• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - MISKONSEPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEMESTER II DI SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - MISKONSEPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEMESTER II DI SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib untuk dipelajari oleh semua jenjang pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi yang program studinya berhubungan dengan jurusan keguruan terutama pendidikan matematika. Matematika di SD diberikan dengan alokasi waktu lebih lama jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya yaitu 5 jam pelajaran/minggu. Pembelajaran matematika di SD memiliki tujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

Siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran sudah membawa konsep awal tentang matematika. Konsep awal yang dimiliki siswa tentang suatu objek disebut prakonsepsi (Soedjadi, 2000: 157). Konsep yang dibawa siswa dapat berbeda-beda yang disebabkan oleh pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Konsep awal yang dibawa siswa ini akan berpengaruh terhadap pengetahuan yang diperoleh di pendidikan formal.

(2)

konsep ilmiah. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut miskonsepsi (Suparno, 2013: 2).

Prakonsepsi siswa yang salah sebelum mengikuti pembelajaran ditemukan peneliti melalui kegiatan wawancara dengan guru AT. Guru AT menyampaikan beberapa prakonsepsi siswa yang salah mengenai materi kelas IV semester II seperti konsep bilangan bulat, perbandingan bilangan bulat, perbedaan pembilang dan penyebut, perbedaan sisi dan rusuk pada bangun ruang serta pencerminan bangun ruang yang menggunakan prinsip berkebalikan. Prakonsepsi siswa yang salah disebabkan karena siswa belum memiliki pengetahuan mengenai informasi yang akan dipelajari di sekolah. Ketidaktahuan siswa membuat siswa membangun pengetahuan sesuai dengan apa yang ada di pikirannya sehingga konsep yang dimiliki dapat tidak sesuai dengan konsepsi keilmuan.

Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan, tantangan dan bahan yang dipelajari (Suparno, 2013: 30). Siswa dalam pembelajaran di kelas menggunakan bahan ajar berupa buku teks sebagai sumber informasi. Buku teks yang digunakan siswa SDN D KTLMN adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) “Ayo Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas IV”, pengarang Burhan Mustaqym dan Ary Astuty, penerbit Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

(3)

tersebut mengalami miskonsepsi. Sumber informasi yang tidak benar pada buku teks di beberapa materi apabila tidak dibenarkan maka akan menyebabkan miskonsepsi. Miskonsepsi yang terdapat pada buku diteruskan oleh guru sehingga siswa menerima konsep yang salah.

Miskonsepsi yang terdapat di buku akan memberikan dampak negatif kepada guru dan siswa. Seorang guru harus selektif dalam memilih buku yang akan dijadikan sumber informasi dalam proses belajar mengajar. Buku teks yang akan digunakan sebagai bahan ajar hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah melalui kesepakatan pihak sekolah dengan tetap memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari kurikulum yang berlaku.

Pada dasarnya, seorang guru dituntut untuk mempunyai 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi profesional menuntut seorang guru untuk menguasai materi, struktur dan konsep serta menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. Guru yang tidak memiliki kompetensi dalam bidang matematika akan menjadi penyebab terjadinya miskonsepsi karena tidak dapat memahami konsep matematika dengan benar.

(4)

konstruktivisme sosial dengan penekanannya pada knowing how, yaitu pelajar dipandang sebagai makhluk yang aktif dalam mengonstuksi pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya (Fathani, 2009: 19). Saat pembelajaran, siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui informasi dari buku teks maupun guru. Apabila informasi yang diterima siswa bukan merupakan konsep yang benar, maka pengetahuan yang didapatkan siswa juga tidak sesuai dengan konsepsi keilmuan. Kesalahan konsep yang diterima siswa apabila terus dibiarkan maka akan terbawa hingga dewasa dan menjadikan kesalahan konsep tersebut semakin kompleks sehingga harus segera diperbaiki sejak awal.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Apakah terdapat miskonsepsi pada buku yang digunakan guru mata pelajaran Matematika kelas IV Semester II Sekolah Dasar?

2. Apakah terdapat miskonsepsi yang terjadi saat pembelajaran Matematika kelas IV Semester II di Sekolah Dasar?

3. Apakah penyebab miskonsepsi yang terjadi pada saat pembelajaran Matematika kelas IV Semester II di Sekolah Dasar?

4. Bagaimana upaya guru dalam menangani miskonsepsi yang terjadi saat pembelajaran Matematika kelas IV Semester II di Sekolah Dasar?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bentuk miskonsepsi pada buku pelajaran Matematika Kelas IV Semester II Sekolah Dasar (SD).

2. Mengetahui bentuk miskonsepsi yang terjadi saat pembelajaran Matematika Kelas IV Semester II di SD.

3. Mengetahui penyebab miskonsepsi yang terjadi pada saat pembelajaran Matematika Kelas IV Semester II di SD.

(6)

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak baik dari segi teoritis maupun segi praktis. Pihak-pihak yang secara langsung merasakan manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah siswa, guru, maupun sekolah.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat Teoretis pada penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran terhadap pembelajaran Matematika di SD dan yang utama untuk meluruskan miskonsepsi yang terjadi.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pembaca dalam hal miskonsepsi sehingga miskonsepsi dapat lebih terminimalisir.

c. Penelitian ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk penelitian yang berhubungan dengan miskonsepsi baik oleh peneliti sendiri ataupun peneliti lain.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini adalah: a. Bagi Siswa

(7)

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk memperbaiki kesalahan konsep yang terjadi selama ini, menambah pengetahuan guru mengenai konsep-konsep yang benar, serta meningkatkan pemahaman guru mengenai materi Matematika di SD sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan seiring perkembangan dunia pendidikan dan dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pembelajaran Matematika di SD.

d. Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

bangkan kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya, keagaman dan ideologi. Masyarakat Baduy, menurut Suhada lebih tepat dikatakan sebagai masyarakat yang mengasingkan

Dalam konsideran menimbang , dapat dipahami bahwa hukum adat Dapek Salah seyogyanya merupakan hukum adat yang memang ada, lahir tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Kota

5 Menerima berkas perkara dari Panitera untuk dicatat tanggal penetapan PMH pada buku induk register, mencatat susunan Majelis Hakim (termasuk nama PP) , mencatat tanggal PHS

Table Basic unit of storage; composed of rows View Logically represents subsets of data from.. one or

You can remove existing rows from a table by using the You can remove existing rows from a table by using the.

• 1960-an , definisi utama tentang kepemimpinan sebagai perilaku yang memengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan bersama, telah digarisbawahi oleh Seeman (1960)

Penelitian ini mengungkap representasi dua tokoh penting dalam kasus korupsi Hambalang di Harian Umum Pikiran Rakyat, yakni Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang

Issac (dalam Maddux dkk., 1970: 151-155) menyebutkan beberapa perubahan yang terjadi dalam proses ekranisasi sebuah teks karya sastra, antara lain perubahan terhadap