• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM cc7c1849a6 BAB VIBAB VI OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM cc7c1849a6 BAB VIBAB VI OK"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 (tiga) komponen utama yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut, dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

6.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten.

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

(2)

sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.

PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

(3)

Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

1) Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3) Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4) Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

(4)

penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6) Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7) Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU); 8) Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar

pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

9) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 6.1 berikut ini.

(5)

4. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi-kan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing- masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Karya.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM.

(6)

6. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

7. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

6.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

(7)

1. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kab. Aceh Timur;

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Aceh Timur;

3. Dinas Lingkungan Hidup Kab. Aceh Timur.

6.2.1 Kondisi Keorganisasian

1. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh Timur

a. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terdiri dari :

i. Kepala Dinas. ii. Sekretariat.

 Subbagian Umum dan Kepegawaian.

 Subbagian Keuangan.

 Subbagian Evaluasi dan Pelaporan. iii. Bidang Bina Program.

 Seksi Data dan Informasi.

 Seksi Perencanan.

 Seksi Pengawasan. iv. Bidang Bina Marga.

 Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan.

 Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

 Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan. v. Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.

 Seksi Tata Bangunan.

 Seksi Tata Ruang.

 Seksi Penyehatan Lingkungan dan Air Minum. vi. Bidang Pengairan.

 Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Irigasi.

 Seksi Tata Guna Air.

(8)

 Seksi Pembangunan Perumahan.

 Seksi Pengembangan Perumahan.

 Seksi Permukiman.

i. Kepala Dinas

Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

Kepala Dinas mempunyai tugas :

1) memimpin dan membina dinas dalam pelaksanaan tugas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah Kabupaten.

2) menyiapkan kebijakan umum daerah di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

3) menetapkan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat di Kabupaten yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati.

4) melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain yang berhubungan dengan bidang pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat.

5) melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.

ii. Sekretariat

Sekretariat adalah unsur pembantu pimpinan dibidang pembinaan dan pengelolaan administrasi. Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(9)

koordinasi penyusunan perencanaan strategis, program kerja evaluasi dan pelaporan serta pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan dinas.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 6, Sekretariat mempunyai fungsi :

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran.

2) pembinaan dan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan, penataan arsip, dokumentasi dan hubungan masyarakat serta organisasi dan kesekretariatan.

3) penyusunan program kerja dan kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan.

4) pelaksanaan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan. 5) pelaksanaan koordinasi dengan bagian/bidang dalam

penyusunan program dan evaluasi serta pelaporan. 6) penyusunan laporan kinerja dinas.

7) pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat terdiri dari:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

(10)

2) Sub Bagian Keuangan.

Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, belanja langsung dan belanja tidak langsung, verifikasi,

mempersiapkan konsep SPM, pembukuan,

pertanggungjawaban dan laporan keuangan. 3) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.

Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekretariat. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas mengumpulkan dan mempersiapkan bahan, data untuk penyusunan program kerja dan kegiatan, rencana strategis, program kerja jangka pendek dan jangka panjang, melakukan pengendalian pelaksanan program, evaluasi dan pelaporan serta penyusunan laporan kinerja dinas.

iii. Bidang Bina Program

Bidang Bina Program mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan data dan informasi, perencanaan teknis, pengawasan dan pengendalian pengelolaan peralatan.

Bidang Bina Program mempunyai fungsi :

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang bina program.

2) pengendalian pelaksanaan perencananaan teknis kegiatan yang meliputi keciptakaryaan, kebinamargaan, penata ruang, pengairan, perumahan dan permukiman. 3) pengedalian pelaksanaan pengawasan kegiatan dinas

yang meliputi meliputi keciptakaryaan, kebinamargaan, penataan ruang, pengairan dan permukiman.

(11)

5) pengelolaan peralatan.

6) pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Bina Program terdiri dari : 1) Seksi Data dan Informasi.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Program. Seksi Data dan Informasi mempunyai tugas pengumpulan dan pengolahan data dan informasi kegiatan dinas.

2) Seksi Perencanaan.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Program. Seksi Perencanaan mempunyai tugas melakukan perencanaan teknis kegiatan dinas.

3) Seksi Pengawasan.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Program. Seksi Pengawasan mempunyai tugas pengawasan teknis kegiatan dinas.

iv. Bidang Bina Marga

(12)

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang bina marga.

2) pengendalian dan operasional pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan.

3) pengendalian dan operasional pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan.

4) pengendalian dan operasional pelaksanaan peningkatan jalan dan jembatan serta pengujian tanah dan bahan. 5) pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Bina Marga terdiri dari :

1) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Marga. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengedalian, operasional dan pengawasan pembangunan jalan dan jembatan.

2) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Marga. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengendalian, operasional dan pengawasan pemeliharaan jalan dan jembatan.

3) Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan.

(13)

v. Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang

Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang adalah unsur pelaksana teknis di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang. Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang mempunyai tugas melakukan kegiatan pengendalian, operasional pembangunan, pemeliharaan tata bangunan, penataan ruang dan penyehatan lingkungan serta air minum. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 21, Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang mempunyai fungsi:

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang cipta karya dan tata ruang;

2) pengendalian dan operasional pelaksanaan pembangunan tata bangunan;

3) pengendalian dan operasional pelaksanaan kegiatan penataan ruang yang meliputi rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana detail tata ruang (RDTR), pemantauan dan pemanfaatan bangunan;

4) pengendalian dan operasional pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan dan air minum; dan

5) pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang terdiri dari: 1) Seksi Tata Bangunan.

(14)

2) Seksi Tata Ruang.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang. Seksi Tata Ruang mempunyai tugas melakukan kegiatan penataan ruang yang meliputi rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana detail tata ruang (RDTR), pemantauan dan pemanfaatan bangunan.

3) Seksi Seksi Penyehatan Lingkungan dan Air Minum. Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang. Seksi Seksi Penyehatan Lingkungan dan Air Minum mempunyai tugas melakukan kegiatan pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan fasilitas penyehatan lingkungan dan air minum.

vi. Bidang Pengairan

Bidang Pengairan adalah unsur pelaksana teknis di bidang Pengairan. Bidang Pengairan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengairan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengendalian dan operasional pembangunan dan pemeliharaan irigasi, tata guna air serta pengembangan rawa, sungai dan pantai. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 16, Bidang Pengairan mempunyai fungsi :

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang pengairan;

2) pengendalian dan operasional pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan irigasi;

(15)

4) pengendalian dan operasional pelaksanaan pengembangan rawa, sungai dan pantai; dan

5) pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Pengairan terdiri dari :

1) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Irigasi.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengairan. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Irigasi mempunyai tugas melakukan kegiatan pengendalian, operasional dan pengawasan pembangunan dan pemeliharaan irigasi.

2) Seksi Tata Guna Air.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengairan. Seksi Tata Guna Air mempunyai tugas melakukan kegiatan pengendalian, operasional dan pengawasan tata guna air.

3) Seksi Pengembangan Rawa, Sungai dan Pantai.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengairan. Seksi Pengembangan Rawa, Sungai dan Pantai mempunyai tugas melakukan kegiatan pengembangan rawa, sungai dan pantai.

vii. Bidang Perumahan dan Permukiman

(16)

pengembangan perumahan dan permukiman. Bidang Perumahan dan Permukiman mempunyai fungsi:

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang perumahan dan permukiman.

2) penyelenggaraan penyusunan bahan petunjuk teknis pembinaan pembangunan perumahan, pengembangan perumahan serta permukiman.

3) penyelenggaraan penyusunan bahan pengendalian pembangunan perumahan, pengembangan perumahan dan permukiman.

4) penyelenggaraan pembinaan teknis, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian dalam rangka pelayanan

umum meliputi pembangunan perumahan,

pengembangan perumahan dan permukiman.

5) pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan tugas bidang perumahan dan permukiman.

6) pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait.

7) pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perumahan dan Permukiman terdiri dari : 1) Seksi Pembangunan Perumahan.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman. Seksi Pembangunan Perumahan mempunyai tugas menyiapkan bahan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan pembangunan perumahan.

2) Seksi Pengembangan Perumahan.

(17)

petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan pengembangan perumahan.

3) Seksi Permukiman.

Dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman. Seksi Permukiman mempunyai tugas mempunyai tugas menyiapkan bahan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan permukiman.

b. Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Jumlah pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Timur pada saat ini 205 orang dari berbagai janjang pendidikan mulai dari SLTA hingga Perguruan Tinggi (S2) dari jurusan Teknik, Ekonomi dan Administrasi yang terdiri dari pejabat dan pelaksana yaitu :

i. Pejabat Esselon II : 1 Orang S1

ii. Pejabat Esselon III : 6 Orang, S2 (1Orang), S1 (5 Orang) iii. Pejabat Esselon IV : 17 Orang, S1 14 (Orang), SLTA (3

Orang)

iv. Pelaksana : 181 Orang, S1 (41 Orang), DIII (8 Orang), SLTA (112 Orang), SLTP (11 Orang), SD (9 Orang)

2. BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) a. Struktur organisasi

Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari :

i. Kepala Badan; ii. Sekretariat;

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

 Sub Bagian Keuangan

(18)

iii. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenaga Kerjaan;

 Sub Bidang Pangan dan Pertanian;

 Sub Bidang Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Investasi dan Kerjasama Pembangunan

 Sub Bidang Perindustrian, Ketenagakerjaan dan Pariwisata

iv. Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana;

 Sub Bidang Pengembangan Infrastruktur, Iptek dan Perhubungan;

 Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

 Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Kawasanm Tata Ruang dan Transmigrasi

v. Bidang Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia;

 Sub Bidang Pemerintahan dan Kependudukan;

 Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Keistimewaan Aceh dan Kebudayaan;

 Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Rakyat.

vi. Bidang Program, Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Pembangunan;

 Sub Bidang Bina Program;

 Sub Bidang Data, Penelitian dan Pengembangan;

 Sub Bidang Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi BAPPEDA Kabupaten Aceh Timur berdasarkan Qanun Nomor 4 Tahun 2016.

(19)

i. Kepala Badan

Kepala Badan mempunyai tugas :

 memimpin dan membina badan perencanaan pembangunan daerah dalam pelaksanaan tugas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah Kabupaten.

 menyiapkan kebijakan umum Kabupaten di bidang perencanaan pembangunan di Kabupaten.

 menetapkan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan di Kabupaten dan pengawasan di Kabupaten yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati.

 melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi dan organisasi lain yang menyangkut bidang perencanaan pembangunan di Kabupaten.

 melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

ii. Sekretariat

Sekretariat adalah unsur pembantu pimpinan dibidang pembinaan dan pengelolaan administrasi. Sekretariat mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, penataan arsip, organisasi dan tatalaksana, hubungan masyarakat serta melakukan koordinasi penyusunan perencanaan strategis, program kerja evaluasi dan pelaporan serta pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan Badan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi :

 penyusunan rencana kerja dan anggaran.

(20)

kerumahtanggaan, penataan arsip, dokumentasi dan hubungan masyarakat serta organisasi dan ketatalaksanaan.

 penyusunan program kerja dan kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan.

 pelaksanaan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan.

 pelaksanaan koordinasi dengan bagian/bidang dalam penyusunan program dan evaluasi serta pelaporan.

 penyusunan laporan kinerja badan.

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sekretaris dibantu oleh :

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

 Sub Bagian Keuangan.

 Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Masing – masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Kepala Sub Bagian berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

iii. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenagakerjaan

(21)

Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenaga Kerjaan mempunyai tugas melakukan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan kesejahteraan rakyat, ekonomi, pertanian, industri, perdagangan, koperasi dan pemasaran produksi, jasa serta pengembangan dunia usaha.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenaga Kerjaan mempunyai fungsi :

 pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang perencanaan pembangunan perekonomian.

 pelaksanaan pembagian dan memberikan petunjuk kerja serta mendistribusikan tugas-tugas kepada masing-masing subbidang agar tercapai efektivitas kerja.

 pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan ekonomi rakyat, pertanian, industri, perdagangan, penanaman modal, koperasi dan usaha kecil menengah serta pembangunan dunia usaha dan jasa.

 pengkoordinasian dan mengintegrasikan rencana pembangunan perekonomian rakyat, pertanian, industri, perdagangan penanaman modal koperasi dan usaha kecil menengah serta pengembangan dunia usaha dan jasa yang disusun oleh instansi Perangkat Daerah.

 pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang perekonomian serta perumusan langkah-langkah kebijaksanaan untuk pemecahan masalah di bidang perekonomian.

(22)

diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program tahunan nasional.

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenaga Kerjaan terdiri dari :

 Sub Bidang Pangan dan Pertanian.

 Sub Bidang Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Investasi dan Kerjasama Pembangunan.

 Sub Bidang Perindustrian, Ketenagakerjaan dan Pariwisata.

Sama halnya seperti Sub Bagian pada Sekretariat, Sub Bidang tersebut juga dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Perekonomian.

iv. Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana adalah unsur pelaksana teknis dibidang perencanaan pembangunan sarana dan prasarana. Tugas Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana adalah melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana umum, lingkungan hidup, pertambangan, energi dan kebersihan, perhubungan, pariwisata dan telekomunikasi serta sumber daya alam.

Fungsi dari tugas Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana sebagaimana tersebut adalah :

(23)

 pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan umum, perhubungan, pariwisata, telekomunikasi, lingkungan hidup, pertambangan dan energi, kebersihan serta sumber daya alam.

 pengkoordinasian dan pengintegrasian rencana pembangunan umum, perhubungan, pariwisata, telekomunikasi, lingkungan hidup, pertambangan dan energi, kebersihan serta sumber daya alam yang disusun oleh instansi.

 pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang fisik serta perumusan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahan masalah di bidang fisik.

 pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan program tahunan di bidang fisik meliputi pekerjaan umum, perhubungan, pariwisata, telekomunikasi, pertambangan dan energi, kebersihan serta sumber daya alam dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan-kegiatan yang diusulkan kepada Pemerintah Provinsi untuk dimasukkan dalam program/kegiatan Provinsi dan yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program/kegiatan tahunan nasional.

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana adalah unsur pelakana teknis dibidang perencanaan pembangunan sarana dan prasarana dan dibantu oleh dua Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana. Sub Bidang dimaksud adalah :

(24)

 Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

 Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Kawasan, Tata Ruang dan Transmigrasi.

v. Bidang Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia

Bidang Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia adalah unsur pelaksana teknis di bidang perencanaan pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia. Bidang Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan di bidang Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi :

 penyusunan rencana kerja dan anggaran;

 pelaksanaan kegiatan perencanaan di bidang agama, pendidikan dan sosial budaya, kesehatan dan kesejahteraan sosial, lingkungan hidup, pertambangan, kebersihan serta kependudukan, catatan sipil dan keluarga sejahtera;

(25)

 pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang pemerintahan, sosial budaya serta merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya;

 pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan program tahunan di bidang sosial budaya meliputi agama, pendidikan dan sosial budaya, kesehatan, kesejahteraan rakyat, lingkungan hidup, pertambangan dan kebersihan serta kependudukan, catatan sipil dan keluarga sejahtera dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan-kegiatan yang diusulkan kepada Pemerintah Provinsi untuk dimasukkan dalam program/kegiatan Provinsi dan yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program kegiatan tahunan nasional; dan

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia juga dibantu oleh Sub Bidang yang terdiri dari :

 Sub Bidang Pemerintahan dan Kependudukan;

 Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Keistimewaan Aceh dan Kebudayaan; dan

 Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.

Masing – masing Sub Bidang tersebut berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia.

vi. Bidang Program, Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Pembangunan

(26)

Program, Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Pembangunan yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang. Kepala Bidang Program, Penelitian, Pengembangan dan

Pengendalian Pembangunan mempunyai tugas

melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan di bidang penyusunan program, penelitian, pengembangan dan pengendalian pembangunan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Program, Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Pembangunan mempunyai fungsi :

 penyusunan rencana kerja dan anggaran.

 pelaksanaan kegiatan perencanaan di bidang program, penelitian, pengembangan dan pengendalian pembangunan.

 pengkoordinasian dan pengintegrasian rencana pembangunan di bidang program,penelitian, pengembangan dan pengendalian pembangunan.

 pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang

program, penelitian, pengembangan dan

pengendalianpembangunan serta merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya.

 pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan program tahunan di bidang program,penelitian, pengembangan dan pengendalian pembangunan dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan-kegiatan yang diusulkan kepada Pemerintah Provinsi untuk dimasukkan dalam program/kegiatan Provinsi dan yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukkan kedalam program kegiatan tahunan nasional.

(27)

Bidang Program, Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Pembangunan terdiri dari :

 Sub Bidang Bina Program.

 Sub Bidang Data, Penelitian dan Pengembangan.

 Sub Bidang Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan. Sama halnya seperti Sub Bagian pada bidang lain, Sub Bidang tersebut juga dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Program, Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Pembangunan.

b. Sumber Daya SKPK

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah didukung oleh sumber daya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjumlah 63 (enam puluh tiga) orang dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Data jumlah pegawai tersebut dapat dirincikan sebagai berikut :

Tabel 6.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan Eselon

II ESELON III ESELON IV Non Eselon/ Staff Jumlah

1 5 11 46 63

Tabel 6.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan

S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP Jumlah

2 5 38 0 18 0 63

Tabel 6.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Pangkat/

Golongan a b c d Jumlah

IV 2 0 0 0 2

III 25 7 6 5 43

II 2 4 10 2 18

I 0 0 0 0 0

(28)

3. Dinas Lingkungan Hidup a. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Timur terdiri atas:

i. Kepala Dinas; ii. Sekretariat :

 Subbagian Umum dan Kepegawaian.

 Subbagian Perencanaan, Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan.

iii. Penataan dan Pengawasan Izin Lingkungan dan PPLH :

 Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan.

 Seksi Informasi dan Pengaduan Lingkungan.

 Seksi Pengawasan Lingkungan.

iv. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas :

 Seksi Pengelolaan dan Pengolahan Persampahan.

 Seksi Pengelolaan dan Pencemaran Limbah B3.

 Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup dan Penerangan Jalan Umum.

v. Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan :

 Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

 Seksi Pengendalian kerusakan Lingkungan Hidup.

 Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup dan Pertamanan. vi. Unit Pelaksana Teknis Badan ;

vii. Kelompok Jabatan Fungsional

i. Kepala Dinas

Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

(29)

 memimpin dan membina dinas dalam pelaksanaan tugas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah Kabupaten.

 menyiapkan kebijakan umum daerah di bidang penataan dan pengawasan izin lingkungan dan PPLH, pengelolaan sampah, limbah B3, peningkatan kapasitas dan pengendalian, pencemaran dan kerusakan lingkungan.

 menetapkan kebijakan teknis di bidang penataan dan pengawasan izin lingkungan dan PPLH, pengelolaan sampah, limbah B3, peningkatan kapasitas dan pengendalian, pencemaran dan kerusakan lingkungan.

 melaksanakan kerjasama dengan instansi dan organisasi lain yang menyangkut dengan bidang lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan.

 melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

ii. Sekretariat

Sekretariat adalah unsur pembantu pimpinan dibidang pembinaan dan pengelolaan administrasi. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Sekretariat mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, penataan arsip, organisasi dan tatalaksana, hubungan masyarakat serta melakukan koordinasi penyusunan perencanaan strategis, program kerja evaluasi dan pelaporan serta pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan dinas.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 6, Sekretariat mempunyai fungsi :

(30)

 pembinaan dan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan, penataan arsip, dokumentasi dan hubungan masyarakat serta organisasi dan ketatalaksanaan.

 penyusunan program kerja dan kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan.

 pelaksanaan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan.

 pelaksanaan koordinasi dengan bagian/bidang dalam penyusunan program dan evaluasi serta pelaporan.

 penyusunan laporan kinerja dinas.

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian yang meliputi surat menyurat, penataan arsip, dokumentasi, perjalanan dinas, kerumahtanggaan, perlengkapan, kebutuhan pegawai, mutasi pegawai, peningkatan sumber daya aparatur, ketatalaksanaan dan hubungan masyarakat.

b. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan.

Mempunyai tugas mengumpulkan dan

(31)

panjang dan melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, belanja langsung dan belanja tidak langsung, verifikasi,

mempersiapkan konsep SPM, pembukuan,

pertanggungjawaban, laporan keuangan, pengendalian pelaksanaan program, evaluasi dan pelaporan serta penyusunan akuntabilitas kinerja dinas.

iii. Bidang Penataan dan Pengawasan Izin Lingkungan dan PPLH

Mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, penilaian, pengawasan, koordinasi terhadap pelaksanaan RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup), tata ruang, daya dukung lingkungan, izin lingkungan, status lingkungan, KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis), sosialisasi dan penyelesaian sengketa lingkungan.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Penataan dan Pengawasan Izin Lingkungan dan PPLH mempunyai fungsi:

 penyusunan rencana kerja dan anggaran.

 pengkoordinasian inventarisasi data dan informasi sumber daya alam.

 pengawasan penyusunan dokumen RPPLH, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPPLH, status lingkungan, indek kualitas lingkungan, tata ruang yang berbasisi lingkungan, KLHS, daya dukung dan daya tampung lingkungan.

 pelaksanaan sosialisasi RPPLH kepada pemangku kepentingan dan tata cara pengaduan.

(32)

lingkungan), izin lingkungan, audit LH, analisis resiko LH dan kebijakan pengawasan terhadap usaha dan kegiatan yang memiliki izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan.

 pengkoordinasian pengawasan atas pelanggaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Kepala Bidang Penataan dan Pengawasan Izin Lingkungan dan PPLH dibantu 2 (dua) orang Kepala Sub Bidang yang terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan; b. Seksi Informasi dan Pengaduaan Lingkungan; dan c. Seksi Pengawasan Lingkungan.

iv. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan persampahan, kebijakan perizinan, pengawasan dan pembinaan tentang pengumpulan, penguburan, pengangkutan, penyimpanan sementara limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), kebijakan pengakuan MHA (masyarakat hukum adat) termasuk identifikasi, verifikasi dan validasi terhadap kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait dengan PPLH, peningkatan kapasitas dan penghargaan bagi MHA dan pelaksanaan kegiatan penerangan jalan umum.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas mempunyai fungsi :

 penyusunan rencana kerja dan anggaran.

(33)

pengurangan sampah, penyediaan fasilitas persampahan, pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan pendaur ulang sampah.

 pengawasan terhadap retribusi dan jasa layanan persampahan, TPA, TPS serta tanggap darurat pengelolaan sampah.

 pengkoordinasiaan kebijakan perizinan pengelolaan sampah, pengangkutan dan pemprosesan akhir sampah yang diselenggakan oleh swasta.

 pengkoordinasian penyusunan kebijakan tentang limbah B3.

 pengawasan dan pembinaan tentang pengumpulan, penguburan, pengangkutan dan penyimpanan sementara limbah B3.

 pengkoordinasian penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan MHA, kearifan lokal terkait dengan PPLH.

 pengawasan terhadap kegiatan penerangan jalan umum.

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas dibantu 2 (dua) orang Kepala Sub Bidang yang terdiri dari :

a. Seksi Pengelolaan dan Pengolahan Persampahan. b. Seksi Pengelolaan dan Pencemaran Limbah B3.

c. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup dan Penerangan Jalan Umum.

v. Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan

(34)

pelaksanaan perlindungan pencadangan dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, inventarisasi GRK (gas rumah kaca) dan penetapan kebijakan keanekaragaman hayati.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan mempunyai fungsi :

 penyusunan rencana kerja dan anggaran.

 pelaksanaan pemantauan sumber pencemaran, kerusakan lingkungan institusi dan non institusi termasuk kualitas air, udara, tanah serta pesisir dan laut.

 penentuan kriteria baku mutu sumber pencemaran dan kerusakan lingkungan.

 pengkoordinasian pelaksanaan pemulihan pencemaran.

 pengembangan sistem informasi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

 pemenatauan, pengawasan, pengembangan sistem informasi dan perencanaan konservasi keanekaragaman hayati.

 pelaksanaan monitoring inventarisasi GRK dan penyusunan profil emisi GRK.

 pelaksanaan koordinasi kegiatan pertamanan.

 pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dibantu 2 (dua) orang Kepala Sub Bidang yang terdiri dari :

a. Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan. b. Seksi Pengendalian kerusakan Lingkungan Hidup.

(35)

vi. Unit Pelaksana Teknis Dinas

UPTD dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat setempat.

UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas operasional dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

vii. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Tabel 6.4 Sumber Daya Manusia Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Timur

Rincian Uraian Jumlah Pegawai

Eselon

Rincian Uraian Jumlah Pegawai

(36)

6.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Tabel 6.5 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No Instansi Pembangunan Bidang Peran Instansi dalam Cipta Karya untuk semua sektor Bidang Cipta Karya

Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Bidang Bina Program, Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang dan sarana cipta karya sektor : Bangkim,

PLP : Drainase, PBL, Air minum

(37)

3. Dinas Lingkungan Hidup

Perencanaan DED dan pembangunan prasarana dan sarana cipta karya sektor :

PLP : Sampah dan Limbah ,

PBL : Ruang Terbuka Hijau

Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas

6.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Tabel 6.6 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

No Unit Kerja

6.3 Analisis Kelembagaan

(38)

6.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku?

2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi?

3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi?

4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPIJM.

6.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut :

1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada? 2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar

instansi terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?

(39)

permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk?

4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya? 5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

6.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.

Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :

1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?

2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya? 3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang

(40)

Tabel 6.7 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

No Instansi TingkatPendidikan Jumlah Pegawaiyang Ada Jumlah Pegawaiyang Diperlukan

(1) (2) (3) (4) (5)

- S1 Teknik sipil/plano/ars - S1 Ekonomi

- S1 Pertanian - S1 Sospol

- S1 Kesehatan Masyarakat - S1 Pendidikan

- S1 Hukum

- S1 Kedokteran Hewan S2/S3 - S1 Ilmu Pemerintahan - S1 Sains

6.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

(41)

ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang Cipta Karya yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

(42)

Tabel 6.8 : Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

Faktor External Faktor

Internal

PELUANG (O)

a. Rekruitmen baru b. Minat jadi PNS tinggi

ANCAMAN (T)

a. Mutasi tenaga teknis

b. Jumlah pekerjaan semakin banyak c. Macam pekerjaan berteknologi tinggi

KEKUATAN (S)

a. Personel S.1 dan S 2 mencukupi b. Berusia muda

c. Kebutuhan tenaga teknis

Strategi SO (Kuadran 1)

Rekruitment tenaga teknis sesuai kebutuhan Dengan usia muda cepat belajar di bidang yang Strategi ST (Kuadran 2) baru dan teknologi baru

KELEMAHAN (W)

a. Sebagian mendekati masa pensiun b. Kurang pelatihan/ ketrampilan c. Wilayah yang luas

Strategi WO (Kuadran 3)

Pengadaan pelatihan teknis/kursus/ bekerjasama dengan perguruan tinggi setempat

Strategi WT (Kuadran 4)

(43)

6.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirimuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

6.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, khususnya bidang Cipta Karya.

Pengembangan organisasi yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Aceh Timur untuk jangka menengah dengan melakukan strategi memantapkan organisasi yang telah ada, dengan memanfaatkan personil teknis yang sudah ada dengan meningkatan kapasitas dan di sisi lain menambah personil teknis sesuai dengan kebutuhan dan tren jumlah pekerjaan bidang Cipta Karya yang akan muncul dan kompleksitas yang dihadapi. Strategi lainnya adalah menambah bidang atau sub bidang pada organisasi yang ada saat ini dan membentuk Unit Pengelola Teknis (UPT) untuk pengelolaan TPA dan IPLT yang untuk jangka menengah akan semakin kompleks permasalahannya.

(44)

dan meningkatkan kapasitas personilnya.

6.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, maka dilakukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam Dinas/Badan ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, khususnya yang menangani bidang Cipta Karya, sehingga tidak timbul tumpang tindih kewenangan antar Dinas/Badan yang menangani bidang Cipta Karya.

6.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

(45)

Tabel 6.9 Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

No Jenis Pelatihan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan

10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN 14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

(46)

Tabel 6.10 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

Organisasi Pemantapan organisasi di setiap badan dan dinas

Reorganisasi sesuai dengan perkembangan kebutuhan sektor di bidang cipta karya penambahan bidang

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

Tata Laksana Pemantapan Standart Operasional Prosedure pada setiap sektor Cipta

Karya Implemetasi SOP secara ketat

Sumber Daya Manusia

Peningkatan kapasitas SDM

Tugas belajar bagi S1 ke jenjang S 2 Pelatihan dan kursus sesuai kebutuhan dan bidang Tenaga Penyidik PNS untuk audit lingkungan

Rekruitmen baru SDM

Gambar

Gambar 6.1 : Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU Cipta Karya
Tabel 6.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan
Tabel 6.4  Sumber Daya Manusia Dinas Lingkungan Hidup
Tabel 6.5 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk guru SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten agar: (a) memberi motivasi guru kepada siswa untuk berperan aktif melaksanakan metode time token dalam

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Persepsi Dosen Akuntansi,

Data yang dapat diperoleh dari metode ini adalah mengenai gambaran umum MA Walisongo Kayen yang meliputi lokasi penelitian, kondisi daerah di sekitar oenelitian,

“ BagaimanaTingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melalui Iklan Layanan Masyarakat

Selanjutnya berdasarkan Tabel 12, dengan mengalikan luasan kebakaran hutan dengan nilai kerugian ekonomi akibat kebakaran maka diperoleh nilai degradasi akibat kebakaran

Pola arus sejajar pantai membuat material sedimen tersebar secara lateral dan luas, akan tetapi arus perairan yang lebih kuat membawa kembali muatan sedimen tersebut ke wilayah

Begitu akad tabarru’ sudah disepakati, maka akad tersebut tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah (yakni akad komersil, yang akan segera kita bahas) kecuali ada kesepakatan

Karena itulah yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan