• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010:5).

Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dengan studi korelasional penulis dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan mengenai ada tidaknya efek variabel satu terhadap variabel lainnya (Azwar, 2010:8-9).

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini ingin melihat hubungan antara persepsi menopause dengan kecemasan menjelang menopause pada wanita madya yang tinggal di jorong Lubuk Aro. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional dengan teknik analisis korelasi Pearson (product moment Pearson), karena penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bisa diolah secara statistik. 3.3.Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

(2)

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu:

a. Variabel independen (variabel yang mempengaruhi): persepsi tentang menopause

b. Variabel dependen (variabel yang dipengaruhi): kecemasan menjelang menopause.

3.4. Definisi Opersional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dapat diamati. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

3.4.1. Persepsi tentang Menopause

Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti (Walgito, 2003:54). Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff, 1981 dalam Walgito, 2003:54). Dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungan melalui indera-indera yang dimilikinya.

(3)

Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda mengenai sesuatu hal, misalnya saja masa menopause. Menopause terjadi ketika wanita berhenti berovulasi dan menstruasi, dan tidak lagi dapat hamil. Dalam perbandingan satu banding empat, kondisi ini terjadi antara usia 45 dan 55, rata-rata terjadi pada usia 50 atau 51 tahun (Avis, 1999; dkk, di kutip dalam Papalia, 2008:739-740). Mulai usia pertengahan tiga puluh sampai empat puluhan, produksi ovarium yang masak dari seorang wanita mulai menurun seiring semakin menurunnya produksi hormon estrogen (Papalia, 2008:740).

Dickson (1989) & Strickland (1987) di kutip dalam Santrock (2002:148), mengatakan menopause merupakan masa di usia tengah baya, biasanya pada usia akhir 40 atau awal 50 tahun, ketika periode haid perempuan dan kemampuan melahirkan anak berhenti secara keseluruhan. Penurunan estrogen akan mengakibatkan timbul beberapa gejala yang tidak mengenakkan yaitu adanya rasa panas pada tubuh, mual, kelelahan dan cepatnya denyut jantung.

Dapat disimpulkan bahwa menopause adalah masa usia setengah baya, ketika periode haid dan kemampuan melahirkan anak berhenti secara keseluruhan serta terjadinya penurunan drastis pada produksi estrogen di indung telur. Penurunan estrogen akan mengakibatkan timbul beberapa gejala yang tidak mengenakkan yaitu adanya rasa panas pada tubuh, mual, kelelahan dan cepatnya denyut jantung.

(4)

Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi menopause adalah proses dimana terbentuknya tanggapan dalam diri wanita madya yang mengalami masa menopause sehingga wanita madya tersebut dapat menyadari bahwa periode haid dan kemampuan melahirkan anak berhenti secara keseluruhan serta terjadinya penurunan drastis pada produksi estrogen di indung telur. Penurunan estrogen akan mengakibatkan timbul beberapa gejala yang tidak mengenakkan yaitu adanya rasa panas pada tubuh, mual, kelelahan, dan cepatnya denyut jantung.

3.4.2. Kecemasan Menjelang Menopause

Kecemasan adalah perasaan yang dialami individu ketika berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi (Lubis, 2009:14). Menurut Lazarus (1978) dalam Hartono & Boy (2012:84), kecemasan adalah suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman yang samar-samar yang disertai dengan perasaan yang tidak berdaya dan tidak menentu. Pada umumnya kecemasan bersifat subjektif, yang ditandai dengan adanya perasaan tegang, khawatir, takut, dan disertai adanya perubahan fisiologis seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernapasan dan tekanan darah.

Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan, dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani dan mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya (Wiramihardja, 2005:67). Dapat disimpulkan, Kecemasan adalah pengalaman subjektif individu yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran dan

(5)

ketegangan berupa perasaan cemas, tegang dan emosi yang dialami individu tersebut.

Selanjutnya, menjelang masa menopause atau disebut dengan istilah pramenopause merupakan masa empat hingga lima tahun sebelum menopause, keluhan/gejala-gejala menopause timbul hormon estrogen masih dibentuk, jika hormon estrogen mulai menurun maka terjadi pendarahan tidak teratur (Pieter & Namora, 2010:90).

Kecemasan menjelang menopause adalah pengalaman subjektif individu yang tidak menyenangkan yang terjadi pada masa empat hingga lima tahun sebelum menopause dan timbul keluhan/gejala-gejala menopause tapi hormon estrogen masih dibentuk, jika hormon estrogen menurun maka terjadi pendarahan tidak teratur sehingga timbullah kekhawatiran dan ketegangan berupa perasaan cemas, tegang dan emosi yang dialami individu tersebut.

3.5.Subjek Penelitian

3.5.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lain. Populasi bukan sekedar jumlah pada subjek atau objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono, 2011:80).

(6)

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia 40-45 tahun di jorong Lubuk Aro Kenagarian Padang Mentinggi Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, yang berjumlah 38 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Gambaran umum tentang populasi

Inisial Nama Usia Wanita yang menjelang menopause

Sy, Rj, Sw, An 40 4

Ha, Ru, Ri 41 3

Nu, Nh, Mi, El, Ka, Wa 42 6 Rh, Ma, Ro, Nb, Kh, Rt, Su, Ai,

Nd

43 9

At, In, Ns, Ra, Rn, As, Sa, Rs 44 8 Yu, La, Ti, Sk, Ms, Rm, Nr, Ne 45 8

Jumlah 38

Sumber: Data dari Ketua Jorong Lubuk Aro 3.5.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penulis tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penulis dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono, 2011:81). Mengingat jumlah populasi yang kurang dari seratus, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh.

(7)

3.5.3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2011:81). Untuk penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:85). Hal ini dilakukan apabila jumlah populasinya atau subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak (Arikunto, 2006:131).

Sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi wanita yang berusia 40-45 tahun di jorong Lubuk Aro Kenagarian Padang Mentinggi Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Adapun karakteristik dari sampel penelitian ini sebagai berikut;

a. Wanita yang berusia antara 40-45 tahun di jorong Lubuk Aro Kenagarian Padang Metinggi Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

b. Wanita yang kurang pengetahuannya tentang menopause dan yang memiliki pengetahuan mengenai menopause.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpul data merupakan cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

(8)

3.6.1. Observasi

Observasi (pengamatan) merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Jadi, observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kepada suatu subjek penelitian (Prasetyo, 2008). Observasi ini penulis lakukan pada saat pengambilan data awal untuk mengamati bagaimana gambaran kecemasan menjelang menopause dan bagaimana persepsi tentang menopause pada wanita madya di jorong Lubuk Aro.

3.6.2. Wawancara

Teknik wawancara ini hanya penulis gunakan untuk pengambilan data awal pada bab satu dan tidak digunakan lagi pada bab berikutnya. Wawancara penulis lakukan pada wanita madya di jorong Lubuk Aro. Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko & Ahmadi, 2009:83).

3.6.3. Skala

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan skala persepsi tentang menopause dan kecemasan dalam menghadapi menopause. Azwar (2012:6), mengatakan bahwa skala dapat dicirikan sebagai stimulus atau aitem yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

(9)

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka skala yang penulis gunakan adalah skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dengan menggunakan skala Likert, maka yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011:93).

Jawaban setiap aitem instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak Sesuai (STS). Modifikasi skala Likert dalam penelitian ini dengan meniadakan kategori jawaban tidak tentu (TT) atau ragu-ragu (RG) dengan alasan yaitu apabila pilihan tengah atau netral disediakan maka kebanyakan subjek akan cenderung untuk menempatkan pilihannya di kategori tengah tersebut, sehingga data yang mengenai perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2012:46).

Dari setiap jawaban yang dipilih dapat diberikan skor yaitu untuk pernyataan/pertanyaan favorable mempunyai skor 4-1 dan pernyataan/pertanyaan unfavorable mempunyai skor 1-4. Adapun kriteria pemberian skor untuk skala persepsi menopause dan kecemasan menjelang menopause ditentukan sebagai berikut;

(10)

Tabel 3.2

Kriteria Pemberian Skor Skala Psikologi

Pernyataan SS S TS STS

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Untuk menyusun dan mengembangkan instrumen maka terlebih dahulu dibuat blue-print yang memuat tentang indikator dan variabel penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan ukur yang akan dijadikan acuan pada penulisan aitem. Blue-print terdiri dari variabel X yaitu persepsi tentang menopause dan variabel Y yaitu kecemasan menjelang menopause. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.2.1. Skala Persepsi Menopause

Skala persepsi tentang menopause diungkap dengan menggunakan skala persepsi menopause yang penulis susun sendiri yang merujuk kepada teori Branca,Woodworth & Marquis (Walgito, 2005) dalam Jurnal Wuryanto & Suharnomo (2012), ada tiga aspek yaitu:

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif merupakan representasi dari apa yang dipercayai oleh individu, berisi kepercayaan individu mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek yang dipersepsi yaitu tentang masa menopause. Aspek kognitif merupakan opini yang dimiliki individu

(11)

terhadap masa menopause. Aspek ini mencakup pemikiran-pemikiran atau penilaian wanita madya terhadap masa menopause.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif adalah perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif dari individu terhadap objek yang mereka persepsikan adalah masa menopause. Aspek ini berisi perasaan memihak atau tidak memihak terhadap masa menopause tersebut.

c. Aspek Konatif

Aspek ini menjelaskan tentang kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap suatu objek yang dipersepsikan yaitu masa menopause dengan cara tertentu. Aspek ini mencakup kecenderungan berperilaku positif atau negatif yang dilakukan oleh wanita madya berkaitan dengan masa menopause tersebut.

Pengukuran skala ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tinggi persepsi tentang menopause pada ibu-ibu usia 40-45 tahun di desa Lubuk Aro. Kemudian 3 aspek ini dijabarkan dalam 40 aitem pertanyaan dan pernyataan. Untuk distribusi aitem-aitem skala persepsi menopause dapat dilihat pada blue-print dan sebaran skala berikut.

Adapun aitem-aitem skala persepsi tentang menopause dapat dilihat pada blue-print di bawah ini:

(12)

Tabel 3.3 Blue-print Skala Persepsi Tentang Menopause

Variabel Aspek Indikator Nomor Aitem Total

Favourable Unfavourable

Persepsi

Kognitif Kepercayaan atau keyakinan 4, 17, 21, 33 7, 22, 24, 37 8 Pemikiran atau penilaian 1, 2, 19, 23, 25, 31 3, 5, 26, 28, 30, 36 12 Afektif Perasaan memihak/tidak memihak 12, 27, 29 16, 32, 34 6 Konatif kecenderungan untuk berperilaku positif atau negatif 6, 8, 10, 13, 15, 35, 38 9, 11, 14, 18, 20, 39, 40 14 Total 20 20 40

3.6.2.2. Skala Kecemasan Menjelang Menopause

Skala yang penulis gunakan adalah skala kecemasan yang diadaptasi dari skala baku, yang terdiri dari 66 aitem dengan validitas 0,25 dan memiliki reliabilitas 0,935. Diadaptasi dari skripsi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang Tahun Ajaran 2012 yang bernama Muhammad Ali Ghany dengan judul penelitian:“Studi Komparasi Tentang Kecemasan Masa Pramenopause Antara Guru Di SLTP 6 Dengan Wanita yang Bekerja di Puskesmas Tengah Sawah Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi”. Skala kecemasan merujuk pada teori Nevid (2003) untuk mencari tingkat kecemasan dapat dengan menggabungkan antara aspek fisik, aspek perilaku, dan aspek kognitif. Pengukuran skala ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan pada wanita usia 40-45 tahun di jorong Lubuk Aro. Kemudian 3 aspek ini dijabarkan dalam 66 aitem pertanyaan dan

(13)

pernyataan. Untuk distribusi aitem-aitem skala kecemasan dapat dilihat pada blue-print dan sebaran skala berikut.

Untuk distribusi aitem-aitem skala kecemasan dapat dilihat pada blue-print di bawah ini:

Tabel 3.4. Blue-print Skala Kecemasan Menjelang Menopause

Variabel Aspek Indikator Nomor Aitem Total Favourable Unfavourable

Kecemasan Fisik kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota tubuh gemetar, banyak keringat, pusing, mulut dan kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, suara bergetar, jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin, mati rasa/lemas, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher dan punggung terasa kaku, mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, adanya sensasi seperti tercekik. 1, 7, 8, 10, 11, 23, 24, 27, 29, 31, 32, 38, 39, 42, 44, 45, 46, 53, 54, 57 4, 9, 15, 16, 17, 25, 36, 40, 41, 43, 47, 49, 50, 51, 52, 58, 59, 61, 62, 63 40 Perilaku perilaku menghindar dan 2, 14, 18, 19, 33, 35, 3, 21, 26, 30, 37, 56, 65 14

(14)

perilaku terguncang. 64 Kognitif khawatir tentang sesuatu, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang jelas, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan mengatasi masalah, ketakutan berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semua tidak bisa dikendalikan, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit berkosentrasi, perasaan terganggu, berpikir bahwa semuanya membingung-kan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir akan segera mati, tidak mampu menghilangkan perasaan terganggu, terpaku pada 6, 12, 22, 48, 55, 60 5, 13, 20, 28, 34, 66 12

(15)

sensasi tubuh, merasa terancam, berpikir tentang hal yang mengganggu yang sama secara berulang-ulang berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, pikiran bercampur aduk atau kebingungan. Total 33 33 66

3.6.3. Hasil Uji Coba Penelitian

Setelah skala dibuat, maka proses selanjutnya adalah menganalisis dan menyeleksi aitem. Proses pertama yaitu memeriksa apakah aitem-aitem telah sesuai dengan blue-print dan indikator-indikator perilaku yang diungkap. Setelah itu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur agar mendapat data yang akurat dan dapat dipercaya. Uji coba (try out) skala penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 s/d 28 Januari 2017 di jorong Tampang Kenagarian Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.

Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut, terlebih dahulu dilihat kondisi data yang telah diproses dari responden sebagai berikut :

(16)

Tabel 3.5

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 3.5 di atas merupakan tabel Case Processing Summary yang menjelaskan tentang jumlah data persepsi tentang menopause yang valid untuk diproses dan data yang dikeluarkan. Dapat dilihat bahwa data persepsi tentang menopause yang valid berjumlah 30 dengan persentase 100% dan tidak ada data yang dikeluarkan. Dengan kata lain, seluruh data yang diperoleh dapat diproses lebih lanjut.

Tabel 3.6

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 3.6 di atas merupakan tabel Case Processing Summary yang menjelaskan tentang jumlah data kecemasan menjelang menopause yang valid untuk diproses dan data yang dikeluarkan. Dapat dilihat bahwa data kecemasan menjelang menopause yang valid berjumlah 30 dengan persentase

(17)

100% dan tidak ada data yang dikeluarkan. Setelah data yang diperoleh sudah siap untuk diproses, maka dilakukan pengujian daya diskriminasi (daya beda) tiap butir aitem pernyataan.

3.6.4. Uji Validitas

Uji validitas diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan pengukuran. Dan untuk mengetahui daya beda setiap aitem, maka perlu dilihat koefisien korelasi masing-masing aitem dengan menggunakan Cronbach Alpha aplikasi SPSS versi 20.0 for windows. Maka dari hasil uji validitas variabel persepsi tentang menopause (X), didapatkan hasil bahwa dari 40 butir aitem variabel persepsi tentang menopause, 32 aitem dinyatakan valid karena Corrected Aitem-Total Correlation lebih besar dari 0,25. Dengan demikian, butir-butir aitem dalam variabel ini layak mengungkap tentang persepsi tentang menopause. Aitem yang tidak valid akan dibuang.

Berdasarkan uji validitas dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, maka dari 40 aitem skala persepsi tentang menopause sebelum uji coba diperoleh 32 aitem yang valid untuk dijadikan skala penelitian, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39. Selain itu, terdapat aitem yang tidak valid yaitu sebanyak 8 aitem diantaranya aitem nomor 8, 10, 11, 13, 15, 35, 38, 40. Maka instrumen penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan persepsi tentang menopause adalah sebanyak 32 aitem.

(18)

Adapun sebaran untuk aitem instrumen skala persepsi tentang menopause setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Blue-print Skala Persepsi Tentang Menopause Setelah Uji Coba

Variabel Aspek Indikator Nomor Aitem Total

Favourable Unfavourable

Persepsi

Kognitif Kepercayaan atau keyakinan 4, 12, 16, 28 7, 17, 19, 31 8 Pemikiran atau penilaian 1, 2, 14, 18, 20, 26 3, 5, 21, 23, 25, 30 12 Afektif Perasaan memihak/tidak memihak 9, 22, 24 11, 27, 29 6 Konatif kecenderungan untuk berperilaku positif atau negative 6 8, 10, 13, 15, 32 6 Total 32

Hasil uji validitas kecemasan dalam menjelang menopause (Y) didapatkan bahwa dari 66 butir aitem variabel kecemasan menjelang menopause, 58 aitem dinyatakan valid karena Corrected Aitem-Total Correlation lebih besar dari 0,25. Sehingga, butir-butir aitem dalam variabel ini layak mengungkap tentang kecemasan menjelang menopause dan aitem yang tidak valid akan dibuang.

Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows, maka dari 66 aitem skala kecemasan menjelang menopause sebelum uji coba didapatkan 58 aitem yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,

(19)

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 57, 58, 59, 61, 63, 64, 66. Selain itu, terdapat 8 aitem yang tidak valid yaitu aitem nomor 9, 29, 38, 49, 56, 60, 62, 65. Maka instrumen penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan kecemasan menjelang menopause adalah sebanyak 58 aitem.

Adapun sebaran untuk aitem instrumen skala kecemasan menjelang menopause setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Blue-print skala kecemasan menjelang menopause setelah uji coba Variabel Aspek Indikator Nomor Aitem Total

Favourable Unfavourable Kecemasan Fisik kegelisahan,

kegugupan, tangan atau anggota tubuh gemetar, banyak keringat, pusing, mulut dan kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, suara bergetar, jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin, mati rasa/lemas, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher dan punggung terasa kaku, mual, panas dingin, 1, 7, 8, 9, 10, 22, 23, 26, 29, 30, 36, 39, 41, 42, 43, 49, 50, 52 4, 14, 15, 16, 24, 34, 37, 38, 40, 44, 46, 47, 48, 53, 54, 55, 56 35

(20)

sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, adanya sensasi seperti tercekik. Perilaku perilaku menghindar dan perilaku terguncang. 2, 13, 17, 18, 31, 33, 57 3, 20, 25, 28, 35 12 Kognitif khawatir tentang sesuatu, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang jelas, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan mengatasi masalah, ketakutan berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semua tidak bisa dikendalikan, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit berkosentrasi, perasaan terganggu, berpikir bahwa semuanya membingung-kan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal 6, 11, 21, 45, 51 5, 12, 19, 27, 32, 58 11

(21)

yang sepele, berpikir akan segera mati, tidak mampu menghilangkan perasaan terganggu, terpaku pada sensasi tubuh, merasa terancam, berpikir tentang hal yang mengganggu yang sama secara berulang-ulang berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, pikiran bercampur aduk atau kebingungan. Total 58 3.6.5. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam hal ini penulis menganalisis butir-butir aitem dalam instrumen tersebut menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows. Hasil pengujian reliabilitas pada persepsi tentang menopause dan kecemasan menjelang menopause dapat dilihat pada tabel berikut:

(22)

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Skala Persepsi tentang Menopause Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .934 40

Sumber: Hasil Uji Coba

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecemasan Menjelang Menopause Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .959 66

Sumber: Hasil Uji Coba

Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2014:187), reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Dari analisis reliabilitas dengan bantuan SPSS 20.0 for windows pada tabel 3.9 dan 3.10 di atas, diketahui nilai Cronbach Alpha adalah 0,934 untuk skala persepsi tentang menopause dan 0,959 untuk skala kecemasan menjelang menopause. Karena nilai keduanya masing-masing lebih dari 0,8 maka reliabilitasnya adalah baik, sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur.

3.7. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis statistik parametrik, dengan rumus Korelasi Pearson.

(23)

Hubungan yang terjadi bisa positif (searah), artinya jika variabel X besar maka variabel Y juga semakin besar. Namun, juga bisa hubungannya bersifat negatif (berlawanan arah), artinya jika variabel X besar maka variabel Y semakin kecil, atau sebaliknya.

Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu mmemberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh para ahli psikometri yaitu kriteria valid dan reliabel. Oleh karena itu, agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya diperlukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian.

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan pertimbangan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2011:147).

Teknik analisis digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi sederhana yaitu untuk melihat apakah ada hubungan antara dua variabel dengan menggunakan Statistical Program For Social Science (SPSS) 20.0 for windows. Data yang telah diperoleh, diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan persepsi

(24)

menopause dengan kecemasan menjelang menopause, menggunakan teknik analisis korelasi Pearson (product moment Pearson) yaitu analisis untuk mengukur keeratan hubungan secara linear antara dua variabel yang mempunyai distribusi normal. Teknik analisis data terdiri dari:

3.7.1. Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2011:121), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, atau valid itu adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkapkan dengan benar gejala atau sebagian gejala yang hendak diukur, artinya tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Corrected Item Total Correlation yakni dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total (teknik bivoriate Pearson), tetapi skor total disini tidak termasuk skor aitem yang mana dihitung melalui program SPSS 20.0.

Untuk penelitian ini dikatakan valid atau kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah 0,25. Menurut Suryabrata (2014:58), untuk butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang baik dipilih butir-butir yang mempunyai harga p pada sebaran tertentu (misalnya dari 0,25 sampai

(25)

0,75 atau 0,20-0,80) sesuai spesifikasinya, dan yang mempunyai harga r bis tertentu (misalnya sekurang-kurangnya 0,30 atau sekurang-kurangnya 0,25 atau sekurang-kurangnya 0,20). Dari uji validitas nantinya akan terlihat mana aitem yang valid untuk dilanjutkan ke penelitian.

3.7.2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Maksudnya reliabilitas dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama. Adapun estimasi reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan paket statistik yang berbentuk SPSS 20,0 for windows.

Menurut Well & Wollack (dalam Azwar, 2012:126), mengatakan bahwa hight-stakes standardized tests yang dirancang secara profesional hendaknya memiliki koefisien konsistensi internal minimal 0,90, sedangkan untuk tes yang tidak begitu besar pertaruhannya harus memiliki koefisien konsistensi internal paling tidak setinggi 0,80 atau 0,85. Maka, dari penjelasan di atas penulis mengambil batas terbawah reliabilitas 0,80.

Analisis yang digunakan disesuaikan dengan hipotesis yang diajukan. Oleh karena itu, hipotesis menyatakan hubungan maka analisis yang tepat adalah korelasi, karena untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Hasil analisis korelasi adalah bentuk

(26)

koefisien korelasi yang menggambarkan hubungan. Nilai koefisien korelasi akan berada pada kisaran minus 1 (-1) sampai plus 1 (+1).

Jadi analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan persepsi menopause dengan kecemasan dalam menjelang menopause dengan menggunakan korelasi Pearson. Cara perhitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows.

3.7.3. Analisis Korelasi Pearson

Analisis korelasi Pearson, atau dikenal juga dengan korelasi product moment Pearson, merupakan analisis untuk mengukur keeratan hubungan secara linear antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal (Priyatno, 2014:103).

3.7.4. Uji Pra Syarat a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksud untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Model statistik yang digunakan, yaitu dengan metode uji lilliefors. Pernyataan data disebut normal jika probabilitas atau p>0,05 pada uji normalitas dengan kolmogorov smirnov dan Shapiro-Wilk (Priyatno, 2014:69).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji prasyarat yang biasa dilakukan jika akan melakukan analisis korelasi. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada dua variabel penelitian secara signifikan

(27)

mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Kedua variabel dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi kecil dari 0,05 (p<0,05), (Priyatno, 2014:89).

c. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi menopause dengan kecemasan menjelang menopause pada wanita madya. Korelasi pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson, menggunakan program komputer Statistical Program for Social Science (SPSS) 20,0 for windows.

Gambar

Tabel 3.4. Blue-print Skala Kecemasan Menjelang Menopause
Tabel 3.5 di atas merupakan tabel Case Processing Summary yang  menjelaskan  tentang  jumlah  data  persepsi  tentang  menopause  yang  valid  untuk diproses dan data yang dikeluarkan
Tabel 3.8 Blue-print skala kecemasan menjelang menopause setelah uji coba

Referensi

Dokumen terkait

Bisa memotivasi petani dalam memajukan kelompok tani Karena kita sebagai petani yang sebelumnya tidak mengerti tentang penyilangan, maka sekarang jadi ngerti/tau

Terkait dengan hal tersebut, maka ditetapkan 5(lima) Program prioritas. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kabupaten Jembrana melalui peningkatan derajat kesehatan

Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat negatif.. Pada saat pelepasan muatan listrik terus

Penelitian Tugas Akhir ini dititikberatkan pada analisis kecenderungan suatu batuan untuk menghasilkan asam tambang berdasarkan analisis geokimia batuan untuk

Definisi sistem informasi dalam buku yang berjudul Analisis Sistem Informasi, yaitu : “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan

Ketiga parameter yang digunakan Cook, yaitu, morfometri (kerapatan alur), kemiringan lereng, dan tekstur tanah merupakan parameter yang sulit untuk berubah dalam

Produser: Dimas Al Kausar Kameramen: Bagus Tri Wibowo Kameramen insert: Yunita Septiarti Audioman: Arifudin Voice Over: Vanti Istanti Penulis Naskah: Herlina Nur Hidayah