• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh – Blang Luah Cs, Woyla Timur) TUGAS AKHIR - ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh – Blang Luah Cs, Woyla Timur) TUGAS AKHIR - ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh

Blang Luah Cs, Woyla Timur)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh;

A G U S S A L I M

NIM : 06C10203030

Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi

Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG - MEULABOH

(2)

1 1.1 Latar Belakang

Jalan raya merupakan prasarana tranportasi yang sangat efektif dan

efisien yang dapat menunjang secara langsung perkembangan suatu wilayah baik

perkotaan maupun pedesaan. Untuk pembangunan jalan raya pemerintah Republik

Indonesia telah menetapkan untuk meningkatkan jaringan jalan, yaitu peningkatan

jalan dan pembangunan jembatan.

Berdasarkan hal tersebut pemerintah mengusahakan agar perhubungan

antar suatu daerah dengan daerah lainnya dapat berjalan dengan lancar, dalam hal

ini Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum

(P.U) Provinsi Aceh, memandang perlu melaksanakan pembangunan proyek jalan

yang dimulai dari perkerasan berbutir sampai perkerasan aspal. Tujuan

ditingkatkan prasarana jalan tersebut adalah untuk peningkatan pelayanan

kendaraan yang lewat dan menjadikan sistem jaringan jalan lebih baik dari

sebelumnya serta meningkatkan produktivitas dan perekonomian masyarakat

disekitarnya.

Pada proyek pembangunan jalan Tangkeh – Blang Luah Cs, Kecamatan

Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat, dana bersumber dari anggaran APBK-P

tahun anggaran 2010 dengan biaya proyek senilai Rp. 7.800.000.000,- (Tujuh

miliar delapan ratus juta rupiah), dengan data fisik jalan : panjang keseluruhan

jalan 3500 meter (Sta 0+000 sampai Sta 3+500) dan lebar pengaspalan 4 meter,

dimana pelelangan bersifat pelelangan umum yang di umumkan melalui media

massa. Berdasarkan hasil pelelangan tersebut maka pekerjaan pelaksana proyek

ini adalah PT. Duta Sarana yang beralamat di Blang Pidie Kabupaten Aceh Barat

Daya.

Pada pekerjaan proyek pembangunan jalan Tangkeh – Blang Luah Cs,

(3)

alat berat seperti backhoe/excavator, dump truck, wheel loader, motor grader,

vibrator roller, water tanker, tandem roller, pneumatic tyred roller, compressor,

asphalt sprayer, dan asphalt finisher.

Adapun ruang lingkup yang ditinjau terdiri dari pekerjaan timbunan

pilihan, lapisan pondasi agregat kelas B, lapisan pondasi agregat kelas A, lapis

resap pengikat dan lapis aspal AC-BC. Dalam penulisan secara bertahap terdiri

dari perhitungan produktivitas peralatan yang digunakan berdasarkan volume

pekerjaan dan produktivitas peralatan yang digunakan.

1.2 Identifikasi Masalah

Beberapa hal yang akan ditinjau dalam penelitian ini, antara lain :

1. Produktivitas pemakaian alat-alat berat pada proyek pembangunan jalan

Tangkeh – Blang Luah Cs, Kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat.

2. Kajian terhadap total waktu keseluruhan pekerjaan yang di capai dalam

pembangunan jalan Tangkeh – Blang Luah Cs.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah produktivitas peralatan yang berdasarkan volume pekerjaan sudah

efektif ataukah tidak sesuai dengan schedule yang direncanakan ?

2. Menghitung kembali waktu pelaksanaan dalam pekerjaan pembangunan jalan

Tangkeh – Blang Luah Cs, agar tercapai mutu yang sempurna dengan waktu

penyelesaian yang relatif lebih singkat ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat operasional

kerja alat berat dan penataan peralatan secara efisien, memberikan produktivitas

(4)

terhadap kapasitas dalam menjalankan peralatan alat berat yang baik walaupun

keadaan alam dan situasi kerja yang dapat mempengaruhi terhadap produktivitas

pemakaian suatu alat berat, sehingga volume kerja yang diharapkan dapat tercapai

dengan maksimal.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan pembahasan dalam penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian proyek pembangunan jalan Tangkeh – Blang Luah Cs,

Kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat, proyek ini dikerjakan oleh

PT. Duta Sarana sebagai pelaksana yang beralamat di Blang Pidie Kabupaten

Aceh Barat Daya.

2. Variabel-variabel yang ditinjau antara lain efisiensi kerja alat berat, total waktu

pelaksanaan setiap pekerjaan dan pengoperasian peralatan untuk mendapatkan

produktivitas yang baik.

3. Jam kerja di mulai dari pagi jam 07.00 WIB dan berakhir pada sore hari jam

17.00 WIB (9 jam kerja efektif).

4. Tahapan pekerjaan meliputi timbunan pilihan, lapisan pondasi agregat kelas B,

lapisan pondasi agregat kelas A, lapis resap pengikat dan lapis aspal AC-BC.

5. Alat berat yang dihitung backhoe/excavator, dump truck, wheel loader, motor

grader, vibrator roller, water tanker, tandem roller, pneumatic tyred roller,

compressor, asphalt sprayer, dan asphalt finisher.

6. Persamaan atau rumus-rumus yang digunakan berdasarkan Soedrajat (1982)

dan Rochmanhadi (1982).

1.6 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa :

1. Evaluasi tingkat operasional kerja alat berat dan penataan peralatan secara

(5)

2. Dapat memberikan produktivitas yang tinggi dari masing-masing peralatan,

sehingga volume kerja yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.

3. Solusi atau gambaran kemampuan operator dalam menjalankan peralatan alat

berat baik masalah keadaan alam maupun situasi kerja yang dapat

(6)

5

Tinjauan kepustakaan mempelajari dan menyajikan metode penyelesaian

yang merupakan anggapan dasar, dan rumus-rumus yang berhubungan dengan

cara perhitungan tentang penentuan waktu siklus alat-alat berat tersebut. Untuk

mendapatkan waktu siklus ini maka dilaksanakan pengamatan terhadap

gerakan-gerakan dari masing-masing peralatan.

Menurut Soedrajat (1982), alat berat yang digunakan dalam ilmu

teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam

melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Peralatan atau alat berat dalam

pekerjaan sipil banyak berkaitan dengan pemindahan tanah (earth moving) dan

segala aspek yang timbul dari peralatan yang digunakan untuk memindahkan

tanah tersebut.

Dalam hal pemindahan tanah ini selain memindahkan juga mengadakan

pembentukan terhadap permukaan tanah yang baru sesuai kondisi fisik/teknis

yang diinginkan. Diperlukan beberapa jenis peralatan dan metode yang sesuai

untuk pembentukan permukaan tanah pada lokasi baru tersebut. Karena pekerjaan

ini berhubungan dengan tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak belukar dan

alang-alang) maka perlu diketahui sifat tanah dan tipe galian tanah.

Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh dalam :

1. Menentukan jenis alat dan taksiran atau kapasitas produksi.

2. Perhitungan volume pekerjaan.

3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.

Apabila pemilihan jenis alat berat tidak sesuai dengan kondisi material

dapat berakibat tidak efisiennya alat (lost time).

2.1 Karakteristik Tanah

(7)

diperhatikan karena tanah adalah elemen utama pendukung struktur dalam dunia

konstruksi. Beberapa jenis tanah mungkin cocok digunakan dalam keadaan

aslinya, sementara yang lain harus digali, diproses dan dipadatkan agar

memenuhi tujuannya. Pengetahuan mengenai sifat-sifat, karakteristik dan perilaku

tanah sangat penting bagi para pelaku proses konstruksi yang melibatkan

penggunaan tanah. Sebelum membahas penanganan tanah atau menganalisis

persoalan-persoalan mengenai pekerjaan tanah diperlukan sekali pengenalan

lebih lanjut mengenai beberapa sifat-sifat fisis tanah. Sifat-sifat ini berpengaruh

langsung atas mudah atau sulitnya penanganan tanah, pemilihan peralatan dan

laju produksi peralatan.

2.2 Sifat-sifat Tanah

Menurut Rochmanhadi (1982), material tanah (soil) tidak mempunyai

sifat yang benar-benar khas, berbeda sekali dengan beton dan baja. Material

tanah di alam terdiri dari dua bagian yaitu bagian padat terdiri dari

partikel-partikel material tanah yang padat, sedangkan bagian pori berisi air dan udara.

Sifat-sifat fisik material tanah juga perlu diketahui, tetapi yang penting disini

adalah keadaan material tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume

tanah yang dijumpai dalam usaha pemindahan tanah, yaitu :

a. Keadaan asli sebelum diadakan pengerjaan. Ukuran material tanah

demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam, yaitu bank measure (BM)

keadaan ini digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.

b. Keadaan lepas, yakni keadaan suatu material tanah setelah diadakan suatu

pengerjaan (disturbed). Material tanah demikian misalnya terdapat di atas

truck, di dalam bucket, dan sebagainya. Ukuran volume material tanah dalam

keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure (LM) yang besarnya

sama dengan BM + % swell (kembang) x BM. Faktor swell ini biasanya

tergantung dari jenis tanah. Dapat dimengerti bila LM mempunyai nilai

(8)

c. Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali kemudian

dipadatkan. Volume tanah setelah diadakan pemadatan mungkin lebih besar

atau mungkin lebih kecil dari volume keadaan bank. Hal ini tergantung usaha

pemadatan yang dilakukan.

Pada tabel 2.1 dapat dilihat besarnya swell pada jenis-jenis tanah, namun

perlu diketahui bahwa angka-angka pada tabel 2.1 tidak pasti. Hal ini tergantung

dari berbagai faktor yang dijumpai secara nyata di lapangan.

Tabel 2.1 Faktor Kembang

Sumber : Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Rochmanhadi 1982

Sedangkan tabel 2.2 diberikan conversation ratio untuk beberapa jenis

tanah dalam keadaan bank measure, loose measure, compacted measure.

Tabel 2.2 Faktor Konversi Untuk Volume Material

Jenis Tanah Kondisi Tanah Perubahan Volume Tanah

Asli Lepas Padat Sumber : Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Rochmanhadi 1982

(9)

diketahui pula faktor tanah yang dapat mempengaruhi produktivitas alat berat,

antara lain :

(1) Berat Material

Berat material adalah berat tanah dalam keadaan asli atau lepas pada suatu

volume tertentu (ton/m3). Berat material ini akan berpengaruh terhadap

volume yang diangkut/didorong, berhubungan dengan draw bar pull (DBP)

atau tenaga tarik.

(2) Kekerasan

Tanah yang lebih keras akan lebih sukar untuk dikerjakan oleh suatu alat,

sehingga kekerasan tanah ini berpengaruh terhadap produktivitas alat. Oleh

karenanya diperlukan pengukuran kekerasan tanah.

(3) Daya Ikat/Kohesivitas

Merupakan kemampuan untuk saling mengikat diantara butir tanah itu

sendiri, sifat ini berpengaruh terhadap alat, misalnya pengaruh terhadap

spillage factor (faktor luber).

(4) Bentuk Material

Bentuk material yang dimaksudkan disini didasarkan pada ukuran butir kecil

akan terdapat rongga yang berukuran kecil pula, demikian pula pada

tanah dengan ukuran butir besar akan membentuk rongga yang besar. Ukuran

butir berpengaruh terhadap pengisian bucket, dengan mengingat kapasitas

munjung dan rongga tanah yang ada dalam bucket. Konversi juga perlu

dilakukan terhadap pengembangan (swelling) dan penyusutan (shrinkage)

material tersebut.

2.3 Jenis-jenis Tanah

Tanah dapat digolongkan menurut ukuran butir-butir yang menyusunnya,

menurut sifat-sifat fisisnya, atau menurut perilakunya apabila kandungan

kelembabannya berubah-ubah. Seorang kontraktor terutama memperhatikan lima

jenis tanah yaitu kerikil, pasir, lumpur, lempung dan bahan organik. Batas-batas

(10)

1. Kerikil (gravel) adalah bahan seperti batu-batuan yang butir-butirnya

lebih besar dari ¼ in (6 mm). Ukuran-ukuran yang lebih besar dari sekitar 10

in biasanya disebut batu.

2. Pasir (sand) adalah batu-batuan yang hancur yang butir-butirnya mempunyai

ukuran yang bervariasi dari yang sebesar kerikil sampai 0,002 in (0,05 mm).

Pasir dapat digolongkan sebagai pasir kasar dan halus, tergantung pada

ukuran butirnya. Pasir adalah bahan yang lepas, atau tidak kohesif yang

kekuatannya tidak dipengaruhi oleh kandungan kelembabannya.

3. Lumpur (silt) adalah pasir yang halus, dan dengan demikian merupakan suatu

bahan berbutir yang butir-butirnya lebih kecil dari 0,002 in (0,05 mm), dan

lebih besar dari sekitar 0,005 mm. Lumpur adalah bahan yang tidak kohesif,

dan kekuatannya kecil atau tidak ada sama sekali. Bahan ini sangat sukar

memadat.

4. Lempung (clay) adalah bahan yang kohesif yang butir-butirnya berukuran

mikroskopik, kurang dari sekitar 0,005 mm. Kohesif antara butir-butirnya

memberikan kekuatan yang cukup besar pada lempung ketika kering.

Lempung mengalami perubahan-perubahan volume yang cukup besar dengan

berubah-ubahnya kandungan kelembaban. Apabila lempung digabung dengan

tanah berbutir, maka kekuatan tanah yang demikian sangat bertambah besar.

5. Bahan organik (organic) adalah bahan tumbuh-tumbuhan yang sebagian telah

hancur. Jika bahan organik tersebut ada di tanah yang akan digunakan untuk

maksud-maksud konstruksi, bahan itu harus disingkirkan dan harus diganti

dengan tanah yang lebih cocok.

2.4 Manajemen Alat Berat

Menurut Wilopo (2011), manajemen pemilihan dan pengendalian alat

berat adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan

alat berat untuk mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa faktor yang

harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam

(11)

1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan

fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan;

2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau

berat material yang harus dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai

sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan;

3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal)

dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan;

4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi

pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan

pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat

pemilihan alat dapat berubah;

5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan

pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat;

6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat

berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,

jembatan, irigasi, dan pembukaan hutan;

7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di

dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di

dataran rendah;

8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material

yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.

Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek;

9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik

merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja

alat berat antara lain :

1. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu;

2. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan

harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk

(12)

2.5 Jenis-jenis Alat Berat

Analisis peralatan ini diarahkan pada produksi persatuan waktu atau yang

disebut produktivitas, prinsipnya untuk mendapatkan produktivitas peralatan ini

sangat ditentukan oleh volume. Masing-masing peralatan dicari produksinya

melalui dengan cara perumusan.

2.5.1 Backhoe/excavator

Backhoe/excavator menurut Rochmanhadi (1982), alat untuk penggali,

pengangkat maupun pemuat tanpa harus berpindah tempat menggunakan

tenaga power take off dari mesin yang dimiliki, yang terdiri dari tiga bagian utama

sebagai berikut :

a. Bagian atas revolving unit (bisa berputar)

b. Bagian bawah travel unit (untuk berjalan, gerak maju dan mundur)

c. Bagian attachment adalah perlengkapanyang dapat diganti sesuai kebutuhan.

Produktivitas backhoe/excavator dinyatakan dengan rumus :

Cm E

Pqx3600x ... (2.1)

Produksi per siklus,

K x q

q1 ... (2.2)

Dimana :

P = produksi per jam (m3/jam); q = produktivitas per siklus (m3);

E = faktor efisiensi; Cm = waktu siklus backhoe/excavator;

q1 = kapasitas bucket (m3); K = faktor bucket.

2.5.2 Dump truck

Dump truck menurut Rochmanhadi (1982), suatu alat yang berfungsi

memindahkan suatu material dari suatu tempat ke tempat lain. Umumnya

dikenal tiga macam dump truck :

1. Side dump truck (penumpahan ke samping),

(13)

3. Rear and Side dump truck (penumpahan ke belakang dan ke samping).

Dump truck suatu alat angkut yang dipergunakan untuk memindahkan

material pada jarak menengah sampai jarak jauh. Pelaksanaan angkutan ini akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya waktu mengangkut, waktu kembali,

waktu muat dan menuang secara manuver. Jumlah waktu dari gerakan ini

merupakan waktu siklus dump truck.

Rochmanhadi (1985), mengemukakan waktu siklus dump truck terdiri

dari waktu muat, waktu angkut, waktu kembali, waktu bongkar muatan dan

mengatur posisi serta dipengaruhi pula oleh beberapa faktor, antara lain faktor

kerja, kondisi kerja dan kondisi jalan kerja.

Produksi per jam total dari beberapa dump truck yang sama dapat

dihitung dengan rumus (2.3). Kombinasi, maka seyogyanya bahwa kapasitas

operasi dump truck dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Kapasitas yang dipilih harus berimbang dengan alat pemuatnya. Jika

tidak berimbang akan terjadi antrian atau menunggu terlalu lama, atau sebaliknya

alat pemuat yang menunggu. Perbandingan truck dan alat pemuat = 4-5 : 1

(kapasitas truck 4 sampai 5 kali bucket alat pemuat). Dengan memperhatikan

faktor untung dan rugi, kiranya cukup pertimbangan. Namun selain itu juga harus

diperhatikan situasi lokasi pekerjaan sehingga kapasitas dump truck harus sesuai

dengan kebutuhan dan efisiensi.

Produktivitas dump truck dinyatakan dengan rumus (2.3).

8

(14)

M

Faktor efisiensi diperoleh dari rumus (2.3).

Produksi per siklus,

dengan loader digunakan rumus (2.4).

ms

(15)

V2 = kecepatan maksimum tanpa beban (km/jam);

t1 = waktu buang + waktu stand by sampai saat pembuangan atau dumping

dimulai (menit);

t2 = waktu untuk pengisian dan untuk loader mulai mengisi (menit).

Jumlah siklus alat muat,

Adapun faktor-faktor pendukung untuk memperhitungkan rumus-rumus

diatas dapat digunakan faktor-faktor yang tertera pada Lampiran Tabel B.2.3

Halaman 47 sampai dengan Lampiran Tabel B.2.8 Halaman 48, serta Lampiran

Tabel B.2.10, Tabel B.2.12, Tabel B.2.14, dan Lampiran Tabel B.2.15 Halaman

50.

2.5.3 Wheel loader

Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan konstruksi adalah sebagai

alat pemuat, terutama untuk memuat material ke dalam dump truck. Alat ini juga

sering digunakan di stock pile untuk memindahkan material hasil pemecahan dari

stone crusher. Loader terbagi atas dua jenis, yaitu :

a. Crawler Loader

Loader jenis ini menggunakan ban dari besi (track) yang cocok digunakan

pada daerah dengan kondisi medan berat dengan permukaan tanah yang tidak

(16)

b. Wheel Loader

Wheel loader menggunakan ban karet sehingga memiliki mobilitas yang lebih

tinggi dibandingkan dengan crawler loader.

Wheel loader adalah suatu alat berat yang mirip dengan dozer shovel,

tetapi beroda karet (ban) sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit

berbeda yaitu hanya mampu beroperasi di daerah yang keras dan rata, kering tidak

licin karena traksi di daerah basah akan rendah,tidak mampu mengambil tanah

“bank” sendiri atau tanpa dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu dengan bulldozer. Produktivitas wheel loader dinyatakan dengan rumus (2.9).

s W

E x x q

Q 60 ... (2.9)

Dimana :

Q = produksi alat per jam (m³/jam)

q = produksi tiap siklus (m3) = q1 x k

q1 = kapasitas bucket (m3) k = faktor bucket

E = faktor efisiensi kerja total Ws = waktu siklus

2.5.4 Motor grader

Motor grader adalah suatu peralatan yang dapat digunakan untuk

mengupas, memotong meratakan suatu pekerjaan tanah, terutama pada saat

finishing, membuat kemiringan tanah atau badan jalan dan pemeliharaan jalan

kerja. Produktivitas dari motor grader dinyatakan dalam “waktu bekerjanya”,

berbeda halnya dengan produksi bulldozer atau peralatan penggusur tanah

lainnya, yang dihitung dalam satuan volume yang dikerjakan persatuan waktu.

Hal yang terpenting adalah jumlah passing/lintasan yang diperlukan dalam

mengerjakan suatu medan, karena waktu bekerja dari motor grader bersangkutan

dengan pekerjaan peralatan medan.

Rochmanhadi (1982), menyatakan pengalaman operator sangat

berpengaruh terhadap kondisi grader, sehingga dapat ditentukan beberapa lintasan

yang diperlukan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi kerja

(17)

L L

x xE

Faktor-faktor dalam memperhitungkan produksi motor grader dapat

dilihat Lampiran Tabel B.2.16 Halaman 50 sampai dengan Lampiran Tabel B.2.18

Halaman 51.

2.5.5 Water tanker

Water tanker digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk

menyiram permukaan material yang dipadatkan atau untuk keperluan

lainnya. Pada proses pemadatan lapisan pondasi bawah terlalu kering maka

disiram air pada lapisan ini. Banyaknya air yang disiram dari mobil tangki air

ditentukan secara visual artinya kadar air yang disiramkan tidak melebihi kadar air

optimum oleh pengawas lapangan sedemikian hingga agregat tidak terlalu basah.

Jika kadar air kurang ditambahkan pada saat penggilasan pada pekerjaan

pemadatan digunakan vibrator roller dengan bobot 8 ton.

Kepadatan umumnya dicapai dengan 8 sampai 10 passing secara

(18)

bawah selesai dilanjutkan dengan pekerjaan lapisan pondasi atas. Untuk

menghitung produktivitas kerja alat water tank digunakan rumus (2.12).

c

Wc = kebutuhan air/m³ material padat

2.5.6 Vibrator roller

Menurut Rochmanhadi (1982), vibrator roller adalah alat yang

memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Efek

yang diakibatkan vibrator roller adalah gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir

tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara

butir-butirnya. Sehingga akibat getaran ini tanah menjadi padat, dengan susunan yang

lebih kompak.

Menurut Soedrajat (1982), vibrator roller berfungsi sebagai alat

pemadat. Untuk menghitung produktivitas kerja alat vibrator roller digunakan

rumus (2.13) dan menggunakan faktor-faktor pendukung pada Lampiran Tabel

B.2.9 Halaman 48 sampai dengan Lampiran Tabel B.2.12 Halaman 49.

p

Menurut Rochmanhadi (1982), compressor adalah alat yang digunakan

(19)

permukaan dilaksanakan pekerjaan prime coat atau tack coat, permukaan tersebut

harus benar-benar bersih, sehingga diperlukan compressor untuk

membersihkannya. Kapasitas produksi dinyatakan dalam m2/jam, yang berarti

berapa luas daerah yang dapat dibersihkan dalam setiap satu jam, kapasitas

compressor adalah 6500 m2/jam.

Untuk menghitung produktivitas dan luas kerja alat compressor

digunakan rumus (2.14) dan (2.15) serta menggunakan Lampiran Tabel B.2.12

Halaman 49 dan Lampiran Tabel B.2.18 Halaman 51.

N E x S x W

P ... (2.14)

L = p x l ... (2.15)

Dimana :

P = produktivitas kerja compressor (m2/jam);

W = lebar sapu putar compressor (m);

S = kecepatan gerak alat rata-rata (m/jam);

E = efisiensi kerja alat; N = jumlah lewat bolak-balik;

L = luas kerja compressor (m2); p = panjang area kerja compressor (m);

l = lebar area kerja compressor (m);

2.5.8 Asphalt sprayer

Menurut Rochmanhadi (1982), asphalt sprayer adalah mesin

penyemprotan aspal cair (prime coat). Penyemprotan ini dilakukan setelah

permukaan jalan dibersihkan. Aspal yang dikeluarkan oleh mesin ini bukan hanya

mengalir begitu saja melainkan disemprot dengan kuat akan ditutupi dengan

sempurna. Kapasitas produksi asphalt sprayer dinyatakan dengan rumus (2.16)

dan faktor-faktor pendukung yang dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.2.18

Halaman 51.

p

e

s

w

(20)

Dimana :

P = produktivitas kerja mesin asphalt sprayer;

w = lebar penyemprotan; s = kecepatan gerak (m/jam);

e = efisiensi kerja alat : 0,75%; p = tebal tack coat (m).

2.5.9 Asphalt finisher

Menurut Rochmanhadi (1982), asphalt finisher adalah alat yang

berfungsi untuk menghamparkan material yang telah diproses oleh mixing plant

yang disebut dengan aspal beton dari AMP diangkut dengan dump truck ke lokasi

pekerjaan dan dituangkan ke asphalt finisher. Asphalt finisher mempunyai roda

belakang (crawler track), dapat menampung processed material, pada asphalt

finisher terdapat alat seperti hopper tetapi tidak mempunyai alas sehingga material

pavement yang dituangkan dari truck langsung ke bawah, dibagian belakangnya

terdapat pisau selebar hopper tersebut, yang diatur sedemikian rupa, sehingga

tingginya di atas jalan 0-14 cm (belum padat) menurut yang diinginkan.

Secara garis besar cara kerjanya dapat diterangkan sebagai berikut :

processed material dari mixing plant yang dibawa truck dimasukkan kedalam

hopper. Hopper ini mempunyai alas conveyor belt dari karet yang dapat

mengeluarkan material tersebut. Conveyor ini dibagi menjadi dua bagian yang

dapat digerakkan tersendiri, karena adanya conveyor ini maka feeding tidak

tergantung kepada kecepatan maju asphalt finisher ini, dengan demikian jika

misalnya kebutuhan material sebelah kiri tidak sama dapat dilaksanakan, juga

misalnya untuk memperbaiki grade melintang akibat kesalahan. Penggunaan

asphalt finisher dimaksud untuk mendapatkan hamparan yang meratakan sesuai

dengan yang dibutuhkan. Kapasitas produksi asphalt finisher dinyatakan dengan

rumus (2.13) dan faktor-faktor pendukung yang dapat dilihat pada Lampiran

Tabel B.2.18 Halaman 51.

p

e

s

w

P

.

.

.

... (2.17)

Dimana :

(21)

w = lebar penyemprotan; s = kecepatan gerak (m/jam);

e = efisiensi kerja alat : 0,75%; p = tebal tack coat (m).

2.5.10 Tandem roller

Menurut Rochmanhadi (1982), tandem roller ini adalah alat yang

memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8

sampai 14 ton. Penambahan yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting)

berkisar antara 25% hingga 60% dari pada berat penggilas. Untuk mendapatkan

penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle

roller, penggunaan tandem roller pada penggilas batu-batuan yang keras dan

tajam, sebaiknya jangan digunakan sebab akan merusak roda-roda penggilasnya.

Butir-butir aspal cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara

butir-butirnya. Akibat pemadatan ini aspal menjadi padat, dengan susunan yang

lebih kompak.

Menurut Soedrajat (1982),fungsi dari tandem roller sebagai alat pemadat

awal pada saat penghamparan aspal. Untuk menghitung produktivitas tandem

roller digunakan rumus (2.18) dan dapat menggunakan Lampiran Tabel B.2.9

Halaman 48 sampai dengan Lampiran Tabel B.2.12 Halaman 49.

p x N

E x S x W

P ... (2.18)

Dimana :

P = produktivitas kerja vibrator roller (m3/jam);

W = lebar roller (m); S = kecepatan gerak alat (km/jam);

E = efisiensi kerja alat; N = jumlah lewat bolak-balik;

p = tebal pemadatan (m).

2.5.11 Pneumatic tyred roller

Menurut Rochmanhadi (1982), pneumatic tyred roller ini adalah

roda-roda penggilas. Jenis ini terdiri atas roda-roda-roda-roda dan karet yang di pompa pneumatic

susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang

(22)

belakang. Roda-roda ini menghasilkan apa yang dinamakan kneading action

(tekanan) terhadap tanah sehingga membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang

diberikan roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah

tekanan ban. Semakin besar tekanan ban semakin besar tekanan yang terjadi pada

tanah, hal ini dapat memperbesar kneading action (tekanan) tadi. Menurut

Soedrajat (1984), menghitung produktivitas pneumatic tyred roller dapat

digunakan rumus (2.19).

Adapun faktor-faktor dalam memperhitungkan rumus di atas dapat

dilihat pada Lampiran Tabel B.2.9 Halaman 48 sampai dengan Lampiran Tabel

B.2.12 Halaman 49.

2.5.12 Asphalt mixing plant

Menurut Rochmanhadi (1982), adalah alat pengolah aspal atau hot mixed

bituminous dengan agregat yang digunakan untuk kepentingan pembuatan

perkerasan jalan. Produktivitas aspal yang berkapasitas besar dilakukan dengan

menggunakan sebuah mixing plant (tempat pengolahan aspal). Asphalt mixing

plant (AMP) ada 2 (dua) macam tipe, batch type dan continues type. Untuk

continues type jarang kita jumpai di lapangan, kurang disukai karena pengendalian

mutunya sulit dikendalikan. Asphalt mixing plant (AMP) yang sering kita jumpai

di Indonesia adalah type TSAP series, karena pengendaliannya sederhana, mudah

dioperasikan, pengoperasiannya ekonomis, awet dan performance-nya tinggi.

Pada batch type mixing facilities, agregat di dalam hot bin dipisah-pisah

menurut ukurannya. Besarnya stock agregat didalam hot bin diatur sedemikian

(23)

satu fraksi yang masuk ke hot bin terlalu banyak, maka dari corong over flow akan

terbuang keluar, maka dari itu perbandingan agregat kasar, agregat halus yang

masuk kedalam dryer diatur sesuai perbandingan yang dibutuhkan. Agregat per

batchnya yang sesuai dengan perbandingan mixed design masuk kedalam pugmill

untuk dicampur dengan aspal. Campuran aspal yang keluar dari pugmill sudah

(24)

23

Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah

sehingga diperoleh hasil yang di inginkan. Untuk memahami langkah-langkah

dalam penelitian ini diperlihatkan pada bagan alir flow chart penelitian pada

Lampiran A Halaman 39.

3.1 Pengumpulan Data

Guna menghitung besarnya produktivitas aktual, sebagaimana

dikemukakan di atas diperlukan pengumpulan sejumlah data. Data yang sudah

terkumpul lebih lanjut disesuaikan jenisnya dengan menggunakan teori-teori

literatur. Sesuai dari volume yang didapat, selanjutnya dianalisa produktivitas

peralatan dan waktu siklus dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada.

Dengan didapatkan unsur-unsur di atas menurut cara memperolehnya ada dua

jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.

3.1.1 Data primer

Data primer merupakan yang didapatkan melalui pengamatan langsung,

wawancara dengan pihak terkait atau hasil penelitian terhadap suatu objek, yang

termasuk kategori data primer adalah :

a. Pengamatan waktu yang dibutuhkan di lapangan untuk peralatan excavator,

dump truck, wheel loader, motor grader, vibrator roller, water tanker, tandem

roller, pneumatic tyred roller, compressor, asphalt sprayer dan asphalt finisher

untuk melaksanakan suatu kegiatan atau disebut dengan siklus.

b. Jam kerja peralatan di mulai dari pagi jam 07.00 WIB dan berakhir pada sore

(25)

3.1.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada yang diperoleh pada suatu

badan atau instansi dan dapat langsung dipakai tanpa perlu pengolahannya yaitu

data peralatan alat-alat berat dari perusahaan PT. Duta Sarana yang selaku

pelaksana proyek (contractor), gambar bestek dan foto-foto alat berat. Sedangkan

asphalt mixing plant (AMP) alat pengolah aspal dengan agregat dari perusahaan

PT. Wirataco Mitra Mulia.

3.2 Tahap dan Jenis Pekerjaan

3.2.1 Backhoe/excavator

Backhoe/excavator sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari

golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah

permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah

permukaan ini misalnya parit, lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian pipa

dan sebagainya. Keuntungan backhoe/excavator ini ialah menggali sambil

mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan konstruksinya,

backhoe/excavator ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat

dan memuatkan hasil galian ke truk.

Tipe backhoe/excavator dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari

alat kendali dan undercarriage (bagian bawahnya).

Menurut alat kendali :

1. Dengan kendali kabel (cable controlled),

2. Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).

Menurut undercarriage-nya :

1. Roda rantai (crawler mounted),

2. Roda karet (wheel mounted).

Untuk mulai menggali dengan backhoe/excavator bucket dijulurkan ke

depan ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket

diayun ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah

(26)

Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan

dilakukan swing, dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk

atau tempat yang lain.

3.2.2 Dump truck

Dump truck merupakan alat angkut guna mengangkut muatan material.

Lamanya pelayanan angkutan dump truck ini dipengaruhi oleh memuat, waktu

menuju ketempat buangan dan kembali ketempat, selain dari pada itu juga

dipengaruhi oleh kondisi pada waktu pemuat dan waktu dumping. Jenis pekerjaan

angkutan ini penulis mengamati peralatan dump truck merek mitsubishi

berkapasitas 6 m3.

Perhitungan produktivitas dump truck dihitung dengan mengetahui

berapa lama siklus dari dump truck tersebut. Dimulai dari berapa lama waktu yang

diperlukan untuk mengisi bak dump truck, berapa lama waktu yang diperlukan

dump truck berjalan ke lokasi penuangan material, berapa lama waktu yang

diperlukan untuk dump truck melakukan dumping dan berapa lama waktu siklus

dump truck. Waktu siklus adalah didapat dengan menjumlahkan seluruh

elemen-elemen gerakan, dari dimuati, berjalan, dumping dan ke balik posisi dimuati.

Produktivitas dump truck ditentukan oleh beberapa faktor meliputi waktu kerja,

kondisi kerja dan tata laksana. Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas

dump truck adalah situasi dan kondisi jalan kerja untuk mendapatkan efisiensi

kerja yang tinggi, maka produktivitas harus ditingkatkan.

3.2.3 Wheel loader

Wheel loader bekerja dengan gerakan‐gerakan dasar pada bucket dan

cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut (truck) atau alat yang lain.

Gerakan bucket yang penting ialah menurunkan bucket di atas permukaan tanah,

mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan

membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut (truck),

misalnya truk, ada beberapa cara-cara pemuatan ialah :

(27)

b. Loading, truk berada di belakang loader, kemudian lintasan seperti membuat

garis tegak lurus,

c. Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,

d. Overhead loading, dengan loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di

atas kabin operator.

Untuk menghitung produksi wheel loader, faktor yang mempengaruhi

adalah ukuran bucket, cycle time dan kondisi kerja/efisiensi kerja. Seperti halnya

pada alat lain, cycle time untuk loader terdiri atas “fixed time” (waktu tetap) dan “variable time” (waktu tidak tetap), waktu tetap yang diperlukan ialah untuk gerakan-gerakan berikut :

a. Raise time, ialah waktu dalam detik, yang diperlukan untuk menurunkan bucket

dari posisi dasar ke atas permukaan tanah,

b. Lower time, ialah waktu dalam detik, yang diperlukan untuk menurunkan

bucket kosong dari posisi tertinggi pada posisi dasar,

c. Dump time, ialah waktu dalam detik, yang diperlukan untuk menurunkan

bucket dari posisi muat maksimal untuk membuang muatan (dump).

3.2.4 Motor grader

Produktivitas dari motor grader dinyatakan dalam “waktu bekerjanya”,

berbeda halnya dengan produksi bulldozer atau peralatan penggusur tanah

lainnya, yang dihitung dalam satuan volume yang dikerjakan persatuan waktu.

Hal ini bahwa yang penting adalah jumlah passing/lintasan yang diperlukan dalam

mengerjakan suatu medan, karena yang diperlukan adalah waktu bekerja dari

motor grader yang bersangkutan dalam pekerjaan peralatan medan. Waktu ini

tergantung dari syarat ketelitian yang diperlukan untuk pekerjaan grading

tersebut.

Umumnya kecepatan operasinya relatif rendah dan konstan, hal ini

memberikan kesempatan agar lebih cermat kepada operator dalam pekerjaan

(28)

dalam “grading operation”, tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap waktu

bekerja, seperti termaksud di atas.

3.2.5 Water tanker

Water tanker digunakan untuk menyiram permukaan material yang

dipadatkan. Water tanker yang digunakan proyek ini memiliki kapasitas sebesar

4.500 liter.

3.2.6 Vibrator roller

Vibrator roller adalah alat pekerjaan pemadatan dan efek yang di

akibatkan gaya yang dinamis terhadap tanah. Sehingga akibat getaran ini tanah

menjadi padat, dengan susunan yang lebih kompak, pekerjaan vibrator roller ini

menggunakan arus bolak-balik yang dilakukan pada setiap siklus adalah rata-rata

6 kali arus bolak-balik. Sistem pendorong, vibrasi dan sistem mengemudi di

operasikan oleh tekanan hidrostatis, untuk menjamin penanganan yang termudah.

3.2.7 Compressor

Compressor adalah alat yang digunakan untuk membersihkan permukaan

dari debu dan kotoran lain. Apabila pada satu permukaan akan dilaksanakan

pekerjaan prime coat, permukaan tersebut harus benar-benar bersih, sehingga

diperlukan compressor untuk membersihkannya.

3.2.8 Asphalt sprayer

Asphalt sprayer ini adalah alat penyemprotan aspal cair (prime coat).

Penyemprotan ini dilakukan setelah permukaan jalan dibersihkan, barulah

disemprotkan aspal cair (prime coat).

3.2.9 Asphalt finisher

Asphalt finisher adalah alat yang berfungsi untuk menghamparkan

material yang telah diproses dari mixing plant, dan untuk mendapatkan lapisan

(29)

3.2.10 Tandem roller

Tandem roller sebagai alat pemadat awal pada saat penghamparan aspal.

Tandem roller ini adalah yang memberikan lintasan yang sama pada

masing-masing rodanya, beratnya antara 6 sampai 8 ton. Pekerjaan tandem roller ini

menggunakan arus bolak-balik yang dilakukan pada setiap siklus adalah rata-rata

6 kali arus bolak-balik agar mendapat penambahan kepadatan pada pekerjaan

penggilasan biasanya digunakan three axle roller.

3.2.11 Pneumatic tyred roller

Pneumatic tyred roller ini adalah roda-roda penggilas jenis ini terdiri atas

roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic). Susunan dari roda muka dan roda

belakang, pekerjaan pneumatic tyred roller ini menggunakan arus bolak-balik

yang dilakukan pada setiap siklus adalah rata-rata 6 kali arus bolak-balik yang

dilakukan pada setiap siklus.

Sumbu dari roda dapat “bergoyang” mengikuti perubahan permukaan tanah, hal ini dapat memperbesar “kneading action” (tekanan). Jumlah roda

biasanya 9 sampai 19 buah, 9 buah (4 roda depan dan 5 roda belakangnya), 11

buah (5 roda depan dan 6 roda belakangnya), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda

belakangnya), 15 buah (7 roda depan dan 8 roda belakangnya).

3.3 Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dihitung berdasarkan dari suatu

peralatan dan banyaknya peralatan yang di operasikan dengan menggunakan

(30)

29

Pada bab ini dikemukakan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan

pembahasannya yang mengacu pada teori-teori serta pembahasan dari pokok

permasalahan. Setiap peralatan mempunyai kemampuan produktivitas tertentu.

Penyebab produktivitas peralatan yang sama untuk setiap kali pengoperasiannya

disebabkan oleh adanya faktor-faktor hambatan.

Faktor hambatan dapat berupa kemampuan operator, keadaan jenis

material, situasi lokasi kerja dan tata cara dan dari masing-masing elemen gerakan

dilakukan penelitian dan pengukuran langsung di lapangan nantinya.

4.1 Hasil

Hasil penelitian yang didapat meliputi produktivitas dump truck, motor

grader, vibrator roller, compressor, asphalt sprayer, asphalt finisher, tandem

roller, pneumatic tyred roller, excavator, wheel loader, dan water tanker serta

menentukan waktu keseluruhan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek

pembangunan jalan Tangkeh – Blang Luah Cs Kecamatan Woyla Timur

Kabupaten Aceh Barat dengan berdasarkan volume pekerjaan dan perhitungan

kapasitas produksi peralatan yang digunakan masing-masing alat.

4.1.1 Produktivitas dump truck

Dump truck merupakan alat angkut jarak jauh, pada pekerjaan ini dump

truck yang digunakn merk mitsubishi dengan ukuran kapasitas bucket 6 m3.

produktivitas dump truck ditentukan oleh faktor koreksi, kapasitas bucket dan

waktu siklus. produktivitas dump truck per hari ditentukan oleh jumlah dump

truck yang bekerja dan jumlah tiap kecepatan angkut dump truck direncanakan 30

km/jam dan kecepatan kembali 50 km/jam. kecepatan kembali direncanakan lebih

(31)

1. Pekerjaan timbunan urugan pilihan :

Produktivitas dump truck pada pekerjaan ini adalah 29,880 m3/jam dengan

jarak tempuh 32000 meter, untuk lebih jelasnya jumlah trip dump truck dapat

dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.1 Halaman 52.

2. Pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas B :

Produktivitas dump truck pada pekerjaan ini adalah 29,880 m3/jam dengan

jarak tempuh 32000 meter, untuk lebih jelasnya jumlah trip dump truck dapat

dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.1 Halaman 52.

3. Pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas A :

Produktivitas dump truck pada pekerjaan ini adalah 29,880 m3/jam dengan

jarak tempuh 32000 meter, untuk lebih jelasnya jumlah trip dump truck dapat

dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.1 Halaman 52.

4. Pekerjaan lapisan pondasi aspal beton (AC-BC) :

Produktivitas dump truck pada pekerjaan ini adalah 29,880 m3/jam dengan

jarak tempuh 32000 meter, untuk lebih jelasnya jumlah trip dump truck dapat

dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.1 Halaman 52.

4.1.2 Produktivitas motor grader

Motor grader digunakan untuk meratakan tanah, tumbuhan dan

mendapatkan elevasi yang diinginkan, motor grader yang digunakan merk

Komatsu Tipe D 57 S yang memiliki panjang blade 3,71 meter, kecepatan motor

grader sangat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, dalam hal ini diambil kecepatan

rata-rata untuk peralatan di areal yaitu 5 km/jam. Produktivitas motor grader

didapat 10,913 m2/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran

Perhitungan 4.1.2 Halaman 53.

4.1.3 Produktivitas vibrator roller

Vibrator roller adalah salah satu satu jenis roller yang digunakan.

pekerjaan dengan roller dimaksudkan untuk menstabilkan material yang telah

mengalami pengusikkan. Vibrator roller yang digunakan merk Bomag tipe BW

(32)

km/jam dengan jumlah rata-rata 6 (lima) lintasan. Produktivitas vibrator roller

untuk pekerjaan timbunan 93,75 m3/jam, untuk pekerjaan pondasikelas B 2,100

m2/jam dan untuk pekerjaan lapisan pondasi A 2,800 m2/jam. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.3 Halaman 54.

4.1.4 Produktivitas compressor

Compressor adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan permukaan

jalan dari debu dan kotoran lainnya sebelum pekerjaan prime coat dilaksakan.

Pada pekerjaan ini compressor yang digunakan merk Shell dengan kapasitas alat

6500 m2/jam dan produktivitas compressor sebesar 243,75 m2/jam. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.4 Halaman 55.

4.1.5 Produktivitas asphalt sprayer

Asphalt sprayer berfungsi sebagai penyemprot aspal cair pada pekerjaan

lapis resap pengikat. Aspal cair tersebut gunanya sebagai pengikat antara lapisan

yang satu dengan lapisan yang lain. Dalam pekerjaan ini lapisan resap digunakan

sebelum penghamparan lapisan asphalt AC – BC. Asphalt sprayer yang

digunakan adalah merk Hanta CS B 35. Produktivitas asphalt sprayer adalah

sebesar 150 m2/jam dengan luasan kerjanya alat 1,350 m2. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.5 Halaman 55.

4.1.6 Produktivitas asphalt finisher

Asphalt sprayer adalah alat untuk menghamparkan aspal. Alat ini bekerja

setelah mendapat pelayanan dari dump truck yaitu berupa penuangan aspal.

Setelah aspal berada pada hoppernya barulah asphalt finisher mulai bekerja. Alat

yang digunakan adalah merk barber green SA 41E. Produktivitas asphalt finisher

ini dengan ketebalan 0.05 m adalah 300 m2/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

(33)

4.1.7 Produktivitas tandem roller

Tandem roller adalah alat pemadatan pertama. Tandem roller yang

digunakan merk Sakai MW 7708. Produktivitas tandem roller dengan ketebalan

yang diinginkan 0.05 m sebesar 31.25 m3/jam dengan volume pemadatan

permukaan jalan sebesar 700 m3 selama 2 hari kerja. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.7 Halaman 56.

4.1.8 Produktivitas pneumatic tyred roller

Pneumatic tyred roller (PTR) adalah roller yang roda-roda gilasannya

terdiri dari ban-ban karet. Roller jenis ini digunakan pada penggilasan tahap II

untuk pengerjaan pengaspalan. Pada pekerjaan ini PTR yang digunakan adalah

merk Sakai TS 7409 dengan produktivitas yang dihasilkan sebesar 46.875 m3/jam.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.8 Halaman 57.

4.1.9 Produktivitas excavator/backhoe

Backhoe/excavator merupakan alat untuk menggali material di bawah

permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Pada pekerjaan proyek

pembangunan jalan Tangkeh – Blang Luah Cs produktivitas Backhoe/excavator

yang dihasilkan sebesar 276,427 m3/jam dengan kapasitas produksi per jam 14,93

m3. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran

Perhitungan 4.1.9 Halaman 57.

4.1.10 Produktivitas wheel loader

Untuk menghitung produksi wheel loader, faktor yang mempengaruhi

adalah ukuran bucket, cycle time dan kondisi kerja/efisiensi kerja. Produktivitas

wheel loader yang dihasilkan sebesar 121,5 m3/jam dengan kapasitas produksi per

jam 101,25 m3. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.10

(34)

4.1.11 Produktivitas water tanker

Water tanker yang digunakan pada proyek pembangunan jalan Tangkeh – Blang Luah Cs memiliki kapasitas sebesar 4.500 liter, dengan produktivitas water tanker yang dihasilkan sebesar 169 m3/jam. Untuk lebih jelasnya hasil

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.11 Halaman 58.

4.2 Pembahasan

Sesuai dengan pengolahan data yang didapat, waktu pelaksanaan

pekerjaan sangat berpengaruh terhadap volume pekerjaan dan besarnya kapasitas

produktivitas peralatan serta berhubungan erat dengan kerja peralatan dan jenis

masing-masing peralatan. Pekerjaan timbunan urugan pilihan diangkut oleh dump

truck sebanyak 9 (sembilan) unit dengan jarak angkut sejauh 32000 meter, motor

grader sebanyak 1 (satu) unit volume untuk timbunan urugan pilihan adalah 4,550

m3. Dengan waktu total keseluruhan motor grader untuk lapisan urugan pilihan

adalah sebesar 2,50 jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran

Perhitungan 4.1.2 Halaman 53.

Pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas B menggunakan 9 (sembilan)

unit dump truck dengan jarak angkut 32000 meter. Motor grader sebanyak 1

(satu) unit dan vibrator roller juga 1 (satu) unit. Volume pekerjaan lapisan

pondasi agregat kelas B adalah 2,100 m3 dengan waktu kerja masing-masing 2

hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.3 Halaman

54.

Pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas A diangkut sejauh 32000 meter

dengan menggunakan 9 (sembilan) unit dump truck. Untuk pekerjaan meratakan

dan memadatkan material menggunakan motor grader dan vibrator roller

masing-masing sebanyak 1 (satu) unit. Volume pekerjaan lapisan agregat kelas A ini

adalah 2,800 m3 dengan waktu kerja masing-masing 3 hari. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.3 Halaman 54.

Pekerjaan aspal (AC-BC) diangkut oleh 9 (sembilan) unit dump truck

(35)

masing-masing 2 (dua) hari dan prime coat dengan watu kerja masing-masing 1 (satu)

hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan 4.1.5 Halaman

55.

Rincian dan rekapitulasi penggunaan alat-alat berat keseluruhannya,

berdasarkan volume, waktu dan produktivitas suatu alat berat dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini beserta bentuk diagram penggunaan alat berat tersebut.

Tabel 4.1 : Penggunaan Alat Berat Berdasarkan Volume, Waktu dan Produktivitas

Sumber : Hasil Perhitungan, Penulis 2014

Gambar 4.1 Diagram Alat Berat Berdasarkan Volume, Waktu dan Produktivitas

Sumber : Hasil Perhitungan, Penulis 2014

NO NAMA ALAT BERAT VOLUME SATUAN WAKTU SATUAN PRODUKTIVITAS SATUAN

1 Asphalt Finisher 14000 m2 1 hari 300 m2/jam

2 Asphalt Sprayer 14000 m2 1 hari 150 m2/jam

3 Compressor 14000 m2 1 hari 243.75 m2/jam

4 Dump Truck 10150 m3 38 hari 29.88 m3/jam

5 Excavator/Backhoe 7000 m3 0 hari 276.427 m3/jam

6 Motor Grader 9450 m3 0.6 hari 10.913 m2/jam

7 Wheel Loader 21000 m3 19.3 hari 121.5 m3/jam

8 Tandem Roller 700 m3 2 hari 31.25 m3/jam

9 Pneumatic Tyre Roller 700 m3 2 hari 46.875 m3/jam

10 Vibrator Roller 9450 m3 10.9 hari 93.75 m3/jam

11 Water Tanker 28000 m3 18.4 hari 169 m3/jam

128450.000 m3 94 hari 1473.35 m3/jam

(36)

35

Bab ini mengemukakan kesimpulan yang di ambil dari hasil perhitungan

dan pembahasan yang dilakukan pada Bab IV. Saran-saran yang diberikan sesuai

dengan kesimpulan yang ada, dan beberapa saran yang diusulkan untuk

melengkapi penulisan tugas akhir ini.

5.1 Kesimpulan

Dari uraian pada pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pekerjaan timbunan urugan pilihan diangkut oleh Dump Truck sebanyak 9

(Sembilan) unit dan Motor Grader sebanyak 1 (satu) unit, volume untuk

timbunan urugan pilihan adalah 4,550 m3.

2. Pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas B menggunakan 9 (sembilan) unit

Dump Truck, Motor Grader sebanyak 1 (satu) unit dan Vibrator Roller 1 (satu)

unit, volume pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas B adalah 2,100 m3 dapat

diselesaikam dalam 2 hari.

3. Pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas A diangkut dengan menggunakan 9

(sembilan) unit Dump Truck. Untuk pekerjaan meratakan dan memadatkan

material menggunakan Motor Grader dan Vibrator Roller masing-masing

sebanyak 1 (satu) unit, volume pekerjaan lapisan pondasi agregat kelas A ini

adalah 2,800 m3 dapat diselesaikan dalam 3 hari.

4. Pekerjaan prime coat selama 1 (satu) hari, dan pekerjaan aspal AC-BC selama

2 (dua) hari.

5. Pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan 16 (enam belas) hari lebih cepat

(37)

5.2 Saran

Supaya dapat terlaksananya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang

direncanakan, maka perlu diperhatikan antara lain :

1. Menempatkan peralatan di lokasi proyek dengan teratur tanpa mengganggu

pelaksanaan pekerjaan, dengan demikian waktu pelaksanaan pekerjaan menjadi

lebih efisien.

2. Melakukan perawatan pada jalan yang dilalui oleh Dump Truck menuju ke

tempat pengambilan material untuk lebih mempersingkat waktu.

3. Diharapkan nantinya ada penulisan lebih lanjut dengan menggunkan metode

penjadwalan yang berbeda sehingga didapat perbandingan waktu penyelesaian

(38)

37

Rochmanhadi, 1985, Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Rochmanhadi, 1982, Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Soedrajad, 1982, Efisiensi Penggunaan Alat Berat Pada Pengaspalan Jalan Raya, Nova, Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1 Faktor Kembang
Gambar A.2.1 : Waktu Siklus Dump Truck
Gambar 4.1 Diagram Alat Berat Berdasarkan Volume, Waktu dan Produktivitas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang seperti yang telah disebutkan di atas menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul : “Analisis Manajemen dan

Hasil dari penelitian ini sebanyak 85% dari 10 orang responden kuisioner user acceptance menyetujui hasil dari Aplikasi Layak Kerja Pada Karyawan PT.Borneo Alam

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap masalah Perubahan Budaya Dalam Tradisi Nyadran di Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek

(5) Dalam hal terdapat penetapan kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan terhadap bagian wilayah kabupaten yang kawasan hutannya belum disepakati pada saat Perda

menyebutkan bahwa serumen obsturan menyebabkan gangguan pendengaran tipe rendah (CHL ringan), dengan perbaikan tingkat pendengaran sekitar 15-25 dB pada seseorang yang

Pada kondisi lingkungan tertentu, background tidak bisa ditentukan karena keadaan yang selalu berubah seperti sudah terdapat obyek bergerak pada background, perubahan cahaya

kehadirat Allah Swt atas berkah, rahmat, hidayah dan karunia serta ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang disusun untuk memenuhi salah

Metode yang dipakai dalam penelitian Praktik Kerja Lapangan ini adalah..