ENSIKLOPEDIA SASTRAWAN INDONESIA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SASTRA MAHASISWA BIPA TINGKAT LANJUT
Wika Soviana Devi & Aida Sumardi Universitas Muhammadiyah Jakarta
wikasoviana@ymail.com
Abstrak
Pembelajar bahasa Indonesia salah satunya adalah yang disebut sebagai BIPA. Mereka adalah orang asing yang belajar bahasa Indonesia. BIPA memiliki tiga level yaitu pemula, menengah, dan lanjut. Dalam penelitian ini membahas ensiklopedia sastrawan Indonesia yang dipakai sebagai media pembelajaran budaya dan sastra Indonesia. Ensiklopedia dipakai dalam pembelajaran BIPA tingkat lanjut. Hal ini karena dunia kepengarangan Indonesia telah lama muncul sehingga ada beberapa istilah lama yang muncul dalam karya-karya yang ditampilkan dalam ensiklopedia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menyajikan data berdasarkan uraian dari berbagai literature.
Kata kunci: BIPA, Ensiklopedia Sastrawan Indonesia
A. Pendahuluan
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat,
terbukti banyak penutur asing yang berminat mempelajari bahasa Indonesia
atau yang biasa dikenal dengan sebutan BIPA yaitu Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing. BIPA merupakan pembelajaran bahasa Indonesia yang
subjeknya adalah penutur asing. Program pembelajarannya meliputi semua
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Pembelajaran BIPA tidak sama dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang
diberikan pada penutur asli Indonesia.
Pembelajaran BIPA dibagi menjadi 3 bagian, yakni BIPA level dasar
(elementary), mene-ngah (intermediate), dan lanjut (advance) (Khaerunnisa
2017:21). Dalam pembelajaran bahasa asing termasuk bahasa Indonesia
perlu memerhatikan perencanaan, proses, hingga evaluasi, serta media,
maupun metode yang digunakan. Salah satu hal yang penting yang harus ada
dan harus diperhatikan adalah media pem
belajaran. Peran pengajar dalam pemilihan media pembelajaran
gambaran penutur asing terhadap kondisi lingkungan, sosial, budaya, dan adat
istiadat bangsa Indonesia sehingga akan mengantarkan penutur asing lebih
tertarik dan cepat dalam belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.
Salah satu media pembelajaran yang dapat menjadi alternatif dalam
pembelajaran BIPA adalah ensiklopedia satrawan Indonesia. Dalam
ensiklopedia sastrawan Indonesia ini memuat biografi singkat sastrawan besar
yang mengisi dunia kepustakaan sastra di Indonesia. Gambaran kebudayaan
Indonesia bias tercermin dalam pembahasan karya-karya dalam ensiklopedia
sastrawan Indonesia sehingga penutur asing akan lebih mudah mengenali
Indonesia lewat sastrawan dan karyanya.
B. Kajian Teori
BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) merupakan wadah
edukasi bagi warga asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Ardyansyah
(2012) menyatakan bahwa di dalam negeri saat ini tercatat tidak kurang dari
45 lembaga yang telah mengajar bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA), baik di perguruan tinggi maupun di lembaga kursus. Sementara itu di
luar negeri, pengajaran BIPA telah dilakukan oleh sekitar 36 negara di dunia
dengan jumlah lembaga tidak kurang dari 130 buah, yang terdiri atas
perguruan tinggi, pusat-pusat kebudayaan asing, KBRI, dan lembaga-lembaga
kursus. Pernyataan tersebut di perkuat Dalam buku Mosaik Pembelajaran
BIPA Khaerunnisa (2017:16) yang menyatakan bahasa Indonesia juga
digunakan di negara-negara berbahasa Melayu seperti Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam, dan masyarakat di benua lain. Di perkirakan ada 45
negara mengajarkan bahasa Indonesia kepada para siswa atau mahasiswa,
seperti Australia, Kanada, Vietnam, Rusia, Korea, Jepang, Thailand, dan
lain-lain.
Kata media dalam “media pembelajaran” berasal dari bahasa Latin
yaitu medius yang berarti tengah, perantara atau pepengantar. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengantar ke
penerima. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau ketrampilan
pembelajaransehingga dapat mendorong terjadinya prosesbelajar.
Menurut Sadiman (2010: 33) dalam bukunya Media Pendidikan
menyatakan bahwa, media gambar atau foto sebaiknya mengandung gerak
atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam
keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu. Menurut Gerlach dan
Ely dalam Cecep Kustandi (2011:7) dalam buku Media Pembelajaran Manual
dan Digital, “Apabila dipahami garis besar, maka media adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.”
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media
adalah alat, sarana, perantara, dan penghubung untuk menyebar, membawa
atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima.
Sedangkan media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perbuatan, minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar mengajar terjadi pada diri siswa.
Levie dan Lentz (2011:21) dalam buku Media Pembelajaran Manual
dan Digital Cecep Kustandi menyatakan bahwa, “Ada empat fungsi media
pembelajaran, yaitu:
1. Fungsi atensi media adalah inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna sesuai pembelajaran”.
2. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
teks yang bergambar.Gambar atau lambang dapat menggugah emosi dan
sikap siswa.”
3. Fungsi kognitifterlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa gambar atau lambing memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami pembelajaran.”
4. Fungsi kompensatorismedia pembalajaran terliahat dari hasil penelitian
media yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa
Salah satu bentuk media pembelajaran yang bisa dipakai adalah
ensiklopedia sastrawan Indonesia. Ensiklopedia itu sendiri menurut Andy
Prastowo (2012:14) yakni buku (atau serangkaian buku) yang menghimpun
keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau lingkungan ilmu. Dengan kata
lain ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang
menyimpan informasi secara komprehensif, cepat dipahami dan dimengerti,
mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu
cabang ilmu pengetahuan tertentu, tersusun dalam bagian artikel-artikel
dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun berdasarkan
abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam
bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan
metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (2009:53-60), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi, dan orang
secara individual maupun kelompok. Sukmadinata (2009:18), menyatakan
bahwa penelitian deskriptif bertujuan mendefinisikan suatu keadaan atau
fenomena secara apa adanya. Berdasarkan uraian atas dapat disimpulkan
bahwa jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena analisis
datanya berupa kata-kata tertulis atau lisan dan mempertimbangkan pendapat
orang lain yang bisa disebut dengan narasumber.
D. Pembahasan
Penerapan media pembelajaran ensiklopedia sastrawan Indonesia
sebagai alternatif media yang dapat dipakai dalam pembelajaran BIPA sangat
memungkinkan. Hal ini sesuai dengan fungsi media pembelajaran itu sendiri
yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna sesuai pembelajaran.
dengan suguhan warna-warna yang erang akan mampu menggugah emosi dan
sifat siswa serta memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran.
Informasi yang termuat dalam ensiklopedi sastrawan Indonesia
Ensiklopedia ini berisi informasi berkaitan dengan sastra Indonesia,
pengarang, hasil karya pengarang, dan biografi singkat pengarang. Dalam
ensiklopedia yang menyajikan biografi pengarang dari berbagai priode akan
memberikan gambaran kepada siswa mengenai situasi Indonesia pada periode
tersebut. Ensikoopedia sastrawan Indonesia ini dapat diterapkan pada
mahasiswa BIPA dengan level lanjut. Level lanjut ditandai oleh kemampuan
berkomunikasi serta menulis teks yang utuh yang dimiliki mahasiswa BIPA.
Pemilihan kelas ini menyesuaikan materi dan bahasa yang tersaji
dalam ensiklopedia sastrwan Indonesia yang menggunakan bahasa aktif.
Dengan melihat beberapa penyajian judul karya sastra yang dihasilkan
sastrawan Indoneisa yang beberapa masih menggunakan ejaan lama sehingga
pemilihan level lanjut paling cocok. Dengan kemampuan mahasiswa BIPA
yang telah memahami dengan baik bahasa Indonesia, maka informasi yang
tersaji dalam ensikopedia sastrawan Indonesia dapat pula dimengerti oleh
mahasiswa BIPA.
Tak hanya mengenalkan budaya melainkan mengenalkan kekayaan
Indonesia dari berbagai sisi kepada mahasiswa BIPA dapat terealisasi dalam
penerapan media pembelajaran ensiklopedia sastrwan Indonesia ini. Sebagai
contoh materi dalam ensiklopedia sastrawan Indonesia yang memuat
nilai-nilai keindonesiaan tertuang dalam boigrafi:
TAUFIK ISMAIL
Nama : Taufik Ismail
Pada tahun 1971–1972 dan 1991–1992 ia mengikuti International
Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Ia juga
belajar pada Faculty of Languange and Literature, American University in
Cairo, Mesir, pada tahun 1993. Karena pecah Perang Teluk, Taufiq pulang ke
Indonesia sebelum selesai studi bahasanya.
Atas kerja sama dengan musisi sejak 1974, terutama dengan
Himpunan Musik Bimbo (Hardjakusumah bersaudara), Chrisye, Ian Antono,
dan Ucok Harahap, Taufiq telah menghasilkan sebanyak 75 lagu. Ia pernah
mewakili Indonesia baca puisi dan festival sastra di 24 kota di Asia, Amerika,
Australia, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Puisinya telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina.
Kini Taufiq menjadi anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat
Bahasa dan konsultan Balai Pustaka, di samping aktif sebagai redaktur senior
majalah Horison.
KARYA
1. Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966)
2. Benteng, Litera ( 1966)
3. Buku Tamu Musium Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta (buklet baca
puisi) (1972)
4. Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya (1974)
5. Kenalkan, Saya Hewan (sajak anak-anak), Aries Lima (1976)
6. Puisi-puisi Langit, Yayasan Ananda (buklet baca puisi) (1990)
7. Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda (cetak ulang gabungan) (1993)
8. Prahara Budaya (bersama D.S. Moeljanto), Mizan (1995)
9. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (1998)
Terjemahan
1. Banjour Tristesse (terjemahan novel karya Francoise Sagan, 1960)
2. Cerita tentang Atom (terjemahan karya Mau Freeman, 1962)
3. Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam (dari buku The
Reconstruction of Religious Thought in Islam, M. Iqbal (bersama Ali
Gambaran Indonesia melalui karya-karya yang dihasilkan oleh Taufik
Ismail tentunya dapat memperkaya khasanah pengetahuan mahasiswa BIPA
akan Indonesia terutama di bidang seni budaya dan sastra.
E. Referensi
Khaerunnisa. (2017). Mozaik BIPA. Jakarta: UMJ Press.
Kustandi, Cecep. (2011). Media Pembelajaran Manuaa dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prastoeo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.
Rosidi, A. (2013). Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia. Bandung: Dunia Pustaka Jaya.
Sadiman, Arief S. (2010). Media Pendidikan. Jawa Barat: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sukmadinata, N. S. (Metode Penelitian Pendidikan). 2009. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tantrihadi, Y. (2013). Pembuatan Ensiklopedia Interaktif Tata Surya untuk Anak SMP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, vol. 2 No.1.
Vanessa, G. (2013). Pembuatan Ensiklopedia Hewan Punah dan Terancam Punah Berbasis WEB. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya, vol. 2 No.2.