• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUNGAN SYARIAH (KJKS) MANFAAT SEBAGAI SOCIAL ENTREPRISE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUNGAN SYARIAH (KJKS) MANFAAT SEBAGAI SOCIAL ENTREPRISE."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM KERJA KOPERASI JASA

KEUANGAN SYARIAH MANFAAT (KJKS) SEBAGAI SOCIAL

ENTREPRISE

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos) dalam Bidang Managemen Dakwah

Oleh:

MUHAMMAD ANANG HIDAYAT

NIM. B04212036

PROGRAM STUDI MANAGEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Muhammad Anang Hidayat, 2012, Strategi Pengembangan Progam Kerja Koperasi Jasa

Keuangan Syariah (KJKS) Manfaat Sebagai Social Entreprise, Skripsi Program Studi

Managemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Kata Kunci: program kerja, Koperasi Syariah, Social Entreprise, strategi pengemabangan program kerja,

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini hanyalah satu yakni bagaimana Strategi Pengembangan Progam Kerja koperasi jasa keuangan syariah manfaat sebagai social

entreprise. Namun dari satu rumusan masalah tersebut terdapat sebuah sub pembahasan

didalamnya, antara lain pembahasan mengenai strategi pengembangan program kerja KJKS Manfaat dalam bentuk program yaitu program bisnis dan program sosial dalam upaya menganalisi sebagai social entreprise..

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada program kerja koperasi jasa keuangan syariah manfaat sebagai

social entreprise yaitu strategi program kerja dalam bentuk program dan sasaran serta target

dari visi dan misi KJKS Manfaat.

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Kebutuhan akan kegiatan kewirausahaan sosial diawali dari adanya fenomena sosial berupa problematika sosial yang sulit untuk diurai bahkan oleh pemerintah sekalipun. Motivasi untuk mendapatkan lingkungan yang kondusif dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi melalui usaha-usaha individu masyarakat. Namun demikian, tidak seluruh elemen sosial memiliki keberdayaan untuk keluar dari kesulitannya secara personal sehingga memerlukan pendampingan melalui usaha-usaha sosial. Usaha-usaha sosial merupakan jembatan menuju kebijakan publik, pasar, dan masyarakat luas melalui penciptaan nilai baru, memainkan peran penting dalam pembangunan daerah, dan menciptakan mekanisme.

(12)

koperasi. Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu tidak heran kalau koperasi sering kali diistilahkan sebagai soko guru perekonomian yang bermakna sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian. Dewasa ini koperasi tumbuh dan berkembang di seluruh pelosok Indonesia, bergerak dibidang usaha menurut jenisnya masing-masing. Sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti koperasi bagi masyarakat terutama masyarakat kecil yang bertumbuh secara bersama perkembangan ilmu teknologi dan perekonomian bangsa Indonesia, tetapi tidak semua masyarakat Indonesia bernasib baik untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut dan dikoperasilah mereka, masyarakat kecil bergantung berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dijelaskan bahwa koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

(13)

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Visi yang jelas dalam suatu perusahaan sangat menentukan segmentasi pemasaran produk. Visi adalah sesuatu yang diharapkan untuk masa depan.2 Dengan adanya visi yang jelas akan melahirkan suatu fondasi keyakinan sehingga semua orang akan bekerja keras dan tekun, berusaha dan berjuang untuk berproses menuju masa depan yang diyakini bersama. Oleh karena itu penting bagi seorang pengusaha untuk merancang visi bersama dalam karyawannya untuk mencapai kemajuan usaha. Sebab visi merupakan gambaran yang jelas mengenai masa depan yang di inginkan. Dengan adanya kesamaan visi bisa dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan-keputusan ataupun tindakan guna meningkatkan kinerja dilingkungan bisnis. Selain visi yang sudah dijelaskan, misi yang tepat juga menjadi partner visi dalam mencapai gol yang telah disinergikan secara bersama. Sedangkan misi adalah

1

Al-Quran, Al-Maidah: 2

2

(14)

serangkaian langkah-langkah atau konsep yang terfokus atau suatu dasar pemikiran yang menciptakan nilai-nilai tujuan nyata yang melandasi bisnis yang sedang dikelola oleh pemilik perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek.3

Oleh karena itu harus ada penetapan nilai-nilai organisasi perusahaan yang dikelola yang kemudian dipegang teguh oleh semua karyawan. Dengan menyatukan visi dan misi dalam pedoman bisnis, akan memudahkan pemilik perusahaan memegang kendali bisnis dalam meraih sukses, dan agar tidak kehilangan arah dalam mencapai tujuan bisnis yang menjadi harapan perusahaan.

Penulis melihat strategi sebagai sosial entreprise, serta mempunyai tujuan yang mulia. Visi dan misi koperasi menurut Hatta koperasi lebih sederhana tetapi jelas, padat, dan ada suatu visi dan misi yang di kandung koperasi.4

Di sisi lain koperasi syariah sudah mulai muncul di berbagai pelosok Indonesia yang mempunyai tujuam sebagai pengerak pembangunan ekonomi di skala usaha kecil atau usaha mikro. Yang dulunya sebagai Baitul Mall wat Tamwil (BMT) hanya sebatas tabungan masyarakat kecil yang berprinsip sesuai ajaran Islam, dan di samping itu juga sebagai cara dakwah melalui akad yang jelas dan sesuai syariat Islam.

Hingga saat ini, perkembangan KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) di Indonesia begitu pesat yang ditandai dengan banyaknya

3

(15)

keberadaan KJKS di beberapa wilayah baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Awal mula adanya KJKS sendiri tidak lepas dari perkembangan terciptanya perbankan Syariah di negara ini, yaitu pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam telah dimulai. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah Karnaen A. Perwata Atmadja, M. Dawam Rahardjo,A.M. Saefuddin, M. Amien Azis, dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Di antaranya adalah Baitut Tamwil-Salman, Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni koperasi Ridho Gusti. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus dimulai sejak tahun 1990, dimulai dari adanya lokakarya bunga bank dan perbankan yang diselenggarakan pada tanggal 18-20 Agustus 1990 oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).5

Di sisi lain Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Manfaat merupakan sebuah lembaga koperasi yang berasaskan pada agama Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah oleh sebab itu koperasi manfaat syariah ini menjalankan program dan kegiatannya menurut ajaran agama Islam. Koperasi ini bergerak dalam bidang jasa keungan syariah yang berbentuk pada membantu usaha mikro maupun usaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Dalam penelitian ini koperasi sebagai pembantu jasa pengelolahan keuangan sesuai hukum agama Islam dan UUD 1945, di dalam bisnis jasa koperasi yang di tawarkan oleh KJKS

(16)

Manfaat ingin membantu perekonomian di dalam negara Indonesia melalui koperasi syariah. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah memberikan pengertian bahwa Koperasi Simpan Pinjam Syariah atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).6

Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan, KJKS Manfaat ini melakukan usaha koperasi jasa keuangan syariah. Dan di jelaskan dalam Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Manfaat yang sebagai mana terdapat dalam Lembaga tersebut yaitu :

Dengan Visi “Memberikan Manfaat Dan Kesejahteraan Kepada Anggota, Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Stakeholder

Dan Misi:

1. Mengembangkan lembaga keuangan Islam yang kuat, terpercaya dan memiliki jaringan yang luas.

2. Memiliki sumber daya insani (SDM) yang professional, cerdas, inovatif dan bertaqwa.

3. Memberikan kepercayaan kepada mitra kerja dalam bekerja dan perasaan aman bagi semua kalangan yang menikmati jasa lembaga ini.

6

Sugianto, Denyut Koperasi Syariah, diaksses 25 November 2016(12.30) dari

(17)

4. Berkomitmen tinggi menjadikan lembaga keuangan yang murni sesuai syariah dan berorientasi kepada usaha mikro dan kecil.

Dengan Motto : Bermanfaat Untuk Semua

Bermanfaat Untuk Semua adalah motto dari koperasi jasa keuangan syariah manfaat di mana filosofi motto ini sangat berguna dalam suatu usaha dan sosial, untuk menjadikan koperasi yang berbasis syariah ini bisa tetap eksis dalam bidang jasa dan mampu menjalankan visi dan misi koperasi.

KJKS Manfaat telah memberikan multimanfaat khususnya kepada masyarakat dalam pencapian usaha dan sosial yang sudah menjadi kemuliaan dan senantiasa para karyawan dan pendiri KJKS Manfaat di berikan kesehatan sehingga mampu untuk menjalankan bisnis sosial. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis akan memfokuskan penelitian pada Lembaga Koperasi Jasa Keuangan Syariah Manfaat pada program kegiatan lembaga usaha dan sosial, yang akan penulis teliti di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Manfaat ini adalah “Strategi Pengembangan Program Kerja KJKS Manfaat Syariah sebagai Sosial Enterprise” yaitu usaha yang diikuti dengan kepedulian sosial dan dakwah sehingga koperasi ini nantinya sebagai pelopor berwirausaha sosial atau Sosial

Entreprise sebagai contoh untuk masyarakat bahwasannya usaha akan

(18)

konsep social entreprise, yang melihat dari visi dan misi serta tujuan strategi dan kebijakan koperasi ini. Di dalam program kerja yang di lakukan serta pengembalian program kerja sesuai dengan visi dan misi KJKS yang nantinya akan menjadi program unggulam KJKS Manfaat.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Strategi Pengembangan Program Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah Manfaat yang berbentuk usaha dan sosial sebagai

social entreprise ?

C. Tujuan Penelitian

Memberikan pengaruh lembaga usaha bisnis dan sosial agar bisa menjadi usaha yang tidak hanya profit saja melainkan untuk kepedulian sosial, dan pandangan teori sosial entreprise, dan bisa sesuai dengan UUD koperasi yang sebagai penggerak ekonomi rakyat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(19)

2. Manfaat Praktis .

a) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah wawasan bagi pembaca baik dari kalangan akademis maupun masyarakat umum mengenai implementasi program kerja yang berbentuk usaha dan sosial.

b) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada setiap perusahaan baik sebagai pembuat dan pelaksana strategi pengembangan program kerja sehingga dapat mencanangkan program-program revitalisasi yang tepat sasaran dan benar-benar bermanfaat sebagai contoh lembaga yang mempunyai kemandirian dalam bidang sosial dengan tujuan menjadikan para lembaga yang berbasis sosial agar mampu menjadikan kemandirian lembaga supaya dapat meningkatkan berdakwah dalam bentuk sosial. Sebagai contoh berdakwah melalui usaha bisnis sosialnya sehingga di harapkan mampu melaksanakan tugas dalam agama, dan menjadi lembaga usaha yang tidak hanya profit saja namun masih menyisihkan hasil dari kegiatan bisnis untuk melakukan dakwah sosialnya.

E. Definisi Konsep

(20)

perushanaan (peluang, kelemahan, kekuatan, dan ancaman) pada situasi sekarang.7

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik.8

Definisi koperasi menurut Munker adalah koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan “urus niaga” secara kumpulan, berasakan tolong menolong . aktivitas dalam urusan niaga semata-mata bertujuan urusan ekonomi.9 Sedangkan menurut bung Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong di dorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “semua buat seorang dan seorang buat semua”.10

Kewirausahaan Sosial atau Sosial Enterpreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Orang yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial disebut Sosial Entrepreneur. Santosa mendefinisikan

7

J.david dan Thomas L. Wheelen, 2012, Managemen strategis, yogyakarta, Penerbit Andi, hal. 192

8

Alasyah Peupesy, 20 , I ple e tasi Progra Kerja Bida g Propa Polda Metro Jaya dala

ewujudka Profesio alitas Perso al , tesis (online), diakses pada 26 januari 2017 dari http ;//www.lib.ui.ac.id

9

Arifin Setio dan Halomoan Tamba, 2001, Koperasi Teori dan Praktek, Eirlangga, Jakarta, Hlm 18.

10

(21)

Sosial enterpreneur sebagai seseorang yang mengerti permasalahan sosial

dan menggunakan kemampuan kewirausahaanuntuk melakukan perubahan sosial (sosial change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (education andhealth care). Kewirausahaan sosial, ada juga yang mengatakan dengan istilah sosial business adalah suatu aktivitas yang tujuan utamanya untuk sosial, yang dikelola dengan pendekatan bisnis.11

Sosial entreprise ialah kewirausahaan berbasis sosial. Seseorang

yang berjiwa entrepreneur atau organisasi yang berjiwa entrepreneur mampu menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya agar dapat berdaya saing. Kewirausahaan sosial adalah kewirausahaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat bukan sekadar memaksimalkan keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial dapat disebut organisasi bisnis yang bertujuan sosial.12

Perbedaan mendasar antara sosial entreprise dengan

entrepreneurship adalah pada lembaga yang berbentuk usaha sosial.

Sosial entreprise ini menjadi sangat penting mengingat keuntungan yang

diperoleh bukan hanya untuk kepentingan lembaga saja tetapi lebih ditujukan untuk kemakmuran masyarakat dan kemandirian lembaga untuk berupaya bisnis untuk sebagian keuntungannya untuk sosial.

11

Dedi Ria to Rahadi da Za ial, 2006, Implementasi Konsep Kewirausahaan sosial Sebagai Model Pembelajaran di Perguruan Tinggi , Dalam Jurnal Zainal Dikti Vol. 9 No. 2

12

(22)

F. Sistematika Pembahasan

Untuk menghasilkan suatu tulisan yang teratur dan terarah, peneliti menguraikan penelitian ini dalam lima bab sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, metodologi penelitian, kajian pustaka, sistematika penulisan. Bab II : Kerangka Teoritik, Bab ini membahas landasan teori dan dasar kajian untuk menjawab permasalahan yang ada pada penelitian ini. Dalam bab ini, dibahas teori-teori yang menjadi dasar pedoman tema penelitian, mengangkat teori tentang program kerja suatu perusahaan, serta sosial enterprise. Hal ini merupakan studi literatur dari berbagai referensi.

Bab III : Metode Penelitian, Bab ini memuat deskripsi data yang berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif, meliputi gambaran mengenai KJKS Manfaat secara umum, sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk.

Bab IV : Penyajian Dan Analisis Data, Bab ini berisi hasil penelitian mengenai Implementasi Program Kerja KJKS Manfaat.

(23)

Judul Objek Penelitian Hasil

(24)

menghasilkan nilai yang cukup tinggi dengan kata lain mahasiswa sudah memahami pentingnya kedisiplinan baik dalam hal ketepatan waktu untuk mengikuti perkuliahan, menyerahkan tugas yang diberikan dosen serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Nilai karakter kejujuran masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal menuliskan sumber referensi yang benar ketika membuat karya tulis dan menulis tandatangan palsu dalam daftar hadir (presensi) atau format yang lain. Nilai hormat dan peduli sudah baik yang tercermin pada kebiasaan untuk bersikap sopan dan santun kepada teman, dosen, karyawan dan pimpinan fakultas.

2. Peran Yayasan Kreatifitas Unit

Yayasan Kreatif Unit Usaha

(25)

sosial, terbukti dengan terserapnya tenaga kerja di berbagai UKM, data di berbagai UKM tersebut meningkatnya angkatan kerja di desa Tegal Waru tersebut mencapai 40.2% pada tahun 2013 dan ada peningkatan pada 43,3% sehingga ada peningkatan 3%. Yayasan KUNTUM Indonesia membantu UKM yang ada di desa itu melalui inovasi dengan cara mengangkat ekonomi kreatif warga Tegal Waru salah satunya dengan melakukan pelatihan kepada warga untuk belajar membuat usaha seperti nata de coco, ayaman dan sebagainya yang untuk industri ruamahan. 3. Baitul Maal

Wattamwil (BMT) sebagai corporate

(26)

social

entrepreneurship

(Hendro Wibowo, 2012)

(27)

corporate yang menghimpun dalam bentuk komoditas, maka penyaluran dana juga dalam bentuk komoditas, seperti; penghimpunan yang diperoleh dari bahan anorganik (plastik, kertas dan logam atau kaca), maka penyalurannya ditujukan oleh masyarakat miskin yang mempunyai usaha daur ulang dalam bentuk home industry, sehingga bentuk penyaluran dana bisa berbentuk jual beli (bai’) dan juga dalam bentuk bagi hasil (mudharabah atau musyarakah).

(28)

Indonesia Dalam Mengarungi Pengangguran Melalui Praktek Kewirausahaan Sosial di Desa Tegal Waru, Ciampean-Bogor. Disusun oleh Bryan Wicaksono program kesejahteraan sosial Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Masalah yang di teliti yaitu dalam skripsi ini adalah bagaimana yayasan (KUNTUM) Indonesia berperan dalam mengungurangi pengangguran melalui praktik kewirausahaan social. Skripsi dengan judul “BMT sebagai corporate social entrepreneurship” oleh Hendro Wibowo Program Studi perbankan syariah sekolah tinggi ekonomi islam Depok pada tahun 2012. Penelitian ini fokus memaparkan sumbang saran agar inovasi produk terutama dalam funding (penghimpunan) dapat sedikit demi sedikit dan secara berkelanjutan disempurnakan aplikasinya melalui serangkaian inovasi yang realistis, yang (seharusnya) dapat dikembangkan oleh perbankan syariah maupun BMT di Indonesia di tengah kondisinya sekarang.

(29)

B. KERANGKA TEORITIK

1. Implementasi program kerja

Table 2.2

Gambar 2.1

Sumber : Di olah penulis dalam buku J.david dan Thomas L. Wheelen, 2012, Managemen strategis, yogyakarta, Penerbit Andi, hal. 11

Prosedur

Program usaha Program bisnis

Program kerja

Pengukuran

indikator

Dibandingkan dengan rencana

atau standart program

Evaluasi

Tindak lanjut perumusan strategi

Implementasi strategi

Evaluasi dan pengndalian Visi dan misi

Tujuan

Strategi

(30)

2. Visi

Visi bersal dari bahasa latin yaitu “videree” yang berarti melihat kedepan.1 Visi, dalam KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) dikatakan sebagai kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan yang luas, wawasan seseorang.2 visi merupakan suatu pernyataan komprehensif tentang segala sesuatu yang diharapkan pada masa yang akan datang dan dibuat sebagai pedoman atau arah tujuan jangka panjang. Menurut Dermawan Wibisono pernyataan misi merupakan pesan yang dirancang untuk mencakup harapan dari seluruh pemangku kepentingan atas kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Para eksekutif serta dewan komisaris yang membuat pernyataan misi berusaha menyediakan maksud yang menyatukan perusahaan. Maksud tersebut akan menjadi landasan bagi penetapan tujuan serta pengambilan keputusan strategis.3

Visi adalah sebuah pernyatan yang di buat oleh perusahaan (vision) untuk menjawab pernyataan. Pernayataan visi membuat kearah yang strategis perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang sehingga akan menuntun pengerahan sumber daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan tersebut. Visi yang di buat oleh perusahaan,

1

Senja Nilasari, 2014, Managemen strategi itu gampang, Dunia cerdas;Jakarta timur, Hal 29.

2

Iban Sofyan, S.E., M.M, 2015, Ma aje e “trategi Tek ik pe yusu a serta pe erapa ya u tuk

pe eri tah da usaha , Graha Ilmu, Yogyakarta, Hal 33.

3

(31)

dalam arti arah strategis yang di nyatakan di dalam visi masih dalam lingkup usaha yang di jalankan oleh perusahaan.4

Menurut Peter F. Drucker dalam buku Global Most Admired Companies, fondasi dari kepemimpinan yang efektif pada perusahaan adalah memikirkan visi dan misi organisasi, mendefinisikan dan menegakkan secara jelas dan nyata. Sedangkan menurut Tony Buzana dalam buku The Power of Spiritual Intelegence, Visi di definisikan sebagai kemampuan berfikir atatu merencanakan masa depan dengan bijak dan imajinatif, menggunkan gambaran mental tentang situasi yang dapat dan mungkin terjadi di masa mendatang. Visi perusahaan merupakan keinginan perusahaan yang bersifat ideal yang dirumuskan secara seksama yang menentukan arah atau keadaan masa depan. Dengan demikian visi merupakan titik permulaan dari kenyataan hari esok suatu perusahaan. Visi yang benar merupakan suatu gagasan yang sangat ampuh yang dapat membuat loncatan awal kemasa depan dengan memadukan segala sumber daya untuk mewujudkan visi tersebut.5

Jadi bisa visi merupakan suatu gambaran mental atau gambaran keadaan masa depan organisasi yang di harapkan, realistic, menarik, dapat di percaya, dan mungkin dicapai, suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sekarang, dan juga visi itu sesuatu yang istimewah, mengikat,

4 Ismail sholihin, 2012, Manajemen Strategik, Erlangga, Jakarta, Hlm 21. 5

M. Suyanto, 2007, “TRATEGIC MANAGEMENT Global Most Ad ired Co pa ies Perusahaa pali g

(32)

memotivasi atau mengerakkan semangat, berharga untuk di kejar, memberi harapan, menghidupkan, mengubah tujuan menjadi tindakan, realistis di capai dan dokumentasi hidup yang dapat di modifikasi.6

Jadi kesimpulan pada batasan rumusan masalah yang menjadi acuan implementasi visi dan misi sebagai socioprenuership. Visi sebagai acuan kerja perusahaan dalam mewujudkan harapan, budaya dan motivasi bagi karyawan. Dalam penentuan visi yang baik selalu memberikan hal positif dan spirit bagi konsumen, masyrarakat setempat serta karyawannya. Visi juga harus mengaitkan kepedulian sosial terhadap masyarakat, karyawan serta konsumen. Di dalam penenlitian ini visi sebagai usaha sosial yang baik untuk mengangkat anggota Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Manfaat untuk membetuk karakter sebagai enterprenuership.

3. Misi

Menurut Peter Drucker misi (mission) dari sebuah perusahaan dirumuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang bisnis dan pencapaian bisnis. Misi bagi suatu perusahaan akan mengambarkan bisnis apa dan akan di jalankan oleh perusahaan serta tujuan kualitatif apa yang ingin di capai perusahaan melalui keberadaan di bidang bisnis tertentu.7

Menurut Pearche dan Robinson di dalam buku managemen strategik menyebutkan pernyataan misi yang di buat perusahaan setidak-tidaknya

6

Dr. Ulber Silalahi, MA., 2011, Asas-Asas Ma aje e , Refika Aditama, Bandung, Hlm 159.

7

(33)

mengandung 3 komponen yaitu; sensitivitas terhadap keinginan pelanggan, perhatian terhadap mutu kualitas, dan pernyataan visi perusahaan.8

Menurut David di dalam buku managemen strategik yaitu memperluas komponen misi dengan menyebutkan bahwa terdapat Sembilan karateristik yang harus terangkum dalam proses misi perusahaan, karna misi perusahaan bagian dari proses strategic management yang akan di publikasikan terhadap masyarakat, maka kesembilan komponen ini harus tercover dengan baik yaitu :9

Customers secara eksplesit misi harus menyebutkan siapa yang menjadi pelanggan perusahaan Product or servicesdalam hal ini perusahaan harus menyebutkan produk dan jasa yang di hasilkan perusahaan Markets pernyataan misi menetapkan pasar mana produk perusahaan akan bersaing dengan produk yang di hasilkan pesaing Technology pernyataan misi akan mengerahkan ke perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan konsumen Concen forsurvival, growth and profitability dalam hal ini pernyataan misi mewujudkan secara jelas komitmen perusahaan kedalam kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan kemampuan menghasilkan laba Philosophy dalam hal ini pernyataan misi akan menjelaskan kepercayaan, nilai, aspirasi dan prioritas etis dari perusahaan.

8

Ismail sholihin, 2012, Manajemen Strategik, Erlangga, Jakarta, Hlm 19

9

(34)

Self-concept dalam hal ini pernyataan misi akan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi unggulan dari perusahaan di banding pesaing Concern for public image dalam hal ini pernyataan misi akan menunjukkan apakah perusahaan memiliki respon terhadap masalah social, kemasyrakatan maupun terhadap masalah lingkungan.

Misi perusahaan merupakan perwujudan dari visi perusahaan keduanya merupakan acuan utama dari seluruh perubahan yang terjadi dalam perussahaan. Jika visi merupakan keinginan perusahaan tersebut maka misi merupakan perwujudan dari keinginan perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penurunan misi mencerminkan perubahan yang diharapkan, yang mengambarkan perjalanan dari titik strat sebagai keadaan awal kearah titik pencapaiam sebagai keadaan yang di harapkan.10

Jadi kesimpulan misi bisa diartikan adalah suatu perwujudan visi perusahaan agar mampu menjalankan konsep kinerja perusahaan. Adapun misi juga merupakan jawaban suatu perusahaan, dan juga keterangan perusahaan yang akan di capai. Pada penelitian ini pembatas masalahnya adalah implementasi misi yang ada di poin ke 4 yaitu memandirikan anak yatim dan membentuk karakter anak yatim agar jadi entrepreneurship. Di penelitian ini analisis implementasi misi yang baik adalah mengacu pada perumusan visi dan misi sehingga nantinya mencapai tujuan dan targetnya agar dari perusahaan.

10

M. Suyanto, 2007, “TRATEGIC MANAGEMENT Global Most Ad ired Co pa ies Perusahaa pali g

(35)

4. Analisis SWOT

Analisis swot merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu analisis situasi juga mengharuskan para anager strategis untuk menemukan kesesuaian startegis antara peluang-peluang eksternal dan kekeuatan internal, di samping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan kelemahan internal.11

Mengingat adalah SWOT adalah akroni untuk Strengths, Weaknesses, Opoortunities, dan Threats dari organisasi, yang semua merupakan faktor- faktor strategis.12 Jadi, analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka perusahaan yaitu keahliaan tertentu dan sumber – sumber yang di miliki oleh perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan.

5. Meninjau misi dan Tujuan Perusahaan.

Managemen harus menguji ulang misi dan tujuan perusahaan saat ini sebelum dapat menghasilkan dan mengevalusi strategi strategi alternatif. Menurut B.B Ttregeo dan J.W Zzimmerman menekan pentingnya langka ini ketika membuat keputuan, cenderung umum untuk berkonsentrasi hanya pada alternatif saja kemungkinan pada tindakan dari pada tujun

11

J.david dan Thomas L. Wheelen, 2012, Managemen strategis, yogyakarta, Penerbit Andi, hal. 193

12

(36)

yang ingin di capai. 13 Kecenderungan ini begitu luas karna memang lebih mudah untuk berurusan dengan tindakan dan alternatif .

Masalah-masalah dalam kinerja dapat muncul dari tidak tepatnya pernyataan misi, yang dapat terlalu sempit atu justru terlalu luas. Apabila misi tidak memberikan topik integrtif bagi bisnis perusahaan, manager-manager menjadi tidak jelas dengan arah perusahaan. Tujuan-tujuan dan strategi-strategi dapat bertentangan dengan devisi devisi yang saling bersaingan satu sama lain.14

6. Strategi Perusahaan

Startegi perusahaan menetukan 2 faktor yaitu :15

a. Orientasi perusahaan terhadap pertumbuhan.

b. Industry atau pasar yang di masuki.

Strategi perususahaan meliputi keputusan mengenai aliran keunangan dan sumber daya keadaan dari unit bisnis mereka. Keputusan itu sangat mendasar terhadap masadepan perusahaandan biasanya melibatkan managemen puncak dan dewan dereksi.16 Strategi perusahaan mewujudkan 3 orientasi umum : pertumbuhan, stabilitas, dan pengurangan. Strategi

13

J.david dan Thomas L. Wheelen, 2012, Managemen strategis, yogyakarta, Penerbit Andi, hal. 201

14 J.david dan Thomas L. Wheelen, 2012, Managemen strategis, yogyakarta, Penerbit Andi, hal. 201 15

J.david dan Thomas L. Wheelen, 2012, Managemen strategis, yogyakarta, Penerbit Andi, hal. 201

16

(37)

bisnis berfokus pada peningkatan posisi bersaing jasa perushaan atau segmentasi tertetentu yang di layani perusahaan,

7. Program Kerja

Program di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan. Program merupakan upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan. Menurut Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Suryana) ada tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu : 17

a) Pengorganisasian Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program sehingga tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas.

b) Interpretasi Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

c) Penerapan atau Aplikasi Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program kerja dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan program lainnya.

a) Perencanaan

17

(38)

Perencanaan adalah suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang di kehendaki oleh manager bagi organisasi mereka.18

1) Sasaran memberikan arah.

Tanpa sasaran, indovidu dan organisasinya cenderung tidak menentu, bereaksi terhadap perubahan lingkungan tanpa alasan yang jelas mengenai apa sebenarnya yang mereka inginkan. Dengan menetapkan sasaran, orang dan organisasinya mendukung motivasi mereka dan memperoleh sumber inpirasi yang membantu mereka mengatasi hambatan yang tidak terlelakan yang mererka hadapi

2) Memfokuskan usaha kita

Dalam memilih sasaran tunggal atau sejumlah sasaran yang saling berkaitan , kita menetapkan prioritas dan memberikan komitmen mengenai cara kita akan menggunakan sumberdaya yang langka. Hal ini teramat penting bagi organisasi, tempat manager harus mengkordinasikan tindakan banyak orang.

3) Sasaran menjadi pedoman rencana dan keputusan kita

18

(39)

Orang dalam organisasi menghadapi keputusan serupa, yang di jelaskan dengan mengajukan pertanyaan, apa sasaran kita? Apakah tindakan kita mengarhkan kegiatan kearah tujuan organisasi atau justru menjauhkan ?

4) Sasaran membantu kita mengevaluasi kemajuan yang kita capai

Pernyataan yang di kemukaan dengan jelas, sasaran yang di ukur pada tanggal tertentumenjadi standart prestasi yang membantu individu mengevaluasi kinerja dan kemajuan mereka.

Jadi rencana dan sasaran merupakan bagian penting dalam proses tercapainya program kerja memastikan bahwa tindakan yang di ambil sesuai dengan sasaran dan rencana yang di buat untuk mencapai sasaran tadi.

8. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

(40)

syariah (kelompok swadaya masyarakat berlandaskan syariah) namun mempunyai kinerja selayaknya bank.19 Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankkan menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan distribusi dalam bentuk kreditharus berbentuk bank (pasal 26). Maka berdirilah lembaga LPSM (Lembaga Penegembangan Swadaya Masyarakat) yang mempunyai KSM BMT.

BMT memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yang sama yaitu dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Berdasarkan UUD RI No 25 tahun 1992, BMT berhak menggunakan badan hukum koperasi, berdasarkan UU tersebut BMT pada dasarnya sama dengan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam konvensional, perbedaan hanya terletak pada kegiatan operasional yang menggunakan prinsip syariah dan etika moral denga melihat kaidah halal dan haram dalam melakukan usaha.20

Kata شریعة (syariah) berasal dari kata شرع (syara’a) yang harfiahnya berarti jalan yang ditempuh atau garis yang dilalui.21 Secara terminologi,

definisi syari’ah adalah peraturan danhokum yang telah digariskan oleh Allah SWT atau telah digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada

19

Hendra S.E., M.Si., 2010, Ma age e Perusahaa Koperasi pokok-pokok pikiran mengenai managemeb dab kewirausahaan koperasi , Erlangga, Jakarta, Hlm 9.

20 Hendra S.E., M.Si., 2010, Ma age e Perusahaan Koperasi (pokok-pokok pikiran mengenai

managemeb dab kewirausahaan koperasi , Erlangga, Jakarta, Hlm 10.

21

(41)

kaum muslimin supaya mematuhinya, agar syari’ah ini diambil oleh umat muslim sebagai penghubung dengan Allah SWT dan manusia.22 Sebagaimana Firman Allah:

Artinya: kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (Al-Jatsiyah: 18)23

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan landasan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.24 Anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi berkewarganegaraan Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum dan membayar simpanan pokok.25 Salah satu lembaga keuangan mikro non bank yang berbentuk koperasi dengan prinsip syariah.26

22

Syaikh Mahmud Syalthut, 1959, Al-Isla ,’A idah Wal “yariah, cet. 1,hal 68.

23 Al-Qur’a , Al-Jatsiyah : 18 24

Renny Supriyatni, 2009, koperasi jasa keua ga syariah KJK“ sebagai sara a pe berdayaa

eko o i asyarakat , Paper Fakultas Hukum, Bandung, Universitas Padjadjaran, hal, 1.

25

Tiktik Sartika Pertomo dan Abd. Rahman Soejoedono, 2004, "Ekonomi Skala Kecil/Menengah

&Koperasi , Ghalia Indonesia, Bogor, hal 58.

26

Tiktik Sartika Pertomo dan Abd. Rahman Soejoedono, 2004, "Ekonomi Skala Kecil/Menengah

(42)

Pelayanan keuangan mikro dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pelayanan keuangan konvensional dan pelayanan keuangan syariah. Pelayanan keuangan konvensional dapat ditemukan antara lain dalam lembaga keuangan bank atau koperasi yang menggunakan sistem bunga, sedangkan pelayanan keuangan syariah berlaku prinsip-prinsip syariah Islam yang dapat ditemukan antara lain pada Bank syariah, asuransi syariah dan koperasi syariah yang merupakan usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial dengan landasan syariah atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah (selanjutnya disebut KJKS).27

9. Sistematika strategi program kerja sebagai social entreprise

Table 2.3

27

Heri Sudarsono, 2005, Ba k da Le baga Keua ga “yariah Edisi 2 , Ekonisia, Yogyakarta, hal 96.

VISI MISI

TUJUAN

ANALISI SWOT

(43)

STRATEGI

KEBIJAKAN

PROGRAM

IMPLEMENTASI

EVALUASI

(44)

10. Landasan dasar koperasi syariah

Berdasarkan UUD 1945 koperasi di atur dalam UU no.25 /1992 koperasi adalah badan usaha berangotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan asas kekeluargaan.28

Berdasarkan batasan koperasi ini, koperasi Indonesia mengandung 5 unsur sebagai berikut :29

a. Koperasi adalah badan usaha (business entreprise)

Sebagai badan usaha, maka koperasi harus mempunyai laba. Laba merupakan adalah elem kunci dalam suatu sistem bisnis.

b. Dimana sistes itu akan gagal kalau tidak memperoleh laba.

Koperasi adalah kumpulan orang orang atau badan hukum koperasi ini berarti bahwa, koperasi indonesia bukan kumpulan modal. Dalam hal ini, UU no 25 tahun 1992 memberikan jumlah minimal orang-orang (anggota) yang ingin membetuk koperasi minimal 20 orang.

c. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja bedasarkan asas asas prinsip koperasi Menurut UU no 25 tahun 1992 koperasi mempunyai jati diri.

28

Arifin Setio dan Halomoan Tamba, 2001, Koperasi Teori dan Praktek, Eirlangga, Jakarta, hlm 18.

29

(45)

d. Koperasi Indonesia adalah “Gerakan ekonomi rakyat” ini berarti bahwa, koperasi Indonesia adalah bagian dari sistem perekonomian nasional. Sehingg kegiatan koperasi tidak hanya untuk anggota, tetapi juga untuk masyarakat umum.

e. Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan

Dengan asas ini sistem keputusan koperasi di dasari pada asas kekeluargaan. Berdasarkan asas ini sistem keputusan di ambil dari musyawarah dan mufakat.Landasan dasar Koperasi Syariah sebagaimana lembaga ekonomi Islam lainnya yakni mengacu pada sistem ekonomi Islam itu sendiri seperti tersirat melalui fenomenaalam semesta dan juga tersurat dalam Al Qur’an serta Al Hadits. Landasan dasar Koperasi Syariah antara lain:30

1. Koperasi melalui pendekatan sistem syariah

a) Merupakan sistem ekonomi Islam yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja secara bersama-sama sebagai suatu keseluruhan.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut

30

(46)

langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(Q.S. Al Baqarah : 208)31

b) Merupakan bagian dari nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mengatur bidang perekonomian umat yang tidak terpisahkan dari aspek-aspek lain dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan integral.

Artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Maidah: 3)32

2. Tujuan sistem koperasi syariah

a) Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam.

31

Nur S. Buchori, 2012, Koperasi “yariah Teori da Praktik , Pustak Aufa Media, Banten, hal 8.

32

(47)

b) Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota.

c) Pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya.

d) Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah SWT.33

3. Karakteristik koperasi syariah

a) Mengakui hak milik anggota terhadap modal usaha

b) Tidak melakukan transaksi dengan menetapkan bunga (riba) c) Berfungsinya institusi ziswaf

d) Mengakui mekanisme pasar yang ada e) Mengakui motif mencari keuntungan f) Mengakui kebebasan berusaha g) Mengakui adanya hak bersama

11. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah

Berdasarkan peran dan fungsinya maka, Koperasi Syariah memiliki fungsi sebagai:34

33

Nur S. Buchori, 2012, Koperasi “yariah Teori da Praktik , Pustak Aufa Media, Banten, hal 9-13.

34

(48)

a) Sebagai Manajer Investasi

Manajer investasi yang dimaksud adalah koperasi syariah dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para pemilik dana.

b) Sebagai Investor

Peran sebagai investor (Shahibul Maal) bagi koperasi syariah adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun dari pihak lain yang kemudian dikelola secara professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki hak untuk terbuka dikelolanya berdasarkan program-program yang dimilikinya.

c) Fungsi Sosial

Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada masyarakat dhu’afa. Fungsi ini juga yang membedakan antara koperasi konvensional dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu kentalnya sesuai dengan ajaran Islam:35

35

(49)

Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Al Maidah : 2)36

12. Social Entreprise

Kewirausahaan sosial adalah membangun menarik tepatnyakarena memegang janji tinggi. Jika janji itu tidak terpenuhi karena terlalu banyak "nonentrepreneurial" upaya yang termasuk dalam definisi, kewirausahaan maka sosial akan jatuh kedalam kehinaan, dan kernel kewirausahaan sosial yang benar akan hilang. Karena bahaya ini, kami percaya bahwa kita perlu definisi yang lebih tajam dari kewirausahaan sosial, yang memungkinkan untuk menentukan sejauh mana suatu kegiatan yang bisa dan tidak "di tenda". Tujuan ini bukan untuk membuat perbandingan yang menyakitkan hati antara kontribusi yang diberikan oleh organisasi pelayanan sosial tradisional dan hasil kewirausahaan sosial, namun hanya untuk menyoroti apa yang membedakan mereka. Jika kita dapat mencapai definisi yang ketat, maka mereka yang mendukung kewirausahaan sosial dapat memfokuskan sumber daya mereka pada membangun dan memperkuat

36

(50)

beton dan lapangan diidentifikasi. Absen bahwa disiplin, pendukung kewirausahaan sosial menjalankan resiko memberikan skeptis target terus berkembang menembak, dan sinis bahkan lebih alasan untuk diskon inovasi sosial dan mereka yang mengendarainya. Mulai dengan kewirausahaan apa definisi dari istilah "kewirausahaan sosial" keharusan mulai dengan kata "entrepreneurship". Kata "sosial" hanya memodifikasi kewirausahaan. Jika kewirausahaan tidak memiliki makna yang jelas, kemudian memodifikasi dengan sosial tidak akan mencapai banyak, baik. Kata kewirausahaan adalah berkat campuran. Pada sisi positif, itu mengandung arti khusus, kemampuan bawaan untuk merasakan dan bertindak pada kesempatan, menggabungkan out-of-the-box berpikir dengan merek yang unik dari tekad untuk membuat atau membawa sesuatu yang baru ke dunia37. Di sisi negatif, kewirausahaan adalah ex post istilah, karena kegiatan kewirausahaan memerlukan berlalunya waktu sebelum dampaknya benar terbukti. Menariknya, kita tidak menyebut seseorang yang menunjukkan semua karakteristik pribadi dari seorang pengusaha - kesempatan penginderaan, out-of-the-box berpikir, dan tekad -belum yang gagal total dalam nya usaha pengusaha, kami memanggil dia kegagalan bisnis.38

a) Bisnis:

37

Roger L. Martin & Sally Osberg, Social Entrepreneurship: The Case for Definition . Jurnal Stanford social innovation review, hal.30, di akses pada tgl 12 September 2016

38

(51)

Beberapa keuntungan yang bahwa nirlaba memiliki terkenal, dipahami struktur dan ada sumber informasi yang luas tentang praktik terbaik untuk mengelola untuk-keuntungan. Hal ini juga relatif mudah untuk mengumpulkan uang sebagai ekuitas atau utang. Itu nirlaba struktur mampu memanfaatkan hibah AS Small Business Administration, pinjaman, dan bantuan teknis. Hal ini juga mudah untuk menjual atau menutup (selama Anda membayar Anda kreditur). Akhirnya, itu lebih mudah dikonversi ke tidak-untuk-keuntungan dibandingkan dengan mengkonversi tidak-untuk-profit menjadi nirlaba. Salah satu kelemahan adalah bahwa garis sosial bawah tidak dibangun ke dalam struktur dan Oleh karena itu tergantung pada kepemimpinan. Pendapatan dan properti juga tunduk pajak. Selain itu ada kewajiban fidusia yang kuat sebagai pemerintahan terutama terfokus pada melayani para pemegang saham dan akhirnya nirlaba tidak dapat menerima hibah yayasan atau kontribusi amal.

b) Bisnis dengan Overlay Sosial

(52)

hasil dari struktur pemerintahan. Keuntungan lain adalah bahwa ada tambahan. Pilihan untuk meningkatkan modal; misalnya, yayasan dapat berinvestasi melalui Program Related Investasi (PRI). Beberapa kelemahan yang bahwa kontrol dapat lebih menyebar, overlay sosial mungkin tidak tahan ketika dihadapkan dengan kesulitan atau tantangan hukum, investor mungkin termotivasi tanpa ada motivasi sosial yang kuat, dan pilihan keluar mungkin lebih dibatasi daripada dengan standar nirlaba.

c) Hybrid

(53)

dapat dijual dengan tidak-untuk-profit ini kebijaksanaan. Beberapa Kerugiannya adalah bahwa sekali aset yang dalam tidak-untuk-profit mereka tidak bisa ditransfer kembali ke nirlaba. Juga, dalam rangka untuk menutup tidak-untuk-profit afiliasi membutuhkan aset bersih yang akan ditransfer ke yang lain tidak-untuk-profit. Sosial Pembatasan juga perlu dihormati dan bahwa manfaat pergi dari nirlaba ke tidak-untuk-profit (dan bukan sebaliknya).

d) Tidak nirlaba dengan Kewirausahaan Sosial Misi-Terkait

(54)

Sociopreneurship ialah kewirausahaan berbasis sosial. Seseorang yang berjiwa entrepreneur atau organisasi yang berjiwa entrepreneur mampu menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya agar dapat berdaya saing. Kewirausahaan sosial adalah kewirausahaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat bukan sekadar memaksimalkan keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial dapat disebut organisasi bisnis yang bertujuan sosial.39

Perbedaan mendasar antara social entreprise dengan entrepreneurship adalah spesifik lembaga perusahaan. Social entreprise ini menjadi sangat penting mengingat keuntungan yang diperoleh bukan hanya untuk kepentingan lembaga saja tetapi lebih ditujukan untuk kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu harus terus diupayakan munculnya social entreprise baru agar masyarakat semakin berdaya. Drayton merumuskan entrepreneur sosial adalah individu yang memiliki solusi inovatif untuk mengatasi masalah sosial dengan cara mengubah sistem, memberikan solusi dan memengaruhi masyarakat untuk melakukan perubahan. Hal ini bukanlah perkara yang mudah mengingat merubah sistem harus melibatkan semua elemen terkait.40 Masyarakat harus disadarkan atas masalah yang dihadapi karena belum tentu mereka

39Hu a “a toso Uta a, Pe berdayaa Masyarakat dala Pe dekata “o iopre uership,

Program studi ilmu admistrasi Bisnis, Yogyakarta 6 Desember 2012. Volt 7 Hlm 3

40

(55)

mampu menganalisa masalah dengan baik. Masalah harus dicari solusinya dengan mengetahui terlebih dahulu akar permasalahannya. Perubahan perlu dilakukan sebagai koreksi atas tindakan yang kurang tepat sehingga permasalahan akan teratasi. Selaras dengan pendapat Drayton maka perubahan harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Masyarakat yang telah memiliki kebiasaan yang dianggap kurang produktif harus disadarkan dengan adanya inovasi-inovasi baru. Inovasi diarahkan untuk mengatasi satu permasalahan atau beberapa permasalahan sekaligus.41

Pelaku entrepreneur sosial dapat berupa individu maupun organisasi yang proaktif mengentaskan permasalahan-permasalahan sosial. Beberapa bentuk organisasi wiraniaga sosial: 42

a) Organisasi berbasis komunitas

Organisasi ini berkonsentrasi untuk mengatasi permasalahan dari kelompok masyarakat tertentu. Misalnya pendidikan non formal untuk komunitas anak jalanan, pelatihan untuk kelompok mantan pecandu narkoba, organisasi pembina penyandang tuna netra, dan kelompok petani, kelompok peternak, sebagainya. Organisasi ini biasanya terdiri

41Pe y Rah awati, Dya a Herry “uwarto,M.Lies E darwati Pengembangan metode pembelajaran

pendidikan karakter melalui kewirausahaan social , (2005) hal, 5, di akses pada tanggal 1 desember 2016

42

(56)

dari para sukarelawan yang mengumpulkan dana dari para pendonatur.

b) Socially responsible enterprises

Wirausaha sosial ini memiliki perusahaan atau berbentuk perusahaan yang melakukan bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Hasil bisnis bukan digunakan untuk para sukarelawan, namun digunakan untuk kepentingan sosial. Organisasi ini juga dapat mendirikan dua perusahaan sekaligus. Satu perusahaan bersifat komesial dan satu lagi bersifat sosial. Perusahaan yang bersifat komersial keuntungannya untuk membiayai operasional kegiatan sosial.

c) Socio-economic atau dualistic enterprises.

Wirausaha sosial ini berbentuk perusahaan komersial yang didirikan sengaja untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial secara profesional. Diharapkan dengan semakin banyaknya perusahaan ini maka permasalahan sosial akan semakin berkurang. Misalnya perusahaan yang mempekerjakan orang cacat, perusahaan daur ulang, perusahaan penyedia dana untuk kaum dhuafa, dan lain-lain.

(57)

mengatasi berbagai permasalahan masyarakat. Hasil kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Lubis menyatakan bahwa konsep kewirausahaan sosial dapat dipadankan dengan konsep Corporate Social Responsibility (CSR), dimana keduanya berupaya mencari titik kesimbangan antara profit motive dan social motive. Baik kewirausahaan sosial maupun CSR mengupayakan keuntungan yang maksimal dengan tetap mempertimbangkan misi sosial dalam setiap gerak aktivitasnya.43

43Muliadi Pa gesa gi, 20 , Pe uda I do esia Da Kewirausahaa “osial ,

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari atau alat

untuk penelitian. Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana Strategi

Pengembangan Program kerja KJKS Manfaat sebagai social entreprise.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan dengan cara trianggulasi, analisis data bersifat induktif.1

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Descriptive,

yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat

lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.2 Metode

descriptive

tersebut digunakan untuk mendeskripsikan apa yang telah terjadi untuk

mendapatkan semua fakta yang berkaitan dengan strategi pengembangan

program kerja Koperasi Jasa keuangan Syariah Manfaat sebagai social

entreprise.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dipilih pada lokasi kantor Pusat: Jl. Gayung Kebonsari

no. 46. Ruko Graha Indah Wisesa Kav. A-7 Surabaya. Lokasi ini dipilih

oleh penulis karena bertepatan di Surabaya yang kebetulan tidak jauh dari

1

(59)

lokasi tempat tinggal peneliti. Dengan terjangkaunya lokasi akan

memudahkan penulis dalam mencari dan menggai data-data yang

dibutuhkan.

Koperasi jasa keungan syariah Manfaat adalah objek yang berada

pada lokasi ini, menjadi pilihan penulis sebagai judul skripsi dikarenakan

koperasi tersebut menjadi salah satu dari beribu ribu pelayanan masyarakat

yang sebagai lembaga koperasi yang berdasarkan asas UUD 1945, dan

sebagai usaha bisnis yang tdk hanya laba saja melainkan ada usaha

pembangunan ekonomi rakyat melalui usaha makra dan usaha kecil.

Penulis tertarik dengan tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

yang dirasa banyak mendapat perhatian di masyarakat, sasaran utama

penulis sategi pengemangan program kerja Koperasi Jasa Keuangan

Syariah Manfaat sebagai social entreprise. Dalam penggalian data penulis

akan datang secara langsung dengan membawa persiapan yang

mendukung dalam misi dokumentasi penggalian data.

C. Jenis dan Sumber Data

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, data adalah keterangan

atau bahan nyata yang dijadikan untuk menyusun hipotesa.3 Sedangkan

yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

dimana data dapat diperoleh. Menurut derajatnya, jenis data penelitian

terdiri dari dua macam yaitu :

(60)

1. Data Primer

Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data

atau data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat

untuk pertama kalinya. Data yang dihimpun adalah tentang bagaimana

Implementasi program kerja KJKS Manfaat sebagai social entreprise

yang akan diperoleh dari :

a. Manajer Operasional: Sebagai pelaksana semua kegiatan

b. Staf : sebagai salah satu karyawan yang menjalankan program

c. Anggota Koperasi KJKS: sebagai orang yang pernah merasakan

akan manfaat bisnis ini

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya orang lain atau lewat

dokumen, atau data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti, misalnya dari majalah atau brosur.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan

penelitian yaitu usaha mengenali tahap-tahap penelitian. Tahap-tahap

penelitian tersebut nantinya akan memberikan gambaran tentang

keseluruhan, pelaksanaan dan pengumpulan data, analisis data sampai

pada penulisan skripsi. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan adalah:4

(61)

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam mengadakan penelitian,

peneliti memulai dari membuat proposal penelitian, memilih lapangan

atau subyek penelitian. Adapun tahap-tahap yang dilakukan peneliti,

yakni antara lain:

a) Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dimaksud adalah proposal

penelitian. Dalam hal ini ditempatkan pada BAB I yang berisi:

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.

Dalam penyusunan proposal, peneliti melakukan diskusi

khusus tentang beberapa masalah yang ditemukan dengan beberapa

dosen. Kemudian, setelah peneliti mendapatkan masukan dan saran

melakukan pengkajian pribadi atas masalah tersebut. Satu masalah

untuk dijadikan latar belakang telah diambil, kemudian mencari

rumusan masalah yang tepat. Yang nantinya akan menjadi jawaban

dan tepatnya akan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Karena

peneliti berkeinginan ada manfaat yang bisa dipetik. Baik bagi

peneliti, objek penelitian dan pembaca.

Beberapa tahapan tersebut semuanya pada awalnya

didiskusikan dengan dosen. Terutama dosen wali. Kemudian

(62)

skripsi. Sehingga perbaikan yang perlu dilakukan tidak banyak

karena sudah ada persiapan sebelumnya. Hal ini juga bermanfaat

pada kelancaraan dalam mengikuti ujian proposal.

b) Memilih Lapangan Penelitian

Dalam konteks penelitian yang dilakukan peneliti sebelum

membuat usulan pengajuan judul, peneliti terlebih dahulu mencari

data atau informasi tentang obyek yang akan diteliti melalui

beberapa cara, yang kemudian tertarik untuk dijadikan obyek

penelitian yang sesuai dengan jurusan. Dalam hal ini peneliti

menetapkan Koperasi Jasa keuangan Syariah Manfaat surabaya

sebagai objek kajian dalam penelitin ini.

c) Mengurus Perizinan

Peneliti perlu mengetahui siapa yang berkuasa dan

berwewenang untuk mengeluarkan dan memberikan izin penelitian

skripsi. Dalam hal ini peneliti cukup mengurus perizinan kepada

staff Program Studi Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah

dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

Ampel Surabaya untuk mendapatkan izin dari pihak

perusahaan/organisasi sebagai legal formal untuk menggali data

tentang strategi pengemabangan program kerja Koperasi Jasa

(63)

Pengurusan surat ijin penelitian ada perubahan sistem. Peneliti

sebelumnya untuk urusan surat menyurat ke bagian Tata Usaha

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel. Namun,

pada saat untuk meminta surat ijin penelitian ini sudah berubah

minta ke bagian Tata Usaha Jurusan masing-masing. Sekalipun ada

perubaha teknis demikian, dalam prosesnya tidak ada hambatan.

d) Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Tahap ini belum sampai pada titik yang menyingkapi

bagaimana peneliti masuk ke lapangan dalam arti mulai

mengumpulkan data yang sebenarnya. Tahap ini barulah

merupakan orientasi lapangan, namun dalam hal-hal tertentu

peneliti telah menilai keadaan lapangan. Pada tahap ini, peneliti

menjajaki dan menilai lapangan dengan menjadi anak beberapa

minggu untuk melihat program program koperasi yang sudah di

lakukan dan rencana koperasi dalam jangka pendek dan menengah.

e) Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan merupakan orang dalam latar penelitian. Dalam hal

ini peneliti memilih informan yang akan memberikan data atau

informasi mengenai fokus yang akan dibahas. Informan tersebut

adalah dari pihak koperasi syariah manfaat dan aggota koperasi

(64)

Informan yang dipilih pertama adalah manager koperasi atau

pimpinan di Koperasi jasa keuangan syariah Manfaat. Kemudian,

pihak yang kedua adalah staf karywan koperasi, dan pihak

selanjutnya adalah anggota koperasi.

f) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti tidak hanya mempersiapkan peralatan tetapi juga

alat-alat untuk penelitian yaitu seperangkat alat-alat tulis dan alat-alat perekam

sebagai alat menggali dan mengumpulkan data dari informan.

Keperluan peralatan ini peneliti membeli khusus. Ada map

besar khusus peralatan kantor dan dokumen penting penelitian ini.

Sehingga tidak tercampur dengan peralatan atau dokumen lainnya.

Untuk alat perekam, sebagaimana pada umumnya sering dilakukan

wartawan media berita yaitu menggunkan handphone yang bisa

merekam suara. Lebih trend jaman modern yaitu menggunakan

smartphone.

2. Tahap Lapangan

a) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Peneliti perlu memahami konteks penelitian terlebih

dahulu, kemudian peneliti mempersiapkan diri baik secara mental

maupun fisik agar disaat terjun ke lapangan semua kegiatan

(65)

Jika peneliti memanfaatkan dan berperan maka hendaknya

hubungan akrab antara subyek dan peneliti dapat dibina dengan

bekerja sama dan bertukar pikiran sebaik mungkin.5

Peneliti memperhatikan penampilan ketika peneliti

melakukan wawancara dengan responden agar peneliti dapat

menyesuaikan dengan adat kebiasaan, tata cara dan kultur latar

yang berlaku di objek penelitian.

Dalam memahami latar penelitian peneliti sangat

berhati-hati sekali. Karena peneliti sadar bahwa dalam hal ini penelitilah

yang butuh kepada objek penelitian. Untuk 4 informan yang

sebagai manager koperasi peneliti dapat bertemu langsung 4 hari

sebelum wawancara dilakukan. Untuk membuat janji waktu

pelaksanaan wawancara. Sehingga peneliti bisa sedikit banyak

memahami karakter informan yang akan ditemui nantinya. Dan

surat permohonan bisa langsung diberikan jauh hari sebelum

wawancara dimulai.

Sedangkan yang 3 lainnya sebagai informan, peneliti

langsung bertemu dengan mereka. Hanya menggunakan media

handphone melalu SMS dan telepon untuk membuat janji.

Kemudian saat bertemu pertama kali, langsung melakukan

penggalian data. Peneliti sebelumnya kurang begitu memahami

karakter informan tersebut. Hanya sebatas mereka-reka melalui

(66)

responannya pada saat dihubungi. Sehingga surat permohonan

menjadi partisipan penggalian data juga diberikan saat mau

wawancara.

Dengan dua pengalama tersebut, peneliti sudah pasti sangat

memperhatikan penampilan diri. Karena peneliti harus menjaga

brand image diri dan untuk kesenangan para informan. Agar dalam

proses penggalian data, peneliti dapat melebur dengan keadaan.

Dengan harapan nantinya berjalan lancar, enjoy dan mendapatkan

data yang optimal.

b) Memasuki Lapangan

Peneliti mencari data atau informasi yang berkaitan dengan

pembahasan yang dijadikan fokus penelitian. Sebelumnya peneliti

memahami konteks lapangan yang dijadikan obyek penelitian,

kemudian peneliti menyiapkan diri untuk terjun langsung ke

lapangan. Dalam hal ini peneliti harus menyesuaikan diri dengan

keakraban hubungan, menjaga sikap dan patuh terhadap aturan

lapangan serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar

dapat memudahkan dalam mencari informasi.

Hubungan yang perlu dibina adalah antara peneliti dan

subyek harus melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi

pembatas antara belah pihak.6 Pada tahap ini peneliti berbaur

6

(67)

koperasi jasa keuangan syariah Manfaat agar peneliti dengan

mudah mengumpulkan data.

Tahapan ini, peneliti berupaya semaksimal mungkin untuk

tidak grogi dan terasa lebih enjoy saat melakukan wawancara. Tiga

informan yang sudah pernah peneliti bertemu sebelumnya, saat

ketemu terasa lebih enjoy dan nyaman. Para informan juga sudah

siap dengan pertanyaannya yang dilampirkan disurat permohonan

yang telah sampai sebelumnya. Sehingga proses wawancara dapat

berjalan lancar.

Sedangkan informan tiga lainnya yang berstatus sebagai

karyawan dan anggota. Hal ini dipicu karena saat bertemu pertama

langsung wawancara. Informan juga mengetahui dan membaca

draf wawancaranya hanya beberapa menit sebelum wawancara

dimulai. Akan tetapi, peneliti berharap mendapatkan informasi

yang maksimal, sehingga peneliti memiliki trik untuk menanyakan

profilnya responden terlebih dahulu. Tentunya yang berkaitan

dengan pembahasan peneliti.

c) Berperan Serta Mengumpulkan Data

Peran peneliti pada lokasi penelitian memang harus

dibatasi, namun tidak menutup kemungkinan pada waktu tertentu

(68)

lokasi penelitian. Serta mengumpulkan dan mencatat data yang

diperlukan untuk dianalisa secara intensif.7

Dalam ketelibatan ini yang tidak mungkin dilakukan adalah

saat pihak pengelolah melakukan follow up. Peneliti tidak mungkin

ikut melakukan follow up hanya saja peneliti mengamati langsung

proses yang sedang dilakukan. Untuk kegiatan transaksi hanya

sebatas melihat strategi apa saja yang dilakuakn untuk menarik

para user di koperasi ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melakukan penelitian agar peneliti dapat memperoleh data yang

valid serta dapat dipertanggung jawabkan, maka data tersebut diperoleh

melalui:

1. Wawancara

Menurut Esterberg (2002), wawancara adalah pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikontribusikan makna dalam suatu topik tertentu. Beliau

menambahkan bahwa wawancara (interview) meruapakan hatinya

penelitian sosial.8

Informan pertama yang akan di wawancarai adalah manajer.

Yang mengatur jalannya koperasi manfaat ini, tujuan penelitian adalah

7

Gambar

Tabel 2.1
  Table 2.2
  Table 2.3
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Manfaat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Inti Sari Sejarah Tingkatan 4 Kembali Apakah sebab kehidupan di bandar menjadi ciri penting dalam tamadun Mesir Purba.. Terdapat beberapa bandar penting dalam tamadun Mesir

hasil penggalian maupun data etnografi tembikar yang ditemukan dan diproduksi saat ini akan dapat dibandingkan. Dengan demikian akan dapat diketahui pula sejauh mana

Selain bentuk-bentuk reduplikasi peneliti juga menganalisis makna reduplikasi pada karangan yang meliputi; kata ulang bermakna ‘banyak’, menyatakan makna ‘tak

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin Page 2 Penyusunan RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin tahun 2018 adalah sebagai

24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pengawasan terhadap perilaku Hakim Konstitusi terjadi perubahan khususnya yang terkait dengan unsur dan jumlah anggota Majelis

Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Dalam penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran PAI, yang merupakan subsistem pendidikan yang dipandang memiliki dimensi yang lebih spesifik apabila jika dilihat sebagai

Penawaran Biaya sebanyak 3 (tiga) set, terdiri dari 1 (satu) set asli dan 2 (dua) set copy. Tanggung jawab kami adalah sebatas penawaran yang diajukan, namun tidak tertutup