• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS IBADAH TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MALL : STUDI KASUS DI EXECUTIVE MUSHOLA GRAND CITY SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS IBADAH TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MALL : STUDI KASUS DI EXECUTIVE MUSHOLA GRAND CITY SURABAYA."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FASILITAS IBADAH

TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MALL

(STUDI KASUS DI EXECUTIVE MUSHOLA GRAND CITY SURABAYA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh : Siti Markhamah

B94212085

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Siti Markhamah, B94212085. Pengaruh Fasilitas Ibadah Terhadap Kepuasan Pengunjung Mall (Studi Kasus di Executive Mushola Grand City Surabaya). Skripsi Program Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Menjalankan sebuah bisnis mall, dalam pemasarannya pengelola harus dapat memahami perilaku konsumen dan berusaha mewujudkan harapannya. Salah satunya adalah menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan pengunjung agar tercipta kepuasan konsumen. Jika kepuasan konsumen telah tercipta, akan timbul loyalitas dari para pengunjung. Fasilitas merupakan salah satu faktor untuk menarik minat penguunjung/konsumen.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya : 1) Adakah pengaruh yang signifikan dari fasilitas ibadah terhadap kepuasan pengunjung mall? 2) Seberapa besar pengaruh fasilitas ibadah terhadap kepuasan pengunjung mall? 3) Bagaimana pengaruh fasilitas ibadah terhadap kepuasan pengunjung mall?. Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan

metode campuran (mix method) dalam menggali data. Metode ini dipilih untuk memperkuat hasil

analisis penelitian.

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa fasilitas ibadah (X) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, dengan nilai taraf kesalahan 0,5 atau 5% dan harga koefisien korelasi yang positif yaitu 0,658, maka arah hubungannya adalah positif dan secara parsial fasilitas ibadah (Executive Mushola) memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung Grand City Surabaya

yang beragama Islam. Selanjutnya hasil analisis regresi dengan nilai t hitung sebesar 8.654, dan t

tabel sebesar 1,985. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (8.654 > 1,985) maka Ho ditolak. Jadi

ada pengaruh secara signifikan dari fasilitas ibadah terhadap kepuasan pengunjung mall. Sedangkan nilai koefisien determinasinya adalah 0,433 atau 43,3%, artinya kontribusi fasilitas ibadah dalam mempengaruhi kepuasan pengunjung mall sebanyak 43,3% .

(6)

DAFTAR ISI

Hal.

JUDUL PENELITIAN (SAMPUL DALAM) ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Sistematika Pembahasan ... 7

BAB II: KAJIAN TEORETIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 9

B. Kerangka Teori ... 11

C. Paradigma Penelitian ... 27

D. Hipotesis Penelitian ... 28

(7)

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi Penelitian ... 32

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 32

D. Jenis Data dan Sumber Data ... 33

E. Variabel dan Indikator Penelitian... 34

F. Tahap-Tahap Penelitian ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 41

B. Penyajian Data ... 49

C. Pengujian Hipotesis ... 81

D. Manajemen Pengelolaan Mushola di Grand City Surabay ... 83

E. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 86

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 91

B. Saran dan Rekomendasi... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 96

(instrumen penelitian seperti form hasil pengumpulan data semisal angket, checklist,

dan sebagainya; kalkulasi perhitungan; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Surabaya sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia setelah Jakarta

menjadi pusat kegiatan perekonomian di wilayah Jawa Timur. Hal itu

menjadikan Surabaya sebagai pusat pendidikan, perdagangan, kebudayaan,

hiburan, industri dan sebagainya. Karena itu sudah jarang terlihat ada lahan

pertanian, persawahan telah diubah menjadi bangunan-bangunan tinggi seperti

perkantoran, perumahan, hotel, tempat wisata, pusat perbelanjaan (mall) dan

lain sebagainya. Mall merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh

masyarakat, selain menjadi tempat untuk membeli barang-barang kebutuhan

sehari-hari tetapi juga bisa sekaligus dijadikan tempat berlibur/rekreasi.

Keberadaan mall atau pusat perbelanjaan yang pada awalnya

merupakan tempat jual beli, tetapi kini telah bertambah fungsi menjadi ruang

publik dan tempat untuk rekreasi serta relaksasi sekedar jalan-jalan

menghabiskan waktu senggang. Masyarakat kota menjadikan mall sebagai salah

satu destinasi wisata yang paling sering dikunjungi, tidak hanya saat hari libur

tetapi juga di hari aktif banyak orang yang datang untuk berkunjung, ini

dikarenakan lokasinya yang berada di perkotaan dan mudah dijangkau dengan

berbagai macam kendaraan serta tidak dikenakan tarif untuk memasuki mall.

Selain itu, berbagai fasilitas pendukung disediakan oleh pengembang

mall untuk membuat pengunjung merasa nyaman dan mau menghabiskan

(9)

2

oleh pengunjung untuk mendapatkan kenyamanan disaat berkunjung, misalnya

seperti toilet, tempat makan, tempat duduk, dan tentunya tempat beribadah.

Fasilitas ibadah yang dimaksudkan disini adalah mushola. Kebanyakan mall

yang ada di Indonesia telah memiliki fasilitas mushola, hal ini dikarenakan

hampir sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam.

Keberadaan mushola di mall dulunya dianggap tidak menjadikan nilai

tambah oleh pengembang. Pengelola mall hanya berfikir keuntungan materi

belaka, seperti membangun area parkir yang sangat luas yang mampu

menampung ratusan mobil dan motor, sedangkan untuk tempat ibadah seperti

mushola hanya disediakan lahan seukuran parkir empat buah mobil. Ukuran

tempat yang kecil mengharuskan orang-orang yang akan melakukan shalat

untuk antri dan selesai salam tanpa sempat berdoa harus langsung bergantian

tempat dengan jamaah lain.1 Tetapi saat ini anggapan pengembang sudah

berbeda, mereka memberikan perhatian terhadap fasilitas ibadah di dalam mall

dengan melakukan pembenahan fisik mushola.

Adanya mushola di pusat perbelanjaan menjadi suatu kebutuhan

tersendiri bagi umat muslim, karena disitulah tempat untuk melakukan ibadah

wajib yang tidak boleh ditinggalkan yakni shalat. Tetapi ada beberapa hal yang

sering dikeluhkan pengunjung terhadap fasilitas tersebut, diantaranya

penempatannya yang sangat jauh dari area pertokoan, kebanyakan berada di

ruang sisa mall seperti di tempat parkir atau lantai bawah tanah. Selain itu ada

beberapa tempat ibadah di mall yang kurang mendapatkan perhatian dari pihak

1

(10)

3

pengembang, sehingga mushola jadi tidak terawat seperti ruangan sholat yang

kotor dan pengap, toilet tidak berfungsi dengan baik, alat sholat yang bau dan

lain sebagainya.

Mushola sebagai tempat ibadah yang difasilitasi oleh mall seharusnya

dijaga kebersihannya bukan hanya pihak pengembang yang bertanggung jawab

untuk merawat dan membersihkannya, tetapi pengunjung yang melakukan

ibadah disana juga harus ikut serta menjaga kebersihan mushola, karena

kebersihan adalah sebagian dari iman dan Allah Mencintai Kebersihan, seperti

yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 108 :

” Allah menyukai orang-orang yang bersih.” 2

Melihat kenyataan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah

muslim, pengembang mall sadar akan pentingnya fasilitas mushola bagi

pengunjung dan mulai memperhatikan keberadaannya. Karena fasilitas mushola

digunakan setiap hari dan sudah menjadi kewajiban bagi pengunjung yang

muslim untuk melaksanakan shalat. Banyak pembenahan yang dilakukan untuk

memaksimallkan fasilitas mushola seperti menjaga kebersihan dan kerapian

tempat ibadah dengan menugaskan cleaning service serta menambah beberapa

fasilitas lainnya, agar pengunjung merasa nyaman berada di mushola maupun di

mall.

Grand City Surabaya sebagai salah satu mall terbesar di daerah

Surabaya, menjadi salah satu pilihan banyak masyarakat untuk berbelanja,

(11)

4

rekreasi dan bermain. Tempat ini selalu ramai dikunjungi setiap harinya, terlebih

jika saat hari libur. Mall yang yang satu ini banyak dikunjungi oleh masyarakat

karena letaknya yang strategis yakni di jalan Walikota Mustajab, Genteng

Surabaya.

Berbagai macam keperluan seperti baju, aksesoris, tas, sepatu,

kosmetik, elektronik dan keperluan rumah tangga tersedia di Grand City

Surabaya, ada juga berbagai makanan dan minuman yang disediakan di bagian

foodcourt serta wahana bermain game zone untuk keluarga. Selain itu juga

disediakan berbagai fasilitas yang menunjang masyarakat untuk berlama-lama

berada di mall diantaranya toilet dan tempat ibadah (mushola). Keberadaan

fasilitas mushola memudahkan pengunjung untuk melaksanakan shalat tanpa

harus keluar mall, yang menarik dari mushola ini adalah namanya yakni

“Executive Mushola”, selain itu mushola juga dijaga kebersihannya agar

pengunjung merasa nyaman melaksanakan shalat, rasa nyaman yang dirasakan

akan berdampak pada kepuasan pengunjung.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai kepuasan pengunjung ditinjau dari sisi fasilitas mushola yang

disediakan mall, adapun judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“Pengaruh Fasilitas Executive Mushola Terhadap Kepuasan Pengunjung Grand

City Malll Surabaya”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, rumusan masalah yang

(12)

5

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari fasilitas ibadah terhadap kepuasan

pengunjung mall ?

2. Seberapa besar pengaruh fasilitas ibadah terhadap kepuasan pengunjung

mall ?

3. Bagaimana manajemen pengelolaan mushola di Grand City Surabaya?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari fasilitas

ibadah terhadap kepuasan pengunjung mall.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fasilitas ibadah terhadap

kepuasan pengunjung mall.

3. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan mushola di Grand

City Surabaya?

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi pembaca maupun pihak yang bersangkutan, diantaranya :

1. Bagi tempat penelitian, penelitian ini dapat digunakan untuk membantu

mengembangkan berbagai fasilitas di dalam mushola.

2. Bagi pihak akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan

refrensi dan bukti empiris yang diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan.

3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khazanah

keilmuan serta pengalaman dalam menganalisis di bidang kepuasan

(13)

6

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasi kegiatan atau memberi

suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. 3 Devinisi

operasional dalam penelitian ini adalah :

1) Fasilitas Ibadah(X)

Fasilitas merupakan sarana maupun prasarana yang penting dalam

usaha meningkatkan kepuasan seperti memberi kemudahan, memenuhi

kebutuhan dan kenyamanan bagi pengguna jasa.4 Sedangkan fasilitas ibadah

merupakan salah satu fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen untuk

melaksanakan ibadah. Indikator fasilitas menurut Tjiptono diantaranya

perencanaan spasial, perencanaan ruangan, perlengkapan/perabotan, tata

cahaya, warna, pesan-pesan secara grafis. Fasilitas ibadah yang dimaksud

dalam penelitian ini merupakan sarana dan prasarana yang tersedia di tempat

ibadah atau mushola dan dimanfaatkan kegunaannya oleh pengunjung mall.

Indikator fasilitas penelitian ini diambil berdasarkan teori Tjiptono, yakni:

a) Desain interior dan eksterior.

b) Kebersihan

c) Perlengkapan

2) Kepuasan pengunjung (Y)

Kepuasan pengunjung adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibanding dengan

3

Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan. Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

4

(14)

7

harapannya. Indikator kepuasan pengunjung menurut Kotler diantaranya

yakni : kinerja (performance), harapan (expectations) dan perbandingan

(comparison).5 Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepuasan

pengunjung adalah perasaan senang yang dirasakan konsummen terhadap

mall yang telah menyedikan fasilitas tempat ibadah. Kepuasan diukur

menggunakan indikator dari teori Kotler, yakni :

a) Konfirmasi harapan pengunjung

b) Minat kunjungan ulang

c) Kesediaan untuk merekomendasikan

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk memberikan gambaran yang cukup jelas tentang penelitian ini

maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi mengenai informasi

materi serta hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun

sistematika penelitian tersebut adalah sebagai berikut:6

BAB I : Pendahuluan, yakni yang mengemukakan latar belakang

masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi

operaional dan sistematika pembahasan.

BAB II : Kajian Teoritik, membahas mengenai penelitian terdahulu

yang relevan, kerangka teori, paradigm penelitian serta hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitian, menguraikan pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, teknik sampling, variabel dan

5

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi Kontrol, jilid satu, Jakarta, Prenhallindo, hal. 36

6

(15)

8

indikator penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

validitas instrumen penelitian serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV : Hasil Penelitian, menyajikan gambaran umum obyek

penelitian, penyajian data, pengujian hipotesis serta analisis data.

BAB V : Penutup, berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian

(16)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu

Skripsi oleh Rangga Ayatullah Putiasukma dengan judul “Fasilitas Ibadah Muslim Di

Pusat Perbelanjaan: Tinjauan Terhadap Aspek Kenyamanan Pengguna”. Menggunakan

metode penelitian kualitatif, permasalahan dibahas dengan menganalisa dan membandingkan

beberapa contoh kasus fasilitas ibadah bagi umat muslim. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa fasilitas ibadah tidak hanya digunakan untuk beribadah, tetapi juga aktifitas lainnya.

Banyak hal yang menentukan bagaimana pengguna bisa merasakan kenyamanan, yaitu akses,

sirkulasi, respon terhadap iklim, pencahayaan, adanya tempat duduk. Hal tersebut menjadi

penting karena fasilitas ibadah bisa berpotensi untuk menambah nilai lebih bagi sebuah pusat

perbelanjaan.

Skripsi oleh Kania Kusuma Dewi dengan judul “Fasilitas Mushola Pada Pusat Perbelanjaan”, dalam penelitian menggunakan studi literature untuk mengkaji data yang ada

dengan metode penelitian kualitatif. Permasalahan yang dianalisa adalah dengan

membandingkan beberapa mushola pada pusat perbelanjaan di Jakarta yang memiliki jumlah,

letak, bentuk, luas, lalu permasalahan akan dikaji sesuai teori pada literatur yang ada. Hasil

penelitian menunjukkan dari ketiga mushola malll yang dijadikan studi kasus, beberapa sudah

memperhatikan keadaan mushola dengan baik dan tidak terkesan hanya sebagai ruang sisa

dan yang lainnya masih terlihat seperti hanya memanfaatkan ruang sisa yang ada.

Skripsi mengenai fasilitas dan kepuasan pengunjung milik Lilik Wahyu Catur

Wibowo yang berjudul “Analisis Pelayanan, Fasilitas, Dan Reputasi Terhadap Loyalitas

(17)

Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali)”. Menggunakan metode riset survey dalam penelitian,

analisis data dengan uji persamaan regresi berganda dan uji hipotesis. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial maupun secara simultan pada

pelayanan, fasilitas dan reputasi, terhadap kepuasan pelanggan dalam melakukan pembelian

kartu IM3. Variabel pelayanan, fasilitas, dan reputasi secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dilihat dari nilai F hitung sebesar 239,684. Nilai

Adjusted R menujukkan bahwa 87,90% kepuasan pelanggan kartu perdana IM3 dipengaruhi

oleh variabel pelayanan, fasilitas dan reputasi, sisanya sebesar 12,10% dipengaruhi oleh

faktor lain diluar penelitian, misalnya pengaruh harga dan produk.

Skripsi lainnya yang berhubungan dengan fasilitas dan kepuasan pelanggan yakni

oleh Mayang Septa Mardiyani dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Fasilitas Terhadap Kepuaan Pelanggan (Studi Pada SPBU 44.594.10 Ds. Wedelan Kec.

Bangsri, Jepara)”. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dan analisis regresi linier

berganda dan uji coba goodness of fit. Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel fasilitas

berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan dengan kualitas pelayanan

merupakan variabel yang palin berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, disusul dengan

fasilitas. Kedua variabel ini berpengaruh sebesar 34,8%, terhadap keputusan pembelian

sedangkan sisanya sebesar 65,2% dipengaruhi oleh variabel lain.

Berdasarkan keempat penelitian diatas, penilitian dengan judul “Pengaruh Fasilitas

Ibadah Terhadap Kepuasan Pengunjung Grand City Surabaya” memiliki beberapa perbedaan

dengan penelitian yang telah disebutkan diatas dan juga memiliki beberapa kesamaan. Berikut

ini ditampilkan dalam bentuk table untuk lebih mudah memahami :

Tabel I. 1

(18)

Nama Pegarang Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

(19)

1. Kajian Tentang Manajemen pemasaran

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau

pengarahan sekelompok orang kearah tujuan orgnisasional.1 Menurut A. Sanusi menyatakan

bahwa manajemen merupakan suatu sistem perilaku manusia yang koperatif yang dipimpin

secara teratur melalui usaha yang terus menerus dan merupakan tindakan rasional.2

Nickels, McHugh and McHugh menyatakan dalam Ernie bahwa menajemen

merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui

rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.3

Selanjutnya pengertian pemasaran, yakni suatu proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.4

Pemasaran juga diartikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan untuk mengantar

barang-barang mulai dari pintu pagaar sampai kedalam batas jangkauan pengunjung.5

Jadi manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,

penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan

1

George R. Terry Dan Leslie A. Ticoalu, 1996, Dasar-Dasar Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, hal.1 2

Bedjo Siswanto, 1990, Manajemen Modern, Sinar Baru, Bandung, hal. 3 3

Ernie Tisnawati, 2005, Pengantar Manajemen, Prenada Media, Jakarta, hal. 6 4

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta, hal. 8 5

(20)

pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu.6 Kotler dan Amstrong menyatakan

bahwa manajemen pemasaran sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian

atas program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan menjaga

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran (target buyer) untuk mencapai

tujuan-tujuan organisasional.7

Ada lima konsep alternatif yang harus dilakukan oleh organisasi dalam

melaksanakan kegiatan pemasaran, yakni : konsep produksi, konsep produk, konsep

penjualan, konsep pemasaran serta konsep pemasaran kemasyarakatan. 8

Kegiatan pemasaran harus dilaksanakan seefektif mungkin agar dapat berdampak

signifikan bagi organisasi. Pemasaran yang tidak efektif dapat membahayakan bisnis karena

dapat mengakibatkan pengunjung yang tidak puas, sedangkan pemasaran yang efektif akan

dapat menciptakan nilai (utilitas) yang kemudian dapat memberikan kepuasan pada

consume. Tujuan kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan

nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya

sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan.

2. Kajian Tentang Kepuasan Pengunjung

Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin yaitu “satis” yang berarti

cukup baik atau memadai, dan “facio” yang berarti melakukan atau membuat. Jika keduanya diartikan secara sederhana akan berarti „upaya pemenuhan sesuatu’ atau „membuat sesuatu memadai’.9

6

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta, hal. 13 7

Philip Kotler Dan Gary Amstrong, 1997, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta, hal. 10 8

Philip Kotler Dan Gary Amstrong, 1997, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta, hal. 10-15 9

(21)

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan

harapan-harapannya.10 Menurut Westbrook & Reilly dalam Tjiptono, kepuasan pengunjung adalah

respon emosional terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengn produk atau jasa.

Respons emosional dipicu oleh proses evaluasi kognitif yang membandingkan persepsi (atau

keyakinan) terhadap objek, tindakan ataau kondisi tertentu dengan nilai-nilai.11

Kepuasan pengunjung adalah dampak dari harapan pengunjung terhadap suatu

produk/jasa sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh dari produk yang

dibeli.12 Berdasarkan definisi kepuasan yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan

bahwa kepuasan adalah perasaan/respon senang atau kecewa terhadap suatu produk/jasa

setelah membandingkan persepsi terhadap kinerja dan harapan pengunjung.

Menurut Keagen dalam buku karya Tjiptono mengemukakan bahwa kepuasan

pelanggan ditentukan oleh dua hal yaitu keluhan dan harapan pelanggan terhadap jasa yang

diterima. Apabila menerima perlakuan yang baik, sesuai dan memuaskan pelanggan akan

merasa terpenuhi harapannya, ditandai dengan adanya perasaan senang. Sedangkan apabila

penerimaan perlakuan kurang baik, tidak sesuai, memberi kesan negatif dan tidak

memuaskan, dianggap bahwa pelayanan yang diberikan tidak sesuai harapan, yang

menyebabkan pelanggan mengeluh, keluhan tersebut menandakan bahwa pelanggan merasa

kecewa.13

10

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi Kontrol, jilid satu, Jakarta, Prenhallindo, hal. 36

11

Fandi Tjiptono, 2006, Pemasaran Jasa, Bayumedia Publising:Mallang. Hal. 349 12

Ujang Sumarwan, 2011, Perilaku Pengunjung Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, edisi kedua, Gahlia Indonesia, Bogor, hal. 387

13

(22)

Ketika pengunjung membeli suatu produk/jasa, maka ia memiliki harapan tentang

bagaimana produk/jasa itu berfungsi (product performance) Harapan tersebut adalah standar

kualitas yang akan dibandigkan dengan fungsi atau kualitas yang sesungguhnya dirasakan

pengunjung. 14 Terdapat beberapa konsep inti mengenai objek pengukuran kepuasan

pengunjung, yakni:15

a. Kepuasan pengunjung keseluruhan, yakni dengan menanyakan secara langsung kepada

pengunjung seberapa puas mereka dengan produk/jasa tertentu.

b. Dimensi kepuasan pengunjung, yakni pengunjung memilih dimensi mana saja yang

memberikan kepuasan, menilai produk atau jasa perusahaan serta membandingkan

produk atau jasa dengan perusahaan lain

c. Konfirmasi harapan, yakni sesuai atau tidak sesuai kinerja produk atau jasa yang

diterima dengan harapan pengunjung.

d. Minat pengunjung untuk pembelian ulang produk atau jasa.

e. Kesediaan untuk merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain.

f. Ketidakpuasan pengunjung terhadap barang atau jasa yang diterima.

Kepuasan pengunjung dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantara faktor-faktor

tersebut yaknikinerja (performance) yang berkaitan dengan fungsi fisik suatu produk dan

peningkatan citra diri, karakteristik produk/jasa, kondisi fisik, kinerja produk, karakteristik

pelanggan, promosi serta pengalaman pengunjung dengan produk/jasa serupa, dengan

membandingkan produk/jasa yang sedang digunakan dengan yang telah digunakan

sebelumnya.16

14

Ujang Sumarwan, 2011, Perilaku Pengunjung Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, edisi kedua, Gahlia Indonesia, Bogor, hal. 387

15

Fandi Tjiptono, 2006, Pemasaran Jasa, Bayumedia Publising:Mallang. Hal. 366 16

(23)

Kepuasan pengunjung dapat diketahui dengan melakukan beberapa metode

pengukuran, menurut Kotler dalam Tjiptono menjelaskan ada 4 metode untuk mengukur

kepuasan pengunjung, diantaranya: 17

a. Sistem Keluhan dan Saran

Suatu perusahaan yang berorientasi pada pengunjung akan memberikan kesempatan

yang luas pada para pengunjungnya untuk menyampaikan saran dan keluhan, misalnya

dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan lain-lain. Informasi dari para

pengunjung ini akan memberikan masukan dan ide-ide bagi perusahaan agar bereaksi

dengan tanggap dan cepat dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul. Sehingga

perusahaan akan tahu apa yang dikeluhkan oleh para pengunjung-nya dan segera

memperbaikinya.

b. Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pengunjung adalah

dengan mempekerjakan beberapa orang (Ghost Shopper) untuk berperan atau bersikap

sebagai pembeli potensial terhadap produk dari perusahaan dan juga dari produk

pesaing. Kemudian mereka akan melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan

dan kelemahan dari produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka

dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga bisa

mengamati cara penanganan terhadap setiap keluhan yang ada, baik oleh perusahaan

yang bersangkutan maupun dari pesaingnya.

c. Lost Customer Analysis

Perusahaan menghubungi para pengunjungnya atau setidaknya mencari tahu

pengunjungnya yang telah berhenti membeli produk atau yang telah pindah pemasok,

17

(24)

agar diketahui penyebab mengapa pengunjung tersebut kabur. Dengan adanya

peningkatan customer lost rate maka menunjukkan adanya kegagalan dari pihak

perusahaan untuk dapat memuaskan pengunjungnya.

d. Survei Kepuasan Pengunjung

Survei dilakukan melalui berbagai media baik melalui telepon, pos, ataupun dengan

wawancara secara langsung. Survey dilakukan kepada pengunjung oleh pihak

perusahaan, kemudian perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik

(feedback) secara langsung dari pengunjung dan juga akan memberikan tanda bahwa

perusahaan menaruh perhatian yang besar terhadap para pengunjungnya.

Kepuasan pengunjung dianggap penting karena penjualan perusahaan berasal dari

dua kelompok dasar, yakni pelanggan baru dan pelanggan yang membeli kembali. Untuk

dapat meningkatkan kepuasan pengunjung, perusahaana perlu menerapkat strategi jangka

panjang dalam pemasaran, diantaranya :18

a. Relationship Marketing, strategi menjalin kemitraan dengan konsumen secara

terus-menerus meskipun proses jual beli selesai.

b. Superior Customer Service, yakni strategi dimana perusahaan berupaya menawarkan

pelayanan yang lebih baik daripada pesaing.

c. Unconditional Service guarantee, yakni memberikan kepuasan kepada konsumen

dengan memberikan garansi atau jaminan untuk meringankan resiko atau kerugian

konsumen

d. Penanganan keluhan yang efisien dengan mengubah perasaan konsumen yang tidak

puas menjadi puas agar kepercayaan konsumen kembali terhadap perusahaan

18

(25)

e. Peningkatan kinerja perusahaan, dengan memberikan pendidikan dan pelatihan

menyangkut komunikasi, salesmanship dan public relations kepada karyawan.

f. Quality Function Deployment, strategi ini untuk menerjemahkan apa yang dibutuhkan

pengunjung menjadi apa yang dihasilkan organisasi dengan melibatkan pengunjung

dalam proses pengembangan produk.

Adanya kepuasan pengunjung dapat memberikan manfaat seperti hubungan antara

perusahaan dan pengunjung menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian

ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk suatu rekomendasi dari

mulut ke mulut yang akan menguntungkan perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik

dimata pengunjung dan laba yang diperoleh dapat meningkat.19

3. Kajian Tentang Fasilitas Mall

Menurut Harvey M Rubenstein dalam Aji Bangun, dijelaskan bahwa :

Traditionally the word ’Malll’ has mean an area usually lined with shade trees and used as a public walk or promenade.” . ”. Secara tadisional kata mall dapat diartikan sebagai suatu daerah berbentuk memanjang yang dinaungi oleh

pohon-pohon dan biasanya untuk jalan-jalan..” 20

Mall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih besar yang

dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu masyarakat, atau koperasi.

Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran, gedung bioskop, dan

seterusnya.21

19

Fandi Tjiptono dan Anastasia Diana, 2001, Total Quality Management, Andi, Yogyakarta, hal. 102 20 Manlian Ronald, A. Simanjuntak dan Armila Adityawati, 2011, “

Analisis Pengaruh Area Pedestrian Terhadap Kemudahan Akses Pengunjung Bangunan Mall di Jalan Asia Afrika-Jakarta”, Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 1, No. 2. ISSN 2087-9334 (135-143), Universitas Pelita Harapan.

21

Abdee Pamungkas, 2012, Pengertian Pasar Menurut Fisik Pasar, (online) Diakses 20 Agustus 2015,

(26)

Pusat perbelanjaan atau Shopping Center merupakan gabungan dari semua bentuk

dari pusat perbelanjaan, yaitu suatu bangunan yang terdiri dari toko-toko kecil sampai

department store dengan bermacam-macam jenis kepemilikan. Bangunan dimiliki oleh

perorangan atau perusahaan tunggal dan pedagangnya menyewa ruangan toko atau lantai

dengan luas sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan sifat penjualannya, shopping center

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu grosir dan retail. Pusat perbelanjaan yang sifatnya

grosir misalnya ITC Mangga Dua, PGS (Pusat Graosir Surabaya), Roxy Mas, dan lain-lain.

Sedangkan pusat perbelanjaan yang sifatnya retail adalah pusat perbelanjaan yang lebih kita

kenal dengan sebutan mall atau plaza, seperti Mall Ciputra, Mall City Of Tomorrow, Delta

Plaza, Pakuwon City, Grand City Surabaya dan sebagainya.

Mall yang banyak dikujungi masyarakat adalah mall yang memiliki desain interior

dan eksterior yang unik dan memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Kenyamanan

dapat diperoleh dari berbagai fasilitas yang disediakan, diantaranya retail atau toko-toko,

café, tempat bermain anak, foodcourt, bioskop, toilet, tempat parkir dan tempat ibadah atau

mushola.22

Fasilitas adalah dimana kebutuhan dan harapan pelangan, baik yang bersifat fisik

maupun psikologis untuk memberikan kenyamanan.23 Fasilitas merupakan sarana maupun

prasarana yang penting dalam usaha meningkatkan kepuasan seperti memberi kemudahan,

memenuhi kebutuhan dan kenyamanan bagi pengguna jasa. Apabila fasilitas yang

disediakan sesuai dengan kebutuhan, maka pengunjung akan merasa puas. Perusahaan yang

memberikan suasana menyenangkan dengan desain fasilitas yang menarik akan

mempengaruhi pengunjung dalam melakukan pembelian. Artinya bahwa salah satu faktor

22

Tri Widianti Natalia Dan Hanson E. Kusuma, 2013, Pola Pengaruh Atribut Mall Terhadap Respon Pengunjung Dalam Mengunjungi Shopping Mall, Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013, Hal. 43

23

(27)

keputusan pembelian dipengaruhi oleh fasilitas yang diberikan oleh penjual yang

dimanfaatkan oleh pengunjung sehingga mempermudah pengunjung dalam proses

pembelian. Apabila pengunjung merasa nyaman dan mudah mendapatkan produk atau jasa

yang ditawarkan oleh penjual, maka pengunjung akan merasa puas. 24

Fasilitas disediakan oleh perusahaan untuk menarik pengunjung dan mempermudah

kegiatan operasional, jadi harus diperhatikan kondisi fasilitas, kelengkapan, desain,

kebersihan dan lain sebagainya. Semakin banyak fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan

maka akan semakin banyak pula peminatnya. Hal ini berlaku dalam dunia bisnis seperti

yang dibahas dalam penelitian ini, yakni pusat perbelanjaan atau lebih dikenal dengan nama

mall.

Selain desain fasilitas, yang juga tak kalah penting adalah tata letak fasilitas, dan hal

tersebut juga berpengaruh signifikan terhadap mood dan respons pengunjung. Menurut

Mudie & Cottam dalam Tjiptono, terdapat enam faktor yang harus dipertimbangkan secara

cermat mengenai tata letak, yakni:25

1. Perencanaan spasial, yakni merancang aspek-aspek seperti proporsi, simetri, tekstur

dan warna untuk menstimulasi respon intelektual maupun emosional.

2. Perencanaan ruangan, faktor ini mencakup perancangan interior dan aritektur seperti

penempatan perabotan, desain aliran sirkulasi dan lain-lain.

3. Perlengkapan/perabotan, berfungsi sebagai sarana pelindung barang-barang berharga

berukuran kecil, tanda penyambutan kepada pengunjung dan sesuatu yang

menunjukkan status pemilik atau penggunanya.

24 Mayang Septi Mardiyani, 2013, “

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan

Pelanggan”, Skripsi, Universitas Diponegoro, hal. 36 25

(28)

4. Tata cahaya, dengan mendesain cahaya dapat menciptakan suasana yang diinginkan

(tenang, damai, segar, riang, gembira dan lain-lain).

5. Warna, dapat mempengaruhi perasaan dan tindakan setiap orang meski respon yang

diterima tiap orang pasti berbeda-beda dan dapat menstimulasi perasaan dan emosi

spesifik. Warna yang digunakan untuk interior fasilitas perlu diselaraskan dengan tata

cahaya yang digunakan.

6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis. Aspek ini terkait dengan faktor

penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, warna, pencahayaan, bentuk

perwajahan lambang, misalnya penunjuk arah dan informasi.

Salah satu fasilitas yang harus diperhatikan oleh pihak pengembang mall yakni

fasilitas tempat ibadah atau mushola. Hal tersebut disebabkan masyarakat Indonesia yang

sebagian besar menganut agama Islam, jadi dibutuhkan tempat ibadah atau mushola untuk

digunakan shalat yang ditempatkan di dalam mall, ini karena pengunjung yang berada di

mall biasanya menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk berjalan-jalan maupun

berbelanja.

4. Kajian Mengenai Fasilitas Mushola

Indonesia termasuk Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Jadi,

kebutuhan akan tempat untuk beribadah sangat besar, karena umat muslim setiap hari

berkewajiban untuk melaksanakan ibadah shalat. Tempat shalat pun tersebar luas hampir

disetiap sudut rumah masyarakat, seberang jalan raya, tempat hiburan, pasar, stadion,

sekolah, mall dan masih banyak lagi. Mall sebagai sebagai salah satu tempat favorit yang

sering dikunjungi masyarakat pun juga menyediakan fasilitas tempat ibadah berupa mushola

(29)

Kebutuhan akan adanya mushola di mall tidak hanya muncul dari para pengunjung,

tetapi juga mereka yang bekerja di mall tersebut. Mall yang kini berfungsi sebagai ruang

publik bukan hanya menjadi tempat pilihan untuk berbelanja, tetapi juga menjadi tepat

rekreasi. Berbagai macam fasilitas ditawarkan, seperti halnya tempat ibadah/mushola.

Menurut Peterson, mushola adalah tempat dimana ibadah dilakukan, meskipun pada

praktiknya istilah ini lebih mengarah kepada sebuah tempat atau lapangan terbuka yang

terletak di luar perkotaan dan digunakan untuk melakukan ibadah.26 Mushola sebagai salah

satu fasilitas ibadah yang disediakan mall, digunakan oleh pengunjung yang beragama islam

untuk melaksanakan ibadah. Kewajiban umat muslim untuk melaksanakan shalat telah

banyak tertulis di dalam Al-Qur’an diantaranya surat An-Nisaa ayat 103

اٗت ق ۡ َم اٗتك ي م ۡ ۡل ىلع ۡت اك لَصل َ

٣

" Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang

beriman.”27

Juga dalam surat Al-Israa ayat 78,

اٗد ۡشم اك ر ۡجفۡل اء ۡرق َ ۖر ۡجفۡل اء ۡرق لۡيَل قسغ ىل س ۡ َشل ك لدل لَصل مقأ

“Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya mallam dan (laksanakan

pula shalat) subuh. Sungguh, shalat subuh itu disaksikan (oleh mallaikat).” 28

Pada surat An-Nisaa ayat 103 dijelaskan bahwa hukum melaksanakan shalat adalah

fardhu (wajib), sedangkan untuk dalil pada surat Al-Israa ayat 78 dijelaskan mengenai

waktu shalat, yakni mulai sesudah matahari tergelincir sampai gelap mallam. Berdasarkan

26

Andrew Peterson, 1996, Dictionary of Islamic Architecture, London, Routledge 27

QS. An-Nisaa Ayat 103, Al-Qur’an Terjemahan Kementrian Agama Republik Indonesia, 2013 28

(30)

kedua ayat tersebut kebutuhan umat muslim terhadap tempat ibadah sangat urgent. Mall

sebagai salah satu tempat kegiata bisnis dan liburan yang setiap hari dikunjungi dan

kadangkala pengunjung bisa menghabiskan waktu mulai dari siang sampai mallam hari di

mall. Pengunjung tidak perlu keluar dari mall hanya untuk mekukan shalat, karena sudah

tersedia fasilitas tersebut.

Mushola atau masjid mall sebagai tempat ibadah harus memiliki fasilitas-fasilitas

yang dapat menunjang kegiatan beribadah, agar orang yang akan melakukan ibadah dapat

melaksanakan ibadah dengan baik. Diantara fasilitas tersebut adalah :29

a. Kiblat (penetapan arah shalat), mimbar (tempat khatib berkhutbah), mihrab (tempat

imam memimpin shalat) dan tempat adzan.

b. Sirkulasi, merupakan jalur pergerakan yang memungkinkan terjadinya sirkulasi

pergerakan manusia, yang dimaksud dengan jalur sirkulasi adalah jalur masuk dan

keluar, jalur dari tempat wudhu menuju tempat shalat antara laki-laki dan perempuan

sebaiknya terpisah agar tidak saling bersinggungan atau bersentuhan.

c. Pencahayaan (lampu) memegang peranan penting, baik itu pencahayaan alami atau

buatan. Pencahayaan harus melingkupi semua tempat di dalam mushola, termasuk

toilet, tempat wudhu dan sebagainya.

d. Air, digunakan untuk bersuci (wudhu) harus bersih dan suci dari najis. Jika air kotor dan

tidak suci orang tidak dapat bersuci dan beribadah.

e. Tempat wudhu dan toilet, fasilitas pendukung ini sangat dibutuhkan di mushola, karena

orang yang akan melaksanakan shalat harus bersuci (wudhu). Keberadaan tempat

wudhu dalam mushola biasanya terintegrasi dengan toilet dan tempatnya terpisah antara

laki-laki dan perempuan.

29

(31)

f. Tempat penitipan barang, meski tidak berhubungan langsung dengan ibadah, tetapi juga

memiliki arti yang penting agar barang bawaan orang yang akan shalat bisa aman.

Fasilitas ini bisa menjadi sangat penting jika pada saat akan beribadah, pengunjung

membawa banyak barang hasil mereka berbelanja dan barang berharga.

g. Pembatas ruang shalat pria dan wanita, fasilitas ini diperlukan agar mushola menjadi

rapi, tidak bercampur antra tempat shalat laki-laki dan perempuan. Contoh metode

pembatasan yang biasanya ada di mushola pada umumnya yakni jamaah laki-laki di

area depan dalam ruangan mushola, sedangkan perempuan di area belakang jamaah

laki-laki yang telah diberi pembatas.

h. Peralatan Shalat, yakni berupa mukenah, sarung, sajadah dan lainnnya, karena tidak

semua orang yang pergi ke mall akan membawa peralatan shalat, keberadaan fasilitas

ini mempermuadah dalam melakukan ibadah.

i. Quran. Selain menjadi tempat untuk shalat, di mushola juga bisa membaca

Al-Quran.

j. Tempat duduk, sebagai tempat beristirahat sebentar sambil menunggu teman atau

keluarga yang belum selesai melaksanakan shalat.

k. Kebersihan, mushola harus terjaga kebersihannya dan harus suci, karena digunakan

untuk beribadah.

Masih banyak lagi fasilitas penunjang mushola, keberadaan berbagai fasilitas

mushola yang disediakan mall tersebut dijadikan peluang untuk menarik pengunjung lebih

banyak lagi untuk mengunjungi tempat tersebut. Tersedianya berbagai fasilitas mall dapat

(32)

dan dirawat dengan baik oleh pengembang, ini dapat menimbulkan kepuasan dan loyalitas

pengunjung terhadap mall tersebut.

C. PARADIGMA PENELITIAN

Paradigm penelitian menurut Sugiyono adalah pola hubungan antara variabel yang

akan diteliti yang mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian, teori untuk merummuskan, jenis dan jumlah hipotesis serta teknik analisis

statistik yang akan digunakan.30

Paradigma penelitian ini dapat dilihat dari gambar berikut ini :

Gambar II.1 Hubungan antar variabel

X : Variabel bebas, yaitu fasilitas ibadah

Y : Variabel terikat, yaitu kepuasan pengunjung

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.31 Adapun

hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ha : Fasilitas ibadah berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengunjung mall

Ho : Fasilitas ibadah tidak pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengunjung mall

30

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 42 31

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 64 X

Fasilitas Ibadah

Y

(33)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (Mixed

method). Penelitian metode campuran adalah pendekatan penelitian yang

mengkombinaskan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk

kuantitatif. Pendektan ini melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian

secara kolektif sehingga kekuatan penelitian semakin besar.1 Metode ini

digunakan karena ingin menghasilkan fakta yang lebih banyak dalam meneliti

masalah penelitian, dengan tujuan untuk melengkapi gambaran hasil studi

mengenai fenomena yang diteliti dan untuk memperkuat analisis penelitian.

Munculnya metode campuran bermula pada tahun1959 saat Campbell

dan Fiske yang tertarik untuk mengonvergensi dan mentriangulasi

sumber-sumber data kuantitatif dan kualitatif pada psikologi dan matriks

multitraid-mulimethod mereka. Kemudian pada awal 1990 gagasan “pencampuran”

(mixing) banyak digunakan oleh para peneliti yang mengembangkan

prosedur-prosedur penelitian berdasarkan metode campuran. Saat ini metode

campuran menjadi kian popular, terutama di bidang ilmu sosial yang begitu

kompleks, dimana jika menggunakan satu metode penelitian saja tidak akan

mampu untuk menjabarkan kompleksitasnya, dari itu digunakan metode

campuran dalam suatu penelitian.2

1

John W. Creswell, 2013, Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Metode Campuran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 5

2

(34)

2

Sebelum menetapkan strategi penelitian yang digunakan, peneliti

mempertimbangkan beberapa aspek penting dalam merancang

prosedur-prosedur penelitian metode campuran. Pertama timing, waktu pengumpulan

data kualitatif dan kualitantif penelitian langsung dikumpulkan sekaligus

dalam satu waktu (konkuren), hal ini lebih efektif daripada menggunakan

metode pengumpulan data secara bertahap (sekuensial).

Kedua, adalah weighting (bobot) atau prioritas yang diberikan antara

metode kuantitatif dan kualitatif, dalam penelitian ini data kuantitatif akan

diutamakan terlebih dahulu, sedangkan data kualitatif sebagai pelengkap dan

pendukung data kuantitatif. Ketiga mixing (pencampuran), yakni

menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif tetapi dijaga keterpisahannya

atau dikombinasikan dengan beberapa cara yang lain. Data kuantitatif dan

kualitatif saling dihubungkan satu sama lain selama tahap penyajian data dan

analisis data. Keempat adalah faktor teorisasi dan perspektif-perspektif

transformasi, merupakan perspektif teoritis apa yang akan menjadi landasan

bagi keseluruhan proses/tahap penelitian.3

Strategi metode campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

strategi Embedded Konkuren, yakni strategi metode campuran yang

menerapkan satu tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu

waktu. Strategi Embedded Konkuren memiliki metode primer yang memandu

proyek dan database sekunder yang menjadi pendukung dalam prosedur

penelitian. Metode sekunder yang kurang diprioritaskan (kualitatif) di

3

(35)

3

tancapkan (embedded) pada metode yang lebih dominan (kuantitatif). Hal

tersebut dilakukan untuk memperkaya deskripsi tentang partisipan yang

menjadi sampel penelitian.4

Proses pencampuran (mixing) antar kedua metode ini ada pada bagian

pembahasan penelitian. Berikut ini ilustrasinya gambarnya: 5

Gambar III.1

Proses mixing metode penelitian

Gambar 1. Strategi Embedded Konkuren(John W. Creswell)

Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah statistik prametris yakni

dan data yang dianalisis berdistribusi normall dan sampel diambil secara

acak. Alat uji statistik yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana

(hubungan diantara dua variabel), yang akan digunakan untuk memprediksi

atau meramallkan besarnya nilai variabel Y bila nilai variabel X ditambah

beberapa kali.

Sebelumnya dilakukan uji korelasi Pearson Product Moment, uji

normallitas, linieritas dan uji multikolinearitas untuk memenuhi uji asumsi

awal sebeum masuk pada uji regresi linier sederhana yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas (X) terhadap variable

terikat (Y).

4

John W. Creswell, 2013, Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Metode Campuran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal.

5

(36)

4

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Executive Mushola Grand City

Surabaya, dimulai pada bulan November 2015 sampai Januari 2016.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang memiliki karakteristik tertentu dan kemudian ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6 Populasi

dalam penelitian ini adalah pengunjung yang beribadah di Executive Mushola

Grand City Surabaya.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.7 menurut Soeharto dalam Mahi M. Hikmat sampel

merupakan objek dari populasi yang diambil melalui teknik sampling.8

Menurut Wibisono dalam Riduwan bahwa teknik pengambilan sampel

apabila populasi tidak diketahui secara pasti maka digunakan teknik sampling

kemudahan. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus : 9

Gambar III. 2 Rumus penentuan sampel

n = Jumlah sampel

Za/2 = nilai yang didapat dari tabel normall atas keyakinan

E = kesalahan penarikan sampel

6

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 80 7

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 81 8

Mahi M. Hikmat, 2011, Metode Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 61 9

(37)

5

Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 95% maka

nilai Za/2 adalah 1,96. Tingkat kesalahan penarikan sampel ditentukan sebesar

10%, maka perhitungan dengan menggunakan rumus diatas yakni :

n = (0,25) ( /2

Berdasarkan perhitungan diatas, sampel yang diambil sebanyak 96,04,

dibulatkan menjadi 100 orang responden untuk memperkecil taraf kesalahan.

Metode sampling yang digunakan yakni sampling incidental, yakni

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang orang yang ditemui itu

cocok sebagai sumber data.10

D. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif merupakan data berupa angka-angka yang diperoleh dari

kuesioner yang telah diisi responden. Data kualitatif berupa hasil dari

wawancara peneliti dengan narasumber. Selain itu ada juga data tambahan

berupa data observasi yang diperoleh dari tempat penelitian.

Sedangkan sumber data penelitiannya adalah :

1. Sumber Primer, sumber utama penelitian yakni pengunjung yang telah

melakukan ibadah di Executive Mushola Grand City Surabaya.

10

(38)

6

2. Sumber Sekunder adalah sumber pendukung penelitian, diantaranya

pihak manajemen takmir Executive Mushola Grand City Surabaya.

E. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel merupakan atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan nantinya untuk ditari kesimpulannya.11 Variabel dalam

penelitian ini terdapat dua macam, yakni :

1. Variabel bebas (Independent), merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain. 12

Variabel bebas dalam penelitiaan ini adalah fasilitas (X).

2. Variabel terikat (Dependent), merupakan variabel yang diakibatkan atau

dipengaruhi oleh variabel bebas.13 Variabel terikat dalam penelitiaan ini

adalah kepuasan pengunjung (Y)

Untuk memudahkan dalam membuat instrument penelitian, ditentukan

indikator yang akan diukur dari setiap variabel, dari indikator kemudian

dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.14 Berikut

indikator-indikator dari kedua variabel diatas :

11

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 38 12

Nanang Martono, 2010, Statistik Sosial, Gava Media, Yogyakarta, hal. 22 13

Nanang Martono, 2010, Statistik Sosial, Gava Media, Yogyakarta, hal. 23 14

(39)

7

Tabel III.1

Variabel dan indikator penelitian

No Variabel Indikator

1 Fasilitas (X)

Desain interior dan eksterior

Kebersihaan Perlengkapan

2 Kepuasan (Y)

Konfirmasi harapan pengunjung Minat kunjungan ulang

Kesediaan untuk merekomendasikan

F. Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini menerapkan beberapa tahapan dalam pelaksanaannya,

diantara tahap tersebut yakni :

1. Identifikasi masalah,

2. Pemilihan masalah

3. Menentukan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

4. Telaah pustaka dan pembentukan kerangka teori

5. Merumuskan hipotesis penelitian

6. Menentukan definisi operasional dari variabel penelitian

7. Membuat instrument

8. Menyebarkan kuesioner kepada sampel yang sudah ditentukan

9. Melakukan uji validitas serta reliabilitas instrumen

10.Mengolah data hasil kuesioner

11.Analisis pengolahan data

(40)

8

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Melakukan wawancara untuk memenuhi data sekunder Peneliti

menggunakan wawancara tersruktur yaitu wawancara yang terdiri dari suatu

daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan telah disusun sebelumnya.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah takmir dan

beberapa pengunjung Executive Mushola Grand City Surabaya.

2. Angket (kuesioner)

Merupakan metode pengambilan data dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab.15 Metode angket dipergunakan untuk mendapatkan data dan

menggali data tentang sesuatu yang berkaitan dengan persepsi kepuasan

pengunjung terhadap fasilitas ibadah di Grand City Surabaya. Angket

disebarkan kepada pengunjung yang telah menggunakan fasilitas ibadah di

Executive Mushola Grand City Surabaya.

Skala yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

skala Linkert, yakni skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.16 Setiap pernyataan

dinyatakan diberi alternatif skor nilai untuk mempermudah dalam mengolah

data dari responden, berikut ini kriteria skor yang ditentukan oleh peneliti :

15

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 142

16

(41)

9

a. Untuk jawaban “Sangat Setuju (SS)” diberi skor 5.

b. Untuk jawaban “Setuju (S)” diberi skor 4.

c. Untuk jawaban “Ragu-ragu (RG)” diberi skor 3.

d. Untuk jawaban “Tidak Setuju (TS)” diberi skor 2.

e. Untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)” diberi skor 1.

3. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono menyatakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, diantaranya adalah

proses pengamatan dan ingatan.17 Adapun observasi dilakukan terhadap

fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Executive Mushola Grand City

Surabaya dan kegiatan yang berlangsung di mushola.

H. Teknik Analisis Data

Proses analisis data menggunakan pola berfikir induktif yaitu proses

pengolahan data dari hal-hal yang khusus dan diperoleh dari responden

kemudian ditarik kesimpulan secara umum.

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul, diantaranya mengelompokkan data

berdasarkan variabel, jenis responden, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis penelitian.18

Untuk keperluan analisis data kuantitatif, peneliti menggunakan

statistik inferensial non parametris, yakni teknis statistik yang digunakan

17

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. hal. 145 18

(42)

10

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi

serta tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi. Berikut ini beberapa analisis

data yang akan digunakan dalam penelitian :

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur

dengan tepat.19 Pengujian validitas pertanyaan yang diajukan adalah

dengan menggunakan metode product moment dari Pearson. Uji validitas

dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel untuk degree of freedom

(df) = n-k, dengan alpha 0,05 dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan

k adalah jumlah item. Kriteria pengambilan keputusan valid tidaknya

suatu kuesioner menurut adalah:

1) Kalau r hitung > rtabel maka kuesioner tersebut valid.

2) Kalau rhitung < rtabel maka kuesioner tersebut tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas merupakan alat untuk mengukur instrument

terhadap ketepatan (konsisten).20 Suatu kuesioner dikatakan reliable

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur

reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu variabel

dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha >0,60

19

Gunawan Sudarmanto, 2013, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS Statistics 19, Mitra Wacana Media, Jakarta, hal. 56-57

20

(43)

11

3. Uji Normallitas

Uji normallitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normall atau tidak. Uji yang dipilih dalam penelitian ini

adalah one sample kol-mogorov-smirnov dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data akan dinyatakan berdistribusi normall jika

signifikansi lebih besar dari 0,05.21

4. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini

biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau

regresi linear. Pegujian pada SPSS dengan menggunakan test for

linearity dengan pada taraf signifinasi 0,05. Dua variabel dikatakan

mempunyai hubungan yang linear bila signifikasi ( linearity ) kurang

dari 0,05.22

5. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa

varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai

prasarat dalam analisis independent sample T Test dan ANOVA.

Asumsi yang mendasari dalam analisis varian ( ANOVA ) adalah

varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai

21

Duwi Priyatno, 2009, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom,Yogyakarta, Hal. 28 22

(44)

12

signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua

atau lebih kelompok data adalah sama.23

6. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan analisis

regresi sederhana. Analisis ini mengestimasi besarnya

koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier,

melibatkan satu variabel bebas yang digunakan sebagai alat untuk

memprediksi besarnya nilai variabel terikat.24

23

Duwi Priyatno, 2009, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom,Yogyakarta, Hal. 31 24

(45)

41

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Grand City Mall Surabaya merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang

ada di Surabaya, resmi dibuka pada tanggal 10 Oktober tahun 2010.1Berada di

bawah naungan PT Hardayawidya Graha, terinspirasi dari Suntec Singapura.

Sebelumnya, pada Maret 2009 event pertama diadakan di Convention &

Exhibition Grand City Surabaya yang letaknya bersebelahan dengan Grand

City Surabaya Mall, ada jalan penghubung (connection) sepanjang 30 meter

untuk pengunjung mall yang ingin ke area pameran melalui tiap lantai mall.

Grand City Surabaya Surabaya terletak di antara Jalan Walikota Mustajab dan

Jalan Kusuma Bangsa berdekatan dengan Stasiun GubengSurabaya.2

Deskripsi singkat mengenai Grand City Surabaya Surabaya yang dikutip

dari website resmi Towering above Surabaya, the iconic Grand City

Surabaya Mall & Convex set to change the face of Surabaya's luxury market. Grand City Surabaya, My City-My Destination. Jam buka setiap hari mulai pukul 10 pagi sampai 10 mallam.

Grand City Surabaya Surabaya sebagai salah satu mall terkenal di

Surabaya memiliki berbagai fasilitas, diantaranya adalah :3

1

Wawancara dengan Bapak Sujak Mardianto (Operasional Mushola) 2

https://id.wikipedia.org/wiki/GrandCitySurabaya diakses pada 23 adesember 2015 3

(46)

Mandiri, BNI, Danamon, Bank Mega, OCBC NISP, Bank BRI, PAnin Bank, Permata Bank, BCA, Bank BTN, CIMB Niaga, Danamon Syariah

2 Bussiness

Center

Terletak di level 2 antara mall dan daerah cembung, dapat disewa per-jam, setengah hari/penuh.

3

Executive Mushola

Mushola berlokasi di level 2 berdekatan dengan kantor manajemen Grand City Surabaya dan tempat belanja.

4

Information Desk

Meja layanan pelanggan disediakan di lokasi yang berbeda di lantai dasar, pintu masuk utama dan pintu masuk timur, menawarkan berbagai layanan yang dirancang khusus untuk membantu kebutuhan berbelanja pengunjung dengan mudah. Layanannya berupa :

1.Hilang/ditemukan, jika kehilangan barang di Mall.

2.Isi ulang/charger ponsel.

3.Mall directory brosur.

4.Kursi roda yang tersedia di pintu masuk utama dan di car

park entrance di lantai dasar.

5

Smooking Room

Disediakan di Level 4 daerah foodloft, tingkat 3 pra-fungsi kawasan konvensi, dan juga di beberapa restoran & kafe di daerah mall.

7 Toilet

Toilet umum di seluruh Mall dilengkapi dengan kebutuhan khusus dan anak kecil/balita , terletak di setiap lantai di timur dan wilayah barat dari mall.

8 Parkir

Tempat parkir di tiap lantai mall yang terhubung dengan convention, total kapasitas parkir dalam ini mampu menampung sekitar 2500 kendaraan. Juga disediakan parkir bagi penyandang cacat dan ladies parkir serta fasilitas valet.

9 Taksi Layanan concierge untuk taksi resmi yang tersedia di pintu

(47)

Shop list A - Z Grand City Surabaya Surabaya

List Shop

ABCDEF

Ace Hardware | Adidas | Aibi | Amour | ATM Center | Ayam Goreng Mama | Ayam Penyet Ria | Baleno | Banana Leaf | Barbie | Barby's | Baskin Robbins | Baskin Robbins | Baso Cup | Batik Keris | BCA | Bebe | Bee Cheng Hiang | Bentoya | Best Denki | BNI Life | Bread Talk | British Council | Cabe Rawit | Cache Cache | Camaieu | Caroline Kosasih | Cempaka Pancake Durian | Century Health | Cery Chan | Cha Time | Charles & Keith | Cincau Station | Cinema XXI and The Premiere | City Games | Class Room | Coconut Island | Color Box | Con Churros | Condotti | Cookies Box | Cool Blog | Cool Kids | Cool Teen | Corn Dogs | Creative Corner | Crocodile | Crocodile Kids | Crystal Jade | D'Crepes | Damn! I Love Indonesia | Danamon | Digital Lounge CIMB Niaga | Dimsum | Dirty Burger | Doner Kebab | E-Cosway | Easy Pizza | Edamame | Edu Travelindo | Emax | Erafone | Es Putar Kelapa Singapore | Esye | Etude House | Excelso | Fossil | Franky Shoes | Fun World Xtropolis.

GHIJKL

Giordano | GNC | Gold's Gym | Golf House | Guess | Hammer | Hanashobu | Happup! | Hapsari | Harman/Kardon | Hero Supermarket | House of Wok | Hush Puppies | Ice Link | Indonesia Chiropratic | Indonesian Heritage | Information Desk | Jaco TV Shopping | Jasmine Ice Cream | Jet Star | Juices &

(48)

Pondok Jenggala | Porong Wei | Prima Fit | Promod | Quickly | Quiksilver | Ria Bistro | Rip Curl | Rotiboy.

STUVWXYZ

Safari Jewellery | Salt & Pepper | Samsat Corner | Samsonite | Samsung | Samuel & Kevin | Sate Soerabadja | Saveur | Seuta HK Waffle | Shao Art Gallery | Sien Fung | Sleep Center | Solaria | Sportindo | Sports Station | Starbucks | Stroberi | Sukibon | Suteki | Tag Heuer | Tammia | Technogas | Teh 63 | Telesindo | The Body Shop | The Executive | The Face Shop | The Freezy Fabulous | The Grand Palace Department Store | The Rocks | The Spaghetti's | Timberland | Time Concept | Toys Kingdom | Urban Icon | Van Laack | Van's | Vince Camuto | Vivere | Wah Kee | Wakai | Warung Budhe'Ndut | Watch Studio | Watch World | Watson | Wendy's | XO Cuisine | XO Suki | Yuki Water Treatment.

Setelah pertokoan di dalam mall, juga terdapat convex yang disewakan

untuk berbagai kegiatan seperti pameran, acara perusahaan, resepsi pernikahan

dan lainnya. Terdapat 4 ruang convex yang disediakan, diantaranya :

a.Exhibition Hall

Ruangan dengan luas 94 x 43 m, yang terletak di lantai dasar (LG). Sangat

cocok digunakan untuk pengembangan pameran, tradeshow dan juga

bisnis hiburan.. (Gambar ada pada lampiran)

b.Convention Hall

Terletak di Level 3, Convention Hall dengan luas 60 x 43 meter.

Multi-fungsional dan fleksibel, memiliki lorong-lorong yang digunakan untuk

Gambar

Gambar II.1
Gambar III.1
Gambar III. 2
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait