutnya lagi TPS D-1-KWK, gimana?

Itu untuk DPT itu tertulis 307, mestinya (…)

371.

Ya, 371.

Yang betul?

(54)

Separuhnya saja enggak ada ini. Cukup ya?

Cukup.

Itu murni kesalahan tulis?

Ya, Yang Mulia.

Ada saksi yang keberatan?

Tidak ada.

Tidak ada. Cukup?

Cukup.

Oke, sekarang Ramedin.

465. SAKSI DARI TERMOHON: RAMEDIN

Ya, Yang Mulia.

(55)

Pada saat kami melakukan rekapitulasi di Kecamatan Prabumulih Timur, pada dasarnya tidak ada saksi yang berkeberatan atas hasil rekapitulasi yang dilaksanakan di Kecamatan Prabumulih Timur.

Oke.

Namun mereka dalam hal ini Saksi Nomor 1.

Ya.

Membuat surat keberatan … pernyataan keberatan dikarenakan mereka mempersoalkan hasil rekapitulasi yang ada di bawah. Namun rekapitulasi yang ada di bawah itu dalam hal ini TPS dan PPS. Tidak ada yang melakukan keberatan.

Ya, jadi dia melakukan keberatan di tingkat PPK, tapi yang di soal itu adalah penghitungan di bawah PPK?

Benar, Yang Mulia.

Oke, menurut Anda penghitungan yang di bawah PPK tidak ada yang keberatan sama sekali.

(56)

Oke, ada lagi yang ingin Saudara terangkan?

Pada model DA-1.

KWK.

KWK, itu memang betul terjadi selisih antara jumlah pemilih dengan suara sah dan tidak sah.

Ya.

Namun ini tidak merubah daripada jumlah DPT.

Tidak merubah jumlah DPT?

Tidak merubah jumlah DPT.

Perolehan suara bagaimana?

Dalam hal perolehan suara, ini tidak terjadi perubahan.

(57)

Sama saja.

Oke. Ada lagi, cukup?

Cukup.

Terima kasih, Saudara Ramedin.

Ya, terima kasih, Pak.

Terakhir, Saudara Didi Parmansyah.

493. SAKSI DARI TERMOHON: DIDI PARMANSYAH

Ya, Yang Mulia.

Silakan. Saudara ini Ketua PPS Kemang, ya?

Ya, Yang Mulia, Kemang Tanduk.

Kemang Tanduk, ya. Oke, silakan.

Terjadi penulisan … kesalahan penulisan pada kolom jumlah tertulis pada TPS 1.

(58)

Ya.

Jadi, surat suara sah tertulis pada TPS 1=911, seharusnya itu jumlah.

Seharusnya jumlah?

Ya.

Kalau ini 478 ini?

Benar, Yang Mulia.

Benar.

Ya. Jadi (…)

Tertulis 478, yang benar 418?

Yang benar 478.

(59)

Ya.

Jadi, tidak benar tertulis 14 itu?

Tidak benar.

Jadi, yang benar justru 478?

Ya, benar, Yang Mulia.

Ini susunan kata-katanya harus saya belajar lagi ini. Apa lagi selain itu? Soal 911 sudah tadi, apa lagi? TPS berapa sekarang? TPS 1 sudah selesai?

Sudah, Yang Mulia.

Sekarang TPS berapa lagi?

Cukup?

(60)

Oke. Terima kasih atas keterangannya Saudara Didi. Sekarang saya lanjutkan ke Saksi dari Nomor 24 sudah, ya? Sekarang Nomor 25. Dari Nomor 25 yang pertama adalah Saudara Hidayatillah, S.E. Ada Pak Hidayatillah? Silakan Saudara berdiri, enggak kelihatan dari sini, Pak, ya. Silakan, Bapak mau menerangkan soal apa?

521. SAKSI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013: HIDAYATILLAH

Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb.

Ini hanya ada lima poin, ya? Poin pertama, diurut saja.

Baiklah, Yang Mulia. Saya Hidayatillah, S.E. adalah calon dari Kandidat Nomor Urut 6.

Oh, kok jadi saksi?

Saya hanya akan memberikan kesaksian.

Kepada calon nomor urut?

Kepada nomor yang … apa namanya … Nomor 25 ini, Pak.

(61)

Saksi saya, Pak.

Oh, saksi?

Ya. Saya … yang akan saya jelaskan kesaksian saya (…)

Kepada Nomor 25?

Ya.

Tapi Anda bukan Pemohonnya?

Bukan.

Oke. Silakan mau menerangkan apa?

Sebenarnya Nomor 1, Nomor 2, Nomor 3, Nomor 4, Nomor 5 ini adalah satu ini, Pak.

(62)

Pada formulir model DB-1-KWK.KPU bahwa Pasangan Calon atau Kandidat Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih yang diserahkan atau diterima oleh Termohon sebagai formulir persyaratan calon tidak ditandatangani oleh Ketua DPD Golkar Kota Prabumulih.

Oke.

Namun, ditandatangani oleh Wakil Ketua DPD Golkar Prabumulih.

Oke.

Terima kasih, Pak.

Satu (…)

Itu intinya, Pak.

Intinya, ya? Oke. Terima kasih, Pak. Ini … apa namanya … calon tidak ditandatangani ketua, tapi wakilnya. Oke, wakil pengusung.

Sekarang H. M. Muharrom Memed. Silakan, Pak.

547. SAKSI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 25/PHPU.D-XI/2013: HM. MUHARROM MEMED, JR

(63)

Ini Bapak ini Ketua Tim Kampanye Koalisi Kerakyatan Hanan Hartono?

Betul, Yang Mulia.

Mau menerangkan soal apa?

Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr. wb., Yang Mulia.

Waalaikumsalam wr. wb.

Saya bersaksi karena ada pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon.

Ndak usah menilai.

Ya.