• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsip Beruntun. Definisi Arsip Beruntun. Contoh Arsip Beruntun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Arsip Beruntun. Definisi Arsip Beruntun. Contoh Arsip Beruntun"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 1

Arsip Beruntun

• Informasi yang disimpan di dalam media penyimpan

sekunder dikelompokkan dalam bentuk arsip (

file

).

• Suatu arsip merupakan organisasi dari sejumlah

rekaman. Masing-masing rekaman dapat terdiri dari satu

atau beberapa field dan setiap field dapat terdiri dari satu

atau beberapa byte.

• Informasi yang disimpan oleh satu buah arsip atau lebih

berkategori sama. Contohnya data mahasiswa disimpan

dalam arsip mahasiswa, data nilai mahasiswa disimpan

dalam arsip nilai mahasiswa, data buku komputer

disimpan dalam arsip buku komputer, dll.

• Catatan nama setiap arsip harus unik (tidak boleh

sama).

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 2

• Informasi yang direkam di dalam arsip

disebut rekaman (record).

• Metode pengorganisasian rekaman dalam

pengarsipan dibedakan sebagai berikut:

1. arsip beruntun (sequential file);

2. arsip acak (random file);

3. arsip berindeks (indexed file;

4. dll.

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 3

Definisi Arsip Beruntun

• Arsip beruntun adalah sekumpulan rekaman yang

disimpan di dalam penyimpanan sekunder komputer,

yang dapat diakses secara beruntun mulai dari rekaman

pertama sampai dengan rekaman terakhir, rekaman

demi rekaman secara searah.

• Karena komputer "tidak mengetahui" akhir arsip, maka di

dalam arsip beruntun ditambahkan rekaman fiktif yang

berfungsi sebagai "tanda" bahwa akhir arsip sudah

tercapai sehingga pembacaan rekaman dihentikan.

Rekaman fiktif ditambahkan sesudah rekaman terakhir.

• Setiap rekaman boleh bertipe dasar maupun tipe

terstruktur yang telah didefinisikan.

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 4

Contoh Arsip Beruntun

Arsip mahasiswa yang berisi NIM, Nama dan IPK.

type DataMhs : record <NIM : integer, Nama : string, IPK : real>

type ArsipMhs : SeqFile of DataMhs and MARK =

<99999999999,'.',0.00>

MHS : ArsipMhs

• 08053110001 Abdullah 3.10

• 08053110021 Fidha Rozak 2.87

• 08053110029 Sumiati

3.65

• 08053110030 Mila Rossa 2.21

• 99999999999 . 0.00

(2)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 5

Perintah Dasar Arsip Beruntun

1. OPEN

Sebelum arsip dapat diakses (dibaca atau ditulis) mula-mula arsip haruslah diaktifkan terlebih dahulu. Untuk keperluan ini fungsi yang digunakan OPEN.

Fungsi OPEN adalah membuka arsip beruntun untuk siap dibaca. Pointer pembacaan menunjuk ke rekaman pertama.

Prosedur OPEN

procedure OPEN (input NamaArsip : ArsipBeruntun, Output NamaRek : Rekaman) {Membuka arsip beruntun NamaArsip untuk siap dibaca

K.Awal : Sembarang

K.Akhir : NamaRek berisi nilai rekaman pertama} Contoh:

OPEN (MHS, RekMhs){MHS = nama arsip, RekMhs bertipe DataMhs}

Bila arsip yang dibuka berisi rekaman seperti contoh di atas, maka kedua perintah OPEN di atas menyebabkan:

RekMhs berisi <08053110001, Abdullah, 3.10>

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 6 Dalam program bahasa C/C++

Prototype fungsi fopen() ada di header fungsi “stdio.h” Bentuk umum :

FILE *fopen(char *namafile, char *mode); Keterangan :

namafile adalah nama dari file yang akan dibuka/diaktifkan. mode adalah jenis operasi file yang akan dilakukan terhadap file. Jenis-jenis operasi file :

r : menyatakan file hanya dapat dibaca (file harus sudah ada).

w : menyatakan file baru akan dibuat/diciptakan (file yang sudah ada akan dihapus).

a : untuk membuka file yang sudah ada dan akan dilakukan proses penambahan data (jika file belum ada, otomatis akan dibuat).

r+ : untuk membuka file yang sudah ada dan akan dilakukan proses pembacaan dan penulisan. w+ : untuk membuka file dengan tujuan untuk pembacaan atau penulisan.

Jika file sudah ada, isinya akan dihapus.

a+ : untuk membuka file, dengan operasi yang akan dilakukan berupa perekaman maupun pembacaan.

Jika file sudah ada, isinya akan dihapus. Contoh :

pf = fopen(“COBA.TXT”, “w”);

2. READ

Fungsinya membaca rekaman yang sekarang sedang ditunjuk oleh pointer

pembacaan.

procedure READ(input NamaArsip : ArsipBeruntun,output NamaRek :

Rekaman)

{ membaca rekaman yang sekarang sedang ditunjuk oleh pointer pembacaan

dari arsip yang bernama NamaArsip.

K.Awal :

-K.Akhir : NamaRek berisi nilai rekaman yang sedang ditunjuk oleh pointer

pembacaan.

pointer pembacaan menunjuk ke awal rekaman berikutnya.}

READ (MHS,RekMhs)

Jika pointer pembacaan menunjuk ke awal rekaman kedua dari contoh di atas,

maka perintah READ menyebabkan:

RekMhs berisi <08053110021,Fidha Rozak,2.87>

setelah perintah READ di atas, pointer pembacaan sekarang menunjuk ke awal

rekaman ketiga dan siap untuk membaca rekaman ketiga itu.

3. REWRITE

Fungsinya menyiapkan arsip untuk perekaman.

procedure REWRITE(input NamaArsip :

ArsipBeruntun)

{ Menyiapkan arsip NamaArsip untuk ditulisi

K.Awal :

-K.Akhir : pointer penulisan menunjuk ke awal arsip

NamaArsip, siap untuk menulis rekaman}

REWRITE(MHS)

(3)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 9

4. WRITE

Fungsinya menulis rekaman ke dalam arsip beruntun.

procedure WRITE(input NamaArsip : ArsipBeruntun,output NamaRek :

Rekaman)

{ menulis NamaRek ke arsip yang namanya NamaArsip.

K.Awal : pointer penulisan sudah berada pada posisi siap merekam

K.Akhir : NamaRek tertulis ke dalam arsip NamaArsip. Pointer penulisan maju

satu posisi.}

WRITE(MHS,<08053110033,'Ariel Peterpan',1.99>)

Catatan: Arsip yang dibuka untuk pembacaan (dengan perintah OPEN) tidak

dapat digunakan untuk perekaman. Demikian juga sebaliknya, arsip yang

dibuka untuk perekaman (dengan perintah REWRITE) tidak dapat dibaca.

Operasi baca dan tulis tidak dapat dilakukan sekaligus pada arsip beruntun.

Cara mengakhiri arsip dengan MARK:

WRITE (MHS,<99999999999,'.',0.00>)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 10

5. CLOSE

Fungsinya menutup arsip yang telah dibuka

untuk pembacaan atau dibuka untuk

perekaman.

procedure CLOSE(input NamaArsip :

ArsipBeruntun)

{ menutup arsip yang telah dibuka.

K.Awal : Sembarang

K.Akhir : Arsip NamaArsip telah ditutup, tidak

dapat diproses lagi.}

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 11

Skema Pemrosesan Beruntun untuk Arsip beruntun

1. Skema pemrosesan beruntun dengan penanganan kasus kosong PEMROSESANBERUNTUN1

KAMUS

type Rekaman : record <deklarasi nama field dan tipenya> type ArsipBeruntun : SeqFile of Rekaman and MARK = <rekaman fiktif> NamaArsip : ArsipBeruntun

NamaRek : Rekaman ALGORITMA OPEN(NamaArsip, NamaRek) if NamaRek = MARK then

output(‘Arsip kosong’) else Inisialisasi repeat Proses(NamaRek) READ(NamaArsip, NamaRek) until NamaRek = MARK Terminasi Endif CLOSE(NamaArsip)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 12

Skema pemrosesan beruntun

tanpa penanganan kasus kosong

PEMROSESANBERUNTUN2 KAMUS

type Rekaman : record <deklarasi nama field dan tipenya> type ArsipBeruntun : SeqFile of Rekaman and MARK = <rekaman fiktif> NamaArsip : ArsipBeruntun

NamaRek : Rekaman ALGORITMA

Inisialisai

OPEN(NamaArsip, NamaRek) while (NamaRek≠MARK) do

Proses(NamaRek) READ(NamaArsip, NamaRek) endwhile

Terminasi CLOSE(NamaArsip)

(4)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 13

Penggabungan Arsip

Penggabungan arsip (merging) dilakukan untuk

menggabungkan rekaman yang disimpan di

dalam dua buah arsip berbeda. Hasil

penggabungan disimpan pada sebuah arsip

baru.

Penggabungan dapat dilakukan untuk arsip terurut

dan arsip belum terurut.

Cara penggabungan yang paling sederhana

adalah penggabungan yang dilakukan dengan

menambah rekaman arsip yang kedua setelah

rekaman terakhir arsip pertama.

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 14

Penggabungan dua buah arsip dengan

Penyambungan

Misalkan diberikan dua buah arsip bilangan bulat, yang

pertama bernama Bil1 dan yang kedua bernama Bil2.

Arsip Bil1:

1.

123 23 32 12 213 9999

Arsip Bil2:

2.

45 54 13 9999

Maka arsip Bil3 berisi hasil penyambungan arsip Bil1

dengan arsip Bil2. Rekaman Bil2 ditambahkan setelah

rekaman Bil1.

Arsip Bil3:

3. 123 23 32 12 213 45 54 13 9999

KAMUS

type BilBulat : integer

type ArispBIL : SeqFile of BilBulat and MARK =

<9999>

Bil1, Bil2, Bil3 : ArsipBil

procedure PenyambunganArsip1

{K.Awal : arsip Bil1 atau Bil2 mungkin kosong

K.Akhir: arsip Bil3 berisi hasil penggabungan Bil1

dan Bil2}

KAMUS LOKAL

I : BilBulat

ALGORITMA

REWRITE(Bil3)

OPEN(Bil1,I)

while (I

9999) do

WRITE(Bil3, I)

READ(Bil1,I)

endwhile

OPEN(Bil2,I)

while (I

9999) do

WRITE(Bil3, I)

READ(Bil2,I)

endwhile

WRITE(Bil3, <9999>)

CLOSE(Bil1)

CLOSE(Bil2)

CLOSE(Bil3)

(5)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 17

Penggabungan Dua Arsip Terurut

Misalkan arsip pertama dan arsip kedua sudah terurut

menaik dan akan digabungkan juga terurut menaik.

Arsip Bil1:

1.

12 23 32 123 213 9999

Arsip Bil2:

2.

13 45 54 9999

Arsip Bil3:

3. 12 13 23 32 45 54 123 213 9999

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 18

Penggabungan arsip secara terurut ada 2

versi:

1. Versi AND

2. Versi OR

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 19

Versi AND

procedure GabungArsipVersiAND

{K.Awal : arsip Bil1 atau Bil2 mungkin kosong. Jika tidak kosong berisi

rekaman yang terurut menaik.

K.Akhir: arsip Bil3 berisi hasil penggabungan Bil1 dan Bil2 dan

rekamannya terurut menaik. Jika kedua arsip masukan kosong,

maka arsip Bil3 kosong. }

KAMUS LOKAL

Angka1, Angka2 : BilBulat

ALGORITMA

OPEN(Bil1, Angka1)

OPEN(Bil2, Angka2)

REWRITE(Bil3)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 20

while (Angka1 ≠9999) AND (Angka2 ≠9999) do if (Angka1 ≤Angka2) then

WRITE(Bil3, Angka1) READ(Bil1, Angka1) else WRITE(Bil3, Angka2) READ(Bil2, Angka2) endif endwhile while (Angka1 ≠9999) do WRITE(Bil3, Angka1) READ(Bil1, Angka1) endwhile while (Angka2 ≠9999) do WRITE(Bil3, Angka2) READ(Bil2, Angka2) endwhile WRITE( Bil3, <9999>) CLOSE(Bil1) CLOSE(Bil2) CLOSE(Bil3)

(6)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 21

Versi

OR

procedure GabungArsipVersiAND

{K.Awal : arsip Bil1 atau Bil2 mungkin kosong. Jika tidak kosong berisi rekaman yang terurut menaik. K.Akhir: arsip Bil3 berisi hasil penggabungan Bil1 dan Bil2 dan rekamannya terurut menaik. Jika kedua arsip masukan

kosong, maka arsip Bil3 kosong. } KAMUS LOKAL

Angka1, Angka2 : BilBulat ALGORITMA

OPEN(Bil1, Angka1) OPEN(Bil2, Angka2) REWRITE(Bil3)

while (Angka1 ≠9999) OR (Angka2 ≠9999) do if (Angka1 ≤Angka2) then

WRITE(Bil3, Angka1) READ(Bil1, Angka1) else WRITE(Bil3, Angka2) READ(Bil2, Angka2) endif endwhile WRITE( Bil3, <9999>) CLOSE(Bil1) CLOSE(Bil2) CLOSE(Bil3)

Kamis, 25 Mei 2006 Algoritma dan Pemrograman II 22

Pemutakhiran Arsip

Pemutakhiran (updating) adalah proses yang

dilakukan untuk mengubah atau meremajakan

rekaman arsip induk (master file). Peremajaan

rekaman arsip dapat dilakukan dengan data

rekaman yang baru diketik dari papan ketik atau

dibaca dari arsip transaksi. Satu rekaman pada

arsip yang diremajakan (arsip induk) dapat

mengalami beberapa kali perubahan atau

peremajaan. Peremajaan langsung dilakukan

terhadap arsip master.

procedure PemutakhiranArsip { Meremajakan rekaman pada arsip MAST K.Awal : Arsip MAST terdefinisi, terurut menaik.

K.Akhir : field dari rekaman tertentu pada arsip MAST dimutakhirkan dan data tetap terurut.} Kamus Lokal

M : dataMhs NimB, AlamatB : string Algoritma

OPEN(MAST, M) if (M = MARK) then

output(‘Arsip kosong’) else

output(‘Ketikan NIM alamat yang akan diubah’)

input(NimB) REWRITE(TEMP)

while (M.NIM < NimB) and (M ≠MARK) do WRITE(TEMP, M)

READ(MAST, M) endwhile

if (M.NIM = NimB) then

output(M.NIM, M.NAMA, M.TGL_LAHIR, M.ALAMAT, M.TELEPON) input(AlamatB)

M.ALAMAT ←AlamatB WRITE(TEMP, M) READ(MASK, M) else

output(NimB,’ tidak ada pada arsip master’) endif while (M ≠MARK) do WRITE(TEMP, M) READ(MASK, M) endwhile CLOSE(MASK) CLOSE(TEMP) OPEN(TEMP, M) REWRITE(MAST) while (M ≠MARK) do WRITE(MASK, M) READ(TEMP, M) endwhile WRITE(MAST, <‘#’, ’#’, ‘#’, ‘#’,’#’>) CLOSE(TEMP) CLOSE(MASTER)

Referensi

Dokumen terkait

Data-data yang terdapat pada sebuah komputer yang diformat kemudian disimpan secara digital, pengertian dari.. CPU atau Prosesor merupakan perangkat

Secara prinsip, data rekaman biodata, pas photo dan tanda tangan dari cip akan ditampilkan di layar tampilan dan/atau dapat disimpan di sistem informasi/komputer Instansi

Secara prinsip, data rekaman biodata, pas photo dan tanda tangan dari cip akan ditampilkan di layar tampilan dan/atau dapat disimpan di sistem informasi/komputer Instansi Pengguna,

Hanya memori utama dan register merupakan tempat penyimpanan yang dapat diakses secara langsung oleh prosesor.. Oleh karena itu instruksi dan data yang akan dieksekusi harus disimpan

Sistem yang ada pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak ini masih dilakukan secara manual, mulai dari penyimpanan, penyusunan sampai pencarian berkas

Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Pemeliharaan dan Perawatan Arsip Keluarga Secara Elektronik Dalam proses penyimpanan arsip terdapat beberapa cara yang dapat kita lakukan yaitu menyimpan arsip di komputer, flasdisk,