• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGY MASSED PRACTICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGY MASSED PRACTICE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN

STRATEGY MASSED PRACTICE

DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR

SHOOTING

BOLA BASKET PESERTA DIDIK SMA KELAS XI

Meidy Albert Tangkua

Pendidikan Olahraga, FKIP, Universitas Kader Bangsa Palembang Email: medi.tangkua@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan strategy massed practice memberi

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran permainan bola basket khususnya teknik dasar shooting. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-test and post test randomized two

group design. Sampel yang digunakan sebanyak 20 orang dengan teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik simpel random sampling. Sampel dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dan masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang.Teknik

pengumpulan data menggunakan instrument berupa tes menembak bola (shooting) ke keranjang basket.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik uji t dua sampel independen. Berdasarkan hasil perthitungan uji t dengan taraf signifikan α = 0.05 maka hasil perhitungan diperoleh thitung > ttabel yaitu 7,62 >2,101 yang berarti signifikan sehingga hipotesis penelitian yang diajukan diterima.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategy massed pracrice dalam pembelajaran

pendidikan jasmani berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik SMA kelas XI khususnya hasil belajar shooting dalam permainan bola basket.

Kata kunci: Pengaruh, Strategy Massed Practice, Shooting, Bola Basket.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya meningkatkan hasil belajar sesuai dengan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Demikian halnya dengan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) yang mana pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani

dalam rangka memperoleh peningkatan

kemampuan dan keterampilan jasmani,

pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan jasmani manusia dapat meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, maupun sosial. Sehingga Penjasorkes yang diajarkan disekolah dari tingkat dasar sampai tingkat atas harus perlu diperhatikan dan di tingkatkan, agar dapat menciptakan manusia yang berintelek baik dan dapat bersaing dalam perkembangan dunia pengetahuan saat ini. Pendidikan jasmani merupakan bidang kajian yang luas dan sangat menarik dengan titik berat pada peningkatan gerak manusia (human movement). Ega Trisna

(2)

Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan ….

Alfikri Sastra Wiguna

Rahayu (2013:17) menyatakan pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk

meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik,

pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Karenanya PJOK harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran (psikis) dan tubuh (fisik) yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.

Husdarta (2011:3) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Artinya pendidikan jasmani menjadi salah satu media untuk membantu tercapai secara keseluruhan proses pendidikan serta diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan indeks

pembangunan manusia (human indeks

development).

Mutu pendidikan dapat tercapai melalui suatu proses belajar mengajar yang baik. Proses belajar mengajar pada prinsipnya merupakan hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik yang terjadi pada dunia pendidikan lebih khusus dalam bidang studi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Melalui peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar adalah suatu proses akibat perubahan setelah mengikuti kegiatan belajar (Nana Sudjana, 2004:22). Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan seberapa besar nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar, karena nilai yang dicapai merupakan cermin dari

keberhasilan belajar. Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut, tugas guru pendidikan jasmani tidaklah mudah dikarenakan banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Pembelajaran akan berjalan dengan sukses dan lancar apabila memenuhi beberapa unsur antara lain guru, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang mendukung dan penelitian (Agus Suryobroto, 2004:1).

Penjasorkes adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktifitas fisik, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan

pendidikan. Guru pendidikan jasmani

merealisasikan tujuannya dengan mengajarkan dan meningkatkan aktivitas jasmani, dengan bimbingan tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah sangat diharapkan

dapat membantu peserta didik dalam

pertumbuhan fisik dan psikis, serta

mengembangkan sikap sportif, jujur, percaya diri, dan juga meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani sangat erat dengan aktivitas gerak atau aktivitas jasmani. Dalam pendidikan jasmani terdapat berbagai macam bentuk aktivitas jasmani yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan jasmani yang salah satunya adalah permainan bola basket. Permainan bola basket merupakan jenis olahraga bola besar yang menjadi salah satu bagian dari kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah termasuk sekolah menengah atas (SMA). Sasaran diajarkannya permainan bola basket kepada peserta didik yaitu agar supaya peserta didik dapat bermain bola basket dan bergerak sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani yaitu memenuhi kebutuhan anak akan gerak. Jelaslah bahwa permainan bola basket merupakan salah satu aktivitas jasmani yang

(3)

dipilih untuk meningkatkan kualitas dari peserta didik.

Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima pemain. Tujuan dari masing-masing regu adalah untuk memasukan bola ke keranjang lawan dan berusaha mencegah regu lawan memasukan bola. Menurut Muhajir permainan bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks gerakannya. Artinya gerakannya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinasi rapi, sehingga bermain dengan baik (Muhajir, 2007:13).

Untuk dapat bermain bola basket perlu dipelajari teknik-teknik dasar bola dalam bermain bola basket. Setiap pemain harus dapat menguasai teknik dasar dengan baik dan teknik dasar yang baik dapat menimbulkan efisiensi gerakan yang optimal, dan berkat latihan yang teratur mendapatkan efektifitas gerakan yang baik pula. Dalam permainan bola basket ada beberapa keterampilan teknik dasar yang harus dikuasai agar dapat memainkan permainan bola basket yang salah satunya yaitu teknik shooting.

Menurut Syarifuddin (2013:36) menembakkan

bola basket (shooting) adalah cara memasukkan

bola basket ke dalam keranjang. Gerakan

shooting meliputi gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola basket jatuh tepat pada sasaran. Untuk latihan shooting dapat dilakukan dengan jarak dekat maupun jarak jauh.

Pada prinsipnya untuk menguasai

shooting tidaklah mudah, tentunya harus memliki keseriusan serta pemahaman yang tinggi dalam mempelajarinya. Melihat pentingnya penguasaan

shooting khususnya dalam permainan bola basket yang kelihatannya tingkat kesulitan berbeda dari teknik dasar yang lain dalam permainan bola basket, hal ini menimbulkan

pertanyaan tentang bagaimana cara

mengajarkan pada peserta didik. Kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran tidak

semua peserta didik mampu untuk menguasai keterampilan tersebut tanpa adanya kemampuan guru dalam merancang dan menerapkan metode mengajar yang efisien dan efekif dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik itu sendiri.

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, penulis menemukan masalah dalam mengajar permainan bola basket kepada peserta

didik khususnya dalam mengajarkan shooting.

Kesulitan ini dapat dilihat dari hasil belajar keterampilan peserta didik yang kurang baik saat

melakukan shooting dimana sering terjadi

kesalahan seperti tidak sampainya bola ke sasaran, serta kurang tepatnya bola yang dishooting ke ring basket. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam melakukan

keterampilan dasar shooting juga dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti terbatasnya sarana dan prasana pendukung dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan ketrampilan shooting, bakat dan minat dari anak didik yang masih kurang, terbatasanya sumber/bahan ajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan penggunan strategi mengajar yang masih monoton yang kuarang bervariasi serta kesempatan latihan yang kurang bagi peserta didik. Penggunaan gaya mengajar atau strategi yang monoton akan menyebabkan peserta didik kurang berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan membuat peserta didik jenuh, bosan, cenderung pasif dalam melakukan aktivitas gerak.

Dini Rosdiani (2013:177) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani salah satu hal yang perlu diperhatikan yaitu metode mengajar atau strategi yang digunakan oleh guru. Untuk mewujudkan pencapaian hasil belajar bola basket merupakan usaha yang betul-betul diperhatikan secara matang melalui proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan jasmani di

(4)

Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan ….

Alfikri Sastra Wiguna

sekolah, dimana peningkatan prestasi tersebut tidak lepas dari peran guru dalam setiap kegiatan pembelajaran dengan menciptakan inovasi dan kreaktivitas dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang tepat, sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Untuk meningkatkan kemampuan tehnik shooting bola basket peserta didik menjadi lebih baik perlu pemilihan strategi yang tepat, serta latihan yang terus menerus secara sistem matis dan berkelanjutan, sehingga penguasaan ketrampilan tersebut meningkat sesuai harapan yang diinginkan.

Strategy massed practice merupakan sesi pembelajaran dimana jumlah waktu pembelajaran dalam sebuah percobaan lebih besar dari jumlah istirahat diantara percobaan. Strategy massed practice adalah kegiatan latihan yang dilakukan dalam satu rangkaian dengan selang waktu istrahat yang amat kecil diantara kegiatan

mencoba. Dapat disimpulkan bahwa strategy

massed practice adalah sistem latihan yang telah terstruktur dengan baik dalam pelaksanaanya, dengan meragakan suatu gerakan secara berulang-ulang serta mendapat jeda istirahat yang begitu singkat. Pada penerapan strategy massed practice dalam proses pembelajaran

memberikan kesempatan peserta didik

melakukan gerakan secara terus-menerus dengan diselingi waktu istirahat yang pendek ± 5 detik. Selang waktu istrahat yang begitu singkat hanya digunakan peserta didik untuk recovery

dan bersiap kembali untuk melakukan aktivitas gerak yang sedang dilakukan. Penggunaan

strategy latihan massed practice dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam

proses pembelajaran tehnik dasar shooting

dalam permainan bola basket, dengan latihan yang terus-menerus dapat memberi kesempatan kepada peserta didik melakukan gerakan

shooting yang berulang-ulang, sehingga peserta didik dapat memperlancar gerakannya dan dapat

mengoreksi sendiri kesalahan yang dilakukannya, agar gerakannya menjadi lebih baik dalam menguasai tehnik dasar shooting bola basket.

Berdasarkan hasil uraian di atas, untuk mengetahui hasil pembelajaran tehnik shooting

dalam permainan bola basket dapat sesuai dengan apa yang diharapkan, maka pendidik perlu memperbaiki strategi yang digunakan. Melihat kenyataan yang ada penulis merasa tertarik melakukan suatu penelitian tentang

Strategy Massed Practice yang akan diterapkan

dalam mengajar shooting dalam permainan bola

basket.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan yaitu sebagai berikut: 1) kurangnya kemampuan peserta didik dalam penguasaan keterampilan

shooting dalam permainan bola basket sehingga mengakibatkan hasil belajar peserta didik rendah, 2) penggunaan metode atau strategi mengajar oleh guru masih monoton, 3) masih minimnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang

proses pembelajaran 4) pererapan Strategy

Massed Practice belum pernah digunakan dalam proses pembelajaran.

Rumusan masalah dalam penelitian

adalah Apakah penggunaan strategy massed

practice dalam proses pembelajaran permainan bola basket dapat meningkatkan hasil belajar

shoting peserta didik.

Seorang pendidik pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga alangkah baiknya mampu memahami dan selalu berfikir kreatif dalam situasi apapun, serta cakap dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar ketrampilan shooting, sehingga peserta didik mampu membangkitkan semangat dan motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk mau belajar sehingga dapat melakukan gerakan yang dilakukan dan jenis keterampilan motorik yang dipelajari mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa.

(5)

METODE

Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian

yang dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan

pada subjek selidik (Suharsimi Arikunto,

2006:86). Rancangan atau desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pra-tes dan pasca-tes dengan kelompok-kelompok yang diacak (Donal Ary et al Terjemahan Arief Furcham, 2011:381) dengan pola yang terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Pre-Test Treatment Posst-Test

Eksperimen Y1

(tes awal)

X

(Perlakuan Dengan

Strategy Massed Practice)

Y2

(tes akhir)

Pengendali (kontrol) Y1

(tes awal) Tanpa Perlakuan

Y2

(tes akhir) (Sumber: Donal Ary et al Terjemahan Arief Furcham, 2011:381)

Penelitian ini mempunyai 2 variabel, yakni:

Variabel bebas yaitu penggunaan startegy

massed practice, dan Variabel terikat yaitu hasil belajar shooting bola basket.

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik putra kelas XI SMA Negeri 22 Palembang tahun ajaran 2016-2017 yang berjumlah 40 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yang diambil secara acak (simple random sampling).

Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,2010:120). Semua anggota populasi memilki kesempatan yang sama di dalam proses pengambilan sampel dengan cara melakukan pengundian. Kemudian sampel dibagi dalam kedua kelopmpok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan masing-masing kelompok berjumlah sepuluh orang. Kemudian kelompok eksperimenmen

diberikan ataumendapatkan treatment/perlakuan

berupa penggunaan Strategy Massed Practice

dalam proses pembelajaran sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan atau sebagai kelompok pembanding.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 22 Palembang dengan waktu penelitian dilaksanakan selama 1 bulan dengan frekuensi tatap muka tiga kali seminggu.

Instrument dalam penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Berkaitan dengan penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah tes menembak bola (shooting) ke keranjang basket (Nurhasan, 2001. Hal 184-186). Alat yang digunakan dalam penelitian adalah bola basket, lapangan basket, ring basket, peluit, stopwatch, kertas/ formulir tes.

(6)

Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan ….

Alfikri Sastra Wiguna

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu statistik uji t dua sampel independen. Dengan taraf signifikan α = 0.05. Data yang dianalisis adalah data dari hasil pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji prasayarat analisis yang meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas data. Uji normalitas akan digunakan untuk mengetahui data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors (Sudjana, 2005:467). Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data sampel

berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji F (Sudjana, 2005:250).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian yang telah didapatkan dari pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dihitung besaran statistik yang akan digunakan pada analisa data. Maka dihitung jumlah skor rata-rata standar deviasi, jumlah sampel dan kuadrat standar deviasi dari kedua kelompok, hasil perhitungan diperoleh sebagai berikut:

Tabel 2. Besaran Statistik Keterampilan Shooting Permainan Bola Basket Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol

Kelompok Pre-Test Post-Test Gains Score

Eksperimen n = 10 ̅1 = 2,5 Sd = 0,972 Sd2 = 0,9447 n = 10 ̅2 = 7,1 Sd = 1,370 Sd2 = 1,876 n = 10 ̅2 = 4,6 Sd = 1,075 Sd2 = 1,155 Kontrol n = 10 ̅2 = 2,3 Sd = 1,160 Sd2 = 1,3456 n = 10 ̅2 = 3,8 Sd = 1,398 Sd2 = 1,954 n = 10 ̅2 = 1,5 Sd= 0,707 Sd2 = 0,499

(Sumber: Hasil Penelitian 2016) Untuk mengetahui apakah penggunaan

strategy massed practice dalam proses pengajaran permainan bola basket, khusunya tekhnik dasar shooting dapat meningkatkan hasil belajar shooting peserta didik dalam permainan bola basket, digunakan analisis dengan teknik statistik uji t untuk kedua sampel. Sebelum uji t dilakukan maka terlebih dahulu diawali dengan pengujian persyaratan analisis yang harus

dipenuhi yaitu uji normalitas yaitu dan homogenitas.Untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian normalitas data yang menggunakan uji lilliefors. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan data pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dengan menentukan hipotesa pengujian yaitu Ho:

(7)

normal dan Ha: sampel berasal dari populasi

yang tidak berdistribusi normal dan untuk menentukan kriteria pengujian yaitu terima HO

jika Lo Lt dan tolak HO jika Lt Taraf

signifikansi 0,05.

Tabel 5. Rangkuman Uji Normalitas Menggunakan Uji Liliefors

Variabel Lo Ltabel Keterangan

Kelompok Eksperimen 0,205 0,258 Normal Kelompok Kontrol 0,202 0,258 Normal (Sumber: Hasil Penelitian 2016)

Berdasarkan perhitungan uji normalitas

data dengan menggunakan uji lilliefors pada

variabel data pre-test kelompok eksperimen diperoleh selisi yang tertinggi atau nilai L observasi = 0.205. Berdasarkan tabel nilai kritis L tabel uji lilliefors pada 0,05 dengan n = 10, ditemukan L tabel senilai 0.258. Jadi L observasi lebih kecil dari L tabel yaitu Lo = 0.205< Lt = 0.258. Berdasarkan kriteria pengujian jika Lo<Lt maka Ho diterima. Dengan demikian kesimpulan pengujian adalah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada variabel data pre-test kelompok kontrol diperoleh L observasi senilai 0.2026. Berdasarkan tabel nilai kritis L uji

lilliefors pada dengan n = 10, ditemukan L tabel senilai 0.258 jadi L observasi lebih kecil dari L tabel yaitu Lo = 0.2026<Lt=0.258 berdasakan kriteria pengujian jika Lo<Lt maka Ho diterima dengan demikian kesimpulan pengujian adalah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Untuk menguji kesamaan varians populasi asal sampel penelitian dengan menggunakan uji F, dengan cara varians terbesar dibahagi dengan

varians terkecil. Pengujian homogenitas data dilakukan menggunakan data awal sampel yaitu data pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menentukan hipotesa pengujian yaitu Ho: varians homogen dan Ha:

varians tidak homogen. Untuk menentukan kriteria pengujianyaitu

terima Ho jika Fo<Ft ( ) dan tolak Ho jika Fo Ft ( ).

F=

F= F= 1,42

Dari perhitungan di atas, diperoleh F observasi senilai 1,42. Bedasarkan tabel nilai

kritis distribusi F pada dengan dk

penyebut = 9 dan dk pembilang = 9, maka ditemukan F tabel senilai 3,18. Jadi F observasi lebih kecil dari F tabel, yaitu Fobservasi = 1,42 lebih kecil F tabel = 3.18. Berdasarkan kriteria pengujian jika Fo<Ft maka Ho diterima. Dengan demikian kesimpulan pengujian adalah varians dari kedua populasi asal sampel penelitian adalah homogen.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah penerapan strategy massed practice

memberi pengaruh terhadap hasil belajar

shooting bola basket peserta didik putra Kelas XI SMA Negeri 22 Palembang. Untuk menguji hipotesa tersebut berarti membandingkan

rata-rata shooting yang diperoleh peserta didik

(kelompok eksperimen) yang diajarkan dengan

mengunakan startegy massed practice pada

pembelajaran dengan peserta didik (kelompok kontrol) yang tidak diberikan perlakuan. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji t-tes atau dianalisis dengan uji t-tes dua sampel independen. Hipotesa statistiknya adalah: Ho= HA= Untuk

(8)

Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan ….

Alfikri Sastra Wiguna

thitung ttabel ( )

artinya tidak signifikan dan tolak Ho. Dan jika t

hitung thitung ttabel ( )

artinya signifikan.

Dari perhitungan pengujian penelitian diperoleh thitung senilai 7,62. Berdasarkan tabel

distribusi t pada 0,05 dengan derajat

kebebasan n1 + n2-2 =10 +10-2 = 18 maka

diperoleh ttabel senilai 2.101. Jadi thitung lebih besar

dari ttabel, yaitu

thitung=7,62 ttabel=2,101.Berdasarkan kriteria

pengujian jika thitung lebih besar dari ttabel (thitung tabel) maka Ho ditolak yang berarti HA

diterima. Atau hipotesa pengujian yang

mengatakan rata-rata keterampilan shooting

dalam permainan bola basket kelompok eksperimen kelompok yang diberikan perlakuan

strategy massed practice tinggi dibandingkan

dengan rata-rata keterampilan shooting dalam

permainan bola basket kelompok kontrol kelompok yang tidak diberikan perlakuan. Sehingga hipotesa penelitian penerapan strategy

massed practice memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar shooting bola basket peserta didik putra Kelas XI SMA Negeri 22 Palembang diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan pengujian hipotesa yang telah dilakukan oleh peneliti maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan strategy massed practice sangat efektif dan memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

shooting bola basket peserta didik Kelas XI SMA Negeri 22 Palembang.

Dari hasil penelitian maka peneliti mengemukakan saran-saran yaitu sebagai berikut:Bagi guru pendidikan jasmani agar

menggunakan strategy massed practice dalam

pembelajaran tentang pendidikan jasmani, serta

menjadi bahan masukan pada proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam proses pengajaran permainan bola basket, khusunya tekhnik dasar shooting

disemua jenjang pendidikan. Dan bagi peneliti yang lain disarankan melakukan penelitian tentang masalah ini, ditempat yang lain, waktu yang berbeda, dan melibatkan sampel yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2006. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ary Donal, Luci Cheser Jacobs, Asghar Razavieh. 2011. Pengantar Penelitian dalam pendidikan, Terjemahan Arief Furcham. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan. Bandung. Erlangga.

Nana Sudjana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Pangrazi P. Robert. 2004. Dinamic Phisical

Education For Elementary School Children. Sanfransisco: Benjamin Cummings.

Sudjana. 2005. Startegy Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Startegy Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryobroto, S, A. 2004. Sarana dan Prasarana

Pendidikan Jasmani. Yogyakarata:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Syarifuddin. 2011. Panduan Olahraga Bola Basket. Jakarta: PT Grasindo Wdisarana Cipta.

(9)

Dini Rosdiani. 2013. Perencanaan Pembelajaran

Dalam Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Husdarta, H.J.S. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta .

Rahayu, E, T. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Implementasi Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan. Bandung: Alfabet.

Gambar

Tabel 1. Desain Penelitian
Tabel 2.  Besaran Statistik Keterampilan Shooting Permainan Bola Basket Kelompok Eksperimen   dan Kelompok Kontrol
Tabel 5. Rangkuman Uji Normalitas  Menggunakan Uji Liliefors

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya dan dengan penuh kesadaran bahwa dalam menulis tesis dengan judul “Pengaruh Sistem Penilaian Kinerja dan Pelatihan

6 kerusakan pangan yang disimpan pada suhu dingin (0-10°C) seperti yang ditemukan pada buah atau sayuran, disebabkan oleh toksin yang terdapat pada tenunan sel

survey yang dilakukan pada tahun 2016 maka nilai KHL disetiap kabupatenf. yang ada di

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode latihan massed practice dan distributed practice serta pengaruh panjang tungkai terhadap ketepatan tendangan melambung dalam

Pemanfaatan tersebut juga tidak sesuai atau dapat dikatakan menyimpang dari harapan dan tujuan pembangunan rumah Majapahit seperti yang telah direncanakan, serta juga

response time yang cepat dapat menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan yang dirasakan oleh keluarga pasien ditunjang juga dengan sikap peduli atau emphaty dan

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana aktifitas dosen mengelola pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses?; (2)

Penggunaan metode Life Cycle Cost ( LCC ) digunakan untuk mengetahui umur optimal suatu mesin dan juga untuk mengetahui jumlah maintenance crew yang optimal dari