• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Doni Cahyono BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Doni Cahyono BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan

fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi

tidak hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas yaitu

menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

remaja yaitu termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami

menstruasi/menarche (Widyastuti, 2009). Sebagian perempuan mengalami

menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang menstruasi

disertai keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa

dismenore. Dismenore adalah nyeri selama haid yang dirasakan di perut

bawah atau di pinggang, bersifat seperti mulas-mulas, seperti ngilu dan seperti

ditusuk-tusuk (Prawirohardjo, 2008). Kesehatan reproduksi menurut WHO

(World Health Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial

yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek

yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya

(2)

Pengetahuan dan sikap kesehatan reproduksi remaja relatif masih

rendah terutama pada pengetahuan mengenai organ reproduksi menyangkut

bentuk dan fungsinya serta cara perawatannya (Devy, 2001). Menurut hasil

survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah

tahun 2010 di Semarang tentang pengetahuan kesehatan reproduksi

menunjukkan 43,22% pengetahuannya rendah, 37,28% pengetahuan cukup,

sedangkan 19,50% pengetahuannya memadai. Hasil Survei Kesehatan

Reproduksi Remaja (SKRRI) tahun 2007 mengenai pengetahuan tentang

tanda akil balik pada laki-laki adalah suara menjadi besar masing-masing 55

% dari remaja wanita dan 35% dari remaja pria, tumbuh rambut diwajah,

sekitar alat kelamin, ketiak, dada dan kaki masing-masing 32% untuk remaja

wanita dan 37% untuk remaja pria. Pengetahuan tentang akil balik pada

wanita tertinggi pada mulai menstruasi sebesar 74,9%, payudara membesar

36,9% dan timbul jerawat 13,2%, dan terendah menonjolkan jati diri 0,8%,

gairah seks meningkat 2,3%, tertarik lawan jenis 6,4% (BKKBN, 2007).

Permasalahan dalam kesehatan reproduksi remaja yaitu termasuk pada

saat pertama anak perempuan mengalami menstruasi/menarche (Widyastuti,

2009). Masalah yang sering timbul dan yang paling banyak dialami wanita

adalah gangguan nyeri haid atau dismenore (Badziat, 2003). Masalah ini

umumnya disebabkan karena kurang atau salahnya informasi mengenai

peristiwa tersebut. Berdasarkan dari hasil penelitian SitiPurwani, Herniyatun

(3)

pada remaja putri di SMAN 1 Petanahan, 82,08% pengetahuannya kurang.

Munawaroh dan Hidayat (2009) menunjukan bahwa tingkat pengetahuan

tentang dismenore pada siswi kelas X di SMK Yapemda I Sleman Yogyakarta

tahun 2009 yaitu dari 62 siswi 83,9% diantaranya berpengetahuan cukup.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 Oktober

2013, dari hasil wawancara dengan 10 siswi SMP Negeri 2 Nusawungu, ada 7

siswi yang belum mengetahui tentang dismenore dan 3 siswi lainya sudah

mengetahui apa itu dismenore. Mereka juga mengatakan aktivitasnya

terganggu dengan nyeri yang timbul dan mereka sering kali ijin untuk tidak

mengikuti pelajaran dan dirawat di UKS (Unit Kesehatan Siswa). Sebaliknya

ada juga yang tetap memaksakan diri untuk mengikuti proses pelajaran, akan

tetapi mereka tidak dapat berkonsentrasi secara penuh karena nyeri yang

dirasakannya itu. Menurut guru BP setiap harinya ada siswi yang ijin tidak

mengikuti pelajaran dan beristirahat di UKS karena sakit.Selain itu para siswi

juga mengalami kesulitan mendapatkan informasi, karena jauh dari sumber

informasi yang mendukung seperti toko buku disamping itu perpustakaan juga

belum menyediakan buku-buku tentang kesehatan reproduksi khususnya

tentang penanganan dismenore. Berdasarkan informasi dari salah satu guru,

pembelajaran mengenai kesehatan reproduksi sudah ada, tetapi hanya sebatas

pembelajaran tentang organ-organ reproduksi dan siklus menstruasi itupun

masuk dalam pelajaran biologi. Pembelajaran khusus mengenai kesehatan

(4)

Masalah kurang pengetahuan ini disebabkan karena sebagian

masyarakat mempunyai pemikiran yang salah tentang permasalahan ini,

mereka beranggapan bahwa nyeri dapat hilang dengan sendirinya apabila

wanita sudah menikah, sehingga mereka membiarkan gangguan tersebut tanpa

melakukan penanganan yang tepat (Admin, 2005). Hal ini juga disebabkan

karena kurang pengetahuan para remaja tentang upaya pencegahan dan

penanganan dalam mengatasi dismenore (Wiknjosastro, 2007). Seorang

wanita yang berpengetahuan kurang tentang upaya penanganan dismenore

akan mudah terkena dibandingkan dengan wanita yang sudah mendapatkan

penerangan atau informasi dengan baik tentang cara penanganan dismenore.

Oleh karena itu pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik,

kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk

memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya

(Widiastuti, 2009).

Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam

menghadapi suatu permasalahan, karena pengetahuan merupakan salah satu

komponen faktor presdiposisi yang penting. Pengetahuan merupakan hasil

“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

(5)

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan adalah umur, tingkat pendidikan, sumber informasi,

keyakinan, penghasilan, sosial budaya dan pengalaman. Peningkatan

pengetahuan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sikap dan perilaku.

Hasil survei yang dilakukan WHO di beberapa negara memperlihatkan,

adanya informasi yang baik dan benar, dapat menurunkan permasalahan

kesehatan reproduksi pada remaja.

Salah satu cara atau strategi untuk meningkatkan pengetahuan adalah

dengan berbagai pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan (promosi

kesehatan) untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara penanganan

dismenore pada siswi dapat dilakukan melalui media pendidikan kesehatan

berupa media cetak dalam bentuk buku saku dismenore. Pendidikan kesehatan

menggunakan buku saku dismenore tersebut ditujukan agar remaja (siswi)

mengetahui apa itu dismenore, penyebab dismenore dan bagaimana cara

penanganan dismenore agar remaja (siswi) tidak merasa bingung dan

terganggu dengan nyeri yang dirasakanya. Dengan memberikan pengetahuan

pada remaja mengenai kesehatan reproduksi, dalam hal ini pengetahuan

tentang dismenore, diharapkan akan tumbuh keadaan yang kondusif dalam

peningkatan pengetahuan pada remaja. (Widiastuti, 2009).

Berdasarkan penelitian Heriani T dan Irdawati (2010) pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore,

(6)

MTS As-Safi’iyah Kayen Pati sesudah pemberian pendidikan kesehatan

tentang dismonere pada kelompok dengan pendidikan kesehatan

menggunakan media leaflet sebagian besar baik dan pada kelompok dengan

pendidikan kesehatan tanpa menggunakan leaflet rata-rata cukup dan baik.

Berdasarkan penelitian Prayitno dkk (2012) tentang efektifitas pemberian

buku saku diare, menunjukan ada perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan

sesudah di beri buku saku diare.

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka peneliti ingin mengetahui

“Efektifitas Pemberian Buku Saku Dismenore Terhadap Pengetahuan Tentang

Cara Penanganan Dismenore Pada Siswi Kelas VIII SMP Negeri 2

Nusawungu”.

B. Perumusan Masalah

Dismenore merupakan nyeri perut bagian bawah yang terkadang rasa

nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha

(Badziad, 2003). Dismenore merupakan gejala dari menstruasi yang akan

sangat mengganggu si penderita.

Dismenore menyebabkan nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi

dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami

menstruasi pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun

pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi

(7)

Permasalah ini dapat dikurangi dengan diadakannya penjelasan dan

diskusi mengenai informasi dismenore, penanggulangan yang tepat serta

pencegahan agar dismenore tidak mengarah pada tingkat yang sedang bahkan

ke tingkat berat. Menurut Wiknjosastro (2007) masalah dismenore disebabkan

karena kurangnya pengetahuan para remaja tentang pencegahan dan

penanganan dalam mengatasi dismenore.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti ingin

mengetahui “Efektifitas Pemberian Buku Saku Dismenore Terhadap

Pengetahuan Tentang Cara Penanganan Dismenore Pada Siswi kelas VIII

SMP Negeri 2 Nusawungu”

C. Tujuan Penalitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas pemberian buku saku dismenore terhadap

pengetahuan tentang cara penanganan dismenore pada siswi kelas VIII

SMP Negeri 2 Nusawungu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan tentang cara penanganan

dismenore pada siswi kelas VIII SMP Negeri 2 Nusawungu sebelum

(8)

c. Untuk menganalisis efektifitas pemberian buku saku terhadap

peningkatan pengetahuan tentang cara penanganan dismenore siswi

kelas VIII SMP Negeri 2 Nusawungu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman pelaksanaan penelitian

serta menambah pengetahuan tentang penelitian yang berkaitan dengan

kejadian dismenore.

2. Bagi Responden

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden

sebagai informasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi dalam hal ini

mengenai gambaran tentang dismenore dalam upaya peningkatan

kesehatan reproduksi remaja.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan masukan untuk perkembangan ilmu keperawatan

khususnya bidang keperawatan maternitas yang berkaitan dengan

dismenore dan untuk memajukan riset keperawatan yang merupakan dasar

(9)

E. Penelitian Terkait

a. Paramita (2010), dengan judul hubungan tingkat pengetahuan tentang

dismenore dengan perilaku penanganan dismenore pada siswi SMK

YPKK 1 Sleman Yogyakarta tahun 2010 merupakan metode penelitian

survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional dan

mengunakan teknik sampel purposive sampling. Perbedaan penelitian

yang dilakukan peneliti saat ini adalah penelitian ini merupakan

penelitian quasi experiment yaitu penelitian yang menggunkan rancangan

non equivalent control groupdesign.

b. Siti Purwani, Herniyatun Isma Yuniar (2010), penelitian dengan judul

hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan Sikap

penanganan dismenore pada remaja putri kelas X di SMAN 1 Petanahan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode non experimental

desain dengan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa 82,08 % dengan pengetahuan yang kurang tentang

dismenore dan sikap penangananya. Persamaan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti saat ini adalah pada variable terikatnya yaitu tantang

pengetauan siswi. Sedangkan perbedaanya terletak pada variable bebas

dan desain penelitian.

c. Khasanah (2011) dengan judul “Pengaruh pemberian booklet penyakit

TBC terhadap tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang resiko

(10)

Umum Banyumas”. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualtatif

dengan rancangan pre experiment one group teknik purposive sampling

judgmental sampling. Hasil penelitian terdapat perbedaan tingkat

pengetahuan pasien dan keluarga sebelum dan sesudah diberikan booklet

penyakit TBC. Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah variable

bebasnya media pendidikan kesehatan dan desainya sama namun sasaran

penelitian berbeda. Pada penelitian Khasanah pada TBC sedangkan

penelitian yang akan diteliti tentang dismenore.

d. Prayitno dkk (2012) tentang efektifitas pemberian buku saku diare

terhadap pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare

pada anak di RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga. Dengan hasil

menunjukan ada perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah di beri

buku saku diare. Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah variable

bebasnya media pendidikan kesehatan. Perbedaanya yaitu pada rancangan

dan sasaran penelitian. Rancangan penelitian Prayitno dkk yaitu one

group pre-test dan post-test design, sedangkan dalam penelitian ini adalah

non equivalent control group design. Pada penelitian Prayitno dkk

tentang diare pada anak, sedangkan penelitian yang akan diteliti tentang

Referensi

Dokumen terkait

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/ Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013, seperti tersebut di bawah ini

Penulisan karya ilmiah tertulis (skripsi) yang berjudul “Analisis Nilai Tambah Dan Prospek Agroindustri Suwar-Suwir di Kabupaten Jember“ ini diajukan sebagai salah satu

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

[r]

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Adanya pencahayaan alami ini juga untuk mengurangi penggunaan listrik pada siang hari, sehingga muncul bangunan yang hemat akan kebutuhan listrik.. Citra