SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
PENENTUAN KEMURNIAN PERAK
SEBAGAI BAHAN INDUSTRI KERAJINAN PERAK
DENGAN METODE AKTIV ASI NEUTRON
WIDARTO, ZAINUL KAMAL
Pustek Akselerator
dan Proses Bahan - BATAN
Jl. Babarsari Kotak Pos 6101/YKBB
Yogyakarta
55281
Telp. (0274) 488435
Abstrak
PENENTUAN KEMURNIAN PERAK SEBAGAI BAHAN INDUSTRI KERAJINAN PERAK DENGAN METODE AKTIV ASI NEUTRON. Ada rumor yang menyebutkan bahwa kandungan perak di dalam bahan industri kerajinan perak tidak mumi. Rumor macam ini dapat menimbulkan gangguan terhadap kelangsungan industri tersebut yang mencakup mata pencaharian ribuan orang. Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kemumian perak. Sampel yang berupa bahan industri perak diiradiasi di dalam Reaktor Kartini di fasilitas pneumatik dengan fluks neutron 2,1 xl 012N/cm2'dt selama 1 menit dan difasilitas Lazy Susan denganfluks neutron 1,04 x 1011N/cm2.dt selama 6jam. Hasil iradiasi menunjukkan bahwa di fasilitas pneumatik ditemukan isotop AgI08, sedangkan di fasilitas Lazy Susan ditemukan isotop AiIOm dan secara kuantitatifkemumian kemumian perak berkisar dari 80,40% sampai 92,69%.
Kata kunci: kerajinan perak, kemumian, aktivasi neutron
Abstract
DETERMINATION OF SILVER PURITY IN MATERIALS FOR SILVER CRAFT INDUSTRY BY NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS. Rumours say that silver in materials of silver industry is not pure. Such rumour can disturb the stability of silver industry. It's important to do a research on the purity of silver in the industry. Sample materials were irradiated in Kartini reactor in the pneumatic facility with neutron flux 2.1 x10 N/cm2.dt for 1 minute, and in Lazy Susan facility with neutron flux 1.04x1011 N/cm2.dt for 6 hours. Results showed that in pneumatic facility there wasAgI08 and in Lazy Susan AgJJOm.In quantitative
analysis silver purity was approximately 80.40%-92.6%t Key words: silver craft, purity, neutron activtion,
PENDAHULUAN
Perak merupakan salah satu jenis logam
di alam bebas yang dapat ditemukan bersamaan
dengan logam-Iogam lain, misalnya tembaga
dan emas. Dalam tabe1 periodik, perak dapat
dipadukan dengan atom-atom dalam
golong-annya dan diperoleh berbagai jenis
logam
paduan dengan berbagai sifat
01
an Vlack and
Laurence., 1985).
Perak murni memang lebih baik namun
ada kalanya karena faktor harga atau pengadaan
diperlukan
adanya
ketidakmurnian,
sebagai
contoh
perak
sterling
yang
kandungannya
terdiri dari 7,5% tembaga dan 92,5% perak,
dapat membentuk perak yang lebih kuat, keras,
dan awet, dengan harga yang lebih murah. Pada
umurnnya perak
digunakan untuk berbagai
kebutuhan manusia, misalnya alat rumah tangga
serta perhiasan
Mengingat
perak
merupakan
bahan
logam yang sangat banyak manfaatnya bagi
kebutuhan manusia serta sifat sifatnya yang
menguntungkan, maka perlu dilakukan suatu
pene1itian tentang tingkat kemurniannya. Dalam
penelitian ini pemeriksaan tingkat kemurnian
dilakukan dengan metode analisis pengaktifan
keunggulan-keunggulan
antara
lain
dapat
mendeteksi
pelbagai unsur secara bersamaan, tidak merusak
bahan, tanpa pemurian kimia, dan mempunyai
ketelitian yang tinggi (Corliss,W,R 1963)
CARA PENELITIAN Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi
Reaktor
Kartini
dengan
fasilitas
iradiasi Lazy Susan dan pneumatik,
spektro-metri-y dengan
detektor
HpGe,
timbangan
digital Ohauss, kontainer timbal, vial polietilen,
sarung tangan kulit dan pinset.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
meliputi: sampel perak dari industri kerajinan
perak di Kotagede,
perak standar, sumber
radiasi 152Eu.
Prosedur Preparasi dan Iradiasi Sampel
Sampel perak dipotong-potong dengan
ukuran yang kecil, dibagi dua, masing masing
ditimbang
1-2 g. Satu bagian diiradiasi di
fasilitas
pneumatik
yang
mempunyai
fluks
neutron 2,1 x 1012n1cm2dtselama I menit,
sedangkan
bagian
yang
lain
diiradiasi
di
fasilitas Lazy Susan yang mempunyaifluks
neutron 1,04 x lOll nlcm2dt selama 6 jam.
Kalibrasi Energi
Kalibrasi
yang
dimaksudkan
untuk
mendapatkan harga perbandingan antara laju
cacah yang diterima detektor dengan aktivitas
sumber standar pada saat dilakukan pencacahan
yang dinyatakan dengan rumus
keterangan:
%
E(E) = efisiensi detektor
cps = cacah per second (laju cacah)
dps = disintegrasi per second (aktivitas)
Y(E)
= yield
sedangkan
C
ps---
Luasanpuncakserapan
total (cacah)
Waktu pencacahan (detik)
SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 Analisis Kualitatif
Analisis
kualitatif
bertujuan
untuk
mendapatkan unsur perak yang terkandung di
dlam
sampel.
Setelah
data
hasil
kalibrasi
diperoleh, maka dilakukan pencacahan sampel
dan standar selama 600 detik. Puncak-puncak
spektrum gamma dapat dicatat sebagai nomor
salur (=X) dengan menggunakan persamaan
kalibrasi: Y = aX
+
b, sehingga diperoleh harga
energi puncak gamma (=Y) yang bersesuaian.
Energi sinar gamma yang dipancarkan
oleh suatu radionuklida pada saat pencacahan,
perlu dicatat karena merupakan
salah satu
karakterristik
dari
radionuklida
itu.
Daftar
energi sinar gamma dari berbagai radionuklida
telah
disusun
dalam
bentuk
tabel
isotop,
sehingga dapat diketahui unsure-unsur yang
terkandung di dalam sampel. Selain energi
gamma, perlu dicatat puncak
serapan total
"netto" yang dipancarkan oleh sinar gamma itu
yang
diperlukan
untuk
analisis
kuantitatif
(Anonim,1974., Tjipto.S.,1982).
Analisis Kuantitatif
Analisis
kuantitatif
bertujuan
untuk
menentukan kadar suatu unsur di dalam sampel.
Data
luas
puncak
serapan
(netto)
dapat
digunakan untuk menghitung aktivitas sampel.
Aktivitas
radionuklida pada sampel dihitung
berdasarkan laju cacah dengan satuan cacah per
detik (Susetyo,W, 1988).
Rumusan
yang
dipergunakan
dalam
analisis kuantitatif adalah:
CpSCuplikan X KStandart KCuPlikan
=
CPSStandartK adalah kadar unsur sampel (l1gr/mL atau
I1gr/gratau ppm).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kalibrasi Energi
Spektrometer gamma sebelum digunakan
untuk
mencacah
sampel-sampel
yang
akan
diteliti hams dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan
sumber
standar
Eul52·
Peng-gunaan sumber standar EUl52 sangat
berman-faat karena mempunyai banyak puncak gamma
yang tersebar secara merata dari energi rendah
sampai ke energi tinggi sehingga dapat
di-SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
Y =0,9196K - 0,0376 (r=0.999) Tabel 2 Hubungan antara Hasil Pencacahan pada
Nomor Sa1urdengan Energi
Tinggi pulsa yang dihasilkan oleh detektor dan penguat setara dengan energi sinar gamma yang mengenai detektor. Cacah pulsa-pulsa yang mempunyai tinggi yang sarna dicatat dalam suatu salur dengan nomor tertentu, sehingga nomor salur penganalisis salur ganda sebanding dengan energi gamma (Susetyo, 1988).
Kalibrasi energi yang dilakukan dengan mencacah sumber isotop standar 152Eumemiliki waktu paruh 13,1 tahun. Sumber 152Eu ini diproduksi pada 15 Juni 1979 dengan aktivitas awal sebesar 1,9750.105 dps dan aktivitas pada tanggal 16 September 2002 sebesar 5,550.104 dps. Sebelum pencacahan dimulai, semua fungsi alat diatur pada kondisi ketja optimum dengan tegangan operasi sebesar 3000 Volt.
Tabel 1 Data Kalibrasi Energi dengan Sumber 52Eu.
Persamaan regresi linier
Tabel 3 Data Kalibrasi Efisiensi Menggunakan Sumber Standar 152Eu
No
NoEfisiensiEnergiCacah(Yield salur (Kev)cps) (%) 1 132,35121,670,2820260,410,150 2 266,13244,690,07380,10044,7 3 344,39107,470,2640107,470,068 4 447,25411,250,02210,0536,94 5 482,99444,110,03080,0519,42 6 847,23779,070,130021,580,028 7 943,39867,490,0160,0246,06 8 1048,460,144819,650,023964,11 9 1180,700,10141085,730,01810,69 10 1209,300,13551112,020,01915,68 11 1530,760,20701407,630,01619,43
Persamaan regresi linier
Y= 0,3445 - 1,0028X (r=0,994)
Setelah dilakukan kalibrasi energi clan kalibrasi efisiensi maka spektrometer gamma sudah dapat digunakan untuk mencacah masing-masing sampel yang sudah diradiasi. Hasil dari diiradiasi sampel akan menyebabkan sampel tersebut dalam keadaan tereksitasi. Peristiwa pancaran energi suatu inti dari suatu keadaan tereksitasi menuju ke keadaan clasar disebut proses deexsitasi. Hasil pancaran energi inti sampel diteruskan ke dalam perangkat spektrometri-r dan tingkat energi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan energi radionuklida sehingga dapat diketahui acla dan tidaknya unsur perak di dalam sampel(Beyser,A.,1992)
Tabel 4 dan 5 merupakan hasil analisis kualitatif sampel yang diiradiasi dengan menggunakan fasilitas pneumatik maupun Lazy Susan.
Kalibrasi Energi
Pada kalibrasi energi dicatat cacah yang didapat kemudian dibandingkan tabel energi sehingga diperoleh Yield atau intensitas mutlak. Efisiensi detektor dihitung dengan meng-gunakan rumus
%E(E)-
dps Y E
CPS(,100%
clan diperoleh hasil; dalam Tabel3.
Satuan Volt Enegi(Yi) 121,57 244,69 344,39 411,25 444,11 779,07 867,49 964,11 1085,73 1112,02 1407,63 Kuantitas 3000 13,1 Tahun 1,975. Dps 105 5,550.104 Dps 5 Centimeter 1800 detik Nomorsalur 132,35 266,13 374,54 447,25 482,99 847,23 943,39 1048,46 1180,7 1209,3 1530,76 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Besaran/Spesifikasi 1 Tegangan Operasi (HV) 2 IsotopStandar 152Eu UmurParuh AktivitasAwal(15-06-1979) Aktivitaskini(16-09-2002) 3 Jarak detector 4 Lamapencacahan
Tabel4 Hasil analisis kualitatifunsur-unsur yang terkandung didalam sampel dengan menggunakanfasilitas diiradiasi Pneumatik.
Energ Unsur WaktuBera!CpSt Sampel (Kev) Paruh Sampel (d!) (gr) Indus!ri 433,17 Ag108 144,01,01361,02 AIndus!ri 145,2Ag108632,14 151,79 433,01 Ag108 144,01,02154,17 B 631,97 Ag108 145,2 131,04 Indus!ri 433,15 Ag108 144,01,00371,48 C 145,2A.9,108632,13 170,44
Tabe1 4 menunjukkan adanya isotop
Ag108 pada dua tingkat energi yaitu
433,8
dan 632,9 Kev sebagai dua energi-y yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena adanya de-eksitasi yang menyebabkan teIjadinya percabangan-y.Tabel 5 menunjukkan hasil analisis kualitatifunsur-unsur yang terkandung di dalam sampe1 dengan menggunakan fasilitas iradiasi Lazy Susan.
SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 Tabel 6 Hasil kadar perak di dalam sampe1 yang diiradiasi di fasilitas Pneumatik mauoun Lazy Susan
Sam pel PneumatikLazy Susan Unsur
KadarUnsurKadar
(%) (%) Indus!ri Ag10a 20,19Ag110m16,25 A Ag10a 21,02Ag110m16,41 Ag110m 16,48
Industri 17,78Ag110m19,10Ag10a B Ag10a 18,00 Ag110m19,02 Ag110m 18,78 Industri Ag10a 24,19Ag110m10,72 C Ag10a 23,05Ag110m11,02 A£110m 10,58
Kadar perak dalam sampel secara keseluruhan disajikan dalam Tabel 7 yang merupakan penjumlahan dari seluruh kadar pada Tabel 6 masing masing industri.
Tabel 7 Kadar Perak dalam Sampel
Data Tabel 7 menunjukkan bahwa kadar perak pada sampel industri kerajinan perak dimulai dari yang tertinggi adalah industri B, industri A dsan industri C masing masing sebesar
92,69%, 90,36%, 80,40%.
Hal ini terjadi karena industri B memang memiliki orientasi pemasaran untuk turis dan ekspor yang mengharuskan industri tersebut menghasilkan barang-barang dengan kualitas tinggi. Pemilihan bahan baku dan pengolahan yang baik akan menghasilkan perak yang bermutu tinggi. Industri A dan C merupakan industri dengan orientasi pasar dalam negeri sehingga untuk mampu bersaing dengan industri di tempat lain harus memberikan harga yang murah dengan mengurangi kadar perak tetapi tidak mengurangi kualitas dankeindahannya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum industri perak di Kotagede Yogyakarta juga meng-utamakan standar mutu yang tinggi selain bentuk desain yang beragam sehingga dalam Tabe1 5. Hasil Analisis Sampel Perak
Sampel WaktuUnsurCpStBera!Energi (Kev) Paruh Sam pel (hari) (gr) Industri 657,50 Ag110m253 0,96174,46 A 884,12 Ag110m 43,12 936,80 Ag110m 19,74 Industri 657.32 Ag110m253 1,01988,57 B 883,89 Ag110m 50,56 936,59 Ag110m 22,75 Industri 657,53 Ag110m253 1,09253,28 C 884,13 Ag110m 31,41 936,88 A1J.110m 13,73
Data data Tabel 5 juga menunjukkan adanya isotop pada beberapa tingkat energi
Seperti halnya pada iradiasi Pneumatik, pada iradiasi Lazy Susan juga teIjadi isotop dari beberapa tingkat energi. Selanjutnya dari hasil pencacahan yang disajikan pada Tabel 4 dan 5 dapat dilakukan perhitungan kadar perak yang hasilnya disajikan dalam Tabel 6.
Sampel Industri A Industri B Industri C Kadar (%) 90.36 92.69 80.40
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
KESIMPULAN DAN SARAN
Kemurnian
hasil
industri
perak
di
Kotagede
cukup
tinggi:
pada
industri
B
92,69%, industri A 90,36% industri C 80,40%
Kemurnian hasil masing industri tidak
sama dikarenakan kebijaksanaan pengolahan
masing-masing
industri juga berbeda sesuai
dengan tingkat orientasi pasar
DAFTAR PUSTAKA
1. ANONIM,1974., Handbook of Nuclear Activ-ation Cross Section, InternActiv-ational Atomic Energy, Vienna
2. BEYSER, A., 1992, Konsep Fisika Modern Erlangga, Jakarta
3. CORLIES, W.R.,1963, Neutron Activation Analysis., United Stated Atomic
4. SUSETYO.,W., 1993, Spektrometri Gamma dan Penerapannya dalam Analisis Pengaktifan Neutron, Gadjah Mada University Press Yogyakarta
5. TJIPTO,S., 1982., Perisai Radiasi., PPBMI Yogyakarta
6. LACK,V., and LAURENCE, 1983., Elements of Materials: Science and Enginering, Addison Publishing Company, Reading Mass USA.
TANYAJAWAB
Pertanyaan
1. Bagaimana bapak menetukan kemurnian
perak tersebut?
2.
Apakah
alat
yang
digunakan
sudah
dikalibrasi? (Edison Sihombing)
3.
Apakah ada standar kemurnian perak yang
dikabulkan untuk hasil industri. (Nugroho,
PRSG)
4.
Bagaimana
mengidentifikasi,
secara
langsung dan mudah, barang perak untuk
industri A, B, C?
5.
Apakah ada metode lain untuk menentukan
kemurnian perak?
Jawaban