• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN

1433 H (2012 M)

UNTUK

KABUPATEN KEBUMEN

PROPINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

Muh. Ma’rufin Sudibyo

Disampaikan Kepada yang Terhormat :

Kepala Kementerian Agama Kantor Kabupaten Kebumen

dan

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

1. Daftar Isi ... 1

2. Pedoman Penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) ... 2

3. Geografi Kabupaten Kebumen ... 3

4. Pemilihan Markaz (Titik Acuan Perhitungan) ... 5

5. Perhitungan Ihtiyaath Kabupaten Kebumen ... 6

6. Awal Ramadhan dan Idul Fitri 1433 H ... 7

7. Beda Waktu Imsakiyah Ramadhan antara Kabupaten Kebumen dengan Markaz Semarang ... 8

8. Usulan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen ... 12

9. Posisi Hilaal untuk Penentuan 1 Ramadhan 1433 H... 13

(3)

PEDOMAN PENYUSUNAN

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen disusun dengan cara yang sama dengan penyusunan jadwal shalat reguler untuk bulan–bulan Hijriyyah lainnya, yakni menggunakan sudut Matahari dan ketentuan yang disepakati untuk penyusunan jadwal shalat oleh Kementerian Agama

RI1. Yang sedikit membedakan adalah bahwa Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) ini

memperhitungkan ihtiyaath yang lebih teliti sesuai dengan kondisi geografis Kabupaten Kebumen serta tetap mempertimbangkan ketentuan dasar bulan suci Ramadhan dimana disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan waktu sahur. Konsepsi ihtiyaath bagi Kabupaten Kebumen dapat dilihat di bagian selanjutnya dari tulisan ini2.

Sehingga sudut–sudut Matahari dan ketentuan dalam penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen ini adalah sebagai berikut (tanpa menyertakan waktu Dhuha dan Rasydul Qiblat):

1. Awal Imsak : awal Shubuh di markaz dikurangi 10 menit

Waktu Imsak Kabupaten Kebumen : waktu Imsak di markaz ditambah ihtiyaath

2. Sudut Shubuh : saat tinggi pusat cakram Matahari 20o di bawah horizon

Timur

Waktu Shubuh Kabupaten Kebumen : waktu Shubuh di markaz ditambah ihtiyaath

3. Sudut Terbit Matahari : saat tinggi pusat cakram Matahari 0,9o di bawah horizon

Timur (sesuai dengan elevasi markaz)

Waktu Terbit Kabupaten Kebumen : waktu Terbit Matahari di markaz dikurangi ihtiyaath

4. Sudut ‘Ashar : saat panjang bayang–bayang sebuah benda yang tersinari

cahaya Matahari tepat sama dengan panjang bendanya Waktu ‘Ashar Kabupaten Kebumen : waktu ‘Ashar di markaz ditambah ihtiyaath

5. Sudut Terbenam Matahari : saat tinggi pusat cakram Matahari 0,9o di bawah horizon

Barat (sesuai dengan elevasi markaz)

Waktu Maghrib Kabupaten Kebumen : waktu Maghrib di markaz ditambah ihtiyaath

6. Sudut Isya’ : saat tinggi pusat cakram Matahari 18o di bawah horizon

Barat

Waktu Isya’ Kabupaten Kebumen : waktu Isya’ di markaz ditambah ihtiyaath

Penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen menggunakan nilai deklinasi dan perata waktu (equation of time) Matahari di jam 12:00 WIB pada tanggal yang diperhitungkan. Deklinasi dan perata waktu Matahari tersebut diperoleh dari algoritma Jean Meeus3. Waktu–waktu shalat yang diperoleh kemudian diperbandingkan dengan menggunakan perangkat lunak (software) Starry Night Backyard versi 4.0.5. Perangkat lunak tersebut dipilih karena selain merupakan perangkat lunak standar astronomi modern, juga bisa menyimulasikan dan memvisualkan kondisi langit berdasarkan masukan (input) waktu yang dikehendaki penggunanya, disamping bahwa perangkat lunak tersebut telah menggunakan algoritma Jean Meeus yang telah dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk algoritma ELP (Ephemerides Lunairre Parisienne) versi 2000/82 untuk teori gerak Matahari dan Bulan. Galat (error) posisi Bulan dan Matahari berdasarkan algoritma tersebut, bila dibandingkan dengan posisi sebenarnya menurut pengamatan, hanyalah bernilai 10” (0,0027°) saja. Dalam pengamatan event–event khusus seperti Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009, Gerhana Bulan Sebagian 1 Januari 2010, Gerhana Matahari Sebagian 15 Januari 2010, Gerhana Bulan Sebagian 26 Juni 2010, Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011, Gerhana Bulan Total 10 Desember 2011, Gerhana Bulan Sebagian 4 Juni 2012 dan Transit Venus 6 Juni 2012 menunjukkan perangkat lunak ini memiliki ketelitian sangat tinggi sehingga antara yang diprediksikan dengan kejadian sesungguhnya adalah tepat sama.

Perbandingan dengan perangkat lunak Starry Night Backyard khususnya ditujukan untuk memastikan apakah Matahari sudah tepat terbit di waktu Terbit Matahari, apakah Matahari sudah tepat bergeser dari meridian markaz (tepat tergelincir) di waktu Dhuhur dan apakah Matahari sudah tepat terbenam di waktu Maghrib. Perbandingan tersebut dititikberatkan di dua lokasi, yakni di markaz dan di wilayah sebelah baratnya.

1

Lihat Muhyidin (2004), Kementerian Agama RI (2007) serta hasil Temu Kerja Hisab Rukyat Nasional 2010 di Semarang, 24– 25 Februari 2010.

2

Lihat pada halaman 9 : Perhitungan Ihtiyaath Kabupaten Kebumen. 3

(4)

GEOGRAFI KABUPATEN KEBUMEN

Gambar 1

Peta administratif Kabupaten Kebumen

Sumber : Bappeda Kebumen, 2008.

Kabupaten Kebumen adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah bagian selatan yang berbataskan Samudera Hindia di selatan, Kabupaten Banjarnegara di utara, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap di barat serta Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo di timur. Luas

wilayahnya 1.281,115 km2 yang secara administratif terbagi ke dalam 26 kecamatan dengan

membawahkan 449 desa dan 11 kelurahan serta 1.930 Rukun Warga (RW) dan 7.027 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduknya pada tahun 2008 adalah 1.212.809 jiwa dengan kepadatan penduduk rata–rata

947 jiwa/km2. Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat dengan kepadatan penduduk 2.867

jiwa/km2 sementara Kecamatan Sadang adalah yang terjarang, yakni dengan kepadatan penduduk 351

jiwa/km2. Beberapa kota kecamatan yang menonjol adalah kecamatan Kebumen (sebagai ibukota

kabupaten), Prembun, Kutowinangun, Karanganyar, Gombong (sebagai jalur transportasi dan perdagangan) serta Alian, Ayah dan Sempor (sebagai daerah wisata)4.

Gambar 2

Lokasi titik terbarat Kabupaten Kebumen di Desa Candirenggo, Kec. Ayah (tanda panah), pada koordinat 7° 41’ 12” LS 109° 22’ 47” BT.

4

(5)

Sumber : Google Maps, 2012.

Secara astronomis Kabupaten Kebumen terletak di antara garis lintang 7° 27’ LS hingga 7° 50’ LS dan garis bujur 109° 22’ BT hingga 109° 50’ BT. Pengecekan lebih teliti menggunakan perangkat lunak Google Earth yang diverifikasi dengan peta administratif menunjukkan titik paling barat memiliki koordinat 7° 41’ 12” LS 109° 22’ 47” BT yang berada di kelokan (meander) Kali Bringin Desa Candirejo (Kecamatan Ayah) berbatasan dengan Kabupaten Cilacap. Sementara titik paling timur memiliki koordinat 7° 47’ 33” LS 109° 50’ 03” BT yang berada di kelokan Kali Gebang kecil Desa Rowo (Kecamatan Mirit) berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sedangkan titik paling utara memiliki koordinat 7° 26’ 23” LS 109° 45’ 13” BT yang berada di Desa Kedunggong (Kecamatan Sadang) berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. Dan titik paling selatan memiliki koordinat 7° 49’ 45” LS 109° 48’ 58” BT yang berada di gumuk pasir muara Kali Wawar di Desa Wiromartan (Kecamatan Mirit) berbatasan dengan Samudera Hindia. Dalam perhitungan jadwal imsakiyah Ramadhan, titik yang perlu diperhitungkan adalah titik paling barat dan titik paling timur.

Gambar 3

Lokasi titik tertimur Kabupaten Kebumen di Desa Rowo, Kec. Mirit (tanda panah), pada koordinat 7° 47’ 33” LS 109° 50’ 03” BT.

Sumber : Google Maps, 2012.

Secara geografis sebagian besar Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah aluvial sangat landai dengan kemiringan 0–8 % (meliputi Kecamatan Gombong, Puring, Kuwaasan, Karanganyar, Adimulyo, Petanahan, Sruweng, Klirong, Kebumen, Buluspesantren, Kutowinangun. Ambal, Bonorowo dan Mirit). Sementara sebagian lainnya merupakan dataran tinggi yang terbagi dalam dua satuan: satuan Pegunungan Karangbolong (meliputi Kecamatan Ayah dan Buayan) serta satuan Pegunungan Serayu Selatan (meliputi Kecamatan Rowokele, Sempor, Karanggayam, Pejagoan, Karangsambung, Sadang, Alian, Poncowarno dan Padureso)5. Kedua pegunungan tersebut merupakan pegunungan tua (berumur lebih dari 20 juta tahun) sehingga sudah tererosi.

5

(6)

Gambar 4

Peta topografi Kabupaten Kebumen.

Sumber : Google Maps, 2010.

Analisis topografi memanfaatkan peta kontur elevasi dalam laman (situs) Google Maps6

memperlihatkan satu lokasi di Pegunungan Karangbolong menjadi titik paling tinggi, demikian pula di Pegunungan Serayu Selatan. Puncak bukit dengan elevasi ± 260 meter dpl (dari permukaan laut) terdeteksi pada koordinat 7° 45’ LS 109° 28’ BT di Pegunungan Karangbolong, yakni di batas desa Kalipoh dan Arjosari (kecamatan Ayah). Sementara puncak bukit berelevasi ± 640 meter dpl terdeteksi pada koordinat 7°32’ LS 109° 28’ BT di Pegunungan Serayu Selatan, pada batas desa Watuagung dan Wonoharjo di sebelah barat Waduk Sempor (kecamatan Rowokele). Meski demikian lokasi pemukiman penduduk di kedua pegunungan ini tidaklah berada di puncak–puncak tersebut, melainkan berada pada lembah di antara perbukitan maupun di lereng/kaki bukit. Uji petik pada di desa Sampang (kecamatan Rowokele) menunjukkan pemukiman penduduk tertinggi berada di sekitar kontur elevasi ± 400 meter dpl.

Gambar 5

Peta kontur elevasi Pegunungan Karangbolong dan lokasi puncak tertingginya.

Sumber : Google Maps, 2010.

6

(7)

Gambar 6

Peta kontur elevasi Pegunungan Serayu Selatan dan lokasi puncak tertingginya.

Sumber : Google Maps, 2010.

Dengan realitas bahwa Kabupaten Kebumen terletak di antara garis bujur 109° 23’ 00” BT dan 109° 50’ 16” BT serta memiliki pemukiman mulai dari elevasi 0 meter dpl hingga 400 meter dpl, maka penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) untuk Kabupaten Kebumen harus memperhatikan kekhasan tersebut.

PEMILIHAN MARKAZ (TITIK ACUAN PERHITUNGAN)

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) Kabupaten Kebumen disusun menggunakan koordinat markaz (titik acuan perhitungan) : 7o 40’ 08” LS 109o 39’ 02” BT pada elevasi 21 m dari permukaan laut, yang jika dibulatkan menjadi 7o 40’ LS 109o 39’ BT. Secara fisik lokasi markaz adalah

Masjid Agung Kauman Kebumen, yang beralamatkan di Jalan Pahlawan (sebelah barat alun–alun Kebumen). Koordinat markaz diukur secara teliti dengan menggunakan instrumen GPS receiver Etrex Vista Cx yang dilaksanakan pada 24 Mei 2008 pukul 18:53 WIB. Dengan demikian nilai kerendahan ufuk di markaz adalah 0° 08’ sehingga tinggi Matahari saat terbit dan terbenam di markaz adalah 0° 58’ atau setara dengan 0,9°.

Alasan pemilihan Masjid Agung Kebumen sebagai markaz adalah :

1. Berada di dalam pusat kota Kebumen yang merupakan ibukota Kabupaten Kebumen.

2. Merupakan Masjid Jami’ tingkat Kabupaten dan salah satu landmark (penanda kota) yang

mengandung ciri khas peradaban Islam.

3. Tidak jauh dari lokasi titik tengah Kabupaten Kebumen, sehingga tidak memiliki selisih praktis dalam waktu istiwa’.

Titik tengah Kabupaten Kebumen berada pada koordinat 7o 38’ 09” LS 109o 36’ 25” BT yang secara fisik terletak di Desa Tanggeran (kecamatan Sruweng). Jarak dengan Masjid Agung Kebumen adalah 5,55 km dan selisih meridiannya adalah 0o 02’ 37” yang setara dengan jarak meridian 4,625 km. Konversi jarak meridian ke selisih waktu istiwa’ menunjukkan waktu istiwa’ di Masjid Agung

Kebumen adalah 60 75 , 27 625 ,

4 x = 10 detik lebih awal dibanding waktu istiwa’ titik tengah

Kabupaten Kebumen. Selisih waktu istiwa’ 10 detik bisa dibulatkan menjadi 0 menit sehingga dalam realitasnya tidak ada perbedaan markaz antara Masjid Agung Kebumen dengan markaz titik tengah Kabupaten Kebumen.

(8)

Gambar 7

Lokasi titik tengah Kabupaten Kebumen dan Masjid Agung Kebumen berdasarkan analisis citra satelit. Kedua tempat tersebut berjarak 5,55 km dengan selisih waktu istiwa’ sebesar 10 detik dan dibulatkan menjadi 0 menit.

Sumber : Google Earth, 2010.

PERHITUNGAN IHTIYAATH KABUPATEN KEBUMEN

Menurut definisinya, ihtiyaath adalah langkah pengamanan atau koreksi dalam perhitungan waktu shalat dengan menambahkan atau mengurangkan hasil perhitungan terhadap sebuah nilai, dengan tujuan untuk7 :

1. Agar hasil perhitungan dapat mencakup daerah–daerah di sekitarnya terutama yang berada di sebelah baratnya.

2. Menjadikan pembulatan pada satuan terkecil dalam menit waktu, sehingga penggunaannya menjadi lebih mudah.

3. Untuk memberikan koreksi atas kesalahan dalam perhitungan, agar menambahkan keyakinan bahwa waktu shalat benar–benar sudah masuk sehingga ibadah shalat itu benar–benar dilaksanakan pada waktunya.

Aplikasinya dalam penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M) bagi Kabupaten Kebumen adalah :

1. Agar hasil perhitungan waktu shalat di markaz bisa diberlakukan di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen tanpa terkecuali, baik secara horizontal yakni mulai dari titik paling barat hingga titik paling timur maupun secara vertikal yakni dari lokasi pemukiman dengan elevasi terendah hingga lokasi pemukiman dengan elevasi tertinggi.

2. Agar hasil perhitungan waktu shalat tersebut terhindar dari waktu–waktu yang telah dinyatakan terlarang untuk melaksanakan ibadah shalat, yakni pada saat Matahari terbit, pada saat Matahari tergelincir (melintasi meridian setempat) dan pada saat Matahari terbenam di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen.

3. Agar hasil perhitungan tetap mematuhi kaidah menyegerakan waktu berbuka puasa dan mengakhirkan waktu sahur.

Dengan demikian perhitungan nilai ihtiyaath Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut : 1. Ihtiyaath meridian (ihtiyaath horizontal)

Prinsip perhitungan ihtiyaath meridian adalah selisih antara titik terbarat dengan titik tertimur yang dikonversi menjadi satuan menit waktu dengan ketentuan bahwa selisih 1° meridian setara dengan selisih waktu 4 menit.

i = [Ltertimur–Lterbarat] x 4

Ltertimur = 109o 50’ 03” BT = + 109o 50’ 03”

Lterbarat = 109o 22’ 47” BT = + 109o 22’ 47”

i =

[

109o 50'03”−109o 22'47”

]

x 4 = 1,8 menit (1 menit 49 detik) 2. Ihtiyaath elevasi (ihtiyaath vertikal)

Prinsip perhitungan ihtiyaath meridian adalah selisih kerendahan ufuk antara markaz dengan lokasi pemukiman tertinggi yang dikonversi menjadi satuan menit waktu dengan ketentuan bahwa selisih

7

(9)

tinggi 1° setara dengan selisih waktu 4 menit. Meski uji petik menunjukkan bahwa elevasi pemukiman tertinggi di Kabupaten Kebumen berada di sekitar kontur elevasi 400 meter dpl, untuk lebih memberikan keamanan maka ditetapkan elevasi pemukiman tertinggi adalah 450 meter dpl.

i = 0,0293 x [ elevasitertinggi − elevasimarkaz ] x 4

elevasi tertinggi = 450 meter dpl elevasi markaz = 21 meter dpl

i = 0,0293 x [ 450− 21] x 4 = 1,95 menit (1 menit 57 detik)

Dari kedua nilai ihtiyaath tersebut, yang dipilih adalah yang nilainya terbesar, yakni ihtiyaath elevasi yang besarnya 1,95 menit. Nilai ini kemudian dibulatkan ke satuan menit yang terdekat, sehingga menjadi 2 menit. Maka ihtiyaath di Kabupaten Kebumen adalah 2 menit. Sehingga aplikasinya :

a. Waktu Imsak Kabupaten Kebumen : waktu Imsak di markaz ditambah 2 menit

b. Waktu Shubuh Kabupaten Kebumen : waktu Shubuh di markaz ditambah 2 menit

c. Waktu Terbit Kabupaten Kebumen : waktu Terbit Matahari di markaz dikurangi 2 menit

d. Waktu ‘Ashar Kabupaten Kebumen : waktu ‘Ashar di markaz ditambah 2 menit

e. Waktu Maghrib Kabupaten Kebumen : waktu Maghrib di markaz ditambah 2 menit

f. Waktu Isya’ Kabupaten Kebumen : waktu Isya’ di markaz ditambah 2 menit

AWAL RAMADHAN DAN IDUL FITRI 1433 H

Berdasarkan keputusan cendekiawan falak se–Indonesia dari berbagai latar belakang ormas Islam dalam pertemuan Cisarua 2011, keputusan penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha di Indonesia terletak di tangan Menteri Agama berdasarkan hasil keputusan sidang itsbat Kementerian Agama RI. Bahan–bahan untuk sidang itsbat, selain hasil rukyatul hilaal dari berbagai titik di Indonesia, juga mengandalkan data–data hisab dari berbagai sistem hisab. Khusus bagi sistem hisab kontemporer, berlaku kriteria Imkanur Rukyat revisi sebagai hasil pertemuan Cisaruan 2011, dimana tanggal 1 bulan Hijriyyah telah terjadi jika hasil hisab kontemporer pada markaz Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) memenuhi salah satu dari dua syarat berikut : a). tinggi mar’i Bulan minimal 2o dan umur Bulan minimal 8 jam (setelah ijtima’), b). tinggi mar’i Bulan minimal 2o dan jarak sudut (elongasi) Bulan dengan Matahari minimal 3o. Namun demikian tidak semua ormas Islam di Indonesia menyepakati kriteria tersebut.

Konsekuensinya terlihat dalam perhitungan awal Ramadhan 1433 H. Meski tetap harus menanti keputusan sidang itsbat, namun dapat diperkirakan bahwa berdasarkan sistem hisab kontemporer, pada hari Kamis 19 Juli 2012 waktu maghrib, posisi Bulan belum memenuhi kriteria Imkanur Rukyat revisi bagi seluruh titik di Indonesia sehingga berpotensi terjadi istikmal pada bulan Sya’ban 1433 H. Namun sebaliknya Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari, juga bagi seluruh titik di Indonesia, sehingga syarat kriteria wujudul hilal terpenuhi. Dengan demikian terjadi potensi perbedaan awal Ramadhan 1433 H, dimana menurut kriteria wujudul hilal 1 Ramadhan bertepatan dengan Jumat 20 Juli 2012, sementara bagi kriteria Imkanur Rukyat bertepatan dengan Sabtu 21 Juli 2012. Sebaliknya dalam perhitungan Idul Fitri 1433 H, tidak ada perbedaan baik antara kriteria wujudul hilal maupun Imkanur Rukyat revisi.

Potensi perbedaan awal Ramadhan 1433 H harus diantisipasi dalam penyusunan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H Kabupaten Kebumen. Dalam situasi ini, praktik yang umum digunakan di kalangan cendekiawan falak adalah menyusun jadwal imsakiyah untuk 30 hari disertai catatan potensi perbedaan awal Ramadhan 1433 H dan kolom tanggal Hijriyyah/tanggal Ramadhan digantikan dengan kolom Nomor.

BEDA WAKTU IMSAKIYAH RAMADHAN ANTARA KABUPATEN KEBUMEN

DAN MARKAZ SEMARANG

Selama ini terdapat persepsi waktu shalat Kabupaten Kebumen, demikian pula waktu Imsakiyah Ramadhan – nya, dapat dihitung dari markaz lain di luar wilayah Kabupaten Kebumen dan yang lebih populer, misalnya markaz Semarang (ibukota Propinsi Jawa Tengah). Dari markaz tersebut, hasil perhitungan kemudian dipindahkan ke Kabupaten Kebumen dengan prinsip koreksi waktu daerah (Kwd), yakni dengan mencari selisih garis bujur markaz Semarang dengan markaz Kebumen untuk kemudian dikonversikan menjadi selisih waktu dengan prinsip : selisih 1° bujur setara dengan 4 menit waktu.

(10)

Perhitungan di markaz Semarang menggunakan koordinat 6° 58’ LS 110° 26’ BT dengan elevasi 100 meter dpl dan ihtiyaath 2 menit. Dengan markaz Kebumen terletak pada koordinat 7° 40’ LS 109° 39’ BT, maka selisih garis bujurnya adalah (110° 26’ – 109° 39’) = 188 detik atau 3,13 menit, yang dibulatkan menjadi 3 menit. Karena markaz Kebumen berada di sebelah barat markaz Semarang, maka diambil asumsi waktu shalat dan Imsakiyah Ramadhan untuk Kabupaten Kebumen adalah sama dengan waktu shalat dan Imsakiyah Ramadhan Semarang ditambah dengan 3 menit.

Faktanya tidak demikian. Waktu shalat Kebumen dan Semarang tepat berselisih 3 menit hanya untuk awal waktu Dhuhur, sebab awal waktu Dhuhur memang hanya ditentukan oleh garis bujur lokasi. Sementara waktu shalat yang lainnya ditentukan tidak hanya oleh nilai garis bujur, melainkan juga garis lintang dan elevasi markaz (khususnya untuk waktu Maghrib). Dengan demikian, di luar awal waktu Dhuhur, maka waktu shalat dan Imsakiyah Kebumen dengan Semarang secara hakiki selisihnya bukan 3 menit. Hal tersebut terlihat misalnya pada awal waktu Shubuh, dimana antara Kabupaten Kebumen dengan markaz Semarang selisih waktunya bervariasi antara 97 detik (dibulatkan menjadi 1,5 menit) pada awal Januari dan akhir Desember hingga 258 detik (dibulatkan menjadi 4 menit) pada pertengahan Juli. Demikian halnya awal waktu Maghrib, dimana selisih bervariasi antara 68 detik (dibulatkan menjadi 1 menit) pada pertengahan Juli hingga 217 detik (dibulatkan menjadi 3,5 menit) pada pertengahan awal januari dan akhir Desember.

Gambar 6

Kurva selisih awal waktu Shubuh Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang tahun Miladiyah (Masehi). Nampak selisihnya selalu konstan (3 menit).

Sumber : Sudibyo, 2012.

Gambar 7

Kurva selisih awal waktu Shubuh Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang tahun Miladiyah (Masehi). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 97 detik (1,5 menit) hingga 258 detik (4 menit).

(11)

Gambar 8

Kurva selisih awal waktu Maghrib Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang tahun Miladiyah (Masehi). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 68 detik (1 menit) hingga 217 detik (3,5 menit).

Sumber : Sudibyo, 2012.

Hal serupa juga berlaku pada waktu Imsakiyah Ramadhan 1433 H (2012 M). Bagi Kabupaten Kebumen, awal waktu Shubuhnya terhadap markaz Semarang sepanjang bulan suci Ramadhan memiliki selisih yang bervariasi nilainya antara 250 detik (dibulatkan menjadi 4 menit) pada awal bulan hingga 225 detik (dibulatkan menjadi 3,5 menit) pada akhir bulan. Demikian halnya untuk awal waktu Maghrib. Terhadap markaz Semarang, selisihnya bervariasi nilainya antara 75 detik (dibulatkan menjadi 1 menit) pada awal bulan hingga 110 detik (dibulatkan menjadi 1,5 menit) pada akhir bulan. Jika jadwal Imsakiyah Ramadhan dengan markaz Semarang diimplementasikan dengan selisih waktu 3 menit diterapkan secara

homogen, terjadi pelanggaran dalam kaidah mengakhirkan waktu sahur untuk awal Shubuh dan

menyegerakan berbuka puasa untuk awal Maghrib.

Gambar 9

Kurva selisih awal waktu Shubuh Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang bulan Ramadhan 1433 H (2012 M). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 250 detik di awal bulan hingga 225 di akhir

bulan.

(12)

Gambar 10

Kurva selisih awal waktu Maghrib Kabupaten Kebumen terhadap markaz Semarang sepanjang bulan Ramadhan 1433 H (2012 M). Nampak selisihnya tidak konstan, melainkan bervariasi antara 75 detik di awal bulan hingga 110 detik di akhir

bulan.

Sumber : Sudibyo, 2012.

Dengan demikian amat perlu bagi Kabupaten Kebumen untuk memiliki waktu Imsakiyah tersendiri yang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menjamin warga Kabupaten Kebumen memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan setiap harinya pada kondisi yang tepat sesuai dengan posisi Matahari untuk Kabupaten Kebumen, bukan sebagai hasil interpolasi (penta’dilan) dari waktu Imsakiyah Ramadhan pada markaz di derah lain.

(13)

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H (2012 M)

UNTUK WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN

PROPINSI JAWA TENGAH

No Hari Tanggal Miladiyah Imsak Shubuh Terbit Dhuhur ‘Ashar Maghrib Isya’

1 Jumat 20 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 43 18 : 56 2 Sabtu 21 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 43 18 : 56 3 Minggu 22 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 43 18 : 56 4 Senin 23 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 43 18 : 56 5 Selasa 24 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 6 Rabu 25 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 7 Kamis 26 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 8 Jumat 27 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 53 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 9 Sabtu 28 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 52 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 10 Minggu 29 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 52 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 11 Senin 30 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 52 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 12 Selasa 31 Juli 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 52 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 13 Rabu 1 Agustus 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 52 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 14 Kamis 2 Agustus 2012 04 : 26 04 : 36 05 : 51 11 : 50 15 : 12 17 : 44 18 : 56 15 Jumat 3 Agustus 2012 04 : 25 04 : 35 05 : 51 11 : 50 15 : 12 17 : 45 18 : 56 16 Sabtu 4 Agustus 2012 04 : 25 04 : 35 05 : 51 11 : 50 15 : 11 17 : 45 18 : 56 17 Minggu 5 Agustus 2012 04 : 25 04 : 35 05 : 51 11 : 50 15 : 11 17 : 45 18 : 56 18 Senin 6 Agustus 2012 04 : 25 04 : 35 05 : 50 11 : 50 15 : 11 17 : 45 18 : 56 19 Selasa 7 Agustus 2012 04 : 25 04 : 35 05 : 50 11 : 50 15 : 11 17 : 45 18 : 56 20 Rabu 8 Agustus 2012 04 : 25 04 : 35 05 : 50 11 : 50 15 : 11 17 : 45 18 : 56 21 Kamis 9 Agustus 2012 04 : 25 04 : 35 05 : 50 11 : 49 15 : 11 17 : 45 18 : 56 22 Jumat 10 Agustus 2012 04 : 24 04 : 34 05 : 49 11 : 49 15 : 11 17 : 45 18 : 56 23 Sabtu 11 Agustus 2012 04 : 24 04 : 34 05 : 49 11 : 49 15 : 10 17 : 45 18 : 56 24 Minggu 12 Agustus 2012 04 : 24 04 : 34 05 : 49 11 : 49 15 : 10 17 : 45 18 : 56 25 Senin 13 Agustus 2012 04 : 23 04 : 33 05 : 48 11 : 49 15 : 11 17 : 45 18 : 55 26 Selasa 14 Agustus 2012 04 : 23 04 : 33 05 : 48 11 : 48 15 : 11 17 : 45 18 : 55 27 Rabu 15 Agustus 2012 04 : 23 04 : 33 05 : 47 11 : 48 15 : 09 17 : 45 18 : 55 28 Kamis 16 Agustus 2012 04 : 23 04 : 33 05 : 47 11 : 48 15 : 09 17 : 45 18 : 55 29 Jumat 17 Agustus 2012 04 : 22 04 : 32 05 : 47 11 : 48 15 : 09 17 : 45 18 : 55 30 Sabtu 18 Agustus 2012 04 : 22 04 : 32 05 : 46 11 : 48 15 : 09 17 : 45 18 : 55 Catatan :

1. Cocokkan terlebih dahulu jam di masjid /rumah terhadap standar waktu WIB dengan cara : a). mendengarkan radio RRI/BBC Indonesia saat siaran warta berita, b). menghubungi nomor 103 dengan telepon rumah ataupun telepon selular berbasis CDMA dengan SIMCard Flexi.

2. Penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawwal 1433 H menunggu Keputusan Menteri Agama RI berdasarkan

sidang itsbat.

3. Bilamana Menteri Agama memutuskan 1 Ramadhan = Sabtu 21 Juli 2012, maka seluruh kolom nomor 1 dalam jadwal ini dinyatakan tidak berlaku.

4. Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1433 H Kabupaten Kebumen disusun berdasarkan ephemeris standar

Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kementerian Agama, menggunakan algoritma Jean Meeus dipadukan dengan ELP 2000/82 sehingga akurasinya terjamin.

(14)

POSISI HILAAL

UNTUK PENENTUAN 1 RAMADHAN 1433 H

Dihitung Berdasarkan Sistem Ephemeris dengan Algoritma Ephemerides Lunairre Parisienne (ELP) 2000–82 sebagai perbaikan dari algoritma Jean Meeus

Titik acuan (markaz) : Pantai Ayah (Logending), Kec. Ayah Kab. Kebumen

7o 43’ LS 109o 24’ BT elevasi 0 m dari permukaan laut

29 Sya’ban 1433 H : 19 Juli 2012 (berdasarkan kriteria Imkanur Rukyat revisi)

Ijtima’ (konjungsi) : 19 Juli 2012 pukul 11:24 WIB

Matahari terbenam : 19 Juli 2012 pukul 17:37 WIB

Umur Bulan : 6,21 jam

Tinggi Matahari : –1o 14’

Tinggi Hilaal mar’i : 1o 02’ (dari puncak cakram Matahari hingga dasar cakram Bulan)

Azimuth Matahari : 290o 45’

Azimuth Hilaal : 286o 17’

Selisih azimuth Hilaal–Matahari : –4o 28’

Jarak sudut/elongasi : 5o 13’

Fase/iluminasi/nurul hilaal : 0,21 %

Lama Bulan di atas ufuk/mukus : +7 menit

Magnitude visual Bulan : –4,11

Lebar sabit hilaal : 0,06 menit busur

Gambar situasi :

Selisih azimuth

Gambar situasi posisi Bulan dan Matahari pada saat terbenam tanggal 19 Juli 2012 dari Pos Pengamatan Pantai Ayah (Logending) Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen dalam pelaksanaan rukyat penentuan 1

(15)

POSISI HILAAL

UNTUK PENENTUAN 1 SYAWWAL 1433 H

Dihitung Berdasarkan Sistem Ephemeris dengan Algoritma Ephemerides Lunairre Parisienne (ELP) 2000–82 sebagai perbaikan dari algoritma Jean Meeus

Titik acuan (markaz) : Pantai Ayah (Logending), Kec. Ayah Kab. Kebumen

7o 43’ LS 109o 24’ BT elevasi 0 m dari permukaan laut

29 Ramadhan 1433 H : 18 Agustus 2012 (berdasarkan kriteria Imkanur Rukyat revisi)

Ijtima’ (konjungsi) : 17 Agustus 2012 pukul 22:54 WIB

Matahari terbenam : 18 Agustus 2012 pukul 17:39 WIB

Umur Bulan : 18,74 jam

Tinggi Matahari : –1o 16’

Tinggi Hilaal mar’i : 6o 25’(dari puncak cakram Matahari hingga dasar cakram Bulan)

Azimuth Matahari : 282o 50’

Azimuth Hilaal : 275o 46’

Selisih azimuth Hilaal–Matahari : –7o 25’

Jarak sudut/elongasi : 11o 00’

Fase/iluminasi/nurul hilaal : 0,92 %

Lama Bulan di atas ufuk/mukus : +30 menit

Magnitude visual Bulan : –4,71

Lebar sabit hilaal : 0,29 menit busur

Gambar situasi :

Selisih azimuth

Gambar situasi posisi Bulan dan Matahari pada saat terbenam tanggal 18 Agustus 2012 dari Pos Pengamatan Pantai Ayah (Logending) Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen dalam pelaksanaan rukyat

Gambar

Gambar  situasi   :
Gambar  situasi   :

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bapak dan Ibu Dosen STIE Perbanas Surabaya yang dengan ikhlas memberikan ilmu kepada penulis selama proses pembelajaran. Seluruh Civitas Akademika STIE

Bahan yang diperlukan untuk membuat rancangan aplikasi ini dapat berupa data yang digunakan untuk membangun aplikasi bahasa jawa berbasis android yang bisa digunakan

diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/ kebijakan. Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada karyawan oleh pimpinan

Narasumber sekaligus peserta kegiatan ini berasal dari LSM/FORUM PRB terlibat penanggulangan bencana atau pengurangan risiko bencana, termasuk PMI (Palang Merah Indonesia),

Sistem Kontrol Lingkar Terbuka (Open Loop) adalah sistem pengontrolan di mana besaran keluaran tidak memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga variable yang

Kasus Pertanahan yang selanjutnya disebut Kasus adalah sengketa, konflik, atau perkara tanah yang disampaikan kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi dengan Minat Pasien Menebus Kembali Resep Obat di Instalasi Farmasi RSUD