• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Rendahnya Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Simpang Empat. Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Determinan Rendahnya Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Simpang Empat. Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017 Determinan Rendahnya Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Simpang Empat

Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas

Nurul Atika Putri1, Agus Fitriangga2, Muhammad Ibnu Kahtan3

1

Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

2

Program Studi Biologi, FMIPA UNTAN

3

Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar belakang. Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu faktor penunjang untuk menurunkan angka kematian ibu. Antenatal Care yang baik dan sedini mungkin akan mencegah kematian ibu dan bayi serta dapat meningkatkan kualitas ibu hamil. Persentase cakupan ANC di Indonesia yaitu sebesar 90,18% dan cakupan ANC di Kalimantan Barat yaitu 86,20%. Kabupaten Sambas cakupan ANC pada tahun 2014 adalah 91,10%, sedikit lebih menurun dari tahun 2013 sebesar 96%. Cakupan terendah berada di wilayah Simpang Empat yaitu sebesar 71,5%. Metodologi. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan April 2016. Subjek penelitian adalah ibu hamil sebanyak 60 responden yang memenuhi kriteria sampel. Analisis data dengan teknik chi square. Hasil. Sebanyak 80% responden dengan kelompok umur tidak beresiko, 76,7% responden dengan pendidikan rendah, 75% sudah memiliki anak, 75% responden memiliki pengetahuan kurang, 78,3% responden jumlah penghasilan dibawah UMR, 80% responden menggunakan motor. Tidak terdapat hubungan bermakna antara umur (p=0,422), tingkat pendidikan (p=0,145), paritas (p=0,856), penghasilan (p=0,097) akses (p=0,170) dengan jumlah kunjungan ANC. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan jumlah kunjungan ANC (p=0,002). Kesimpulan. Determinan rendahnya tingkat kunjungan ANC dipengaruhi oleh faktor pengetahuan.

Kata kunci: Antenatal Care, karakteristik, pengetahuan.

Abstract

Background. Antenatal Care (ANC) is the one of supporting factor to reduce maternal death. Good antenatal care can prevent maternal child death and increase the quality of pregnancy. The scope of ANC percentage in Indonesia is 90,18% and 86,20% in West Kalimantan. In 2014, The scope of ANC at Sambas district was 91,10%, lower than ANC in 2013 which amounted to 96%. Simpang Empat Village has the lowest pregnancy coverage rate (71,5%). Method. This study was cross sectional analytic observational approach. This study was conducted in January to april 2016. Subjects were 60 pregnant woman that meet the criteria of this study. Data was analyzed by chi-square test. Result. This result showed that 80% respondents had no risk of age, 76,7% respondents had low education level, 75% respondents had children, 75% respondents had lack of knowledge, 78,3% respondents had low income, and 80% respondents use motorcycle. There were no relationship between age (p=0.422), level of education (p=0.145), parity status (p=0.856), income (p=0.097) and acces (p=0.170) with amount of ANC visit. There were relationship between level of knowledge (p=0,002) and amount of ANC visit. Conclusion. The determinants of low ANC visit was influenced by knowledge factor.

(2)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017 LATAR BELAKANG

Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu faktor penunjang untuk menurunkan angka kematian ibu.

Antenatal Care (ANC) yang baik dan sedini mungkin akan mencegah kematian ibu dan bayi serta dapat meningkatkan kualitas ibu hamil. Angka kematian dan komplikasi dalam kehamilan dapat dikurangi dengan ANC secara teratur yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya.1

Saat ini AKI di Indonesia masih relatif tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.3 Sedangkan AKI di Kalimantan Barat yaitu 240 per 100.000 kelahiran hidup dan berdasarkan laporan puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas estimasi AKI untuk Kabupaten Sambas adalah 124 per 100.000 kelahiran hidup.2

Salah satu program untuk mengatasi masalah AKI adalah deklarasi

Millennium Development Goals (MDGs). Delapan tujuan dalam MDGs berkaitan dengan kesehatan ibu yakni menurunkan AKI. Pemerintah Indonesia sedang melaksanakan program Safe Motherhood

yang terdiri dari Keluarga Berencana (KB), Antenatal Care (ANC), persalinan bersih, dan penanganan masa nifas.3,4

Perilaku pemanfaatan pelayanan ANC dipengaruhi oleh faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Perilaku terbentuk dari tiga faktor, yaitu faktor predisposisi (predisposing), faktor pemungkin (enabling), dan faktor penguat (reinforcing).

Penelitian Noor (2010) menjelaskan bahwa ibu yang kurang dari 4 kali memeriksakan kehamilannya 4,57 kali lebih besar terjadi kematian maternal dibandingkan ibu yang melakukan pemeriksaan ANC 4 kali atau lebih secara teratur. Hasil serupa juga dapat dilihat dari

(3)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

penelitian Retnaningsih (2009) yang menyimpulkan bahwa ibu yang tidak pernah atau kurang dari 4 kali Memeriksakan kehamilan mempunyai risiko kematian ibu 3,5 kali dibanding ibu yang memeriksakan kehamilan lebih dari 4 kali. 6,7

Persentase cakupan ANC K4 di Indonesia yaitu sebesar 90,18% dan cakupan ANC K4 di Kalimantan Barat yaitu 86,20%. Sedangkan untuk Kabupaten Sambas cakupan ANC K4 pada tahun 2014 adalah 91,10%, sedikit lebih menurun dari tahun 2013 sebesar 96%. Cakupan tertinggi di wilayah Salatiga, Sajad, Satai, Segarau, sedangkan cakupan ibu hamil terendah berada di wilayah Simpang Empat yaitu sebesar 71,5%.2

Berdasarkan uraian diatas maka peneiti tertarik untuk mengetahui determinan rendahnya kunjungan

Antenatal Care (ANC) di Desa Simpang Empat Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Empat Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas yang akan dilaksanakan pada bulan Januari 2016.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Ibu yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Simpang Empat Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas dan bersedia menjadi responden penelitian serta Ibu yang datang untuk melakukan pemeriksaan ANC. Kriteria ekslusi adalah ibu yang mengalami komplikasi kehamilan. Jumlah sampel dalam penelitian yang memenuhi kriteria inklusi adalah 60 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat.

(4)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017 HASIL

1. Analisis Univariat Karakteristik Responden

Kelompok umur responden pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu beresiko dengan usia < 20 dan >35 tahun serta tidak beresiko yaitu 20–35 tahun, responden terbanyak yaitu kategori tidak beresiko sebanyak 47 orang. Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu rendah (SD, SMP) dan tinggi (SMA, Sarjana), responden terbanyak yaitu dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak 46 orang.

Kelompok paritas dibagi berdasarkan kriteria belum memiliki anak dan sudah memiliki anak, responden terbanyak yaitu yang sudah memiliki anak sebanyak 45 orang. Tingkat pengetahuan responden dibagi berdasarkan kelompok persentase nilai yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner responden penelitian, responden terbanyak yaitu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 75 orang.

Jumlah kunjungan dikelompokkan menjadi < 4 kali dan ≥ 4 kali, distribusi responden penelitian yang berkunjung < 4 kali sebanyak 46 orang. Tingkat penghasilan dikelompokkan berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) yaitu dibawah UMR < Rp.1.450.000 dan diatas UMR ≥ Rp.1.450.000, responden terbanyak memiliki penghasilan dibawah UMR sebanyak 47 orang dan untuk akses menuju Puskesmas dikelompokkan menjadi 2 yaitu yang menggunakan jalan kaki dan motor, responden terbanyak yaitu yang menggunakan motor sebayak 48 orang.

2. Analisis bivariat

a. Hubungan antara umur responden dengan jumlah kunjungan

Kehamilan yang terjadi pada umur yang beresiko sangat rentan mengakibatkan terjadinya komplikasi kehamilan diantara lain preeklamsi, abortus dan infeksi maternal. Waktu reproduksi sehat yang dianjurkan untuk kehamilan yaitu berada direntang umur

(5)

20-Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

35 tahun. Pada penelitian ini didapatkan hasil berdasarkan umur dengan jumlah terbanyak yaitu responden dengan kelompok tidak beresiko sebanyak 47 orang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arista DS pada tahun 2014, penelitian tersebut menganalisis faktor yang berhubungan dengan jumlah kunjungan ANC, dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara umur dengan jumlah kunjungan ANC.8

Nilai p dari uji chi square sebesar 0,422 yang berarti nilai p > 0,05. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur subjek penelitian dengan jumlah kunjungan

b. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan jumlah kunjungan

Pada penelitian ini didapatkan nilai p dari uji chi square sebesar 0,145 yang berarti nilai p > 0,05. pada penelitian yang dilakukan oleh Laminullah L pada tahun 2015 yang menyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap kunjungan antenatal care dan dibuktikan dari hasil analisis uji statistik berupa nilai p = 0,197 (p > 0,05).9 Pada tahun 2012 Sarminah dalam penelitiannya menemukan bahwa distribusi tingkat pendidikan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC terbanyak pada ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP) yaitu sebesar 118 orang dari total 193 subjek penelitian.10 Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mendapatkan informasi dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang. Hasil ini dimungkinkan terjadi karena pengetahuan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengetahuan yang spesifik, yaitu pengetahuan tentang kunjungan antenatal care pada ibu hamil, bukan pengetahuan secara umum. Sehingga belum tentu responden dengan pendidikan tinggi mempunyai pengetahuan yang baik tentang kunjungan antenatal care.

(6)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan jumlah kunjungan

c. Hubungan antara paritas dengan jumlah kunjungan

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya.

Hasil yang didapat pada uji chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan jumlah kunjungan. Nilai p yang didapatkan adalah p = 0,856. Hasil serupa juga ditemukan oleh Pongsibidang GS pada tahun 2013 di Gorontalo yang menyetakan bahwa tidak adanya hubungan

antara jumlah paritas ibu dengan kunjungan antenatal dengan nilai p = 0,220.11

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan jumlah kunjungan.

d. Hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan jumlah

kunjungan

Pengetahuan merupakan hasil persepsi berupa informasi akan disimpan dalam memori untuk diolah dan di berikan makna, selanjutnya informasi tersebut digunakan pada saat diperlukan. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung akan melakukan kunjungan antenatal care

secara teratur karena responden akan memiliki tingkat kesadaran yang lebih baik akan pentingnya antenatal care. Hasil penelitian didapatkan sebagian responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai ANC. Hasil serupa juga didapatkan oleh fitrayeni et al pada tahun

(7)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

2015 yaitu distribusi tingkat pengetahuan ibu tentang ANC, berupa kelompok subjek dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 65% dari total keseluruhan sampel.12

Berdasarkan uraian diatas, nilai p dari uji chi square adalah 0,002 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan jumlah kunjungan

e. Hubungan antara penghasilan

dengan jumlah kunjungan

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak warga di Kecamatan Tangaran Desa Simpang Empat yang berpenghasilan dibawah UMR yaitu < Rp. 1.450.000, hal ini mungkin disebabkan karena lapangan pekerjaan yang ada di daerah tersebut sangat kurang karena akses jalan menuju daerah tersebut sangat sulit sehingga masyarakat hanya menggantungkan penghasilan hidup dari bertani. Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Astuti pada tahun 2014 di Semarang yaitu distribusi subjek penelitian dengan status ekonomi rendah (< Rp. 1.208.200) memiliki jumlah responden terbanyak dibandingkan status ekonomi tinggi.13 Perbedaan hasil yang terjadi dapat disebabkan karena perbedaan jumlah UMR pada masing–masing daerah sehingga secara tidak langsung mempengaruhi jumlah subjek yang berkunjung.

Berdasarkan hasil uji chi square nilai p yang didapatkan adalah 0,097 (p > 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan jumlah kunjungan

f. Hubungan antara akses dengan jumlah kunjungan

Berdasarkan akses menuju Puskesmas responden penelitian dikelompokkan menjadi 2 yaitu dengan jalan kaki dan menggunakan kendaraan bermotor. Distribusi responden penelitian yang berjalan kaki untuk melakukan kunjungan pemeriksaan ANC sebanyak 12

(8)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

orang sedangkan yang menggunakan motor untuk melakukan pemeriksaan ANC yaitu 48 orang. Hasil penelitian yang ditemukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian menggunakan sepeda motor untuk berkunjung melakukan pemeriksaan ANC. Belum ada penelitian serupa yang mendistribusikan subjek penelitian menjadi kelompok berjalan kaki dan kendaraan bermotor.

Hal serupa juga ditemukan oleh Surniati pada tahun 2012 yaitu tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara akses dengan kunjungan antenatal care.14 Meskipun tersedia tempat pelayanan dengan jarak yang dekat, ibu hamil yang merasa tidak membutuhkan pelayanan antenatal tidak akan memanfaatkan pelayanan tersebut.

Dari hasil uji chi square di atas didapatkan bahwa nilai p = 0,170 (p > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara akses dengan jumlah kunjungan

PEMBAHASAN Analisis Multivariat

Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik dengan metode backward. Semua variabel dengan nilai p < 0,25 dimasukkan ke dalam proses analisis, selanjutnya variabel yang tidak berpengaruh dikeluarkan satu persatu sampai dengan diperoleh variabel yang diperkirakan paling mempengaruhi variabel terikat yaitu jumlah kunjungan. ] Hasil dari analisis multivariat tersebut menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh dalan jumlah kunjungan antenatal care adalah tingkat pengetahuan yang ditunjukkan dari nilai p pada langkah ke 6 sebesar 0,002. Rasio Odds yang didapatkan adalah 9,143, yang berarti bahwa tingkap pengetahuan baik berpeluang 9,143 kali melakukan kunjungan ANC ≥ 4 kali.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Lihu FA pada tahun 2015 yang menemukan bahwa dari analisis regresi logistik ditemukan

(9)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

bahwa tingkat pengetahuan baik berpeluang 6,089 kali untuk melakukan kunjungan ANC ≥ 4 kali dibandingkan dengan pengetahuan kurang.15

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan antenatal care.

variabel yang paling berpengaruh diantara 2 variabel yang bermakna adalah variabel pengetahuan dengan nilai p=0,002

KESIMPULAN

Determinan rendahnya tingkat kunjungan ANC dipengaruhi oleh faktor pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. Profil Kesehatan Kabupaten Sambas Tahun 2014. Sambas. 2014.

3. Millennium Development Goals (MDGs). Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Kementerian Kesehatan dalam Percepatan

Pencapaian Target MDGs. 2012.

4. Widjono, Djoko. Manajemen Kesehatan Ibu Dan Anak. Duta Prima Airlangga, Surabaya. 2008.

5. Notoatmodjo, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.

6. Noor H. Analisis Faktor Resiko Terhadap Kematian Maternal di Kabupaten Bulukumba. Jurnal Media Kebidanan Poltekes Makassar, No. 2, Edisi 2, hal. 47-55. 2010.

7. Retnaningsih E. Studi Kasus Kontrol: Pengaruh Faktor Perilaku Layanan Kesehatan Ibu Hamil Tehadap Kematian Ibu Di Empat Kabupaten kota Di Provinsi Sumatera Selatan. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 37, No. 2, hal 67–78. 2009.

8. Arista DS, Purnomo W. Pengaruh Karakteristik Demografi, Convert Behavior dan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care. J Biometrika dan Kependudukan. 2014 Des; Vol 3(2): 177 – 8.

9. Laminullah L, Kandou GD, Rattu AJM. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo. J IKMU. 2015 April; Vol 5(2a): 334-5.

10. Sarminah. Fsktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care di Provinsi Papua. Skripsi Sarjana pada FKMUI. Jakarta: 2012.

11. Pongsibidang GS, Abdullah Z, Ansariadi. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Kapal Pitu Kabupaten Toraja Utara. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. 2013.

12. Fitrayeni, Suryati, Faranti RM. Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pegambiran. J Kesehatan Masyarakat Andalas. 2015 Okt 01; Vol 10(1): 104-5.

13. Astuti AE. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kunjungan K4 Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Duren Kabupaten Semarang. Skripsi pada Program Studi Kebidanan Ngudi Waluyo. Semarang. 2014.

14. Sumiati. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 di Puskesmas Dengan Tempat Perawatan Sindangratu Kabupaten Garut. Skripsi Sarjana Pada Fakultasn Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2012.

(10)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 3. Agustus 2017

15. Lihu FA, Umboh JML, Kandou GD. Analisis Hubungan Antara Faktor Internal dan Faktor Eksternal Ibu Hamil Dalam

Melakukan Tindakan Antenatal Care di Puskesmas Global Limboto Kabupaten Gorontal. 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Financial Ditress Terhadap Manajemen Laba( Studi KasusPada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Volume Timbulan Sampah Yang Direncanakan Diolah Tiap Kecamatan Berdasarkan Komposisi Sampah Di Kabupaten Pacitan Tahun

Nyanyian itu telah lama hidup dan berkembang di dalam masyarakat Kulawi hingga saat ini dan seakan menjadi satu-satunya kesenian yang diketahui masyarakat luas di

Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian terapan (applied research) dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan mengambil atau mengumpulkan data yang diperlukan dan

Dalam hal ini kami mengutamakan kualitas dan kuantitas kami dalam bekerja serta kenyamanan klien kami dengan menyediakan pelayanan yang baik serta kepercayaan

Berdasarkan hasil simulasi pada Tx1, dapat diketahui bahwa jumlah Rx yang memiliki daya terima terbaik (ditetapkan untuk daya terima kecil dari -45 dBm) sebanyak 12 Rx yaitu Rx1

Kepercayaan konsumen terhadap atribut warna keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang ditunjukkan dari perolehan skor atribut warna varian keju