• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI BERKOMUNIKASI LINTAS BUDAYA SEBAGAI BENTUK KESIAPAN GENERASI Y DALAM MENGHADAPI PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPETENSI BERKOMUNIKASI LINTAS BUDAYA SEBAGAI BENTUK KESIAPAN GENERASI Y DALAM MENGHADAPI PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) TAHUN 2015"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI BERKOMUNIKASI LINTAS BUDAYA SEBAGAI BENTUK KESIAPAN GENERASI Y DALAM MENGHADAPI PEMBERLAKUAN

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) TAHUN 2015

Oleh: Devi Tribudiati NIM : 212011080

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2016

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh”

~ Andrew Jackson ~

“Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita akan segera melihat bentuk aslinya”

(7)

vii

SARIPATI

ASEAN Community 2015 bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi yang terintegrasi bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini perlu menjadi perhatian utama dalam mempersiapkan sumberdaya manusia khususnya generasi muda Indonesia. Kompetensi berkomunikasi lintas budaya menjadi komponen yang harus dimiliki sehingga mampu bersikap proaktif dalam mendukung keberhasilan pembangunan di kawasan ASEAN. Tujuan penelitan untuk mengekplorasi kompetensi berkomunikasi lintas budaya sebagai bentuk kesiapan generasi Y dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Salatiga. Jumlah sampel sebanyak 200 responden. Teknik analisis yang digunakan untuk penulisan ini adalah menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi Pemberlakuan ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural sensitivity, intercultural effectivity dan intercultural awareness diperlukan adanya rasa saling menghormati nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda kemudian mudah untuk bergaul dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda serta menghindari tindakan memaksakan nilai-nilai tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik atau nilai-nilai yang tidak konsisten dengan kelompok budaya tertentu, kemudian mahasiswa.

(8)

viii

ABSTRACT

ASEAN Community 2015 aimed at creating an integrated economic development for countries in Southeast Asia. It needs to become a major concern in preparing human resources, especially the younger generation of Indonesia. Competence communicating across cultures become a must-have component so as to be proactive in supporting the successful development in the ASEAN region. Objective research to explore cross-cultural communication competence as a form of generation readiness in facing the implementation of the ASEAN Economic Community (AEC) by 2015. This type of research is quantitative descriptive. The data used are primary data. Population The population in this study were students Christian University in Salatiga. The total sample of 200 respondents. The analysis technique used for writing this is to use quantitative descriptive. The results showed to be competent in communicating across cultures among young people as a form of preparedness of ASEAN Community 2015 based intercultural sensitivity, intercultural effectivity and intercultural awareness necessary to have mutual respect values that are shared by people from different cultural backgrounds later easy to get along with people from different cultural backgrounds and to avoid actions impose certain values that may cause potential conflicts or values that are inconsistent with certain cultural groups, students.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Untuk mencapai keberhasilan pembangunan di ASEAN diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini peran generasi muda terutama mahasiswa sangat dibutuhkan. Mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif, yang tidak hanya mampu berfikir secara kognitif namun juga harus bisa berfikir kreatif. Hal signifikan yang dapat dilakukan adalah menjadi mahasiswa yang tidak hanya mengejar nilai dan terpaku pada kepentingan pribadi namun juga dituntut lebih untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung Indonesia di kancah internasional. Penulis berharap, kiranya penelitian Kompetensi Komunikasi Lintas Budaya Sebagai Bentuk Kesiapan Generasi Y Dalam Menghadapi Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 ini bermanfaat bagi pembaca umum dan pihak-pihak yang bersangkutan khususnya, maupun peneliti lain. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang sama.

Salatiga, 04 Mei 2016

(10)

x

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat, ridho dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai kelengkapan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam program studi manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Penulis juga menyadari bahwa selama penulisan tugas akhir ini ada pihak-pihak yang turut memberikan dukungan, bimbingan dan bantuan. Maka pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja, SE, ME, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW.

2. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA selaku Kepala Program Studi S1 Manajemen.

3. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja, SE, ME, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan inspirasi dan motivasi, berusaha dengan sabar dan cermat dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Ibu Mario Rio Rita, SE, MSi selaku Wali Studi yang telah memberikan dorongan dan masukan, serta memberikan pengetahuan kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai.

6. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.

7. Bapak, Ibu, dan Abang terima kasih atas doa, bimbingan, sarana, dan dorongan semangat, serta dukungan yang diberikan kepada penulis.

8. Teman-teman dan sahabat penulis yang selalu memberikan dukungan dan menemani penulis selama masa studi penulis di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga. Khususnya: Kak Verlian, Kak Mely, Kak Andre, Mba Sri, Rahma, Nila, Leny, Angga.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya.

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ... ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ... iii

Moto ... iv

Kata Pengantar ... v

Ucapan Terima Kasih ...vi

Saripati ...vii

Abstract ...viii

Daftar Isi ...ix

PENDAHULUAN ...1

TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi ... 3

Komunikasi Lintas Budaya ... 4

Kompetensi Kumunikasi Lintas Budaya ... 7

Masyarakat Ekonomi ASEAN ... 9

Blue Print Masyarakat Ekonomi ASEAN ... 9

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ... 10

(12)

xii

Jenis Data ... 10

Pupulasi dan Sampel ... 10

Metode Pengumpulan Data ... 11

Skala Pengukuran... 11

Konsep, Definisi Konsep dan Dimensi ... 11

Teknik Analisis ... 12

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Responden ... 12

Uji Validitas san Reliabilitas Data ... 13

Hasil Penelitian ... 14

Pembahasan... 17

KESIMPULAN Kesimpulan ... 20

Implikasi ... 20

Keterbatasan dan Saran Penelitian Mendatang ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... xii

(13)

1

PENDAHULUAN

Asean Economic Community (AEC) 2015 merupakan bentuk kerjasama baru antar negara-negara di regional ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan sektor perekonomian dan stabilitas politik serta keamanan. AEC 2015 akan diikuti oleh 10 negara yaitu Indonesia, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Philipina, Laos, Kamboja dan Vietnam. Menurut Angga (2014) AEC merupakan gabungan negara-negara di Asia Tenggara yang sepakat melakukan integrasi ekonomi berupa rancangan dan implementasi serangkaian peraturan atau kebijakan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan pertukaran barang maupun faktor produksi antar negara. Sebagai negara yang telah bergabung dengan AEC, maka Indonesia wajib dan harus siap untuk menghadapi AEC sehingga Indonesia harus meningkatkan sumber daya manusia yang memadai serta berani bersaing di lingkungan AEC.

Komunitas Asean 2015 atau yang dikenal dengan AEC diharapkan mampu menyokong kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh negara ASEAN dengan berlandaskan 3 (tiga) pilar yaitu politik keamanan (politico-security cooperation), kerjasama ekonomi (economic cooperation) serta kerjasama sosial budaya (socio-cultural cooperation). Menurut Ni Wayan (2014) kegiatan di negara Asia Tenggara ini dianggap kurang menguntungkan negara-negara yang masih “merangkak” pada bidang ekonomi dan teknologi, seperti salah satunya negara Indonesia yang masih kalah bersaing dengan beberapa negara Asean seperti Singapura dan Malaysia.

Dwiatmadja (2014), mengungkapkan agenda ASEAN Community 2015 bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi yang terintegrasi bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kemampuan menjalin kerjasama secara aktif menjadi penentu utama terbentuknya komunitas yang berdaya saing dan mampu mencapai kesejahteraan bersama. Keberhasilan kerjasama regional memerlukan upaya saling memahami dan berinteraksi dengan baik dalam keragaman budaya. Hal ini perlu menjadi perhatian utama dalam mempersiapkan sumberdaya manusia khususnya generasi muda Indonesia. Kompetensi berkomunikasi lintas budaya menjadi komponen yang harus dimiliki sehingga mampu bersikap proaktif dalam mendukung keberhasilan pembangunan di kawasan ASEAN.

Untuk mencapai keberhasilan pembangunan di ASEAN diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini peran generasi muda terutama mahasiswa sangat dibutuhkan. Mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif, yang tidak hanya mampu berfikir secara kognitif namun juga harus bisa berfikir kreatif. Hal signifikan yang

(14)

2

dapat dilakukan adalah menjadi mahasiswa yang tidak hanya mengejar nilai dan terpaku pada kepentingan pribadi namun juga dituntut lebih untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung Indonesia di kancah internasional.

Dalam hal kompetensi komunikasi lintas budaya di era MEA ini, mahasiswa sebagai generasi Y perlu mengembangkan kompetensi berkomunikasi lintas budaya. Generasi Y merupakan generasi yang Kelahiran 1977 hingga 1994 dikenal sebagai Generation Y untuk tahun 2010 atau dengan kata lain generasi ini mencakup umur 16 hingga 33 tahun (Hawkins dan Mothersbaugh, 2010). Generasi ini lahir pada era yang modern. Generasi ini bebas untuk mengekspresikan pendapatnya selain itu generasi Y telah memasuki dunia perkuliahan atau pun dunia kerja. Mereka juga sadar akan teknologi dan menggunakan e-mail, telfon selular, dan juga SMS untuk berkomunikasi.

Kompetensi komunikasi lintas budaya merupakan hal yang penting dalam hal negosiasi antar budaya. Karakter individual akan didistribusikan kepada lingkungannya secara kognitif, fleksibilitas, dan toleransi terhadap ambiguitas, kesensitifan terhadap budaya, dan kompetensi akulturasi (Zakaria, 2000). Hal ini berarti membuka peluang bagi sumber daya manusia Indonesia untuk berkiprah dalam lingkungan global dan siap membangun kemitraan yang sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Menurut Chen dan Starosta (1998) terdapat elemen-elemen afektif, kognitif dan konatif dalam membentuk kompetensi berkomunikasi lintas budaya dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Chen dan Starosta (1998) meliputi dimensi yaitu intercultural sensitivity, intercultural effectiveness dan intercultural awareness.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Dwiatmadja (2014) yang meneliti kompetensi berkomunikasi lintas budaya sebagai bentuk kesiapan sumberdaya manusia indonesia dalam menghadapi ASEAN community 2015. Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian Dwiatmadja (2014), peneliti akan mengkaji setelah diperlakukannya MEA tahun 2015, namun penelitian Dwiatmadja (2014) meneliti sebelum diberlakukannya MEA 2015.

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka akan dikaji masalah penelitian kompetensi berkomunikasi lintas budaya sebagai bentuk kesiapan generasi Y dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengekplorasi kompetensi berkomunikasi lintas budaya sebagai bentuk kesiapan generasi Y dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengetahuan ilmu ekonomi terutama

(15)

3

Sumber Daya Manusia khususnya mengenai mahasiswa terutama dalam hal kompetensi berkomunikasi lintas budaya sebagai bentuk kesiapan generasi Y dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015.

TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi

Definisi kompetensi menurut Amstrong & Murlis (2003), yang mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik mendasar individu yang secara kausal berhubungan dengan efektivitas atau kinerja yang sangat baik. Menurut Wahjosumidjo (2003), kompetensi adalah merupakan kinerja tugas rutin yang integratif, yang menggabungkan resources (kemampuan, pengetahuan, asset dan proses, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat) yang menghasilkan posisi yang lebih tinggi dan kompetitif.

Sebagai konsekuensi dari definisi kompeten atau kompetensi ini, atau yang lain maka pengertian kompetensi merujuk pada kemampuan orang untuk memenuhi persyaratan perannya saat ini atau masa mendatang. Dengan demikian, kompetensi tidak hanya terkait dengan kinerja saat ini. Kompetensi juga bisa untuk meramalkan kinerja masa mendatang karena kompetensi merupakan karakteristik yang berkelanjutan yang umumnya tidak bisa hilang.

Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi) (Stewart L. Tubbs, 1996). Liliwery (2003), mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Sementra itu Mulyana (2000), mengemukakan bahwa komunikasi antar budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.

Menurut Liliweri (2003), terdapat enam unsur dalam komunikasi lintas budaya yaitu: 1) Komunikator

Komunikator dalam komunikasi antarbudaya merupakan pihak yang mengawali proses pengiriman pesan terhadap komunikan. Baik komunikator maupun komunikan ditentukan oleh faktor-faktor makro seperti penggunaan bahasa minoritas dan pengelolaan etnis,

(16)

4

pandangan tentang pentingnya sebuah percakapan dalam konteks budaya, orientasi terhadap konsep individualitas dan kolektivitas dari suatu masyarakat, orientasi terhadap ruang dan waktu. Sedangkan faktor mikronya adalah komunikasi dalam konteks yang segera, masalah subjektivitas dan objektivitas dalam komunikasi antarbudaya, kebiasaan percakapan dalam bentuk dialek dan aksen, dan nilai serta sikap yang menjadi identitas sebuah etnik.

2) Komunikan

Komunikan merupakan penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam komunikasi antarbudaya, komunikan merupakan seorang yang berbeda latar belakang dengan komunikator. Tujuan komunikasi yang diharapkan ketika komunikan menerima pesan dari komunikator adalah memperhatikan dan menerima secara menyeluruh. Ketika komunikan memperhatikan dan memahami isi pesan, tergantung oleh tiga bentuk pemahaman, yaitu kognitif, afektif dan overt action. Kognitif yaitu penerimaan pesan oleh komunikan sebagai sesuatu yang benar, kemudian afektif merupakan kepercayaan komunikan bahwa pesan tidak hanya benar namun baik dan disukai, sedangkan overt action merupakan tindakan yang nyata, yaitu kepercayaan terhadap pesan yang benar dan baik sehingga mendorong suatu tindakan yang tepat.

3) Simbol

Pesan berisi pikiran, ide atau gagasan, dan perasaan yang berbentuk simbol. Simbol merupakan sesuatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu seperti kata-kata verbal dan simbol nonverbal. Pesan memiliki dua aspek utama, yaitu content (isi) dan treatment (perlakuan). Pilihan terhadap isi dan perlakuan terhadap pesan tergantung dari keterampilan komunikasi, sikap, tingkat pengetahuan, posisi dalam sistem sosial dan kebudayaan.

4) Media

Dalam proses komunikasi antarbudaya, media merupakan saluran yang dilalui oleh pesan atau simbol. Terdapat dua tipe saluran yang disepakati para ilmuwan sosial, yaitu sory channel, yakni saluran yang memindahkan pesan sehingga akan ditangkap oleh lima indera manusia. Lima saluran dalam channel ini yaitu cahaya, bunyi, tangan, hidung dan lidah. Saluran kedua yaitu institutionalized channel yaitu saluran yang sudah sangat dikenal manusia seperti percakapan tatap muka, material percetakan dan media

(17)

5

elektronik. Para ilmuwan sosial menyimpulkan bahwa komunikan akan lebih menyukai pesan yang disampaikan melalui kombinasi dua atau lebih saluran sensoris

5) Efek atau umpan balik

Tujuan manusia berkomunikasi adalah agar tujuan dan fungsi komunikasi dapat tercapai. Tujuan dan fungsi komunikasi antarbudaya, antara lain memberikan informasi, menerangkan tentang sesuatu, memberikan hiburan dan mengubah sikap atau perilaku komunikan. Didalam proses tersebut, diharapkan adanya reaksi atau tanggapan dari komunikan dan hal inilah yang disebut umpan balik. Tanpa adanya umpan balik terhadap pesan-pesan dalam proses komunikasi antarbudaya, maka komunikator dan komunikan sulit untuk memahami pikiran dan ide atau gagasan yang terkandung didalam pesan yang disampaikan. Unsur keenam dalam proses komunikasi antarbudaya adalah suasana. Suasana merupakan salah satu dari 3 faktor penting (waktu, tempat dan suasana) didalam komunikasi antarbudaya

6) Gangguan

Gangguan didalam komunikasi antarbudaya merupakan segala sesuatu yang menghambat laju pesan yang ditukar antara komunikator dan komunikan dan dapat juga mengurangi makna pesan antarbudaya. Gangguan tersebut menghambat penerimaan pesan dan sumber pesan. Gangguan yang berasal dari komunikator bersumber akibat perbedaan status sosial dan budaya, latar belakang pendidikan dan keterampilan berkomunikasi. Gangguan yang berasal dari pesan disebabkan oleh perbedaan pemberian makna pesan yang disampaikan secara verbal dan perbedaan tafsir atas pesan non verbal. Sedangkan gangguan yang berasal dari media, yaitu karena kesalahan pemilihan media yang tidak sesuai dengan konteks komunikasi sehingga kurang mendukung komunikasi antarbudaya. De Vito (1997) menggolongkan tiga macam gangguan, yaitu fisik, psikologis dan semantik. Gangguan fisik berupa interfensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain, gangguan psikologis berupa interfensi kognitif atau mental, sedangkan gangguan semantik berupa pembicara dan pendengar memiliki arti yang berlainan.

Kompetensi Komunikasi Lintas Budaya

Beamer (1992), mengemukakan kompetensi lintas budaya adalah kompetensi yang dimiliki oleh seseorang (baik secara pribadi, berkelompok organisasi atau dalam etnik dan ras)

(18)

6

untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan utama dari orang-orang lain yang berbeda kebudayaannya. Kompetensi lintas budaya merupakan suatu perilaku yang kongruen, sikap, struktur, juga kebijakan yang datang bersamaan atau menghasilkan kerja sama dalam situasi lintas budaya.

Kompetensi komunikasi lintas budaya merupakan hal yang penting dalam hal negosiasi antar budaya. Karakter individual akan didistribusikan kepada lingkungannya secara kognitif, fleksibilitas, dan toleransi terhadap ambiguitas, kesensitifan terhadap budaya, dan kompetensi akulturasi (Zakaria, 2000).

Setiap kompetensi lintas budaya dari seorang individu tergantung pada institusi sosial, organisasi kelompok kerja, dan tempat individu berada (secara fisik maupun sosial) Semua faktor itu membentuk sebuah system yang mempengaruhi kompetensi lintas budaya individu yang efektif. Jadi secara makro dapat dikatakan bahwa kompetensi lintas budaya merupakan tanggung jawab atas total system sebuah kebudayaan. Kompetensi lintas budaya berkaitan dengan suatu keadaan dan kesiapan individu sehingga kapasitasnya dapat berfungsi efektif dalam situasi perbedaan budaya.

Kompetensi komunikasi lintas budaya dibutuhkan ketika hidup dengan orang yang beranekaragam agar dapat hidup berarti dan lebih produktif. Kompetensi komunikasi antar budaya meningkatkan karakter berkomunikasi dalam konteks nilai dan juga kemampuan dalam mengeneralisasikan dan reaksi terhadap pesan yang datang dari budaya yang berbeda. Kompetensi ini dapat ditransferkan dan diaplikasikan tidak hanya pada satu budaya (Beamer, 1992).

Hal-hal yang mempengaruhi negosiasi lintas budaya meningkatkan kemampuan untuk menganalisis perilaku komunikasi dalam konteks nilai-nilai serta kemampuan untuk menganalisis perilaku komunikasi dalam konteks nilai-nilai serta kemampuan untuk menghasilkan dan bereaksi terhadap pesan komunikasi seolah-olah negosiator tersebut berasal dari budaya lawan bicaranya. Oleh karena itu kompetensi komunikasi lintas budaya merupakan hal yang penting. (Chaisrakeo dan Mark, 2004).

Kompetensi berkomunikasi lintas budaya merupakan kemampuan individu untuk membangun sikap positif terhadap budaya asing yang melibatkan elemen afektif kognitif dan konatif (Hammer et.al, 1989). Chen dan Starosta (1998) dalam Dwiatmadja (2014), Model kompetensi berkomunikasi lintas budaya meliputi tiga dimensi yaitu intercultural sensitivity

(19)

7

(sensitivitas antarbudaya), intercultural effectivity (efektivitas komunikasi antarbudaya) dan intercultural awareness (pengetahuan antarbudaya). Sensitivitas antarbudaya merupakan dimensi afektif yang merujuk pada keinginan sesoerang untuk mengakui, menghargai dan menerima perbedaan budaya Efektivitas komunikasi antarbudaya merupakan dimensi perilaku yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan berkomunikasi ketika berinteraksi dengan individu dari latar belakang budaya berbeda. Sedangkan pengetahuan antarbudaya merupakan dimensi kognitif yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami persamaan dan perbedaan antara budaya yang ia miliki dengan budaya lain.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Eviana dkk (2014), mengungkapkan dalam pertemuan para pimpinan ASEAN di Kuala Lumpur pada tahun 1997, disepakati ASEAN Vision 2020 yang menyatakan bahwa diperlukan transformasi ASEAN menjadi wilayah yang stabil, makmur, dan berdaya saing tinggi dan berkurangnya kemiskinan dan kesenjangan sosial. Lebih lanjut dalam pertemuan di Bali pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN menyepakati pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai salah satu pilar ASEAN Vision 2020 disamping ASEAN Security Community dan ASEAN Socio-Cultural Community.

Untuk mewujudkan MEA, maka berdasarkan pertemuan di Kuala Lumpur pada tahun 2006, disepakati blueprint untuk mencapai MEA dengan menyediakan target dan jadwal implementasi sekaligus memberikan fleksibilitas bagi negara anggota. Bahkan pada tahun 2007, komitmen yang kuat untuk mempercepat terwujudnya MEA pada tahun 2015 dideklarasikan.

Blue Print Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Dalam blue print AEC, disebutkan bahwa terdapat empat karakteristik utama AEC yang saling terkait dan mendukung, yaitu (ASEAN, 2007):

1) Pasar dan basis produksi tunggal, yang terdiri dari lima komponen yaitu pergerakan yang bebas untuk barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil.

2) Wilayah yang memiliki ekonomi berdaya saing tinggi, termasuk membangun kebijakan persaingan yang sehat, perlindungan konsumen, perlindungan hak cipta, pembangunan infrastruktur, penghindaran pajak berganda, dan e-commerce untuk mendukung perdagangan on-line antar anggota ASEAN.

(20)

8

3) Wilayah yang memiliki pembangunan ekonomi yang berkeadilan, meliputi pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan inisiatif integrasi ASEAN yang bertujuan untuk mengatasi perbedaan tingkat pembangunan ekonomi antar anggota ASEAN.

4) Wilayah yang terintegrasi dengan ekonomi global sepenuhnya, yang meliputi pendekatan yang koheren untuk membangun hubungan ekonomi eksternal seperti negosiasi Free Trade Area (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership (CEP) dan meningkatkan partisipasi dalam jaringan produksi dan distribusi global.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010) deskriptif kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari obyeknya (Supramono dan Sugiarto, 1993).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Salatiga. Pengambilan sampel sebanyak 200 responden mengacu pada Malhorta (1999) yang menyatakan sampel minimal dalam penelitian sebanyak 200 responden.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Data diperoleh dengan jenis pertanyaan terbuka dan tertutup.

(21)

9

Skala Pengukuran

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Dalam penelitian ini variabel diukur dengan penilaian 1 sampai dengan 10. Yang mana nilai 1 menunjukan kategori sangat tidak setuju hingga nilai 10 menyatakan sangat setuju.

Konsep, Definisi Konsep dan Dimensi

Konsep kompetensi kumunikasi lintas budaya mengacu pada Beaner (1992), sedangkan untuk dimensi dan indikator serta pernyataan yang dimuat dalam kuesioner mengacu penelitian Dwiatmadja (2014).

Tabel 1

Konsep, Defiinisi Konsep dan Dimensi

Konsep Definisi Konsep Dimensi Indikator Empirik Kompetensi

Komunikasi Lintas Budaya

Kompetensi yang dimiliki oleh seseorang (baik secara pribadi, berkelompok organisasi atau dalam etnik dan ras) untuk

meningkatkan

kapasitas, keterampilan, pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan utama dari orang-orang lain yang berbeda kebudayaannya (Beamer, 1992) Intercultural sensitivity (sensitivitas antarbudaya) Keinginan sesoerang untuk mengakui, menghargai dan menerima perbedaan budaya effectiveness (efektivitas komunikasi antarbudaya) Kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan berkomunikasi ketika berinteraksi dengan individu dari latar belakang budaya berbeda intercultural awareness (pengetahuan antarbudaya) Kemampuan seseorang untuk memahami persamaan dan perbedaan antara budaya yang ia miliki dengan budaya lain Teknik analisis

Teknik analisis yang digunakan untuk penulisan ini adalah menggunakan deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini angka-angka yang digunakan dengan perhitungan rata-rata.

(22)

10

Sebelum melangkah ke uji tersebut data diuji keabsahannya sehingga dapat di uji lebih lenjut yaitu menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Uji Validitas untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar 0.3 (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Profil Responden

Berikut tabel yang menyajikan profil responden berdasarkan fakultas, jenis kelamin dan suku atau etnis.

Tabel 2 Profil Responden

Profil Responden Jumlah Prosentase

Fakultas

Ekonomika dan Bisnis 77 38.50%

Hukum 11 5.50%

FKIP 24 12.00%

Psikologi 54 27.00%

Teknologi dan

Informatika 21 10.50%

Bahasa dan Sastra 13 6.50%

Total 200 100.00% Jenis Kelamin Laki-laki 87 43.50% Perempuan 113 56.50% Total 200 100.00% Suku/Etnis Jawa 94 47.00% Luar Jawa 51 25.50%

(23)

11

China 55 27.50%

Total 200 100.00%

Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, senbagian besar responden berasal dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebeasr 38,50 %. Hal ini wajar karena peneliti merupakan mahasiswa dari fakultas FEB sehingga peneliti lebih memiliki banyak teman di FEB dibandingan dengan fakultas lain. Sementara itu sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan 56,50 % dan laki-laki 43,50%. Jika dilihat dari suku atau etnis, sebagian besar responden berasal dari suku Jawa sebesar 47 %, kemudian China 27,50% dan suku atau etnis dari luar Jawa sebesar 25,50 %.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas variabel intercultural effectivity, intercultural sensitivity dan intercultural awareness diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator lebih besar dari 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut (Lampiran 3). Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha (α), menunjukkan dari masing-masing variabel intercultural sentivity, intercultural effectivity dan intercultural awareness memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60. Dengan demikian, maka semua indikator dari variable intercultural sensitivity, intercultural effectivity dan intercultural awareness dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya (Lampiran 4).

Hasil Penelitian

Berikut hasil analisis kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural sensitivity, intercultural effectivity dan intercultural awareness.

(24)

12

Tabel 3

Intercultural Sensitivity

No Intercultural Sensitivity Rata-rata

1 Suka berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang

budaya berbeda 6.795

2 Orang-orang dari latar belakang budaya berbeda cenderung berpikiran

sempit 5.475

3 Tidak suka bersama dengan orang-orang dari latar belakang berbeda 5,796

4 Menghormati nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang dari latar belakang

budaya berbeda 8.560

5 Berpandangan terbuka terhadap orang-orang dari latar belakang berbeda 7.395

6 Menghormati cara-cara yang dilakukan oleh orang-orang dari latar

belakang budaya berbeda 7.650

7 Tidak akan menerima pendapat orang-orang dari latar belakang budaya

berbeda 5,845

8 Budaya saya lebih baik dari budaya lainnya 6,350

9 Menghindari situasi yang mengharuskan saya terlibat dengan orang-orang

dari latar belakang budaya berbeda 5,630

10a Merasa yakin dengan kemampuan diri saya 7.090

10b Selalu mengetahui apa yang harus dikatakan 6.255

10c Dapat bersosialisasi dengan bebas 6.485

10d Cenderung mengamati 6.190

10e Sering merasa tidak mampu berperan dengan baik 5.375

10f Berusaha memperoleh informasi sebanyak mungkin 7.685

10g Peka terhadap makna tersamar yang diungkapkan oleh lawan bicara 5.520

10h Mudah kesal 6.815

10i Merasa percaya diri 6.760

10j Cenderung menahan diri sebelum menunjukkan kesan adanya perbedaan 6.065

(25)

13

10l Sering menunjukkan bahwa saya memahami melalui isyarat verbal dan

nonverbal 6.400

10m Sering memberi tanggapan positif terhadap perbedaan budaya 7.630

10n Mengganggap wajar adanya perbedaan 8.005

Total Rata-rata 6.198

Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural sensitivity berdasarkan tiga hal utama dari hasil penelitian yaitu mahasiswa akan menghormati nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda sebesar 8.560, kemudian mahasiswa akan menghormati cara-cara yang dilakukan oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda sebesar 7.650 dan mahasiswa akan berpandangan terbuka terhadap orang-orang dari latar belakang berbeda sebesar 7.395. Hasil statistik deskriptif juga menunjukan dalam ERA MEA ini mahasiswa setuju jika akan menerima pendapat orang-orang dari latar belakang budaya berbeda sebesar 5,485.

Tabel 4

Intercultural Effectivity

No Intercultural Effectivity Rata-rata

1 Mudah bagi saya untuk berbincang dengan orang dari latar belakang

budaya berbeda 6.400

2 Mudah bagi saya untuk bergaul dengan orang-orang dari latar belakang

budaya berbeda 6.805

3

Dalam keseharian, saya tidak selalu berperilaku seperti yang saya tampilkan ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda

6,055

4a Mampu menyampaikan ide-ide dengan jelas 6.285

4b Mampu menjawab pertanyaan dengan efektif 6.630

4c Melakukan kontak mata yang sesuai 6.910

(26)

14

dan persuasif

4e Selalu mengetahui cara memulai pembicaraan 6.450

4f Sering tidak memahami arah pembicaraan 5,535

4g Merasa senang 7.030

4h Tidak berani menujukkan pribadi saya yang sebenarnya 5,945 4i Selalu menunjukkan perhatian terhadap lawan bicara 6.810

4j Mengalami kesulitan dalam hal tata bahasa 5.855

4k Sering bertindak sebagai pribadi yang berbeda 5.375

4l Selalu menghormati pendapat lawan bicara saya 7.850

4m Menemukan banyak kesamaan 5.905

4n Memiliki cara untuk menjadi diri sendiri 7.085

4o Mudah bagi saya mengidentifikasi sesuatu 7.125

4p Sulit bagi saya untuk merasa sama antara saya dan lawan bicara saya 6.430

4q Selalu merasakan adanya jarak 6.140

Total Rata-rata 6.357

Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural effectivity diperoleh nilai tertinggi yaitu mahasiswa mudah untuk bergaul dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda sebesar 6.805 dan nilai terendah dalam keseharian, mahasiswa tidak selalu berperilaku seperti yang saya tampilkan ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda sebesar 5.965.

Tabel 5

Intercultural Awareness

No Intercultural Awareness Rata-rata

1 Meyakini bahwa budaya saya berbeda dengan orang lain 7.000 2 Meyakini bahwa budaya saya berbeda dengan orang lain 5.735

3 Merasa nyaman berada bersama orang yang memiliki nilai dan keyakinan

(27)

15

4 Pernyataan yang bersifat rasial harus diabaikan 7.310

5

Menghindari tindakan memaksakan nilai-nilai tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik atau nilai-nilai yang tidak konsisten dengan kelompok budaya tertentu

7.805

6 Penting untuk mengetahui latar belakang etnis dari seseorang yang kita

jumpai atau kita ajak berbicara 6.890

7 Tidak mendukung perilaku dan tindakan apapun yang melecehkan etnis

atau ras tertentu 4,655

8 Keluarga dimaknai secara berbeda pada masing-masing budaya

(contohnya, anggota keluarga besar, kerabat) 7.360

9 Peran pria-wanita dalam keluarga berbeda pada masing-masing budaya 7.340

10 Usia dan senioritas menjadi pertimbangan dalam interaksi dengan individu

atau keluarga 6.850

11 Agama dan bentuk keyakinan lainnya dapat mempengaruhi reaksi

seseorang 7.460

12 Kebiasaan dan keyakinan dalam kehidupan sehari-hari diterapkan berbeda

pada masing-masing budaya 7.725

Total Rata-rata 7.087

Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural awareness berdasarkan tiga hal utama dari hasil penelitian yaitu mahasiswa akan menghindari tindakan memaksakan nilai-nilai tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik atau nilai-nilai yang tidak konsisten dengan kelompok budaya tertentu sebesar 7.805, kemudian mahasiswa tidak akan Tidak mendukung perilaku dan tindakan apapun yang melecehkan etnis atau ras tertentu sebesar 4,655 dan mahasiswa akan melakukan kebiasaan dan keyakinan dalam kehidupan sehari-hari diterapkan berbeda pada masing-masing budaya sebesar 7.725. Hasil statistic deskriptif juga menunjukan dalam ERA MEA ini mahasiswa tidak setuju jika mahasiswa meyakini bahwa budaya saya berbeda dengan orang lain dengan nilai terendah sebesar 5.735.

(28)

16

Pembahasan

Kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural sensitivity menunjukan bahwa mahasiswa akan menghormati nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda, kemudian mahasiswa akan menghormati cara-cara yang dilakukan oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda dan mahasiswa akan berpandangan terbuka terhadap orang-orang dari latar belakang berbeda. Dengan diberlakukannya MEA pada tahun 2015 mahasiswa akan melakukan interaksi ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda seperti masasiswa akan mengganggap wajar adanya perbedaan, dengan adanya perbedaan tersebut mahasiswa merasa jika mahasiswa yakin dengan kemampuan diri mahasiswa dapat menerima perbedaan, selain itu mahasiswa juga akan berusaha memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai perbedaan budaya yang ada (Tabel 2).

Sementara itu kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural effectivity diperoleh nilai tertinggi yaitu mahasiswa mudah untuk bergaul dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda. Hal ini mencerminkan bahwa mahasiswa di UKSW yang mana banyak yang berasal dari suku yang ada di Indonesia, dalam kehidupan keseharian di kampus UKSW serta di era MEA ini mereka tidak menganggap perbedaan suku merupakan halangan bagi mereka untuk belajar dan mengembangkan kemampuan untuk menghadapi MEA ini. Di era MEA ini, mahasiswa akan berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda yaitu dengan menghormati pendapat lawan bicara, mampu menyampaikan ide-ide yang jelas dan selalu menunjukan perhatian pada lawan bicara (Tabel 2)

Kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural awareness seperti mahasiswa akan menghindari tindakan memaksakan nilai-nilai tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik atau nilai-nilai yang tidak konsisten dengan kelompok budaya tertentu, kemudian mahasiswa dan mahasiswa tidak akan mendukung perilaku dan tindakan apapun yang melecehkan etnis atau ras tertentu dan mahasiswa akan melakukan kebiasaan dan keyakinan dalam kehidupan sehari-hari diterapkan berbeda pada masing-masing budaya.

(29)

17

Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban responden mengenai kompetensi berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural sensitivity, intercultural effectivity dan intercultural awareness hasil ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dwiatmadja (2014) yang menyatakan bahwa keinginan untuk terlibat dan berinteraksi dengan individu yang berasal dari latar belakang budaya berbeda cukup tinggi. Melalui proses interaksi, dapat diperoleh pengetahuan baru tentang keunikan budaya menyangkut bahasa, kebiasaan, pola pikir sehingga dapat meningkatkan wawasan dan lebih memahami individu yang berasal dari latar belakang budaya berbeda. Keinginan untuk berinteraksi ini juga didukung dengan kemampuan untuk memulai atau berinisiatif dalam memulai proses interaksi. Sebagian besar responden berpendapat bahwa mereka cenderung tanggapan positif terhadap hal-hal yang diamati ketika berinteraksi. Perilaku, cara berbicara dan cara pandang menjadi aspek yang diamati ketika berinteraksi dengan individu dari latar belakang budaya berbeda (Dwiatmadja ,2014).

Jika di era MEA ini mahasiswa beranggapan jika mahasiswa dengan budaya yang berbeda itu memiliki pemikiran yang sempit itu tidak benar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Dwiatmadja (2014) bahwa jika dalam menanggapi adanya anggapan bahwa individu dari latar belakang berbeda cenderung berpikiran sempit, mayoritas, mayoritas responden menilai bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Hal itu lebih disebabkan karena belum memahami secara baik dan belum sering terlibat dalam interaksi bersama individu yang berasal dari latar belakang budaya berbeda.

Dalam dimensi perilaku (intercultural effectiveness), sebagian responden berpendapat bahwa mudah bagi mereka untuk bergaul dan berinteraksi dengan individu dari latar belakang budaya berbeda. Hal ini didukung dengan kemampuan untuk bertukar informasi meskipun sebagian besar responden menganggap bahwa factor bahasa menjadi kendala utama dalam berinteraksi dengan orang dari latar belakang budaya berbeda.

Tanggapan dalam hal kognitif yang terkait dengan pengetahuan tentang budaya menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa perlu untuk memiliki pemahaman tentang latar belakang individu yang berbeda budaya sehingga dapat menjalin interaksi dengan baik dan tidak melanggar nilai-nilai etika atau melakukan hal-hal yang berpotensi menimbulkan konflik. Mayoritas responden menyadari bahwa budaya yang berbeda dapat mempengaruhi cara seseorang dalam bertindak.

(30)

18

KESIMPULAN Kesimpulan

Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi Y sebagai bentuk kesiapan menghadapi ASEAN Community 2015 berdasarkan intercultural sensitivity, intercultural effectivity dan intercultural awareness diperlukan adanya rasa saling menghormati nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda kemudian mudah untuk bergaul dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda serta menghindari tindakan memaksakan nilai-nilai tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik atau nilai-nilai yang tidak konsisten dengan kelompok budaya tertentu, kemudian mahasiswa.

Implikasi Teoritis

Hasil ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dwiatmadja (2014) yang menyatakan bahwa keinginan untuk terlibat dan berinteraksi dengan individu yang berasal dari latar belakang budaya berbeda cukup tinggi. Melalui proses interaksi, dapat diperoleh pengetahuan baru tentang keunikan budaya menyangkut bahasa, kebiasaan, pola pikir sehingga dapat meningkatkan wawasan dan lebih memahami individu yang berasal dari latar belakang budaya berbeda.

Implikasi Terapan

Dengan Adanya MEA tahin 2015, terutama bagi generasi Y untuk meningkatkan komunikasi lintas budaya baik dengan sesama mahasiswa dari suku manapun. Hal ini perlu menjadi perhatian utama dalam mempersiapkan sumberdaya manusia khususnya generasi Y. Kompetensi berkomunikasi lintas budaya menjadi komponen yang harus dimiliki sehingga mampu bersikap proaktif dalam mendukung keberhasilan pembangunan di kawasan ASEAN.

Keterbatasan dan Penelitian Mendatang

Penelitian ini hanya difokuskan pada mahasiswa UKSW saja. Untuk memperoleh gambaran yang lebih baik, penelitian ini bisa diperluas dengan melibatkan elemen mahasiswa dari luar UKSW seperti STAIN, bahkan mahasiswa dari universitas lain baik yang ada di Jawa Tengah maupun se Indonesia.

(31)

xii

Daftar Pustaka

Amstrong, Michael dan H.Murlis 2003. Manajemen Imbalan. Terjemahan Ramelan. Buku 1. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

ASEAN, 2007. .ASEAN Economic Community Blueprint. Available online at: http://www.13thaseansummit.sg/asean/index.php/web/documents/docume nts/asean_econo mic_blueprint. Diunduh tanggal 13 Maret 2016.

Beamer, L. 1992. Learning Intercultural Communication Competency, “Journal of Business Communication”, Vol. 29 No. 3, pp. 285-289.

Chen, G. M., and Starosta, W. J. 1998. A review of the concept of intercultural awareness. Human Communication

Chaisrakeo, Sunanta and Mark Speece. 2004. Culture, Intercultutal Communication Competence, and Sales Negotiation: a Qualitative Approach,“ Journal of Bisiness and Industrial Marketing”, Vol.19, No. 4, h. 267-282.

Dwiatmaja, C & Ade Irma Anggraeni, 2014. Kompetensi Berkomunikasi Lintas Budaya Sebagai Bentuk Kesiapan Sumberdaya Manusia Indonesia Dalam Menghadapi Asean Community 2015. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Eviena B., Aldi, E. & Madhyaratri, A. 2014.Pandangan Pelaku Pendidikan Di Universitas Terhadap Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Bandung: Universitas Parahyangan

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

(32)

xiii

Liliweri, A. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Malhotra, Naresh K., 1999. Marketing Research: An Applied Orientation, Third Edition, Prentice Hall International Inc, New Jersey.

Ni Wayan. 2014. Menghadapi Asean 2015 : Tantangan Baru Bagi Generasi Muda. Akses online www.suaramahasiswa.com. Akses 2 Febuari 2016

Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss. 2001. Human Communication. Bandung : Remaja rosda karya. Supramono & Sugiarto, 1993. Statitiska, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta

Wahjosumidjo, 2003, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Zakaria, N. 2000. The Effect of Cross-Cultural Training on The Acculturation Process of The Global Workforce, International Journal of Manpower”, Vol. 21 No. 6 pp 452-510.

(33)

xiv

LAMPIRAN 1

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

Dengan hormat,

Dengan ini saya mohon kesedian Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini berkaitan dengan penelitian Skripsi yang sedang saya lakukan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi berkomunikasi lintas budaya sebagai bentuk Kesiapan Generasi Y Dalam Menghadapi Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Tahun 2015.

Daftar pertanyaan ini disusun semata-mata untuk kepentingan ilmiah dan tidak untuk maksud lain. Jawaban yang diberikan menjadi data yang sangat bermanfaat dalam penelitian ini. Atas kesediaan dan kerja sama Anda, saya ucapkan terima kasih.

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama :

2. Fakultas :

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

4. Umur :

5. Suku :

B. KUESIONER

Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang komunikasi lintas budaya baik interaksi dengan individu yang berasal dari suku atau negara yang berbeda.

Petunjuk Pengisian:

Daftar pertanyaan terdiri dari dua jenis yaitu pertanyaan tertutup dan terbuka. a. Pertanyaan tertutup

Berilah tanda centang (√) untuk jawaban yang menurut Saudara paling sesuai. Contoh:

Saya pendengar yang baik ketika berinteraksi dengan orang dari latar belakang budaya berbeda.

(34)

xv

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b. Pertanyaan terbuka

B. Pertanyaan Terbuka

Berilah uraian singkat dan jelas untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan. Contoh:

Bagaimana cara Anda menunjukkan empati ketika berinteraksi dengan orang dari latar belakang budaya berbeda?

Jawab:

Dengan ungkapan “Ya, saya memahami”. Intercultural Sensitivity

1. Saya suka berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang budaya berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang Anda sukai dalam ketika berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang budaya berbeda?

……….

2. Menurut saya, orang-orang dari latar belakang budaya berbeda cenderung berpikiran sempit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Menurut Anda, mengapa orang-orang dari latar belakang budaya berbeda cenderung berpikiran sempit?

……… 3. Saya tidak suka bersama dengan orang-orang dari latar belakang berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda tidak suka bersama dengan orang-orang dari latar belakang berbeda?

………

4. Saya menghormati nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda

(35)

xvi

Dalam bentuk apa Anda menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda?

……… 5. Saya berpandangan terbuka terhadap orang-orang dari latar belakang berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6. Saya menghormati cara-cara yang dilakukan oleh orang-orang dari latar belakang budaya berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7. Saya tidak akan menerima pendapat orang-orang dari latar belakang budaya berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda tidak akan menerima pendapat individu yang berasal dari latar belakang berbeda?

……… 8. Menurut saya, budaya saya lebih baik dari budaya lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9. Saya menghindari situasi yang mengharuskan saya terlibat dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda menghindari situasi yang mengharuskan Anda terlibat dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda?

………

10. Ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda: a. Saya merasa yakin dengan kemampuan diri saya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b. Saya selalu mengetahui apa yang harus dikatakan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

c. Saya dapat bersosialisasi dengan bebas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

d. Saya cenderung mengamati

(36)

xvii

Faktor apa saja yang Anda amati ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda?

……… e. Saya sering merasa tidak mampu berperan dengan baik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda merasa tidak mampu berperan dengan baik ketika berinteraksi dengan orang dari latar belakang budaya berbeda?

……… f. Saya berusaha memperoleh informasi sebanyak mungkin

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Informasi apa saja berusaha Anda dapatkan ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda?

……… g. Saya peka terhadap makna tersamar yang diungkapkan oleh lawan bicara

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

h. Saya mudah kesal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda mudah kesal ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda?

……… i. Saya merasa percaya diri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

j. Saya cenderung menahan diri sebelum menunjukkan kesan adanya perbedaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda cenderung menahan diri sebelum menunjukkan kesan adanya berbedaan antara Anda dan lawan bicara Anda?

……… j. Saya merasa tidak tertarik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

k. Saya sering menunjukkan bahwa saya memahami melalui isyarat verbal dan nonverbal

(37)

xviii

l. Saya sering memberi tanggapan positif terhadap perbedaan budaya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

m. Saya mengganggap wajar adanya perbedaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Intercultural Effectivity

1. Mudah bagi saya untuk berbincang dengan orang dari latar belakang budaya berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Mudah bagi saya untuk bergaul dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. Dalam keseharian, saya tidak selalu berperilaku seperti yang saya tampilkan ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4. Ketika berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda: a. Saya mampu menyampaikan ide-ide dengan jelas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b. Saya mampu menjawab pertanyaan dengan efektif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

c. Saya melakukan kontak mata yang sesuai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

d. Saya mengalami kesulitan membedakan antara pesan yang bersifat informatif dan persuasif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

e. Saya selalu mengetahui cara memulai pembicaraan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

f. Saya sering tidak memahami arah pembicaraan

(38)

xix

Apa yang menyebabkan Anda sering tidak memahami arah pembicaraan berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda?

……… g. Saya merasa senang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

h. Saya tidak berani menujukkan pribadi saya yang sebenarnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda tidak berani menunjukkan pribadi saya yang sebenarnya?

……… i. Saya selalu menunjukkan perhatian terhadap lawan bicara

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

j. Saya mengalami kesulitan dalam hal tata bahasa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

k. Saya sering bertindak sebagai pribadi yang berbeda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

l. Saya selalu menghormati pendapat lawan bicara saya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

m. Saya menemukan banyak kesamaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

n. Saya memiliki cara untuk menjadi diri sendiri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

o. Mudah bagi saya mengidentifikasi sesuatu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

p. Sulit bagi saya untuk merasa sama antara saya dan lawan bicara saya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang membuat Anda kesulitan untuk merasa sama dengan lawan bicara? ………

(39)

xx

q. Saya selalu merasakan adanya jarak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Faktor apa saja yang membuat Anda merasa bahwa ada jarak ketika berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang budaya berbeda? ………

Intercultural Awareness

1. Saya meyakini bahwa budaya saya berbeda dengan orang lain

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Saya lebih memilih untuk bekerja dengan orang yang berbeda budaya dengan saya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apa yang menyebabkan Anda lebih memilih bekerja dengan orang-orang yang berbeda budaya dengan Anda?

………

3. Saya merasa nyaman berada bersama orang yang memiliki nilai dan keyakinan yang berbeda dengan saya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4. Menurut saya, pernyataan yang bersifat rasial harus diabaikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5. Saya menghindari tindakan memaksakan nilai-nilai tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik atau nilai-nilai yang tidak konsisten dengan kelompok budaya tertentu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6. Penting untuk mengetahui latar belakang etnis dari seseorang yang kita jumpai atau kita ajak berbicara

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7. Saya tidak mendukung perilaku dan tindakan apapun yang melecehkan etnis atau ras tertentu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8. Istilah keluarga dimaknai secara berbeda pada masing-masing budaya (contohnya, anggota keluarga besar, kerabat)

(40)

xxi

9. Peran pria-wanita dalam keluarga berbeda pada masing-masing budaya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10. Usia dan senioritas menjadi pertimbangan dalam interaksi dengan individu atau keluarga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11. Agama dan bentuk keyakinan lainnya dapat mempengaruhi reaksi seseorang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12. Kebiasaan dan keyakinan dalam kehidupan sehari-hari diterapkan berbeda pada masing-masing budaya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Generasi Muda dan Interaksi Lintas Budaya

saya berharap dapat memahami hal-hal yang ingin diraih oleh generasi muda Indonesia dan pandangan tentang makna hidup berdampingan dalam lingkungan budaya yang berbeda.

1. Apa cita-cita yang ingin Anda raih setelah menamatkan jenjang S1?

……… ……… ………

2. Apa pandangan Anda tentang hidup bersama dalam lingkungan budaya yang berbeda? ... ...

(41)

xxii

LAMPIRAN 2

INPUTAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10a 10b 10c 10d 10e 10f 10g 10h 10i 10j 10k 10l 10m 10n total

1 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 2 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 3 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 4 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 5 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 6 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 7 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 8 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 9 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 10 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 11 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 12 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 13 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 14 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 15 8 5 9 10 10 10 1 1 1 5 5 7 7 5 6 5 5 3 3 2 10 10 10 138 16 6 6 3 7 7 7 4 5 5 5 6 7 7 5 6 7 7 5 5 4 5 6 7 132 17 7 2 8 5 5 8 7 8 8 9 8 8 7 7 7 4 6 6 8 8 7 5 8 156 18 6 4 1 8 6 7 7 6 6 5 4 4 6 5 5 6 5 5 3 2 8 8 10 127 19 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 20 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 21 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 22 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 23 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 24 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 25 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 26 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 27 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 28 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 29 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 30 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 31 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 32 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 33 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 34 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 35 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 36 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 37 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 38 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 39 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 40 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 41 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 42 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 43 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 44 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 45 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 46 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 47 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 48 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 49 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 50 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 Intercultural Sensivity No

(42)

xxiii 51 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 52 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 53 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 54 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 55 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 56 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 57 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 58 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 59 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 60 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 61 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 62 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 63 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 64 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 65 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 66 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 67 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 68 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 69 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 70 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 71 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 72 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 73 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 74 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 75 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 76 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 77 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 78 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 79 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 80 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 81 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 82 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 83 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 84 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 85 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 86 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 87 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 88 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 89 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 90 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 91 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 92 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 93 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 94 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 95 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 96 3 3 10 10 10 10 10 1 5 10 7 7 8 6 9 10 1 7 1 1 5 7 3 144 97 5 3 1 10 10 10 1 8 1 8 9 10 3 3 8 4 9 9 8 5 8 8 8 149 98 8 5 9 10 10 10 1 1 1 5 5 7 7 5 6 5 5 3 3 2 10 10 10 138 99 6 6 3 7 7 7 4 5 5 5 6 7 7 5 6 7 7 5 5 4 5 6 7 132 100 7 2 8 5 5 8 7 8 8 9 8 8 7 7 7 4 6 6 8 8 7 5 8 156

(43)

xxiv 101 6 4 1 8 6 7 7 6 6 5 4 4 6 5 5 6 5 5 3 2 8 8 10 127 102 8 4 1 9 6 7 1 2 10 10 9 7 7 3 9 4 5 7 7 3 4 8 9 140 103 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 104 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 105 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 106 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 107 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 108 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 109 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 110 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 111 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 112 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 113 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 114 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 115 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 116 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 117 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 118 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 119 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 120 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 121 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 122 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 123 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 124 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 125 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 126 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 127 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 128 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 129 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 130 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 131 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 132 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 133 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 134 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 135 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 136 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 137 7 2 8 10 7 8 3 2 7 7 6 8 4 5 8 6 6 6 7 3 6 8 8 142 138 8 3 1 8 9 9 1 1 1 8 6 7 4 1 9 7 4 9 8 2 8 9 9 132 139 5 1 8 10 7 8 3 2 4 8 6 4 5 5 9 4 8 6 4 5 6 8 9 135 140 10 4 10 4 4 4 3 6 5 8 6 4 3 6 9 4 9 6 5 5 6 7 8 136 141 7 7 1 10 8 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 7 7 7 7 170 142 8 4 7 9 9 8 4 6 5 8 7 9 10 6 9 5 9 7 7 5 7 8 10 167 143 8 6 5 10 7 7 1 7 6 7 7 7 7 4 5 4 6 7 4 6 8 8 8 145 144 8 3 8 8 6 8 4 5 6 6 7 8 6 7 6 5 7 5 5 6 7 8 6 145 145 4 7 5 8 5 5 8 8 6 5 5 4 6 7 4 8 8 6 7 5 5 7 7 140 146 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 147 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120 148 5 3 1 7 7 7 2 5 5 5 5 6 6 5 7 7 6 6 4 5 6 6 8 124 149 8 3 1 10 9 9 1 2 4 10 6 5 10 8 9 5 8 10 9 3 8 9 10 157 150 6 4 3 8 8 9 1 4 5 3 4 5 7 5 8 2 6 5 7 3 2 7 8 120

Gambar

Tabel 2  Profil Responden
Tabel  di  atas  dapat  dijelaskan  bahwa,  senbagian  besar  responden  berasal  dari  Fakultas  Ekonomika dan Bisnis sebeasr 38,50 %
Tabel  di  atas  dapat  dijelaskan  bahwa,  kompetensi  berkomunikasi  lintas  budaya  di  kalangan  generasi  muda  sebagai  bentuk  kesiapan  menghadapi  ASEAN  Community  2015  berdasarkan  intercultural  sensitivity  berdasarkan  tiga  hal  utama  dari
Tabel  di  atas  dapat  dijelaskan  bahwa,  kompetensi  berkomunikasi  lintas  budaya  di  kalangan  generasi  muda  sebagai  bentuk  kesiapan  menghadapi  ASEAN  Community  2015  berdasarkan  intercultural  effectivity  diperoleh  nilai  tertinggi  yaitu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Empat poin pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang ibu yang mengandung harus lebih memperhatikan sikap, perilaku, dan makanannya. Sebab hal itu akan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2) Undang-Undang

Aplikasi multimedia Perancangan Informasi Interaktif Grup Musik ini merupakan suatu metode baru yang berguna untuk memudahkan para pecinta musik mendapatkan informasi yang

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN ANGGARAN 2014. :

Sedangkan Pemrograman Visual Basic Prosedur pembuatan program dimulai dengan rencana dan pendefinisian tujuan program langkah selanjutnya membuat Output dan hubungan dengan pemakai

CALON PENERIMA BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI DAN AKADEMIK FAKULTAS PSIKOLOGI TAHUN 2017.. NO NIM Nama

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan mental anak usia remaja di RW 014 Kelurahan Parangtambung Kecamatan Tamalate Kota Makassar adalah baik, hal ini ditandai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dan pada level berapa asap cair kusambi mampu memberikan hasil yang terbaik terhadap kandungan nutrisi