Ulul Albab (2)
Oleh Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag.
5. Surat Ali Imran ayat 190-194
إإ
ن
ن
ِيفإ
ق
إ للخخ
ت
إ َاوخمخس
ن لَا
ض
إ
رللل
خ َاوخ
ف
إ لختإخلَاوخ
ل
إ يللنلَا
رإَاهخننلَاوخ
ت
ت َايخلخ
ِيلإولإ
ل
ِ)ب
إ َابخلللل
خ َا
190
ن
خ يذإلنَا(
ن
خ ورلكلذليخ
هخلنلَا
َاممَايخقإ
َادموعلقلوخ
َىلخع
خ وخ
م
ل هإبإونلجل
ن
خ ورلك
ن فختخيخوخ
ِيفإ
ق
إ للخخ
ت
إ َاوخمخس
ن لَا
ض
إ
رللل
خ َاوخ
َانخبنرخ
َامخ
ت
خ قللخخخ
َاذخهخ
لمط
إ َابخ
ك
خ نخَاحخبلس
ل
َانخقإفخ
ب
خ َاذخع
خ
ِ)رإَاننلَا
191
َانخبنرخ(
ك
خ ننإإ
ن
ل مخ
ل
إ خإدلتل
رخَاننلَا
دلقخفخ
هلتخيلزخخلأخ
َامخوخ
ن
خ يمإلإَاظ
ن للإ
ن
ل مإ
َانخبنرخرتَاص
خ نلأ
خ
َانخننإإ
َانخعلمإس
خ
َايمدإَانخمل
ِيدإَانخيل
ن
إ َامخيلل
إ لإ
ن
ل أخ
َاونلمإَاءخ
م
ل ك
ل ببرخبإ
َاننمخَآفخ
َانخبنرخ
رلفإغلَافخ
َانخلخ
َانخبخونلذل
رلفبكخوخ
َاننع
خ
َانختإَائخيبس
خ
َانخفنوختخوخ
عخمخ
ِ)رإَارخبللل
خ َا
193
َانخبنرخ(
َانختإَاءخوخ
َامخ
َانختخدلعخوخ
َىلخع
خ
ك
خ لإس
ل رل
لخوخ
َانخزإخلتل
مخوليخ
ةإمخَايخقإللَا
ك
خ ننإإ
لخ
ف
ل لإخ
ل تل
دخَاعخيمإللَا
ِ)
194
(
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa
sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu):
"Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami
ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan
kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan
rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.
Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." (Q.S. Ali Imran 3:190-194)
Kelompok ayat-ayat inilah yang paling banyak menjelaskan ciri-ciri ulul
albab dibandingkan dengan ayat-ayat lain, dan ayat-ayat ini pulalah yang paling
sering dikutip oleh para penulis dan penceramah tatkala menjelaskan tentang siapa
ulul albab menurut Al-Qur’an Al-Karim.
Dari penjelasan panjang lebar tentang ulul albab pada ayat-ayat yang dikutip
di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa sifat ulul albab sebagai berikut:
a. Dapat melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT pada penciptaan langit dan
bumi serta pergantian siang dan malam (
ض
إ
رللل
خ َاوخ
ت
إ َاوخمخس
ن لَا
ق
إ للخخ
ِيفإ
ن
ن
إإف
إ لختإخلَاوخ
ل
إ يللنلَا
رإَاهخننلَاوخ
ت
ت َايخلخ
ِيلإولإ
ل
ب
إ َابخلللل
خ َا
).Langit dan bumi tidaklah tercipta demikian saja secara kebetulan, tetapi
diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna dan indah. Allah pula lah yang
mengatur planet dan bintang-bintang yang ada di jagad raya. Salah satu
fenomena alam raya yang secara rutin dialami oleh manusia adalah siang dan
peristiwa alam biasa, tetapi merupakan peristiwa yang menunjukkan kekuasaan
Allah SWT.
b. Senantiasa berzikir kepada Allah SWT di mana saja berada dan situasi
kondisi bagaimana pun (
َىلخع
خ وخ
َادموعلقلوخ
َاممَايخقإ
هخلنلَا
ن
خ ورلكلذليخ
ن
خ يذإلنَا
م
ل هإبإونلجل
).Ulul albab akan selalu ingat kepada Allah SWT, baik waktu berdiri, duduk
maupun waktu berbaring. Semua yang dilakukan, termasuk aktivitas ilmiah,
adalah perwujudan dari zikirnya kepada Allah SWT. Ulul albab akan selalu
berzikir kepada Allah, baik dengan hati, lisan dan tentu saja dengan amal
perbuatannya. Dengan demikian mereka tidak akan sombong dan lupa diri
dengan kelebihan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
c. Tiada henti-hentinya mengembangkan ilmu, meningkatkan kualitas ilmu dan
metodologi ilmu pengetahuan (
ت
إ َاوخمخس
ن لَا
ق
إ للخخ
ِيفإ
ن
خ ورلك
ن فختخيخوخ
ض
إ
رللل
خ َاوخ
).Ulul albab selalu memikirkan dan merenungkan penciptaan langit dan bumi,
karena dari mengamati, mempelajari dan meneliti sifat-sifat alam yang
ditetapkan oleh Allah SWT, dapat dirumuskan teori, hukum dan pada akhirnya
melahirkan bermacam disiplin ilmu pengetahuan. Bukankah di samping
melalui wahyu, Allah SWT menurunkan ilmunya kepada umat manusia melalui
d. Selalu memohon dan memanfaatkan potensi dan kesempatan yang disediakan
oleh Allah SWT (
لمط
إ َابخ
َاذخهخ
ت
خ قللخخخ
َامخ
َانخبنرخ
)Ulul albab menyadari sepenuhnya bahwa apapun yang diciptakan oleh Allah
SWT berguna dan bermanfaat untuk umat manusia. Tidak ada satupun yang
diciptakan dengan sia-sia. Oleh sebab itu ulul albab harus dapat mengerahkan
segenap potensi yang dimilikinya untuk memahami dan memecahkan rahasia
penciptaan Allah atas segala sesuatu dan berusaha pula secara maksimal untuk
menjadikan semua ciptaan Allah bermanfaat untuk hidup dan kehidupan, baik
di dunia, apalagi di akhirat.
e. Mengakui kekuasaan Allah SWT ((
ك
خ نخَاحخبلس
ل
Dalam mengkaji dan merenungkan alam semesta ciptaan Allah SWT, ulul
albab sampai kepada sebuah kesimpulan, betapa hebat dan indahnya ciptaan
Allah SWT. Pengakuan akan kekuasaan Allah itu dapat menghilangkan segala
keangkuhan diri dan kesombongan ilmu pengetahuan. Manusia, betapapun luas
dalamnya ilmu yang dimiliki tidaklah ada artinya sama sekali dibandingkan
dengan keluasan ilmu Allah SWT Yang Maha segala-galanya. Jangankan
untuk mencipta seperti Allah, untuk memahmi ciptaan Allah saja kemampuan
manusia sangat terbatas. Di situlah ulul albab mengucapkan, Maha Suci
Engkau ya Allah.
f. Cenderung menjauhkan prilaku menyimpang dan kembali pada prilaku yang
َانخبنرخ
ك
خ ننإإ
ن
ل مخ
ل
إ خإدلتل
رخَاننلَا
دلقخفخ
هلتخيلزخخلأخ
َامخوخ
ن
خ يمإلإَاظ
ن للإ
ن
ل مإ
رتَاص
خ نلأ
خ
))Jika ulul albab, dengan kelebihan ilmu yang dikaruniakan Allah kepada mereka,
tidak sampai kepada titik pengakuan dan pengagungan kemahakuasaan Allah
SWT, bahkan justru sebaliknya, dengan ilmu pengetahuannya mereka
mengingkari dan kufur kepada Allah SWT, bahkan menepuk dada membanggakan
ilmu pengetahuannya dengan sombong, maka para cendekiawan seperti itu pantas
mendapatkan siksaan dalam api neraka kelak. Oleh sebab itulah, ulul albab
senantiasa memohon kepada Allah jangan sampai menjadi cendekiaan yang
sombong dan kufur kepada Allah. Ulul albab selalu bermohon kepada Allah SWT
supaya dijauhkan dari siksaan api neraka.
g. Beriman dengan teguh dan senantiasa memperbaiki kualitas keimanannya
(
َاننمخَآفخ
م
ل ك
ل ببرخبإ
َاونلمإَاءخ
ن
ل أخ
ن
إ َامخيلل
إ لإ
ِيدإَانخيل
َايمدإَانخمل
َانخعلمإس
خ
َانخننإإ
َانخبنرخ
)Ulul albab sadar sepenuhnya bahwa iman itu bergerak naik turun secara
fluktuatif. Iman akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan
kemaksiatan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas iman adalah
mempelajari dengan sungguh-sungguh dan mendalami ajaran-ajaran Allah
SWT, baik yang diwahyukan melalui Rasul-Nya maupun yang diciptakan
dalam alam semesta yang sangat luas. Ulul albab mengharapkan dengan
bertambahnya ilmu pengetahuan, bertambah pulalah amal saleh sehingga pada
pengetahuan yang didapat justru membuat iman berkurang, bahkan
menjauhkan diri mereka dari Allah SWT.
h. Senantiasa menyadari kekhilafan dan meneguhkembangkan kepribadian
dalam mengembangkan kemampuan diri (
َاننع
خ
رلفبكخوخ
َانخبخونلذل
َانخلخ
رلفإغلَافخ
َانخبنرخ
َانختإَائخيبس
خ
)Ulul albab menyadari sepenuhnya bahwa manusia tidak luput dari sifat lupa,
alpa, dan kadangkala tidak dapat mengendalikan nafsunya, sehingga keluar
dari rel yang telah digariskan oleh Allah SWT. Tetapi sebaik-baik orang yang
bersalah, adalah yang segera menyadari kesalahannya dan bertekad untuk tidak
mengulangi lagi kesalahan tersebut pada masa-masa yang akan datang.
i. Senantiasa ikhlas, dan siap luluh berkorban mempersembahkan bakti pada
Allah membela kebenaran dan keadilan (
رإَارخبللل
خ َا
عخمخ
َانخفنوختخوخ
)Ulul albab menyadari sepenuhnya bahwa tujuan dari kehidupan di atas
permukaan bumi ini adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah dalam arti
yang seluas-luasnya, termasuk membela kebenaran dan menegakkan keadilan.
Dalam berbuat kebajikan itu ulul albab menyadari bahwa dia tidak dapat
melakukan sendiri, harus bersama-sama dalam jamaah, tolong menolong, bahu
membahu dengan para pejuang kebenaran. Ulul albab rela memperjuangkan
kebenaran sampai titik darah penghabisan.
Ulul albab selalu berorientasi ke masa depan, yaitu masa depan yang paling
jauh, bukan hanya di dunia, tetapi lebih-lebih lagi masa depan di Akhirat nanti.
Kehidupan di dunia ini hanya sementara dan berlangsung sangat pendek, yang
abadi dan tidak terbatas adalah kehidupan di Akhirat nanti. Oleh sebab itu
apapun yang dilakukan oleh ulul albab di dunia ini selalu berorientasi untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan di Akhirat nanti.
6. Surat Al-Maidah ayat 100
ل
ل قل
لخ
ِيوإتخس
ل يخ
ث
ل يبإخخللَا
ب
ل يبط
ن لَاوخ
وللخوخ
ك
خ بخجخعلأخ
ةلرخثلكخ
ث
إ يبإخخللَا
َاوقلتنَافخ
هخلنلَا
ِيلإوألَايخ
ب
إ َابخلللل
خ َا
م
ل ك
ل لنعخلخ
ن
خ وح
ل لإفلتل
“Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai
orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. Al-Maidah 5:100)
Ulul albab mampu memisahkan yang jelak dari yang baik, kemudian ia pilih
yang baik, walaupun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan itu. Ia tetap
konsisten mempertahankannnnya sekalipun harus berhadapan dengan para
pendukung keburukan yang jumlahnya sangat banyak.
---Sumber
: