BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Kondisi Sosial Masyarakat
Kabupaten Kupang
Wilayah Kabupaten Kupang secara geografis
terletak pada titik koordinat 9º19 - 10º57 Lintang
Selatan dan 121º30 – 124º11 Bujur Timur dengan
ketinggian daratan dari permukaan laut berkisar
antara 0 sampai dengan 500 meter. Kondisi Permukaan
tanah
Kabupaten
Kupang
umumnya
berbukit,
bergunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah
dengan tingkat kemiringan rata – rata mencapai 45º.
belum terserap sepenuhnya oleh peserta didik. Adapun
jumlah guru SMA yang tersebar di wilayah Kabupaten
Kupang hanya berjumlah 300 orang guru.
4.2. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti
memberikan gambaran tingkat kompetensi profesional
guru yang tersebar di delapan sekolah di wilayah
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.1. Nilai rata-rata Kompetensi Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia dan Matematika Guru SMA se-
Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur
Sumber: data primer
Berdasarkan hasil evaluasi kompetensi guru
Bahasa Inggris di delapan SMA tersebut, menunjukan
No Responden/SMAHasil Uji Kompetensi
Bahasa Inggris
Bahasa
Indonesia Matematika
1. SMA N 1 Kupang
Barat 76 34 78
2. SMA N 1 Fatule’u 66 63 74
3. SMA N 1 Amarasi
Selatan 86 70 74
4. SMA N 1 Kupang
Timur 80 78 86
5. SMA N 1 Takari 80 53 54
6.
SMA N 1 Amfoang Barat
Daya
84 58 38
7. SMA N 1
Amfoang Selatan 86 70 74
8. SMA N 1
Amfoang Utara 78 57 94
Rata-rata 79 59,8 71.6
bahwa kompetensi guru-guru tergolong baik, yang
mana skor tertinggi 86 dan terendah adalah 66 dengan
nilai rata-rata 79. Dengan demikian kompetensi
akademis mereka berada pada tingkat menengah.
Hasil evaluasi kompetensi guru Bahasa Indonesia
di delapan SMA menunjukan bahwa kompetensi
guru-guru tersebut rendah, yang mana skor tertinggi 78 dan
terendah adalah 34 dengan nilai rata-rata 59,8, dengan
demikian kompetensi akademis mereka berada pada
tingkat rendah. Sedangkan hasil evaluasi kompetensi
guru Matematika di delapan SMA menunjukan bahwa
kompetensi guru-guru tersebut cukup baik, di mana
skor tertinggi 94 dan terendah adalah 38 dengan nilai
rata-rata 71,6. Dengan demikian kompetensi akademis
mereka berada pada tingkat cukup baik.
Matematika yang berada pada nilai 38 dan 53. Hal lain
yang bisa dilihat dari hasil tes kompetensi profesional
guru adalah nilai rata-rata yang baik tetapi adanya
perbedaan yang mencolok antara nilai satu dan lainnya
yang terlihat dari hasil standart deviasi yang begitu
tinggi antara rentangan nilai-nilai tes antara satu dan
lainnya.
Ini menunjukan bahwa guru-guru tersebut tidak
bisa mengerjakan tes sehingga mengidentifikasikan
bahwa guru-guru tersebut kurang berkualitas secara
akademis.
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan skor
pada kuesioner untuk para siswa kelas 3 mengenai
ketersedian media pembelajaran di sekolah mereka.
Tabel 4.2. Skor Penggunaan Buku Panduan dalam
Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan Buku Panduan dalam mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA
di Kabupaten Kupang
Penggunaan Buku Panduan dalam Mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 55 165
Sering 2 13 26
Jarang 1 11 11
Tidak pernah 0 1 0
=
Ʃ
:
Ʃ
×100% Skor Kasus =
x 100%
Melihat hasil tabel di atas maka penggunaan
buku panduan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah
84%yang berada dalam kisaran
81%
-
100%
yang
berarti
para
guru
selalu
menggunakan buku panduan dalam mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tabel 4.3. Skor Penggunaan Buku Panduan dalam
Mengajar Matematika
Sumber: data Primer
Penggunaan Buku Panduan dalam mengajar
Matematika di delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan demikian penggunaan Buku Panduan
dalam mengajar Matematika di delapan SMA adalah
93%
atau berada dalam kisaran 81% - 100% yang
Penggunaan BukuPanduan dalam Mengajar Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 70 210
Sering 2 6 12
Jarang 1 3 3
Tidak pernah 0 1 0
berarti para guru selalu menggunakan buku panduan
dalam mengajar mata pelajaran Matematika.
Tabel 4.4. Skor Penggunaan LKS dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan
LKS
dalam
mengajar
Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA di
Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan LKS dalam mengajar Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris di delapan SMA adalah
49%atau
berada dalam kisaran 41% - 60% yang berarti para
guru kadang-kadang menggunakan buku LKS (Lembar
Kerja Siswa) dalam mengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tabel 4.5. Skor Penggunaan LKS dalam Mengajar Mata
Pelajaran Matematika
Penggunaan LKS dalam Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 19 57
Sering 2 17 34
Jarang 1 27 27
Tidak pernah 0 17 0
Sumber: data Primer
Penggunaan buku LKS Matematika di delapan
SMA di Kabupaten
Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan
demikian
penggunaan
LKS
dalam
mengajar mata pelajaran Matematika di delapan SMA
adalah
50%atau berada dalam kisaran 41% - 60%
yang berarti para guru kadang-kadang menggunakan
buku LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam mengajar mata
pelajaran Matematika.
Tabel 4.6. Skor Penggunaan Handout dalam Pelajaran
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Penggunaan
LKS
dalam mengajar
Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 27 81
Sering 2 11 22
Jarang 1 19 19
Tidak pernah 0 23 0
Ʃ Skor 80 122
Penggunaan Handout dalam Pelajaran Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 21 63
Sering 2 17 34
Sumber: data Primer
Penggunaan handout atau selebaran dalam
mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia di delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan demikian penggunaan handout atau
selebaran dalam mengajar mata pelajaran Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia di delapan SMA adalah
50%
atau berada dalam kisaran 41% - 60% yang
berarti
para
guru
kadang-kadang
menggunakan
handout
atau
selebaran
dalam
mengajar
mata
pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Tabel 4.7. Skor Penggunaan Handout dalam Mengajar
Matematika
Sumber: data Primer
Tidak pernah 0 16 0
Ʃ Skor 80 122
Penggunaan Handout dalam
Mengajar Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 13 39
Sering 2 7 14
Jarang 1 25 25
Tidak pernah 0 35 0
Penggunaan
Handout
dalam
mengajar
Matematika
di
delapan
SMA
di
Kabupaten
Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan handout dalam mengajar Matematika di
delapan SMA adalah
32%atau berada dalam kisaran
21% - 40% yang berarti para guru jarang menggunakan
handout dalam mengajar Matematika.
Tabel 4.8. Skor Penggunaan Tape Recorder dalam
Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan TapeRecorder dalam Mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggri
s
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 3 9
Sering 2 6 12
Jarang 1 4 4
Tidak pernah 0 67 0
Penggunaan tape recorder dalam mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA
di Kabupaten
Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan tape recorder dalam mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA adalah
10%
atau berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti
para
guru
tidak
pernah
menggunakan
tape
recorder/rekaman dalam mengajar Bahasa Inggris.
Tabel 4.9. Skor Penggunaan Video dalam mengajar
Matematika
Sumber: data Primer
Penggunaan video dalam mengajar Matematika di
delapan SMA di Kabupaten Kupang
Penggunaan Video dalam mengajar
Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 0 0
Jarang 1 0 0
Tidak pernah 0 80 0
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan demikian penggunaan video dalam
mengajar Matematika di delapan SMA adalah
0%atau
berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti para guru
tidak pernah menggunakan video dalam mengajar mata
pelajaran Matematika.
Tabel 4.10 Skor Penggunaan Overhead Projector dalam
Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan overhead projector dalam mengajar
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan overhead projector dalam mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah
3%atau berada dalam kisaran
0% - 20% yang berarti para guru tidak pernah
Penggunaan OHPdalam Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 1 2
Jarang 1 3 3
Tidak pernah 0 35 0
menggunakan overhead projector dalam mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tabel 4.11. Skor Penggunaan Gambar dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan gambar dalam mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan demikian penggunaan gambar dalam
mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris di delapan SMA adalah
20%atau berada dalam
kisaran 0% - 20% yang berarti para guru tidak pernah
menggunakan gambar dalam mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tabel 4.12. Skor LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam
Mengajar Matematika
Penggunaan Gambar dalam Mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 17 34
Jarang 1 12 12
Tidak pernah 0 50 0
Ʃ Skor 80 49
Sumber: data Primer
Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam
mengajar mata pelajaran Matematika di delapan SMA
di Kabupaten
Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan LKS dalam mengajar Matematika di
delapan SMA adalah
50%atau berada dalam kisaran
41% - 60% yang berarti para guru kadang-kadang
menggunakan buku LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam
mengajar mata pelajaran Matematika.
Tabel 4.13. Skor Penggunaan Gambar dalam
MengajarMatematika
Sumber: data Primer
dalam mengajar
Matematika
Skor
Selalu 3 27 81
Sering 2 11 22
Jarang 1 19 19
Tidak pernah 0 23 0
Ʃ Skor 80 122
Penggunaan gambar dalam
mengajar matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 11 33
Sering 2 26 52
Jarang 1 15 15
Tidak pernah 0 30 0
Penggunaan gambar dalam mengajar Matematika
di delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan gambar dalam mengajar Matematika di
delapan SMA adalah
41%atau berada dalam kisaran
41% - 60% yang berarti para guru kadang-kadang
menggunakan gambar dalam mengajar Matematika.
Tabel 4.14. Skor Penggunaan Poster dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan poster dalam mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA di
Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Penggunaan Poster dalam Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 7 14
Jarang 1 17 17
Tidak pernah 0 58 0
Skor Kasus =
x 100%Dengan demikian penggunaan poster dalam
mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah
12%atau berada dalam kisaran
0% - 20% yang berarti para guru tidak pernah
menggunakan poster dalam mengajar Bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia.
Tabel 4.15. Skor Penggunaan Poster dalam Mengajar
Matematika
Sumber: data Primer
Penggunaan poster dalam mengajar Matematika
di delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan poster dalam mengajar Matematika di
Penggunaan Posterdalam Mengajar Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 3 6
Jarang 1 3 3
Tidak pernah 0 74 0
delapan SMA adalah
4%atau berada dalam kisaran
0% - 20% yang berarti para guru tidak pernah
menggunakan poster dalam mengajar mata pelajaran
Matematika.
Tabel 4.16. Skor Penggunaan Foto dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan
foto
dalam
mengajar
Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA di
Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan
demikian
penggunaan
foto
dalam
mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
Penggunaan Foto dalam Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 2 4
Jarang 1 9 9
Tidak pernah 0 68 0
delapan SMA adalah
6%atau berada dalam kisaran
0% - 20% yang berarti para guru tidak pernah
menggunakan foto dalam mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tabel 4.17. Skor Penggunaan Film dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan
film
dalam
mengajar
Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA di
Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100% PenggunaanPenggunaan Film dalam Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 1 2
Jarang 1 1 1
Tidak pernah 0 78 0
Dengan
demikian
Penggunaan
film
dalam
mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah
1%yang berada dalam kisaran
0% - 20% yang berarti para guru tidak pernah
menggunakan
video/film
dalam
mengajar
mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Tabel 4.18. Skor Penggunaan Video dalam Mengajar
Matematika
Sumber: data Primer
Penggunaan video dalam mengajar Matematika di
delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan demikian penggunaan video dalam
mengajar Matematika di delapan SMA adalah
0%atau
berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti para guru
tidak pernah menggunakan video/film dalam mengajar
Matematika.
Penggunaan Video dalam Mengajar
Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 1 2
Jarang 1 0 0
Tidak pernah 0 79 0
Tabel 4.19. Skor Penggunaan LCD dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan
LCD
dalam
mengajar
Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA di
Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan LCD dalam mengajar Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris di delapan SMA adalah
6%yang
berada dalam kisaran 0% - 20% atau berarti para guru
tidak pernah menggunakan power point dan LCD
dalam mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris.
Tabel 4.20. Skor Penggunaan LCD dalam
Mengajar Matematika
Penggunaan LCD dalam Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 6 12
Jarang 1 1 1
Tidak pernah 0 71 0
Ʃ Skor 80 16
Penggunaan LCD dalam Mengajar
Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Sumber: data Primer
Penggunaan LCD dalam mengajar Matematika di
delapan SMA di Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan
demikian
penggunaan
LCD
dalam
mengajar Matematika di delapan SMA adalah
4%atau
berada dalam kisaran 0% - 20% yang berarti para guru
tidak pernah menggunakan power point dan LCD
dalam mengajar mata pelajaran Matematika.
Tabel 4.21. Skor Penggunaan Benda dalam Mengajar
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Sumber: data Primer
Penggunaan benda dalam mengajar Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris di delapan SMA di
Kabupaten Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Sering 2 3 6
Jarang 1 0 0
Tidak pernah 0 77 0
Ʃ Skor 80 9
Penggunaan Benda dalam Mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 5 15
Sering 2 7 14
Jarang 1 18 18
Tidak pernah 0 50 0
Dengan demikian penggunaan benda dalam
mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di
delapan SMA adalah
19%yang berada dalam kisaran
0% - 20% atau berarti para guru tidak pernah
menggunakan contoh benda dalam mengajar Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia.
Tabel 4.22. Skor Penggunaan Benda dalam Mengajar
Matematika
Sumber: data Primer
Skor
Penggunaan
benda
dalam
mengajar
Matematika di delapan SMA di Kabupaten
Kupang
=
Ʃ
:
Ʃ
×100%
Skor Kasus =
x 100%Dengan demikian penggunaan benda dalam
mengajar Matematika di delapan SMA adalah
35%atau berada dalam kisaran 21% - 40% yang berarti
para guru jarang menggunakan benda-benda dalam
mengajar mata pelajaran Matematika.
Skor Penggunaan Benda dalam
Mengajar Matematika
Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 7 21
Sering 2 20 40
Jarang 1 24 24
Tidak pernah 0 24 0
Media lain yang digunakan guru dalam mengajar
pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris adalah
netbook, koran, laptop dan infocus. Sedangkan media
lain yang digunakan guru dalam mengajar mata
pelajaran Matematika adalah kerucut, bola dan laptop.
Untuk media pembelajaran lain yang paling mudah
dipahami oleh anak-anak SMA se Kabupaten Kupang
dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
adalah buku panduan, video, gambar, dan LCD. Dalam
pelajaran Matematika adalah buku panduan, gambar,
dan LCD.
Berdasarkan hasil kuesioner kepada komite
sekolah di delapan SMA se-Kabupaten Kupang
membuktikan bahwa
1.
Ketersediaan media pembelajaran di delapan SMA
tersebut hanya berupa buku panduan sedangkan
media lainnya tidak tersedia.
2.
Adapun penggunaan media buku panduan dipakai
setiap penyampaian materi.
3.
Perolehan media pembelajaran beserta materi
didapat dari pembelian dan membuat sendiri.
5.
Adapun respon siswa dengan pengadaan media
tersebut
sangat
positif
dan
antusias
dalam
menanggapi pembelajaran.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
delapan SMA yang tersebar di wilayah Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur membuktikan bahwa
salah satu hal yang memungkinkan menurunnya
tingkat prestasi akademis murid pada Ujian Nasional
adalah rendahnya kompetensi profesional guru yang
diukur dengan menggunakan tes pada ketiga mata
pelajaran yang diuji pada Ujian Naional yakni Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika serta
kurangnya materi pembelajaran dalam mendukung
proses pembelajaran di sekolah.
4.3.1.Kompetensi Profesional Guru
Sedangkan hasil evaluasi kompetensi guru
Bahasa Inggris di delapan SMA di Kabupaten Kupang
menunjukan bahwa kompetensi guru-guru tergolong
baik, di mana skor tertinggi 86 dan terendah adalah 66
dengan nilai rata-rata 79, dengan demikian kompetensi
akademis mereka berada pada tingkat menengah.
Terakhir berdasarkan hasil evaluasi kompetensi guru
Matematika di delapan SMA menunjukan bahwa
kompetensi guru-guru tersebut cukup baik, di mana
skor tertinggi 94 dan terendah adalah 38 dengan nilai
rata-rata 71.6, dengan demikian kompetensi akademis
mereka berada pada tingkat cukup baik namun ada
beberapa guru SMA yang masih mempunyai nilai
kompotensi Matematika yang rendah sehingga ini
berdampak pada penyampaian informasi pelajaran dari
guru ke para murid.
4.3.2. Ketersediaan Media Pembelajaran