• Tidak ada hasil yang ditemukan

38 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja sistem informasi a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "38 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja sistem informasi a"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama bulan Januari – Februari 2017. Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner ke setiap Perusahaan Manufaktur yang bersedia untuk dilakukan penelitian oleh peneliti.

B. Desain Penelitian

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, tidak melalui perantara. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (X) adalah Keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem, Program pendidikan dan pelatihan pengguna, dan Kemampuan teknik personal sedangkan variabel dependen (Y) adalah Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.

(2)

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja sistem informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi merupakan alat yang dipakai untuk mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana Spica Almalia dan Irmaya Briliantien (2007) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari dua dimensi yaitu kepuasan pemakai sistem informasi dan pemakai sistem informasi akuntansi.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (Rohman, 2011). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu :

1. Keterlibatan Pengguna dalam Proses Pengembangan Sitem Informasi Akuntasi (X1)

Keterlibatan user dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target (Olson & Ives, 1981 dalam Choe, 1996). Pengguna sistem informasi akuntansi diminta untuk menskala partisipasi oleh pengguna dalam seluruh proses implementasi Sistem informasi akuntansi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Lusiana dan Irmaya (2007) dan Riski Respati Prabowo (2013). Skala Likert yang digunakan dalam

(3)

penelitian ini adalah berdimensi empat menurut Sugiyono (2011). 2. Program Pendidikan dan Pelatihan (X2)

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk

mengembangkan sumber daya manusia dan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian akan meningkatkan produktivitas kerja. Menurut Payaman Simanjuntak (2005) “pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia”. Kemudian Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Lusiana dan Irmaya (2007) dan Riski Respati Prabowo (2013). Skala Likert yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berdimensi empat menurut Sugiyono (2011).

3. Kemampuan Teknik Personal (X3)

Kemampuan pengguna dibedakan ke dalam kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Kapabilitas personal sistem informasi diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pendidikan personal sistem informasi menurut Soegiharto (2001) dan Riski Respati Prabowo (2013). Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif

(4)

antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Skala Likert yang digunakan dalam

penelitian ini adalah berdimensi empat menurut Sugiyono (2011).

(5)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Dimensi Indikator Skala

1 Dependen Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Jen, 2002) a. Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntasi (Istianingsih & Wiwik Utami, 2009) b. Pemakaian Sistem Infomasi Akuntansi (Choe, 1996)

a1. Content (kesesuaian program atau software bagi kebutuhan

bagi pengguna)

a2. Accuracy (akurat dalam mengolah data)

a3. Format (tampilan sistem yang menarik dan memudahkan pengguna)

a4. Ease of use (mudah digunakan dan lebih efisien)

a5. Time lines (rekaman catatan

waktu operasional pengguna) b1. Tingginya tingkat penggunaan

sistem informasi akuntansi. b2. Ketersediaan pengguna untuk

menjalankan sistem informasi akuntansi. Likert Likert 2 Independen Keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem (Choe, 1996) a.Keterlibatan pengguna dalam partisipasi dan pengaruhnya dalam proses pengembangan sistem

a1. Tingkat partisipasi pengguna dalam proses pengembangan sistem

a2. Tingkat pengaruh pengguna dalam proses pengembangan sistem

Likert

(6)

3 Program pendidikan dan pelatihan pengguna (Soekidjo Notoadmojo, 1992) a. Program – program pendidikan dan pelatihan pengguna diperkenalkan dan output (keahlian) yang diperoleh.

a1. Adanya program pendidikan dan pelatihan yang

diperkenalkan kepada pengguna sistem informasi akuntansi.

a2. Adanya keuntungan yang diperoleh pengguna dari program pendidikan dan pelatihan pengguna sistem informasi akuntansi tersebut.

Likert 4 Kemampuan Teknik Personal (Stepen P. Robbins, 2007) a. Knowledge : 1) Memiliki pengetahuan sistem informasi akuntansi. 2) Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai pengguna sistem informasi akuntansi. b. Abilities : 1) Mampu menjalankan sistem yang ada. 2) Mampu mengerjakan

tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. c. Skills :

1) Ahli dalam perkerjaan yang menjadi tanggungjawab. 2) Ahli dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya dalam pekerjaan.

a1. Mahir dalam mengoperasikan program-program komputer (aplikasi sistem informasi akuntansi).

b1. Memiliki kemampuan dalam menjalankan sistem informasi akuntansi.

b2. Memiliki minat dalam mendalami aplikasi sistem informasi akuntansi.

c1. Memiliki kemampuan

spesialis dalam menggunakan sistem informasi akuntansi.

Likert Likert Likert http://digilib.mercubuana.ac.id/z

(7)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2012:61). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di daerah Tangerang yang bergerak dibidang pembuatan spare parts adalah sebanyak 27 Perusahaan. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:61). Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah dengan teknik secara nonprobabilitas, yaitu purposive sampling.

Penarikan sampel secara purposive merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini yaitu :

a. Perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan spare parts untuk kebutuhan tambang.

b. Manajer pada departement Produksi, Pemasaran, Distribusi, Personalia, dan Keuangan.

c. Karyawan yang berkaitan langsung dengan Sistem Informasi Akuntansi di dalam department Produksi, Pemasaran, Distribusi, Personalia, dan Keuangan.

Dari kriterian-kriteria sampel di atas, maka perusahaan yang dapat diteliti hanya sebanyak 5 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian.

(8)

Tabel 3. 2

Daftar Anggota Sampel

No Nama Perusahaan Produksi Bag. Pemasaran Bag. Distribusi Bag. Personalia Bag. Keuangan Bag.

1 PT. Wiranusa Mineratama 2 3 2 1 3

2 PT. Surya Multindo Industri 2 3 2 1 3

3 PT. Mindobuwana 2 3 2 1 3

4 PT. Samudra Ocean Perkasa 2 3 2 1 3

5 PT. Multi Welindo 2 3 2 1 3

TOTAL 10 15 10 5 15

Sumber : Data Bagian Personalia, 2017

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, sampel yang dapat diteliti adalah berjumlah 55 responden yang disebarkan ke bagian produksi, pemasaran, distribusi, personalia, dan keuangan dari 5 perusahaan yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Metode angket atau kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden. Metode ini memudahkan responden dalam memberi jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan.

Menurut Arikuto (2009:103), cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Angket terbuka, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.

(9)

b. Angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (v) pada kolom atau tempat yang disesuaikan.

Adapun jenis angket ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang memungkinkan responden hanya memilih alternatif jawaban yang disediakan. Penggunaan angket atau kuesioner ini mengadopsi dari Komara (2005).

F. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui deskripsi masing-masing variabel penelitian yang terdiri dari keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem, program pendidikan dan pelatihan pengguna dan kemampuan teknik personal. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mempermudah pemahaman tentang pengukuran indikator-indikator dalam setiap variabel yang diungkap.

2. Uji Reliabilitas dan Validitas a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2013). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

(10)

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara One Shot atau pengukuran sekali saja, yang berarti bahwa pengukuran hanya dilakukan satu kali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 21 dalam pengolahan datanya. SPSS memberikan fasilitas untuk reliablitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali 2013).

b. Uji Validitas

Untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner digunakan uji validitas. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013). Valid atau tidaknya suatu pertanyaan dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai correlated item-total correlation dengan hasil perhitungan rtable. Jika r hitung lebih besar dari r

tabel dan nilainya positif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diolah adalah sah (tidak terdapat penyimpangan) serta distribusi normal, maka data tersebut akan diisi melalui uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, varibel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

(11)

diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013). Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample Kolmogorov Sminory Test. Uji

normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode grafik dan statistik.

Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah melihat normal Probability plot. Normal Probablity plot adalah membandingkan

distribusi kumulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis ini, jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagai representasi pada distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolonearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2016).

(12)

Uji multikofinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat 1) nilai tolerance dan lawannya 2) VIF (Variance Inflation Factors). Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi gejala

multikofinieritas (Ghozali, 2013:105)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskesdatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas (Ghozali, 2013:139). Apabila residual plot yang terjadi tidak menggambarkan pola tertentu yang sistematis, lebih bersifat acak dan berada diatas serta dibawah nol pada sumbu Y, maka persamaan regresi yang dipakai dalam penelitian ini dapat memenuhi asumsi homoskedastisitas atau tidak ada masalah heteroskedastisitas. Dan untuk mendeteksi masalah pada uji Heteroskedastistas yaitu dengan uji Park dengan cara meregresi nilai absolute residualnya terhadap variabel independent, apabila variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent,

maka indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Jika dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

(13)

4. Uji Kelayakan Model

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya (Ghozali, 2013:142). Koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui presentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika R2 semakin kecil, maka prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin rendah. Hasil koefesien determinasi (R2) didapat dengan melihat angka pada tampilan output SPSS pada kolom adjusted R square. Secara sistematis jika nilai R2=1, maka kolom adjusted R2 = 1, sedangkan jika nilai R2=0, maka adjusted R2=(1-k)/(n-k), jika k>1 maka adjusted akan bernilai negatif.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen (keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem, program pendidikan dan pelatihan, kemampuan teknik personal) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Kinerja sistem informasi akuntansi). Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 (Ghozali, 2013:98)

(14)

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur

dari nilai koefisien determinasi dan nilai statistic t. perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2013).

5. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau taraf signifikan 5%, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Bila probability t hitung > 0,05 Ho diterima dan H1 ditolak.

2. Bila probability t hitung < 0,05 Ho ditolak dan H1 diterima. b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan

untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen (explanatory) terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2013). Model

regresi berganda dalam pernyataan ini dinyatakan sebagai berikut :

(15)

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan:

Y = kinerja sistem informasi akuntansi α = konstanta

β1 = koefisien regresi Keterlibatan Pengguna dalam Proses Pengembangan Sistem

β2 = koefisien regresi Program Pendidikan dan Pelatihan β3 = koefisien regresi Kemampuan Teknik Personal

X1 = variabel Keterlibatan Pengguna dalam Proses Pengembangan Sistem

X2 = variabel Program Pendidikan dan Pelatihan X3 = variabel Kemampuan Teknik Personal e = variabel pengganggu (Err)

Referensi

Dokumen terkait

Andi Arief Berkicau https://t.co/uiWNfL3BeY #Jokowi #AHY #Prabowo #Netarlnews 8 Siapapun yang terpilih harus menjadi Kemenangan rakyat Indonesia.. .#2019pilihjokowi

[r]

SENARAI SEKOLAH MENENGAH DI NEGERI JOHOR DARUL

Penelitian Khotimah (2009) pada data curah hujan di Kabupaten Indramayu diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil validasi model SD

Gambar 3.7 Use Case Diagram Petugas UMKM pada Sistem Informasi Peengolahan Data Dinas Koperasi dan UMKM Nusa Tenggara

Hasil penelitian menunjukkan Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi Pemberlakuan

Sesuai dengan masalah yang diajukan, hasil kajian terhadap penerapan pendekatan komunikatif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran berpidato bahasa Bali pada

Kemudian dari stratigrafi tanah sesuai pada Gambar 3, lapisan tanah setebal 4 - 6 m yang merupakan lapisan tanah lempung dengan konsistensi lunak – medium berdiri di atas