• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Perusahaan manufaktur dan service, selain fokus pada bisnis utamanya, juga harus memperhatikan masalah logistik. Biasanya, perusahaan ini akan bekerja sama dengan perusahaan lain yang khusus menyediakan jasa logistik. Perusahaan yang menyediakan jasa logistik ini disebut perusahaan third-party

logistics (perusahaan 3PL). Dengan adanya perusahaan 3PL, perusahaan

penyewa jasa 3PL tidak perlu mengeluarkan biaya investasi yang besar untuk transportasi dan gudang (Ghiani, dkk., 2004).

Menurut Zhou dan Xie (2010), perusahaan 3PL menyediakan beberapa jasa seperti transportasi, pergudangan (warehousing), dan beberapa fungsi logistik lainnya. Perusahaan 3PL juga menyediakan jasa yang berkaitan dengan kegiatan logistik di dalam maupun di luar perusahaan serta manajemen informasi dan rancangan perencanaan logistik (Zhou dan Xie, 2010). Beberapa perusahaan 3PL yang beroperasi di Indonesia antara lain: JNE Logistics and Distribution, Indah Cargo, FedEx, DHL, TiKi, dan Pahala. Perusahaan 3PL yang diobservasi pada studi kasus ini adalah JNE Logistics and Distribution.

JNE Logistics and Distribution menyediakan jasa warehousing, trucking, dan distribusi. Beberapa vendor yang menggunakan jasa JNE Logistics and Distribution antara lain adalah PT Global Digital Niaga, PT Erafone Artha Retailindo, PT Jaya Makmur, PT Rajawali Pembaharuan, Global Teleshop, Tru Online, dan Plasa.com. Vendor menyewa gudang JNE Logistics and Distribution untuk menyimpan komoditasnya. Ketika ada pemesanan dari konsumen vendor atas komoditas tertentu, maka vendor menginstruksikan JNE Logistics and Distribution untuk menangani pengiriman komoditas tersebut sampai ke tangan konsumen. Diagram alir proses 3PL pada JNE Logistics and Distribution secara singkat dijelaskan pada Gambar 1.1.

Khusus untuk daerah Jakarta, pengiriman komoditas vendor JNE Logistics and Distribution ke konsumen ditangani oleh divisi operasional. Pada periode pengamatan, terdapat tiga kurir khusus dan 13 kurir umum yang bertugas di divisi operasional. Kurir-kurir ini akan mengirimkan komoditas yang dipesan dari vendor JNE Logistics and Distribution ke alamat konsumen dengan menggunakan sepeda motor. Untuk masing-masing tiga kurir khusus, telah dilakukan pembagian wilayah pengiriman oleh Kepala Divisi Operasional JNE Logistics and Distribution. Pembagian wilayah dilakukan dengan mempertimbangkan alamat rumah mereka masing-masing karena setelah selesai melakukan pengiriman paket, mereka dapat langsung pulang ke rumah. Kelemahan dari pembagian wilayah pengiriman dengan pertimbangan di atas adalah jika terjadi pergantian kurir, maka pembagian wilayah tersebut menjadi tidak efisien karena alamat rumah kurir yang baru mungkin akan berbeda dengan alamat rumah kurir sebelumnya. Selain itu, pembagian wilayah juga dilakukan berdasarkan bentuk dari jalan yang ada, seperti mengikuti jalan tol, jalur kereta api, maupun sungai atau kali.

(2)

Gambar 1.1 Diagram Alir Proses 3PL pada JNE Logistics and Distribution KONSUMEN VENDOR JNE Logistics & Distribution

ya Komoditas ada di warehouse? ya Komoditas sampai di warehouse JNE menjemput komoditas dari vendor

tidak Vendor mengantar komoditas ke JNE Konsumen memesan komoditas ke vendor Vendor menginstruksi-kan JNE untuk melakukan pengiriman ke alamat konsumen Menyediakan komoditas Vendor memakai jasa pick up dari JNE? Konfirmasi ke vendor Paket diterima oleh konsumen Pengemasan komoditas menjadi paket Paket diserahkan ke divisi operasional Verifikasi alamat oleh kurir

Pengiriman paket oleh kurir

(3)

Pembagian tiga wilayah kurir khusus ini telah ditetapkan sejak tahun 2008. Sebelumnya, wilayah Jakarta dibagi menjadi lima wilayah pengiriman. Namun, karena jumlah permintaan untuk pengiriman semakin menurun, maka wilayah Jakarta dibagi menjadi tiga cluster untuk tiga kurir khusus. Wilayah untuk tiga kurir khusus dibagi menjadi wilayah A, B, dan C, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Pembagian Wilayah untuk Tiga Kurir Khusus

Sumber: http://www.indonesia-tourism.net/jakarta/map/jakarta-tourism-map.html(dengan modifikasi) Untuk 13 kurir yang lain, mereka tidak memiliki pembagian wilayah yang ditugaskan secara spesifik, sehingga mereka dapat ditugaskan di seluruh area di Jakarta. Berbeda dengan tiga kurir khusus yang langsung pulang jika telah selesai mengirimkan komoditas, 13 kurir ini harus kembali ke depot jika telah selesai mengirimkan komoditas karena 13 kurir ini harus selalu siap jika ada pengiriman selanjutnya. Jam kerja untuk mereka dibagi menjadi 2 shift, yaitu pukul 09.00 – 17.00 untuk shift 1 dan pukul 12.00 – 20.00 untuk shift 2.

Berdasarkan data pengiriman oleh setiap kurir (lihat Lampiran 1) dari periode 29 April 2013 hingga 31 Mei 2013, jumlah permintaan di setiap cluster tidak merata, sehingga pembagian wilayah kepada tiga kurir khusus ini belum tentu optimal. Total permintaan untuk setiap cluster dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Total Permintaan Setiap Cluster pada Periode 29 April 2013 hingga

31 Mei 2013

Cluster Total Permintaan

A 614

B 620

C 479

(4)

Selain kurir, divisi operasional juga memiliki dua supir yang berfungsi untuk mengirimkan komoditas dalam jumlah yang lebih besar dengan menggunakan mobil. Namun, frekuensi pengiriman yang dilakukan dengan mobil terbilang kecil, yaitu hanya sekitar 1,87% dari total pengiriman. Oleh karena itu, dalam studi kasus ini, batasan pengamatan akan difokuskan pada pengiriman komoditas dengan menggunakan sepeda motor.

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan, semua kurir dan supir cukup mengenal seluruh jalan di Jakarta (persentase tingkat pengenalan area Jakarta oleh kurir dan supir dapat dilihat pada Gambar 1.3). Oleh karena itu, diasumsikan para kurir tidak akan mengalami masalah dalam perjalanan (misalnya kesulitan mencari alamat), meskipun mereka ditugaskan untuk mengirimkan komoditas-komoditas ke konsumen di alamat mana saja di Jakarta. Hasil kuesioner mengenai tingkat pengenalan kurir di setiap kotamadya di Jakarta dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 1.3 Grafik Tingkat Pengenalan Area Jakarta oleh Kurir

Untuk pengiriman dengan menggunakan sepeda motor, ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan, seperti kapasitas setiap sepeda motor untuk mengangkut komoditas yang ada, jam kerja setiap kurir, total jarak yang dapat ditempuh oleh satu kurir dalam satu hari, jumlah kurir yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalahnya adalah:

a. Apakah pembagian wilayah Jakarta untuk setiap kurir dibutuhkan?

• Jika dibutuhkan, apakah pembagian wilayah yang telah ditetapkan oleh JNE Logistics and Distribution untuk setiap kurir khusus sudah optimal? • Bagaimanakah alternatif pembagian wilayah yang lebih baik?

b. Berapakah jumlah kurir lebih optimal yang dibutuhkan?

Adapun batasan masalah yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan rumusan masalah yang ada, yaitu:

(5)

a. Studi kasus dilakukan pada divisi operasional khusus mengenai pengiriman komoditas.

b. Pengiriman komoditas dilakukan oleh kurir dengan menggunakan sepeda motor.

c. Semua kurir yang ada diasumsikan cukup mengenal area Jakarta sehingga semua kurir dapat ditugaskan untuk mengirimkan komoditas ke seluruh area Jakarta.

d. Diasumsikan jarak antara titik lokasi A dan B bersifat simetris, dan jarak yang digunakan adalah jarak Euclidean.

e. Diasumsikan semua komoditas sampai di tangan konsumen pada kunjungan pertama kurir sehingga tidak ada pengiriman ulang.

f. Diasumsikan tidak ada kesalahan alamat tujuan. Berdasarkan data yang diperoleh, hanya 0,35% pengiriman yang tidak sampai ke konsumen.

g. Berdasarkan hasil wawancara, tidak ada perbedaan gaji pokok antara kurir khusus dan kurir umum.

h. Kurir melewati jalan raya. i. Data bersifat deterministik.

j. Data yang digunakan adalah data dari tanggal 29 April 2013 sampai dengan 31 Mei 2013 sehingga tidak dapat mewakili keseluruhan.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari studi kasus ini adalah:

a. Mengetahui pembagian wilayah yang lebih optimal jika terbukti pembagian wilayah memang perlu dilakukan.

b. Mengetahui jumlah kurir yang lebih optimal. 1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1: PENDAHULUAN

Dalam bab 1 akan dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Dalam bab 2 akan dijelaskan mengenai teori-teori pendukung yang dapat memberi pengertian dan membantu dalam proses pengolahan data dan analisis data.

BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab 3 akan dijelaskan tahap-tahap pengamatan dalam penyusunan laporan.

BAB 4: ANALISIS DAN BAHASAN

Dalam bab 4 akan dijelaskan mengenai cara pengolahan data, analisis data, dan pembahasan dalam pengamatan ini.

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 berisi simpulan dan saran. Simpulan yang dibuat merupakan hasil dari pembahasan yang terkait langsung dengan pengamatan dan saran merupakan hasil dari pembahasan yang bermanfaat bagi JNE Logistics and Distribution.

Gambar

Gambar 1.1 Diagram Alir Proses 3PL pada JNE Logistics and DistributionKONSUMEN VENDOR  JNE Logistics &  Distribution
Gambar 1.2 Pembagian Wilayah untuk Tiga Kurir Khusus
Gambar 1.3 Grafik Tingkat Pengenalan Area Jakarta oleh Kurir

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan komentar terhadap bahan ajar berupa LKPD Menulis Teks Eksplanasi berbasis Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD oleh tiga guru dari masing-masing sekolah

[r]

Berdasarkan hasil penelitian melalui beberapa kajian pustaka disebutkan bahwa salah satu unsur penting dalam upaya pembentukan moral dan agama anak usia dini melalui cerita

Penelitian Produk Terapan PENGEMBANGAN MODEL ASAS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA (CRIMINAL LIABILITY) DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA.. BERBASIS NILAI KEADILAN

Daftar Calon Petugas Sensus Ekonomi 2016 BPS Kabupaten Purworejo Yang Lulus

Pada penjelasan diatas tersebut dapat diketahui bahwa sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan (pulmonary) memiliki hubungan yang sangat penting dalam tubuh

 Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja, sebaiknya harus mengetahui terlebih dahulu perlunya hubungan antara penilaian prestasi kerja yang dilakukan penilai

Dalam analisis data, pendapat dari guru dan kepala sekolah tidak dipisahkan karena kedua kategori responden dipandang memiliki peran dan kontribusi yang tidak jauh berbeda dalam