Skripsi
Oleh :
Rizqy Arifatul Wachidah
D07213033
PROGAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Rizqy Arifatul Wachidah. 2017. Peningkatan Pemahaman Jenis-jenis Pekerjaan
Mata Pelajaran IPS Melalui Media Scrapbook di Kelas
III MI Manbaul Ulum Mojokerto Tahun Pelajaran
2016/2017.
Penelitian ini dilatarbelakangi pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS
yang masih rendah. Dari 30 siswa terdapat 11 siswa (36,66%) kelas III MI Manbaul
Ulum yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan pemahaman yang telah ditentukan.
Namun, 19 siswa (63,33%) belum paham dan masih mendapatkan nilai di bawah
ketuntasan pemahaman. Untuk itu, peneliti menggunakan media Scrapbook bertujuan
untuk membantu anak dalam meningkatkan pemahaman.
Rumusan masalah: 1) Bagaimana penggunaan media Scrapbook dalam
meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di
kelas III MI Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto ? 2) bagaimana peningkatan
pemahaman jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui media Scrapbook
di kelas III di MI Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto ?.
Sedangkan Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui
penggunaanmedia
Scrapbook dalam meningkatkan pemahaman materi jenis-jenis
pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Manbaul Ulum Japanan Kemlagi
Mojokerto. 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi jenis-jenis
pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui media
Scrapbook di kelas III MI Manbaul
Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto.
Metode penelitian ini menggunakan metode PTK Kurt Lewin. Subjek
penelitian ini terdiri dari 30 siswa kelas III. Tindakan ini menggunakan dua siklus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, serta
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan penerapan media
Scrapbook pada mata
pelajaran IPS ini melalui 2 siklus, dikarenakan aktivitas siswa pada siklus I belum
tercapai 76,6 (cukup), meskipun aktivitas guru pada siklus I sudah tercapai dengan
skor 81,25 (baik). Pada siklus II, hasil aktivitas siswa meningkat menjadi 90 (sangat
baik) dan hasil aktivitas guru meningkat menjadi 90,6 (sangat baik). Pada siklus I
nilai rata-rata pemahaman adalah 76,45 (baik) dengan prosentase ketuntasan
pemahaman 56,66% (sedang), karena pada siklus I belum mencapai indikator
ketuntasan. Pada siklus II nilai rata-rata pemahaman siswa 95,5 (sangat baik) dengan
prosentase ketuntasan pemahaman adalah 96,66% (tinggi).
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR RUMUS ... xvi
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Rumusan Masalah ... 5
C.
Tindakan yang dipilih ... 6
D.
Tujuan Penelitian ... 7
E.
Manfaat Penelitian ... 7
F.
Ruang Lingkup Pembahasan ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
A.
Pemahaman IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan ... 10
1.
Definisi Pemahaman ... 10
2.
Pengertian IPS ... 14
3.
Indikator Ketercapaian Pemahaman IPS ... 17
1.
Pengertian Media Pembelajaran ... 23
2.
Media Scrapbook ... 25
3.
Langkah-langkah Pembelajaran Media Scrapbook ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A.
Metode Penelitian ... 28
B.
Setting Penelitian ... 29
C.
Objek Penelitian ... 29
D.
Rencana Tindakan ... 30
E.
Teknik Pengumpulan Data ... 36
F.
Teknik Analisis Data ... 42
G.
Indikator Kinerja ... 47
H.
Tim Peneliti dan Tugasnya ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A.
Kondisi Sebelum Penelitian ... 49
B.
Siklus Penelitian ... 51
1.
Siklus I ... 51
a.
Perencanaan ... 52
b.
Pelaksanaan ... 52
c.
Observasi ... 57
d.
Refleksi ... 62
2.
Siklus II ... 63
a.
Perencanaan ... 63
b.
Pelaksanaan ... 64
c.
Observasi ... 69
d.
Refleksi ... 75
C.
Pembahasan ... 76
BAB V PENUTUP ... 80
A.
Kesimpulan ... 80
B.
Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
1
A.
Latar Belakang
Dunia pendidikan tak lepas dari adanya interaksi sosial dalam
lingkungan. Baik lingkungan keluarga, dalam sekolah maupun dalam
masyarakat. Interaksi sosial berhubungan dengan keterampilan, sikap dan
norma yang dimiliki seseorang. Dalam pendidikan, hal tersebut dapat
dipelajari dalam ilmu pengetahuan sosial. Ilmu pengetahuan sosial untuk
tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan bidang ilmu-ilmu yang lain.
Ilmu pengetahuan sosial atau yang biasa disingkat IPS ini, ditingkat sekolah
pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai
warga negara yang baik. Dalam pembelajaran IPS siawa harus menguasai
pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitude and
values) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi atau
masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan partisipasi dalam
berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dalam kata lain, ilmu pengetahuan sosial
adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menjadi warga negara yang baik.
1Selain adanya tujuan di atas, mata pelajaran IPS juga memiliki
beberapa tujuan lain. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
1
kehidupan masyarakat dan lingkunggan, memiliki kemampuan dasar untuk
berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial. Serta memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Selain itu, bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan
global.
2Dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas, dituntut untuk
memenuhi seluruh standar pelajaran, diantaranya adalah standar persiapan,
standar proses dan standar hasil. Dalam memenuhi standar pelajaran tersebut,
dibutuhkan adanya unsur-unsur pembelajaran yang memadai seperti guru
yang profesional, media dan alat pembelajaran yang memadai, kelas yang
kondusif, dan lain sebagainya.
Dalam proses pembelajaran IPS, guru harus menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan kondusif. Guru harus mampu
merancang pembelajaran yang variatif dan inovatif sehingga memudahkan
siswa dalam memahami materi pelajaran.
3Pembelajaran inovatif dan variatif
adalah pembelajaran dimana dalam menyampaikan materi, guru tidak hanya
berfokus pada bacaan dalam buku paket dan mengulang penjelasan yang
sama. Guru juga harus bisa memberikan contoh yang berkaitan dengan
2Ibid, Cet.6, 75
kehidupan sehari-hari peserta didik, bukan hanya lewat lisan maupun bacaan.
Hal ini juga perlu ditekankan terutama pada siswa kelas bawah yang memiliki
kemampuan nalar yang masih tergolong rendah. Dengan begitu, pembelajaran
akan lebih berkualitas serta siswa juga lebih mudah memahami apa yang
diajarkan oleh guru.
Pada kenyataannya, dalam proses pembelajaran tidak semua yang
dapat terwujud sesuai harapan. Permasalahan yang terjadi di lapangan belum
sepenuhnya memenuhi seluruh standar pelajaran. Hal ini terjadi di MI
Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto. Hal ini dibuktikan oleh hasil
wawancara guru kelas III. Beliau menjelaskan bahwa masih terdapat banyak
permasalahan yang dihadapi dalam pelajaran IPS, salah satunya adalah
masalah tingkat pemahaman siswa yang masih kurang. Hal ini dapat terlihat
dari jumlah siswa yang sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Dari
jumlah 30 siswa kelas III MI Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto
hanya sebanyak 11 siswa yang mampu mencapai KKM yakni 75. Sementara
19 siswa lainnya belum mencapai target tersebut. Jika diprosentasekan, maka
hanya sebanyak 36,66% siswa yang telah mencapai KKM dan 63,33% siswa
yang belum mencapai KKM.
4Dari penjabaran permasalahan tersebut di atas, dapat diketahui adanya
ketidak seimbangan dalam proses belajar mengajar. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran. Hasil
wawancara dengan guru kelas III untuk mencari penyelesaian dalam
memecahkan masalah tersebut, maka solusi yang dipilih adalah menggunakan
media. Penggunaan media ini didasarkan pada berbagai pertimbangan antara
lain : media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar dapat
membuat siswa lebih tertarik dan aktif dalam proses belajar mengajar, media
yang sesuai dapat memberikan gambaran secara nyata materi yang diajarkan,
media dapat menggambarkan materi dan lebih dikenal dalam keseharian
siswa, media dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa, karena
berhubungan dengan apa yang sering dijumpai siswa di kehidupan sehari-hari.
Media yang dipilih untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran IPS harusnya dapat memberikan kemudahan bagi
siswa dalam memahami materi dan contoh sederhana yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini bertujuan untuk lebih menyederhanakan
pemahaman siswa pada materi pelajaran. Media yang digunakan adalah media
Scrapbook yang dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat aktif dan
tertarik dalam proses belajar mengajar. Karena, semakin siswa tertarik dan
aktif dalam pembelajaran maka perhatian siswa pada materi yang diajarkan
juga akan meningkat, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah
dicapai. Media yang dapat mencakup itu semua adalah media Scrapbook.
Media Scrapbook merupakan suatu cara yang dapat mempermudah
disampaikan. Dalam media ini siswa diminta untuk menempelkan foto
jenis-jenis pekerjaan, sebagaimana mereka akan menempelkannya pada kertas
karton yang telah disediakan dipapantulis, dengan begitu siswa akan
memahami pekerjaan yang memberikan jasa dan barang. Media ini akan
mengubah proses pembelajaran pasif menjadi aktif. Selain itu, dengan media
ini siswa akan didorong untuk berfikir secara logis melalui penjelasan
sederhana yang terdapat pada foto. Media ini sesuai untuk diterapkan pada
siswa kelas bawah karena akan ditampilkan foto sebagai contoh secara
langsung untuk memperkuat penjelasan guru.
Dengan digunakannya media Scrapbook sebagai salah satu inovasi
dalam pembelajaran, diharapkan akan meningkatkan pemahaman siswa materi
jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS. Apabila pemahaman siswa
meningkat, maka nilai yang didapat oleh siswa juga akan meningkat.
Sehingga jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM akan bertambah.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka penulis terdorong
untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“
Peningkatan Pemahaman Materi Jenis-jenis Pekerjan pada Mata Pelajaran
IPS Melalui Media Scrapbook di Kelas III MI Manbaul Ulum Japanan
Kemlagi Mojokerto
”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka masalah yang akan
1.
Bagaimana
penggunaan
media
Scrapbook
dalam
meningkatkan
pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas
III MI Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto ?
2.
Bagaimana peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada
mata pelajaran IPS melalui media Scrapbook di kelas III di MI Manbaul
Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto ?
C.
Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam meningkatkan pemahaman siswa akan mata pelajaran IPS kelas III MI
Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto yaitu dengan menerapkan media
Scrapbook. Kesesuaian media Scrapbook dengan materi yang diajarkan sangat
tepat sekali karena, dapat mempermudah dalam menjelaskan dan memberi
contoh sederhana tentang materi yang disampaikan. Dalam media ini siswa
diminta untuk menempelkan foto jenis-jenis pekerjaan. Sebagaimana peserta
didik akan menempelkannya pada kertas karton yang telah disediakan di
papantulis, dengan begitu peserta didik dapat lebih memahami karakteristik
jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa.
Dengan penggunaan media Scrapbook ini diharapkan peningkatan
pemahaman siswa materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS dapat
D.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1.
Mengetahui
penggunaan
media
Scrapbook
dalam
meningkatkan
pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS di kelas
III MI Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto.
2.
Mengetahui peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan pada
mata pelajaran IPS melalui media Scrapbook di kelas III di MI Manbaul
Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto.
E.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama :
1.
Bagi Sekolah
a.
Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan
penelitian bagi guru-guru dalam menggunakan media Scrapbook.
b.
Meningkatnya kualitas pendidikan sekolah dan mampu mendorong
untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam proses pembelajaran ke
arah kualitas belajar lebih baik.
2.
Bagi Guru
a.
Guru
mendapatkan
pengalaman
dan
keterampilan
dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan beberapa media, salah
b.
Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam pemilihan media
untuk meningkatkan pemahaman siswa terutama pembelajaran IPS.
c.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan proses belajar mengajar di kelas.
3.
Bagi Peneliti
a.
peneliti memperoleh tambahan ilmu pengetahuan baru dari penelitian
tindakan kelas yang sudah dilakukan.
b.
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal bila sudah
menjadi tenaga pendidik.
F.
Ruang Lingkup Pembahasan
Agar Pembahasan penelitian tidak lepas dari ruang lingkup
pembahasan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekaburan dan
kesimpangsiuran dalam pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada pokok
bahasan yang ingin dicapai. Adapun ruang lingkup pembahasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Ruang lingkup kajian dari segi bidang studi hanya difokuskan pada mata
pelajaran IPS kelas 3 semester 2 tahun pelajaran 2016-2017, khususnya
pada aspek pemahaman yang berhubungan dengan kompetensi dasar
“mengenal jenis
-
jenis pekerjaan”.
2.
Subyek penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas 3 tahun pelajaran
3.
Peningkatan pemahaman yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan
kelas ini yang terutama adalah peningkatan pemahaman yang berkaitan
dengan materi
“jenis
-
jenis pekerjaan” dalam proses pembelajaran IPS.
A.
Pemahaman IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan
1.
Definisi Pemahaman
Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
1Pemahaman adalah
kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan
atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
Pemahaman adalah kemampun seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,
memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan
memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi
uraian yang lebih rinci tentang hal yang ia pelajari dengan menggunakan
bahasanya sendiri. Lebih baik lagi apabila siswa dapat memberikan contoh
apa yang ia pelajari dengan permasalahan-permasalahan yang ada di
sekitarnya.
1
Dalam hal ini, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk menghubungkan dengan hal-hal
yang lain. Karena kemampuan siswa pada usia MI masih terbatas, tidak harus
dituntut untuk dapat mensintesis apa yang dia pelajari.
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat
siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian pada proses menjadi
hal yang seyogyanya diprioritaskan oleh seorang guru. Agar penilaian tidak
hanya berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran
ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga
ranah yaitu:
2a.
Ranah Kognitif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir.
b.
Ranah Afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikao, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri.
c.
Ranah Psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampiln motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan ranah kognitif dan ranah
psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan
terhadap pengetahuan dengan menggunakan evaluasi berupa soal essay.
Sedangkan ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan dan
kemampuan bertindak dengan menggunakan evaluasi menjelaskan.
Beberapa istilah lain juga menggambarkan hal yang sama dengan
ketiga domain tersebut diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar
Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah:
penalaran, penghayatan, dan pengalaman. Dari setiap ranah tersebut dibagi
kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara
hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah
laku yang paling kompleks.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
bergubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan
informasi serta pengembangan keterampilan intelektual. Penggolongan ranah
kognitif ada enam tingkatan, yaitu:
3
1)
Pengetahuan, merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif.
Menekankan
pada
proses
mental
dalam
mengingat
dan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa
peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh
sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengn
simbol-simbol, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan
prinsip-prinsip.
2)
Pemahaman, berisikan kemampuan untuk memaknai dengan tepatnya
yang telah dipelajari tanpa harus menerapkannya.
3)
Aplikasi, pada tingkat ini seseorang memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori sesuai dengan
situasi konkrit.
4)
Analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk
dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan
mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah kondisi yang rumit.
5)
Sintesis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan
struktur atau pola dari sebuah kondisi yang sebelumnya tidak terlihat,
dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
6)
Evaluasi, kemampuan untuk memberikan penilaian berupa solusi,
gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Ranah efektif berkenaan dengan sikap, terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak, ada enam aspek yakni gerakan reflek, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, kaharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpreatif.
2.
Pengertian IPS
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para
ahli IPS atau
social studies. Istilah IPS merupakan terjemahan
social studies.
Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang
masyarakat”.
4Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi
politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
4
cabang-cabang ilmu sosial, sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
5Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang
memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan
kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan
sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari
berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komperatif yang berkenaan
dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi,
organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda
budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke
dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitasn yang berkenaan
dengan pembuatan keputusan. Sosiologo dan psikologi sosial merupakan
ilmu-ilmu tentang perilaku seperti kosep peran, kelompok, intuisi, proses
interaksi dan kontrolsosial.
6Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak
1970-an sebagai hasil kesepakat1970-an komunitas akademik d1970-an secara formal mulai
digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.
Pengertian IPS sering disalah-tafsirkan dengan ilmu-ilmu sosial. Secara
konseptual IPS erat hubungannya dengan studi sosial dan ilmu sosial.
7Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang
dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal 171 6
Ibid, 172 7
tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam
mempelajari, menelaah mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang
bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan
masing-masing.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan
yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau
dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan Negara lain, baik yang ada di
masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi
yang mempelajari IPS dapat menghayatimasa sekarang dengan dibekali
pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.
Dengan bertolak dari uraian di depan, kegiatan belajar mengajar IPS
membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial
pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan
yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswadan siswi.oleh karena itu,
guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi
IPS itu.
8Dari kesimpulan di atas IPS adalah ilmu yang mempelajari aspek-aspek
yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. IPS tidak
memusatkan pada satu topik secara mendalam, melainkan memberikan
tinjauan yang sangat luas bagi masyarakat.
8
3.
Indikator Ketercapaian Pemahaman IPS
Menurut Bloom pemahaman merupakan salah satu dari enam tujuan
pengajaran pada kawasan kognitif, yang diantaranya adalah Pengetahuan
(Knowledge), Pemahaman (Comperehension), Penerapan
(Application),
Analisis (Analysis), Sintesis (Synthesis), dan Evaluasi (Evaluation). dari
(Comprehension).
9Pemahaman
(Comperehension)
merupakan
kesanggupan
untuk
menyatukan definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori.
10Menurut Bloom
pemahaman juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti
dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran
yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau
yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan.
11Pemahaman diartikan sebagai proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan, disebut juga kemampuan memahami arti suatu bahan
pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas, atau merangkum.
Peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila dapat memberikan
9 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), 57. 10 Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Deepublish, 2015), 23
penjelasan atau uraian dengan kata-katanya sendiri.
12Sederhananya,
pemahaman adalah seseorang tahu dengan sadar, menyerap hal yang penting
dan membuang yang tidak penting. Contoh pencapaian dari sebuah
pemahaman ialah dapat mengenal rumus, membedakan hubungan sebab
akibat, membedakan, dan mempersamakan.
13Dalam pembelajaran, pemahaman sebagai kemampuan siswa untuk
dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain,
pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Indikator pemahaman
menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih
dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, siswa
belum
tentu
memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar
mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang
dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa
menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk
menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami
konsep dari pelajaran tersebut.
Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi
beberapa indikator. Indikator dari pemahaman itu sendiri yaitu:
a.
Mengartikan
b.
Memberikan contoh
c.
Mengklasifikasi
d.
Menyimpulkan
e.
Menduga
f.
Membandingkan
g.
Menjelaskan.
14Dari beberapa indikator di atas, indikator yang digunakan dalam
memahami materi jenis-jenis pekerjaan adalah guru menjelaskan, siswa
memberi contoh, dan siswa menyimpulkan materi yang diberikan sesuai
kompetensi dasar. Indikator yang tidak digunakan pada pembelajaran ini yaitu
mengartikan, mengklasifikasikan, menduga, dan membandingkan.
4.
Ru
ang Lingkup Materi IPS di Madrasah Ibtida’iyah
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi
sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi
dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari hari yang
ada di lingkungan sekitar peserta didik SD/MI. sedangkan pada jenjang
pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada
jenjang pendidikan tinggi, bobot dan keluasan materi dan kajian semakin
dipertajam dengan berbagai pendekatan.
Dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dipelajari IPS adalah
manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, dengan ruang
14
lingkup kajiannya yang meliputi a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang
bersentuhan dengan masyarakat dan b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial
tentang kehidupan masyarakat. Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran IPS
di tingkat SD/MI meliputi beberapa aspek, yaitu a) manusia, tempat, dan
lingkungan, b) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, c) system sosial dan
budaya, d) perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
5.
Fungsi Pembelajaran IPS
Fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu membekali anak didik dengan
pengetahuan sosial yang berguna untuk masa depannya, keterampilan sosial
dan intelektual dalam membina perhatian serta kehidupan sosialnya sebagai
SDM yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan pendidikan
nasional.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD/MI yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu soaial. Melalui pelajaran IPS, anak akan diarahkan menjadi warga
Negara Indonesia yang demokratis, serta warga dunia yang cinta damai.
156.
Materi Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan
Pekerjaan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu ada pekerjaan yang
dapat menghasilakn barang dan ada juga pekerjaan yang menghailkan jasa.
a.
Pekerjaan yang Menghasilkan Barang
15
Pekerjaan yang menghasilkan barang merupakan pekerjaan seseorang
atau kelompok yang menghasilak barang, baik berupa bahan pangan,
pertanian, perkebunan, pertambangan, dan perikanan maupun
barang-barang penunjang kebutuhan hidup lainnya. Ada beberapa contoh pekerja
penghasil barang diantaranya adalah
1.
Pengrajin
Pengrajin adalah seseorang yang bekerja menghasilkan barang-barang
kerajinan. Bahan-bahan kerajinan bisa dari kertas, kerang, kayu, kaleng
bekas, sabut kelapa, kulit kelapa, tanah liat, dan sebagainya.
Bahan-bahan tersebut dapat dibuat gelang, kalung, celengan, dompet, anyaman,
gerabah, dan sebagainya.
2.
Peternak
Peternak adalah seseorang yang memelihara dan mengembangbiakkan
hewan. Yang tergolong hewan ternak antara lain ayam, burung, itik,
kambing, dan sapi. Peternakan banyak dilakukan di daerah pedesaan.
Pekerjaan ini akan menghasilkan daging, susu, dan telor dari hewan
ternaknya.
3.
Petani
Petani merupakan pekerjaan yang mulia. Mereka bekerja untuk
menghasilkan bahan baku makanan, seperti padi, jagung, tebu, sayuran,
buah-buahan, dan ketela. Bahan-bahan tersebuat akan diolah menjadi
4.
Pembuat makanan
Pembuat makanan merupakan orang yang bekerja membuat makanan,
termasuk minuman. Makanan banyak sekali jenisnya. Ada tahu, tempe,
roti, es, kripik singkong, keripik pisang, getuk pisang, dan sebagainya.
5.
Tukang kayu
Tukang kayu adalah pekerja pembuat barang-barang dari bahan kayu.
Misalnya lemari, meja, kursi, tempat tidur, jendela, dan sebagainya.
Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian. Seorang tukang kayu harus
pandai mengukur dan menghitung panjang dan lebar kayu. Dengan
demikian rangkaiannya akan tepat.
b.
Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa
Pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah jenis pekerjaan seseorang
atau kelompok yang menghasilakn jasa. Jasa yang dihasilakn dapat
bermanfaat bagi orang atau masyarakat yang membutuhkan sehingga ia
memperolah imbalan uang untuk memenuhi kebutuhan ekonomisnya. Ada
beberapa pekerjaan penghasil jasa sebagai berikut
1.
Dokter
Pekerjaan dokter dan paramedis (orang yang bekerja di lingkungan
kesehatan sebagai pembantu dokter) mengabdi untuk kepentingan
kemanusiaan. Selain dokter umum ada dokter spesialis, yaitu dokter
yang menangani penyakit tertentu. Contohnya dokter spesialis dokter
2.
Perawat
Perawat adalah seorang yang bekerja merawat pasien. Biasanya,
perawat bekerja di rumah sakit, pukesmas, atau tempat praktik dokter.
Perawat bertugas membantu kerja dokter.
3.
Pengajar atau Guru
Pengajar atau guru adalah orang yang mengajarkan ilmu kepada orang
lain. Misalnya, dosen (pengajar di perguruan tinggi), guru sekolah, guru
tari, dan guru musik. Ilmu merupakan suatu keahlian yang dimiliki
seorang guru.
4.
Sopir
Sopir adalah orang yang mengemudikan kendaraan. Ada banyak sopir,
misalnya sopir angkutan umum yang melayani penumpang dari terminal
ke terminal yang lainnya. Sopir pribadi melayani majikannya.
5.
Tukang potong rambut
Tukang potong rambut memiliki keahlian memotong rambut. Jenis
pekerjaan ini bisa dilakukan dengan keliling, membuka kios, ataupun
salon. Mereka berjasa dalam merapikan rambut orang lain.
16B.
Media Pembelajaran
Scrapbook
1.
Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”.
17Media
16
merupakan wahana penyaluran informasi belajar atau penyalur pesan. Media
dalam arti secara luas dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa
yang memungkinkan anak didik untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Sementara, Azhar Arsyad mengemukakan bahwa mesia berasal
dari kata medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau
“pengantar”. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan.
18Sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
Pembelajaran merupakan jamak dari kata belajar yang mempunyai kata
dasar ajar. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru atau pendidik
untuk membuat para peserta didik melakukan proses belajar. Kegiatan
pembelajarn tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada
para siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena
ia sedala dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
19Untuk itu
diperlukan usaha yang besar dari pendidik agar peserta didik termotivasi aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
17
Djamarah, Syaiful Bahri & Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hal 136
18
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 3 19
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam proses
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai
penyaji dan penyalur pesan, media pembelajaran dalam hal-hal tertentu bisa
mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media
itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
202.
Media
Scrapbook
Media pembelajaran berupa
Scrapbook
merupakan salah satu media
pembelajaran jenis 3D (tiga dimensi).
Scrapbook
berasal dari dua kata yaitu
scrap
dan
book
.
Scrap
didefinisikan sebagai barang sisa, sedangkan
book
bisa
berarti buku atau lembaran.
Scrapbook merupakan seni dan teknik menghias
album foto keluarga atau pribadi agar penampilannya menjadi lebih indah.
scrapbook tidak sekedar menempel kertas bergambar tetapi juga menuangkan
ekspresi dengan harmonisasi warna, motif, serta bentuk.
21Seni
scrapbook ditemukan di Inggris pada abad ke 15, awalnya untuk
mengkompilasi resep masakan, puisi atau kata-kata indah. Dalam
perkembangannya media dan material
scrapbook menjadi lebih bervariasi.
Tidak hanya pada album foto tetapi pada bingkai atau frame atau media lain
yang memiliki permukaan rata. Materialnya pun tidak terbatas pada kertas,
20
Ibid , hal 136 21
aneka benda bekas pakai pun bisa dimanfaatkan, seperti pernik kecil dari
plastik.
22Secara lebih luas S
crapbook
merujuk kepada satu cabang seni yaitu
kreatifitas menempel foto dengan menggunakan media kertas dan menghiasnya
sehingga menjadi sebuah karya kreatif. Media ini berupa
handmade
yang dibuat
dari kertas asturo maupun kertas karton.
Scrapbook
disebut seni membuat
kliping poto dan media cetak yang berbahan
paper craft
.
Scrapbook juga
disebut media pengabadian moment penting melalui seni mengatur, kertas,
hiasan, dan foto dalam satu bingkai yang indah.
23Penggunaan media
Scrapbook
dalam pembelajaran diharapkan siswa
akan termotivasi, bergairah, berminat dan dapat meningkatkan aktivitas
belajarnya sehingga dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan.
3.
Langkah-langkah Pembelajaran Media
Scrapbook
Adapun Langkah- langkah penerapan media Scrapbook yakni:
24a.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD
b.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (tidak harus berkelompok)
c.
Guru menunjukkan media Scrapbook tentang jenis-jenis pekerjaan
d.
Guru menjelaskan sebagian pengertian jenis-jenis pekerjaan
22
Iva Hardiana, terampil membuat 50 kreasi scrapbook cantik pada frame, (Jakarta:PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA, 2006), hlm. 4
23
Astir Novia dan Natar Adri, Bisnis Sampingan Modal<5 juta (jakarta : Penebar Swadaya Grub, 2011), 206
24 Rachmad Widodo, Model Pembelajaran Reka Cerita Gambar (21 November 2009),
e.
Setiap kelompok akan mendiskusikan tentang jenis-jenis pekerjaan
f.
Setiap perwakilan kelompok akan menempelkan gambar jenis-jenis
pekerjaan kertas karton atau pada kertas karton yang telah disediakn oleh
guru
g.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang jenis-jenis pekerjaan
h.
Setiap kelompok mendapatkan lks dari guru untuk mengerjakan soal
i.
Evaluasi
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Deskriptif Kualitatif, bertujuan untuk mendeskripsikan
peristiwa-peritstiwa yang terjadi secara alami melalui pengumpulan data, yang
selanjutnya dipaparkan dalam bentuk kalimat. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).1
Metode penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian ini berkolaborasi
dengan guru kelas sebagai mitra dalam rangka perbaikan mutu pada
pelaksanaan proses pembelajaran serta solusi dalam memperbaiki masalah
yang terdapat di kelas. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga
macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.
Sedangkan manfaatnya adalah untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikembangkan bahwa, metode
penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan dalam suatu pengetahuan tertentu sehingga
1
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.2
Secara lebih luas dapat dikatakan penelitian tindakan kelas adalah
suatu penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk peningkatan mutu atau pemecahan masalah
pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan
atau akibat tindakannya.
Sesuai dengan namanya, penelitian tindakan kelas dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri, beriringan dengan proses pembelajaran sehingga
PTK tidak dilakukan di kelas-kelas khusus. Seorang ahli dibidang
penelitian, yaitu Arikunto menjelaskan pengertian PTK secara lebih
sistematis sebagai berikut:3
1. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu obyek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi penelitian.
2. Tindakan diartikan sebagai suatu gerakan kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujauan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas diartikan sebagai sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 6
3
Dari ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud PTK adalah suatu usaha
menelaah suatu obyek dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar
mengajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
Berdasarkan jenis penelitian rancangan atau desain PTK yang
digunakan adalah menggunakan PTK Model Kurt Lewin yang dalam alur
penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah: (1) Perencanaan (plan), (2)
Melakukan tindakan (act), (3) Melaksanakan pengamatan (observe), (4)
Mengadakan refleksi/analisis (reflection).
Secara sederhana alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
sebagai berikut:4
[image:38.612.153.510.255.588.2]
Gambar 3.1 Siklus Model Kurt Lewin
Penjelasan dari gambar penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin
adalah sebagai berikut:
4
a) Perencanaan (planning), tahap ini kegiatan dilakukan dengan guru
membuat RPP, serta mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung
yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam
dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
b)Tindakan (acting), peneliti harus melakukan tindakan yang telah
dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi
kegiatan awal, inti, dan penutup.
c) Pengamatan (observing), yaitu mengamati siswa dalam proses
kegiatan pembelajaran, memantau diskusi, kerjasama antar siswa
dalam kelompok, memahami pemahaman tiap-tiap anak terhadap
penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan
tujuan PTK.
d)Refleksi (reflecting), mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil
observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat
kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus
berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan sasaran dalam
penelitian ini adalah MI Darul Karomah Sidoarjo pada siswa kelas V yang
berjumlah 42 siswa. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 2017.
PTK ini melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur
yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
peningkatan kemampuan menjelaskan siswa pada materi
peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia mata pelajaran IPS melalui
metode pembelajaran Mind Mapping.
Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V
MI Darul Karomah Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017, dengan jumlah siswa
42 siswa dengan 15 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. Kurikulum
yang digunakan adalah Kurikulum KTSP 2006.
Objek yang diteliti peneliti adalah hasil belajar peserta didik pada
materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia mata
pelajaran IPS melalui metode pembelajaran Mind Mapping di MI Darul
Karomah Sidoarjo. Hasil belajar yang dimaksud adalah perolehan hasil tes
peserta didik yang ditentukan dengan nilai yang masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
C. Variabel yang Diselidiki
Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel peningkatan
hasil belajar IPS materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di
Indonesia melalui metode Mind Mapping kelas V di MI Darul Karomah
Sidoarjo. Di dalam variabel tersebut terdapat beberapa variabel yaitu:
1. Variabel input: Siswa kelas V MI Darul Karomah Sidoarjo
2. Variabel proses: Penerapan metode pembelajaran Mind Mapping
3. Variabel output: Peningkatan hasil belajar IPS materi
peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia.
Sesuai dengan rancangan penelitian, penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam dua siklus.
a. Siklus I
1) Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus pertama disusun
berdasarkan hasil observasi kegiatan pra siklus. Rancangan
tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa antara lain:
a. Menentukan waktu pelaksanaan perbaikan, sekaligus
melakukan kesepakatan bahwa penelitian akan
mempraktekkan RPP dan guru bertindak sebagai obsever.
b. Pembuatan instrumen penelitian berupa instrumen observasi
guru dan instrumen observasi aktivitas peserta didik.
c. Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran.
d. Menyiapkan RPP yang sesuai dengan Kompetensi Dasar untuk
materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di
Indonesia dengan menggunakan metode Mind Mapping.
e. Membuat instrumen penilaian untuk mengukur pemahaman
peserta didik.
f. Peneliti menentukan kriteria keberhasilan.
2) Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran pada
materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia
dilakukan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun untuk siklus I. Adapun rincian pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
3) Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan
penilaian untuk mengetahui pemahaman peserta didik.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, sikap peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru (peneliti) dan
peserta didik dalam proses pembelajaran ini diamati dengan
menggunakan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk
selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan dasar untuk
menyusun perencanaan tindakan berikutnya.
4) Refleksi
Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus I. Kegiatan yang
dilakukan antara lain: a) menganalisis tindakan siklus I, b)
mengevaluasi hasil dari tindakan siklus I, c) melakukan pemaknaan
dan penyimpulan data yang diperoleh.
b. Siklus II
Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan
refleksi dan hasil analisis pada siklus I. Dari hasil tersebut peneliti
melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
dengan memperlihatkan kekurangan dan kendala-kendala yang
terjadi pada siklus I.
b. Menyiapkan lembar kerja, sebagai penerapan metode Mind
Mapping
c. Menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari
hasil pemahaman peserta didik.
d. Membuat format penilaian serta menyiapkan sarana dan
prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.
e. Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian tindakan kelas.
f. Menentukan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam
penelitian ini peserta didik dikatakan berhasil apabila mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM dengan nilai 75).
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II peneliti dibantu
guru mata pelajaran IPS dalam melakasanakan skenario
pembelajaran seperti yang telah direncanakan dalam RPP. Seperti
dan peneliti sebagai guru dalam menerapkan tindakan
pembelajaran.
3) Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan
mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung
untuk melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan metode
pembelajaran Mind Mapping di kelas V MI Darul Karomah
Sidoarjo. Pengamatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua
masalah atau kekurangan pada pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping.
b. Meneliti dan menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian
seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan
kegiatan peserta didik, lembar pengamatan kegiatan guru, dan
lembar kerja peserta didik.
4) Refleksi
Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus II. Kegiatan yang
dilakukan yaitu: a) menganalisis tindakan siklus II, b)
mengevaluasi hasil dari tindakan siklus II, c) melakukan
penyimpulan data yang diperoleh. Hasil dari refleksi siklus II ini
dijadikan dasar dalam penyusunan laporan hasil penelitian.
E. Data dan Cara Pengumpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), data adalah
informasi yang mempunyai makna untuk keperluan tertentu. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif berasal dari hasil deskripsi wawancara
dan observasi. Sedangkan data kuantitatif berasal dari pengambilan
data nilai tes peserta didik, lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas
peserta didik.
2. Sumber data
Sumber data dalam PTK sebagai berikut:
a. Siswa
Dari sumber data peserta didik, untuk mendapatkan data
mengenai hasil peningkatan hasil belajar IPS peserta didik materi
peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia
dengan menggunakan meode Mind Mapping.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode
pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar peserta didik
mata pelajaran IPS materi peninggalan-peninggalan sejarah
Hindu-Budha di Indonesia.
c. Teman sejawat/ Kolaborator
Teman sejawat/kolaborator dimaksudkan sebagai sumber
data untuk melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik
3. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk
mengumpulkan data selama proses penelitian, yaitu:
a. Tes
Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data
dimana dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam
instrumen, peserta di dorong untuk menunjukkan penampilan
maksimalnya.5 Subyek dalam hal ini adalah peserta didik kelas V
harus mengisi item-item yang ada dalam tes yang telah disedikan,
guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Khususnya dalam mata pelajaran IPS materi
peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia. Tes yang akan
dilakukan pada penelitian ini adalah tes pada setiap akhir tindakan,
dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan hasil
belajar IPS materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha
di Indonesia dengan menerapkan metode Mind Mapping.
b. Observasi
Observasi adalah upaya merekam peristiwa dan kegiatan
yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan
5
atau tanpa alat bantu.6 Observasi dilakukan untuk mengamati
kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data
tentang keadaan subyek penelitian yang meliputi aktivitas siswa
dan aktivitas guru terhadap kegiatan pembelajaran selama
berlangsungnya penelitian tindakan. Dalam penelitian ini observasi
merupakan alat bantu yang digunakan peneliti ketika
mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap objek yang diteliti.
c. Wawancara
Wawancara secara umum adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya
jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan.7 Ada dua jenis wawancara yang
sering digunakan dalam pengumpulan data, yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas V mata pelajaran IPS.
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data awal tentang
proses pembelajaran sebelum dilakukan penelitian.
6
Tatag Yuli Eko Siswanto, Mengejar dan Meneliti Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, (Bandung: Unesa University Press, 2008), hal. 25
7
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada
responden atau tempat, dimana responden pertempat tinggal atau
melakukan kegiatan sehari-hari.8 Metode ini dilakukan dengan
melihat dokumen-dokumen resmi seperti, catatan-catatan serta
buku-buku peraturan yang ada. Dokumen sebagai metode
pengumpulan data adalah setiap pertanyaan tertulis yang disusun
oleh seorang atau lembaga untuk keperluan penguji suatu peristiwa
atau penguji akunting.9
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
arsip nilai peserta didik kelas V mata pelajaran IPS materi
peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia di MI
Darul Karomah Sidoarjo.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara
kuantitatif dan kaulitatif. Berikut dijelaskan paparan kedua teknik tersebut.
1. Teknik kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
kuantitatif. Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil tes pembelajaran
IPS materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia
dengan metode Mind Mapping pada siklus I dan siklus II.
8
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hal. 81 9
2. Teknik kualitatif
Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk
kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan
dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif),
afektif, aktifitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran dapat
dianalisis secara kualitatif. Digunakan untuk menganalisis data hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase
ketuntasan belajar peserta didik setelah proses belajar mengajar
berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir siklus.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana berikut:
a) Penilaian tes
Penilaian tes ini diperoleh dari hasil tes peningkatan
kemampuan menjelaskan peninggalan-peninggalan sejarah
Hindu-Budha di Indonesia berbentuk tes tulis soal berupa uraian dan kuis.
Data dari hasil tes yang telah diperoleh, untuk menghitung rata-rata
nilai yang diperoleh peserta didik, maka peneliti menggunakan
diperoleh dari pengumpulan data dimana besarannya bersifat
kuantitas dan tidak bervariasi.10
Dinyatakan dengan menggunakan rumus:
Nilai Perolehan Akhir = ×
Setelah nilai peserta didik diketahui, peneliti menjumlahkan
nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah
peserta didik tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Untuk
menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus
=
∑∑
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
∑ x = Jumlah semua nilai
∑N = Jumlah peserta didik
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
= × 100
Keterangan:
P = Prosentase yang akan diberi
f = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah seluruh peserta didik
10
Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar yang
[image:51.612.157.489.156.509.2]dikelompokkan dalam lima kategori keseluruhan sebagai berikut:11
Tabel 3.1
Kriteria ketuntasan/kelulusan belajar siswa Taraf
Keberhasilan
Arti
81-100% Tinggi Sekali
61-80% Tinggi
41-60% Cukup
21-40% Rendah
<20% Rendah Sekali
b) Observasi
1. Guru
Observasi terhadap guru sebagai pengajar, akan dicari
persentase kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPS
dengan menggunakan metode Mind Mapping materi
peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di Indonesia.
Adapun analisis observasi dihitung menggunakan rumus:12
Nilai perolehan Akhir = × 100
Setelah menghitung tahap-tahap kegiatan observasi guru,
dapat diketahui berapa besar nilai keseluruhan observasi guru
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hal. 109
12
dalam proses belajar mengajar dengan penghitungan skor yang
diperoleh dengan skor maksimal. Apabila masih kurang dari
ketentuan skor perolehan akhir, maka akan dilaksanakan proses
pembelajaran ulang.
2. Peserta didik
Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari skor
nilai keseluruhan hasil belajar peserta didik pada saat proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Mind Mapping
materi peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Budha di
Indonesia. Adapun analisis observasi dihitung menggunakan
rumus:
Nilai Perolehan Akhir = × 100
G. Indikator Kinerja
Penelitian ini dianggap selesai apabila indikator kinerja dalam PTK
ini tercapai. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah:
a. Rata-rata hasil belajar IPS siswa MI Darul Karomah sebesar 75
b. Prosentase ketuntasan belajar klasikal ≥80%
c. Skor keaktifan guru 80
d. Skor keaktifan peserta didik 80
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang sifatnya
mata pelajaran IPS kelas V yang mengajar di MI Darul Karomah Sidoarjo.
Peneliti dan guru terlibat langsung dan sepenuhnya dalam perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklusnya.
1. Peneliti
Nama : Alfi Rosyidah Hanif
NIM : D07213001
Jabatan : Mahasiswa PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya
Tugas :
Perencanaan penelitian, menyusun RPP, menyiapkan media
dan sumber yang dibutuhkan dalam pembelajaran
Pelaksanaan tindakan penelitian
Bertanggung jawab atas kegiatan pembelajaran
2. Guru kolaborasi
Nama : Abdul Hamid
Jabatan : Guru mata pelajaran IPS kelas V MI Darul Karomah
Tugas :
Sebagai pengamat proses kegiatan pembelajaran
Turut merefleksi hasil observasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti memaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Peninggalan-peninggalan Sejarah Hindu-Budha di Indonesia dengan
Metode Mind Mapping pada Kelas V di MI Darul Karomah Sidoarjo”.
Adapun beberapa hal yang akan dipaparkan pada hasil penelitian ini
berupa data-data yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian
hingga tujuan penelitian ini tercapai melalui beberapa perbaikan dalam
penerapan metodenya.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2
siklus, yakni siklus 1 dan siklus 2. Dalam setiap siklus terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan
refleksi. Data-data yang diperoleh oleh peneliti pada setiap siklusnya
antara lain berisi data hasil belajar siswa, data hasil observasi aktivitas
guru, dan data hasil observasi aktivitas siswa.
1. Pra Siklus
Tahap ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti dalam
mengumpulkan data dari hasil wawancara dan pre tes. Peneliti
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS pada tanggal
27 Februari pada pukul 10.00 WIB. Wawancara ini dilakukan untuk
pembelajaram yang dilakukan guru dan siswa. Selain melakukan
waawa