• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Keadaan Umum Lokasi

1. Letak dan Keadaan Geografis

Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato terdiri Dari 5 dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, Dusun V. Daerah ini dipilih karena sebagian lahan digunakan untuk usaha budidaya perikanan darat. Dan Penduduknya sebagain didominasi oleh petani tambak yang mengusahakan membudidayakan ikan bandeng.

Desa Limbula Terletak Di Kecamatan Wanggarasi. Yang berada tepatnya pada ibu kota Kecamatan Wanggarasi. Desa ini memiliki luas wilayah 420 Ha. Desa Limbula, Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Harapan - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Randangan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wonggarasi Timur 2. Jumlah Penduduk

Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato mempunyai jumlah penduduk 10.10 orang terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 520 jiwa dan perempuan 490 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jumlah keluarga sebesar 206 orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. Keadaan penduduk Desa Limbula berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 1.

(2)

2

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.

No Tingkat Pendidikan Jumlah(orang) Presentase

1 Belum Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD 602 59.62 2 SD 210 20.79 3 SLTP 100 9.90 4 SLTA 80 7.92 5 Diploma I/Diploma 2 - - 6 Diploma 3 8 0.79 7 Sarjana 10 0.99 Jumlah 1010 100

Sumber : Profil Desa Limbula, 2012.

Kesadaran penduduk tentang pentingnya pendidikan ternyata masih kurang, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1. Dari tabel satu tersebut di ketahui, bahwa jumlah penduduk yang belum pernah bersekolah/tidak tamat SD menduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu mencapai 60.39 % dari 10.10 orang atau sebesar 602 orang. Tingkat pendidikan SD menduduki posisi kedua dengan jumlah 210 orang atau mencapai 20.79 % dari 10.10 orang, dan tingkat pendidikan diploma merupakan tingkat pendidikan yang memiliki presentase paling sedikit hanya mencapai 0,79 dari 10.10 orang atau sebanyak 8 orang.

Tabel 2. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.

No Jenis Lapangan usaha Jumlah (orang) Presentase

1 Pertanian 150 46.72 2 Perikanan 125 38.94 3 Perdagangan 8 2.49 4 TNI/Polri - - 5 Pegawai Negri 10 3.11 6 Pegawai Swasta 9 2.80 7 Jasa Lainnya 19 5.91 Jumlah 321 100

(3)

3

Berdasarkan Tabel 2. bahwa lapangan usaha yang paling dominan di Desa Limbula adalah pertanian, jumlahnya mencapai 46.72 dari 321 orang atau sebanyak 150 orang. Sedangkan untuk lapangan usaha perdagangan paling sedikit, di mana penduduk yang bekerja pada bidang tersebut hanya mencapai 2.49 % dari 321 orang atau sbanyak 8 orang.

3. Keadaan Usaha Budidaya Ikan Bandeng

Sebagian dari penduduk di Desa Limbula memanfaatkan lahan pertanian dengan membudidayakan beberapa komoditas perikanan darat untuk dibudidayakan, salah satunya ikan bandeng. Karena bandeng merupakan salah satu ikan yang mempunyai potensi produksi yang tinggi yang dapat meningkatkan taraf hidup petani tambak.

B. Identitas Petani

Identitas petani sampel meliputi umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, dan jumlah tangungan keluarga yang dapat dilihat sebagai berikut :

1. Umur Petani

Umur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan petani tambak dalam mengelola usaha budidaya ikan bandeng. Selain itu juga ditinjau dari segi fisik, umur merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan produkstivitas. Kisaran umur petani tambak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. Jumlah Petani Tambak Menurut Kelompok Umur di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.

15-60 47 85% >60 8 15%

(4)

4

Berdasarkan Gambar 2. umur petani di bagi atas tiga kelompok yaitu petani kurang dari 15 tahun, pada umur ini petani belum prodktif dan dalam kisaran umur yang wajib sekolah, karena dalam umur ini kemampuan fisik petani belum maksimal. Sedangkan petani yang berumur 15-60 tahun berjumlah 47 orang atau sebesar 85 % di mana umur petani ini telah produktif. Karena pada tingkat umur ini kemampuan fisik petani sudah besar. Sehingga sangat menunjang untuk meningkatkan produktifitas dalam berusahatani. Sedangkan petani yang berumur lebih darai 60 tahun berjumlah 8 orang dengn mencapai 15 % atau dikatakan non produktifitas.

2. Pendidikan Petani

Tingkat pendidikan pada petani salah satu yang penting dilihat dari pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan pada petani mengambarkan daya pikir petani bagaimana mengelolah dan meningkatkan hasil produksi usahataninya. Gambaran tingkat pendidikan petani sampel di jelaskan pada Gambar 3. dibawa ini

Gambar 3. Jumlah Petani Tambak Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.

Berdasarkan Gambar 3. Terlihat bahwa tingkat pendidikan yang paling tinggi yaitu SD dengan jumlah 23 orang mencapai 43 %, kemudian untuk tingkat SMP 19 orang mencapai 35%, sedangkan yang paling sedikit yaitu pada tingkat SMA dengan jumlah 12 orang mencapai 22 %, tingkat pendidikan disini menjadi salah satu yang

SD 23 43% SMP 19 35% SMA 12 22%

(5)

5

penting untuk menunjang keberhasil dalam berusaha tani dan semakin tinggi pendidikan yang dimilika semakin banyak juga pengalaman untuk berusahatani.

3. Jumlah Tanggungan keluarga

Tangungan keluarga di sini banyaknya orang yang di biaya oleh petani. Dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Jumlah Petani Tambak Menurut Jumlah Tanggungan keluarga di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.

Berdasarkan Gambar 4. bahwa tangungan keluarga yang memiliki tangungan 0-3 berjumlah 38 orang mencapai 69 % dan tangungan 4-6 berjumlah 17 orang mencapai 31%.

4. Pengalaman Berusaha Tani

Dalam pengalaman berusahatani merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan usahatani. Di mana semakin lama berusahatani maka semakin banyak yang didapatkan. Semakin banyak pengalaman yang di dapatkan maka petani tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola usahataninya. Pengalaman berusahatani pada petani sampel dapat dilihat pada Gambar 5.

0-3 38 69% 4-6 17 31%

(6)

6

Gambar 5. Jumlah Petani Tambak Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.

Berdasarkan Gambar 5. Di atas bahwa lama pengalaman berushatani 0-3 bejumlah 38 orang mencapai 72 %, sedangkan 4-6 berjumlah 15 orang mencapai 28 %. Lama pengalaman usahatani ini memberikan gambaran kemampuan petani tambak dalam membudidayakan ikan bandeng.

C. Deskripsi Usaha Budidaya Petani Tambak

Usaha budidaya yang di lakukan petani tambak pada hamparan lahan dekat pantai. Lahan ini digunakan untuk membudidayakan beberapa macam produksi perikanan darat antara lain bandeng, jumlah petani yang membudidayakan ikan bandeng berjumlah 55 orang dengan rata-rata luas lahan sebesar 463 are atau 0,463 ha. di samping itu petani tambak tidak hanya menitiberatkan pada salah satu jenis budidaya saja, hal ini didasari bahwa jika salah satu jenis budidaya yang di usahakan gagal dan tidak berhasil, maka masih ada jenis budidaya lainnya yang biasa diharapkan petani tambak untuk melangsungkan kebutuhan hidupnya dan jenis budidaya yang diusahakan selain ikan bandeng yaitu budidaya udang.

Masalah yang dihadapi petani tambak dalam menjalankan usaha budidaya bandeng, pertama kurangnya sarana pengangkutan dari lokasi tambak yang di produksi. Harga yang ditawarkan pada saat produksi tidak menentu sehingga ini berdampak langsung pada penghasilan yang di terima oleh petani tambak. Sehingga

0-3 38 72% 4-6 15 28%

(7)

7

secara tidak langsung para petani tambak bandeng biasanya mengirim hasil produksinya ke kota-kota lain di luar Provinsi Gorontalo.

Dalam ketersedian sarana produksi seperti halnya pupuk dan pakan, petani tambak dihadapi dengan adanya modal yang tinggi, dan jumlah tambak ditiap petani berbeda-beda, ada yang petani tambak lain yang mempunyai tiga tambak untuk di jadikan pemeliharaan dan ada juga petani hanya memiliki dua tambak pemeliharaan, itu disebabkan karena adanya petani tambak yang banyak modal sehingga bisa memiliki tiga tambak pemeliharaan dan petani kurang modal yang memeliki hanya 2 tambak pemeliharaan akan tetapi, hal ini tidak menjadi kendala bagi petani tambak lainnya untuk melakukan usaha budidaya. Mereka yakin hal yang dilakukan ini akan memberikan hasil yang maksimal dan menguntungkan. Dalam melakukan usaha budidaya petani tambak mengunakan beberapa jenis peralatan seperti, patiba, parang, cangkul, jaring, keranjang. Dan salah satu faktor produksi yang terpenting adalah ketersedian tenaga kerja, karena tanpa tenaga kerja siapa yang akan melakukan usaha budidaya.

Dalam pengolahan usaha budidayanya petani tambak memerlukan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja ini digunakan untuk melakukan proses produksi dari tahap pembuatan lahan sampai panen yang di bayar dengan upah tertentu dengan rata-rata Rp.50.000/hari. Sedangkan untuk penebaran benih, pemberian pakan, pemupukan rata-rata mengunakan tenaga kerja keluarga yang dibayar berdasarkan upah minimum sebesar 40.000/hari, biasanya juga banyak petani tambak dalam hal pengelolaan usaha budidayanya saling bekerja sama tanpa memberikan biaya upah. Misalnya ada salah satu petani tambak yang melakukan pemanenan, maka banyak petani-petani tambak lainnya membantu pekerjaan petani tersebut.

Persiapan lahan kegiatan yang dilakukan merintis lahan yang akan dijadikan pematang, dengan cara digali mengunakan patiba atau dengan alat eskapator kedalaman yang digali 50 cm lebar galian 4 meter, untuk tambak pembesaran sedangkan untuk tambak pengolondongan 50 cm dengan lebar galian 2 meter, ada

(8)

8

juga petani tambak yang memiliki 3 tambak untuk pemeliharaan bandeng jika petani itu memiliki banyak modal, pematang selesai petani tambak membuat jalan air dengan panjang pintu 4 meter dan lebar 70 cm, kemudian air yang di dalam galian dikeluarkan melalui pintu air, saluran atau pintu air bisa terbuat dari pipa atau papan. Untuk letak saluran air masuk dan keluar terpisah sehingga mampu mencegah pencampuran langsung antara air yang baru masuk dengan air yang hendak keluar dari petak tambak.

Setelah lahan kering tambak diberikan racun untuk membersikan organisme lain yang akan menggangu kehidupan ikan bandeng pada saat ditebarkan, tunggu sampai dua minggu setelah tambak diberikan racun kemudian di masukan air, diberikan pupuk dasar gunanya untuk menumbuhkan makanan alami ikan bandeng, yakni lumut dan phytoplankton dan menjaga kecerahan air, pupuk diberikan kira-kira dengan mencapai satu bulan benih sudah boleh ditebarkan di tambak pengolondongan, setelah benih ditebarkan pada tambak pengolondongan, kemudian petani tambak mulai membersihkan tambak pembesaran yang berdekatan dengan tambak pengolondongan, pembersihannya sama persis dengan membersihkan tambak pengolondongan, dari tambak pengolondongan kira-kira umur benih mencapai dua bulan, benih sudah bisa dipindahkan ketambak pembesaran. Cara memindahkan banih bandeng dari gelondongan ke pembesaran, air pada tambak pengolondongan di keluarkan melalui jalan air setalah tambak kering, ikan dipindahkan dengan cara dikumpulkan dulu di dalam hapa kemudian dipindahkan kepembesaran dengan menghitung ikan bandeng, kegunaan dari menghitung ikan bandeng tersebut agar petani tambak bisa memperkirakan berapa jumlah produksi nanti.

Setelah benih berada pada tambak pembesaran petani tambak melakukan tahap pemeliharaan, pemeliharaan di lakukan dengan cara untuk membesarkan ikan bandeng dari ukuran kecil sampai dengan layak konsumsi. Dalam tahap pemeliharaan ini petani juga harus memperhatikan pemberian pakan dan pupuk pada benih ikan bandeng pemberian pakan dan pupuk pada ikan bandeng di sini dilakukan pada saat bandeng berumur satu bulan lebih di tambak pembesaran dan pemberian pakan dan

(9)

9

pupuk diberikan pada saat ketingian air di tambak dinaikan secara bertahap pada setiap pasang naik sampai mencapai 1 m. Tujuan untuk memberikan pupuk susulan untuk merangsang pembesaran bandeng. Cara memberikan pakan dan pupuk susulan petani tambak mencampurkan pakan dan pupuk bersamaan kemudian diberikan pada benih ikan bandeng yang sudah berada pada tambak pembesaran. Tujuannya untuk menghasilkan produksi bandeng yang maksimal. Pemberian pakan dan pupuk ini biasanya dilakukan oleh petani tambak yang dibantu oleh tenaga kerja dalam keluarga atau biasa dilakukan sendiri, selama pemeliharaan petani tambak tidak lupa mengamati pertumbuhan ikan bandeng selama 2 minggu dan lama pemeliharaan bandeng untuk mencapai hasil maksimal dilakukan selama 6-8 bulan.

Produksi merupakan hasil akhir dari membudidayakan yang diusahakan petani tambak. Di mana umur ikan bandeng sudah mencapai 6-8 bulan dan siap untuk diproduksi, dan ada juga pemanenan karena tingginya permintaan pasar. pencapaian hasil panen yang optimal akan dapat dirasakan bila faktor-faktor produksi terpenuhi, dalam usaha budidaya ikan bandeng hasil panen harus diperhatikan, bila mana setelah dipanen ikan bandeng harus tetap hidup atau masih segar hingga sampai ketangan konsumsi. Karena penurunan mutu ikan akan berpengaruh pada nilai jualnya menjadi rendah dan berpengaruh pada produksi dan keuntungan yang didapatkan oleh petani tambak. Dengan rata-rata produksi perpanen sebesar 6.911/ekor dan biasanya harga jual ikan bandeng rata-rata Rp. 8.327/kg. Dalam memasarkan hasil produksinya petani tambak biasanya menjual kepada pedagang pengumpul atau mengirim hasil produksinya ke kota-kota besar di luar Provinsi Gorontalo seperti di Makasar.

D. Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas ini dapat melihat pengaruh pengunaan input dan skala ekonomi usaha.

1. Pengaruh Pengunaan Input

Pengaruh pengunaan faktor produksi (luas tambak, benih, pakan, pemupukan). Pada usaha budidaya ikan bandeng dapat diketahui melalui nilai

(10)

10

koefisien regresi (elastisitas) dapat dilihat seberapa besar pengaruh input yang diberikan terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Nilai elastisitas dan pengaruh input dan jenis input dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Elastisitas dan Pengaruh Pengunaan Faktor-Faktor Produksi (Input) pada Usaha Budidaya Ikan Bandeng Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.2013

Uraian F-hitung Sig. Nilai Elasitas

(bi) Faktor-faktor produksi(input) 30.822 0,000

Jenis Input (Xi) t-hitung Sig.

1. Luas tambak(X1) 2.979 0.004 0.972 2. Pakan (X2) 1.498 0.140 0.171 3. Benih (X3) 3.749 0.000 0.520 4. Pupuk ponska(X4) -0.288 0.075 -0.042 Jumlah 1.621 Koefisien Korelasi (R) = 0.84 Koefisien Determinasi (R2) =0.71 Nilai a = 0,321

Berdasarkan Tabel 3. Di atas hasil signifikan uji F menerangkan bahwa pengunaan faktor-faktor produksi atau input secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap total produksi usaha budidaya ikan bandeng. Ini berarti menjelaskan bahwa pengunaan faktor-faktor produksi memberikan pengaruh besar terhadap jumlah produksi. Dari Tabel 3. Di peroleh persamaan fungsi produksi cobb-douglas yang menunjukan sebagai berikut :

Y= 0,321.X10.972.X2-0.171.X30.520.X4-0.042

Salanjutnya dari tabel diatas, diperoleh koefisien determinasi (R2)= 0.71 yang berarti koefisien determinasi sebesar 71 persen. Yang artinya produksi usaha budidaya bandeng (Y) sebesar 71 % secara bersama-sama dipengaruhi oleh luas lahan, pakan, benih, pupuk ponska. Hubungan antara produksi dan faktor produksi di ketahui dari korelasi (R) yang bernilai 0.84 yang berarti memiliki hubungan kuat. Selanjutnya pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap hasil dapat diketahui

(11)

11

dengan mengunakan uji t pengaruh pengunaan dari masing-masing faktor-faktor produksi sebagai berikut :

a. Luas Tambak

Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa pengunaan luas tambak berpengaruh nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai 0,05. Ini didasari bahwa dalam pemeliharaan ikan bandeng pada tambak perlu dilakukan penjarangan. Penjarangan dilakukan untuk mengurangi kepadatan penebaran benih ikan bandeng dalam tambak. Hal ini dilakukan karena ikan bandeng berkembang lebih besar dari saat ditebarkan sehingga volume rasio antara ikan bandeng dengan luas tambak tempat pemeliharaan tidak seimbang. Tambak ikan bandeng yang tidak dijarangkan akan mengakibatkan suasana didalam tambak ikan bandeng menjadi tidak sehat akibat penumpukan CO2

dan NH3, serta terjadi pengurangan O2 atau oksigen di dalm tambak sehingga

pertumbuhan ikan bandeng menjadi terhambat (Arif dan Hasnawi, 2009). Besaran elastisitasnya (b1) menunjukan bahwa penambahan satu area luas lahan tambak ikan

bandeng akan memberikan tambahan produksi sebesar 0.972 kilogram.

b. Pakan

Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa pengunaan pakan berpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai 0.05. Hal ini didasari bahwa nilai gizi pakan ikan bandeng harus disesuaikan dengan kebutuhan gizinya. Untuk menyusun bahan pada pakan bagi bandeng, tidak semua gizi yang dibutuhkan (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral) diperhitungkan nilainya, tetapi cukup menghitung kebutuhan protein, total energi (kkal/100 g), persentase protein yang dapat dicerna, dan asam amino (Methionine dan Arginine). Protein yang merupakan komponen utama dalam pembentukan jaringan dan organ-organ tubuh (pertumbuhan) adalah yang paling penting diperhatikan. Protein tersusun atas substansi-substansi nitrogen (asam amino) dan nitrogen lain sehingga ketersediannya dalam pakan dalam jumlah yang tepat akan menjamin pertumbuhan ikan (Ghufran, 2009). Besaran

(12)

12

elastisitasnya (b2)menunjukan bahwa penambahan satu liter pakan akan memberikan

produksi sebesar 0.171 kilogram. c. Benih

Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa pengunaan benih berpengaruh nyata karena hasil sig lebih kecil dari nilai 0.5. karena benih ikan bandeng atau nener merupakan komponen utama dalam agribisnis ikan bandeng perlu diperhatikan kondisi benih ikan bandeng, benih bandeng yang dijual untuk dipelihara umumnya berumur antara 21 hari sampai 28 hari. Secara fisisk, besar benih ikan bandeng dengan umur tersebut adalah seukuran jarum dan tubuhnya transparan dengan panjang sekitar 12-13 mm. benih ikan bandeng ini mempunyai tiga titik di tubuhnya, yakni dua titik di bagian mata dan satu titik dibagian perut. Dan pada saat penebaran harus diperhatikan benih yang sakit atau luka Sebab dari benih ikan bandeng yang baik akan dihasilkan ikan bandeng yang baik pula (Arif dan Hasnawi, 2009). Besaran elastisitasnya (b3) menunjukan bahwa penambahan satu ekor benih akan memberikan

tambahan produksi sebesar 0.520 kilogram.

d. Pupuk Ponska

Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa penggunaan pupuk berpengaruh tidak nyata, karena sig lebih besar dari 0.05. Karena pupuk hanya diperlukan sebagai sumber nutrien untuk merangsang pertumbuhan plankton untuk makan alami ikan bandeng (Ghufran, 2009). Besaran elastisitasnya (b4) menunjukan bahwa

penambahan satu kilogram pupuk organik akan menurunkan produksi sebesar 0.042 kilogram.

2. Skala Ekonomi Usaha

Berdaskan fungsi produksi Cobb-Douglas pada usaha budidaya tersebut, maka skala ekonomi usaha petani smpel pada usaha budidaya ikan bandeng ditentukan dengan menjumlahkan nilai elastisitas (b1 + b2 + b3 + b4 ). Tebel 3, menunjukan bahwa nilai dari besaran elastisitas (b = 1.621), yang berarti nilai

(13)

13

tersebut lebih besar dari satu. Dengan demikian skala ekonomi usaha petani tambak ada budidaya tambak ikan bandeng di Desa Limbula berada pada skala “Increasing Return To Scale” (kenaikan hasil yang semakin bertambah). Artinya bahwa setiap penambahan satu input akan memberikan tambahan produksi sebesar 1.621 kilogram ikan bandeng, lebih jelasnya, kisaran daerah dan skala produksi budidaya ikan bandeng petani tambak sampel di Desa Limbula dapat dilihat pada gambar 6.

(14)

14

Y

TP

Produksi …………... Daerah III

Bandeng

Daerah II

X

(Faktor Produksi) Increasing Return to Scale

Decreasing Produksi Return to Bandeng Scale Negatif Return to Scale PM = AP 0< EP <1 AP EP<0 X EP > 1 1,621 EP= 1 PM = 0

PM

(15)

15

Keterangan :

1. Bila PM besar dari PR maka posisi PR masih dalam keadaan menaik

2. Sebaliknya bila PM lebih kecil dari PR, maka posisi PR dalam keadaan menurun 3. Bila terjadi PM sama dengan PR, maka PR dalam keadaan sama

4. Ep = 1 bila PR mencapai maksimum atau bila PR sama dengan PM-nya

sebaliknya bila PM = 0 dalam situasi PR sedang Menurun, Maka Ep = 0.

5. Ep > 1 bila PT menaik pada tahapan Increasing rate dan PR juga menaik di

daerah 1. Disini petani masih mampu memperoleh sejumlah produksi yang cukup menguntungkan manakala sejumlah input masih ditambahkan.

6. Nilai Ep lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu atau 1 < Ep <0.

7. Dalam keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak diimbangi secara propesional oleh tambahan output yang diperoleh, peristiwa ini terjadi di daerah II, di mana pada sejumlah input yang diberikan maka PT teteap meanik pada tahapan decreasing rate.

8. Selanjutnya nilai Ep < 0 yang berada di daerah III, pada situasi yang demikian PT

dalam keadaan menurun, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan menurun.

9. Dalam situasi Ep < 0 ini maka setiap upaya untuk menambah sejumlah input

teteap akan merugikan bagi petani yang bersangkutan.

E. Analisis Keuntungan

Analisis keuntungan digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan dan penerimaan yang diperoleh petani tambak dan berapa biaya yang dikeluarkan oleh petani tambak dalam membudidayakan ikan bandeng, biaya usaha budidaya bandeng yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Keuntungan adalah yang dapat diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya. Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dan harga komoditi.

(16)

16

1. Biaya

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses usahataninya dalam satu proses produksi. Dalam usaha tani dikenal dengan dua macam biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap dimana biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya tetap adalah penyusutan alat, pajak lahan, dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Secara lengkap biaya tetap yang dikeluarkan petani tambak dalam proses produksi usaha budidaya tambak ikan bandeng dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya Tetap Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013

No Jenis Biaya Tetap Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya/ha (Rp) Pers.(%) 1 Penyusutan alat 16.754,98 361.878,61 0.69 2 Pajak Lahan 134.909 309.424,3 5.58

3 Upah Tenaga Kerja dalam keluarga

2.268.367 4.499.280,77 93.73

Total Biaya 2.420.031 5.170.583,68 100

Sumber : Data Diolah, 2013

Hasil analisis data menunjukan total dari biaya tetap petani tambak sampel sebesar Rp.2.420.031/panen atau sebesar Rp 5.170.583,68 ha/panen berdasarkan Tabel 4. Nilai biaya yang paling besar dalam biaya tetap adalah penyusutan alat dengan nilai sebesar Rp. 16.754,98/panen atau mencapai 0.69 dari total biaya sebesar Rp. 2.420.031/panen. penyusutan alat dipeoleh dari nilai baru yang dikurangi nilai sekarang dibagi lama pemakaian. Dalam mengolola tambaknya petani sangat membutuhkan perlatan untuk membantu selama proses produksi mulai dari pengolahan tambak sampai dengan panen. Petani tambak biasanya juga mengunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk mengelola usaha budidaya ikan bandeng yang dijalankan, tenaga kerja tersebut digunakan untuk pengolahan tambak, penaburan

(17)

17

benih, pemberian pakan, pemupkan dan panen. Tenaga kerja tersebut rata-rata terdii dari pria di mana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakn dalam 1 HKSP (Hari Kerja Setara Pria). Upah tenaga kerja keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional dengan jumlah HKSP. Upah minimum adalah Rp.40000/hari. Dari Tabel 4. nilai upah tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp.2.268.367 atau mencapai 93.73% dari total biaya tetap Rp. 2.420.031/panen. Dan untuk pajak lahan mempunyai nilai biaya sebesar Rp. 134.909 atau mencapai 5.58% dari total biaya Rp 2.420.031/ panen. Dalam usaha tani ada yang di namakan biaya untuk pembelian pupuk, pakan, benih, dan tenaga kerja luar keluarga. Semua jenis biaya ini termasuk dalam biaya variabel. Besarnya biaya variabel dapat dilihat dari Tabel 5.

Tabel 5. Biaya Variabel Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013

No Jenis Biaya Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya/ha (Rp) Persentase (%) 1 Pupuk Anorganik 17.871.636 38.599.645,7 89.57 2 Pakan 414.000 89.416.846,6 2.08 3 Benih 1.426.909 30.818.574,5 7.15

4 Tenaga Kerja Luar Keluarga

2.410.500 51.943.844,4 1.20

Total Biaya Variabel 19.953.045 21.077.891,12 100

Sumber : Data Diolah, 2013

Dari Tabel 5, menunjukan total biaya keseluruhan untuk biaya variabel dalam satu masa produksi adalah sebesar Rp. 19.953.045/panen atau adalah sebesar Rp. 21.077.891,12/ha/panen. Pupuk sangat penting bagi petani tambak untuk mengelola usaha budidaya ikan bandeng karena pupuk membantu proses pembesaran bandeng, pupuk juga bisa memberikan unsur hara bagi pertumbuhan pakan alami dan memperbaiki struktur tanah. Petani tambak banyak mengunakan pupuk anorganik, di mana banyak para petani tambak mengunakan pupuk anorganik berjenis ponska, setiap pembelian pupuk ponska petani tambak mengeluarkan biaya sebesar Rp.

(18)

18

98.000/kg. Atau mencapai rata-rata 89.57% dari biaya total, selain pupuk petani tambak juga mengunakan pakan sebagai makanan untuk ikan bandeng untuk mempercepat pertumbuhan ikan bandeng, biaya yang dikeluarkan petani tambak untuk membeli pakan bandeng sebesar Rp. 11.0000/kg mencapai rata-rata 2.08% dari biaya total. Berdasarkan Tabel 5. Pembelian benih petani tambak mengeluarkan biaya Rp. 450/ekor atau mencapai rata-rata 7.15%. Selain tenaga kerja keluarga petani tambak juga mengunakan biaya tenaga keluarga luar keluarga, tenaga kerja ini dibayar dengan upah tertentu. Biasanya petani tambak ini menyewa tenaga kerja luar keluarga untuk pengolahan tambak. Biaya yang dikeluarkan oleh petani tambak untuk menyewa tenaga kerja luar keluarga sebesara mencapai rata-rata 1.20% atau sebesar Rp. 2.410.500

Berdasarkan perhitungan dari masing-masing biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel, maka dapat dihitung total biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani tambak sampel selama proses produksi, yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya Total Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013

No Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp) Nilai Biaya/ha

(Rp)

Pers.(%)

1 Biaya Tetap 2.420.031 5.226.848,8 10.81

2 Biaya Variabel 19.953.045 43.095.129,5 89.19

Total Biaya 22.373.076 48.321.978,3 100

Sumber : Data Diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 6. Diatas menunjukan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani tambak sampel adalah Rp. 2.420.031/panen bandeng atau Rp. 5.226.848,8ha/panen bandeng dan biaya variabel petani tambak sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp.19.953.045/panen bandeng atau Rp.43.095.129,5/ha/panen bandeng, jadi diperoleh biaya total yang dikeluarkan petani tambak sampel rata-rata Rp. 22.373.076/panen bandeng atau sebesar Rp.48.321.978,3 h/panen bandeng.

(19)

19

2. Penerimaan dan Keuntungan Budidaya Ikan Bandeng

Penerimaan merupakan nilai uang yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan dengan harga komoditi, sedangkan keuntungan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan kotor yang diterima oleh petani dengan biaya produksi yang dikeluarkan selama proses usaha budidaya dilakukan. Nilai penerimaan dan keuntungan usaha budidaya ikan bandeng dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Penerimaan dan Keuntungan Rata-rata dari Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013

No Uraian Nilai (Rp) Nilai/ha (Rp)

1 Penerimaan 56.935,455 122.970.745

2 Biaya Total 22.373.076 48.321.978

Pendapatan Bersih (1-2) 34.562.379 74.648.767

Sumber : Data Diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 7. Diatas diketahui rata-rata penerimaan total usaha budidaya ikan bandeng adalah Rp. 56.935.455/panen bandeng atau sebesar Rp. 122.970.745ha/panen bandeng, sedangkan keuntungan dari petani tambak sampel bandeng adalah Rp.34.562.379/panen bandeng atau sebesar Rp. 74.648.767/ha/panen bandeng.

3. Analisis R/C Ratio

Hasil analisis R/C Ratio pada usaha budidaya tambak ikan bandeng menghasilkan besar nilai R/C Ratio 2,54. Berdasarkan kriteria maka usaha budidaya tambak ikan bandeng menguntungkan karena nilai R/C Ratio lebih dari 1. Artinya tambahan setiap penambahan sebesar 1 rupiah, menambahkan penghasilan sebesar 2,54 rupiah.

(20)

Gambar

Tabel 2. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Desa Limbula  Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato
Gambar  2.  Jumlah  Petani  Tambak  Menurut  Kelompok  Umur  di  Desa  Limbula  Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato
Gambar  3.  Jumlah  Petani  Tambak  Menurut  Tingkat  Pendidikan  di  Desa  Limbula  Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato
Gambar  4.  Jumlah  Petani  Tambak  Menurut  Jumlah  Tanggungan  keluarga  di  Desa  Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setiap Mobil Bus Umum dan Mobil Penumpang Umum yang melalui trayek-trayek pada jalan-jalan di Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah sepanjang yang menjadi kewenangan

Dengan fenomena ini, metode MART ini memungkinkan rekonstruksi yang lebih cepat, karena dapat diperoleh citra dengan kualitas yang relatif sudah baik meskipun dengan interval

(a) Solat sunat Tahiyatul Masjid dan Solat sunat Rawatib adalah dituntut di dalam Islam.. (i) Nyatakan maksud solat sunat

jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang baik walaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka

Menurut konsep klasik, diet yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein akan Menurut konsep klasik, diet yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein akan menyebabkan

Menginventarisasi nilai angka kredit untuk masing-masing butir kegiatan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun 2014

Bila energi pada gelombang suara diserap, maka suara tersebut akan cenderung cepat “menghilang” dari pendengaran kita dan menurut saya hal inilah yang menyebabkan